Anda di halaman 1dari 15

KEBIJAKAN EKONOMI DAN FISKAL PADA MASA

RASULULLAH SAW DAN KHULAFAUR RASYIDIN

MAKALAH

Ditujukan Untuk Memenuhi Kebutuhan Tugas Mata Kuliah

“Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam “

Dosen Pengampu :

Bagus Ahmadi, S.Pd.I., M.Sy.

Oleh Kelompok 1:

Fitria Rahman 1860101223282

Triadi Prisma Eko Prasetyo 1860101223283

Syifa Niharul Mahamida 1860101223285

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH - 3G

FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH

TULUNGAGUNG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. atas


segala karunianya sehingga makalah ini yang berjudul “Hukum Administrasi
Negara” dapat terselesaikan. Shalawat dan salam semoga senantiasa abadi
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. dan umatnya.

Sehubungan dengan selesainya makalah ini maka penulis mengucapkan


terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Maftukhin, M. Ag selaku Rektor Universitas Islam Negeri


Sayyid Ali Ramatullah Tulungagung.
2. Dr. H. Nur Efendi, M. Ag selaku Dekan Fakultas Islam dan Ilmu Hukum
Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.
3. Abd. Khoir Wattimena, M.H.I Selaku Kaprodi Hukum Ekonomi Syariah
Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.
4. Bagus Ahmadi, S.Pd.I., M.Sy. Selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah
Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam.
5. Teman-teman kelas Hukum Ekonomi Syariah 3G serta pihak lain yang
membantu dalam proses penyelesaian makalah ini.

Dengan penuh harap semoga jasa kebaikan mereka diterima Allah SWT. dan
tercatat sebagai amal shalih. Akhirnya, karya ini penulis suguhkan kepada segenap
pembaca, dengan harapan adanya saran dan kritik yang bersifat konstruktif demi
perbaikan. Semoga karya ini bermanfaat dan mendapat ridha Allah SWT.

Tulungagung, 27 Agustus 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
C. Tujuan ..................................................................................................................... 2
BAB II................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 3
A. Kebijakan ekonomi pada masa Rasulullah SAW.................................................... 3
B. Pemikiran ekonomi islam pada masa Rasulullah SAW .......................................... 5
C. Praktik dan Kebijakan Ekonomi pada masa Rasulullah SAW ................................ 6
D. Kebijakan Ekonomi pada masa Khulafaur Rasyidin .............................................. 7
BAB III ............................................................................................................................. 10
PENUTUP ........................................................................................................................ 10
A. KESIMPULAN ..................................................................................................... 10
B. SARAN ................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebijakan ekonomi dan fiskal pada masa Rasulullah dan Khulafaur
Rasyidin didasarkan pada prinsip-prinsip Islam yang bertujuan untuk
mempromosikan keadilan, kesejahteraan sosial, dan keberlangsungan
hidup. Kebijakan Fiskal: Kebijakan fiskal pada masa Rasulullah dan
Khulafaur Rasyidin berfokus pada distribusi pendapatan dan sumber daya
negara. Beberapa mekanisme distribusi fiskal pada negara Islam awal antara
lain: Fai': Fai' merujuk pada distribusi harta rampasan perang atau kekayaan
publik di antara umat Muslim. Hal ini digunakan untuk memenuhi
kebutuhan orang miskin dan yang membutuhkan, Ghanimah: Ghanimah
merujuk pada harta rampasan perang yang ditangkap. Hal ini didistribusikan
di antara para prajurit dan umat Muslim
Kebijakan ekonomi pada masa tersebut menekankan prinsip-prinsip
keadilan, kesejahteraan sosial, dan keberlangsungan hidup. Beberapa aspek
penting dari kebijakan ekonomi tersebut adalah: Ekonomi Pasar: Praktik
ekonomi Islam pada masa Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin menunjukkan
adanya peran penting bagi pasar. Harga yang adil dan transaksi yang adil
dianjurkan, dan nilai-nilai moral seperti kejujuran dan keadilan ditekankan.
Kepemilikan dan Hak Milik: Konsep hak milik pribadi diakui dan
dilindungi. Namun, juga ada mekanisme untuk memastikan distribusi
kekayaan dan sumber daya yang adil. Misalnya, pendirian Baitul Mal (kas
negara) membantu dalam redistribusi kekayaan dan penyediaan
kesejahteraan sosia. Perdagangan dan Komersial: Perdagangan dan
komersial dianjurkan, dan praktik bisnis yang adil ditekankan. Rasulullah
sendiri terlibat dalam perdagangan dan menunjukkan contoh perilaku bisnis
yang etis.
Kebijakan ekonomi dan fiskal pada masa Rasulullah dan Khulafaur
Rasyidin didasarkan pada prinsip-prinsip Islam dan bertujuan untuk
mempromosikan kesejahteraan sosial, keadilan, dan keberlangsungan

