Anda di halaman 1dari 4

NAMA : Septanti Nurkhamidah

NIM : 18422076

1. Pengertian Harta
Harta menjadi alat dan orientasi pencapaian transaksi mu’amalah.
Secara bahasa : dalam bahasa arab arab disebut dengan al-mal yang berasal dari kata
mala – yamiilu – maylan yang berarti condong, cenderung, dan miring.
secara istilah : menurut Imam Hanafiyah, pengertian harta adalah sesuatu yang yang
digandrungi tabiat manusia dan memungkinkan untuk disimpan hingga dibutuhkan. Maka
menurut hanafiyah, harta mesti dapat disimpan sehingga sesuatu yang tidak dapat disimpan tidak
dapat disebut harta.
hanafiyah menyatakan bahwa harta adalah sesuatu yang berwujud dan dapat disimpan
sehingga sesuatu yang tidak berwujud dan tidak dapat disimpan tidak termasuk harta, seperti hak
dan manfaat. Dengan demikian, dari beberapa penyataan di atas, dalam pespektif fikih, tidak
semua benda tergolong harta. Karena pengertian harta memiliki batasan-batasan yang
berlandaskan nilai-nilai syariat Islam. Penjelasan mengenai harta ini penting karena akan
berimplikasi pada penggunaannya dalam proses bermu‟amalah.
Contoh , anjing itu bukanlah harta atau diperjual belikan bagi kaum muslim, karena
anjing adalah haram untuk diperjual belikan, atau dijadikan makanan maupun dipelihara.
2. Unsur-unsur Harta
a. Unsur-unsur harta adalah sesuatu yang melekat pada harta. Unsur aniyah adalah bahwa harta itu
ada wujudnya dalam kenyataan (a’yan).
Contoh: uang dalam bentuk fisiknya perhiasan. Namun manfaatnya disebut milik.
b. unsur urf ialah segala sesuatu yang dipandang harta oleh seluruh manusia atau sebagian manusia,
tidaklah manusia memelihara sesuatu kecuali menginginkan suatu manfaatnya, baik manfaat
madiyah maupun manfaat ma’nawiyah.
Contoh: mobil/motor sebagai kendaraan, atau alat bantu untuk memudahkan manusia
kepenjuru arah.
3. Kedudukan Harta
Harta merupakan orientasi kebutuhan manusia, sebagaimana manusia membutuhkan
keturunan. Maka harta merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Namun, harta juga
berpotensi sebagai fitnah . sebagaimana dalam Firman Allah:
ِ ‫ِإنَّ َما َأ ْم َوالُ ُك ْم َوَأوْ اَل ُد ُك ْم فِ ْتنَةٌ ۚ َوهَّللا ُ ِع ْن َدهُ َأجْ ٌر ع‬
‫َظي ٌم‬
“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi
Allah-lah pahala yang besar.” (QS. At-Taghobun: 15)
Maka dari itu, karena harta berpotensi berkedudukan sebagai perhiasan dan fitnah
atau sebagai anugrah dan cobaan, manusia diharapkan berehati-hati dalam
menggunakan dan memanfaatkan harta.
Contoh: harta itu adalah sesungguhnya milik Allah , dan didalam harta kita itu terdapat
harta orang lain, jadi harta itu kalau disimpan dan tidak dikeluarkan akan jadi busuk dan tidak
berguna, maka dari itu harta kita sebaiknya untuk di keluarkan dengan cara berzakat, ataupun
infak dan sodaqoh.
4. Fungsi harta
a. Berfungsi untuk menyempurnakan pelaksanaan ibadah yang khas (muamalah),
b. Untuk meningkatkan keimanan (ketakwaan) kepada Allah,
c. Untuk menyelaraskan (menyeimbangkan) antara kehidupan dunia dan akhirat.
d. Untuk mengembangkan dan menegakkan ilmu-ilmu.
e. Untuk menumbuhkan silaturrahim, karena adanya perbedaan dan keperluan
Contoh , kita membantu orang lain yang sedang mengalami kesusahan dengan memberi sedikit
harta kita ,lalu akibat dari perbuatan itu sendiri akan menimbulkan ras syukur, nikmat dan
karunia dari Allah dan menambah ketakwaan kita terhadap kebesaran Allah.
