LAPORAN PENELITIAN
Oleh :
RISKA HANDAYANI
NPM : 1602030008
dan hidayah nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal
ini. Selanjutnya Shalawat beriring salam kepada Nabi Muhammad SAW yang
penggunaan bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari para pembaca. Saya mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Indra Prasetia, S.Pd, M.Si selaku dosen pembimbing mata kuliah
metodelogi penelitian.
proposal ini dapat bermanfaat bagi penulis serta para pembaca sekalian.
Penulis
RISKA HANDAYANI
DAFTAR ISI
Halaman
C. Batasan Masalah................................................................................... 6
C. Hipotesis Penelitian.............................................................................. 14
BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 15
D. Prosedur Penelitian.............................................................................. 16
E. Instrumen Penelitian............................................................................. 21
PENDAHULUAN
susila. Pendidikan juga diartikan sebagai usaha untuk mencapai penentuan diri
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa pada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan mendjadi warga
dasar yang dibutuhkan siswa agar berhasil dalam dunia pendidikan. Siswa
ilmu yang diasakan atas dasar akal (rasio) yang berhubungan dengan benda –
benda abstrak”. Hal ini sesuai dengan karakteristik yang dimiliki oleh matematika
yaitu memiliki objek kajian abstrak, bertumpu pada kesepakatan, berpola pikir
hanya bertindak pasif yakni hanya duduk, mendengar, dan mencatat. Disamping
sehingga para siswa menganggap matematika hanya berupa rumus – rumus yang
perlu dihafal dan bersifat abstrak. Jika hal ini dibiarkan berlanjut bagi
terhadap masalah prestasi belajar siswa dalam pelajaran matematika. Salah satu
tugas guru dalam proses belajar mengajar adalah memilih dan menggunakan
model atau strategi atau metode dalam mengajar. hal ini sesuai dengan penjelasan
Abbas (dalam sakinah dan rahmah johar) menyatakan bahwa: “banyak faktor
yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar matematika siswa, salah satunya
matapelajaran yang sulit, ini merupakan masalah utama yang dihadapi para guru
yang bisa jadi itu semua dimunculkan dari guru baik secara langsung maupun
tidak langsung, disadari atau tidak disadari. Faktor lain yang menyebabkan
pendekatan yang digunakan oleh guru. Selain itu, pada setiap proses pembelajaran
siswa hanya belajara dengan cara mendengarkan ceramah dan mencatat sehingga
pula minat belajar siswa tersebut menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya
prestasi belajar.
belajar. Proses belajar akan berjalan lancar bila disertai dengan minat. Minat
merupakan alat motivasi yang utama yang dapat meningkatkan belajar siswa agar
pengetahuan siswa yang baik akan membangkktkan minat siswa itu dalam belajar.
Salah saru alternative yang bisa dilakukan oleh guru adalah dengan cara
dalam berfikir, menuangkan seluruhpikiran – pikiran yang ada dalam memori otak
siswa, sehingga akan menemukan sendiri konsep dalam belajar matematika. Salah
match merupakan pembelajaran yang di kemukan oleh Lorna Curran pada tahun
1994. Salah satu keuntungan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil
belajar mengenai konsep atau topic dalam suasana yang menyenangkan. Teknik
ini dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia
anak didik. Guru menyiapkan kartu yang berisi persoalan – persoalan dan
jawaban, setiap siswa mencari dan mendapatkan sebuah kartu soal dan berusa
persoalannya siswa yang benar mendapatkan nilai reward, kartu dikumpulkan dan
untuk meningkatkan minat belajar siswa karena pada model pembelajran ini siswa
diberi kesempatan untuk berinteraksi dengan siswa lain, suasana belajar dikelas
dapat diciptakan sebagai suasan permainan, ada kompetisi antar siswa untuk
yang menyenangkan. Dan dalam kegiatan pembelajaran ini juga siswa ditugaskan
untuk menemukan pasangan dari kartu yang di pegangnya. Hal ini membuat rasa
ingin tahu siswa tentang penyelesaian dari permasalahan dalam kartunya sehingga
belajar siswa itu dapat diawali dengan melibatkan siswa secara aktif dalam
Siswa menggunakan Metode Make-A match pada siswa SMA Harapan Mekar T.A
2018/2019.
