Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN MINI RISET

MK PEMB. MATEMATIKA SD

PRODI S-1 PGSD FIP


MINI RISET
SKOR :
PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD
“PENGAMATAN METODE PEMBELAJARAN YANG DITERAPKAN
PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS 5 SDS YOS SUDARSO “
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pembelajaran Matematika SD
dengan dosen pengampu Bapak Syahrial, S.Pd, M.Pd.

Disusun Oleh Kelompok 7:

1. Grace Naomi Br Ginting (1213111166)


2. Roriana Simanjuntak (1213111152)
3. Siti Marhamah Telaumbanua (1213111167)
4. Yori Elizhia Saragih (1213111163)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah Nya penulis
dapat menyelesaikan tugas Mini Riset untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran
Matematika SD.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Syahrial, S.Pd., M.Pd., selaku dosen
pengampu mata kuliah Pembelajaran matematika SD yang telah membimbing penulis dalam
penyelesaian tugas ini. Serta seluruh teman dan sahabat, Teristimewa kepada keluarga kami
yang tak pernah lelah memberikan dorongan dan doa kepada penulis.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penugasan ini masih jauh dari
kesempurnaan oleh karna itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan penugasan berikut nya kemudian hari. Semoga Mini Riset ini bermanfaaat
bagi para pembaca dan penulis sendiri tentunya, serta penulis memohon maaf apabila terdapat
kesalahan dan kekurangan dalam penugasan tersebut.

Medan , Mei 2023

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................................................... 1
C. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 2
D. Tujuan Survey ................................................................................................................ 2
E. Manfaat Survey .............................................................................................................. 2

BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................................. 3

A. Pembelajaran Matematika di SD .................................................................................. 3


B. Deskripsi Teori............................................................................................................... 4
BAB III METODE SURVEY ................................................................................................ 11
A. Tempat dan Waktu Survey ........................................................................................... 11
B. Subjek Survey .............................................................................................................. 11
C. Metode Penelitian ........................................................................................................ 11
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................................... 11
E. Instrumen Survey ......................................................................................................... 12
F. Teknik Analisis Data .................................................................................................... 12

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................ 14


A. Gambaran Hasil Survey ............................................................................................... 14
B. Pembahasan.................................................................................................................. 15
C. Temuan Lapangan ........................................................................................................ 16

BAB V REKAYASA IDE ....................................................................................................... 17


A. Permasalahan Umum ................................................................................................... 17
B. Identifikasi Permasalahan ............................................................................................ 17
C. Solusi............................................................................................................................ 18
D. Pembahasan.................................................................................................................. 18

BAB V PENUTUP .................................................................................................................. 19


A. Kesimpulan .................................................................................................................. 19
B. Saran ....................................................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 20

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika adalah mata pelajaran yang dianggap sulit bagi sebagian orang, hal tersebut
tak lepas dari bidang kajian matematika yang dominan tentang rumus dan angka-angka
sehingga bagi sebagian orang menganggap pembelajaran metematika kelihatan rumit dan
butuh teknik khusus dalam mempelajarinya. Pembelajaran matematika memang bersifat
abstrak sehingga butuh perantara atau media khusus dalam mengajarkan matematika. Ilmu
matematika adalah ilmu dasar yang menunjang ilmu yang lain dalam pengaplikasiannya
oleh karena itu pemahaman matematika dengan benar akan berimplikasi terhadap
kemampuan dalam mengakaji beberapa ilmu yang berkaitan dengan matematika.

Belajar matematika sebaiknya dimulai dari lingkungan keluarga. Namun yang paling
tepat adalah penguasaan dan pemahaman pembelajaran matematika memang sebaiknya
ditanamkan sejak anak masih duduk dibangku sekolah dasar. Untuk mengajarkan mata
pelajaran matematika di SD tidak boleh asal-asalan karena sifat matematika yang abstrak
kadang justru membuat anak sulit memahaminya. Dibutuhkan model pembelajaran yang
memang sesuai dengan mata pelajaran matematika agar tujuan pembelajaran matematika
bisa tercapai.

Pemilihan model pembelajaran menjadi sesuatu hal yang tidak mudah bagi guru. Karena
jika guru salah menerapkan model pembelajaran, dapat menjadi hambatan bagi
keberhasilan proses belajar mengajar. Maka, sebelum memutuskan menggunakan suatu
model pembelajaran, guru hendaknya memperhatikan materi ajar serta karakteristik siswa.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat diangkat identifikasi masalah yaitu:

1. Ada banyak metode pembelajaran yang dapat digunakan pada pembelajaran


matematika SD.
2. Metode pembelajaran yang dapat digunakan dapat bervariasi sesuai kebutuhan
pembelajaran.