1
hidup. Kebijakan tersebut dipengaruhi oleh ajaran Al-Quran dan contoh dari
Rasulullah.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Kebijakan ekonomi pada masa Rasulullah SAW ?
2. Bagaimana Pemikiran ekonomi islam pada masa Rasulullah SAW ?
3. Bagaimana Praktik dan Kebijakan Ekonomi pada masa Rasulullah
SAW ?
4. Bagaimana Kebijakan Ekonomi pada masa Khulafaur Rasyidin ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami Kebijakan ekonomi pada masa
Rasulullah SAW
2. Untuk mengetahui dan memahami Pemikiran ekonomi islam pada
masa Rasulullah SAW
3. Untuk mengetahui dan memahami Praktik dan Kebijakan Ekonomi
pada masa Rasulullah SAW
4. Untuk mengetahui dan memahami Kebijakan Ekonomi pada masa
Khulafaur Rasyidin

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kebijakan ekonomi pada masa Rasulullah SAW


1. Kebijakan Moneter
Dinar dan dirham merupakan mata uang yang digunakan oleh
bangsa Arab. Dirham diasumsikan sebagai satuan uang, nilai dinar
adalah perkalian dari dirham sedangkan jika diasumsikan dinar sebagai
unit moneter, nilainya adalah sepuluh kali dirham. Dalam
perkembanganya dirham lebih umum digunakan daripada dinar. Maka
dari itu, hal tersebut berkaitan erat dengan tentara Islam terhadap wilayah
kakaisaran Persia.
Kebijakan moneter tidak mengotak atikkan suku bunga. Sejak
zaman Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin, kebijakan moneter
dilaksanakan tanpa instrumen bunga sama sekali. Perekonomian pada
saat Jazirah Arabia adalah ekonomi dagang, bukan ekonomi yang
berbasis sumber daya alam, bahkanminyak bumi pun belum ditemukan
dan sumber daya alam lainya sangat terbatas. Pada Zaman Rasulullah
SAW perekonomiannya bukanlah perekonomian terbelakang yang hanya
mengenal barter, bahkan sudah jauh dari gambarang yang seperti itu.
Dinar dan Dirham digunakan sebagai alat bayar resmi Valuta asing dari
Persia dan Romawi yang dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat Arab.
Tidak ada halangan sedikipun untuk mengimpor dinar, dan dirham
karena sistem devisa bebas diterapkan.Apabila para pedagang
mengekspor barang, berarti dinar/dirham diimpor. Sebaliknya, apabila
mereka mengimpor barang, berarti dinar/dirham diekspor.
Jadi, dapat dikatakan bahwa keseimbangan supply dan demand di
pasar uang adalah derived market dari keseimbangan aggregate supply
dan aggregate demand di pasar barang dan jasa. Nilai emas dan perak
yang terkandung dalam dinar dan dirham sama dengan nilai nominalnya,
sehingga penawaran uang elastis sempurna terhadap tingkat

3
pendapatannya dan permintaan nilai uang stabil. Ada beberapa hal yang
dilarang agar terjadi kestabilan :
a). Permintaan yang tidak rill.
b). Penimbunan mata uang
c). Transaksi Talaqqi Rukban, yaitu mencegat penjual dari kampung di
luar kota untuk mendapatkan keuntungan dari ketidaktauhan harga.
d). Transaksi kali bi kali, yaitu transaksi tanpa barang/transaksi maya.
e). Segala bentuk riba.1

