Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah :


Dasar-Dasar Ekonomi Islam
Dosen Pengampu :
Arif Zunaidi, SHI., MEI.

Disusun Oleh :
Siti Urifah (22404044)
sitiurifah344@gmai.com

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Islam merupakan agama dengan penganut yang mencapai jutaan atau bahkan sampai miliaran
banyaknya yang tersebar diseluruh penjuru dunia. Agama islam tidak hanya mengajarkan tentang tuntunan
dalam beribadah. Agama islam juga mengajarkan berbagai macam aspek yang ada dalam kehidupan, Seperti
halnya dalam bidang ekonomi. Praktik dalam bidang ekonomi islam sendiri sudah berjalan lebih dari 10 abad
lamanya dan terus dikembangkan dengan berbagai pembaharuan dari masa ke masa.

Ekonomi islam mulai tercipta dan diterapkan sejak jaman Nabi Muhammad SAW. Dan seiring
berjalannya waktu, ekonomi islam mulai berkembang atas dasar pemikiran para ulama dan intelektual
muslim. Dalam masa perkembangan ini ekonomi islam pernah berada dalam fase kejayaan dan juga fase
kemunduran.

Ekonomi islam adalah sistem ekonomi yang berjalan atas dasar agama islam. Yang tidak hanya
mencari keuntungan dalam setiap kegiatannya. Namun juga terdapat beberapa aspek lain yang diperhatikan
dan juga untuk mendapat ridho dari allah SWT.

BAB II
PEMBAHASAN
A. SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM

1. PENGERTIAN EKONOMI ISLAM

Sistem ekonomi islam atau yang dikenal sebagai sistem ekonomi syariah adalah suatu sistem
yang didasarkan atas syariat-syariat agama Islam. Berbagai macam kegiatan ekonomi yang
dilakukan didalamnya dilandasi oleh Al quran dan Hadist. Aktivitas yang ada dalam sistem
ekonomi syariah tidaklah berbeda jauh dengan sistem ekonomi konvensional, yang menjadi
pembeda hanyalah pedomannya. Ekonomi islam memiliki tujuan untuk menghindari aktivitas yang
dilarang dalam kegiatan ekonomi, seperti riba, ikhtiar, zalim, dan sebagainya

Sistem ekonomi islam resmi diterapkan pada abad-20. Meskipun terbilang baru ditetapkan,
sebenarnya prinsip-prinsip ekonomi sendiri sudah lama ada bersamaan dengan munculnya agama
islam di dunia. Dibawa oleh Rasullulah dengan melakukan perdagangan disekitar masjidil haram
menggunakan sistem murabahah.1

2. SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM

I. PERIODE RASULULLAH SAW (610-632 MASEHI)

Nabi Muhammad diutus menjadi rasul pada tahun 610 M pada usia 40 tahun yang
bertempat di Gua Hira. Rasulullah diperintahkan untuk menyebarkan wahyu dari allah
kepada seluruh umat manusia. Periode dakwah Rasulullah dibagi menjadi dua tahapan
yaitu, periode Mekkah dan periode Madinah. Dalam periode Mekkah Rasulullah
berdakwah selam 13 tahun dengan berfokus pada aspek pembangunan aqidah. Hal ini
didasari oleh Q.S. An-Nahl ayat 36:

“dan sesungguhnya kami telah mengutus para rasul pada tiap-tiap umat (untuk
menyerukan): ‘sembahlah allah (saja), dan jauhilah taghut…” 2

Ayat diatas menjelaskan bahwa inti dari dakwah para nabi adalah tauhid. Sebagai sebuah
pondasi tauhid haruslah dikokohkan terlebih dahulu sebelum membangun sesuatu bangunan
lain diatasnya.

Setelah periode Mekkah, dakwah nabi dilanjutkan dengan periode Madinah selama
10 tahun yang membahas tentang banyak hal dari syari’at, ahlak, muamalah, dan lain
sebagainya. Pembahasan ini pun juga tidak pernah lepas dari konsep tauhid, baik tauhid
rububiyyah, uluhiyyah, maupun asma’ wasifat.

