PENUTUP
Apabila mainstream pemikiran ekonomi islam dibandingakan dengan konvensional,
secara singkat dapat dikatakan letak perbedan diantara keduanya adalah; jika mainstream
pemikiran ekonomi konvensional hanya berlaku parsial karena dibatasi oelh dimensi waktu
dan tempat, maka pada mainstream ekonomi Islam berlaku untuk segala zaman dan tempat,
dan secara prinsip bersifat saling melengkapi. Berbeda dengan para pemikir konvensional,
para pemikir muslim tidak menganggap bahwa tuntutan agama, etika, dan moral sebagai
suatu yang normatif dan terpisah dnga kegiatan ekonomi yang bersifat positif. Hal ini karena
dalam ajaran, prilaku muamalat seorang muslim dibentuk oleh pola-pola tertentu yang
didasarkan pada syariat Islam.
Oleh karena itu, patut disyukuri kemunculan para fukaha, sufi dan ahli filsafat muda
pada abad modern, seperti Yusuf Qardawi. Begitu pula dengan munculnya para ekonom
Islam seperti Muhammad A. Manan, Kursid Ahmad, Mohammad Anas Zarqa, Muhammad
nejatullah Siddiqi, Hussain Hamid Hasan, Sultan Abu Ali, M.Fahim Khan, Ausaf Ahmad,
Abdul Hamid Junaid, Munawar Iqbal, S.M Husanuz Zaman, Mohamed Aslam Haneef, Abdul
Hasan M.Sadeq, Aidit Ghazali, Muhammad Akram Khan, Omer Chapra, dan lain-lain.
Melalui tokoh-tokoh ini dengan izin Allah SWT ilmu ekonomi Islam akan dapat
diwujudkan dalam waktu dekat sebagai pelengkap atau bahkan alternative ketika ilmu
ekonomi konvensional tidak mampu lagi memecahkan berbagai permasalahan ekonomi
sekarang ini.
Perkembangan yang harus disyukuri adalah bahwa kini telah beredar banyak tulisan
dan buku tentang system ekonomi Islam, ilmu ekonomi Islam, dan juga tentang lembaga
keuangan syariah. Kedepan, akan sangad diperlukan berbagai kajian, tulisan, diskusi, dan
penggalian tentang pemikiran ekonomi Islam, agar system ekonomi Islam dapat tampil
sebagai solusi bagi seluruh permasalahan ekonomi dunia, yang sudah tak mampu lagi
diselesaikan oleh system konvensional. Sehingga pada gilirannya nanti, semua manusia akan
mengakui keunggulan Islam sebagai agama samawi yang sempurna.
“Pada hari ini, orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu
janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku, pada hari ini telah Ku-
sempurnakan untuk kamu agamamu,dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah
Ku-ridhai Islam itu jadi agamamu” (QS al-Maaidah[4]: 3)