PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebelum membicarakan tentang konsep pemerintahan Nabi Muhammad
SAW,maka terlebih dahulu dijelaskan tentang praktek ketatanegaraan Zaman
Nabi Muhammad Saw yang akan dijelaskan dalam bagian ini melihat secara
keseluruhan periode kenabian yaitu masa Mekkah dan masa Madinah .
Sebagaimana diketahui dalam sejarah, Nabi menyebarkan agama islam
di mekkah selama 10 tahun ,sedangkan di madinah 13 tahun.didalam masa
mekkah nabi menggunakan pendekatan sosial-kultural,sedangkan di masa
madinnah nabi menggunakan sosial –politik. Dua pendekatan ini memang
masih sangat debatable,tetapi jika ditelusuri dari bukti-bukti sejarah
menunjukan bahwa dua pendekatan tersebut menjadi petunjuk bagi kita untuk
mengamati babakan sejarah lahirnya sebuah Negara dengan Nabi sebagai
pemimpin.selain itu juga dalam masa kepemimpinan Nabi Muhammad Saw
juga terjadi beberapa hal baik itudalam hal prinsip ataupun yang lainnya .
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah pemerintahan Nabi Muhammad SAW ?
2. Apa saja bukti-bukti pemerintahan Nabi Muhammad SAW ?
3. Apa saja prinsip dan dasar dalam kepemimpinan Nabi Muhammad SAW?
4. Sebutkan faktor-faktor keberhasilan kepemimpinan Nabi Muhammad
SAW ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Bagaimana sejarah pemerintahan Nabi Muhammad
SAW
2. Untuk mengetahui Apa saja bukti-bukti pemerintahan Nabi Muhammad
SAW
3. Untuk mengetahui Apa saja prinsip dan dasar dalam kepemimpinan Nabi
Muhammad SAW
4. Untuk mengetahui Sebutkan faktor-faktor keberhasilan kepemimpinan
Nabi Muhammad SAW
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Ketatanegaraan adalah tata kelola kepimimpinan pemerintah dalam
mengatur keorganisasian negara. Pemerintahan pada masa Nabi Muhammad
saw, merupakan realita kehidupan ummat Islam sepanjang perjalanan politik
Islam yang bersumber pada Al-Qur’an dan Al-Sunnah bagi masyarakat
Madinah yang plural dan menerima agama baru (Agama Islam) yang dibawa
oleh Nabi saw yang pada waktu itu belum mempunyai tempat atau wilayah
yang bisa mengendalikan kepemimpinan syariat Islam. Kondisi seperti ini
sangat tidak menguntungkan bagi perjuangan Nabi saw yang kemudian lahir
sebuah kebijakan-kebijakan Nabi yang sangat strategis diantaranya tentang
perintah hijrah ke Habsah, mengadakan kerjasama dengan suku-suku diluar
Makkah, melahirkan bai’at, melindungi orang-orang yang tertindas dan
mengupayakan kesejahteraan.
Realita politik Madinah merupakan rangkaian strategis yang
berimplikasi pada masyarakat Islam yang menerima perubahan-perubahan
positif diantaranya: Pertama, Ikatan daerah atau wilayah, Dari sini Madinah
merupakan tempat tinggal bagi ummat Islam. Kedua, jiwa kemasyarakatan,
artinya dengan pemikiran dari ummat Islam Madinah dapat dipersatukan
untuk tujuan yang sama. Ketiga, domonasi politik, hal ini terjadi karena
keterlibatan ummat Islam secara langsung berperan dalam urusan-urusan
politik.1
Setelah hijrah ke Madinah, Nabi mengambil prakarsa mendirikan
lembaga pendidikan. Pasukan Quraisy yang tertawan dalam perang Badar
dibebaskan dengan syarat setiap mereka mengajarkan baca tulis kepada
sepuluh anak- anak muslim. Semenjak saat itu kegiatan belajar baca tulis dan
kegiatan pendidikan lainnya berkembang dengan pesat di kalangan
masyarakat. Ketika Islam telah tersebar ke seluruh penjuru jazirah Arabia,
1 Sirajuddin Ali, Pemikiran Politik Islam Klasik (Diktat Studi Pemikiran Politik
Islam), UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006, hal:06
2
Nabi mengatur pengiriman guru-guru agama untuk ditugaskan mengajarkan
al-Qur'an kepada masyarakat suku-suku terpencil.
