Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu indicator teleh terjadinya alokasi yang efisien secara makro
adalah nilai output nasional yang dihasilkan sebuah perekonomian pada
suatu periode tertentusebab, besarnya output nasional dapat
menunjukkan beberapa hal penting dalam sebuah perekonomian.
Yang pertama, besarnya output nasional merupakan gambaran
awal tentang seberapa efisien sumber daya yang ada dalam perekonomian
(tenaga kerja, barang modal, uang, dan kemampuan kewirausahaan)
digunakan untuk memproduksi barang dan jasa. Secara umum, makin
besar pendapatan nasional suatu Negara, semakin baik efisiensi alokasi
sumber daya ekonominya.
Yang kedua, besarnya output nasional merupakan gambaran awal
tentang produktivitas dan tingkat kemakmuran suatu Negara. Alat ukur
yang disepakati tentang tingkat kemakmuran adalah output nasional
perkapita.nilai output perkapita diperoleh dengan cara membagi besarnya
output nasional dengan jumlah penduduk pada tahun yang bersangkutan.
Jika angka output perkapita makin besar , tingkat kemakmuran dianggap
makin tinggi. Sementara itu alat ukur tentang produktivitas rata-rata adalah
output pertenaga kerja. Makin besar angkanya, makin tinggi produktivitas
tenaga kerja.
Yang ketiga, besarnya output nasional meripakan gambaran awal
tentang masalah-masalah structural (mendasar) yang dihadapi suatu
perekonomian. Jika sebagian besar output nasional dinikmati oleh
sebagian kecil penduduk, maka perekonomian tersebut mempunyai
masalah dengan distribusi pendapatannya. Jika sebagin besar output
nasional berasal dari sector pertanian (ekstraktif), maka perekonomian
tersebut berhadapan dengan masalah ketimpangan struktur produksi.
Dalam arti perekonomian harus segera memodernisasikan diri, dengan
memperkuat industrinya, agar ada keseimbangan kontribusi antara sector
pertanian yang dianggap sebagai sector ekonomi tradisional dengan sector
industry yang dianggap sebagai sector ekonomi modern
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pendapatan nasional dan jenis-jenisnya?
2. Bagaimana cara menghitung pendapatan nasional?
3. Bagaiana hubungan kesempatan kerja dan pendapatan nasional?
4. Bagaimana keseimbangan pendapatan nasioanal?
5. Bagaimana pendapatan nasional dalam prespektif islam?
6. Apa peran pemerintah sebagai ibu dalam pasar?
7. Bagaimana sistem pendapatan nasional di Indonesia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pendapatan nasional dan jenis-jenisnya.
2. Untuk mengetahui cara menghitung pendapatan nasional.
3. Untuk mengetahui hubungan kesempatan kerja dan pendapatan
nasional.
4. Untuk mengetahui keseimbangan pendapatan nasioanal.
5. Untuk mengetahui pendapatan nasional dalam prespektif islam.
6. Untuk mengetahui peran pemerintah sebagai ibu dalam pasar.
7. Untuk mengetahui sistem pendapatan nasional di Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian dan jenis pendapatan nasional


Pendapatan nasional merupakan seluruh pendapatan yang diterima oleh
seluruh anggota masyarakat atau seluruh rumah tangga keluarga (RTK) dalam
suatu negara dengan kurun waktu tertentu, biasanya dalam waktu satu tahun.
Pendapatan nasional dapat juga diartikan sebagai hasil produksi nasional, yang
berarti nilai hasil produksi yang dihasilkan oleh seluruh anggota masyarakat suatu
negara dalam waktu tertentu, biasanya satu tahun.

Macam-macam Pendapatan Nasional

Jika dilihat dari jumlah barang dan jasa yang dihasilkan, Pendapatan Nasional
dapat dikelompokkan menjadi :

GDP (Gross Domestic Product)

GDP (Gross Domestic Product) atau Produk Domestik Bruto (PDB)


merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit
produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun.
Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang
dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang
bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang
belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari
GDP dianggap bersifat bruto/kotor.

GNP (Gross National Product)

GNP (Gross National Product) atau Produk Nasional Bruto (PNB)


meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk
suatu negara (nasional) selama satu tahun termasuk hasil produksi barang dan
jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak
termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara
tersebut.
GNP = GDP – Produk nasional terhadap luar negeri

NNP (Net National Product)

NNP (Net National Product) atau Produk Nasional Neto (PNN) adalah
GNP dikurangi depresiasi atau penyusutan barang modal (sering pula disebut
replacement). Replacement penggantian barang modal/penyusutan bagi
peralatan produski yang dipakai dalam proses produksi umumnya bersifat
taksiran sehingga mungkin saja kurang tepat dan dapat menimbulkan kesalahan
meskipun relatif kecil.