1. Minat belajar yang akan diteliti adalah minat belajar matematika siswa
Match.
Sesuai dengan batasan masalah diatas maka yang menjadi rumusan masalah
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan model
F. Manfaat Penelitian
Make-A Match.
TINJAUAN PUSTAKA
A. KERANGKA TEORITIS
1. Pengertian Belajar
Belajar adalah proses atau usaha yang dilakukan tiap individu untuk
keterampilan maupun sikap dan nilai yang fositif sebagai pengalaman untuk
1984:252) Belajar memiliki pengertian sebagai proses dari perbuatan yang telah
dan lebih baik jika atas kemauan dari masing-masing pribadi dan bukan paksaan,
karena dengan cara ini tak jarang mereka yang belajar berakhir depresi hingga
tekanan mental. Hansen (dalam Susanto, 2013: 57) menyatakan bahwa minat
belajar siswa erat hubugannya dengan kepribadian, motivasi, ekspresi dan konsep
diri atau identifikasi, factor keturunan dan pengaruh eksternal atau lingkungan.
adalah usaha sengaja yang dilakukan siswa dalam memperoleh suatu pengetahuan
atau atau pemahaman yang di peroleh dari aktifitas aktif dari lingkungan.
yang melibatkan pengembangan pola berfikir dan mengolah logika pada suatu
lingkungan belajar yang sengaja diciptakan oleh guru dan berbagai metode agar
program belajar matematika tumbuh dan berkembang secara optimal dan siswa
pelajaran, buku latihan kerja, program, dan bantuan kompetensi untuk program
suatu pola atau langkah-langkah pembelajaran tertentu yang diterapkan guru agar
tujuan atau kompetensi dari hasil belajar yang diharapkan akan cepat dapat
adalah dimana langkah – langkah dalam pembelajaran yang akan berfumgsi dalam
berfikir dan pengertian yang di ekspresikan oleh mereka yang dimana telah
diterapkan oleh guru tujuan atau kompetensi dari hasil belajar yang diharapkan
a. Pengertian
adalah model pembelajaran dimana guru menyiapkan kartu yang berisi soal atau
pembelajaran kooperatif.
kooperatif. Siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau
- Kelebihan
1. Siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik
2. Tehnik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan bisa digunakan
2. Waktu yang tersedia perlu dibatasi jangan sampai siswa terlalu banyak
c. Langkah – langkah
berisikan jawabannya.
yang didapatkannya
4. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang sekiranya cocok dengan kartu yang
dimilikinya
5. Jika siswa tidak bisa mencocokan kartu yang tepat atau tidak menemukan
kartu yang cocok sebelum batas waktu yang ditetapkan, maka siswa
6. Setelah menyelesaikan satu babak, kartu dikocok lagi agar setiap peserta
pada materi komposisi fungsi di kelas XI IPA MAN Darussalam, Aceh Besar.
hasil belajar siswa, dan respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran melalui
tindakan kelas (PTK) dengan komponen yang terdiri dari perencanaan, tindakan,
observasi, dan refleksi. Adapun teknik pengumpulan data adalah melalui lembar
wawancara, tes hasil belajar siswa dan lembar angket respon siswa. Hasil
penelitian yang berlangsung selama tiga siklus menunjukkan bahwa hasil belajar
siswa yang sudah mencapai ketuntasan denga persentase 96,77%, aktivitas siswa
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
metode Make-A match terhadap minat belajar matematika pada SMA HArapan
METODE PENELITIAN
JL. Marelan Raya No. 77, Medan Marelan. Sedangkan waktu penelitian
dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019 antara bulan juli
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dilakukan pada siswa kelas X IPA SMA Harapan Mekar
2. Objek Penelitian
C. Jenis Penelitian
(PTK) yaitu penelitian yang berkaitan dengan isu – isu seputar profesionalisme,
praktik di kelas, control terhadap guru, serta di anggap memiliki banyak manfaat
terhadap dunia pendidikan (Hopkins 2010). Dengan demikian PTK berfokus pada
D. Prosedur Penelitian
dengan PTK. Penelitian yang lebih di fokuskan pada situasi kelas atau yang lazim
kelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu proses atau praktik
pembelajaran. Prosedur penelitian tindakan kelas ini berbenduk daur siklus yang
memiliki empat tahap kegiatan yang saling terkait dan berkesinambungan, yaitu
dan (4) refleksi (reflecting) (Wardani, dkk, 2007: 23). Siklus penelitian tindak
Berikut ini merupakan gambar alur siklus penelitian tindak kelas yang diadaptasi
Perangkat
Pembelajaran
Perencanaan
(Pertemuan I)
Refleksi
Tindakan
Perencanaan
(Pertemuan II)
Refleksi
Tindakan
Perencanaan
.....