Setelah Nabi menetap di Madinah kalau dilihat dari strukrur keagamaan
dan masyarakatnya yang menunjukan adanya masyarakat yang plural. Yaitu:
a. Kaum muslimin yang terdiri dari kaum Muhajirin dan Anshor
b. Kaum yahudi yang terdiri dari bani Nadhir, bani Quraidhah dan lain-
lain
c. Orang-orang munafik
d. Orang-orang penyembah berhala
2 Sirajuddin Ali, Pemikiran Politik Islam Klasik (Diktat Studi Pemikiran Politik
Islam), UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006, hal:11
3
Maka masyarakat Madinah menjadi bersatu dalam kesatuan negara
Madinah. Lalu Nabi Muhammad saw menyampaikan beberapa ketentuan
hukum yang memberlakukan semua kelompok tersebut dalam kedudukan
yang sama, tidak mengenal perbedaan kedudukan karena nasab, kelas sosial
dan lain-lain
4
namanya bukan Negara Islam melainkan Negara Madinah. Didalam piagam
madinah, khususnya didalam kitab Al-sirah An-Nabawiyah karangan Abdul
Malik Ibn Hisyam Al-Anshori juz 2 halaman 119-122 menyebutkan: umat
islam pendatang, pribumi dan yahudi asalkan satu cita-cita, sati visi misi, satu
garis perjuangan, karena semuanya itu ummatun wahidun.
5
yang dipungut kepada setiap masyarakat non muslim yang memiliki tanah
pertanian. Ghanimah merupakan hasil rampasan perang yang 4/5 dari
ghanimah tersebut dibagikan kepada pasukan yang turut berperang dan
sisanya yaitu 1/5 didistribusikan untuk keperluan keluarga Nabi, anak-anak
yatim, fakir miskin dan untuk kepentingan umum masyarakat. al-Fay' pada
umumnya diartikan sebagai tanah-tanah yang berada di wilayah negeri yang
ditaklukkan, kemudian menjadi harta milik negara.5
5 Said Aqil Siradj dalam stadium general di Malhilaul Falah, pati, 12 Oktober 2005
6
,tidak akan berbohongdan tidak akan mengkhianati Nabi.baiat ini
dikenal dalam sejarah sebagai Baiat Aqabah I.
Kemudian pada musim haji berikutnya sebanyak tujuh puluh
tiga pendudukyatsrib yang sudah memeluk agama islam berkunjung ke
makkah .mereka mengundang nabi muhammad untuk hijrah keyatsrib
dan menyatakan lagi pengakuan mereka bahwa nabi Muhammad dalah
nabi dan pemimpin mereka. Nabi menemui tamu-tamunya itu di
tempat yang sama yaitu di aqabah.nabi berjanji akan berjuang bersama
mereka baikuntuk berperang maupun untuk perdamaian .nabi dan
mereka adalahsatu.baiat ini kemudian dikenal sebagai Baiat Aqabah
II.6
Dari peristiwa baiat aqabah Idan II tersebut menunjukan fakta
bahwa antara nabi dan penduduk yatsrib telah terjadi “pakta
persekutuan “ atau “kontrak social” dalam pengertian ilmu politik
.kedua belah pihak telah mencapai kesepakatan supaya saling menjaga
dan melindungi keselamatan bersama dan oleh karna itu ,peristiwa
kedua tersebut “ dianggap sebagai batu-batu pertama bagi bangunan
Negara Islam”.
7
masyarakat arab madinah secara terbuka menerima seruan Rasul
kepada islam.peristiwa hijrah ini merupakan upaya “strategi
konsolidasi politik “ dari posisi powerless menjadi power full dengan
merubah strategi pendekatan dari sosial-kultural menjadi sosial politik.
