Terjemah Artikel 11
Terjemah Artikel 11
Abstrak
Ekonomi Islam telah muncul sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Islam telah
mengatur sejak awal hubungan antar manusia secara utuh. Sejak zaman Nabi, kaum
mujtahid Islam telah merumuskan pemikiran ekonomi Islam berdasarkan Al-Qur'an dan
Hadits. Penelitian ini mengeksplorasi pemikiran ekonomi Islam melalui tokoh Muslim Al-
Mawardi dan Monzer Kahf. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif
dengan menggunakan studi literatur pengumpulan informasi dan data yang bersumber
dari berbagai perpustakaan seperti artikel jurnal, buku, internet, dan hasil penelitian
sebelumnya yang bertujuan untuk memperoleh informasi. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa Al-Mawardi merumuskan ide-ide ekonomi Islam seperti pembentukan imamah,
infrastruktur oleh negara, penyediaan kebutuhan oleh negara, pendanaan untuk
pelayanan publik yang dibiayai oleh negara, dan pembentukan baitul Mal. Sedangkan
Monzer Kahf merumuskan ide-ide ekonomi Islam seperti kegiatan ekonomi dengan
prinsip-prinsip Islam yang dijalankan oleh ibadurrahman, skala dimensi tidak hanya
tetapi juga dunia akhirat, bebas dari riba, pola konsumsi yang tidak berlebihan, dan
negara sebagai pembuat kebijakan dan pengawasan.
Abstrak
~100~
Machine Translated by Google
Perkenalan
yang ada sejak tahun 600 M belum banyak diketahui masyarakat. Ekonomi Islam telah menerima
kurang mendapat perhatian karena masyarakat tidak mendapatkan informasi yang memadai. Pemikiran Ekonomi
Islam dimulai sejak Muhammad Saw. Selanjutnya kebijakan tersebut dijadikan pedoman
oleh para khalifah sebagai penerusnya dalam memutuskan permasalahan perekonomian. Al-Qur'an dan Hadits,
landasan teori ekonomi para khalifah, juga digunakan oleh para pengikutnya di
Ekonomi Islam menerapkan konsep kepemilikan perseorangan yang berasal dari Allah.
Harta atau benda yang dimiliki manusia merupakan titipan yang diberikan kepada kita agar
harta tersebut dipergunakan sesuai dengan petunjuk dan ketentuan yang diamanatkan Allah SWT. Itu
Pengembangan ekonomi syariah merupakan salah satu bentuk upaya menerjemahkan Islam sebagai rahmatan
lil' alamin melalui proses yang panjang dan akan terus berkembang mengikuti perkembangan zaman. Itu
Munculnya ekonomi Islam di era saat ini telah membuahkan hasil dengan banyak manfaat.
Tanjung, 2022).
Ekonomi Islam sebagai kajian ilmiah modern baru muncul pada tahun 1970. Islam
pemikiran ekonomi ketika Islam diturunkan melalui Nabi Muhammad SAW. Itu
Alquran dan hadis menjadi landasan utama dalam merumuskan pemikiran ekonomi Islam.
Setelah itu, banyak cendekiawan muslim yang menyumbangkan karya pemikiran ekonomi. Milik mereka
pekerjaan itu sangat berat. Artinya, mereka punya landasan agama dan intelektual yang kuat
argumentasi dan terutama didukung oleh fakta empiris pada masa itu (Hasibuan,
2021). Banyak di antaranya juga bersifat futuristik karena para pemikir Barat hanya mempelajarinya
ratusan abad kemudian. Saat itu, dunia Islam mengalami puncak kejayaan
Pemikiran Ekonomi sebagai ilmu yang melekat pada fiqh bukanlah hal yang baru. Berdasarkan
dikelompokkan menjadi tiga periode. Periode pertama menandai munculnya ekonomi Islam
pemikir hingga tahun 450 H, seperti Abu Yusuf, Al-Shaibani, Abu Ubaid, Yahya bin Umar, al-
Mâwardi, dan Ibnu Hazm. Lahirlah kaum intelektual periode kedua, seperti Al-Ghazali, Ibnu
~101~
Machine Translated by Google
Taymiyah, dan Ibnu Khaldun. Ulama periode ketiga seperti Syah Waliyullah,
Muhammad bin Abdul Wahab, Muhammad Abduh, dan Muhammad Iqbal. Selanjutnya
masa inilah banyak pemikir masa kini membentuk mazhab dalam Islam
Dinasti Abbasiyah. Kekuasaan Dinasti Abbasiyah saat itu berada di bawah kekuasaan
Bani Buwaih. Situasi Khalifah lebih buruk dari sebelumnya, terutama karena Bani
Buwaih adalah penganut aliran Syiah. Meski demikian, secara ilmu pengetahuan, Dinasti Abbasiyah
terus mengalami kemajuan pada periode ini. Pada masa inilah muncul pemikir-pemikir besar,
seperti al-Farabi, Ibnu Sina, al-Biruni, Ibnu Maskawaih, dan kelompok kajian
Ikhwan al-Shafa. Bidang ekonomi, pertanian, dan perdagangan juga mengalami kemajuan.