1
C. Rumusan Masalah

Dari identifikasi masalah tersebut maka didapatkan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa saja metode pembelajaran yang digunakan pada pembelajaran matematika


pada kelas V SDS Yos Sudarso
2. Apakah ada variasi dalam menggunakan metode pembelajaran tersebut ?

D. Tujuan Survey

Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain yaitu:

1. Untuk mengetahui metode pembelajaran yang digunakan pada pembelajaran


matematika pada kelas V SDS Yos Sudarso.
2. Untuk mengetahui variasi dalam menggunakan metode pembelajaran.

E. Manfaat Survey

Hasil penelitian ini menunjukan beberapa manfaat baik secara teoritis maupun secara
praktis sebagai berikut:

1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan


terhadap penggunaan metodd mengajar matematika dan memperluas wawasan
mengenai implementasi dari metode mengajar tersebut.
2. Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat bagi
 Siswa : untuk menumbuhkan semangat belajar siswa serta kreativitas siswa
dalam belajar, memahami pembelajaran dengan lebih baik.
 Guru : diharapkan lebih memperhatikan pembelajaran di dalam kelas agar
pembelajaran tidak menoton sehingga dapat mengaktifkan respon siswa.
 Peneliti : menambah pengetahuan penulis dan untuk dapat diterapkan dalam
kagiatan sekolah serta sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian
selanjutnya.

2
BAB II LANDASAN TEORI

A. Pembelajaran Matematika di SD
1. Pengertian Matematika

Nasoetion (Sri Subarinah, 2006: 1) mengemukakan bahwa istilah “Matematika” berasal


dari kata Yunani mathein atau manthenin yang artinya “mempelajari”. Mungkin juga kata
itu erat hubungannya dengan kata sansekerta medha atau widya yang artinya ialah
“kepandaian”, ”ketahuan” atau “intelegensi”. Dengan menguasai matematika, orang akan
belajar mengatur jalan pemikirannya dan sekaligus belajar menambah kepandaiannya.

Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari struktur yang abstrak dan
pola hubungan yang ada di dalamnya (Sri Subarinah, 2006: 1). Prihandoko (2006: 6)
mengemukakan bahwa matematika merupakan bagian dari ilmu pengetahuan tentang
bilangan dan kalkulasi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa matematika adalah
suatu ilmu pengetahuan yang bersifat abstrak, yang membutuhkan kecermatan dalam
mempelajarinya sebagai sarana berpikir logis yang sistematis, logis, dan kritis dengan
menggunakan bahasa matematika.

2. Tujuan Pembelajaran Matematika

Prihandoko (2006: 5) mengemukakan tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar


adalah memberikan bekal yang cukup bagi siswa untuk menghadapi materi-materi
matematika pada tingkat pendidikan lanjutan. Depdiknas (Prihandoko, 2006: 21)
menguraikan bahwa tujuan pembelajaran matematika adalah melatih dan menumbuhkan
cara berfikir sistematis, logis, kritis, kreatif, dan konsisten, serta mengembangkan sikap
gigih dan percaya diri dalam menyelesaikan masalah.

Wakiman (2001: 4) mengemukakan bahwa tujuan pengajaran matematika di Sekolah


Dasar dibagi menjadi dua tujuan sebagai berikut.

a) Tujuan umum, dalam tujuan umum matematika SD bertujuan agar siswa


sanggup menghadapi perubahan keadaan, dapat menggunakan matematika dan
pola pikir matematika.
b) Tujuan khusus, dalam tujuan khusus matetaika SD bertujuan menumbuhkan dan
mengembangkan, keterampilan berhitung, menumbuhkan kemampuan siswa
yang dapat dialihgunakan, mengembangkan kemampuan dasar matematika

3
sebagai bekal belajar di SMP, dan membentuk sikap logis, kritis, kreatif, cermat
serta disiplin.

Bloom (Purwanto, 2008: 49) mengemukakan bahwa dalam membagi dan menyusun
secara hirarkhis tingkat hasil belajar kognitif mulai dari yang paling rendah dan
sederhana yaitu hafalan sampai yang paling tinggi dan kompleks yaitu evaluasi. Makin
tinggi tingkat mempersyaratkan penguasaan tingkat sebelumnya. Enam tingkat itu
adalah hafalan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4), sintesis (C5), dan
evaluasi (C6). Kemampuan menghafal (knowledge) merupakan kemampuan kognitif
yang paling rendah. Kemampuan ini merupakan kemampuan memanggil kembali fakta
yang disimpan dalam otak digunakan untuk merespons suatu masalah. Kemampuan
pemahaman (comprehension) adalah kemampuan untuk melihat hubungan fakta
dengan fakta. Kemampuan penerapan (application) adalah kemampuan kognitif untuk
memahami aturan, hukum, rumus, dan sebagainya dan menggunakan untuk
memecahkan masalah.

