10 KISAH EKONOMI SYARI’AH PADA ZAMAN NABI DAN SAHABAT
Disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah
EKONOMI DAN LEMBAGA KEUANGAN SYARI’AH
Dosen Pengampu: Dr.Hendrianto M.A
Disusun Oleh: Kurniawan Saputra (23701004)
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI’AH
FAKULTAS SYARI’AH DAN EKONOMI ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) CURUP 2023 10. Kisah Ekonomi Syari’ah Pada Zaman Nabi Dan Sahabat A. ZAMAN NABI MUHAMMAD SAW. 1. Memfungsikan Baitul Maal Pendirian Baitul Maal ini masih banyak sumber yang berbeda pendapat, ada yang mengatakan didirikan oleh Rasulullah s.a.w. dan ada sumber yang mengatakan bahwa secara resmi baitul maal didirikan oleh Sayidina Umar ibn Khaththab r.a. Di dalam buku Kebijakan Ekonomi Umar Bin Khaththab dikatakan bahwa salah satu keberhasilan beliau adalah mampu mendirikan Baitul Maal. Namun disisi lain secara implisit fungsi akan Baitul Maal sudah dibentuk oleh Rasulullah s.a.w terbukti dengan membangun masjid bersama kekayaan fungsi di dalamnya (Muslims Centre). Akan tetapi secara eksplisit pendirian Baitul Maal dilakukan oleh Khalifah Umar ibn Khaththab r.a. Kesimpulannya, tidak ada perbedaan yang mendasar dari semua pendapat, hanya saja dikompromikan kapan fungsi secara implisit dari Baiyul Maal dan kapan pendirian secara eksplisit.Untuk itu fungsi dari Baitul Maal disini adalah sebagai mediasi kebiajakan fiskal Rasulullah s.a.w. dari pendapat negara Islam hingga penyalurannya. Tidak sampai lama harta yang mengendap di dalam Baitul Maal, ketika mendapatkannya maka langsung disalurkan kepada yang berhak menerimanya yaitu kepada Rasul dan kerabatnya, prajurt, petugas Baitul Maal dan fakir miskin. Rasulullah sengaja membentuk Baitul Maal yang berfungsi sebagai pusat pengumpulan dana dan atau pusat pengumpulan kas dan kekayaan negara islam yang akan digunakan untuk beberapa pengeluaran. Karena pada awal pemerintahan sumber keuangan negara berasal dari zakat, khums, kharaj, jizyah. Fungsi lain dari baitul maal adalah sebagai tempat penyimpanan harta negara hingga tempat perputaran harta untuk disalurakan kepada yang berhak menerimanya, seperri Rasulullah, kerbat dan keluarga Rasululah, prajurit, fakir miskin dan petugas yang mengurusi baitul maal. 2. Kebijakan Perpajakan Kebijakan pajak adalah kebijakan yang dikeluarakan pemerintah muslim berdasarkan atas jenis pajak tertentu dan jumlah nya ( proporsional). 3. Pendapatan Nasional dan Partisipasi Kerja Kebijakan yang dibuat adalah peningkatan pendapatan dan kesempatan kerja dengan cara memperkerjakan kaum Anshor dan kaum Muhajirin. Hal tersebut akan berdampak oada peningkatan distribusi pendapatan dan kekayaan yang menyebabkan peningkatan jumlah agregat terhadap output yang akan diproduksi. Program lain yang dibuat adalah Rasulullah membagikan tanah untuk kaum muhajirin dan kaum ansor yang bertujuan untuk modal kerja. Karna dilihat dari keahlian kaum muhajirin dan anshor yaitu dalam bidang bertani serta bercocok tanam. Dengan adanya pemberian modal tersebut, maka kaum anshor dan muhajirin memiliki kesempatan lebih besar untuk mengasah keahliannya. Dan program ini dapat memberi hasil bagi kehidupan perekonomian yang lebih maju. 4. Kebijakan Fiskal Berimbang Dampak dari kebijakan ini adalah ekonomi mengalami defisit neraca anggaran belanja saat terjadi peristiwa Fathu makkah dan mengalami surplus kembali pada saat terjadi peristiwa perang Hunain. 5. Kebijakan Fiskal Khusus Cara kerja dari kebijakan ini ada dengan diadakannya sukarelawan untuk meminta bantuan kepada para muslim kaya. 6. Kebijakan Pemasukan dari Muslim A. Zakat Sebelum adanya peraturan zakat itu wajib, zakat hanya beraifat suka rela. Peraturan diwajibkan nya zakat baru ditetapkan pada tahun ke 9 hijriyah. Dan zakat menjadi sumber utama pendapatan pada pekerintahan islam. Beberapa benda yang diwajibkan dizakati pada zama Rasul adalah sebagai berikut: • Benda logam yang terbuat dari emas ( koin, perkakas) • Benda logam yang terbuat dari perak • Binatang terbak ( unta, sapi.dll) • Berbagai jenis dagangan ( termasuk budak dan hewan) • Berbagai jenis hasil pertanian • Luqtah ( harta yang ditinggalkan musuh) • Barang temuan Penentuan besarnya zakat berdasarkan : • Emas dan perak berdasarkan beratnya • Binatang ternak ditentukan berdasarkan jumlahnya • Buah-buahan ditentukan berdasarkan kuantitasnya • Luqtah dan bahan tambang ditentukan berdasarkan nilainya B. Ushr Ushr memiliki arti bea impor yang dikenakan kepada para pedagang dimana sistem pembayarannya hanya dilakukan sekali dalam satu