Anda di halaman 1dari 51

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah sebagai salah satu lembaga yang menyelenggarakan

pendidikan formal mempunyai peranan yang amat penting dalam usaha

mendewasakan anak dan menjadikannya sebagai anggota masyarakat yang

berguna. Hal ini berarti sekolah turut pula bertanggungjawab tercapainya

suatu tujuan, yang telah ditetapkan.

Perlu dipahami bahwa masing-masing individu memiliki karakter

yang berbeda-beda ada yang memiliki daya serap yang cepat ada yang

sedang ada yang rendah. Karena berbedaan inilah yang dapat

menimbulkan masalah kesulitan belajar sedang siswa yang pandai akan

jenuh apabila proses pembelajaran disamakan dengan yang lambat belajar

atau mengalami kesulitan belajar.

Oleh sebab itu agar proses belajar mengajar berjalan dan berhasil

dengan baik perlu mengadakan bimbingan belajar dan motivasi agar siswa

terdorong untuk melakukan kegiatan belajar dan penyesuaian diri

terhadap lingkungan dimana siswa berada, guru harus memahami semua

1
siswa dalam satu kelas yang menjadi tanggungjawabnya. Dengan

memahami ciri, sifat dan kemampuan masing-masing individu

memudahkan guru dalam memberikan layanan kelompok belajar.

Belajar adalah inti dari kegiatan sekolah, maka guru berkewajiban

untuk membantu mengatasi kesulitan belajar yang dihadapi siswa dengan

cara memberikan bimbingan yang sesuai kesulitan yang dihadapi oleh

siswa yang bersangkutan. Ketercapaian perkembangan siswa diperlukan

tiga komponen pokok : 1) program kurikulum; 2) administrasi, 3)

bimbingan belajar yang terarah. Ketiga komponen tersebut merupakan

satu kesatuan yang integral.

Bimbingan di sekolah, sangat diperlukan guna membantu siswa

dalam mengatasi permasalahannya, dalam masalah belajar atau masalah

pribadi siswa. (Pedoman BP.SD, 1994 ). Bimbingan siswa harus memiliki

prinsip dasar yang kuat sebagai landasan pelaksanaannya, sehingga layanan

kelompok belajar merupakan salah satu program yang harus dilaksanakan

di sekolah.

Sekolah merupakan salah satu sistem pendidikan, dihadapkan

pada tugas pokok untuk meningkatkan kehidupan yang lebih baik,

kecerdasan, ketrampilan serta budi pekerti yang luhur merupakan unsur

daripada tujuan pendidikan di sekolah. Guru berkewajiban untuk

2
memberikan layanan kelompok belajar pada kesulitan yang sangat

mendasar.

Layanan kelompok belajar ini diberikan secara khusus oleh guru

kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar dalam bidang pembelajaran

ini, agar mereka dapat mandiri, memiliki kepercayaan diri, sehingga lama

kelamaan mereka akan dapat memecahkan masalahnya sendiri.

Bimbingan Pribadi dan Sosialberfungsi untuk mengembangkan

potensi manusia yang satu dengan yang lainnya berbeda. Potensi tersebut

berkembang menjadi suatu kemampuan tertentu dalam sifat-sifat yang

nampak pada diri seseorang tidak ada yang persis sama, itulah keunikan

seseorang.

Dalam kehidupan sehari-hari keunikan, ciri-ciri dan kemampuan

yang nampak kurang atau jelek, seseorang akan merasa rendah diri,

menutup diri, maka dengan keunikan, ciri-ciri dan kemampuan yang

nampak baik, seseorang akan merasa besar kepala, sombong dan acuh.

Pada siswa perlu memahami hal ini semua. Siswa harus mampu

mengembangkan sikap positif, menerima dengan lapang dada atas

kekurangannya, berakal dan berusaha memperkecil atau mengatasi

keurangan-kekurangan tersebut. Sebaiknya bersyukurlah bagi mereka

yang memiliki kelebihan. Ciri-ciri dan kemampuan yang kurang diterima

3
dan dihargai dengan sikap yang wajar, arif, dan bijaksana, tidak perlu

disesali yang penting ada usaha utnuk memperbaiki, sedangkan ciri-ciri

dan kemampuan yang sudah baik harus dipelihara, dipertahankan dan

ditingkatkan.

Tugas guru adalah menumbuh kembangkan modalitas siswa

dengan layanan kelompok belajar sebab kenyataan di lapangan nilai

pembelajaran Bidang Bimbingan Pribadi dan Sosialselalu rendah mencapai

nilai rata - rata 59. Dengan rendahnya nilai tersebut berarti siswa

mengalami kesulitan belajar yang mendasar. Karena rendahnya prestasi

belajar ini merupakan salah satu indikasi bahwa siswa mengalami

kesulitan belajar yang serius.

Melihat harapan dan kenyataan di lapangan seperti itu, maka penulis

melakukan Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul : "Peningkatan Prestasi

Belajar Melalui Bidang Bimbingan Pribadi dan Sosial Materi Mengatasi stres

dan depresi Siswa Kelas ............. Dengan Layanan kelompok ".

Dengan harapan dapat memberikan salah satu alternatif sebagai solusi

dalam upaya mengatasi kurang berhasilnya dalam pembelajaran Bidang

Bimbingan Pribadi dan Sosialkelas VIII-B, yang selama ini dikeluhkan oleh

berbagai kalangan, baik orang tua, masyarakat, guru dan sekolah.

4
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah layanan kelompok dapat Peningkatan Prestasi belajar siswa ?

2. Bagaimana layanan kelompok siswa dapat Peningkatan Prestasi belajar

siswa?

C. Tujuan Penelitian

Bertolak dari rumusan masalah dalam penelitian ini maka tujuan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di atas bertujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengatasi bahwa layanan kelompok dapat Peningkatan Prestasi

belajar siswa.

2. Untuk mengetahui cara memberi layanan kelompok agar dapat

Peningkatan Prestasi belajar siswa.

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian di atas maka

hipotesis tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah : "Layanan

kelompok dapat Peningkatan Prestasi pembelajaran Bidang Bimbingan

5
Pribadi dan Sosialpada materi Mengatasi stres dan depresisiswa SMK

Negeri ............, Kabupaten ............ ".

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini bermanfaat bagi siswa, guru, sekolah sebagai

berikut :

1. Bagi siswa, dengan menyadari akan kekurangan yang ada pada dirinya,

siswa akan berusaha semaksimal mungkin untuk memperbaiki segala

kelemahan dan kesulitan belajar yang dihadapi melalui layanan

kelompok. Karena siswa telah termotivasi maka mereka akan

menggerakkan daya upaya untuk mencapai prestasi belajar yang lebih

baik.