B. Deskripsi Teori
1. Metode Pembelajaran Ceramah
Pada bagian ini menjelaskan teori tentang pengertian metode ceramah, langkah-
langkah pelaksanaan metode ceramah, kelebihan dan kelemahan metode ceramah
dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
a) Pengertian Metode Ceramah
Suryono menjelaskan bahwa metode ceramah adalah penuturan atau penjelasan
seorang guru secara lisan, di mana dalam pelaksanaannya guru dapat menggunakan
alat bantu mengajar untuk memperjelas uraian yang disampaikan kepada siswa.
Roestiyah N.K metode ceramah adalah suatu cara mengajar yang digunakan
untuk menyampaikan keterangan atau informasi uraian tentang suatu pokok
persoalan serta masalah secara lisan.
Wina sanjaya mengemukakan bahwa metode ceramah merupakan cara
menyajikan pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung
kepada sekelompok siswa.
Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli dapat disimpulkan
bahwa metode ceramah adalah metode yang menekankan keaktifan lebih pada guru
karena disini guru menyampaikan materi pelajaran secara lisan, sebagai siswa
hanya duduk diam dan mendengarkan apa yang dijelaskan oleh seorang guru.

4
b) Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Ceramah Langkah- langkah metode
ceramah yang dikemukakan oleh WinaSanjaya adalah sebagai berikut:
1) Langkah persiapan, dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan
menghubungkan materi yang lalu dengan materi pelajaran yang akan
disampaikan.
2) Langkah Penyajian, dengan menjaga kontak mata secara terus menerus
dengan siswa, menggunakan bahasa yang komunikatif dan mudah dicerna
siswa, menyajikan materi pembelajaran secara sistematis, menanggapi
respons siswa dengan segera, menjaga kelas tetap kondusif dan
menggairahkan untuk belajar.
3) Langkah mengakhiri atau menutup ceramah, dengan membimbing siswa
untuk menarik kesimpulan atau merangkum materi pelajaran yang baru saja
disampaikan dan melakukan evaluasi.

Langkah- langkah metode ceramah yang dikemukakan oleh Suryono adalah


sebagai berikut:

1) Melakukan pendahuluan sebelum bahan materi baru diberikan, seperti


menjelaskan tujuan dan memancing pengalaman peserta didik yang sesuai
dengan materi yang akan diajarkan.
2) Menyajikan materi pelajaran secara sistematis, tidak berbelit- belit dan tidak
meloncat- loncat.
3) Menutup pelajaran dengan mengambil kesimpulan dan memberikan
kesempatan pada peserta didik untuk menanggapi materi pelajaran yang
telah diberikan.
4) Melaksanakan penilaian untuk mengukur perubahan tingkah laku.

c) Kelebihan Metode Ceramah dalam Pembelajaran


Kelebihan metode ceramah yang dikemukakan oleh Suryono adalah
sebagai berikut:
1) Dapat menampung kelas besar, tiap siswa mempunyaikesempatan yang
sama untuk mendengarkan, dan karenanya biaya yang diperlukan menjadi
relatif lebih murah.

5
2) Konsep yang disajikan secara hirarki akan memberikan fasilitas belajar
kepada siswa.
3) Guru dapat memberikan tekanan materi terhadap halhal yang penting,
dengan menggunakan waktu dan energi sebaik mungkin.
4) Kekurangan atau tidak adanya buku pelajaran dan alat bantu pelajaran, tidak
menghambat terlaksananya pelajaran dengan ceramah.

Kelebihan metode ceramah yang dikemukakan oleh Wina Sanjaya adalah


sebagai berikut:

1) Metode ceramah merupakan metode yang murah dan mudah, murah


maksudnya ceramah tidak memerlukan peralatan yang lengkap, sedangkan
mudah karena ceramah hanya mengandalkan suara guru dan tidak
memerlukan persiapan yang rumit.
2) Metode ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas, artinya
materi pelajaran yang banyak dapat dijelaskan pokok- pokoknya saja oleh
guru.
3) Metode ceramah dapat memberikan pokok- pokok materi yang perlu
ditonjolkan, artinya guru dapat mengatur pokok- pokok materi yang perlu
ditekankan sesuai kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.
4) Melalui ceramah seorang guru dapat lebih mudah mengontrol keadaan
kelas, karena kelas merupakan tanggung jawab seorang guru

Kekurangan Metode Ceramah dalam Pembelajaran Kekurangan metode


ceramah yang dikemukakan oleh Suryono adalah sebagai berikut:

1) Pelajaran berjalan membosankan dan siswa-siswa menjadi pasif,karena


tidak berkesempatan untuk menemukan sendiri oleh konsep yang diajarkan.
Sisawa hanya aktif membuat catatansaja.
2) Kepadatan konsep-konsep yang diberikan dapat berakibat siswa tidak
mampu menguasai bahan yang diajarkan.
3) Pengetahuan yang diperoleh melalui ceramah lebih cepat terlupakan.
4) Ceramah menyebabkan belajar siswa menjadi “Belajar Menghafal” yang
tidak mengakibatkan timbulnya pengertian.