Secara lebih rinci langkah – langkah atau persiapan yang dilakukan untuk
dengan baik. Adapun tahapan dan rencana dalam penelitian tindakan tersebut
1. Perencanaan
masalah. Pada penelitian ini tahap penyusunan rencana yang di lakukan peneliti
adalah :
2. Tindakan
c. Jika siklus II siswa tidak juga mencapai ketuntasan belajar, maka akan
tetapi jika pada siklus I siswa telah mencapai ketuntasan belajar, maka siklus II
3. Observasi
pembelajaran yang dilakukan guru sesuai dengan tindakan yang telah disusun.
4. Refleksi
siklus berikutnya.
d. Evaluasi tindakan.
revisi kelemahan pada RPP I sehingga dapat di gunakan dalam menyusun RPP II
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih
baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah
a. Lembar observasi
yang dilakukan secara langsung oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran
lisan sesuai dengan indikator yang diadaptasi dari Sumarmo sebagai berikut:
Komunikasi Matematis
Secara Lisan
diskusi.
secara lisan.
sekelompok
solusi matematika.
matematika.
siswa secara lisan berbentuk tabel yang terdiri atas aspek kemampuan komunikasi
matematis secara lisan beserta skor yang diperoleh dari hasil pengamatan kegiatan
lapangan. Lembar observasi yang digunakan oleh peneliti adalah lembar observasi
Mengajar (KBM)
tujuan pembelajaran.
mengikuti pelajaran.
langkah pembelajaran
make-a match.
menambahkan humor di
dalamnya.
3. Mengorganisasikan siswa
4. Mengorganisasikan siswa
beranggotakan 4 siswa
mendiskusikan masalah di
dan menarik.
5. Mengorganisasikan siswa
mempresentasikan hasil
7. Memberi evaluasi.
untuk mengetahui hal-hal yang dirasa kurang jelas pada saat observasi.
e. Dokumen
∑𝑋
𝑋= (Nana Sudjana, 2014 : 109)
𝑁
Keterangan :
N = banyaknya siswa
∑ 𝑓𝑖𝑥𝑖
𝑋= ∑ 𝑓𝑖
(Sudjana, 2005 : 67)
Dimana :
fi = Banyak siswa
sebagai berikut :
𝑇
𝐾𝐵 = 𝑇 × 100% (Trianto, 2010 : 241)
𝑡
Dimana :
KB = Ketuntasan belajar
Dengan criteria :
tercapai, dilihat dari persentase siswa yang sudah tuntas dalam belajar yang
𝐴
𝑃𝑅𝑆 = × 100% (Trianto, 2010 : 243)
𝐵
Keterangan :
yang telah mencapai hasil ≥ 70%, maka ketuntasan belajar secara klasikal telah
tercapai.
BAB IV
siswa. Peningkatan minat siswa dapat dilihat dari keterlibatan siswa dalam proses
pembelajaran.