2. Kebijakan Fiskal
Dalan ekonomi Islam kebijakan fiskal sudah dikenal sejak lama pada
zaman Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin yang kemudian
dikembangkan oleh ulama. Adapun Instrumen Kebijakan Fiskal antara
lain yaitu :
a). Peningkatan Pendapatan Nasional dan Tingkat Partisipasi Kerja
Rasulullah SAW mempersaudarakan antara Kaum Muhajjirin dengan
Kaum Anshar. Oleh karena itu peningkatan permintaan total di
Madinah dari Kaum Anshar ke Kaum Muhajjirin mengalami
pendapatan yang cukup drastis. Agar terjadi kesejahteraan umum
kaum muslimin, Rasulullah SAW membagikan tanah kepada Kaum
Muhajjirin untuk pembangunan pemukiman yang berimplikasi pada
peningkatan partisipasi kerja dan aktivitas pembangunan pemukiman
di Madinah.
b). Kebijakan Pajak
Pajak merupakan sumber utama pembelanjaan pemerintah.
Kebijakan pajak yang dilakukan oleh Rasululluh SAW meliputi
kharaj (pajak tanah), khums (pajak 1/5), dan zakat, yang
mengakibatkan terciptanya kestabilan harga dan mengurangi tingkat
inflasi.

1
Ibnu Fauzan Hariri, "Pemikiran Ekonomi Islam Pada Masa Nabi Muhammad" dalam
http://jurnal.faiunwir.ac.id, diakses 25 Agustus 2023.

4
c). Anggaran
Rasulullah SAW mengatur APBN secara cermat, efektif, dan efisien
sehingga menyebabkan jarang terjadinya deficit anggaran meskipun
sering terjadi peperangan. Kebijakan fiskal digunakan sebagai koreksi
atas gangguan-gangguan yang menghambat perekonomian.
d). Kebijakan Fiskal Khusus
Rasulullah SAW membuat kebijakan khusus untuk pengeluaran negara
antara lain, yaitu : meminta bantuan kaum muslimin secara sukarela
untuk memenuhi kebutuhan pasukan muslim, meminjam uang dari
orang orang tertentu untuk diberikan kepada para muallaf, dan
menerapkan kebijakan insentif untuk menjaga pengeluaran dan
meningkatkan partisipasi kerja dan produksi kaum muslimin.2

B. Pemikiran ekonomi islam pada masa Rasulullah SAW


Kaum Muslimin berkontribusi sangat besar terhadap kelangsungan
dan perkembangan pemikiran ekonomi pada peradaban dunia, setelah
diabadikan oleh ilmuwan Barat. Praktik dan kebijakan ekonomi
berlangsung pada masa Rasulullah SAW menjadi contoh empirik yang
dijadikan pijak bagi para cendekiawan Muslim dalam melahirkan tero
ekonomi. Fokus perhatian tertuju pada pemenuhan kebutuhan, keadilan,
efisiensi, pertumbuhan dan kebebasan, yang menjadi inspirasi pemikiran
ekonomi islam sejak awal. Siddiqi menguraikan sejarah ekonomi islam
dalam tiga fase, yaitu sebagai berikut :
a). Fase Pertama
Fase pertama dilakukan pada abad awal sampai dengan abad ke-5
Hijriyah/abad ke-11 Masehi yang dikenal sebagai fase dasar ekonomi
islam yang dirintis oleh para fukaha, yang diikuti oleh sufi kemudian
oleh filosof.

2
Zaqirotul Maghfiroh dan Siti Aminah Canigo, Pemikiran Ekonomi Islam Pada Masa Peradaban
Rasulullah SAW, vol.08, jurnal pemikiran dan penelitian ekonomi, 2020, hal 118-119

5
b). Fase Kedua
Fase ini dimulai pada abad ke-11 sampai dengan abad ke-15 Masehi
yang dikenal sebagai fase cemerlang karena meninggalkan warisan
intelektual yang sangat kaya. Umat muslim pada fase ini sudah cukup
matang pemikiranya terkait dengan bagaimana umat melakukan kegiatan
ekonomi yang berlandasan dengan Al-Qur'an dan Hadist Nabi. Pada
waktu yang bersamaan umat muslim menghadapi realitas politik yang
ditandai oleh dua hal, diantaranya : disintegrasi pusat kekuasaan Bani
Abbasiyah dan terbaginya kerajaan ke dalam beberapa kekuatan regional
yang mayoritas didasarkan kekuatan ketimbang rakyat. Kedua,
populernya korupsi di kalangan para penguasa yang diiringi dengan
dekadensi moral di kalangan masyarakat yang mengakibatkan terjadinya
ketimpangan yang semakin melebar antara si kaya dengan si miskin.
c). Fase Ketiga
Fase ini dimulai pada tahun 1446 hingga 1932 Masehi yang
merupakan fase tertutupnya pintu ijtihad akibatnya fase ini dikenal
sebagai fase stagnasi. Pada fase ini, para fukaha menulis catatan-catatan
para pendahulunya dan mengeluarkan fatwa yang sesuai dengan aturan
standar bagi masing-masing madzab.3