Kekurangan metode ceramah yang dikemukakan oleh Wina Sanjaya adalah


sebagai berikut:

6
1) Materi yang dikuasai siswa dari hasil ceramah akan terbatas pada yang
dikuasai guru.
2) Ceramah yang tidak disertai peragaan dapat mengakibatkan terjadinya
verbalisme.
3) Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah sering
dianggap sebagai metode yang membosankan.
4) Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah
mengerti apa yang dijelaskan atau belum.

2. Hasil Belajar Peserta Didik


Belajar merupakan istilah yang tidak asing dalam kehidupan sehari-hari,
hubungan antara pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran sangat
berdampak pada hasil belajar peserta didik. Keterkaitan anatara pendidik dan peserta
didik memiliki pengaruh pada hasil belajar yang ingin dicapai. Hasil belajar adalah
keadaan individu yang mampu menguasai hubungan antara berbagai informasi dengan
yang sudah diperoleh mengenai proses belajar.
Hasil belajar mengenai keadaan yang dapat memahami, menguasai, dan
menerapkan pengalaman dari sebuah proses belajarnya.19 Hamalik menjelaskan hasil
belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat diamati
dan diukur bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan. Hasil belajar merupakan hasil
maksimal yang telah dicapai oleh seorang peserta didik setelah mengalami proses
pembelajaran dalam mempelajari materi pelajaran tertentu.
Hasil belajar tidak berupa nilai saja, akan tetapi dapat berupa perubahan,
penalaran, kedisiplinan, keterampilan dan lain sebagainya yang menuju pada perubahan
positif. Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam sebuah pelaksanaan
pembelajaran, pada hakikatnya hasil belajar peserta didik adalah perubahan tingkah
laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Belajar dan mengajar sebagai suatu proses yang mengandung
tiga unsur yang dapat dibedakan yaitu tujuan pembelajaran (instruksional), pengalaman
(proses)belajar mengajar, dan hasil belajar. Oleh karena itu, dalam penilaian hendaknya
diperiksa sejauh mana perubahan tingkah laku peserta didik telah terjadi dalam proses
belajarnya. Ruang lingkup hasil belajar adalah sebagai berikut:
a) Pengetahuan dan pemahaman peserta didik tentang mengetahui dan memahami
tugas-tugasnya sebagai warga negara, masyarakat, sekolah, dan sebagainya.
7
b) Kecerdasan meliputi apakah peserta didik sampai taraf tertentu sudah dapat
memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya dalam pelajaran.
c) Perkembangan jasmani meliputi apakah jasmani peserta didik
sudahberkembang secara harmonis, apakah peserta didik sudah membiasakan
hidup sehat.
d) Keterampilan menjelaskan apakah peserta didik sudah terampil membaca,
menulis dan menghitung, apakah peserta didik sudah terampil menggambar atau
berolahraga.

Penilaian ranah kognitif terbagi dua yaitu penilaian formatif dan


penilaiansumatif.Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir
unitprogram yaitu akhir catur wulan, akhir semester dan akhir tahun.Tujuannya adalah
melihat hasil yang dicapai oleh para peserta didik, yakni seberapa jauh tujuan-tujuan
kulikuler dikuasai oleh peserta didik. Penilaian ini berorientasikepada produk, bukan
kepada proses.

Penilaian formatif adalah penilaian yangdilaksanakan pada akhir program belajar


mengajar untuk melihat tingkatkeberhasilan proses belajar mengajar itu sendiri.
Penilaian dalam proses pembelajaran sebagai kegiatan meghimpun fakta-fakta dan
dokumen belajar peserta didik yang dapat dipercaya untuk melakukan perbaikan
program, apabila kegiatan penilaian terjadi sebagai bagian dari program pembelajaran
dikelas. Pada sistem pendidkan formal, hasil belajar menjadi ukuran atas tercapainya
tujuan dari proses belajar.