Pembangunan masjid dan rumah sakit juga mengikuti kemajuan ini. Ketika Banu
Ahlussunnah dan Syiah, pemberontakan tentara, dan sebagainya. Pada masa ini, al-Mawardi berada
Dinasti. Pada saat itu, konflik antara Ahlussunnah dan Syiah sedang mencapai puncaknya. Itu
bertentangan dengan sekte yang dianut oleh penguasa. Ketika Bani Buwaih berkuasa
Di Bagdad, telah terjadi beberapa kerusuhan sektarian antara Ahlussunnah dan tentara Syiah
pemberontakan, dan sebagainya. Sensitivitas sosial inilah yang barangkali mewarnai sikap al Mawardi
corak pemikiran. Di satu sisi, kondisi politik sedang terpuruk yang ditandai dengan
konflik internal; Namun disisi lain ilmu pengetahuan terus mengalami kemajuan (Rahmawati,
2018).
Metode
Mawardi dengan pemikiran Monzer Kahf abad ke-19. Peneliti berusaha mencari
gagasan pemikiran ekonomi Islam. Entah dengan saling terkaitnya waktu, ada a
perbedaan tingkat permasalahannya. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi
studi literatur bagi pembaca untuk menambah wawasan ilmiah pemikiran Islam. Penelitian
~102~
Machine Translated by Google
informasi dan data dari berbagai perpustakaan seperti artikel jurnal, buku, internet,
dan mendukung penelitian sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pemikiran ekonomi di
Al-Mawardi abad ke-10, dan Pengumpulan Data Monzer Kahf abad ke-19
Tekniknya dilakukan dengan menelaah buku, literatur, catatan, dan laporan yang berkaitan dengan
Al-Mawardi
Biografi Al-Mawardi (364-450 H). Abu Al-Hasan Ali bin Muhammad bin
Habib Al-Mawardi Al-Basri Al-Syafi'i lahir di Basrah pada tahun 364 H. Setelah dua tahun
mengenyam pendidikan di Basrah dan Bagdad, ia berkelana ke berbagai negara Islam untuk menuntut ilmu.
Diantara guru Al-Mawardi adalah Al-Hasan bin Ali bin Muhammad Al-Jabali,
Muhammad bin Adi bin Zuhar Al-Manqiri, Ja'far bin Muhammad bin Fadhl Al-
Baghdadi, Abu Al-Qasim Al-Qusyairi, Muhammad bin Al-Ma'ali Al-Azdi dan Ali Abu
Al-Mawardi hidup pada masa pemerintahan dua khalifah: Al-Qadir Billah (380-422 H)
dan Al-Qaimu Billah. Masa hidup Al-Mawardi diwarnai dengan suasana dan
kondisi disintegrasi politik pada pemerintahan Daulat Bani Abbas. Pada saat itu
Saat itu, Bagdad, pusat pemerintahan Bani Abbas, tidak mampu membendung aliran tersebut
keinginan daerah-daerah yang dikuasainya untuk melepaskan diri dari Bani Abbas dan membentuk sebuah
daerah otonom. Akhirnya memunculkan dinasti-dinasti kecil yang merdeka dan merdeka
Mazhab dipercaya menduduki jabatan qadi (hakim) di berbagai negara. Setelah itu,
Al-Mawardi kembali ke Bagdad untuk beberapa waktu dan diangkat sebagai Ketua Hakim
pemerintah, menjadikannya sebagai mediator dengan musuh-musuhnya (Putri & Zainuddin, 2022).