C. Praktik dan Kebijakan Ekonomi pada masa Rasulullah SAW


1. Pada periode Mekah: Muhammad SAW yang sebagai seorang
pedagang seperti anggota Quraiys lainnya, Muhammad SAW juga
menekuni dunia perdagangan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
sehari-hari. Pada usia 12 tahun beliau ikut pamannya Abu Thalib
menempuh perjalanan dagang ke syiria. Setelah Muhammad SAW
berinjak dewasa dan menyadari bahwa pamannya berasal dari keluarga
besar namun perekonomiannya lemah.
Keahliannya dalam berdagang yang disertai dengan reputasi dan
integritas yang baik membuat Muhammad SAW dijuluki sebagai Al-

3
Zaqirotul Maghfiroh dan Siti Aminah Canigo, Pemikiran Ekonomi Islam Pada Masa Peradaban
Rasulullah SAW, vol.08, jurnal pemikiran dan penelitian ekonomi, 2020, hal 115-116.

6
Amin (terpercaya) dan Ash-Shidiq (jujur) oleh penduduk Mekah yang
semakin banyaknya kesempatan berdagang dengan modal orang lain.
Muhammad SAW mempunyai catatan sejarah salah satunya yaitu beliau
banyak melakukan perdagangan dengan modal dari khadijah Binti
Khuwailid, seorang janda kaya yang kelak akan menjadi pendamping
hidup-Nya.
2. Pada periode Madinah: Muhammd SAW yang sebagai seorang Kepala
Negara. Berbeda dengan periode mekah, Islam menjadi kekuatan politik
pada periode madinah. Ajaran islam yang berkenaan dengan kehidupan
masyarakat (muamalah) banyak turun dikota ini. Nabi Muhammad juga
memiliki kedudukan sebagai kepaka negara dan pemimpin agama islam.
Dengan kata lain, dalam diri Nabi Muhammad SAW ada dua kekuasaan
sekaligus, kekuasaan spiritual dan kekuasaan duniawi. Kedudukannya
sebagai rosul secara otomatis merupakan kepala negara.
Rasulullah SAW membuang sebagian besar tradisi dan nilai-nilai yang
bertentangan dengan ajaran islam dari seluruh aspek kehidupan
masyarakat muslim. Kondisi negara yang baru dibentuk ini, tidak
diwarisi sumber kuangan sedikitpun sehingga sulit di mobilisasi dalam
waktu dekat. Karenanya Rasulullah SAW segera melekatkan dasar-
dasar kehidupan bermasyarakat yaitu:
a. Membangun masjid sebagai Islamic Cantre
b. Menjalin Ukhuwwah islamiyah antara kaum Muhajirin dengan
kaum anshar
c. Menjalin kedamaian dalam negara
d. Mengeluarkan hak dan kewajiban bagi warga negaranya
e. Membuat konstitusi negara
f. Meletakkan dasar-dasar keuangan negara4

D. Kebijakan Ekonomi pada masa Khulafaur Rasyidin


1. Abu Bakar As Shiddiq
Setelah wafatnya Rasulullah SAW, abu bakar as-shiddiq terpilih
menjadinkhalifah pertama. Beliau adalah pemimpin agama sekaligus

4
Zaqiratul Maghfiroh dan Siti Aminah Canigo, Pemikiran Ekonomi Islam Pada Masa Peradaban
Rasulullah SAW, vol.08, jurnal pemikiran dan penelitian ekonomi,2020,hal 116-117.

