Anda di halaman 1dari 31

Syarat Sahnya Wakaf

Menurut Hukum Islam


Oleh:
 I Kadek Sabda Pujangga (1904551107)
 I Dewa Made Daghanam Prabu (1904551115)
 Noer Wahyu Adjiepradana (1904551117)
 Putu Galuh Luwihari Arkananda (1904551129)
 Putu Jayanti Adelia Masridewi (1904551147)
 Rosalinda Geeta Sakavati Hidayat (1904551158)
 Bernika Gretsly Fadila (1904551159)

2
Pendahuluan

3
Pengertiian Wakaf

Kata Wakaf berasal dari bahasa Arab, yaitu “waqf” yang berarti
menahan, berhenti atau diam.

Menurut istilah syar’i, wakaf adalah suatu uangkapan yang


mengandung penahanan harta miliknya kepada orang lain atau
lembaga dengan cara menyerahkan suatau benda yang kekal
zatnya untuk diambil manfaatnya untuk kebaikan.

4
Abdoerraoef


Wakaf adalah menyediakan suatu
harta benda yang dipergunakan hasilnya untuk
kemaslahatan umat. Dalam pandangan Islam,
istilah pandangan umum harta tersebut adalah
milik Allah, dan oleh sebab itu persembahan itu
adalah abadi dan tidak dapat dicabut kembali
(diambil kembali oleh sipewakaf).”

5
Pengertian secara Yuridis
Rumusan dalam Pasal 215 ayat 1 Kompilasi Hukum Islam (KHI) disebutkan bahwa
wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau kelompok orang atau badan hukum
yang memisahkan sebagian dari benda miliknya dan melembagakannya untuk
selama-lamanya guna kepentingan ibadat atau keperluan umum lainnya sesuai
dengan ajaran Islam.

6
4 (empat) Rukun atau Unsur Wakaf

▧ Orang yang berwakaf (waqif);


▧ Benda yang diwakafkan (mauquf );
▧ Penerima wakaf (nadzir);
▧ Lafaz atau pernyataan penyerahan wakaf.

7
Bentuk-Bentuk Wakaf

8
Wakaf Ahli
Wakaf ahli ialah wakaf yang diperuntukan kepada orang- orang
tertentu, seseorang ataupun lebih, baik keluarga sang wakif
ataupun bukan.

Wakaf ahli pula kerap diucap wakaf dzurri ataupun wakaf‘ alal
aulad

9
wakaf ahli ini memiliki 2 aspek kebaikan, yaitu:

1) Kebaikan bagaikan amal ibadah wakaf,

2) Kebaikan silaturrahmi terhadap keluarga yang diberikan harta


wakaf.

10
Wakaf Khoiri
Wakaf khoiri ialah wakaf yang secara tegas buat kepentingan
keagamaan ataupun kemasyarakatan( kepentingan umum). Wakaf
ini diperuntukan buat kepentingan universal dengan tidak terbatas
pada aspek penggunannya yang mencakup seluruh aspek buat
kepentingan serta kesejahteraan umat manusia pada biasanya.

11
Dari tinjauan penggunaannya, wakaf ini lebih banyak khasiatnya
dibanding wakaf pakar, sebab tidak terbatasnya pihak- pihak yang
mengambil khasiat.

Sebetulnya tipe wakaf ini yang cocok dengan hakikat wakaf serta
secara substansial, wakaf ini pula ialah salah satu metode
membelanjakan( menggunakan) harta di jalur Allah

12
Ditinjau dari segi pelaksanaannya,
terdapat 2 bentuk wakaf

13
Wakaf Syuyu’
wakaf syuyu’ adalah wakaf yang pelaksanaannya dilakukan secara
gotong-royong, dalam arti beberapa orang berkelompok
(bergabung) menjadi satu untuk mewakafkan sebidang tanah
(harta benda) secara patungan dan berserikat.

14
Syarat Sahnya Wakaf

15
Wakaf dinyatakan legal apabila sudah terpenuhi 4 (empat)
rukun atau unsur serta syaratnya sebagai berikut.

16
Syarat Pertama, Pemberi Wakaf (waqif)
Seseorang wakif disyaratkan orang yang sanggup buat
melaksanakan transaksi, antara lain umur balig, berakal serta tidak
dalam kondisi terpaksa.

Diperbolehkan pula wakaf dari seseorang kafir, sebab watak wakaf


sendiri masuk jenis bukan ibadah mahdha, serta ini beda dengan
dengan ibadah nadzar.

17
Syarat Kedua, yang Diwakafkan (mauquf)
Harta yang diwakafkan ialah benda yang jelas bentuknya,
kepunyaan orang yang mewakafkan, dan khasiatnya yang bertahan
lama buat digunakan..

Harta wakaf bisa pula berbentuk duit modal, misalnya saham pada
industri, serta berbentuk apa saja. Yang terutama dari pada harta
yang berbentuk modal yakni bisa dikelola dengan sedemikian rupa
sehingga mendatangkan kemaslahatan serta keuntungan.

18
Syarat Ketiga, yang Diberi Wakaf (nadzir)
Pada ketentuan berikut, dibagi kepada 2 bagian.

1. Nadzir Tertentu, dimaksudkan kepada satu orang, 2 orang


ataupun lebih dalam jumlah yang sudah diresmikan.