Hal tersebut ditandai dengan aktivitas Nabi yang menetap di yatsrib
yang kemudian dirubah menjadi kota madinah .aktivitas Nabi yang
pertama dan yang paliutama adalah mendirikan masjid quba ,dan
menata kehidupan social politik masyarakat madinah yang majemuk
sebagai bentuk nyata konsolidasi politik . pembangunanmasjid dari
segi agama berfungsi sebagai tempat beribadah kepada Allah ,
sedangkan dari segi social berfungsi sebagai tempat untuk mendalami
ajaran islam ,pusat pengembangan sosial budaya ,pendidikan, tempat
bermusyawarah atas berbagai persoalan keutamaan,bahkan sebagai
markaz tentaradan sebagainya.7
Aktivitas kedua yaitu konsolidasi politik masyarakat madinah
yang masyarakatnya majemuk. Setelah nabi hijrah ke madinah
masyarakat madinah secara umum dapat dikategorisasikan menjadi
empat golongan ,yaitu kaum muhajirin, kaum anshor,kaum komunitas
yahudi,kaum pagan atau badui madinah.untuk konsolidasi politik
masyarakat majemuk tersebut,Nabi muhammad menggunakan dua cara
yaitu pertama menata kehidupan internkaum muslim dengan jalam
mempersatukan antara kaum muhajirin dengan kaum anshor atas dasar
ikatan agama (keimanan) sebagai umat islam .
Strategi kedua adalah mempersatukan antara umat islam dan
kaum yahudi serta penduduk kota madinah lainya melalui perjanjian
tertulis yang disebut piagam madinah.
Strategi yang kedua ini ,menunjukan bahwa Nabi mampu
mengkonsolidasi semua kekuatan politik yang ada di madinah menjadi
kekuatan yang mendukung visi dan misi kenabian Muhammad. Inilah
8
fakta sejarah menunjukan bukti Nabi Muhammad sebagai pemimpin
umat yang menjadikan peristiwa hijrah sebagai strategi konsolidasi
politik.
c. Bukti 3: piagam madinah sebagai konstitusi Negara Madinah.
Pagiam madinah sebagai sebuah perjanjian luhur antara Nbi
dengan seluruh penduduk Madinah yang majemuk oleh para pakar
ilmu politik dianggap sebagai konstitusi atau undang-undang dasar
bagi Negara Islam yang pertama dan yang didirikan oleh Nabi di
madinah. Konstitusi dalam pandangan pakar ketatanegaraan adalah
hal-hal fundamental terbentuknya Negara,berupa hukum dasar.
d. Bukti 4: konsultasi publik : kegemaran Nabi bermusyawarah.
Peristiwa yang menunjukan bahwa nabi senang mengadakan
musyawarah dengan para sahabat ,seperti ketika menghadapi perang
badar ,perlakuanterhadap tawanan perang ,perang uhud, khandaq,
perjanjian hudaibiyah dan lain sebagainya.nabi selalu mengajak
sahabat untukmenyelesaikan masalah-masalah sosial politik yang
dihadapi dan beliau mentolerir adanya perbedaan pendapat diantara
mereka . sedangkan mekanisme pengambilan keputusan terkadang
mengikuti pendapat mayoritas meski bertentangandengan pendapat
beliau sendiri tanpa lebih dahulu berkonsultasi dengan sahabat.
Kenyataan tersebut mengandung artibahwa Al-Qur’an maupun
sunah nabi memberikan kebebasan kepada umat islam untuk
menentukan bentuk dan sistem musyawarah serta mekanismenya
sesuai dengan tuntunan zaman dan kebutuhan mereka. Yang penting
dalam melakukan musyawarah berpegang teguh pada prinsipajaran
islam yaitu kebebasan , persamaan , dan keadilan.
e. Bukti 5: Tugas pemerintah : Fungsi Legislatif, Eksekutif dan
Yudikatif.
Praktek pemerintah yang dilakukan nabi muhammad sebagai
kepala negara tampak dalam tugas-tugas sehari-hari , sepertiterlihat
9
dalam piagam madinah beliau diakui sebagai pemimpin tertinggi ,yang
berarti pemegang kekuasaan legislatif,eksekutif dan yudikatif.