Meski menjadi hakim, Al-Mawardi tetap aktif mengajar dan menulis. Al-
Hafidz Abu Bakar Ahmad bin Ali-Khatib Al-Baghdadi dan Abu Al-Izz Ahmad bin
~103~
Machine Translated by Google
Kadasy adalah dua murid Al-Mawardi yang menghasilkan karya ilmu pengetahuan. Besar
sejumlah karya ilmiah yang mencakup berbagai bidang studi dan bernilai tinggi telah dihasilkan
yang ditulis oleh Al-Mawardi, seperti Tafsir al-Qur'an al-Karim, al-Amtsal wa al-Hikam, al-
Hawi al-Kabir, al-Iqna, al-Adab ad-Dunya wa ad-Din, Siyasah al-Maliki, Nashihat al-
wa as-Siyasah al-Maliki. Dengan menghibahkan surat-surat berharga tersebut, Al-Mawardi meninggal dunia di
Pemikiran ekonomi Al-Mawardi dituangkan dalam tiga karya, Kitab Adab Ad-
Dunya wa Ad-Din, AlHawi, dan Al-Ahkam sebagai Sulthaniyyah.Dalam Kitab Adab ad-
Dunya wa ad-Din, beliau menggambarkan perilaku ekonomi seorang muslim dan empat penghidupan utama
jenis mata pencaharian yaitu pertanian, peternakan, perdagangan, dan industri. Dalam
Kitab Al-Hawi, pada salah satu bagiannya, Al-Mawardi khusus membahas tentang Mudharabah
kebutuhan seluruh warga negaranya. Masalahnya adalah hal ini tidak luput dari perhatian Islam. Al-
kekuasaan yang mutlak dan pembentukannya diperlukan untuk melestarikan dan mengelola agama
berperan aktif dalam mewujudkan tujuan material dan spiritual. Ini menjadi kewajiban moral bagi
stabilitas dan pertumbuhan masyarakat dan ekonomi. Jadi, seperti para pemikir Muslim sebelumnya, Al-
tapi juga moral dan agama. Demikian seperti para pemikir Islam sebelumnya, Al-Mawardi berpandangan
tidak hanya kewajiban penguasa dari sudut pandang ekonomi tetapi juga moral dan
~104~
Machine Translated by Google
pertumbuhan ekonomi berbeda dengan pemikiran masa kini yang menekankan pada ekonomi
persamaan.
Lebih lanjut Al-Mawardi berpendapat bahwa negara harus menyediakan apa yang diperlukan
tinggal di kota dimungkinkan karena atau tidak berfungsinya fasilitas mata air minum
atau hancurnya tembok kota, maka negara bertanggung jawab memperbaikinya, dan jika demikian
mempunyai dana negara, maka harus dicari cara untuk memperolehnya.” Intinya negara wajib
untuk mengatur dan membiayai pengeluaran pelayanan publik yang dibutuhkan oleh setiap individu
Dengan demikian, pelayanan publik merupakan kewajiban sosial dalam mendanai kebutuhan sewa Negara
barang dan jasa. Sebagai gambaran, Al-Mawardi menyatakan bahwa ada beberapa negara
kewajiban yang timbul dari pembayaran berbasis sewa, seperti gaji tentara dan biaya
pengadaan senjata. Kewajiban tersebut tetap harus dipenuhi terlepas dari apakah
keuangan negara mencukupi. Kalau dana yang ada tidak mencukupi, negara bisa membuat
pengeluaran yang dibutuhkan oleh layanan publik karena tidak ada individu yang mampu membiayai jenis-jenis tersebut
layanan. Dengan demikian, pelayanan publik merupakan kewajiban sosial dan harus condong ke arah masyarakat
pemikir yang menyatakan bahwa dalam pengadaan proyek dalam rangka pemenuhan
kepentingan umum, negara dapat menggunakan dana Baitul mal atau membebankan kepada perseorangan yang
mempunyai sumber keuangan yang memadai. Almawardi menyebutkan tugas negara untuk itu
memenuhi kebutuhan dasar setiap warga negara. Negara harus melindungi agama, menegakkan hukum,
penerapan syariat Islam, menghimpun penghasilan dari berbagai sumber yang ada,
menerapkan pajak baru, dan membelanjakan dana baitul mal untuk kemaslahatan umat.
(Istiqomah, 2019).
Dalam pandangan Mawardi, negara bertanggung jawab memenuhi kebutuhan dasar setiap orang
warga negara serta mewujudkan kesejahteraan dan pembangunan ekonomi pada umumnya.