Proses belajar perlu mendapatkan penilaian atau evaluasi untuk mengetahui


ketercapaian tujuan dari proses belajar. Penilaian hasil belajar dapat mengunakan
berbagai teknik penilaian sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai.Teknik
penilaian dapat dibedakan menjadi teknik penilaian tes dan teknik penilaian non-tes.

a) Teknik Tes
Teknik tes merupakan teknik yang digunakan melaksanakan tes berupa
pertanyaan yang harus dijawab, tes hasil belajar yang hendak diukur adalah
kemampuan peserta didik dalam menguasai pelajaran yang disampaikan
meliputi aspek pengetahuan dan keterampilan.
b) Teknik Non- tes

8
Teknik non- tes merupakan teknik penilaian untuk memperoleh gambaran
terutama mengenal karakteristik, sikap, atau kepribadian.

3. Kriteria Penilaian
Hasil Belajar Kriteria hasil belajar adalah sebagai berikut:
a) Kegiatan belajar mengajar mengacu dengan kurikulum Kurikulum adalah program
belajar mengajar yang telah ditentukan sebagaiacuan yang seharusnya
dilaksanakan. Keberhasilan proses belajar mengajardilihat sejauh mana acuan
tersebut dilaksanakan secara nyata dalam bentuk danaspek-aspek yang dapat
terpenuhi, yaitu:
1) Tujuan-tujuan pengajaran
2) Bahan pengajaran yang diberikan oleh guru kepada peserta didik
3) Jenis kegiatan yang dilaksanakan
4) Cara melaksanakan kegaiatan pembelajaran
5) Peralatan yang digunakan untuk masing-masing kegiatan
6) Penilaian yang digunakan untuk setiap tujuan.

b) Motivasi belajar siswa Keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat dalam
motivasi belajaryang ditunjukan para siswa pada saat melaksanakan kegiatan
belajarmengajar, yaitu sebagai berikut:
1) Minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran
2) Semangat siswa untuk melakukan tugas-tugas belajarnya
3) Tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas belajarnya
4) Reaksi yang ditunjukan siswa terhadap stimulus yang diberikan guru
5) Rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas yang diberikan.
c) Keaktifan para siswa dalam kegiatan belajar Penilaian proses belajar mengajar
adalah melihat sejauh manakeaktifan siswa dalam mengikuti belajar mengajar,
keaktifan siswa dapat dilihat dalam hal berikut:
1) Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya
2) Terlibat dalam pemecahan masalah
3) Bertanya pada teman atau guru apabila tidak memahami persoalan
yangdihadapi
4) Berusaha mencari informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah
5) Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru
9
6) Menilai kemampuan dirinya dengan hasil-hasil yang diperolehnya
7) Melatih dirinya dalam memecahkan masalah atau soala yang sejenisnya
8) Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah diperolehnyadalam
menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.

d) Interaksi antara guru dan peserta didik Interaksi guru dan peserta didik berkenaan
dengan hubungan timbal balikdalam melakukan kegiatan belajar mengajar, hal ini
dapat dilihat dalam:
1) Tanya jawab atau dialog antara guru dan peserta didik atau antara pesertadidik
dan peserta didik yang lain
2) Bantuan guru dan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, baiksecara
individu maupun kelompok
3) Dapatnya guru dan peserta didik dijadikan sebagai sumber belajar
4) Senantiasa beradanya guru dalam situasi belajar mengajar sebagaifasilitator
belajar
5) Tampilnya guru sebagai pemberi jalan keluar manakala peserta didikmengalami
kesulitan dalam menyelesaikan tugas belajarnya
6) Adanya kesempatan mendapat umpan balik secara berkesinambungan darihasil
belajar yang diperoleh peserta didik.

e) Kualitas hasil belajar yang didapat oleh siswa Salah satu keberhasilan proses hasil
belajar mengajar dilihat dari hasilbelajar yang dicapai oleh siswa. Dalam hal ini
aspek yang dilihat antara lain adalah sebagai berikut:
1) Perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku siswa setelah
menyelesaikanpengalaman belajarnya
2) Kualitas dan kuantitas penguasaan tujuan instruksional oleh para siswa
3) Jumlah siswa yang dapat mencapai tujuan instruksional minimal 75 dari jumlah
instruksional yang harus dicapai
4) Hasil belajar tahan lama diingatan dan dapat digunakan sebagai dasar dalam
mempelajari bahan berikutnya.

10
BAB III METODE SURVEY

A. Tempat dan Waktu Survey


Penelitian ini dilaksanakan pada hari jumat, 28 April 2023, pada pukul 10.10 – 11.00,
bertempat di SDS Yos Sudarso, yang berlokasi di K.l Yos Sudarso, PULU BRAYAN, Kec.
Medan Barat, Kota Medan, Sumatera Utara, dengan kode pos 20116. Peneliti pada obervasi
penelitian ini adalah Grace Naomi Ginting yang merupakan mahasiswi dari prodi PGSD
Universitas Negeri Medan. Pemilihan lokasi ini didasarkan atas beberapa aspek seperti
keberadaan SDS Yos Sudarso ini merupakan tempa peneliti melakukan kampus mengajar
dan lokasinya yang strategis sehingga mudah terjangkau.