NNP = GNP – (penyusutan + barang pengganti modal)

NNI (Net National Income)

NNI (Net National Income) atau Pendapatan Nasional Neto adalah


pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh
masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari
NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak langsung
adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak
penjualan, pajak hadiah, dll.

NNI = NNP – Pajak tidak langsung

PI (Personal Income)

PI (Personal Income) atau Pendapatan perseorangan adalah jumlah


pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk
pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan
perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer payment). Transfer
payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa
produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun
lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para
pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya. Untuk
mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi dengan
pajak laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada
pemerintah), laba yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam
perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan
perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja
dan setiap perusahaan dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga
kerja tersebut tidak lagi bekerja).

PI = (NNI + TP) – (IJS + IA + LD +PP)

TP = TransferPayment

IJS = IurangJaminanSosial

IA = IurangAsuransi

LD = Labaditahan

PP = Pajak Perseorangan

DI (Disposable Income)

DI (Disposable Income) atau Pendapatan yang siap dibelanjakan adalah


pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa
konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi.
Disposable income ini diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan
pajak langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak
dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib
pajak, contohnya pajak pendapatan.

DI = PI – Pajak Langsung

2. Cara penghitungan pendapatan nasional

Perhitungan Pendapatan Nasional – Di kesempatan kali ini saya akan


memberikan informasi mengenai metode perhitungan pendapatan nasional,
dengan pendekatan nilai produksi, pengeluaran, dan pendapatan. Untuk bisa
mengetahui pendapatan nasional kita dapat melihatnya dengan menggunakan
tiga pendekatan tersebut.

 Metode Penghitungan Pendapatan Nasional dengan Pendekatan Produksi

Pendapatan nasional yaitu penjumlahan dari semua nilai barang dan jasa yang
dihasilkan pada seluruh lapangan usaha di suatu negara dalam jangka waktu 1
tahun. Untuk menghitungnya yaitu kalikan jumlah barang dan jasa yang sudah
diproduksi tersebut dalam satu tahun dengan harga satuan masing-masing.

Jika dalam waktu 1 tahun ada seratus barang maka seratus barang dan jasa
tersebut harus dikalikan dengan harga satuan masing-masing kemudian baru
dijumlahkan. Lihat rumus dibawah ini :

Y = {(P1 x Q1) + (P2 x Q2) + (P3 x Q3) + … + (Pn x Qn)}

Perlu diketahui jangan sampai anda melakukan perhitungan ulang pada suatu
barang dan jenis jasa tersebut karena yang harus dijumlahkan adalah nilai
tambahnya bukan nilai akhirnya.

 Metode Penghitungan Pendapatan Nasional dengan Pendekatan


Pengeluaran

Dalam metode ini maksud dari pendapatan nasional yaitu penjumlahan semua
pengeluaran yang sudah dilakukan pada pelaku ekonomi di suatu negara selama
satu tahun terakhir. Untuk lebih jelasnya bisa menggunakan rumus dibawah ini :

Y = C+I+G+(X-M)

Keterangan :
Y = Pendapatan nasional
C = Konsumsi oleh rumah tangga
I = Investasi oleh perusahaan
G = Pengeluaran pemerintah (konsumsi dan investasi)
X-M = Ekspor neto (nilai ekspor – nilai impor)
Dalam rumus diatas investai oleh perusahaan tidak dijadikan satu dengan investasi
pemerintah, sedangkan untuk contoh dari BPS yang diberikan sebelumnya kedua
investasi tersebut disatukan dalam komponen PMTDB (Pembentukan Modal
Tetap Domestik Bruto) dan Perubahan Stok. Namun perbedaan tersebut bukan
menjadi masalah karena yang penting adalah akhirnya total pendapatan nasional
tetap sama.

 Metode Penghitungan Pendapatan Nasional dengan Pendekatan


Pendapatan

Untuk yang metode ini pendapatan nasional adalah jumlah dari semua pendapatan
yang diperoleh pemilik faktor produksi dalam satu tahun di suatu negara.

Maksudnya yitu pendapatan nasional tersebut meliputi penjumlahan penjumlahan


dari upah atau gaji, sewa, bunga, dan keuntungan yang diterima para pemilik
faktor produksi.