~105~
Machine Translated by Google
Oleh karena itu, negara harus mempunyai sumber daya finansial untuk melaksanakan hal tersebut
mendirikan kantor lembaga keuangan secara permanen apabila dana negara berjumlah besar
Seperti halnya para pemikir Islam abad klasik, Al-Mawardi menyebutkan bahwa
Sumber pendapatan Negara Islam terdiri dari zakat, ghanimah, kharaj, jizyah, dan
ushr. Soal pengumpulan harta zakat, Al Mawardi membedakannya dengan yang kasat mata
kekayaan dan kekayaan tersembunyi, seperti perhiasan dan barang dagangan, diserahkan kepada kebijakan
Lebih lanjut Al Mawardi mengemukakan jika sumber penerimaan negara tidak mampu
untuk memenuhi kebutuhan anggaran negara atau terjadi defisit anggaran, negara diperbolehkan
menetapkan pajak baru atau memberikan pinjaman kepada masyarakat. Secara historis, hal ini pernah dilakukan oleh
Nabi Saw membiayai kepentingan perang dan kebutuhan sosial lainnya pada masa awal
pemerintahan Madinah.
Namun tidak semua kepentingan umum dapat dibiayai dengan pinjaman pemerintah. Dia berpendapat itu di sana
Ada dua jenis biaya untuk kepentingan umum: biaya pelaksanaan wajib
fungsi negara dan biaya untuk kepentingan umum dan kesejahteraan masyarakat. Pinjaman publik
Dana tersebut hanya dibuat untuk membiayai berbagai barang atau jasa yang disewakan oleh negara di dalamnya
beberapa kewajiban negara yang timbul dari pembayaran berbasis sewa, seperti gaji para
tentara dan biaya pengadaan senjata. Kewajiban tersebut akan tetap dipenuhi
pinjaman untuk memenuhi kewajiban ini jika dana tidak mencukupi. Adapun jenis-jenisnya
memberikan pembiayaan yang berasal dari dana lain, seperti pajak (Hasibuan, 2021).
Pernyataan Al Mawardi juga mengindikasikan bahwa pinjaman publik diberikan jika memang demikian
didukung oleh kondisi ekonomi saat ini dan masa depan dan tidak diharapkan demikian
konsumtif. Selain itu, kebijakan pinjaman pemerintah merupakan solusi terakhir negara dalam menghadapinya
defisit anggaran.
~106~
Machine Translated by Google
Pajak
Sebagaimana tren pada zaman klasik, persoalan perpajakan juga tidak kunjung jalan
tanpa disadari oleh al-Mawardi. Menurutnya, penilaian terhadap Kharaj harus berdasarkan
pada faktor-faktor yang menentukan kemampuan tanah membayar pajak yaitu kesuburan tanah,
jenis tanaman, dan sistem irigasi. Lebih lanjut ia menjelaskan alasan ketiga faktor tersebut
mempengaruhi penilaian Kharaj. Kesuburan tanah merupakan faktor penting dalam melakukan kharaj
mempengaruhi penilaian kharaj karena jenis tanaman yang berbeda mempunyai harga yang berbeda pula
Selain ketiga faktor tersebut, al-Mawardi juga mengungkapkan faktor lain yaitu
jarak antara tanah yang menjadi objek kharaj dan pasar. Faktor terbaru ini adalah
juga sangat relevan karena tinggi rendahnya harga berbagai jenis barang bergantung pada
jarak tanah dari pasar. Dengan demikian, dalam pandangan al-Mawardi, “keadilan hanya akan terjadi
direalisasikan terhadap Wajib Pajak jika pemungut pajak mempertimbangkan paling sedikit empat faktor dalam
menilai suatu objek Kharaj yaitu kesuburan tanah, jenis tanaman, sistem irigasi, dan tanah
jarak ke pasar."
Mengenai cara menentukan Kharaj, al-Mawardi menyarankan untuk menggunakan salah satu
dari tiga metode yang pernah diterapkan dalam sejarah Islam (Nashihah, 2018):
1. Metode Misahah, yaitu menentukan kharaj berdasarkan luas tanah, bersifat tetap
pajak, baik tanah itu ditanami atau tidak, asal tanah itu memang dapat ditanami
ditanam.
Dalam metode ini, tanah subur yang tidak dikelola tidak dimasukkan dalam penilaian kharaj
objek.
masa panen.
dengan metode misahah yang digunakan abu ubaid, selain itu al mawardi menambahkan satu faktor
tanah yang menjadi objek kharaj dan pasar (Suryana et al., 2019).