2. Bagi guru, dengan menyadari kewajiban dan tanggung jawab dalam

membantu perkembangan siswa melalui kritik diri akan selalu berusaha

memperbaiki dan menyempurnakan proses pembelajaran, layanan

kelompok untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar,

menemukan salah satu alternatif dalam upaya peningkatan prestasi

belajar siswa.

6
3. Bagi sekolah, memberikan masukan bagi sekolah untuk meningkatkan

kualitas dan hasil belajar siswa serta sebagai sarana pembelajaran untuk

meningkatkan kerjasama dan kreatifitas guru.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Layanan kelompok untuk Peningkatan Prestasi belajar siswa itu

banyak macamnya. Untuk menghindari uraian yang panjang lebar, dalam

penelitian tindakan ini penulis batasi pada “ Peningkatan Prestasi Belajar

Bidang Bimbingan Pribadi dan SosialMateri Mengatasi stres dan depresipada

Siswa Kelas ............. dengan Layanan kelompok“, pada fokus Mengatasi stres

dan depresi dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai yaitu memiliki

pemahaman tentang kekuatan diri dan dapat mengembangkannya untuk

kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif.

G. Definisi Operasional

Dengan berdasarkan pada latar belakang, rumusan masalah, tujuan

dan ruang lingkup penelitian tindakan di atas beberapa istilah yang

digunakan dijabarkan operasionalnya demi kejelasan, ketegasan serta untuk

menghindari salah pemahaman, salah pengertian dalam

menginterprestasikan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :

7
1. Bimbingan merupakan suatu bantuan yang diberikan oleh seorang

kepada orang lain (murid) yang dirasa bermasalah dengan harapan murid

itu dapat menerima keadaan sehingga dapat mengatasi masalahnya dan

mengadakan penyesuaian diri terhadap lingkungan, baik lingkungan

keluarga, sekolah maupun masyarakat, HM, Arifin (1992 : 4).

2. Motivasi merupakan dorongan yang ada dalam diri siswa untuk

menggerakkan daya upaya suatu aktivitas tertentu dalam rangka

mencapai suatu tujuan, Sukari Setijono, (1992 : 56). Motivasi ini tidak

tumbuh dengan sendirinya tetapi butuh latihan dan dorongan.

3. Penelitian Tindakan adalah penelitian yang dipusatkan pada analisis

refleksi, terhadap apa yang aktual terjadi di dalam kelas. Dalam hal ini

adalah aktivitas guru, aktivitas siswa dan interaksi siswa - siswa, guru -

siswa dan bahan atau tugas-tugas pembelajaran yang digunakan yang

teramati selama pembelajaran Bidang Bimbingan Pribadi dan

Sosialdengan materi Mengatasi stres dan depresiberlangsung, Me. Niff;

(1992). Tujuannya adalah untuk mengetahui, mengerti, mengkaji dan

menemukan “makna” di balik realitas sosial yang terjadi selama pembe-

lajaran Bidang Bimbingan Pribadi dan Sosialdengan materi Mengatasi

stres dan depresiberlangsung di dalam kelas. Berdasarkan makna yang

terungkap kemudian disusun program tindakan “ Peningkatan Prestasi

8
Belajar Bidang Bimbingan Pribadi dan Sosial Materi Mengatasi stres dan

depresi dengan Layanan kelompok pada Siswa Kelas .............,

Kabupaten ............ “.

4. Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai, melalui aktivitas yang

dilakukan secara dasar untuk memperoleh sejumlah kesan dari bahan

yang telah dipelajari. Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa

kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai

hasil aktivitas dalam belajar. Prestasi belajar tidak dapat diketahui tanpa

diadakan penilaian (W.J.S. Poerwadarminta, 1984). Penilaian adalah

suatu tindakan atau suatu prosentase menentukan nilai dari pada suatu

atau proses untuk menentukan nilai dari pada sesuatu, Wayan Nur

Hasana, D.B, (1983).

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

9
A. Bimbingan

a. Pengertian Bimbingan

Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada murid

dengan memperhatikan murid itu sebagai individu dan makhluk sosial,

serta memperhatikan adanya perbedaan-perbedaan individu agar murid

itu dapat membuat tahap seoptimal mungkin dalam proses

perkembangannya dan agar ia dapat menolong dirinya, menganalisa dan

menemukan masalah-masalah temuannya itu demi memajukan kebaha-

giaan hidup terutama ditekankan pada kesejahteraan jiwa (mental),

Balitbang, (1978 : 2).

Menurut Pedoman PPL UMN Malang (1999), Bimbingan

belajar siswa adalah upaya mengenal, memahami dan menetapkan siswa

yang mengalami kesulitan belajar dengan kegiatan mengidentifikasi,

mendiagnosa, memprognosa dan memberikan pertimbangan pemecahan

masalah.

Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa

bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang ditujukan

kepada individu atau kelompok siswa agar yang bersangkutan dapat

mengenali dirinya sendiri, baik kemampu-an yang dimilikinya maupun

10
kelemahannya agar selanjutnya dapat mengambil keputusan dan dapat

bertanggungjawab dalam menentukan jalan hidupnya atau memecahkan

sendiri kesulitan yang dihadapi serta dapat memahami lingkungannya,

secara tepat sehingga dapat memperoleh kebahagiaan hidupnya.

Langkah-langkah bimbingan belajar

l. Mengenal siswa yang mendapat kesulitan belajar dengan

menggunakan norma atau ukuran kriteria tertentu.

2. Mencari sebab-sebab siswa mendapat kesulitan.

3. Mencari usaha untuk membantu memecahkan kesulitan-kesulitan

itu.

4. Mengadakan pencegahan supaya kesulitan yang dialami seseorang

tidak menular kepada yang lain, Sutijono, S. (1991 : 49).

Jika permasalahan siswa tidak segera ditemukan solusinya,

siswa akan mengalami kegagalan atau kesulitan belajar yang dapat

mengakibatkan rendah prestasinya/tidak lulus, rendahnya prestasi

belajar, minat belajar atau tidak dapat melanjutkan belajar, S. Sucitae,

(1972 : 2).

Langkah-langkah yang ditempuh untuk menjamin

keberhasilan belajar adalah : 1) Identifikasi masalah siswa, 2) Diagnosa, 3)

Prognosa, 4) Pemberian Bantuan, 5) Follow up (tindak lanjut).

11
1) Identifikasi Masalah Siswa

Identifkasi masalah siswa adalah untuk menentukan siswa

yang mengalami kesulitan belajar yang sangat memerlukan bantuan.

Langkah ini "sangat mendasar sekali" dan merupakan awal kegiatan

bimbingan terhadap siswa yang bermasalah, untuk menentukan

masalah yang dialaminya.