Anda bisa menggunakan rumus dibawah ini untuk menghitung metode tersebut :

Y=W+r+i+P

Keterangan:
Y = Pendapatan Nasional
W = Wage (upah atau gaji) adalah pendapatan yang diterima pemilik faktor
produksi tenaga kerja.
r = Rent (sewa) adalah pendapatan yang diterima pemilik faktor produksi tanah,
gedung, dan harta tetap lainnya.
i = Interest (bunga) adalah pendapatan yang diterima pemilik faktor
produksi modal.
P = Profit (keuntungan) adalah pendapatan yang diterima pemilik faktor produksi
kewirausahaan.

Contoh: dalam sebuah negara memiliki data-data sebagai berikut (dalam


miliar)
Upah tenaga kerja Rp 2.000

Sewa tanah Rp 5.000

Investasi Rp 1.500

Laba usaha Rp 300

Ekspor Rp 1.300

Impor Rp 1.250

Bunga modal Rp 1.000

Konsumsi masyarakat Rp 2.600

Belanja pemerintah Rp 1.200

Berapakah besar pendapatan nasional jika dihitung dengan pendekatan


pengeluaran?

Jawaban:

Y = C+I+G+(X-M)

=2.600 + 1.500 + 1.200 + (1.300-1.250)

=5.350

3. Penentuan kesempatan kerja

Kesempatan kerja adalah suatu keadaan yang menggambarkan


ketersediaan pekerjaan untuk diisi oleh para pencari kerja. Namun bisa diartikan
juga sebagai permintaan atas tenaga kerja.

Tenaga kerja memegang peranan yang sangat penting dalam roda perekonomian
suatu negara, karena:
1. Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi.

2. Sumber Daya Alam.

3. Kewiraswastaan.

Tenaga kerja juga penting dilihat dari segi kesejahteraan masyarakat. Adapula
masalah yang ditimbulkan dari banyaknya tenaga kerja:

1. Masalah-masalah perluasan kesempatan kerja.

2. Pendidikan yang dimiliki angkatan kerja.

3. Pengangguran.

Sumitro Djojohadikusumo mendefinisikan angkatan kerja sebagai bagian dari


jumlah penduduk yang mempunyai pekerjaan atau yang sedang mencari
kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang produktif. Faktor-faktor yang
menentukan angkatan kerja menurut Sumitro diantaranya:

a. Jumlah dan sebaran usia penduduk.

b. Pengaruh keaktifan bersekolah terhadap penduduk berusia muda.

c. Peranan kaum wanita dalam perekonomian.

d. Pertambahan penduduk yang tinggi.

e. Meningkatnya jaminan kesehatan.

Sebagai strategi peningkatan kesempatan kerja yang diperlukan antara lain :

a. Dari sisi persediaan tenaga kerja :

· Pengendalian jumlah penduduk dalam jangka panjang masih perlu


dipertahankan.

· Pengendalian angkatan kerja dalam jangka pendek melalui peningkatan


pendidikan yaitu dibedakan atas peningkatan kuantitas pendidikan (perluasan
fasilitas pendidikan, peningkatan kondisi perekonomian keluarga yang mencegah
angka putus sekolah dan peningkatan usia sekolah/wajib belajar 9 tahun) serta
peningkatan kualitas pendidikan dan produktivitas tenaga kerja.

· Pemerataan pembangunan infrastruktur secara merata sehingga dapat mencegah


migrasi desa-kota.

b. Dari sisi kebutuhan tenaga kerja

· Perluasan dan penciptaan kesempatan kerja melalui kebijakan makro


(seperti penyederhanaan mekanisme investasi, pengembangan sistem pajak yang
ramah pengembangan usaha, sistem kredit yang menggerakkan sektor riil),
kebijakan regional (melalui pengalokasian anggaran untuk pembangunan
infrastruktur yang menyerap tenaga kerja), kebijakan sektoral ( di sektor pertanian
dapat dilakukan melalui penguatan kelembagaan (koperasi), membentuk
kelompok yang terdiri dari beberapa usaha kecil (UKM) dalam pengolahan hasil
pertanian, perbaikan teknik usaha tani, hingga pengembangan sistem pengemasan
sesuai dengan kebutuhan pasar di luar komunitas, sedangkan di sektor industri
melalui penyederhanaan mekanisme investasi, penataan sistem keamanan yang
lebih baik, melakukan promosi peluang investasi daerah serta di sektor lainnya
melalui sistem regulasi dan perizinan usaha yang lebih sederhana) dan kebijakan
khusus (usaha kerajinan dan makanan bagi wanita di perdesaan, TKMT (Tenaga
Kerja Muda Terdidik) yaitu program perluasan kesempatan kerja bagi lulusan
SLTA ke perdesaan.

