Anda di halaman 1dari 11

Seminar Presentasi

Mata Kuliah: Sejarah Pemikiran


Ekonomi Islam

Sejarah Pemikiran Hukum ekonomi


Islam pada zaman Rosulullah Saw

Dudung Abdul Gani


NIM: 2220020018
Pondasi Ekonomi Islam pada zaman
Nabi Muhammad Saw
• Dikenal sebagai Al-Amin (Jujur)

Periode •

Ahli berdagang (profesional-owner-investor)
Perdagangan ke luar (syam, irak dll)

sebelum
• Pasar Ukaz dan Dzul Mazaz ketiak musim haji
• Menerapkan sistem keagenan
• Mendapatkan modal dengan gadai, kredit barang dan

kenabian tunai

• Kebijakan bidang Politik dan pemerintahan


• Kebijakan bidang Ekonomi Mikro
Periode khusunya muammalah perusahaan
• Kebijakan bidang Ekonomi Makro (fiskal
kenabian dan Moneter)
Kebijakan bidang Politik dan pemerintahan

1. Membangun masjid Nabawi sebagai Pusat kegiatan ummat dan


pemerintahan
2. Membangun ikatan persaudaraan yang kuat antara kaum
Muhajirin dengan kaum Anshar
3. Membentuk tentara islam untuk menjaga keamanan dan
kedamaian dalam negara
4. Mengeluarkan hak dan kewajiban bagi masyarakat
5. Membuat Peraturan dan perundang-undangan negara
6. Meletakkan dasar-dasar keuangan negara dengan mendirikan
Baitul Mal
Dasar-dasar kebijakan Nabi pada bidang
ekonomi Mikro (Produksi, Distribusi dan
Konsumsi
1. Allah SWT adalah penguasa tertinggi
2. Tugas Manusia sebagai khalifah, ibadah dan Dakwah
3. Konsep rezeki ada 4 (Rezeki terjamin, rezeki tergantung, rezeki
berlipatganda dan rezeki tak disangka-sangka)
4. Kekayaan harus berputar, sehingga dilarang untuk menimbun harta
atau menahan untuk tidak menjualnya agar bisa memainkan harga.
5. Tidak membolehkan praktek riba
6. Untuk mendistribusikan kekayaan bisa dengan cara yang wajib
(zakat, waris) dan sunnah (sedekah, hibah dan wakaf)
7. Hak terhadap harta
8. Ketidaksamaan ekonomi dalam batas yang wajar
9. Kesamaan dan jaminan sosial
Dasar-dasar kebijakan Nabi pada ekonomi Makro khusus bidang Fiskal

 Kebijakan fiskal merupakan kebijakan yang mempengaruhi Anggaran


Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Kebijakan Fiskal dapat diartikan
sebagai langkah pemerintah untuk membuat perubahan-perubahan dalam
sistem pajak atau dalam pembelanjaan
 Kebijakan Fiskal pada zaman Nabi adalah dengan mendirikan Baitul Mal
sebagai Bendahara Negara untuk mengatur pemasukan dan pengeluaran
negara
Sumber Pendapatan Pokok
(primer)di Masa Rasulallah Saw.

Pendapatan yang utama di zaman Rasulallah Saw. adalah zakat dan ushr.
Keduanya berbeda dengan pajak dan tidak diperlakukan seperti pajak. Zakat dan
ushr merupakan kewajiban agama dan termasuk salah satu pondasi Islam.