 Sumber Hukum
Pada masa Rasulullah, sumber hukum yang dijadikan landasan bagi kaum muslimin
adalah Rasulullah itu sendiri. Segala macam hukum yang ditentukan Rasulullah
langsung berasal dari allah dalam wujud Al-quran dan Hadist. Ijtihad pada masa
Rasulullah juga sudah ada, meskipun jarang penggunaannya.
Prinsip-prinsip ekonomi yang tercantum didalam alquran diantaranya :
1) Allah adalah penguasa tertinggi sekaligus pemilik absolut alam semesta. 3
2) Manusia adalah khalifa allah dimuka bumi, bukan pemilik sebenarnya. 4

1
https://majoo.id/solusi/detail/sistem-ekonomi-islam
2
Q.S An Nahl (16): 36
3
Q.S. Al Luqman (31): 26
4
Q.S. Al Baqarah (2): 30
3) Semua yang dimiliki dan didapatnya manusia adalah atas rahmat allah. 5
4) Kekayaan harus berputar dan tidak boleh ditimbun. 6
5) Eksploitasi dalam segala bentuknya, termasuk riba, harus dihilangkan. 7
6) Menetapkan sistem warisan islam sebagai media redistribusi kekayaan yang
dapat mengeliminasi konflik setiap individu.8
7) Menetapkan berbagai macam sedekah, baik yang bersifat wajib maupun
sukarela.9

 Inisiasi pada masa Rasulullah


Pada periode Madinah, Rasulullah menyadari pentingnya pondasi perekonomian
dibangun untuk kemandirian dan kesejahteraan umat. Atas dasar tersebut muncullah
beberapa inisiasi yang Rasulullah lakukan, diantaranya:
1) Membangun masjid sebagai tempat ibadah dan pusat kegiatan umat islam,
meliputi Pendidikan, pemerintahan, Baitul mal, dan sebagainya.
2) Mempersaudarakan kaum muhajirin dan kaum anshar.
3) Membangun pasar bagi umat islam yang sesuai dengan ketentuan dan hukum
islam.10
4) Selalu mendorong kaum muslim untuk giat dalam bekerja.
5) Berbuat baik kepada karyawan bagi seorang pengusaha.
6) Melakukan perdagangan
7) Larangan melakukan praktik riba
8) Sebisa mungkin menghindar dari berhutang kepada orang lain
9) Ihya’ almawat dan iqtha’, sebagai dorongan agar manusia menyebar ke
seluruh penjuru dan memanfaatkan lahan yang kosong/kritis.

 Keuangan Publik
Sumber-sumber penerimaan negara Madinah yang Rasulullah gunakan untuk
menjalankan roda pemerintahan diantaranya berasal dari :
1) Ghanimah, harta yang diperoleh oleh kaum muslimin yang berasal dari
rampasan perang dengan musuh islam dan hukum harta ini adalah halal. 11
2) Fai’, harta yang diperoleh tanpa peperangan. Pembagian harta ini diserahkan
kepada ijtihad pemimpin kaum muslimin.
3) Kharaj, pajak tanah yang dipungut dari kaum non muslim.
4) Kafarat, denda yang dikenakan kepada kaum muslim Ketika melakukan
pelanggaran. Denda tersebut dibayar dalam bentuk tunai ataupun lainnya. 12
5) Jizyah, sejumlah uang yang harus dibayarkan oleh orang yang berada
dibawah tanggungan kaum muslim berdasarkan perjanjian ahli kitab.

 Keuangan Sosial
1) Infak
Infak adalah salah satu pemasukan keuangan negara pada masa Rasulullah.
Tidak ada ketentuan pasti dalam berinfak, dimana semua orang dapat
memberikan berapapun jumlah hartanya dengan tanpa berlebihan.

