Anda di halaman 1dari 6

POTENSI WAKAF TUNAI

Tria Utami (2120602087)


Debby Amanda Putri (2130602201)
Ekonomi Syariah | Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

ABSTRAK

Artikel ini dibuat dengan hasil penelitian dan pengamatan mengenai potensi wakaf tunai di
Indonesia. Sejak awal, perbincangan tentang wakaf kerap diarahkan kepada wakaf benda tidak
bergerak seperti tanah, bangunan, pohon untuk diambil buahnya dan sumur untuk diambil airnya,
sedang wakaf benda bergerak baru mengemuka belakangan. Wakaf tunai adalah wakaf yang
dilakukan seseorang, kelompok orang, dan lembaga atau badan hukum dalam bentuk uang tunai.
Hukum wakaf tunai telah menjadi perhatian para fuqaha’ (Juris Islam). Wakaf tunai ini membantu
beberapa pembangunan yang sedang dibutuhkan di berbagai daerah, seperti pembangunan masjid,
sekolah, panti asuhan, jembatan dan masih banyak lagi. Bukan hanya pembangunan, wakaf tunai
juga dapat membantu masyarakat dalam segi nilai ekonomi dan sosial di Indonesia, walaupun tidak
secara menyeluruh setidaknya wakaf tunai bisa berkontribusi dan memberikan bantuan kepada
masyarakat ke bawah. Beberapa sumber menyebutkan bahwa wakaf uang telah diperaktikkan oleh
masyarakat yang menganut mazhab hanafi. Cara melakukan wakaf tunai (mewakafkan uang),
menurut mazhab hanafi, ialah dengan menjadikannya modal usaha dengan cara mudharabah atau
mubadha’ah, sedang keuntunggannya disedekahkan kepada pihak wakaf.

Kata kunci: Potensi, Wakaf, Tunai

ABSTRACT

This article was created based on the results of research and observations regarding the
potential of cash waqf in Indonesia. Since the beginning, discussions about waqf have often been
directed at waqf of immovable objects such as land, buildings, trees for fruit and wells for water,
while waqf for movable objects has only recently surfaced. Cash waqf is waqf made by a person,
group of people, and institution or legal entity in the form of cash. The law of cash waqf has
become the concern of the fuqaha' (Islamic Juris). This cash waqf assists in several developments
that are currently needed in various regions, such as the construction of mosques, schools,
orphanages, bridges and many more. Not only development, cash waqf can also help the
community in terms of economic and social value in Indonesia, although not as a whole, at least
cash waqf can contribute and provide assistance to the lower classes of society. Several sources
state that cash waqf has been practiced by people who adhere to the Hanafi school of thought.
According to the Hanafi school of thought, the way to do cash waqf is to make business capital by
means of mudharabah or mubadha'ah, while the profits are donated to the waqf.
A. PENDAHULUAN
1. Pengertian Wakaf
Wakaf dalam bahasa Indonesia berasal dari kata kerja bahasa Arab waqafa yang
berarti menghentikan, berdiam di tempat atau menahan sesuatu. Pengertian menahan
dihubungkan dengan harta kekayaan, itulah yang dimaksud wakaf dalam bahasa ini.
Menurut istilah syara’, wakaf berarti menyerahkan suatu hak milik yang tahan lama zatnya
kepada seorang nadzir (penjaga wakaf) atau kepada suatu badan pengelola, dengan
ketentuan bahwa hasil atau manfaatnya digunakan kepada hal-hal yang sesuai dengan ajaran
syariat Islam.

2. Dasar Hukum Wakaf


a. Al-Qur’an
Tidak ada dalam ayat Al-Qur’an yang secara tegas menjelaskan tentang ajaran
wakaf. Bahkan tidak ada satupun ayat Al-Qur’anyang menyinggung kata “waqf”,
sedangkan pendasaran ajaran wakaf dengn dalil yang menjadi dasar utama
disyariatkannya ajaran ini lebih dipahami berdasarkan konteks ayat Al-Qur’an, sebagai
sebuah amal kebaikan.
b. As-Sunnah
Para ulama menilai bahwa wakaf itu termasuk kategori sedekah jariyah, yang nilai
pahalanya senantiasa mengalir selagi manfaatnya dipetik. Dalam konteks inilah, maka
para ahli fiqih mengemukakan hadits Nabi saw., yang berbicara tentang keutamaan
sedekah jariyah sebagai salah satu sandaran wakaf. Maka dapat dikemukakan bahwa
status hukum wakaf adalah sunnah, yaitu perbuatan yang sangat mulia, dan akan diberi
pahala bagi siapa yang melakukannya. Meskipun demikian, tidak dibebani dosa jika
tidak melakukannya. Dengan demikian, perbuatan wakaf merupakan anjuran dalam
syariat islam.