B. Subjek Survey
Populasi adalah wilayah generalisasi yang teridiri dari objek/subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian
ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, keseluruhan objek yang diteliti,
baik berupa orang, benda, Keadaan, nilai-nilai maupun hal-hal yang terjadi. Sehubungan
dengan uraian tersebut maka yang menjadi populasi ataupun narasumber dalam penelitian
ini yaitu bapak Johannes Sinaga, S. Pd, sebagai salah seorang guru di SDS Yos Sudarso.

C. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif untuk mengumpulkan data
tentang efektivitas metode pengajaran yang berbeda dalam meningkatkan keterlibatan dan
prestasi siswa. Metode penelitian kuantitatif digunakan untuk mengukur tingkat
keberhasilan implementasi metode mengajar yang baru oleh para guru dan
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan dan penggunaan metode
tersebut.

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang kami lakukan pada penelitian Laporan Mini Riset kali
ini yaitu dengan:

1. Observasi (pengamatan)
Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara mengamati secara langsung suatu keadaan atau situasi dari sebuah objek dalam

11
penelitian. Dan disini peneliti menggunakan jenis participant observation yaitu
peneliti berada dilokasi dan mengamati subjek yang akan ditelitinya, tetapi ikut
terlibat dalam kegiatan yang dilakukan oleh narasumber.
2. Wawancara
Teknik yang kedua adalah menggunakan wawancara, merupakan cara sistematis
untuk memperoleh informasi-informasi dalam bentuk pernyataan-pernyataan lisan
mengenai suatu obyek atau peristiwa pada masa lalu, kini, dan akan datang. Pada
tahap ini penelitian menyediakan delapan buah pertanyaan sebagai acuan atau
pedoman selama wawancara berlangsung dengan narasumber yaitu bapak Johannes
Sinaga, S. Pd.
3. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dokumentasi merupakan teknik yang diambil dari
dokumen atau catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen penelitiannya
berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya. Dokumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah hasil pengambilan foto saat melakukan wawancara singkat dan
juga beberapa foto mengenai sekolah tersebut. Jadi, dokumen yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah arsip-arsip atau dokumen madrasah yang dianggap penting dan
mendukung serta memperkuat hasil dari penelitian seperti daftar guru pegawai
madrasah, sejarah madrasah, jumlah peserta didik, dan sebagainya.

E. Instrument Survey
Survei ini mencakup pertanyaan terbuka yang memberikan kesempatan kepada
responden untuk memberikan tanggapan dan umpan balik detail tentang pengalaman
mereka dengan layanan kami. Instrumen survei ini menggunakan pertanyaan sebanyak 8
buah untuk, terkait metode mengajar matematika yang digunakan di sekolah tersebut.
Instrumen survei ini menggali pendapat guru tentang keefektifan penggunaan metode
mengajar yang guru berikan dalam meningkatkan pemahaman siswa akan suatu materi
yang sedang dijelaskan.

F. Teknik Analisis Data


Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dianalisis menggunakan metode analisis
regresi untuk mengidentifikasi hubungan antara variabel independen dan variabel

12
dependen. Metode analisis regresi memungkinkan untuk memahami sejauh mana
perubahan pada variabel independen dapat mempengaruhi variabel dependen. Dengan
menggunakan metode analisis regresi, peneliti dapat mengukur kekuatan hubungan, arah
hubungan, dan signifikansi statistik dari hubungan tersebut. Maka dalam hal ini peneliti
memhubungkan informasi yang diperoleh dari narasumber dengan hasil temuan dilapangan
melalui observasi atau pengamatan langsung ketika terjadi kegiatan proses belajar
mengajar.