7
pemimpin negara kaum muslimin. Dalam pemerintahan Abu Bakar
yang hanya berlangsung 2 tahun berjalan dengan baik dengan berhasil
berhasil mengatasi banyaknya orang yang murtad, nabi palsu, dan
pembangkang zakat, maka dari itu terjadilah perang Riddah (perang
melawang kemurtadan). Dalam menjalankan pemerintahan dan roda
perekonomian masyarakat Madinah Abu Bakar sangat memperhatikan
keakuratan perhitungan zakat. Prinsip yang digunakan oleh Abu Bakar
dalam mendistribusikan harta baitul mal merupakan prinsip
kesamarataan, yakni memberikan jumlah yang ssama kepada semua
sahabat Rasulullah SAW.5

2. Umar Bin Khattab


Umar Bin Khattab adalah pengganti dati Abu Bakar. Pemerintahan
Umar bin khattab dikenal dengan pemerintahan yang bersih dengan
karasteristik pribadi yang tegas dan berwibawa sehingga terbentuk
kondisi masyarakat yang damai sejahtera dan makmur. Adapula
kebijakan-kebijakan ekonomi pada masa pemerintahan umar bin
khattab yaitu, Pendirian lembaga Baitul Mal, kepemilikan tanah, Ushr
(pajak), sedekah sari Non-Muslim, membuat mata uang sendiri,
mengganti dinar yang berasal dari persia yang selama ini digunakan.6
3. Ustman Bin Affan
Usman bin Affan terpilih menjadi khalifah ketiga yang memimpin
paling lama selama 12 tahun, namun tidak ada perubahan salam masa
kepemimpinanya. Beliau melanjutkan dan mengembangkan kebijakan-
kebejakan pada masa pemerintahan yang lalu. Khalifah Ustman bin
affan mengambil suatu langkah kebijakan dan beliau tidak mengambil
upah dari kantornya. Beliau juga meringankan beban pemerintahan
dalam hal-hal yang serius, bahkan menyimpan uangnyadibendahara
negara. Adapula kebijakan-kebijakan ekonomi pada masa
pemerintahannya yaitu, mengembangkan sistem ekonomi yang telah di
praktikan pada masa umar bin khattab, membentuk armada laut dan
kepolisian di wilayah mediterania, tidak mengambil upah dari

5
Kharidatul Mudhiah, Analisis Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Masa Klasik,Iqtishadia, 2016,
hal 82.
6
Rizal Fahlefi, Kebijakan Ekonomi Umar bin Khattab, Juris, vol.13, 2014, hal 30.

8
kantornya, mempertahankan sistem pemerintahan bantuan serta
memberikan sejumlah uang kepada masyarakat yang berbeda-beda.7
4. Ali Bin Abi Thalib
Dalam pemerintahannya Ali bin abi thalib melakukan gerakan dan
kebijakan politik seperti penegakan hukum secara masif, memecat
gubernur yang melakukan korupsi pada masa Umar bin Affan
mengambil alih tanah yang sudah negara dari keluarga Umar bin Affan
dan memfungsikan kembali Baitul Mal." Di antara kebijakan ekonomi
pada masa pemerintahannya, ia menetapkan pajak terhadap para pemilik
hutan sebesar 4000 dirham dan mengizinkan Ibnu Abbas, gubernur
Kufah, memungut zakat terhadap sayuran segar yang akan digunakan
sebagai bumbu masakan. Ada persamaan kebijakan ekonomi pada masa
Ali bin Abi Thalib dengan khalifah sebelumnya. Pada masa Ali alokasi
pengeluaran kurang lebihmasih tetap sama sebagaimana halnya pada
masa pemerintahan Khalifah Umar.8

7
Ibid hal 83
8
Junaidi, Pemerintahan Ali Bin Abi Thalib dan Permulaan Konflik Umat Islam, FITUA:
Jurnal studi islam, 2020, hal 33-48.

