M K. GEOMETRI DAN
PENGUKURAN
PRODI S1 PGSD
SKOR
2021
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
anugerah dan karunia – Nya penulis dapat menyelesaikan CJR ini. Dalam CJR ini akan
dibahas tentang Model Pembelajaran Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Melalui
Pendekatan Pmri Konteks Permainan Karet Gelang
Penulis sangat berterimakasih kepada dosen pengampu yang telah membimbing dan
mengarahkan penulis dalam pembuatan makalah ini. Penulis berharap semoga CJR ini
dapat bermanfaat bagi setiap membaca khususnya calon guru SD. Dan apabila dalam
CJR ini terdapat kesalahan dan perbedaan tafsiran, penulis berharap kiranya
pembaca dapat memakluminya dan dapat memperbaikinya sehingga proses
pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia yang dilaksanakan di SD dapat berjalan
dengan baik sehingga tujuan dari proses pembelajaran dapat tercapai.
Penulis
Satrio Halawa
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika adalah pelajaran yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Matematika mempermudah manusia dalam melaksanakan kegiatan sehari – hari. Namun,
ternyata banyak yang beranggapan khususnya peserta didik bahwa matematika adalah
pelajaran yang rumit. Hal inilah yang menyebabkan matematika kurang diminati oleh
sebagian peserta didik.
Padahal, sebenarnya matematika adalah pelajaran yang menyenangkan. Kesusahan
dan kerumitan yang ditemukan dalam proses pembelajaran matematika, pada dasarnya
disebabkan oleh cara atau bagaimana guru sebagai pendidik membelajarkan peserta didik.
Jika proses pembelajaran dilaksanakan dengan metode ceramah dan kaku, alhasi tujuan dari
pembelajaran tersebut tidak akan tercapai. Sebaliknya, apabila proses pembelajaran
dilaksanakan dengan kreatif, maka tujuan dari proses pembelajaran dapat tercapai dengan
baik. Hal ini sangatlah penting, terkhusus di tingkat Sekolah Dasar ( SD ). Di SD, peserta
didik menerima berbagai pengetahuan dasar tentang matematika mulai dari penambahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dalam Critical Jurnal Report ( CJR ) ini
akan dibahas tentang bagaimana metode belajar yang kreatif yang dapat membantu peserta
didik dalam menguasai pelajaran matematika khususnya peserta didik Sekolah Dasar dengan
materi yang dibahas yaitu penjumlahan dan pengurangan.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam CJR ini yaitu apa dan bagaimana cara melakukan metode
kreatif dalam proses pembelajaran matemamatika dengan materi penjumlah dan
pengurangan.
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara kreatif membelajarkan peserta didik SD tentang operasi
perhitungan.
2. Untuk menyelesaikan tugas dari dosen pengampu mata kuliah Matematika.
D. Manfaat
Manfaat dari CJR ini yaitu dapat membantu para guru SD dalam membelajarkan
sistem operasi. Selain itu, manfaat lainnya yaitu meningkatkan kemampuan berpikir kritis
terhadap berbagai persoalan pendidikan.
4
BAB II
ISI
A. Jurnal Utama
5
Latar (Armanto, 2002; Fauzan, 2002; Hadi, 2002) mengatakan bahwa proses
Belakang dan pembelajaran matematika di Indonesia bersifat mekanistik dimana guru
Teori cenderung mendikte prosedur dan formula. Sebagai akibatnya, siswa sering
mengalami kesulitan untuk memahami konsep-konsep matematika,
membangun dan memecahkan representasi matematika dari masalah
kontekstual. Dalam sebuah penelitian terbaru dari 180 siswa kelas 7 yang
dilakukan oleh University of Missouri, peneliti menemukan bahwa, "mereka
yang tertinggal di belakang rekan-rekan mereka di tes keterampilan
matematika inti yang dibutuhkan untuk berfungsi sebagai orang dewasa
adalah anak-anak yang sama yang memiliki kemampuan number sense
rendah ketika mereka di kelas 1 Sekolah Dasar. Number Sense mengacu pada
"keluwesan dan fleksibilitas siswa dalam menggunakan bilangan (Gersten &
Chard, 2001). Siswa yang memiliki number sense yang baik memahami apa
makna sebuah bilangan, memahami hubungan antara bilangan yang satu
dengan bilangan yang lain, dapat melakukan perhitungan secara mental,
memahami representasi simbolik, dan dapat menggunakan bilangan dalam
situasi dunia nyata.