5. Pembagian Harta
a. Harta Mutaqawwin dan Ghair Mutaqawwin
1) Harta mutaqawwin, semua harta yang baik jenisnya maupun carabmemperoleh dan
penggunaannya. ayam itu halal, tetapi memakannya dalam keadaan telah mati ditabrak
mobil, tanpa disembelih maka daging ayam tidak bisa dimanfaatkan karena cara
penyembelihannya batal menurut syara.
2) yakni tidak boleh diambil manfaatnya, baik jenisnya, cara memperolehnya maupun cara
penggunaannya. Seperti mencuri , mecuri itu merampas hak milik oranglain itu tidak halal
dalam memperolehnya.
b. Harta Mitsli dan Mal Qimi
1) benda-benda yang ada persamaan dalam kesatuan-kesatuannyadalam arti dapat berdiri
sebagiannya di tempat yang lain, tanpa ada perbedaan yang perlu dinilai.
2) Harta Qimi, benda-benda yang kurang dalam kesatuan-kesatuannya,karenanya tidak dapat
berdiri sebagiannya di tempat yang lain, tanpa adaperbedaan yang dinilai.
c. Harta Istihlak dan Harta Isti’mal
1) Harta istihlak, contohnya; rumah dijual , maka dipandang habis menurut hukum walaupun
rumah tersebut masih utuh, hanya pindah kepemilikannya.
2) Harta isti’mal, yaitu sesuatu yang dapat digunakan berulang kali dan materinya tetap
terpelihara. Misalnya; sandal, sepatu, sawah
d. Harta Manqul dan Harta Ghair Manqul
1) Harta Manqul, segala harta yang dapat dipindahkan (bergerak) dari satu tempat ke tempat
lain. Misalnya adalah perhiasan atau make up.
2) Harta Ghair Manqul, sesuatu yang tidak bisa dipindahkan dan dibawa dari satu tempat ke
tempat lain. Misalnya rumah .
e. Harta „Ain dan harta Dayn
1) Harta Ain, yaitu harta yang berbentuk benda, misalnya kendaraan.
a) Harta ain dzati qimah, yaitu suatu benda yang memiliki bentuk yangndipandang sebagai
harta karena memiliki nilai.
b) Harta ain ghayr dzati qimah, yaitu suatu benda yang tidak dapat dipandang sebagai harta
karena tidak memiliki harga, misalnya sepiji beras.
2) Harta dayn, sesuatu yang berada dalam tanggung jawab. Seperti tanah rumah yang berada
dalam tanggung jawab seseorang.
f. Harta al-‘ain dan harta al-naf’i (manfaat).
1) Harta ‘aini ialah suatu benda yang memiliki nilai dan berbentuk (berwujud),misalnya sawah.
2) Harta nafi’ ialah a’radl yang berangsur-angsur tumbuh menurut perkembangan masa, oleh
karena itu mal al naf’i tidak berwujud dan tidak mungkin disimpan.
g. Harta Mamluk, Mubah, dan Mahjur
1) Harta mamluk, sesuatu yang masuk ke bawah milik, milik perorangan maupun
milik badan hukum, seperti sekolahan.
2) Harta mubah, sesuatu yang pada asalnya bukan milik seseorang, pohon-pohon di hutan dan
buah buahannya.
3) Harta mahjur, sesuatu yang tidak dibolehkan dimiliki sendiri dan memberikan
kepada orang lain menurut syari’at, benda yang dikhususkan untuk masyarakat umum, seperti
jalan raya, kuburan-kuburan, dan yang lainnya.
h. Harta yang dapat dibagi dan tidak dapat dibagi
1) Harta yang dapat dibagi, adalah harta yang tidak menimbulkan suatu kerugian atau kerusakan
apabila harta itu dibagi-bagi, contoh : pasir
2) Harta yang tidak dapat dibagi, adalah harta yang menimbulkan suatu kerugian atau kerusakan
apabila harta tersebut dibagi-bagi, pintu .
i. Harta Khas dan Harta ‘am
1) Harta Khas, yaitu harta pribadi,
2) Harta ‘am, harta milik umum (bersama) yang boleh diambil manfaatnya.
a) Harta yang termasuk milik perseorangan. Contohnya buah di hutan.
b) Harta-harta yang tidak dapat termasuk milik perseorangan.

Anda mungkin juga menyukai