9
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dalam rangkuman tersebut, terdapat informasi tentang kebijakan ekonomi
pada masa Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin. Berikut adalah
beberapa poin penting yang dapat diambil dari uraian tersebut:
Dinar dan dirham digunakan sebagai mata uang dalam masyarakat Arab.
Nilai dinar dan dirham berkaitan dengan hubungan antara keduanya, dan
dirham lebih umum digunakan. Pada masa Rasulullah SAW dan Khulafaur
Rasyidin, kebijakan moneter dilaksanakan tanpa melibatkan instrumen suku
bunga. Perekonomian di Jazirah Arabia pada saat itu adalah ekonomi
dagang, yang didukung oleh penggunaan dinar dan dirham sebagai alat
pembayaran. Keseimbangan supply dan demand di pasar uang dipengaruhi
oleh keseimbangan aggregate supply dan aggregate demand di pasar barang
dan jasa. Beberapa praktik dilarang untuk menjaga stabilitas ekonomi,
seperti permintaan yang tidak riil, penimbunan mata uang, transaksi
spekulatif, dan bentuk riba.
Pemikiran ekonomi Islam mengalami tiga fase, yang mencakup fase dasar,
fase cemerlang, dan fase stagnasi. Fase ini dirintis oleh fukaha dan diikuti
oleh sufi dan filosof. Pemikiran ekonomi Islam tumbuh dalam fase ini. Pada
fase ini, pemikiran ekonomi Islam matang dengan fokus pada keadilan,
efisiensi, pertumbuhan, dan kebebasan. Pada fase ini, pintu ijtihad tertutup
dan pemikiran ekonomi Islam mengalami stagnasi.
Pada periode ini, Muhammad SAW berdagang dan mengumpulkan dana
untuk perjuangan Islam. Beliau juga mendapatkan dukungan modal dari
Khadijah. Pada periode ini, Muhammad SAW menjadi kepala negara dan
kepala agama. Beliau membentuk dasar-dasar kehidupan berdasarkan Al-
Qur'an dan Hadis. Abu Bakar fokus pada akurasi perhitungan zakat dan
prinsip kesamarataan dalam distribusi harta. Umar mengembangkan sistem
ekonomi, membentuk Baitul Mal, dan melaksanakan kebijakan perpajakan
dan kepemilikan tanah. Uthman melanjutkan kebijakan-kebijakan

10
sebelumnya dan mengadopsi langkah-langkah ekonomi seperti membuat
mata uang sendiri. Ali menegakkan hukum dengan tegas, memerangi
korupsi, dan mengelola Baitul Mal dengan efisien.
Abu Bakar memerangi kemurtadan, memerangi nabi palsu, dan membentuk
dasar-dasar distribusi zakat yang adil.Umar mengembangkan sistem
ekonomi, membangun Baitul Mal, dan memungut pajak. Uthman
melanjutkan kebijakan ekonomi sebelumnya dan mengambil langkah-
langkah tambahan seperti menciptakan mata uang sendiri. Ali menegakkan
hukum, memperbaiki Baitul Mal, dan melanjutkan kebijakan ekonomi
sebelumnya.
Keseluruhan informasi tersebut menggambarkan bagaimana kebijakan
ekonomi diterapkan pada masa Rasulullah SAW dan para Khalifah
Rasyidin, yang mencakup berbagai aspek termasuk moneter, distribusi
kekayaan, perpajakan, dan manajemen keuangan negara.

B. SARAN
Dengan dilakukannya penyusunan makalah ini maka diharapkan para
pembaca dapat membaca dan memahaminya dengan jelas agar penyusunan
makalah ini dapat bermanfaat bagi semuanya. Kami mengharap adanya
kritik yang bersifat membangun sebagai alat pertimbangan makalah ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

Fahlefi, Rizal. 2014. Kebijakan Ekonomi Umar bin Khattab.Juris. hal


130.
Hariri, Ibnu Fauzan.2019."Pemikiran Ekonomi Islam Pada Masa Nabi
Muhammad". Jurnal Pendidikan dan Studi Islam (Online), 5 (1) :
51-61, (http://jurnal.faiunwir.ac.id), diakses 25 Agustus 2023.
Junaidi.2020. Pemerintahan Ali Ain Abi Tholib dan Permulaan Konflik
Umat Islam.FITUA: Jurnal studi islam. hal 33-48.
Maghfiroh, Zaqirotul dan Siti Aminah Caniago. 2020. Pemikiran
Ekonmi Islam Pada Masa Peradaban Rasulullah SAW. Jurnal
Pemikiran Ekonomi. hal 116-119.
Mudhiah, Kharidatul. 2016. Analisis Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
Masa Klasik. Iqtishadia. hal 82.

12

Anda mungkin juga menyukai