Treffers dalam Sari (2008) mengemukakan bahwa algoritma yang
diajarkan sejak dini tanpa melalui konteks nyata adalah salah satu penyebab
ketidakmampuan siswa sekolah dasar dalam melakukan perhitungan dengan
benar. Sehingga Ia menyarankan agar strategi mental aritmatika dan estimasi
diperkenalkan dengan menggunakan pendekatan matematika realistik sebagai
alternatif. Berdasarkan latar belakang tersebutlah, peneliti melakukan
penelitian di kelas 1 Sekolah Dasar Angkasa.
Metode Desain riset yang di pilih sebagai metode penelitian yang paling cocok yang
Penelitian terdiri dari tahap preliminary design yaitu mengkaji literature dan mendesain
hipotesis lintasan belajar Hypothetical Learning Trajectory (HLT), kemudian
tahap Pilot experiment atau percobaan rintisan untuk menyelidiki
kemampuan awal siswa dan menyesuaikan HLT yang dilakukan pada
kelompok kecil siswa.
Langkah Peneliti membuat hipotesis mengenai proses belajar yang akan terjadi
Penelitian pada saat pelaksanaan pembelajaran di kelas untuk mengantisipasi segala
kemungkinan yang dapat muncul di kelas, sehingga peneliti dapat
6
meminimalisir hal – hal yang tidak diinginkan.
Setelah uji coba, data yang diperoleh dari aktivitas pembelajaran di kelas
dianalisa dan hasil analisa ini digunakan untuk merencanakan kegiatan
ataupun untuk mengembangkan desain pada kegiatan pembelajaran
berikutnya. Tahap terakhir adalah Retrospective Analisis. Tujuan pokok
saat melakukan analisis retrospektif adalah menempatkan percobaan
desain dalam konteks teoritis yang lebih luas, sehingga membingkainya
sebagai paradigma yang terjadi secara menyeluruh yang ditentukan di
awal.
Teknik Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi berupa foto
Pengumpulan dan video, catatan lapangan yang dilaksanakan selama proses pembelajaran,
Data serta lembar pekerjaan siswa.
Analisa Pada tahap situasional, peserta didik sangat aktif dalam melakukan
Pembahasan aktifitas permainan karet gelang. Dari aktifitas ini, tampak karakteristik
PMRI yaitu “menggunakan dunia nyata” dan menggunakan interaksi” dalam
kegiatan pembelajaran.
Guru menanyakan perasaan siswa sesudah selesai permainan. Ada siswa
yang merasa sangat senang karena menang, dan ada juga siswa yang merasa
sedih karena mengalami kekalahan. Mereka benar-benar menikmati
permainan bahkan menjiwainya. Kesempatan tersebut dimanfaatkan guru
untuk memberikan penekanan bahwa “ketika kita menang maka karet kita
bertambah banyak karena karet kita mula-mula ditambahkan dengan karet
milik teman. Sebaliknya ketika kita kalah maka karet milik kita diambil
sehingga karet kita berkurang”.
Hasil Siswa dapat membandingkan jumlah karet miliknya dengan karet milik
Penelitian temannya dari dua rentetan yang disusun sejajar tersebut, maksudnya yang
lebih panjang pasti lebih banyak. Dan ia juga bisa langsung menghitung
7
kelebihannya.
Siswa dapat membandingkan jumlah karet miliknya dengan karet milik
temannya dari dua rentetan yang disusun sejajar tersebut, maksudnya yang
lebih panjang pasti lebih banyak. Dan ia juga bisa menghitung
kekurangannya.
Kesimpulan Untuk membelajarkan peserta didik tentang operasi hitung pengurangan dan
penjumlahan dapat dilakukan melalui pendekatan PMRI konteks permainan
karet gelang. Pendekatan ini sangatlah kreatif dan menarik karna pendekatan
ini mudah dan dapat diterapkan dalam proses pembelajaran.