~107~
Machine Translated by Google
Metode pertama yang digunakan umat Islam dalam menerapkan kharaj adalah metode Misahah. Ini
Metode ini pertama kali pada masa khalifah Umar bin Khatab berdasarkan masukan dari
teman yang melakukan survei. Saat ini, pajak ditetapkan setiap tahun pada tingkat yang berbeda-beda
secara tetap pada setiap lahan yang berpotensi produktif dan mempunyai akses terhadap air, sekalipun
tidak ditanami, sehingga pendapatan yang diterima negara dari pajak jenis ini juga
tetap. Melalui cara tersebut, Khalifah Umar ingin menjamin pendapatan negara setiap orang
bulan untuk ekspansi sambil memastikan bahwa petani tidak menghindari pembayaran pajak berdasarkan ketentuan tersebut
pengenaan pajak hanya dilakukan di daerah tertentu saja, khususnya di kalangan Syiah. Yang paling
metode terkini, Muqasamah, pertama kali diterapkan pada masa Dinasti Abbasiyah khususnya
Baitul Mal
Al-Mawardi menyatakan untuk membiayai pengeluaran negara untuk memenuhi kebutuhan pokok masing-masing
negara perlu memenuhi kebutuhan dasar setiap warga negaranya. Negara memerlukan negara
lembaga keuangan (Baitul Mal) secara tetap. Melalui lembaga ini pendapatan negara
dari berbagai sumber akan disimpan pada pos tersendiri dan dibelanjakan sesuai dengan kepentingannya
alokasi masing-masing. Soal harta warisan Baitul Mal, Al-Mawardi menegaskan jika pasti
dana pos tidak cukup untuk membiayai kebutuhan yang direncanakannya, pemerintah meminjam
pengeluaran dari pos lain. Pendapatan Baitul Mal masing-masing provinsi digunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut
pemerintah yang memperoleh surplus harus mengalihkan sebagian harta Baitul Mal kepada
Al-mawardi menegaskan, tanggung jawab Baitul Mal adalah memenuhi kebutuhan masyarakat
publik. Tanggung jawab Baitul Mal digolongkan menjadi dua hal (Janwari, 2016):
1. Tanggung jawab yang timbul dari berbagai harta benda yang dikuasai di Baitul Mal merupakan suatu amanah
2. Tanggung jawab timbul seiring dengan pendapatan, merupakan harta kekayaan baitul Mal itu sendiri.
Al-Mawardi mengkategorikan Baitul mal fungsinya sebagai berikut; kategori pertama dari
Tanggung jawab Baitul Mal berkaitan dengan penerimaan negara yang diperoleh dari zakat.
Alokasi pendapatan zakat bagi umat tidak digunakan untuk kepentingan umum, begitu pula negara
~108~
Machine Translated by Google
diberi kewenangan untuk mengatur penghasilan sesuai dengan apa yang telah diatur dalam Islam. Dengan demikian
Kemudian kategori tanggung jawab yang kedua terkait dengan penerimaan Negara yang diperoleh
dari Fai. Menurut al-Mawardi, semua jenis kekayaan itu milik umat Islam dan bukan
individu secara khusus merupakan bagian dari harta baitul mal. Oleh karena itu, pendapatan fai
diperuntukkan bagi seluruh umat Islam merupakan bagian dari harta Baitul Mal. Selanjutnya al-Mawardi
Pertama, timbul tanggung jawab sebagai ganti nilai yang diterima (badal), misalnya untuk
pelaksanaan tanggung jawab ini menimbulkan biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh pihak tersebut
Kedua, tanggung jawab yang timbul melalui bantuan dan kepentingan umum.
Al-Mawardi menyatakan bahwa pelaksanaan tanggung jawab semacam ini berkaitan dengan keberadaan
dana Baitul Mal. Jika dana dari Baitul Mal mencukupi, baru dilaksanakan
tanggung jawab itu menjadi tanggung jawab sosial seluruh umat Islam (fardh kifayah).