Dalam bimbingan belajar siswa, masalah yang terjadi dijaga,

kerahasiaannya. Dikandung maksud agar siswa yang mengalami

permasalahan tidak terbebani, tidak ragu dan tanpa rasa takut

mengungkapkan permasalahannya dengan jujur. Metode

pengumpulan data melalui observasi, wawan-cara, dan instrumen.

2) Diagnosa

Diagnosa dilakukan dalam bimbingan belajar, diartikan

sebagai rumusan-rumusan masalah siswa, jenis kesulitan serta latar

belakang kesulitan dalam Bidang Pribadi, serta kesulitan belajar atau

masalah yang mengganggu aktivitas-nya sehari-hari, sehingga

mempengaruhi belajarnya.

3) Prognosa

Prognosa merupakan kegiatan memperkirakan permasala-

han, apabila siswa yang mengalami kesulitan belajar tidak segera

12
mendapat bantuan. Bertujuan untuk menentukan bantuan yang dapat

diberikan kepadanya.

4) Pemberian Bantuan

Bantuan yang diberikan dengan menggunakan pengarahan,

motivasi, belajar. Cara mengatasi masalah kesulitan belajar melalui

latihan-latihan dan tugas baik individu maupun kelompok, secara

rutin.

5) Tindak Lanjut

Tindak lanjut kegiatan bimbingan belajar, untuk

mengevaluasi sejauh mana keberhasilan atau ketidakberhasilan,

usaha-usaha memberikan bantuan pemecahan masalah yang telah

diberikan.

b. Fungsi Bimbingan Belajar

1) Fungsi Koratif

Tindak lanjut dari bimbingan belajar adalah merupakan usaha

memperbaiki kekurangtepatan yang sebelumnya dilakukan oleh guru

dalam proses pembelajaran di kelas antara lain "kekurangan dalam

merumuskan tujuan, dalam menggunakan metode, dalam

menggunakan media (alat bantu mengajar) pemilihan bahan dan

materi pelajaran dalam menyusun evaluasi dan pengelolaan pelajaran.

13
2) Fungsi Penyesuaian

Bimbingan belajar adalah salah satu motivasi ekstrinsik agar

siswa menyesuaikan diri dengan situasi belajar di kelas. Siswa dapat

belajar sesuai dengan kondisi pribadinya, sehingga ia memiliki peluang

yang besar untuk mencapai prestasi belajar yang lebih baik.

3) Fungsi Akselerasi

Siswa yang lambat belajar dapat ditingkatkan kecepatan

belajarnya melalui program bimbingan belajar, karena bahan, materi,

waktu yang disediakan telah disesuaikan dengan kesulitan yang

dialami siswa.

4) Fungsi Terapi

Langsung atau tidak langsung pemberian bimbingan belajar

sedikit demi sedikit menyembuhkan atau memperbaiki kondisi

kepribadian siswa yang menunjukkan adanya penyimpangan tingkah

laku belajar. Pentingnya pemberian bimbingan belajar dapat dilihat

dari berbagai segi, kenyataan menunjukkan bahwa masih ada siswa

dalam satu kelas yang prestasi belajarnya rendah jauh dibawah prestasi

belajar rata-rata kelas. Dari segi guru bahwa guru memiliki tanggung

jawab atas keberhasilan siswa seluruh kelas, atau tanggung .jawab atas

tercapainya tujuan pembelajaran yang telah diterapkan.

14
c. Teknik Pemberian Bimbingan

Ada beberapa teknik pemberian bimbingan belajar antara lain :

1) Bimbingan individual, diberikan kepada beberapa siswa yang

mengalami kesulitan belajar yang berbeda-beda dengan cara

memberikan bimbingan secara langsung berupa latihan atau

penugasan secara individu.

2) Bimbingan Kelompok

a. Bimbingan kelompok kecil

Bimbingan kelompok kecil antara 2-5 siswa, bantuan ini

berupa kelompok kecil. Dengan cara latihan kelompok atau tugas

kelompok salah satu teman yang pandai menjadi tutor sebaya.

b. Bimbingan kelompok besar, terdiri dari 6-10 siswa peranan guru

sebagai motivator, yang membimbing sekelompok siswa aktif

belajar. Dalam kegiatan ini guru menciptakan situasi agar diskusi

terjadi. Sehingga semua anggota kelompok dapat ikut aktif dalam

diskusi, sehingga semua anggota kelompok dapat ikut aktif dalam

diskusi. Materi dapat berupa latihan atau penugasan yang terkait

dengan pembelajaran Bidang Bimbingan Pribadi dan SosialMateri

Psikologi Remaja. Guru berkewajiban untuk memberikan

bimbingan dan bantuan khusus kepada siswa yang mengalami

15
kesulitan belajar mampu mengatasi kesulitannya sendiri dengan

baik. Adapun langkah yang harus ditempuh telah diuraikan "di

depan" (Identifikasi masalah siswa, diagnosa prognosa, pemberian

bantuan, follow up (tindak lanjut). Pada intinya belajar itu

dipengaruhi 2 faktor : 1) faktor intrinsik dan 2) faktor ekstrinsik.

1) Pengaruh intrinsik

Kemungkinan kondisi siswa pada waktu mengerjakan tugas,

tidak belajar, kelelahan kurang tidur dan lain sebagainya.

2) Pengaruh ekstrinsik

a) Materi Bidang Bimbingan Pribadi dan Sosialdiberikan guru

terlalu mudah atau terlalu sulit, sebab materi yang terlalu

mudah membuat siswa tidak respon (tidak tertantang)

karena bosan dapat berakibat frustasi, apabila materi terlalu

sulit.

b) Kemungkinan kegiatan pembelajaran kurang efektif dan

menarik sehingga siswa tidak termotivasi untuk belajar. Dari

dua pengaruh di atas siswa mengalami kesulitan belajar.

B. Motivasi

1. Pengertian Motivasi

16
Motivasi adalah kesediaan untuk mengeluarkan tingkat

"upaya" yang tinggi untuk tujuan-tujuan tertentu yang dikondisikan oleh

kemampuan upaya itu untuk memenuh kebutuhan individu. Unsur

"upaya" merupakan ukuran intensitas, bila seseorang termotivasi, akan

mencoba sekuat tenaga dan pikiran untuk belajar lebih baik.

Menurut W.J.S. Poerwadarminta (1984 : 655) dikatakan kata

motivasi ditinjau dari bahasa dapat diartikan sebagai daya pengarah

untuk melakukan sesuatu, demi tercapainya tujuan.

Sedangkan Sukarni Sitiyono, (1992 : 56) mengatakan bahwa

"motivasi" merupakan, suatu dorongan yang ada dalam diri siswa

(individu) untuk menggerakkan suatu aktivitas tertentu dalam rangka

mencapai tujuan.