3. Tujuan dan Fungsi Wakaf


a. Tujuan Wakaf
Wakaf dalam implementasi dilapangan merupakan amal kebajikan, baik yang
mengantarkan seorang muslim kepada inti tujuan dan pilihannya, baik tujuan umum
maupun khusus.
Adapun tujuan wakaf dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf
sebagaimana diatur dalam Pasal 4 menyatakan bahwa: “Wakaf bertujuan memanfaatkan
harta benda wakaf sesuai dengan fungsinya.” Maka dengan demikian, dapat mencapai
manfaat dari pelaksanaan wakaf sebagaimana yang dijelaskan oleh Abdul Gofur
Anshari, sebagai berikut:
1. Membuka jalan kearah ibadah kepada Allah swt.
2. Meralisasikan minat orang beriman yang suk memberi wakaf dan berlomba-lomba
dalam amal kebajikan dan mengharap pahala.
3. Memberi pahala yang berterusan kepada pewakaf selepas kematian sebagaimana
harta wakaf tersebut berkekalan.
4. Untuk kebaikan Islam, seperti membina masjid, surau, dan tanah makam.
5. Membantu mengurangi penderitaan akibat bencana, orang fakir dan miskin serta
anak yatim.

b. Fungsi Wakaf
Fungsi wakaf menurut penelitian yang dilakukan oleh Timur Kuran tentang wakaf
dikalangan umat Islam menyebutkan bahwa wakaf Islam telah muncul sebagai sarana
komitmen yang dapat dipercaya untuk memberikan keamanan bagi para peilik harta
sebagai imbangan dar layanan sosial. Wakaf telah berfungsi sebagai instrument penting
untuk memberikan public goods dengan cara yang tidak sentralistik. Sehingga wakaf
telah berhasil menjadi instrument yang penting dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat baik pendidikan, layanan sosial, ekonomi, keagamaan, dan layanan public
lainnya. Selain itu, fungsi wakaf yaitu untuk mewujudkan potensi dan manfaat ekonomis
harta benda wakaf untuk kepentingan ibadah dan untuk memajukan kesejahteraan
umum.

4. Unsur dan Syarat Wakaf


a. Menurut PP No. 28 Tahun 1977, didalam pelaksanaan perwakafan tanah, ada beberapa
unsur dan persyaratan yang harus dipenuhi yaitu:
1. Wakif.
2. Ikrar.
3. Objek/harta yang diwakafkan.
4. Tujuan perwakafan.
5. Nadzir.
b. Wakif dalam bentuk perseorangan untuk dapat melakukan perwakafan diharuskan
memenuhi syarat-syarat, sebagai berikut:
1. Telah dewasa.
2. Sehat akalnya.
3. Atas kehendaknya sendiri.
4. Tidak terhalang oleh hukum untuk melakukan suatu perbuatan hukum.

5. Contoh Pelaksanaan Wakaf Di Indonesia


Adapun contoh pelaksanaan wakaf uang di Indonesia yang dilaksanakan oleh
Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam
Program Studi Manajemen Zakat Wakaf . Yang dimana mereka membuka program wakaf
dengan cara bersosialisasi uang ke masyarakat, program ini juga dibuat sekaligus untuk
bahan praktek mahasiswa sebagai si pengelola wakaf atau biasa kita sebut nadzir.
Tujuan dari program wakaf uang ini sebagai berikut:
1. Untuk memberikan literasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai zakat dan wakaf
terkhususnya dengan wakaf uang.
2. Memberikan literasi kepada masyarakat mengenai sistem pengelolaan wakaf uang.
3. Sebagai sarana mahasiswa untuk melakukan praktek nadzir dan juga sebagai bukti
pemahaman materi yang telah diberikan oleh program studi.
4. Mengatasi kesenjangan masyarakat khususnya di kota palembang dan bisa memberikan
kontribusi dalam pembangunan nasional seperti dibidang dakwah, sosial, dan
pendidikan.

Sistem yang digunakan dalam program wakaf ini adalah dengan cara mengadakan
sosialisasi ke beberapa tempat di wilayah kota Palembang, dan tidak hanya terkhususkan di
wilayah kota Palembang saja, melainkan diluar kota Palembang masyarakat pun bisa
berwakaf disini. Sistem pembayaran yang dibuat juga yaitu dengan sistem pembayaran
secara tunai maupun non tunai. Maka dari itu dengan sistem pembayaran ini sangat
mempermudahkan masyarakat untuk berwakaf. Mengenai tarif wakaf di program wakaf
uang ini, mereka tidak sama sekali memberikan tarif khusus untuk berwakaf, sehingga
siapapun bisa berwakaf dari tarif yang sangat kecil dan juga tidak akan ada masyarakat yang
merasa terbebani dengan program wakaf tersebut.

Peraturan pemerintah tentang pelaksanaan undang-undang nomor 41 Tahun 2004


tentang wakaf. Yaitu Sertifikat Wakaf Uang adalah surat bukti yang dikeluarkan oleh
Lembaga Keuangan Syariah kepada Wakif dan Nazhir tentang penyerahan wakaf uang.
Tetapi sertifikat wakaf uang ini akan diberikan jika si pewakif berwakaf minimal 1 juta
rupiah, pengelolaan dana wakaf juga akan dikelola atau disalurkan sesuai dengan
kesepakatan antara pewakif dan nadzir. Teapi jika dalam kesepakatan tersebut tidak ada
kebijakan antara kedua belah pihak, maka akan disalurkan ke wakaf sukuk, wakaf sukuk
inilah yang akan menyalurkan dana wakaf ke berbagai tempat- tempat yang diperlukan
selama tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

Ada beberapa cara yang digunakan dari program wakaf uang ini agar pengelolaan
dana wakaf uang tersebut menjadi sempurna, yaitu dengan melakukan survei atau kunjungan
ke tempat-tempat untuk memberikan dana yang sudah dikumpulkan, program ini juga
selalu memberikan laporan hasil kerja ke pewakif agar si pewakif tau lebih jelas mengenai
berjalannya program wakaf uang tersebut.

Program wakaf uang yang dikelola oleh program studi manajemen zakat wakaf ini
juga baru berjalan pada tahun 2022, maka dari itu masih banyak hal yang harus dipelajari
lagi, sehingga akan banyak masyarakat yang mengenal dan tidak ragu untuk berwakaf
program wakaf uang tersebut.

Anda mungkin juga menyukai