Anda di halaman 1dari 4

Nama Nur Hanifah

NIM 2130602278
Kelas Ekonomi Syariah 8
No.Absen 21
Mata Kuliah Fiqh Muamalah Kontemporer
Tugas Resume Materi Wakaf Uang dan Wakaf
Produktif
Angkatan 2021
Semester 4

WAKAF UANG DAN WAKAF PRODUKTIF

Wakaf adalah proses penyerahan sebagian harta seseorang secara syariah untuk
dimanfaatkan dalam kepentingan umum. Harta tersebut bisa berupa tanah, bangunan
hingga yang sedang menjadi perbincangan hangat adalah wakaf berbentuk uang.

Wakaf dalam bentuk uang sendiri sudah banyak dipraktikkan di Indonesia.


Bahkan, Presiden Jokowi telah mencanangkan Gerakan Nasional Wakaf Uang
(GNWU). Wakaf uang baru dikenal pada awal abad kedua hijriyah, dan mulai umum
di praktekkan di Turki pada abad ke 15 Hijriyah. Meski begitu, hal ini telah
mendapatkan persetujuan dari Majelis Ulama Indonesia dan dianggap sesuai dengan
prinsip syariah.

 PENGERTIAN WAKAF UANG


Wakaf uang adalah sejumlah uang tunai yang diberikan oleh perseorangan,
kelompok, lembaga, maupun badan hukum untuk tujuan wakaf dan kemudian
disalurkan sesuai syariat Islam. Dalam hal ini, pengertian uang juga menyangkut
surat-surat berharga yang memiliki nilai tinggi.

 DASAR HUKUM WAKAF UANG


Pemberlakukan wakaf berupa uang telah memiliki dasar hukum yang resmi di
Indonesia, sehingga Anda tak perlu ragu untuk menunaikannya. Berikut ini dua dasar
hukum wakaf uang di Indonesia.
1. Fatwa MUI
Fatwa yang dikeluarkan pada 11 Mei 2002 ini tak hanya menjelaskan pengertian wakaf uang
saja, namun juga mengatur bahwa penggunaan dana wakaf harus sesuai syariah Islam. Pada fatwa
tersebut juga telah ditegaskan bahwa hukum berwakaf dalam bentuk uang adalah jawaz atau
diperbolehkan.
Fatwa MUI juga menyebutkan bahwa dalam pengelolaan wakaf ini, kelestarian manfaatnya
harus dijaga, tidak dijual, dihibahkan, maupun diwariskan.
2. UU No. 41 Tahun 2004
UU Nomor 41 Tahun 2004 menerangkan bahwa wakaf terdiri dari benda bergerak dan benda
tidak bergerak. Benda bergerak meliputi uang, surat berharga, logam mulia, dan sebagainya.
Sedangkan benda tidak bergerak dapat berupa tanah, bangunan, tanaman, serta benda lain yang
diatur dalam UU atau ketentuan syariah.
 REALISASI WAKAF UANG DI INDONESIA
Gerakan Nasional Wakaf Uang (GNWU) sudah dimulai ketika dikeluarkannya fatwa MUI.
Dalam kurun waktu 2011 - 2018, gerakan ini telah berhasil mengumpulkan uang sejumlah Rp255
miliar. Realisasi angka tersebut dinilai masih sangat jauh. Pasalnya, potensi yang diperkirakan bisa
mencapai Rp180 triliun.
Ada beberapa tantangan dalam realisasi program GNWU di Indonesia, yakni tata kelola yang
kurang baik, rendahnya literasi masyarakat terkait wakaf, serta keterbatasan instrumen keuangan.

 TATA CARA WAKAF UANG


Sebagian orang menganggap bahwa wakaf uang adalah praktif dan cepat, namun ada
beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya :
1. Siapkan uang paling sedikit Rp1 juta, karena ini adalah nominal terkecil sebagai syarat wakaf
uang.
2. Lakukan transfer sesuai ketentuan di laman wakafuang.bwi.go.id atau Anda dapat
menghubungi Lembaga Keuangan Syariah Penerima Wakaf Uang (LKS PWU) terdekat.
3. Alternatif dari langkah nomor 2 adalah dengan menghubungi BWI melalui bwi.go.id,
kemudian melakukan transfer secara daring.
4. Setelah prosedur di atas terpenuhi, Anda akan mendapatkan sertifikat wakaf sebagai bentuk
apresiasi.

 SKEMA PENGELOLAAN

 MANFAAT WAKAF UANG


Secara tidak langsung, dengan menyisihkan sebagian uang untuk berwakaf, Anda
berkontribusi memberikan manfaat kepada sektor-sektor berikut ini.
1. Memperkuat Perbankan Syariah
2. Mendukung Terlaksananya Program-program Sosial
3. Menunaikan Wakaf dengan Nominal yang Lebih Kecil
4. Investasi Akhirat

 PENGERTIAN WAKAF PRODUKTIF


Wakaf produktif merupakan bentuk pengembangan paradigma wakaf. Wakaf produktif
adalah harta benda atau pokok tetap yang diwakafkan untuk dipergunakan dalam kegiatan
produksi dan hasilnya di salurkan sesuai dengan tujuan wakaf. Seperti wakaf tanah digunakan
bercocok tanam.
Sedekah jariyah produktif merupakan harta yang digunakan untuk bersedekah atau
diwakafkan untuk dapat dikelola secara produktif. Jenis sedekah jariyah produktif bisa diberikan
dalam bidang jasa, perdagangan, pertanian dan bidang lainnya yang mungkin membutuhkan
bantuan.
Hasil dari pengelolaan sedekah jariyah produktif nantinya akan disalurkan kepada
masyarakat sesuai dengan tujuan melakukan wakaf. Jenis wakaf ini bisa berupa banyak hal mulai
dalam bidang pangan, saham, perdagangan bahkan ternak.