Tujuan yang dimaksud adalah prestasi belajar siswa

meningkat, untuk Peningkatan Prestasi belajar itu guru harus mampu

menciptakan suasana kelas yang kondusif taat ruang yang menyenangkan

kreatif dan pembelajaran serta menciptakan kedisiplinan. Sebab

kedisiplinan merupakan "kata kunci" untuk mencapai suatu keberhasilan

utamanya disiplin waktu. Siswa dibiasakan hidup disiplin, teratur lalu

tanggung jawab baik di rumah maupun di sekolah.

17
Disiplin dalam mengerjakan tugas dapat tepat waktu sesuai

yang telah ditentukan. Dengan demikian motivasi itu akan timbul yang

akhirnya secara sadar akan terbiasa. Sebab motivasi itu bukan dibawa

sejak lahir tetapi perlu dibentuk dilatih, ditimbulkan, dibimbing, dan

didorong, agar siswa termotivasi untuk belajar.

2. Macam-Macam Motivasi

Motivasi ada dua macam yaitu, motivasi a) intrinsik dan b) motivasi

ekstrinsik.

a) Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motivasi dari dalam. Karena dalam diri siswa

sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu, maka yang dimaksud

motivasi intrinsik dorongan dari dalam diri siswa ingin mencapai

suatu tujuan dalam suatu pembelajaran.

b) Motivasi ekstrinsik

Motivasi dari luar adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi

karena adanya perangsang dari luar dapat juga dikatakan sebagai

bentuk motivasi yang didalamnya, aktivitas belajar dimulai dan

diteruskan berdasarkan rangsangan dari luar yang tidak secara mutlak

berkaitan dengan aktivitas belajar

18
Dengan kata lain motivasi dapat diartikan sebagai daya upaya

seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat diartikan sebagai

daya upaya seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat

dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi

a) Situasi rumah

Ciptakan situasi rumah tangga yang harmonis jangan ada

perselisihan diantara anggota keluarga, ciptakan suasana keluarga yang

kondusif, sehingga siswa termotivasi untuk belajar.

b) Sarana belajar

Orang tua hendak memperhatikan sarana belajar baik berupa

buku, alat tulis, dan lain sebagainya. Sarana belajar hendaknya

tersedia, dengan lengkap dan dalam keadaan baik. Artinya sarana

belajar itu tidak hanya dilihat ada tidaknya, namun masih layak

dipakai atau tidak, Budi Santoso, D. (1992 : 52).

c) Kesempatan Belajar

Kesempatan belajar yang dimaksud adalah penyediaan waktu

yang cukup dalam suasana damai, tenteram, dalam suasana keluarga

yang kondusif.

d) Pengawasan orang tua

19
Pengawasan kepada anak-anak itu penting sekali untuk

menimbulkan kecenderungan gemar belajar, karena ada perhatian

orang tua kepada anaknya. Pengawasan tersebut tidak berarti

menghambat anak belajar atau menekan cara belajar, tetapi bersifat

mendorong anak untuk belajar sendiri.

4. Keadaan di Sekolah

Ada sepuluh sikap baik yang disukai anak :

a. Suka menolong pekerjaan sekolah dan menerangkan pelajaran dengan

jelas dan mendalam serta menggunakan contoh-contoh yang baik

dalam pengajaran.

b. Periang dan gembira, memiliki perasaan humor dan suka menerima

lelucon.

c. Bersikap bersahabat, merasa sebagai seorang guru dalam kelompok

kelas.

d. Menaruh perhatian dan memahami muridnya.

e. Berusaha agar tampil menarik dapat membangkitkan keinginan dapat

membangkitkan keinginan bekerjasama dengan murid.

f. Tugas sanggup menguasai kelas dan dapat membangkitkan rasa hormat

pada anak didik.

g. Tidak ada yang lebih disenangi dan pilih kasih.

20
h. Tidak suka mengomel dan mencela.

i. Anak didik merasakan benar-benar merasakan bahwa ia mendapat

sesuatu dari guru.

j. Mempunyai pribadi yang dapat diambil contoh dari murid dan

masyarakat lingkungan.

Profil guru yang ideal adalah mereka mengabdikan diri

berdasarkan hati nurani bukan tuntutan material oriented yang

membatasi tugas dan tanggung jawab mereka sebatas dinding sekolah

atau dengan kata lain sekedar mencari nafkah. Guru mau dan mampu

memberi bimbingan, motivasi belajar.

C. Prestasi Belajar

Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan

diciptakan baik secara individu atau kelompok. Prestasi dapat diperoleh

melalui perjuangan W.J.S. Poerwadarminta, 1984 berpendapat bahwa

"prestasi" adalah hasil yang telah dicapai.

Sedangkan belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan

secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah

dipelajari. Sudirman, AM, (1988) mengemukakan suatu rumusan bahwa

21
belajar sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga psikopisik menuju

perkembangan pribadi.

Dari beberapa pendapat para ahli pada dasarnya ada kesamaan

dan dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar yang

diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri

individu sebagai hasil belajar. Menurut Imam Nurhidayat Copo (1986 : 52)

mengatakan yang dapat menghambat prestasi belajar adalah sebagai

berikut :

1. Intelegensi yang rendah

2. Siswa SMK pada umumnya mereka kurang serius dalam mengikuti

kegitan belajar mengajar.

3. Mungkin guru kurang pandai menumbuhkan waktu yang baik.

4. Siswa bisa memilih atau menggunakan waktu yang baik.

5. Para siswa belum bisa menggunakan teknik yang baik untuk belajar

secara efektif dan efisien.

6. Mungkin orang tua yang kurang memperhatikan terhadap prestasi

belajar anaknya.

7. Lemahnya semangat belajar karena tidak memiliki cita-cita.

8. Kadang-kadang anak bandel masa bodoh dan kebal peringatan.

22
9. Tidak mau belajar secara kelompok, terlalu percaya diri, ternyata masih

tertinggal dengan teman-temannya.

10. Lingkungan belajar yang kurang baik.

11. Kondisi jiwa anak tidak stabil.

Setelah mengetahui faktor-faktor yang menghambat

keberhasilan belajar, cara-cara untuk meraih keberhasilan antara lain

sebagai berikut :

1. Pendisiplinan

Setiap siswa hendaknya disiplin waktu artinya pandai membagi

waktu. Apabila ada tugas dari guru harus segera dikerjakan, siswa yang

tidak disiplin waktu bisa saja kesuksesan tertunda dan lain sebagainya.

2. Pandai memanfaatkan fasilitas

Siswa yang kreatif sudah dapat mengerjakan tugas sebelum

diajarkan oleh guru karena siswa belajar dari televisi, media masa, media

elektronika, radio, ensiklopedia dan lain sebagainya.

3. Membentuk kelompok diskusi

Dalam diskusi peran serta siswa diharap semua aktif, baik

menjadi penanya atau penjawab. Untuk mengembangkan kemampuan

berkomunikasi, terjadi interaksi siswa-siswa dan guru-siswa.