4. Keseimbangan pendapatan nasional

• Untuk melihat keseimbangan perekonomian suatu negara digunakan


penghitungan pendapatan nasional berdasarkan pengeluaran atau produk total,
oleh karena itu keseimbangan perekonomian dilihat dari keseimbangan antara
pendapatan suatu negara dengan pengeluaran total negara tersebut.

1. Keseimbangan Perekonomian 2 sektor (yang artinya ada dua sektor sebagai


pembentuk keseimbangan pendapatan nasional suatu perekonomian)

Y=C+I
C = Konsumsi masyarakat

I = Investasi

• Untuk melihat keseimbangan perekonomian suatu negara digunakan


penghitungan pendapatan nasional berdasarkan pengeluaran atau produk total,
oleh karena itu keseimbangan perekonomian dilihat dari keseimbangan antara
pendapatan suatu negara dengan pengeluaran total negara tersebut.

1. Keseimbangan Perekonomian 2 sektor (yang artinya ada dua sektor sebagai


pembentuk keseimbangan pendapatan nasional suatu perekonomian)

Y=C+I

C = Konsumsi masyarakat

I = Investasi

5. Pendapatan Nasional Dalam Perspektif Islam

Ketika ilmu ekonomi konvensional merupakan studi tantang bagaimana


mencapai maksimalisasi pemenuhan kebutuhan ditengah keterbatasan sumber
daya, maka ilmu ekonomi islam adalah studi tentang falah
(keuntungan/kebahagiaan komprehensif berkesinambungan) manusia yang
dicapai dengan mengorganisasikan sumber daya alam atas dasar kerja sama dan
partisipasi. Falah adalah konsep kebahagiaan yang komprehensif baik duniawi
maupun ukhrawi. Falah dalam kehidupan duniawi merepresentasikan tiga hal:
keberlangsungan, kebebasan dari keinginan, kekuasaan dan keilmuan. Kata falah
dalam Al-Qur’an menggambarkan pencapaian kondisi-kondisi ideal pada level
spiritual, ekonomi, budaya dan politik.

Semua sistem ekonomi pada dasarnya memang bertujuan untuk


mengantarkan masyarakatnya mewujudkan kesejahteraan. Namun kesejahteraan
ini lebih sering diwujudkan dalam cerminan peningkatan GNP yang tinggi, yang
jika dibagi dengan jumlah penduduk akan menghasilkan pendapatan perkapita
yang tinggi. Sistem kapitalis dapat dengan mudah medapat angka GNP yang
tinggi. Tetapi pendapatan pada hakikatnya angka GNP yang tinggi ini bukan satu-
satunya komponen pokok yang mengidikasikan kesejahteraan.

Dalam perspektif ekonomi islam, untuk memperhitungkan kesejahteraan


nasional harus pula memasukkan unsur-unsur falah dalam menganalisis
kesejahteraan masyarakat . penghitungan pendapatan nasional dalam perspektif
ekonomi islam perlu memahami interaksi berbagai institusi seperti wakaf, infaq,
dan sedekah dalam mendukung kesejahteraan masyarakat. Penghitungan
pendapatan nasional berdasarkan ekonomi islam idealnya mampu
merepresentasikan kesejahteraan ekonomi dan kesejahteraan sosial yang
mencakup seluruh dimensi falah.

6. Pemerintah sebagai Ibu segala pasar

Pemerintah menyediakan semua basic needs (keperluan pokok) rakyat,


bukan menciptakan output yang banyak.

Ilmu ekonomi membedakan barang berdasarkan jenis sifat yaitu :

1. Private goods
Private goods adalah barang yang dapat diproduksi (ditawarkan) secara lebih
efisien oleh perusahaan swasta dalam sebuah pasar.

Misalnya : Mobil, Rumah, Pakaian, dll

2. Public goods

Public goods adalah barang yang cenderung tidak dapat diproduksi


(ditawarkan) secara efisien dalam jumlah sedikit oleh perusahaan swasta
sehingga penawarannya kebanyakan oleh pemerintah.