13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Hasil Survey


1. Dalam pembelajaran matematika di kelas apakah bapak menggunakan metode
pembelajaran ? dan apa saja metode pembelajaran yang pernah bapak gunakan.
Jawab: ya setiap pembelajaran memang harus menggunakan metode pembelajaran,
matemtika tidak terkecuali. Jadi dalam pembelajaran matematika ini saya
menggunakan metode ceramah, diskusi, dan tanya jawab.
2. Diantara metode pembelajara tersebut apa yang sering bapak gunakan pada saat
pembelajaran matematika ?
Jawab: kalau untuk metode yang sering digunakan yaitu metode ceramah.
3. Mengapa metode ceramah menjadi metode yang sering bapak gunakan ?
Jawab : karna ini adalah pembelajaran matemtika jadi anak-anak lebih banyak yang
susah mengerti, jadi di kelas kami harus guru yang bayak berbicara atau
menggunakan metode ceramah agar mereka faham dengan materi yang diajarkan.
Jika menggunakan metode lain seperti kerja sama kelompok misalnya, maka
hasilnya anak-anak tidak mengerti dengan materinya dan kerja sama kelompok nya
tidak berjalan dengan baik. Pasti kembali-kembali pada saya untuk menjelsakan
materinya dengan metode ceramah. Makanya saya lebih sering menggunakan
metode ceramah ketimbang metode-metode yang lainnya.
4. Apakah ada pengaruh metode ceramah terhadap pemahaman peserta didik pada
pembelajaran matemtika ?
Jawab: Pada pembelajaran matematika yang sudah saya terapkan lumayan
berpengaruh, setidaknya anak-anak faham materi yang diajarkan.
5. Menurut bapak apakah metode ini sudah bagus untuk diterapkan pada
pembelajaran matematika atau belum ?
Jawab: Jika dilihat dari segi pemahaman materi saya rasa metode ini sudah cukup
bagus, namun jika dilihat dari segi perkembangan zaman mungkin metode ini sudah
tidak cocok lagi untuk digunakan, karna anak-anak akan pasif. Tapi karna sampai
saat ini metode yang lebih cocok menurut saya jadi selalu ini yang saya gunakan
dalampembelajaran matematika.
6. Apakah setelah ini ada rencana bapak untuk menggunakan metode lain selain
metode ceramah?

14
Jawab: Untuk saat ini saya belum ada rencana untuk mengganti metode ini karena
sudah cocok menurut saya.
7. Menurut bapak apakah ada kekurangan dalam metode ceramah ini ?
Jawab: Banyak kekurangan pada metode ini sebenarnya, seperti anak tidak aktif,
anak cepat bosan, dan pembelajaran kurang bervariasi. Tapi karena ini sudah
membudaya di kelas ini dan saya rasa cocok serta anak-anak juga lebih faham
menggunakan metode ini, maka saya menggunkana metode ini.
8. Apakah pernah diadakan di sekolah ini acara, seminar atau pelatihan untuk guru
yang membahas mengenai metode pembelajaran pada mata pelajaran matematika
Pak?
Jawab : sejauh ini ada beberapa pernah diadakan, namun metode-metode yang
terbaru itu susah diterapkan apalagi seperti kami guru-guru yang sudah tua ini.

B. Pembahasan
Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada hari jum’at tanggal 28 April 2023 di
SDS Yos Sudarso, yaitu melakukan wawancara terkait metode pembelajaran pada mata
pelajaran matematika SD kepada salah satu guru wali kelas V yaitu Bapak Johannes Sinaga,
S.Pd ditemukan data hasil wawancara atau survey yaitu pada pembelajaran dikelas tersebut
khususnya pembelajaran matematika hanya menggunakan beberapa metode pembelajaran
yaitu metode ceramah, diskusi, dan tanya jawab. Sedangkan metode yang sering digunakan
yaitu metode ceramah. Hal ini karena pemahaman siswa terhadapa pmebelajaran
matematika lebih mudah jika menggunakan metode ceramah.

Selanjutnya pada sekolah tersebut kurang sering diadakan pelatihan untuk guru
terkait metode pembelajaran, sehingga bagi guur-guru yang sudah tua sulit untuk
menggunakan atau menerapkan metode yang terbaru tersebut.

Pada kelas tersebut anak-anak sudah terbiasa dengan pembelajaran menggunakan


metode ceramah walaupun terkesan pasif. Hal ini karena pada kelas tersebut sudah
dibiasakan menggunakan metode ceramah tanpa variasi. Hasil dari mini riset terkait metode
pembelajaran yang digunakan pada mata pelajaran matematika SD khususnya pada kelas
lima ini dapat disimpulkan bahwa guru hanya menggunakan metode ceramah dan anak-
anak sudah terbiasa dengan metode terrsebut sehingga mengakibatkan kurangnya variasi
dalam pembelajaran matematika.

15
C. Temuan Lapangan
Adapun temuan lapangan pda penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Guru hanya menggunakan beberapa metode peembelajaran dan lebih sering


menggunakan metode ceramah, artinya kurangnya variasi dalam pembelajaran.
2. Metode ceramah yang terus menerus digunakan mengakibatkan peserta didik
terkesan pasif.
3. Kurangnya kepedulian sekolah dalam membantu guru atau memebrikan pelatihan
terkait dalam menentukan metode pembelajaran.