23
4. Perlu motivasi

Pada dasarnya hambatan yang ditemui seorang yang sedang

belajar adalah menyangkut teknik cara belajar pendorong belajar berupa

motivasi.

5. Jangan malu bertanya

Pada umumnya malu bertanya adalah penyakit dalam belajar,

karena hal ini tidak menguntungkan.

D. Pengajaran Bidang Bimbingan Pribadi dan Sosial di SMK

Pengajaran bidang Bimbingan Pribadi dan Sosialmerupakan

salah satu bidang bimbingan dalam Bimbingan dan Konseling (BK) yang

terbagi lagi menjadi 4 model bimbingan yaitu:

1. bimbingan pribadi

2. bimbingan sosial

3. bimbingan belajar

4. bimbingan karir

Sedangkan jenis-jenis layanan BK itu sendiri terdiri dari

beberapa layanan, yaitu antara lain:

24
1. orientasi

2. informasi

3. penempatan/penyaluran

4. pembelajaran

5. konseling perorangan

6. bimbingan kelompok

7. konseling kelompok

Keadaan memungkinkan para pengajar untuk

mengembangkan bahan kajian tertentu dengan memasukkan peristiwa-

peristiwa yang tengah berlangsung yang berkaitan dengan lingkungan

sosial dan masyarakat tanpa mengurangi tuntutan minimal bahan kajian

yang ada dalam GBPP. Dengan demikian sasaran pembelajaran

sebagaimana yang disyaratkan oleh kurikulum dapat tercapai dan siswa

memiliki wawasan yang lebih luas tentang berbagai peristiwa yang terjadi

serta memahami kaitan antara masa lampau sekarang dan akan datang.

E. Kesulitan Belajar Bidang Bimbingan Pribadi

Dalam buku The Process of Parenting, Brooks (1981)

mengatakan bahwa kesulitan belajar itu sukar didefinisikan dengan tepat.

Menurutnya secara umum kesulitan belajar diartikan sebagai kekurangan

25
dalam proses, belajar yang mendasar, misalnya siswa kurang memperoleh

motivasi belajar, baik dari dalam dirinya maupun dari guru, orang tua atau

lingkungannya.

Sedangkan Ahmadi dan Supriyono, (1991) memapar-kan

bahwa kemampuan belajar setiap individu siswa tidak sama, ada yang cepat

ada yang lambat menangkap isi pelajaran. Perbedaan individual itulah yang

menyebabkan timbulnya perbedaan mestinya hal seperti itu disebut dengan

tingkah laku belajar sebagaimana kesulitan belajar.

Dalam kaitannya dengan belajar bidang Bimbingan Pribadi

dan Sosialdapat dikatakan kesulitan belajar bidang Bimbingan Pribadi dan

Sosialyang dihadapi siswa, sehingga mereka tidak dapat memanfaatkan

siswa, sehingga mereka tidak dapat memanfaatkan kemampuan dirinya

secara optimal untuk menguasai materi pembelajaran bidang bimbingan

pribadi. Oleh sebab itu guru seharusnya memandang kesulitan belajar

bidang Bimbingan Pribadi dan Sosialitu merupakan sebagian dari proses

pembelajaran bidang Bimbingan Pribadi dan Sosialdi kelas.

Dengan cara pandang demikian itu, upaya guru dalam

membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar bidang bimbingan

pribadi, sekaligus dapat difungsikan untuk memantapkan penguasaan siswa

terhadap materi pelajaran bidang Bimbingan Pribadi dan Sosialyang

26
dipelajarinya. Untuk mengetahui siswa yang mengalami kesulitan belajar

bidang Bimbingan Pribadi dan Sosialsalah satu cara ialah dengan melihat

(observasi) nilai tes-tes bidang Bimbingan Pribadi dan Sosialsiswa dalam

satu kelas, kemudian dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas.

Hasil ulangan siswa dianalisa untuk dicari jenis kesalahan

yang dilakukan siswa, untuk menentukan jenis bantuan yang diperlukan

siswa dalam membantu mengatasi masalah kesulitan belajar yaitu pengaruh

faktor internal dan faktor eksternal (William Burton).

a) Faktor Internal

1) Masalah pergaulan

- Karena keadaan jiwa anak mempunyai sifat pemalu.

- Emosi tidak seimbang.

- Perasaan tidak aman, anak tidak senang tinggal di sekolah dan di

rumah tetapi tidak tahu mengapa demikian.

- Sulit menyesuaikan diri dengan orang lain.

2) Masalah Pelajaran

- Kurang bisa membagi waktu.

- Kurangnya semangat belajar (tidak ada minat belajar).

- Sukar memusatkan perhatian waktu belajar.

3) Kemampuan Dasar intelektual

27
Kemampuan dasar yang rendah dapat menyebabkan

kegagalan dalam mengikuti pembelajaran bidang bimbingan pribadi.

Garedner dalam Thomas Astrong (2000) mengatakan ada delapan

kecerdasan yang dimiliki oleh setiap manusia yang disebut dengan

multiple intelligences (kecerdasan majemuk), meliputi :

kecerdasan linguistik, kemampuan menggunakan kata secara

efektif, baik lisan - maupun tertulis;

kecerdasan matematis logis, kemampuan menggunakan angka

dengan baik dan melakukan penalaran yang benar;

kecerdasan spasial, kemampuan membayangkan,

mempresentasikan ide secara visual spasial dan mengorientasikan

diri secara tepat dalam matrik spasial;

kecerdasan kinestetis jasmani, keahlian menggunakan seluruh

tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaan dan ketrampilan

menggunakan tangan untuk mencipta-kan atau mengubah

sesuatu;

kecerdasan musikal, kemampuan menangani bentuk-bentuk

musikal dengan cara mempersepsi, membedakan mengubah dan

mengekspresikan;

28
kecerdasan interpersonal, kemampuan mempersepsi clan

membedakan suasana hati, maksud, motivasi, serta perasaan orang

lain;

kecerdasan intraprosonal, kemampuan memahami diri secara

akurat, kesadaran akan suasana hati, maksud, motivasi,

temperamen, keinginan, kemampuan berdisi-plin diri, memahami

dan menghargai diri;

kecerdasan natmalis, kecerdasan ini meliputi kepekaan pada

fenomena alam lainnya.

Kedelapan kecerdasan tersebut berfungsi bersamaan dengan

cara yang berbeda-beda pada diri setiap orang. Bobbi De Porter dan

Mike Hernachi membagi otak manusia menjadi tiga bagian dasar yaitu

(1) batang otak atau otak reptil, (2) systim limbic atau otak mamalia

dan (3) neokorteks.