B. Jurnal Pembanding
8
Dua Angka.
Assesment Teknik pengumpulan data dilakukan dengan melakukan tes kepada peserta
Data didik dan observasi dalam kelas.
Latar Dalam sekolah keberadaan guru sangatlah vital. Hal ini disebabkan
Belakang dan karena bila dalam sekolah tanpa ada guru maka proses pendidikan tidak akan
Teori dapat berlangsung atau terlaksana. Program kelas tidak akan berarti bilamana
tidak diwujudkan dengan adanya kegiatan. Untuk itu peranan guru sangat
menentukan karena kedudukannya sebagai pengelola pendidikan diantara
siwa-siswa dalam kelas.
Kemampuan siswa kelas I SD GKST Hanggira pada materi penjumlahan
dan pengurangan dua angka belum mencapai kriteria ketuntasan minimal
yang ditetapkan yaitu 65% dan nilai tuntas belajar 75%. Hal ini dapat dilihat
dari hasil belajar siswa. Dari 15 siswa kelas I SD GKST Hanggira, hanya 3
anak yang berhasil tuntas belajar. Hal ini berarti, ketuntasan belajar klasikal
hanya mencapai 20%.
Dengan memperhatikan nilai ulangan siswa yang rendah di atas, maka
untuk meningkatkan kemampuan siswa terhadap materi pelajaran tersebut,
guru harus melakukan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan alat
peraga dan proses perbaikan pembelajaran serta dilakukan observasi maupun
diskusi observasi dengan teman sejawat.
Berdasarkan pengalaman penulis sebagai pengajar dan pendidik di SD
GKST Hanggira dan melihat hasil ulangan dan tingkat penguasaan siswa
terhadap materi matematika tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan
dua angka masih rendah, maka penulis mengadakan penelitian dalam rangka
memecahkan masalah tersebut diatas.
Metode Dalam penelitian ini menggunakan model yang didasarkan atas konsep pokok
Penelitian bahwa penelitian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yangjuga
menunjukkan langkah pelaksanaan penelitian, yaitu: 1. Perencanaan atau
Planning, 2. Tindakan atau Acting,3. Pengamatan atau Observating dan
4.Refleksi atau Reflekting.
Langkah Siklus I
Penelitian a. Pratindakan
Persiapan yang dilakukan untuk proses penelitian tindakan kelas ini adalah
9
mendata seberapa banyak anak yang kesulitan belajar matematika.
b. Pelaksanaan Siklus I
1) Tahap Perencanaan Tindakan
Anak–anak yang akan ditingkatkan hasil belajar matematika dengan
menggunakan alat peraga.
Adapun langkah yang dilakukan pada tahapan ini antara lain:
Pengumpulan data diri anak yang hasil belajar matematikanya rendah.
3) Tahapan Observasi
Tindakan guru memonitor dan membantu siswa jika menemui kesulitan
selama pengajaran matematika dengan alat peraga.
4) Tahapan Refleksi Tahapan Rekomendasi
Mengadakan refleksi dan evaluasi dari kegiatan 1), 2), 3).
Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi siklus I dibuat siklus II yang meliputi:
Tahap Perencanaan Tindakan
Tahap Observasi
Tahap Refleksi
5) Tahapan Rekomendasi
Tahap ini dilakukan dengan merumuskan tindakan pembelajaran dengan alat
peraga yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa
10
kelas I SD GKST Hanggira.
Siklus II
a. Persiapan
Persiapan yang dilakukan untuk proses ini adalah mendata seberapa banyak
anak yang belum tuntas belajar matematika setelah siklus I.
b. Pelaksanaan Siklus II
11
Tahapan Rekomendasi
Tahap ini dilakukan dengan merumuskan tindakan pembelajaran dengan alat
peraga yang tepat untuk meningkatkan prestasi belajar matematika pada
siswa kelas I SD GKST Hanggira.
Teknik Teknik pengumpulan data dilakukan dengan melakukan tes kepada peserta
Pengumpulan didik dan observasi dalam kelas.