Kelas (PTK) ini dirasa sangat cocok digunakan, karena penelitian ini sangat cocok
dalam kelas, guna memperbaiki pembelajaran yang timbul dalam kelas, guna
dilakukan guru, dan tidak mengganggu jam kerja guru, selain itu sambil mengajar
Data hasil penelitian yang akan dilakukan adalah upaya meningkat minat
pada peserta didik SMA Harapan Mekar, dengan mengacu pada tujuan penelitian
yaitu mampu meningkatkan minat belajar matematika pada siswa SMA Harapan
1. Paparan Siklus I
Dalam materi ini membahas tentang turunan fungsi. Berikut ini adalah tahapan
a. Perencanaan (planning)
yang akan digunakan sabagai target penelitian. Observasi dilakukan dihari yang
sama dengan penelitian. Setelah berkoordinasi dengan wakil kepala sekola maka
kelas yang di gunakan sebagai target penelitian adalah kelas XI IPS yang siswa
model Pembelajaran tipe Make a Match adalah meningkatnya minat siswa dalam
mempelajari matematika, dan dengan maningkatnya minat siswa maka akan dapat
Pembelajaran (RPP) yang disusun oleh peneliti. RPP yang digunakan dalam siklus
I sebagai berikut :
1. Kegiatan Awal
2. kegiatan Inti
pasangan
3. kegiatan akhir
b. penilain
c. guru menutup pelajaran dengan berdoa bersama
c. Observasi
secara garis besar. Aktivitas belajar siswa juga masih belum memperlihatkan hasil
yang diinginkkan. Hal ini terlihat dengfan adanya masih siswa yang tidak
d. Refleksi
masih bingung dengan model Make a Match. Hal itu wajar karena mereka baru
kembali menjelaskan dengan lebih baik lagi kepada siswa. Selain itu peneliti juga
mendampingi siswa dalam mencari pasangan kartu dengan mendatangi siswa satu
persatu. Maka dalam siklus I dibangtu gteman sejawat maka di peroleh beberapa
minat belajar atau tidak, jika belum maka akan dilakukan di siklus
berikutnya.
oleh sipeneliti.
kegiatan pembelajaran maupun pada si peneliti. Hal ini terlihat dengan munculnya
beberapa masalah dan beberapa faktor penyebannya. Oleh karena itu pada siklus
adalah:
mengikuti pembelajaran.
2. Paparan Siklus II
di kelas yang sama dalam satu kali pertemuan yang terdiri dari 2 x 45 menit.
Adapun materi yang disampaikan adalah materi yang sama disampaikan pada
siklus I untuk memperbaiki yang dilakukan pada siklus I. proses dari siklus II
a. Perencanaan (Planning)
Pada tahap ini peneliti menggunakan instrument yang sama dengan siklus
yang pertama dimana indicator nya sama dengan siklus I yaitu menerapkan model
make a match untuk meningkatkan minat beajar matematika pada siswa. Pada
b. Pelaksanaan (Acting)
Pada siklus I pelaksanaan tindakan berdasarkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang disusun oleh peneliti. RPP yang digunakan dalam siklus
I sebagai berikut :
1. Kegiatan Awal
2. kegiatan inti
pasangan
3. kegiatan akhir
b. penilain
berlangsung. Dan diamati dalam segala aspek. Guru juga dapat mengkondisikan
kelas dengan baik. Hal ini sesuai dengan sktifitas siswa yang lebih aktif sehingga
d. Refleksi
Dan peneliti tetap mengajukan pertayaan mengenai model make a macth dan
mereka mulai sedikit mengerti dengan model yang di pakai, dan pendapat mereka
adalah model ini sedikit memudahkan mereka belajar, walaupun tidak semua
siswa mengerti akan model yang dipakai. Dan peneliti tetap menjelaskan kembali
model yang dipakai dengan baik. Maka dalam siklus II ini juga dibantu dengan
kelompok
c. Dalam siklus ini hanya beberapa siswa yang mulai tertarik dan minat
belajar matematika.
untuk pembelajaran.
Karena pada kegiatan pembelajaran yang ada pada siklus I masih terdapat
kembali pada siklus II, dan dalam siklus II terdapat upaya perbaikan juga, dimana
c. Dan peneliti kembali memberi semangat kepada siswa untuk lebih minat
metode yang sama juga agar siswa sudah mahir dalam mennggunakan
pembelajaran Matematika.
tindakan
BAB V
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Misna Muthiah. 2016. “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model
Palembang)
https://www.seputarpengetahuan.co.id/2016/04/12-pengertian-penelitian-
tindakan-kelas-menurut-para-ahli.html
https://www.zonareferensi.com/pengertian-belajar/
http://rantaiguru.blogspot.com/2016/05/pengertian-dan-langkah-langkah-
model-pembelajaran-make-a-match.html#.XBguLaIlQXY