Praktek pemerintahan nabi dibidang hukum adalah kedudukan
beliau sebagai hakam untuk menyelesaikan perselisihanyang timbul
dikalangan masyarakat madinah dan menetapkan hukum terhadap
pelanggar perjanjian. 8
10
sebuah masyarakat politik sebagai rakyat madinah dan Nabi sebagai
pemimpinnya. Hal yang sama juga dikatakan oleh Philip K. Hitti
(1974: 121) yang menyatakan bahwa nabi muhammad dalah seorang
kepala negara ,disamping sebagai seorang Rasul, yang membentuk
masyarakat keagamaan yang bukan berdasarkan ikatan darah sebagai
sebuah negara madinah.
10 Ahmad Al- Usairy ,sejarah islam sejak zaman nabihingga abad 20, akbar media
2009
11
2. Beliau mengutamakan segi kemanfaatan dari pada kesia-siaan.
3. Beliau mendahulukan yang lebih mendesak daripada yang bisa
ditunda.
4. Beliau lebih mementingkan orang lain dari pada dirinya sendiri.
5. Beliau memilih jalan yang sukar untuk dirinya dan termudah
untuk umatnya.
6. Beliau lebih mendahulukan tujuan akhirat daripada duniawi.
12
rahasia yang diterapkan selama periode Makkah kemudian dirubah
menjadi model terbuka setelah di Madinah, mengikuti keadaan
lapangan. Keberhasilan Rasul saw. dan para sahabatnya dalam perang
Badr jelas-jelas berkaitan dengan penerapan sebuah strategi yang jitu.
6. Tidak mengambil kesempatan dari kedudukan. Rasul Saw. wafat tanpa
meninggalkan warisan material. Sebuah riwayat malah menyatakan
bahwa beliau berdoa untuk mati dan berbangkit di akhirat bersama
dengan orang-orang miskin. Jabatan sebagai pemimpin bukanlah
sebuah mesin untuk memperkaya diri. Sikap inilah yang membuat para
sahabat rela memberikan semuanya untuk perjuangan tanpa perduli
dengan kekayaannya, sebab mereka tidak pernah melihat Rasul saw.
mencoba memperkaya diri.
7. Visioner futuristic. Sejumlah hadits menunjukkan bahwa Rasul SAW.
adalah seorang pemimpin yang visioner, berfikir demi masa depan
(sustainable). Meski tidak mungkin merumuskan alur argumentasi
yang digunakan olehnya, tetapi banyak hadits Rasul saw. yang dimulai
dengan kata "akan datang suatu masa", lalu diikuti sebuah deskripsi
berkenaan dengan persoalan tertentu. Kini, setelah sekian abad berlalu,
banyak dari deskripsi hadits tersebut yang telah mulai terlihat dalam
realitas nyata.
8. Menjadi prototipe bagi seluruh prinsip dan ajarannya. Pribadi Rasul
Saw. benar-benar mengandung cita-cita dan sekaligus proses panjang
upaya pencapaian cita-cita tersebut. Beliau adalah personifikasi dari
misinya. Terkadang kita lupa bahwa kegagalan sangat mudah terjadi
manakala kehidupan seorang pemimpin tidak mencerminkan cita-cita
yang diikrarkannya. Sebagaimana sudah disebut di atas, Rasul saw.
selalu menjadi contoh bagi apa pun yang ia anjurkan kepada orang-
orang di sekitarnya.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada materi tersebut dapat disimpulkan bahwa pada masa pemerintahan
Nabi Muhammad SAW,merupakan awal terbentuknya negara islam yang
mana Rasulullah sebagai pendiri dan sebagi pemimpinnya selain itu dalam
masa pemerintahan Nabi Muhammad , beliau juga telah memberikan berbagai
hal-hal teladan bagi kita dan berbagai bukti serta prinsip-prinsip yang dapat
kita jadikan suatu pembelajarn bagi kita semua dalam mengambil suatu
keputusan dan dalam memimpin suatu negara sesuai syariat agama islam.
14
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Sirajuddin, Pemikiran Politik Islam Klasik (Diktat Studi Pemikiran Politik
Islam), UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006
Ahmad Al- Usairy ,sejarah islam sejak zaman nabihingga abad 20, akbar media
2009
Sadjali, Munawir, Islam Dan Tata Negara, (Ajaran, Sejarah, Pemikiran), jakarta:
UI-Press, 1990
http://ilmutuhan.blogspot.co.id/2011/03/pemerintahan-nabi-muhammad-saw.html
15