Data
Analisa Hasil Siklus II:
Pembahasan Berdasarkan hasil analisis tes akhir siklus I, terlihat peningkatan yang dialami
oleh para siswa. Dari 15 orang siswa yang ada, yang mengalami ketuntasan
belajar berjumlah 9 orang dengan persentase 60% dengan daya serap klasikal
siswa memperoleh persentase 76%.
Hasil Siklus II
Berdasarkan analisis tes akhir tindakan siklus II bahwa hasil belajar siswa
kelas I SD GKST Hanggira telah menunjukan peningkatan yang diharapkan.
Hal tersebut tercermin dari hasil analisis hasil belajar siswa dengan daya
serap klasikal 89,33% dan ketuntasan belajar klasikal 93,33%.
Hasil Hasil penelitian yang dilaksanakan di kelas I SD GKST Hanggira adalah:
Penelitian a. Pelaksanaan pembelajaran penjumlahan bilangan dua angka pada siklus I
dengan banyaknya siswa yang tuntas 9 orang dari 15 siswa dengan
persentase 60% dan 14 orang siswa yang tuntas pada siklus II dengan
persentase 93,33%. Jadi terdapat peningkatan pada ketuntasan klasikal
sebesar 33,33%.
12
dan pengurangan bilangan dua angka.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Kelebihan
13
dapat lebih mudah mengerti dan memahami
isi hasil penelitian.
4. Pada bagian hasil penelitian juga disajikan
beberapa gambar terkait kegiatan pelaksanaan
metode permainan karet gelang. Dengan
adanya gambar tersebut, maka pembaca dapat
mengetahui kebenaran dari penelitian
tersebut.
5. Kemutakhiran masalah. Masalah yang
dipecahkan dalam penelitian adalah masalah
yang merupakan masalah yang sering
ditemukan dalam proses pembelajaran di
Sekolah Dasar terlebih – lebih di kelas
rendah. Pada masa ini, peserta didik
diperkenalkan dengan materi penjumlahan
dan pengurangan sebagai dasar Matematika.
Pemecahan masalah dalam jurnal,
dilaksanakan oleh peneliti di Sekolah Dasar.
Seperti yang kita setahui, Sekolah dasar
merupakan tingkat pendidikan dimana peserta
didik beajar dasar – dasar pelajaran yang
akan dibahas di jenjang selanjutnya. Hal ini
berarti, jika dasar – dasar yang diperoleh
peserta didik di Sekolah Dasar tidak
sempurna, maka peserta didik akan
mengalami kesulitan untuk mempelajari
materi di jenjang pendidikan selanjutnya.
Banyak peserta didik yang masih belum
terbiasa dan beradaptasi dengan pembelajaran
sehingga peserta didik tidak dapat belajar
tentang penjumlahan dan pengurangan. Oleh
sebab itu peneliti melakukan penelitian untuk
membantu peserta didik kelas I dalam belajar
14
berhitung baik penjumlahan maupun
pengurangan melalui permainan karet gelang.
6. Proses pembelajaran dengan menggunakan
metode ini sangat kreatif dan menarik.
Metode permainan ini dilakukan sesuai
dengan karakteristik peserta didik. Dimana
salah satu karakteristik peserta didik yaitu
senang bermain. Oleh sebab itu, dengan
metode bermain sambil belajar ini, peserta
didik dapat menjadi lebih aktif dan semangat
dalam belajar.
7. Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam
metode ini tidaklah susah di dapat karena
dapat ditemukan di sekitar lingkungan anak
dengan mudah.
B. Kelemahan
15
bersikap tegas dan mengontrol peserta dapat dengan menggunakan batu –
didik dengan baik. batuan ataupun biji – bijian.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Saran dari penulis yaitu semoga CJR ini dapat bermanfaat dan diaplikasikan oleh
pembaca terkhusus calon guru dan guru SD dalam proses pembelajaran Matematika dengan
materi penjumlahan dan pengurangan di SD. Selanjutnya, apabila ada kesalahan dalam CJR
ini baik itu kesalahan dalam penulisan kata dan perbedaan tafsiran, semoga pembaca dapat
memaklumi dan dapat memperbaikinya, sehingga proses pembelajaran di SD dapat berjalan
dengan baik untuk mencapai tujuan dari pembelajaran Matematika di SD.
16