2) Zakat

5
Q.S. Al Dzhariat (51): 19
6
Q.S. Al Hasyr (59): 7
7
Q.S. Al Baqarah (2): 275
8
Q.S. An Nisa (4): 11-14
9
Q.S. Al Baqarah (2): 267
10
Karim, Sejarah Pemikiran ekonomi Islam. Hal.19
11
As-Sayyid Sabiq, Fiqh As-Sunnah (Cairo: As-Syarikah Ad-Dauliyah lit-tiba’ah, 2004), hal 864
12
Karim, Sejarah PEMIKIRAN Ekonomi Islam. Hal.98
Zakat adalah sumber pemasukan yang utama diawal periode Madinah.
Rasulullah menetapkan zakat sebagai instrumen keuangan sosial utama umat
islam. Beliau menegaskan bahwa zakat termasuk dalam lima pondasi dasar
umat islam

3) Waqaf
Waqaf adalah pokok aset yang disedekahkan agar dikelola secara produktif
untuk mendapatkan hasil yang dapat didistribusikan kepada mauquf ‘alaihi.
allah juga mendorong hambanya untuk mewaqafkan Sebagian hartanya. 13

 Kelembagaan
1) Baitul Mall
Lembaga yang menjamin pemenuhan kebutuhan hidup dan kesejahteraan
setiap warga negara yang dibawah bendera islam, baik itu muslim maupun
non muslim. 14

2) Al-Hisbah
Al-Hisbah adalah Lembaga pengawasan pasar yang didirikan untuk
menghadirkan suasana pasar yang kondusif dan terhindar dari praktik-praktik
yang tidak sesuai dengan syariat islam. 15

II. PERIODE ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ RA (632-634 MASEHI)

 Sumber Hukum

“aku tinggalkan kepada kamu dua perkara, kamu tidak akan tersesat selamanya
selama kamu berpegang dengan kedua-duanya, yaitu kitab allah (al-quran) dan
sunnahku”16

sumber hukum pada periode Abu Bakar sumber hukumnya tidak berbeda sama sekali
dengan periode Rasulullah, yaitu Al-Quran dan Sunnah. Kedua hal ini adalah
peninggalan Rasulullah SAW yang senantiasa dipegang erat oleh umatnya.

 Keuangan Publik
Zakat menjadi sumber pemasukan negara pada periode abu bakar.
Pemasukan ini akan disimpan dalam Baitul mal dan akan langsung didistribusikan
kepada umat islam hingga tidak tersisa. Dalam pembagiannya, abu bakar menetapkan
sistem kesamarataan.
Namun pada masa periode abu bakar, umat islam sempat mengalami konflik
yang dasari atas wafatnya Rasulullah SAW. Dimana banyak dari umat islam yang
memutuskan untuk keluar dari agama islam. Orang-orang murtad tersebut dibagi
menjadi 3 golongan. Diantaranya:
1) Orang yang tidak melaksanakan shalat dan tidak membayar zakat
2) Orang yang masih melaksanakan shalat, namun menolak membayar zakat
3) Orang yang tidak melaksanakan shalat, namun tetap membayar zakat

III. PERIODE UMAR BIN KHATAB RA (634-644 MASEHI)

 Sumber Hukum
13
Q. S Ali Imran (3): 92
14
Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. Hal. 113
15
H.R. Muslim No. 2985
16
H.R. Hakim
Periode Umar Bin Khatab adalah masa awal dimana ijtihad lebih sering
digunakan untuk menjawab berbagai macam permasalahan yang muncul
dimasyarakat. Dalam beberapa kebijakan terkadang menyelisihi para pendahulunya.
Namun hal ini hanya terjadi sebatas hal-hal yang bersifat furu, bukan dalam hal
prinsip.

 Kebijakan-Kebijakan
1) Sektor Ril
Umar Bin Khatab mengeluarkan beberapa kebijakan terkait dengan
kepemilikan tanah, diantaranya :
1) Pemilik sebuah lahan adalah pengelola lahan tersebut. Pemerintah dapat
mencabut hak atas kepemilikan lahan apabila selama 3 tahun lahan
ditelantarkan selama 3 tahun.
2) Kepemilikan lahan dari tanah yang ditaklukkan tetap menjadi hak
pemilik lahan, sekalipun dia berasal dari non muslim.
3) Negara bertanggung jawab atas pembangunan infrastruktur yang
dibutuhkan untuk sektor pertanian.