2. Nadzir Tidak Tertentu, diperuntukan kepada warga universal.


Perihal ini didasarkan kepada aspek berbuat baik buat mencapai
pahala serta ridha Allah, sebagaimana wakaf yang secara
universal bisa kita saksikan.
19
Syarat Keempat, Lafaz (pernyataan pemberian serta
penerimaannya

Syarat- syarat sighat wakaf yakni wakaf disighatkan, baik lisan,


tulisan ataupun dengan isyarat. Wakaf ditatap sudah terjalin apabila
terdapat statment wakif( ijab) serta Kabul dari mauquf alaih
bukanlah dibutuhkan. Isyarat cuma dibutuhkan untuk wakif yang
tidak sanggup dengan metode lisan ataupun tulisan.

20
Apakah Alih Fungsi Wakaf
Dapat Terjadi ?

21
Alih Fungsi Wakaf Berdasarkan Undang-Undang Republik
Indonesia No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf

Wakaf diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 41 Tahun


2004, dimana pada BAB IV mengatur tentang ‘perubahan status harta
benda wakaf’. Menurut Pasal 40 Undang-Undang Republik Indonesia No.
41 Tahun 2004, Harta benda wakaf yang sudah diwakafkan dilarang :

a. Dijadikan jaminan; c. Dihibahkan;

b. Disita; d. Dijual;

e. Diwariskan.

22
Dalam keadaan tertentu dapat dilakukan perubahan jika tanah wakaf sudah
tidak sesuai dengan tujuannya, sebagaimana seperti yang sudah diikrarkan
oleh Wakif atau kepentingan umum yang mengkehendaki. lagi dengan tujuan
awal yang telah diikrarkan, yakni untuk memberikan manfaat untuk
kepentingan umum.

Sebagaimana diatur dalam Pasal 5 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960


tentang Undang-Undang Pokok Agraria, bahwa semua hak atas tanah
mempunyai fungsi sosial.

23
Alih Fungsi Tanah Wakaf Dalam Hukum Islam
Menurut Pernyataan Wasit Aulawi, perubahan status penggantian benda dan tujuan
wakaf, sangat ketat pengaturannya dalam mazhab Syafi‟i. Namun dalam keadaan
darurat dan prinsip maslahat dikalangan para ahli hukum Islam mazhab lain,
perubahan itu dapat dilakukan. Ini disandarkan pada pandangan agar manfaat
wakaf itu tetap berlangsung sebagai shadaqah jariyah, tidak mubazir karena rusak,
tidak berfungsi lagi dan sebagainya. Semua perubahan itu dimungkinkan
berdasarkan pertimbangan agar tanah atau harta wakaf itu tetap mendatangkan
manfaat

24
Sistematika Wakaf Dalam
Kompilasi Hukum Islam

25
Di dalam KHI tertuang tiga bahagian buku. Buku pertama tentang
perkawinan, buku kedua tentang hukum kewarisan, dan buku ketiga tentang
perwakafan. Diantara 229 pasal yang termuat oleh KHI sebanyak 15 pasal
membicarakan soal perwakafan. Pembicaraan mengenal wakaf dalam KHI
itu, dimulai dengan pasal 215 sampai dengan pasal 229, yang rinciannya
adalah sebagai berikut:

26
a) Bab I Ketentuan Umum, Bab ini terdiri dari tujuh pasal yang memuat
ketentuan umum dari perwakafan.

b) Bab II Fungsi Unsur-Unsur dan Syarat-Syarat Wakaf, Pembahasan


mengenai wakaf pada bab II ini memiliki muatan sebanyak tujuh pasal
yang dituangkan ke dalam tiga bagian. Bagian pertama, mengatur
tentang fungsi wakaf adalah mengekalkan manfaat benda wakaf sesuai
dengan tujuan wakaf. Bagian kedua, unsur-unsur dan syarat-syarat
wakaf. Bagian ketiga, masalah kewajiban dan hak-hak nazir.

27
c) Bab III Tata cara perwakafan dan pendaftaran benda wakaf, Pada bab III
ini mengandung beberapa kandungan, yang rinciannya adalah sebagai
berikut:

1) Bagian kesatu berisikan tata cara perwakafana yang terdiri dari satu pasal
dan empat ayat

2) Bagian kedua, memuat pendaftaran benda wakaf yang terdiri dari hanya
satu pasal dan satu ayat sebagai inti darinya adalah penentuan tempat
pendaftaran benda wakaf dan penunjukkan petugas wakaf.

28
d) Bab IV Perubahan penjelasan dan pengawasan benda wakaf,

e) Bab V Ketentuan Peralihan, Ketentuan peralihan dimuat pada pasal 228


yang berintikan benda wakaf demikian juga pengurusnya yang telah
terbentuk sebelum ketentuan KHI di- keluarkan, harus dilaporkan dan
didaftarkan kepada KUA kecamatan setempat untuk disesuaikan dengan
ketentuan ini.

f) Ketentuan Penutup, Ketentuan penutup tertuang dalam pasal 229 yang


berintikan tata cara hakim dalam mengenai maslah kasus yang terjadi
dalam perwakafan
29
g) Ketentuan Penjelas, Ketentuan penjelas merupakan bagian paling akhir
dari KHI yang terdiri dari penjelasan secara umum dan penjelasan pasal
demi pasal. Pada penjelasan secara umum, dimuat ketentuan sebanyak
lima ayat yang menegaskan ketentuan hukum KHI.

30
Thanks!
Any questions?

31

Anda mungkin juga menyukai