1. Zakat adalah kewajiban seorang muslim yang harus dibayarkan Ketika hartanya
sudah mencapai nishob dan haul

2. Ushr adalah bea impor yang dikenakan kepada semua pedagang, dibayar hanya
sekali dalam setahun, diberlakukan pada barang yang lebih dari 200 dirham.
Sumber Pendapatan Tambahan (Sekunder)
di Masa Rasulallah Saw.
1. Kharaj : pajak terhadap tanah: ditentukan berdasarkan tingkat produktivitas, jenis tanaman, jenis irigasi
2. Uang tebusan untuk para tawanan perang, hanya dalam kasus perang Badar pada perang lain tidak disebutkan
jumlah uang tebusan tawanan perang.
3. Pinjaman-pinjaman setelah menaklukan kota Mekah untuk pembayaran uang pembebasan kaum muslimin dari
Judhayma atau sebelum pertempuran Hawazin 30.000 dirham (20.000 dirham menurut Bukhari) dari Abdullah
bin Rabia dan meminjam beberapa pakaian dan hewan-hewan tunggangan dari Sufyan bin Umaiyah.
4. Khumus fadhla, berasal dari harta benda kaum muslimin yang meninggal tanpa ahli warits atau berasal dari
barang-barang seorang muslim yang meninggalkan negerinya.
5. Wakaf, harta benda yang diindikasikan kepada umat Islam yang disebabkan Allah Swt. dan pendapatannya
didepositokan di Baitul Mal.
6. Nawaib, pajak yang jumlahnya cukup besar yang dibebankan kepada kaum muslimin yang kaya dalam rangka
menutup pengeluaran negara selama masa darurat dan ini pernah terjadi pada masa perang Tabuk.
7. Jizyah: pajak bagi orang non muslim sebagai ganti layanan sosial-ekonomi, perlindungan keamanan dari
negara Islam
8. Khumus atau rikaz harta karun temuan pada periode sebelum Islam.
9. Zakat fitrah, zakat yang ditarik pada masa bulan Ramadhan dan dibagi sebelum shalai id.
10. Bentuk lain shadaqah seperti kurban dan kaffarat. Kaffarat adalah denda atau kesalahan yang dilakukan
seseorang muslim pada acara keagamaan, seperti berburu pada musim haji.
11. Ghonimah: harta rampasan perang
Kebijakan Moneter zaman Nabi
Muhammad Saw

1.Baetul Mal di samping sebagai pengendali bidang


fiskal juga sebagai pengendali bidang moneter.
2.Penetapan uang dinar dan dirham sebagai mata
uang sah negara. Sehingga nilai nominal dan
intrinsiknya sama. Maka tidak ada istilah inflasi
dan penurunan nilai mata uang.
3.Fungsi uang untuk transaksi, kemudian untuk
precautionary (jaga-jaga) bukan untuk spekulasi
dan menimbun kekayaan
◦ Pengeluaran negara
1. Penyebaran Islam
2. Pertahanan dan keamanan
3. Pembangunan infrastruktur
4. Pengembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan

Di awal masa pemerintahan Rasulullah, negara tidak mempunyai kekayaan apapun,


karena sumebr penerimaan negara hampir tidak ada. Dengan adanya perang Badar
pada tahun ke-2 H, negara mulai mempunyai pendapatan dari seperlima rampasan
perang (ghanimah) yand disebut dengan khums, sesuai dengan firman Allah dalam Q.S.
Al-Anfal (8) ayat 41: “Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh
sebagai rampasan perang, maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul, anak-
anak yatim, orang-orang miskin dan ibnu sabil, jika kamu beriman kepada Allah dan
kepada apa yang kami turunkan kepada hamba kami (Muhammad) di hari Furqan, yaitu
hari bertemun ya dua pasukan. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
(Q.S. Al-Anfal (8): 14)
Dasar-dasar kebijakan Nabi pada ekonomi Makro khusus bidang Moneter

 Kebijakan Moneter adalah kebijakan pemerintah untuk memperbaiki


keadaan perekonomian melalui pengaturan jumlah uang beredar.
Jumlah uang beredar, dalam analisis ekonomi makro, memiliki
pengaruh penting terhadap tingkat output perekonomian, juga
terhadap stabilitas harga-harga. Uang beredar terlau tinggi tanpa
disertai kegiatan produksi yang seimbang, akan ditandai dengan
naiknya tingkat harga-harga pada seluruh barang dalam perekonomian
atau dikenal dengan istilah inflasi.

 Kebijakan Moneter zaman Nabi Muhammad Saw


◦ Baetul Mal di samping sebagai pengendali bidang fiskal juga sebagai
pengendali bidang moneter.
◦ Penetapan uang dinar dan dirham sebagai mata uang sah negara.
Sehingga nilai nominal dan intrinsiknya sama. Maka tidak ada istilah
inflasi dan penurunan nilai mata uang.
◦ Fungsi uang untuk transaksi, kemudian untuk precautionary (jaga-
jaga) bukan untuk spekulasi dan menimbun kekayaan
Daftar Pustaka

Antonio, M. Syafii, 2002, Muhammad the super leader super manager , Jakarta: Tazkia.
Ayub, Muhammad, Understanding Islamic Finance. 2009. Jakarta: PT. Gramedia.
Amalia, Euis, 2010, SejarahPemikiranEkonomi Islam, Jakarta: Gramata.
Adiwarman A. Karim, 2012, SejarahPemikiranEkonomi Islam, Edisi ke-3, Jakarta:
PT.RajaGrafindoPersada.
Mannan, M.A, The Making of Islamic Economic society , Kairo: Internasional Association for
Islamic Banks.
Rahman, Afzalur, Doktrin Ekonomi Islam. 1995. Yogjakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf.

Anda mungkin juga menyukai