uraian tersebut juga menunjukkan bahwa dasar belanja publik di Negara Islam adalah Maslahah
(kepentingan umum). Negara hanya berwenang membelanjakan harta Baitul Mal di dalamnya
Negara yang menyalurkan harta zakatnya kepada fakir miskin dan orang-orang miskin hanya untuk membebaskan mereka
kemiskinan. Tidak ada batasan jumlah tertentu untuk membantu mereka karena 'pemenuhan
kebutuhan' adalah istilah yang relatif. Mungkin gratis dari 1 Dinar untuk memenuhi kebutuhan, sementara yang lain mungkin
Selain itu, al-Mawardi berpendapat bahwa zakat harus disalurkan di daerah dimana
zakatnya diambil. Pemindahan zakat ke daerah lain hanya diperbolehkan jika semua golongan
zakat mustahik di daerah telah diterima dengan baik. Jika surplus, itu
yang paling berhak menerimanya adalah wilayah yang terdekat dengan tempat pengambilan zakat. Al-mawardi
menjamin pendistribusian harta berjalan lancar dan tepat sasaran. Negara harus memberdayakan
Dewan Hisbah. Dalam hal ini salah satu fungsi Muhtasib adalah memenuhi kebutuhan
~109~
Machine Translated by Google
membangun kembali tembok dan memberikan bantuan keuangan kepada masyarakat miskin karena inilah yang terjadi
dampak ekonomi dari pengalihan pendapatan melalui kebijakan publik. Dia menyatakan: "Penurunan apa pun
pada kekayaan masyarakat adalah bertambahnya kekayaan Negara, dan setiap penurunan kekayaan
negara adalah peningkatan kekayaan masyarakat.” Dengan demikian, menurut al-Mawardi, masyarakat
belanja negara, seperti halnya perpajakan, merupakan alat yang efektif untuk mengalihkan sumber daya ekonomi. Al-
Pernyataan Mawradi juga mengisyaratkan bahwa belanja publik akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan
Monzer Kahfi
Monzer Kahf lahir pada tahun 1940 di Damaskus, ibu kota Suriah. Monzer Kahfi
adalah warga negara Amerika dan tinggal bersama istri dan anak-anaknya di Westminster, California.
Beliau merupakan salah satu umat Islam yang mengabdikan hidupnya untuk mengembangkan ekonomi Islam
pemikiran dan sistem keuangan. Sejarah pendidikan Monzer Kahfi adalah miliknya
Kahf lulus dari Universitas Damaskus pada tahun 1962 dengan gelar sarjana di bidangnya
perdagangan dan menerima penghargaan langsung dari presiden Suriah melalui karya terbaiknya
Pada tahun 1967, Monzer Kahf menerima gelar master di bidang sosial dan ekonomi
perencanaan dari Program Pembangunan PBB di Suriah. Pada bulan Maret 1975, Monzer Kahf
memperoleh gelar doktor di bidang ekonomi dari Universitas Utah, Salt Lake di Utah pada tahun
pembangunan keuangan dan ekonomi. Monzer Kahfi dikenal sebagai seorang ekonom, dan
konsultan, dosen.
2. Monzer Kahf bekerja sebagai auditor di Kantor Audit Nasional Pemerintah sejak
~110~
Machine Translated by Google
4. Monzer Kahf adalah anggota Asosiasi Ekonomi Amerika dari tahun 1974 hingga
1999.
