2
Pendahuluan
3
Pengertiian Wakaf
Kata Wakaf berasal dari bahasa Arab, yaitu “waqf” yang berarti
menahan, berhenti atau diam.
4
Abdoerraoef
“
Wakaf adalah menyediakan suatu
harta benda yang dipergunakan hasilnya untuk
kemaslahatan umat. Dalam pandangan Islam,
istilah pandangan umum harta tersebut adalah
milik Allah, dan oleh sebab itu persembahan itu
adalah abadi dan tidak dapat dicabut kembali
(diambil kembali oleh sipewakaf).”
5
Pengertian secara Yuridis
Rumusan dalam Pasal 215 ayat 1 Kompilasi Hukum Islam (KHI) disebutkan bahwa
wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau kelompok orang atau badan hukum
yang memisahkan sebagian dari benda miliknya dan melembagakannya untuk
selama-lamanya guna kepentingan ibadat atau keperluan umum lainnya sesuai
dengan ajaran Islam.
6
4 (empat) Rukun atau Unsur Wakaf
7
Bentuk-Bentuk Wakaf
8
Wakaf Ahli
Wakaf ahli ialah wakaf yang diperuntukan kepada orang- orang
tertentu, seseorang ataupun lebih, baik keluarga sang wakif
ataupun bukan.
Wakaf ahli pula kerap diucap wakaf dzurri ataupun wakaf‘ alal
aulad
9
wakaf ahli ini memiliki 2 aspek kebaikan, yaitu:
10
Wakaf Khoiri
Wakaf khoiri ialah wakaf yang secara tegas buat kepentingan
keagamaan ataupun kemasyarakatan( kepentingan umum). Wakaf
ini diperuntukan buat kepentingan universal dengan tidak terbatas
pada aspek penggunannya yang mencakup seluruh aspek buat
kepentingan serta kesejahteraan umat manusia pada biasanya.
11
Dari tinjauan penggunaannya, wakaf ini lebih banyak khasiatnya
dibanding wakaf pakar, sebab tidak terbatasnya pihak- pihak yang
mengambil khasiat.
Sebetulnya tipe wakaf ini yang cocok dengan hakikat wakaf serta
secara substansial, wakaf ini pula ialah salah satu metode
membelanjakan( menggunakan) harta di jalur Allah
12
Ditinjau dari segi pelaksanaannya,
terdapat 2 bentuk wakaf
13
Wakaf Syuyu’
wakaf syuyu’ adalah wakaf yang pelaksanaannya dilakukan secara
gotong-royong, dalam arti beberapa orang berkelompok
(bergabung) menjadi satu untuk mewakafkan sebidang tanah
(harta benda) secara patungan dan berserikat.
14
Syarat Sahnya Wakaf
15
Wakaf dinyatakan legal apabila sudah terpenuhi 4 (empat)
rukun atau unsur serta syaratnya sebagai berikut.
16
Syarat Pertama, Pemberi Wakaf (waqif)
Seseorang wakif disyaratkan orang yang sanggup buat
melaksanakan transaksi, antara lain umur balig, berakal serta tidak
dalam kondisi terpaksa.
17
Syarat Kedua, yang Diwakafkan (mauquf)
Harta yang diwakafkan ialah benda yang jelas bentuknya,
kepunyaan orang yang mewakafkan, dan khasiatnya yang bertahan
lama buat digunakan..
Harta wakaf bisa pula berbentuk duit modal, misalnya saham pada
industri, serta berbentuk apa saja. Yang terutama dari pada harta
yang berbentuk modal yakni bisa dikelola dengan sedemikian rupa
sehingga mendatangkan kemaslahatan serta keuntungan.
18
Syarat Ketiga, yang Diberi Wakaf (nadzir)
Pada ketentuan berikut, dibagi kepada 2 bagian.
20
Apakah Alih Fungsi Wakaf
Dapat Terjadi ?
21
Alih Fungsi Wakaf Berdasarkan Undang-Undang Republik
Indonesia No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf
b. Disita; d. Dijual;
e. Diwariskan.
22
Dalam keadaan tertentu dapat dilakukan perubahan jika tanah wakaf sudah
tidak sesuai dengan tujuannya, sebagaimana seperti yang sudah diikrarkan
oleh Wakif atau kepentingan umum yang mengkehendaki. lagi dengan tujuan
awal yang telah diikrarkan, yakni untuk memberikan manfaat untuk
kepentingan umum.
23
Alih Fungsi Tanah Wakaf Dalam Hukum Islam
Menurut Pernyataan Wasit Aulawi, perubahan status penggantian benda dan tujuan
wakaf, sangat ketat pengaturannya dalam mazhab Syafi‟i. Namun dalam keadaan
darurat dan prinsip maslahat dikalangan para ahli hukum Islam mazhab lain,
perubahan itu dapat dilakukan. Ini disandarkan pada pandangan agar manfaat
wakaf itu tetap berlangsung sebagai shadaqah jariyah, tidak mubazir karena rusak,
tidak berfungsi lagi dan sebagainya. Semua perubahan itu dimungkinkan
berdasarkan pertimbangan agar tanah atau harta wakaf itu tetap mendatangkan
manfaat
24
Sistematika Wakaf Dalam
Kompilasi Hukum Islam
25
Di dalam KHI tertuang tiga bahagian buku. Buku pertama tentang
perkawinan, buku kedua tentang hukum kewarisan, dan buku ketiga tentang
perwakafan. Diantara 229 pasal yang termuat oleh KHI sebanyak 15 pasal
membicarakan soal perwakafan. Pembicaraan mengenal wakaf dalam KHI
itu, dimulai dengan pasal 215 sampai dengan pasal 229, yang rinciannya
adalah sebagai berikut:
26
a) Bab I Ketentuan Umum, Bab ini terdiri dari tujuh pasal yang memuat
ketentuan umum dari perwakafan.
27
c) Bab III Tata cara perwakafan dan pendaftaran benda wakaf, Pada bab III
ini mengandung beberapa kandungan, yang rinciannya adalah sebagai
berikut:
1) Bagian kesatu berisikan tata cara perwakafana yang terdiri dari satu pasal
dan empat ayat
2) Bagian kedua, memuat pendaftaran benda wakaf yang terdiri dari hanya
satu pasal dan satu ayat sebagai inti darinya adalah penentuan tempat
pendaftaran benda wakaf dan penunjukkan petugas wakaf.
28
d) Bab IV Perubahan penjelasan dan pengawasan benda wakaf,
30
Thanks!
Any questions?
31