Otak reptil berkaitan dengan inoting mempertahankan hidup,

dorongan untuk mengembangkan spesies. Perhatiannya adalah pada

makanan, tempat tinggal, reproduksi dan perlindungan wilayah. Otak

limbic berkaitan dengan kecerdasan. Berfungsi mengatur pesan-pesan

yang diterima melalui penglihatan pendengaran dan sensasi tubuh,

proses yang berasal dari pengaturan ini adalah Junolaron, berpikir

29
secara intelektual, pembuatan keputusan, perilaku, bahasa kendali

motorik dasar dan ideasi (penciptaan gagasan non verbal).

b) Faktor Eksternal

1. Tempat belajar yang tidak menyenangkan.

2. Metode pembelajaran guru yang kurang menarik.

3. Keadaan keluarga dan lingkungan sekitar.

F. Bimbingan Pribadi dan Sosial Materi Psikologi Remaja

Pembelajaran Bimbingan Pribadi dan Sosialmerupakan salah satu

bentuk bidang layanan dalam Bimbingan dan Konseling. Pembelajaran

Bimbingan Pribadi dan Sosialyang dimaksud dalam penelitian ini adalah

dibatasi pada bahasan materi Psikologi Remaja. Dengan sub materi

pembahasansebagai berikut :

a. Rentangan Usia Remaja

Remaja adalah suatu fase perkembangan yang dialami seseorang

ketika memasuki usia 12-22 tahun.

b. Ciri-ciri (karakteristik) Remaja

1. Perkembangan Fisik

Fase remaja adalah periode kehidupan manusia yang sangat

setrategis, penting dan berdampak luas bagi perkembangan

30
berikutnya. Berkaitan dengan perkembangan fisik ini, perkembangan

terpenting adalah aspek seksualitas, yang dapat dipilah menjadi 2

bagian, yakni:

 Ciri-ciri seks primer

Remaja pria mengalami pertumbuhan pesat pada organ testis,

pembuluh yang memproduksi sperma dan kelenjar prostat. Pada

remaja wanita, terjai pertumbuhan cepat pada organ rahim dan

ovarium yang memproduksi ovum (sel telur) dan hormon untuk

kehamilan

 Ciri-ciri seks sekunder

Seksualitas sekunder pada remaja adalah pertumbuhan yang

melengkapi kematangan individu sehingga tampak sebagai lelaki

atau perempuan. Remaja pria mengalami pertumbuhan bulu-bulu

pada kumis, jambang, dan janggut, tangan, kaki, ketiak dan

kelaminnya. Pada pria tumbuh jakun dan suara remaja pria berubah

menjadi parau dan rendah. Kulit berubah menjadi kasar.

Pada remaja wanita juga mengalami pertumbuhan bulu-bulu

secara lebih terbatas, yakni pada ketiak dan kelamin. Pertumbuhan

juga terjadi pada kelenjar yang bakal memproduksi air susu dibuah

31
dada, serta pertumbuhan pada pinggul sehingga menjadi wanita

dewasa secara profesional

2. Perkembangan kognitif (kemampuan berfikir)

3. Perkembangan emosi

4. Perkembangan moral

5. Perkembangan sosial

6. Perkembangan kepribadian

7. Perkembangan kesadaran beragama

c. Tugas Perkembangan

Setiap fase memiliki tugas alamiah untuk berkembang, fase

balita tugas perkembangannya adalah belajar berbicara dan berjalan. Jika

tugas ini gagal dicapai berarti telah terjadi penyimpangan perkembangan.

Salah satu contoh fase perkembangan pada remaja yaitu :

1. Menerima keadaan fisik dengan segala kualitasnya (tidak rendah diri

atas kekurangan fisiologisnya.

2. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan figur yang

mempunyai otoritas lainnya.

3. Mengembangkan keterampilan berkomunikasi antara pribadi dan

belajar bergaul dengan orang lain/ teman sebaya.

32
4. Menemukan manusia model atau tokoh yang akan dijadikan identitas

dirinya.

BAB III

33
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Penelitian Tindakan

(action research) berdasarkan pendekatan naturalistik-kualitatif.

Pendekatan ini memandang kenyataan sebagai suatu yang berdimensi jamak

utuh dan merupakan satu kesatuan.

Karena itu tidak mungkin disusun rancangan penelitian yang

terinci. Rancangan penelitian berlangsung selama proses penelitian

berlangsung. Peneliti dan obyek yang diteliti saling berinteraksi yang proses

penelitiannya dilakukan oleh peneliti (Sebagai salah satu tenaga pengajar di

SMK Negeri ............), dan berfungsi sebagai alat penelitian. Dengan

perkataan lain dalam penelitian ini tidak ada alat penelitian yang baku yang

telah disiapkan sebelumnya.

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan di atas peneliti

menggunakan jenis penelitian tindakan (action research). Layanan

kelompok untuk Peningkatan Prestasi pembelajaran bidang Bimbingan

34
Pribadi dan Sosialsiswa kelas ...SMK Negeri ............,

Kabupaten ............, .tahun pelajaran ..

Dengan kata lain penerapan penelitian tindakan di dalam

kelas diharapkan mampu mendorong guru memiliki kesadaran diri

melakukan refleksi diri atau kritik diri terhadap aktivitas pembelajaran yang

diselenggarakan, (MC. Nift; 1992, Hopkind, 1985). Yaitu guru-siswa proses

pembelajaran selama pembelajaran berlangsung. Kemudian dijadikan bahan

dasar refleksi diri dalam penyusunan rencana tindakan yang akan

dilakukan.

Kegiatan ini dilakukan dengan mengikuti alur pokok yaitu :

l. Refleksi awal

2. Perencanaan Tindakan

3. Pelaksanaan Tindakan dan pengamatan

4. Refleksi

B. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti dan praktisi, menerapkan berbagai teori

dan teknik pembelajaran yang relevan dan kreatif. Dalam proses

pembelajaran berlangsung peneliti mencatat temuan-temuan dalam

pengamatan yang dipakai sebagai dasar refleksi atas apa yang terjadi pada

35
tahap pelaksanaan. Hasil refleksi, melandasi upaya perbaikan dan

penyempurnaan rencana tindakan selanjutnya. Melalui tahapan-tahapan

sampai tujuan pembelajaran berhasil.

C. Lokasi Penelitian

Lokasi adalah lokasi situasi sosial terdiri dari tempat, pelaku,

dan kegiatan (Nasution;-S. 1992). Lokasi yang dimaksud meliputi :

1) Aspek tempat : ialah lokasi dimana proses pembelajaran berlangsung

yaitu kelas ...SMK Negeri ............, Kabupaten .............

2) Aspek pelaku, ialah peneliti, sebagai guru dan siswa kelas ...yang terlibat

dalam interaksi pembelajaran.