2) Perdagangan Internasional
Dalam sektor perdagangan, Umar Bin Khatab menerapkan ‘usyu
(cukai) sebesar 10% kepada pedagang luar negeri yang berdagang di negara
islam, Sama seperti apa yang dilakukan oleh negara-negara non muslim .
Penarikan cukai ini bertujuan untuk menerapkan muamalat bill mitsl, yaitu
perlakuan muamalah yang serupa.

3) Ekonomi Moneter
Umar Bin Khatab melakukan penambahan ciri keislaman dengan
kalimat “Alhamdulillah”, “Muhammad Rasulullah”, “Laa ilaha illa Allah
wahdahu” dan juga nama khalifah “umar” dalam mencetak uang dirham.
Hal ini dilakukan lantaran aktivitas perdagangan semakin berkembang.
Selanjutnya, beliau juga menetapkan standar takar dirham dan dinar adalah 1
dirham sama dengan 7/10 dinar. 17

 Keuangan Publik
Pemasukan pemerintah pada masa Umar Bin Khatab juga sama dengan
periode-periode sebelumnya. Sumber-sumber negara ini dinilai cukup untuk
menjalankan roda pemerintahan pada sektor militer. Pendistribusian pada periode
umar ini dibagi menjadi tiga yaitu :18

1) Santunan sosial, Bantuan kepada masyarakat yang bersifat insidental


2) Pengeluaran rutin, pengeluaran rutin negara untuk membiayai pengeluaran
sehari-hari untuk kebutuhan administrasi
3) Investasi , pengeluaran yang disalurkan untuk pembangunan infrastruktur

 Kelembagaan
Beberapa kelembagaan yang dikembangkan pada masa Umar Bin Khatab
adalah Baitul mal dan diwan, yaitu buku penerimaan negara. Terdapat perubahan
pada sistem administrasi di Baitul mal yang diakibatkan oleh berbagai ekspedisi dan
bertambahnya pendapatan kaum muslim, seperti pajak tanah dari wilayah yang
ditaklukkan. Pembangunan Baitul mal yang tertata baik dan rapi adalah kontribusi
terbesar yang diberikan Umar Bin Khatab kepada dunia islam dan kaum muslimin. 19
17
Ressi Susanti, “Sejarah Transformasi Uang Dalam Islam,” Jurnal Aqlam 2, no. 1, 2017
18
El-Ashker and Wilson, Islamic Economics A Short History
19
Karim, Sejarah pemikiran Ekonomi islam. Hal 75.
 Infrastruktur
Pembangunan infrastruktur pada masa Umar bin Khatab antara lain,
dibangunnya kota Kufah dan Bashrah, pembangunan masjid ditengah kota, pelebaran
jalan raya, pembangunan jembatan, jaringan persediaan air dan pembangunan terusan
Al-Fustat di ibu kota Mesir dekat Pelabuhan suez yang dikenal dengan terusan
Amirul muminin. Terusan ini menjadi jalur transportasi terbesar antara Mesir, Laut
Merah, dan India.20

IV. PERIODE UTSMAN BIN AFFAN RA (644-656 MASEHI)

 Sumber Hukum
Sumber hukum pada periode Utsman Bin Affan masih tetaplah sama, yaitu
Al-Quran, Hadist dan juga Ijtihad. Pada masa pemerintahannya, Utsman melakukan
inisiasi untuk menyalin al-quran yang telah dikumpulkan dalam sebuah kitab oleh abu
bakar as-shiddiq. Kemudian Salinan yang dikenal dengan Mushaf Utsmani ini
disebarluasakan dan digunakan hingga saat ini.

 Keuangan Publik
Sumber pemasukan negara pada masa Utsman bin Affan masihlah sama
dengan periode periode sebelumnya. Namun perihal zakat harta, Utsman Bin Affan
memberikan sedikit kelonggaran bagi umat muslim. Beliau mempercayakan
perhitungan harta kepada kaum muslimin itu sendiri. Dan hal tersebut terus berlanjut
hingga daulah Umayyah dan Abasyiah.

