Anda di halaman 1dari 10

INVESTASI DAN

ALOKASI ASET WAKAF


Kelompok 8
1. Ramadhanti Sekar Kinasih (195231131)
2. Fanni Dama Yanti (195231140)
3. Yoanita Della Arsvinda (195231141)

Kelas : PBS 6A
Investasi Aset Wakaf
Wakaf memiliki pengertian menahan harta yang dapat
dimanfaatkan tanpa menghilangkan keberadaan harta, dengan
cara tidak melakukan tindakan hukum terhadap benda tersebut
dan disalurkan pada suatu yang tidak haram. Wakaf memiliki
tujuan untuk mewujudkan manfaat ekonomi harta benda guna
mewujudkan kesejahteraan umum. Investasi wakaf memiliki
ketentuan atau batasan syar’i yang telah ditetapkan ulama.
1. Sesuai dengan prinsip syariah.
2. Menjaga dan memelihara harta benda wakaf agar tetap abadi dan
bermanfaat.
3. Tidak melanggar ketentuan yang telah ditetapkan oleh wakif, selama
ketentuan wakif tersebut sesuai dengan syariah.
4. Tidak melakukan investasi wakaf pada jenis investasi yang beresiko
tinggi.
5. Pengawasan atas investasi wakaf oleh ahli yang menguasai ilmunya.
6. Adanya perjanjian kerja sama antara para pihak yang terlibat.
Bentuk Investasi Wakaf Uang
Wakaf uang atau dikenal juga dengan istilah wakaf tunai adalah wakaf yang
dilakukan seseorang, kelompok orang, lembaga atau badan hukum dalam bentuk
uang tunai. Pada wakaf tunai dana yang diperoleh para wakif akan dikelola oleh
nadzhir (pengelola wakaf) yang bertindak sebagai manajemen investasi. Kemudian
dana wakaf tersebut dikelola dan diinvestasikan ke sektor yang sesuai dengan
syariah. Dalam PP No.46 Tahun 2006 pasal 48 dijelaskan bahwa pengelolaan dan
pengembangan atas harta benda wakaf uang hanya dapat dilakukan melalui investasi
pada produk-produk LKS atau instrumen keuangan syariah.
1. Investasi Sektor Rill : Pengelola dan menyalurkan wakaf uang untuk membiayai
kegiatan usaha masyarakat dengan menggunakan skema mudharabah. Skema
lain juga dapat digunakan dalam investasi wakaf uang di sektor riil ini, seperti
murabahah, istishna', ijarah, dan musyarakah.

2. Investasi melalui Bank Syariah : Wakaf uang yang diserahkan ke bank syariah
dikelola dengan skema wadiah atau dana titipan. Dalam wadiah, bank syariah
berperan sebagai pemegang amanah menyimpan dan mengelola harta wakaf.
3. Investasi melalui instrumen lainnya
a). Obligasi syariah
b). Saham mudharabah
c). Saham Musyarakah
d). Reksadana Syariah
e). Asuransi Syariah
Alokasi Asset Wakaf
● Terdapat dua pola pengembangan hasil dana wakaf, diantaranya :

1. Pengembangan wakaf untuk kegiatan sosial, dapat dilakukan dengan


pengembangan sarana pendidikan, sarana kesehatan, advokasi kebijakan
publik, bantuan hukum, HAM, perlindungan anak, pelestarian lingkungan
dll.
2. Pengembangan dana wakaf yang bernilai ekonomi, seperti mengembangkan
perdagangan/UMKM, investasi keuangan, pembelian properti, dll.
Contoh Alokasi Asset Wakaf :
1. Bidang Kesehatan : pembangunan rumah sakit, klinil, puskesmas, pembangunan
sekolah kesehatan dan pengembangan ilmu-ilmu medis, serta pembangunan
industri di bidang obat-obatan dan kimia. Contohnya Rumah Sakit Islam
Malang, Rumah Sakit Islam Sultan Agung (RSI SA).
2. Bidang Pendidikan : mendirikan sekolah, perpustakaan umum, memfasilitasi
kegiatan riset (penelitian), mengadakan program asrama pelajar dan mahasiswa
yang diperuntukan bagi mahasiwa dari luar kota.
3. Bidang Bisnis : mendirikan gedung yang disewa untuk pertokoan, apartemen.
Lahan yang merupakan asset wakaf bisa diproduktifkan dengan membangun
gedung wakaf dan bisnis center (pusat bisnis). Melalui pembangunan gedung
wakaf dan gedung bisnis center berbagai bidang usaha strategis bisa dilakukan,
seperti pembukaan showroom, warnet, photocopy dll.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai