Ma’ruf Amin
Wakil Presiden Republik Indonesia
Itulah awal dari sebuah greakan wakaf masyarakat Aceh yang berhasil
mengumpukan uang 130.000 straits dollar untuk membeli pesawat pertama
Seulawah RI-01. Pesawat tersebut digunakan oleh Pemerintah RI dalam masa
perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Berbagai misi penerbangan berbehaya
dilalui oleh Seulawah untuk membantu menjaga baik hubungan diplomatik maupun
hubungan dagang Indonesia dengan negara tetangga. Seulawah juga kemudian
menjadi cikal bakal BUMN Garuda Indonesia.
Selain gerakan wakaf masyarakat Aceh tersebut, sejarah juga mencatat bahwa
lapisan emas tugu Monumen Nasional (Monas), ligkaran Stadion Gelora Bung
Karno, serta bangunan utama Gedung DPR/MPR juga hasil gerakan wakaf yang
sampai saat ini masih dimanfaatkan.
Wakaf merupakan salah satu ajaran Islam yang punya nilai kepedulian, berbagi, dan
upaya melakukan pemerataan kesejahteraan masyarakat. Selain memiliki dimensi
Ibadah, wakaf juga memiliki dimensi sosial mengingat wakaf dapat
menjadiinstrumen dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat.
Dalam salah satu hadis yang diriwayatkan Imam Muslim, Nabi SAW bersabda:
“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalnya, kecuali tiga
perkara(yaitu): sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak yang saleh”
Para ulama menyebutkan, yang di maksud sedekah jariah pada hadis itu adalah
wakaf. Wakaf merupakan salah satu bentuk sedekah, tetapi berbeda dengan
sedekah umun. Wakaf lebih berorientasi pada pemanfaatan atau pembiayaan untuk
keperluan jangka panjang, semisal penyedian tanah dan bangunan. Disebut
sedekah jariah, maksudnya adalah amal sedekah yang pahalanya akan terus
mengalir kepada pelakunya(wakif),selama pokok harta benda yan disedekahkan
masih ada dan hasilnya dimanfaatkan untuk perbuatan kebajikan.
Sudah sejak lama umat Islam di Indonesia telah mempraktikkan wakaf dalam
kehidupan sehari-hari. Pada kurun sejarah masa lalu, masyarakat Islam pada era
kesultanan sebelum menjadi Negara Republik Indonesia telah mempraktikkan wakaf
untuk keperluan pembangunan masjid dan madrasah, serta penyediaan makam
serta fasilitas sosial lain.
Pada masa lalu, saat wakaf masih berorientasi sosial, semua harta wakaf, baik
berupa tanah, bangunan, mesin,maupun peralatan, semuanya digunakan untuk
kegiatan sosial keagamaan. Bahkan saat pewakaf menyerahkan wakafnya dalam
bentuk uang. Uang itu akan digunakan untuk membelio tanah, bangunan, mesin,
dan peralatan yang selanjutnya dimanfaatkan untuk kegiatan sosial keagamaan.
Praktik seperti ini kemudian dikenal sebagai wakaf melalui uang setelah terbitnya
UU Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf. UU ini menyebutkan pengertian wakaf:
“wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan
sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka
waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau
kesejahteraan umum sesuai syariah”.
Pentingnya transformasi
Dalam Fatwa MUI No 2 Tahun 2002 tentang Wakaf Uang disebutkan bahwa
wakaf uang (cash wakaf/Waaf al-Nuqud) adalah wakaf yang dilakukan seseorang,
kelompok orang, lembaga atau badan hukum dalam bentuk uang tunai. Pengertian
uang juga, termasuk surat-surat berharga. Dalam wakaf itu disebutkan, wakaf uang
hukumnya jawaz (boleh) dan hanya boleh disalurkan dan digunakan untuk hal-hal
yang dibolehkan secara syar’iy. Selain itu juga disebutkan nilai pokok wakaf uang
harus dijamin kelestariannya, takl boleh dijual, dihibahkan, dan/atau diwariskan.
Transformasi wakaf uang nasional perlu didukung regulasi, tata kelola, dan
kelembagaan wakaf yang efektif. Dukungan ini sangat penting karena elemen-
elemen itu bisa mempercepat implementasi pengelola wakaf, khususnya wakaf
produktif yang baik. Pengelola wakaf yang produktif juga membutuhkan sistem
informasi dan data wakaf yang baik untuk jadi salah satu enabler utama guna
meningkatkan kualitas dan kuantitas pengelola wakaf uang. Sistem informasi ini
dapat bermanfaat bagi terwujudnya basis data wakaf yang akurat dan mutakhir
sehingga bisa digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan dan pembuatan
kebijakan untuk menanggulangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Tak kalah pentingnya ialah melakukan digitalisasi pada setiap tahap proses
pengelolaan wakaf uang itu yang penting sekaligus terkoneksi dengan ekosistem
ekonomi dan keuangan syariah nasional. Rekayasa ulang proses bisnis wakaf uang
ini bermuara pada terwujudnya suatu plaform pengelola wakaf uang nasional, yang
akan mendukung terwujudnya pusat data wakaf nasional.
Program strategis nasional ini juga perlu didukung banyak tokoh, ulama dan
berbagai ormas Islam Indonesia. Dengan demikian, ada dorongan bersama untuk
mobilisasi dan berbagi bersama dalam mengupayakan terwujudnya suatu
pencapaian program wakaf yang dipandang sebagai kepentingan bersama
masyarakat secara nasional.