Untuk mengelola wakaf secara produktif, terdapat beberapa asas yang mendasarinya yaitu :
1. Asas keabadian manfaat
2. Asas pertanggungjawaban
3. Asas profesionalitas manajemen
4. Asas keadilan sosial

 DASAR HUKUM WAKAF PRODUKTIF


Dasar penetapan sedekah jariyah produktif di Indonesia diatur dalam Undang-Undang
Nomor 41 Tahun 2004 yang bernama ijtihad. Ijtihad merupakan suatu bentuk usaha mencurahkan
kemampuan untuk mendapatkan hukum syara’ yang sifatnya operasional dengan adanya upaya
istinbath atau hukum.
Undang-Undang Nomor 41 Pasal 43 ayat 2 menjelaskan bahwa pengelolaan dan
pengembangan harta wakaf bisa dilakukan secara produktif. Hak dan kewajiban dari Nazir wakaf
harus sesuai dengan tujuan, fungsi dan peruntukkan prinsip syariah dan dikelola secara produktif.
Tujuan wakaf berdasarkan prinsip syariah yaitu agar dapat terlaksana sesuai dengan asas
keadilan, transparansi dan akuntabilitas. Setidaknya ada 5 prinsip syariah yang membahas tentang
harta wakaf yaitu sebagai berikut :
1. Harta benda yang nantinya akan diwakafkan bisa bertahan lama dan hasilnya bisa
dikembangkan secara terus menerus. Harta benda yang dimaksud seperti bangunan, pertanian,
uang, sarana pendidikan, alat transportasi, gedung dan lain-lain.
2. Penerima manfaat wakaf diusahakan berasal dari kelompok masyarakat yang diinginkan oleh
wakif dan nadzir untuk bisa mengembangkan manfaatnya.
3. Manfaat wakaf akan diberikan langsung kepada fakir miskin sesuai dengan kepentingan
umum.
4. Pernyataan wakaf perlu memiliki asas legalitas dan perlu dituliskan dalam dokumen khusus
di depan pejabat yang terkait.
5. Pengelola wakaf (nazir) ditetapkan untuk menunjukkan bahwa wakaf bukanlah milik pribadi,
tetapi tergolong kekayaan publik.

 CONTOH WAKAF PRODUKTIF


Wakaf yang tergolong produktif bisa berupa berbagai hal seperti yang berkaitan dengan
ternak, pangan, properti sampai dengan saham. Nah, untuk lebih jelasnya dibawah ini ada
pembahasan mengenai beberapa jenis wakaf produktif beserta contohnya.
1. Wakaf Lahan Pertanian
Lahan pertanian nantinya akan dikelola dengan baik dan produktif untuk menghasilkan
produk pertanian yang berkualitas. Wakaf lahan pertanian kepemilikannya umum dan bisa
dimanfaatkan oleh banyak orang.
2. Wakaf Hewan Ternak
Wakaf ternak dilakukan dengan melakukan pemeliharaan dan pembiakan hewan ternak.
Tujuan dari wakaf hewan ternak yaitu untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat berupa
daging dan hasil ternak lainnya.
3. Wakaf Sarana Air
Tidak semua daerah memiliki sumber air bersih untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Oleh karena itu, tujuan wakaf air yaitu untuk membangun sumber air berupa sumur di daerah yang
sekiranya memang kesulitan air.
4. Wakaf Retail
Wakaf retail merupakan wakaf yang pengelolaannya fokus dalam bidang bisnis dan
perdagangan. Nantinya hasil dan keuntungan dari wakaf retail bisa digunakan untuk kepentingan
masyarakat seperti kebutuhan pembangunan selokan air, pemasangan lampu jalan dan
sebagainya.
5. Wakaf Saham
Wakaf saham bisa dilakukan oleh perusahaan untuk mewakafkan sebagian sahamnya
kemudian nantinya akan diberikan kepada pengelola wakaf. Saham tersebut nantinya akan
dikelola secara optimal sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh mauquf alaih (penerima wakaf).
6. Wakaf Pendidikan
Wakaf pendidikan akan dilakukan dengan mengelola dana wakaf bagi kepentingan
pendidikan. Wakaf untuk kepentingan pendidikan dirasa sangat penting untuk berkontribusi dalam
memberikan manfaat besar bagi masa depan.
7. Wakaf Kesehatan
Dengan menyalurkan dan mengelola dana wakaf untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
dalam masalah kesehatan. Penerapan wakaf dilakukan dengan membangun rumah sakit atau klinik,
penyedia alat kesehatan dan obat-obatan dan ambulans, keuntungannya bisa dirasakan langsung
oleh masyarakat. Dana gratis untuk masyarakat kurang mampu.

 PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF


Lembaga yang tepat untuk mengembangkan harta wakaf bergerak yaitu melalui Bank Syariah.
Alasan dipilih lembaga keuangan ini karena masih tetap dalam pengawasan pemerintah dan
memiliki strategi pengembangan wakaf sendiri sesuai dengan profesinya.
Bank Syariah hendaknya menggunakan produk mudharabah dan ijarah. Kedua produk
tersebut dianggap cocok untuk mengembangkan harta wakaf.
Wakaf yang dijalankan berdasarkan prinsip mudharabah dengan menyalurkan modal kepada
lembaga atau seseorang yang dipercaya.
Sedangkan wakaf yang dijalankan berdasarkan prinsip ijarah dijalankan dengan konsep sewa.
Ijarah merupakan suatu jenis akad yang digunakan untuk mengambil manfaat dengan jalan
penggantian. Lembaga Bank Syariah memiliki profesi untuk mengembangkan harta bergerak
sesuai dengan aturan.

Anda mungkin juga menyukai