3) Aspek kegiatan ialah layanan kelompok uintuk Peningkatan Prestasi

pembelajaran bidang Bimbingan Sosial siswa kelas ...SMK Negeri ............,

Kabupaten ............ ., tahun pelajaran . pada materi Kelebihan dan

Kekurangan Diri.

D. Sumber Data

Sumber data yaitu berupa subyek penelitian yang dapat

memberikan informasi yang dapat membantu perluasan teori (Bagdan and

Biklen, 1990). Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas

36
...SMK Negeri ............, Kabupaten ............ dalam layanan kelompok untuk

Peningkatan Prestasi belajar siswa.

E. Prosedur Pengumpulan Data

Data penelitian dihimpun berupa : l) dokumentasi, 2) pengamatan,

3) catatan lapangan.

1. Studi dokumentasi melihat hasil tes-tes harian .tahun pelajaran .,

dipergunakan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa ada

peningkatan atau merosot dalam pembelajaran Bimbingan Pribadi.

2. Observasi yaitu pengamatan langsung pada proses pembelajaran diskusi

maupun evaluasi layanan kelompok. Dalam observasi kecermatan,

kemampuan fisik pengamatan, menggunakan alat pencatat.

3. Catatan lapangan

Hasil dan Siklus I dilakukan refleksi dan rekomendasi hasil

temuan untuk dijadikan bahan penyempurnaan pada penerapan Siklus II

dan seterusnya sampai hasil belajar dan proses pembelajaran mencapai

sesuatu dengan tujuan.

37
F. Analisa Data

Analisa data dilakukan secara diskriptif kualitatif berdasarkan

hasil observasi dengan layanan kelompok belajar dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

I) Melakukan reduksi yaitu mengecek dan mencatat kembali data-data

yang telah terkumpul.

2) Melakukan interpretasi, yaitu menafsirkan yang diwujudkan dalam

bentuk pernyataan.

3) Melakukan inferensi yaitu menyimpulkan, apakah dalam pembelajaran

ada peningkatan prestasi belajar dibanding sebelum penelitian.

4) Tahap tindak lanjut, yaitu merumuskan langkah-langkah perbaikan

siklus berikutnya atau dalam pelaksanaan di lapangan setelah siklus

berakhir berdasarkan informasi yang telah ditetapkan.

Pengambilan kesimpulan berdasarkan analisis hasil observasi

dalam bentuk interpretasi dalam bentuk pernyataan. Dalam kegiatan

analisis data menggunakan metode pengolahan data dengan rumus :

X100

Keterangan :

P = Prosentase

38
F = Frekuensi dari jawaban alternatif jawaban yang berhubungan dengan

masalah yang ditanyakan.

N = Jumlah seluruh responden yang menjawab pertanyaan-pertanyaan

tertentu.

Secara garis besar sebagai ilustrasi untuk mendapatkan

gambaran yang jelas maka hasil angket dijumlah. Kemudian diolah

berdasarkan rumus prosentase. Besar kecilnya nilai prosentase tersebut

diadakan rekapitulasi data untuk ditentukan rata-rata kelas berdasarkan

prosentase data.

Sebagai hasil yang diperoleh dalam penelitian ini. Dilanjutkan

dengan penginterpretasian data, dengan menggunakan tabel kuatilikasi

prosentase yang mengacu pada petunjuk pelaksanaan penilaian di SMK

sebagai berikut:

0 - 20% kurang sekali

21 - 40% kurang

41 - 60% cukup

61 – 80% baik

81 - 100% sangat baik, (Depdikbud, 1995).

39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

a. Pengumpulan Data

Setelah data terkumpul, kemudian diadakan pengecekan

apakah data yang terkumpul sudah lengkap sesuai dengan instrumen

yang diajukan. Data tersebut terdiri dari hasil ulangan siswa selama dua

siklus. Siklus I di layanan kelompok.

Siklus II sudah mendapat layanan kelompok dari guru, data

dokumentasi rata-rata "sebelum" layanan kelompok agar lebih jelasnya

dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini.:

Tabel 1

40
Rekapitulasi Pengumpulan Data

Instrument
No. Responden Jml. Ket.
Angket Evaluasi Observasi
1. Siswa 40 40 80 1

2. Guru 1 1 2 1
Jumlah 41 41 82 2

Observasi dokumentasi buku daftar nilai rata-rata kelas Bimbingan Pribadi dan
SosialMateri Psikologi Remaja=59. “Sebelum diadakan bimbingan motivasi”

Tabel.2
Hasil Belajar Siklus 1Nilai Bidang Bimbingan Belajar Siswa Kelas ...
SMK Negeri ............ .,
(sudah mendapat layanan kelompok)

Nomor Ulangan Harian


Nama
Urut I II III %

1 55 55
2 75 75
3 70 70
4 80 80
5 70 70
6 90 90
7 70 70
8 80 80
9 90 90
10 85 85
11 80 80
12 70 70
13 80 80
14 90 90
15 80 80
16 55 55
17 75 75
18 70 70
19 65 65
20 55 55

41
21 75 75
22 70 70
23 80 80
24 70 70
25 90 90
26 70 70
27 80 80
28 90 90
29 85 85
30 80 80
31 70 70
32 80 80
33 90 90
34 80 80
35 55 55
36 55 55
37 75 75
38 70 70
39 80 80
40 70 70
Jumlah 3000 3000
Rata-rata 75 75

Data menunjukkan hasil belajar Siklus 1 sesudah mendapat

layanan kelompok mencapai rata-rata 75 dalam kategori baik, berarti ada

peningkatan sebelum layanan kelompok mencapai 59 berarti ada

peningkatan 16.

b. Rekomendasi Siklus I

Hasil belajar Bidang Bimbingan Pribadi dan Sosialsiswa

kelas ...beberapa siswa mencapai nilai sempurna, namun masih ada beberapa

siswa yang mencapai rendah, (dibawah 60). Perlu perbaikan dan

42
penyempurnaan siklus berikutnya. Diadakan refleksi atas dasar hasil temuan

di lapangan dan rekomendasi Siklus I.

Rendahnya nilai siswa diperlukan layanan kelompok

berprestasi. Berikut ini data hasil belajar siswa pada Siklus II dapat dilihat

pada tabel 3 berikut :

Tabel 3
Hasil Belajar Siklus II
Nilai Bidang Bimbingan Belajar Siswa Kelas ...
SMK Negeri ............ .
(sudah mendapat layanan kelompok)

Nomor Ulangan Harian


Nama
Urut I II III %

1 75 75
2 75 75
3 90 90
4 80 80
5 80 80
6 80 80
7 85 85
8 80 80
9 95 95
10 95 95
11 80 80
12 85 85

43
13 75 75
14 95 95
15 80 80
16 75 75
17 80 80
18 85 85
19 80 80
20 75 75
21 75 75
22 90 90
23 80 80
24 80 80
25 80 80
26 85 85
27 80 80
28 95 95
29 95 95
30 80 80
31 85 85
32 75 75
33 95 95
34 80 80
35 75 75
36 75 75
37 75 75
38 90 90
39 80 80
40 80 80
Jumlah 3295 3295
Rata-rata 82.4 82.4

Data di atas menunjukkan Hasil Belajar Siklus II mencapai

rata-rata 83 meningkat dibanding Siklus 1 mencapai 76, berarti ada

peningkatan sebesar 7.

c. Rekomendasi Siklus II

44
Berdasarkan hasil belajar Siklus I dan Siklus II, rekomendasi

Siklus I, refleksi maka layanan kelompok baik untuk meningkat prestasi

belajar siswa.