tahun dan hanya berlaku pada barang-barang yang memiliki kadar nilai yang lebih dari 200 dirham. Tingkatan bea 5% untuk orang-orang yang dilindung, dan 2,5% untuk pedagang muslim. Hal menarik dari kepemimpinan rasulullah dalam masalah ushr adalah, dihilangkan nya bea impor untuk para pedagang dengan tujuan agar para pedagang lancar yang akan berdampak juga pada arus ekonomi yang lancar sehingga perekonomian dalam negara tersebut menjadi terkendali dan lancar. C. Wakaf Wakaf adalah harta benda yang diberikan ikhlas karna allah dan diberikan untuk umat islam , dan pwndapatannya akan di tampung di baitul maal. D. Nawaib Nawaib adalah pajak yang jumlahnya besar dan berlaku untuk umat muslim yang kaya. Tujuan nya adalah untuk menutupi pengeluaran negara dalam keadaan perekonomian yang darurat. E. Amwal Fadhla Anwal Fadhla merupakan harta benda umat islam yang telah meninggal tanpa ahli waris dan atau harta umat islam yang telah meninggalkan negri nya. F. Zakat Fitrah Zakat ini diwajibkan bagi kaum mislim satu tahun sekali yaitu pada saat bulan ramadhan bertujuan sebagai pembersih harta. G. Khums Khums yang berarti barang temuan. H. Kafarat Kafarat adalah denda atas yang dilakukan seorang muslim pada acara keagamaan atau kesalahan seorang muslim karna tidak mengerjakan suatu kewajibannya. 7. Kebijakan Pengeluaran Pemerintah Islam Pengeluaran pemerintah islam pada zaman rasulullah diguanakan untuk pengembagan ilmu pengetahuan, pembangunan infrastruktur, penyebaran islam, pembangunan armada perang dan penjaga keamanan, serta penyediaan layanan kesejahteraan nasional, pendidikan dan kebudayaan 8. Pengembangan Ilmu Pengetahuan Pada saat terjadi perang Haibar, kemajuan ilmu pengetahuan sudah terlihat. Dengan diciptakannya senjata perang berupa benteng yang dapat bergerak dan alat pelemparan batu. 9. Pembangunan Infrastruktur Perkembangan yang sangat terlihat yaitu ketika terdapat bangunan baru yang modern dan mempermudah kehidupan masyarakat. Pada masa rasulullah indrastruktur yang sudah terbangun adalah jalan raya , kantor pos, sumur umum, dll. 10. Penyediaan Layanan Kesejahteraan Sosial Program ini merupakan pemberian subsidi dari negara untuk fakir dan misqin dalam jumlah besar yang bertujuan memberi modal tersebut untuk menjadi peluang ladang usaha, sehingga usaha yang di bentuk dapat mengangkat derajat sosialnya. Subsidi negara untuk para fuqara dan masakin diberikan dalam jumlah besar, disamping itu mereka dijamin oleh pemerintah selama satu tahun agar tidak berkekurangan. Imam Nawawi mengajarkan pentingnya pemberian modal yang cukup besar kepada orang-orang yang tidak mampu untuk memulai bisnis sehingga merekaterangkat dari garis kemiskinan. Langkah-langkah untuk mewujudkannya sebagai berikut: a) Pemenuhan kebutuhan dasar para mustahiq b) Peningkatan distribusi pendapatan sehingga mustahiq menjadi kelompok masyarakat dengan penghasilan mid – income. Setiap sumber pendapatan negara dimanfaatkan untuk tujuan tertentu: a) Membantu orang yang tidak mampu b) Menolong fakkir maiskin c) Menyiapkan perumahan bagi orang yang miskin d) Membayar gaji bagi orang yang mengumpulkan / mengelola zakat e) Melunasi utang orang yang tidak mampu melunasinya f) MenyebarkanIslamdikalangannonmuslim g) Membebaskan budak h) Membiayai kegiatan sosial. B.ZAMAN SAHABAT 1. Menetapkan praktek akad - akad perdagangan sesuai prinsip syariah 2. Mengelola zakat secara akurat 3. Menetapkan perhitungan zakat secara teliti dan akurat 4. Memerangi siapapun yang membantah dan berkhianat atas putusan yang di buat 5. Menata kembali retribusi dan pendapatan negara dalam rangka menegakkan keadilan dan sosial bagi penduduk 6. Melakukan pendistribusian secara langsung. 7 Tidak menjadikan ahli badar sebagai pejabat tinggi Negara 8. Menetapkan praktek akad perdagangan yang sesuai dengan prisip syariah. 9 . Menegakkan hukum dengan memerangi mereka yang tidak mau membayar zakat 10. Melakukan pengelolaan dan penghitungan zakat secara akurat dan teliti. 11. Melakukan pendistribusian secara langsung. 12. Tidak menjadikan ahli Badar (orang-orang yang berjihad pada perang Badar) sebagai pejabat Negara 13. Tidak mengistimewakan ahli Badar dalam pembagian kekayaan negara. 14. Mengelola barang tambang (rikaz) yang terdiri dari emas, perak, perunggu, besi, dan baja, sehingga menjadi sumber pendapatan negara. 15. Pengembangan dan pengangkatan penanggungjawab bayt al-mal 16. Menetapkan gaji para pegawai berdasarkan karakteristik daerah kekuasaan masing-masing. 17. Tidak merubah kebijakan Rasullullah SAW dalam masalah jizyah.