 Infastruktur
Kebijakan dalam bidang infrastruktur dinilai sebagai kebijakan yang paling menonjol
pada masa pemerintahan Utsman Bin Affan. Kebijakan tersebut adalah pembentukan
Angkatan laut. Angkatan laut ini adalah Angkatan laut pertama dalam sejarah islam.
Sebelumya, pembentukan angkatan laut ini digagas oleh muawiyah yang menjabat
sebagai Gubernur Syams, wilayah yang letaknya paling jauh dari ibu kota saat itu.

V. PERIODE ALI BIN ABI THALIB RA (656-661 MASEHI)

 Kebijakan-kebijakan ekonomi
1) Mengedepankan prinsip pemerataan dalam pendistribusian kekayaan negara
kepada masyarakat.
2) Menetapkan pajak kepada pemilik kebun dan mengizinkan pemungutan pajak
terhadap sayuran segar.
3) Pembayaran gaji karyawan dengan sistem mingguan.
4) Melakukan kontrol pasar dan memberantas perdagangan licik, menimbun
barang, dan pasar gelap.
5) Aturan kompensasi bagi para pekerja apabila merusak barang-barang
pekerjaan
6) Ekonomi Moneter, pada masa Ali Bin Abi Thalib kaum muslimin resmi
mencetak uang sendiri dengan menggunakan nama pemerintahan islam.
7) Ali bin Abi Thalib membentuk polisi yang terorganisir secara resmi yang
dikenal dengan sebutan syurthah deng pemimpin yang bergelar shahibus
syurthah.
20
Ibid. Hal. 106
 Keuangan Publik
Pada masa Ali Bin Abi Thalib, pendistribusian Baitul mal dilakukan
berkala setiap minggunya. Dimana setiap hari kamis adalah hari pembayaran
atau pendistribusian. Pada hari ini, semua perhitungan diselesaikan dan
dimulai pencatatan baru pada hari sabtu. Cara ini dianggap sebagai solusi
terbaik dari sudut pandang hukum dan kondisi yang sedang dalam masa
transisi. 21

Khalifah ali membagi dana Baitul mal kepada fakir miskin non muslim
sama dengan fakir miskin muslim. Tingkat pendapatan minimal baik muslim
maupun non muslim telah dijamin oleh negara. Tingkat pendapatan minimal
ini dicapai dengan mengsinergikan kapabilitas produksi dengan partisipasi
kerja.

Dalam kondisi kapabilitas kerja, kekurangan seseorang ditutupi dengan


beberapa dana diantaranya:
1) Khumus, dialokasikan untuk penjamin pemenuhan kebutuhan bagi
pendapatan dibawah batas minimal, penyebaran dakwah islam, dan
persediaan perang
2) Zakat, dialokasikan untuk pembayaran gaji pegawai pengumpulan
zakat
3) Kharaj, dibagikan kepada setiap muslim secara merata.

Pengeluaran-pengeluaran besar dan penting pada masa ini bertujuan


untuk menjamin kesejahteraan sosial dan penyedia layanan publik.22

 Kelembagaan
Ali bin abi thalib memindahkan ibu kota negara yang semula berada di
Madinah Ke kota Kufah atas dasar politik dan sosial. Pemindahan ini menjadi
sangat menguntungkan bagi negara dan Baitul mal karena berada pada posisi
yang stategis. Hubungan komunikasi antara ibu kota dan provinsi menjadi
lancar dan pada masa ini Baitul mal dibangun di setiap provinsi 23
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

berdasarkan atas penjabaran diatas, dapat kita simpulkan bahwa ekonomi adalah sesuatu yang sangat
krusial dalam sejarah peradaban islam. Terutama pada masa Rasulullah dan khulafaur Rasyidin. Hal tersebut
menjadi penjelas bahwa persoalan ekonomi tidak dapat lepas dari agama islam itu sendiri. Pemikiran-
pemikiran ekonomi yang tercipta pada masa Rasulullah dan khulafaur Rasyidin menjadi indikasi bahwa umat
islam harulah memiliki kesadaran penuh mengenai perekonomian yang kuat. Karena, lemahnya ekonomi
menyebabkan kerapuhan bagi umat islam sebagaimana yang diinginkan oleh penjajah.