B. Pembahasan dan Refleksi

a. Pembahasan

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dari masing-

masing siklus dirangkum dalam tabel 4 berikut ini.

Tabel 4
Hasil Belajar Siswa

No Siklus Nilai Rata-Rata


1 Siklus I 76
2 Siklus II 82.4

Tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pada Siklus I nilai

rata-rata 76 pada Siklus II meningkat menjadi 83, nilai rata-rata Siklus II

dibanding sebelum penelitian nilai rata-rata 82.4 berarti ada peningkatan

dibanding Siklus I sebesar 17 cukup signifikan.

b. Refleksi

Dengan memperhatikan data hasil penelitian dan hasil belajar

Siklus I dan Siklus II dibanding hasil belajar sebelum penelitian mencapai

nilai rata-rata 59, Siklus I, 76, Siklus II mencapai rata-rata 82.4 maka ada

45
peningkatan dibanding sebelum penelitian sebesar 16 cukup signifikan.

Maka direkomendasikan bahwa layanan kelompok belajar baik untuk

diterapkan pada pembelajaran Bidang Bimbingan Pribadi dan

SosialMateri Mengatasi stres dan depresikelas ...SMK Negeri ............,

Kabupaten ............, ., tahun pelajaran ..

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil belajar maka dapat

disimpulkan sebagai berikut :

46
Layanan kelompok dapat Peningkatan Prestasi belajar Bidang

Bimbingan Belajar pada Materi Mengatasi stres dan depresisiswa

SMK Negeri ............, Kabupaten ............, sebelum penelitian rata-rata

59, Siklus II sesudah layanan kelompok nilai rata-rata 76, Siklus II

82.4.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka disarankan :

Agar prestasi belajar Bidang Bimbingan Belajar pada Materi

Mengatasi stres dan depresikelas ...meningkat disarankan memberi

layanan kelompok kepada siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Budi Santoso, D. 1992. Media Pembinaan Pendidikan, Fa Dian Indah


Pustaka, .............
Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan, 1997,
Bimbingan dan Penyuluhan, Depdikbud, Jakarta.

47
Bagdan, R. dan Biklen, 1990, Kualitatif untuk Pendidikan : Pengantar Teori
dan Metode Alih Bahasa Memandir, PAV, UT, Jakarta.
Djamarah, S.B. 1991, Prestasi Belajar dan Kompensi Guna , Usaha
Nasional, ..............
Depdikbud, 1994, Bimbingan dan Penyuluhan SMK, Depdikbud, Jakarta.
Depdikbud, 1995, Pedoman Penilaian di SMK, Dirjen Dikdasmen, Jakarta.
Depdikbud, 1999, Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar di SMK ,
Dirjen Dikdasmen, Jakarta.
Depdiknas, 2002, Penyesuaian GBPP dan Penilaian Pada Sistem Semester di
SMK Depdiknas, Jakarta.
De Porter, B.M.S.S, Nourie, 2000, Quantum Teaching, Kaifa Bandung.
Hopkind, D. 1985, A Teacher'S Guide to Classroom Research , Philadelpia,
Open University Press, Milton Keyness.
MC. Niff, J. 1992, Action Rersearch Principles and Practice , New York
Rantidge Chapment dan Hall Inc.
Nasution, S, 1992, Metode Penelitian-Naturalistik Kualitatif, Tarsito, Bandung.
NDT; PPL, UNM Malang, 1993, Petunjuk Pelaksanaan PPL
Keguruan IKIP Malang, Malang.
Sudirman, AM. 1988, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Pedoman Bagi
Guru dan Calon Guru, Rajawali Pers, Jakarta.
Sutijono, S, 1991, Media Pembinaan Pendidikan, Fa Dian Indah
Pustaka, .............

LAMPIRAN

Lembar Kegiatan Siswa

Dari perkembangan-perkembangan dibawah ini manakah perkembangan yang


sudah anda alami dan rasakan?Dan bagian manakah yang belum sesuai?

48
Yang sesuai dengan kondisi
No Aspek
saya
1 Perkembangan
fisik : .........................................................
..........
...................................................................

2 Perkembangan kognitif :
...................................................................
...................................................................

3 Perkembangan emosi :
...................................................................
...................................................................

4 Perkembangan moral :
...................................................................
...................................................................

5 Perkembangan sosial :
...................................................................
...................................................................

6 Perkembangan kepribadian :
...................................................................
...................................................................

Tugas 2

49
Uraikanlah ciri-ciri perkembangan remaja yang belum terealisasi dalam diri
anda............................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
................................................................................

Tugas 2

Bentuklah kelompok diskusi 3-5 orang. Diskusikanlah permasalahan berikut ini


dengan mencari alternatif jalan keluarnya masing-masing.

Permasalahan yang mungkin muncul pada remaja

a. Permasalahan yang mungkin timbul berkaitan dengan fisik:

1. Rasa canggung dalam bergaul dan berperan

2. gejolak emosional : kecewa, bingung, risau atas keadaan dirinya

3. kuatnya dorongan biologis

b. Permasalahan sosial dan moralitas :

1. Perbedaan dan konflik dengan orangtua/orang dewasa lainnya

2. pergaulan dengan teman sebaya (peer group) yang tidak terbimbing akan

mudah terperosok kepada kenakalan remaja.

50
3. terjebak pada perbuatan antisosial : minuman keras, narkoba, dan lain-

lain.

c. Permasalahan perkembangan perilaku :

1. remaja mudah sekali digerakkan pada kegiatan destruktif dan spontan

2. kurang mampu menegakkan kata hatinya sehingga fungsi-fungsi

psikofisiknya kurang terintegrasi akhirnya sukar pula menemukan

identitas pribadinyanya

d. Permasalahan perkembangan kognitif:

1. kadang-kadang terjadi ketidakselarasan antara minat dan bakat, yang

mengakibatkan pada kesulitan membuat pilihan program kegiatan dan

penjurusan.

2. siswa yang terlambat belajar ( slow learnes) atau prestasinya dibawah

kapasitasnya (underchiever) dapat mengalami akses psikologis menjadi

kompleks rendah hati.

51

Anda mungkin juga menyukai