5. Monzer Kahf menjabat sebagai Chief Financial Officer di Islamic Association of North
Amerika, Manajer Dana Zakat Nasional, dan Chief Financial Officer di Utara
7. Monzer Kahf bekerja sebagai ekonom dari tahun 1985 hingga 1999.
8. Monzer Kahf adalah kepala departemen dari tahun 1989 hingga 1991.
Pemikiran Ekonomi Monzer Kahf Berlatar belakang pendidikan ekonomi Barat, Monzer
Pemikiran Kahfi lebih bersifat Neoklasik: serupa dengan pemikiran Muhammad Abdul
Mannan dan Nejatullah Siddiqi dikenal sebagai Sekolah Arus Utama. uniknya Kahfi
kontribusinya adalah dengan memasukkan keuangan sosial Islam (zakat dan sedekah), yang Islami
Beberapa pandangan Monzer Kahfi mengenai ilmu ekonomi, seperti ekonomi Islam, bisa jadi
dianggap sebagai sektor perekonomian dan dapat dikaji berdasarkan paradigma Islam
(yaitu aksioma, sistem nilai, dan etika). Pandangan Monzer Kahfi ini coba dikritisi sebagian pihak
ekonom Islam. Kelompok ekonom lain telah mencoba menekankan perbedaan tersebut
antara ekonomi Islam dan ekonomi Barat. Sayangnya, beberapa kelompok masih
Monzer Kahf berpendapat bahwa ekonomi Islam mencakup perintah dan larangan
dan status ekonomi Islam dalam sains dan klasifikasi. Hal ini tidak dapat dipisahkan dari
filosofi, prinsip, konsep, aksioma, dan efek praktisnya. Monzer Kahf mencobanya
mengkritik pandangan kelompok lain yang menyamakan sistem ekonomi Islam dengan fiqh
muamalat. Pandangan seperti ini akan mempersempit pandangan dalam perekonomian Islam yang terkesan demikian
hanya berisi perintah dan larangan. Dimana kenyataannya ekonomi Islam juga demikian
membahas tentang teori konsumsi, produksi, dan distribusi (Irham et al., 2022)
Berbicara mengenai perilaku manusia, Kahf memandang ekonomi Islam tidak dibangun di atas
konsep 'manusia ekonomi rasional' seperti konsep yang dianut secara konvensional
~111~
Machine Translated by Google
ekonomi. Ekonomi Islam adalah perekonomian yang dijalankan dengan pandangan manusia Islam
atau ibadurrahman yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut (Kahf & Mohammed, 2016):
1. Segala sesuatu adalah milik Allah SWT. Rakyat adalah khalifah dan harus taat
perintah dan hukum Allah. Pemikiran ini berkaitan dengan struktur ketatanegaraan
sistem ekonomi Islam yang digagasnya. Kepemilikan yang dimuliakan manusia adalah
Ide Kahfi digambarkan sebagai orang yang memiliki tanah dan memanfaatkan tanah tersebut untuk berbagi
2. Karena Tuhan itu mahakuasa, hanya hukum Tuhan yang bisa digenapi. Jika diterapkan, sebuah
3. Kehidupan di bumi ini bersifat sementara, sehingga harus ada aturan yang dapat “memaksimalkan” fungsinya
secara maksimal tetapi harus didasarkan pada kembali ke masa depan dan manfaatnya
dunia. Bekerja adalah suatu kebajikan, dan kemalasan adalah hal yang buruk.
Menurut Kahf, umat Islam tidak harus menjadi Muslim. Namun, jika orang tersebut
mau menerima paradigma Islam, maka ia bisa disebut Manusia Islam. Tiga
3. Bekerja adalah suatu kebajikan; Oleh karena itu, diperlukan sikap perbaikan diri.
B. Tentang Negara
Baginya, negara adalah pembuat rencana dan pengawas. Kahfi menyebutkan tiga objek
peraturan.”
Negara menggunakan kebijakan fiskal dan moneter, sarana produksi dan distribusi,
dan kekuatan hukum untuk mencapai ketiganya. “Manusia Islam” dan Negara,
~112~
Machine Translated by Google
A. rasionalisme Islam
Salah satu istilah yang paling bebas digunakan dalam ilmu ekonomi karena segala sesuatu bisa terjadi
“Sukses terletak pada kebaikan, semakin tinggi, semakin baik, semakin sukses.” Sedangkan
dalam istilah Islam, kebaikan berarti bersikap optimis terhadap kehidupan diri sendiri
dan lain-lain.
perilaku. Ada dua hal yang berkaitan dengan skala waktu perilaku konsumen,
yaitu dampak langsung dan tidak langsung. Dampak langsungnya bisa dirasakan di dunia, sementara
3. Konsep Harta Karun. Islam memandang kekayaan sebagai anugerah dari Allah. Dalam hadis
digambarkan oleh Al-Qur'an adalah orang-orang yang ketika menafkahkan hartanya, tidak melakukannya
sikap.
bahwa lembaga zakat merupakan bagian dari struktur sosial ekonomi. Kahfi berasumsi
bahwa zakat adalah suatu keharusan bagi muzakki. Oleh karena itu, meskipun zakat adalah pengeluaran yang demikian
Pengeluaran akhir.
Monzer Khaf dalam merumuskan produksinya didasarkan pada beberapa alasan ilmiah seperti
~113~
Machine Translated by Google
B. Tujuan produksi adalah sebagai upaya manusia untuk memperbaiki keadaan materiilnya dan
akhlak dan sebagai sarana untuk mencapai cita-citanya di Hari Kiamat. Tujuan badan usaha
dalam memaksimalkan keuntungan atas nama badan usaha tidak boleh melanggar “aturan”.