16
BAB V REKAYASA IDE

A. Permasalahan Umum
Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Adapun Pendidikan sangat berkaitan
erat dengan pembelajaran. Pendidikan dan pengajaran merupakan dua istilah yang sangat
popular digunakan di lembaga-lembaga pendidikan. Pembelajaran merupakan suatu
upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan Pendidikan tersebut. Pembelajaran tidak
hanya didasarkan pada pengetahuan siswa terhadap teori, namun pembelajaran
dapat memberikan siswa pemahaman untuk mengaitkan antara teori dan kehidupan
nyata.

Mahatma Ghandi, melihat, bahwa pendidikan dan pembelajaran merupakan dua hal
berbeda tapi saling berkaitan. Pendidikan memberikan penekanan pada perubahan dan
transformasi, tapi perubahan akan terjadi jika didukung oleh pengetahuan dan
pemahaman terhadap pengetahuan baru. Adapun pemahaman akan pengetahuan baru
hanya akan didapat melalui pembelajaran di sekolah, di dalam kelas, melalui interaksi
siswa dengan sumber belajar. Sehingga siswa tidak hanya pintar dalam teori namun juga
pintar dalam mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Keberhasilan proses
pembelajaran ditandai dengan tercapainya semua tujuan pembelajaran yang
diharapkan. Namun masih ada permasalahan dimana guru belum menerapkan
pembelajaran dengan baik dan benar.

B. Identifikasi Permasalahan
Adapun identifikasi permasalahan yang ditemukan adalah sebagai berikut :

1. Kurangnya variasi dalam pembelajaran karena guru hanya menerapkan metode


ceramah
2. Peserta didik terkesan pasif dalam pembelajaran

17
C. Solusi
Adapun solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi permasalahan di atas yaitu
Menggunakan model pembelajaran yang lebih bervariasi serta memberikan pelatihan
terkait menentukan metode pembelajaran yang tepat

D. Pembahasan
Profesionalitas guru dalam memilih dan menggunakan metode pembelajaran yang
sesuai dengan tema atau pokok bahasan serta dengan memperhatikan minat belajar yang
terdapat pada siswa selain factor –faktor lainnya juga memiliki peran yang tidak kalah
penting dalam pembelajaran. Jika guru menggunakan metode pembelajaran yang tepat dan
sesuai dengan minat siswa tentunya ini akan membuat siswa lebih aktif serta bersemangat
dalam mengikuti pembelajaran. Ketika siswa bersemangat dalam pembelajaran maka ini
akan membuat siswa lebih gampang memahami dan menyerap pembelajaran yang
diberikan guru. Selain itu , seorang guru harus memiliki pengetahuan yang mendalam
tentang materi-materi yang akan disampaikan serta mampu mengolah materi dan tepat
dalam menggunakan metode pembelajaran. Seorang guru juga harus memiliki strategi
belajar mengajar yang tepat, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik,
salah satu di antaranya adalah pemilihan dan penggunaan metode pembelajaran diskusi
dalam proses pembelajaran.Penulis berpendapat bahwa penyajian materi, pemilihan
metode diskusi dalam proses pembelajaran sangat penting dalam menarik minat dan
perhatian siswa.

18
BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
Negara.pendidikan daan pembelajaran merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan.
Dengan pembelajaran sebagai upya untk mencapai tujuan Pendidikan dapat terlaksana
dengan baik. Sehingga peran guru sangat diperlukan dalam mengemas pembelajaran
dengan baik dan menyenangkan agar siswa tidak pasif dalam pembelajaran. Pada penelitian
ini ditemukan bajwa Pada kelas tersebut anak-anak sudah terbiasa dengan pembelajaran
menggunakan metode ceramah walaupun terkesan pasif. Hal ini karena pada kelas tersebut
sudah dibiasakan menggunakan metode ceramah tanpa variasi sehingga mengakibatkan
kurangnya variasi dalam pembelajaran matematika.

B. Saran
Setelah memahami permasalahan di atas maka diharapkan agar guru bisa
memvariasikan pembelajaran agar siswa tidak terkesan pasif ketika pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran yang menarik agar tercapai pembelajaran yang benar
benar bermakna.

19
DAFTAR PUSTAKA

Tutuko, Dhimas.2009. Pengaruh Pembelajaran Dengan Metode Ceramah Dan Metode


Pemecahan Masalah Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi
Belajar Siswa ( Studi Kasus Kelas II SMP Negeri 1 Miri, Sragen ). Surakarta. Skripsi
FKIP UMS (tidak diterbitkan).
Purwoto. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Surakarta: UNS Press. Rubiyanto,
Rubino.2009.Metode Penelitian Pendidikan.Surakarta: PGSD FKIP UMS.
Ruseffendi.1991.Pengantar Kepada Pembantu Guru Mengembangkan Kompetensinya Dalam
Pengajaran Matematika Untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.

20

Anda mungkin juga menyukai