Public goods dibagi 2 kelompok ;

a. Non-Excutable Goods

Adalah barang yang orang memerlukannya dimana orang lain tidak dapat
dilarang untuk ikut menggunakan atau menikmatinya.
Misalnya : Pada sebuah atraksi pesawat udara dimana pihak penyelenggara
tidak dapat melarang orang yang tidak mampu membeli tiket masuk untuk
menikmati atraksi udara tersebut dari luar arena pertunjukan.

b. Non-Private Goods
Adalah barang yang banyak orang dapat menggunakan atau menikmatinya
sekaligus tanpa mengganggu kesenangan orang lain yang telah lebih dahulu
menikmatinya.

Misalnya : Menonton acara di Tv, semua orang dapat menikmati sekaligus


tanpa mengganggu orang satu sama lainnya selam mereka berada pada
saluran dan waktu yang sesuai.

Transfer Tunai Barang Dan Jasa


Pemerintah dapat melakukan 2 cara distribusi pendapatan, yaitu :

1. Dengan melakukan transfer tunai. Hal ini dapat dilakukan melalui uang tunjangan.
2. Dengan memberikan bantuan secara langsung berupa barang kepada orang-orang
yang membutuhkan.
Kegagalan Pemerintah
Perusahaan swasta tidak dapat menyediakan public goods secara efisien. Oleh
karena itu, public goods harus disediakan pemerintah. Dalam memproduksi goods
pemerintah dapat menemui kegagalan karena adanya :

 Inefisiensi dalam proses produksi


 Buruk atau kurangnya informasi

7. Sistem Pendapatan Nasional dan Pertumbu han Ekonomi di Indonesia


Pendapatan nasional dapat diartikan sebagai nilai barang dan jasa
yangdihasilkan dalam suatu Negara (Sukirno, 2008, p36). Pengertian
berbedadituliskan dengan huruf besar P dan N, dimana pendapatan nasional
adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh factor produksi yang digunakan
untuk memproduksi barang dan jasa dalam suatu tahun tertentu (Sukirno, 2008,
p36).Selain itu, Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterimaoleh
seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahanfaktor-
faktor produksi dalam satu periode,biasanya selama satu tahun.Pendapatan
nasional merupakan salah satu ukuran pertumbuhan ekonomisuatu Negara.
Pertumbuhan Ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu
perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional
(Pertumbuhan Ekonomi = pertumbuhan output). Suatu negara dikatakan
mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil dinegara
tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan
pembangunan ekonomi. Sedangkan Pembangunan ekonomi adalah suatu proses
kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan
adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam
struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk
suatunegara. Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi
(economic growth ); pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi,
dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan
ekonomi. Perbedaan antara keduanya adalah pertumbuhan ekonomi
keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar
pendapatan dan tingkat output produksi yang dihasilkan, sedangkan pembangunan
ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga
terdapat perubahan-perubahan dalam struktur produksi dan alokasi input pada
berbagai sektor perekonomian seperti dalam lembaga, pengetahuan, sosial dan
teknik. Laju Pertumbuhan Ekonomi dapat dihitung dengan dua cara, yaitu:
𝑃𝐷𝐵𝑋 −𝑃𝐷𝐵𝑋−1
1. Cara tahunan ∆𝑃𝐷𝐵𝑋 = 𝑋 100%
𝑃𝐷𝐵𝑋−1

𝑛−2 𝑡𝑛
2. Cara rata-rata 𝑟 = [( √𝑡𝑜 ) 𝑥1] 𝑥100%
BAB III

KESIMPULAN

Pendapatan nasional merupakan seluruh pendapatan yang diterima oleh


seluruh anggota masyarakat atau seluruh rumah tangga keluarga (RTK) dalam
suatu negara dengan kurun waktu tertentu, biasanya dalam waktu satu tahun.
Pendapatan nasional dapat juga diartikan sebagai hasil produksi nasional, yang
berarti nilai hasil produksi yang dihasilkan oleh seluruh anggota masyarakat suatu
negara dalam waktu tertentu, biasanya satu tahun.

Macam-macam Pendapatan Nasional : GDP (Gross Domestic Product), GNP


(Gross National Product), NNP (Net National Product), PI (Personal Income).
DAFTAR PUSTAKA

Murtadho,Ali.2015.Ekonomi Makro Islam. Semarang: CV.Karya Abadi Jaya

https://www.jurnal.id/id/blog/2017/pengertian-dan-konsep-pendapatan-nasional

http://poejang.blogspot.co.id/2011/08/jenis-pendapatan-nasional.html

http://caraharian.com/rumus-pendapatan-nasional.html

http://fachrimaulana.blogspot.co.id/2011/02/kesempatan-kerja.html

https://www.scribd.com/doc/51958315/PENDAPATAN-NASIONAL

Anda mungkin juga menyukai