C. Faktor Produksi
Ekonomi Islam itu bebas, namun kebebasannya lebih ditunjukkan dalam persaingan
organisasi. Individualisme dan kepedulian sosial saling terkait erat dengan pekerjaan
karena kesejahteraan orang lain adalah cara yang paling penuh harapan untuk mengembangkan kebermanfaatan dan
hanya pada saat tertentu atau bersifat sementara. Sistem ekonomi Islam memandang
Islam sebagai sesuatu yang ada di pasar bersama dengan unit elektronik lainnya
dasar yang tetap dan stabil.
mengarahkan individu untuk menerapkan aturan-aturan ini dan mengendalikan serta mengawasinya
penampilan dengan benar. Pemberlakuan aturan-aturan ini membentuk suatu lingkungan di mana
kerangka konseptual masyarakat tentang Kekuasaan Yang Maha Esa (Tuhan), kehidupan, yang
Sektor Moneter
kesenjangan ekonomi dengan melarang penimbunan harta benda oleh segelintir orang saja, dan
~114~
Machine Translated by Google
menerapkan aturan transaksi yang adil. Dalam sejarah Islam, kita mengenal aparat hukum al-
B. Pemerintah dapat mengatur instrumen fiskal dalam hal pendapatan dan negara
C. Alat produksi, kebijakan ini mempengaruhi pihak swasta dalam hal pengalokasiannya
sumber daya.
D. Alat distribusi. Islam memiliki instrumen zakat yang dapat digunakan untuk mengalirkan harta.
Kesimpulan
Pemikiran ekonomi Al-Mawardi tercermin dalam karyanya yang berjudul Adab al-Dunya
Pemikiran ekonomi Mawardi menyatakan bahwa negara dan kegiatan perekonomian mempunyai kekuatan yang kuat
imamah merupakan suatu keharusan untuk menjaga agama dan kepentingan masyarakat dan
infrastruktur yang diperlukan untuk pembangunan ekonomi dan kesejahteraan umum. Ketiga, Amerika
bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan dasar setiap warga negara. Keempat, negara harus mengatur
dan membiayai pengeluaran yang diperlukan untuk pelayanan publik. Kelima, Negara dapat menggunakan dana
Baitul Mal atau memaksakan pada orang kaya untuk memenuhi kepentingan umum. Selain itu, al
Mawardi menyatakan, dalam keadaan tertentu, negara diperbolehkan menetapkan pajak atau
memberikan pinjaman kepada masyarakat. Monzer Kahf melihat ekonomi Islam sebagai sebuah aktivitas ekonomi
yang mempunyai prinsip Islam dan dijalankan oleh laki-laki Islam (ibadurrahman). Skala
dimensi waktu dalam kegiatan ekonomi mencakup kehidupan dunia dan akhirat. Dia
hendaknya melakukan kegiatan ekonomi yang mendatangkan keridhaan Allah SWT. Islam
pola yang tidak berlebihan. Negara diminta hadir dengan berbagai kebijakannya
alat dan melakukan pengawasan dan keadilan untuk menjamin terlaksananya kaidah ekonomi Islam
~115~
Machine Translated by Google
DAFTAR PUSTAKA
Agusti, N. (2021). Manusia Islam : Wawasan Mendalam Monzer Kahf. Jurnal Ilmiah Syiar,
21(02), 82–92. https://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/syiar
Amri, H. (2016). Kontribusi Pemikiran Ekonomi Abu Hasan Al-Mawardi. Ekonomi
Syariah, 2(1), 9–18.
Apriyana, M., & Tanjung, H. (2022). Penerapan Sistem Ekonomi Nabi Muhammad Saw
Sebagai Role Model Generasi Millenial Dalam Membaca Ekonomi Syariah Berbasis
Teknologi. JIEI: Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 8(03), 3249–3253.
Diana, R. (2017). Al-Mawardi dan Konsep Kenegaraan dalam Islam. Tsaqafah, 13(1), 157–
176. https://doi.org/10.21111/tsaqafah.v13i1.981
Hakim, IM (2015). ANALISIS KOMPARATIF PEMIKIRAN FAHIM KHAN DAN MONZER KAHF TENTANG
PERILAKU KONSUMEN_. UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO.
~116~
Machine Translated by Google
186.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. ALFABETA.
Suradi, R., & Bustami. (2022). Peran Pemerintah dalam Pengelolaan Zakat Menurut Abu Ubaid Al Qasim
( Studi Kasus Kota Pontianak ). JIEI: Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 8(03), 3333–3348.
Suryana, D., Sutisna, S., & Mukhtar, M. (2019). STUDI KOMPARATIF TENTANG WAKAF UANG
MENURUT IMAM MAWARDI DAN IBN NAJIM Al-MISHRI.
Untuk Studi,
Al-Afkar, Jurnal Islam 26–41. https://doi.org/10.31943/afkar_journal.v4i1.50 2(2),
~117~