Menyebarnya dakwah islam keseluruh dunia ternyata diawali oleh sebuah komunitas kecil yang
berada di Madinah. Hal tersebut menunjukkan bahwa, sebuah peradaban yang besar dapat dimulai dari sebuah
kampung yang kecil. Apabila sebuah masyarakat telah beriman dan bertaqwa, niscaya allah akan membuka
keberkahan-keberkahan dari langit dan bumi.
21
Karim. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. Hal.63
22
Ibid. hal. 113
23
Ibid.hal. 76
Masa Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin adalag bagian dari potongan sejarah yang menjadi fondasi
sejarah pemikiran ekonomi islam pada masa setelahnya. Sebab dimasa inilah allah telah menurunkan dua
sumber hukum utama agama islam yaitu al-quran dan hadist yang didalamnya mencakup segala aspek yang
ada dimuka bumi, dengan salah satu contohnya adalah mualamah. Muamalah ini akan menjadi cikal bakal
pemikiran ekonomi sejak zaman dahulu sampai hari kiamat tiba.

Ketika Rasulullah wafat, para sahabat mulai melakukan ijtihad sebagai upaya untuk memecahkan
persoalan yang muncul ditengah masyarakat. Dimana Khalifa Umar Bin Khatab adalah khalifah yang paling
banyak melakukan ijtihad. Dan ijtihad beliau inilah yang banya menginsipirasi pemikiran-pemikiran ekonomi
dimasa mendatang.

B. TUGAS DAN EVALUASI

1. Bagaimana sejarah ekonomi pada masa Rasulullah SAW?


2. Bagaimana sejarah ekonomi pada masa Abu Bakar As-shiddiq?
3. Bagaimana sejarah ekonomi pada masa Umar Bin Khatab?
4. Bagaimana sejarah ekonomi pada masa Utman Bin Affan?
5. Bagaimana sejarah ekonomi pada masa Ali Bin Abi Thalib?

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an Al Karim
Faiqotul Hikmah. (2022). Diakses pada 23 September 2022, dari https://majoo.id/solusi/detail/sistem-ekonomi-islam

Abdul Qoyum dkk. (2021). Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. Jakarta: Departemen Ekonomi Dan kuangan syariah,
Bank Indonesia

Karim, Adiwarman Azwar (2019). Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. Cetakan Keempat. Rajawali Press. Depok
PROFIL PENULIS

Nama : Siti Urifah


Prodi : Akuntansi Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Binis Islam
Institut : Istitut Agama Islam Negeri Kediri

Saya lahir di Pasuruan pada tanggal 3 April 2004 dan menjadi anak ketiga dari tiga bersaudara.
Sebelum menjadi mahasiswa di Institut Agama Islam Negeri Kediri, Saya adalah seorang Siswi dari Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri 1 Pasuruan jurusan Akuntansi Dan Keuangan Lembaga. Melihat dari
background Pendidikan tersebut, saya memutuskan untuk Kembali mengambil jurusan yang sama namun
sedikit berbeda di Institut Agama Islam Negeri Kediri, yaitu Akuntansi Syariah.
Menjadi seorang akuntan adalah cita-cita saya sedari dulu. Dimulai dengan menganalisis transaksi,
hingga membuat laporan keuangan akhir periode adalah hal yang saya sukai. Dimana dalam mengerjakan
setiap prosesnya membuat saya semakin tertarik dan ingin terus belajar. Meskipun terkadang sering kali
kata “balance” tidak kunjung saya temukan.
Motto hidup yang saya miliki yaitu, hari ini adalah hari esok. Apapun yang kau pikirkan dan kau
usahakan hari ini, adalah penentu apa yang akan kamu dapatkan dihari esok. Jadi, manfaatkan masa
mudamu sebaik mungkin, untuk meraih Pelangi dimasa tuamu.

Anda mungkin juga menyukai