KELAS
2022
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
TAHUN 2022
OLEH
KABUPATEN KAMPAR
PROVINSI RIAU
2022
i
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL
( PTK )
Proposal PTK ini telah diperiksa dan dianalisis dan dianggap layak untuk dilaksanakan.
Mengetahui,
Kepala SMP Negeri 1 Kampar Kiri Tengah
ii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan belajar melalui media gambar untuk
meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas 8B SMP Negeri 1 Kampar Kiri Tengah
tahun Pelajaran 2021/2022. Metode pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas tempat mengajar,
dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses dalam
pembelajaran matematika. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas 8B SMP Negeri 1
Kampar Kiri Tengah yang berjumlah 30 orang siswa. Teknik analisa data dilakukan dengan
cara tes, observasi dan dokumentasi melalui tindakan kelas dalam dua siklus. Dari
keseluruhan putaran/siklus yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa melalui media
gambar dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas 8B SMP Negeri 1
Kampar Kiri Tengah. Dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar sebelum menggunakan media
gambar ketuntasan belajar baru mencapai 20%, pada siklus I siswa yang tuntas belajar 60%
dan pada siklus II siswa tuntas mencapai 80% dalam mencapai Kreteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yang ditentukan yaitu 65, bahkan ada yang mencapai nilai di atas KKM.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan kasih sayang-Nya kepada kita
semua sehingga kami dapat menyelesaikan proposal penelitian tindakan kelas dengan judul
“PENERAPAN MEDIA GAMBAR DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR MATEMATIKA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS PADA SISWA KELAS
8B SMP NEGERI 1 KAMPAR KIRI TENGAH”. Laporan proposal PTK ini disusun sebagai
salah satu syarat untuk mengerjakan penelitian tindakan kelas di SMP Negeri 1 Kampar Kiri
Tengah Kecamatan Kampar Kiri Tengah Kabupaten Kampar Propinsi Riau.
Penulis menyadari bahwa penyusunan penelitian tindakan kelas ini tidak akan selesai tanpa
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini kami mengucapkan terima
kasih kepada :
Orang tua, keluarga besar SMP Negeri 1 Kampar Kiri Tengah, saudara-saudara kami,
atas doa, bimbingan, serta kasih sayang yang selalu tercurah selama ini. dan teman-
teman seperjuangan di SMP Negeri 1 Kampar Kiri Tengah atas semua dukungan,
semangat, serta kerjasamanya.
Kami menyadari proposal PTK ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Penulis
mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya sehingga akhirnya
laporan proposal PTK ini dapat memberikan manfaat bagi bidang pendidikan dan penerapan
di lapangan serta bisa dikembangkan lagi lebih lanjut.
Peneliti
iv
DAFTAR ISI
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................... 35
B. Saran .............................................................................................................. 35
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan masa depan adalah pendidikan
yang mampu mengoptimalkan seluruh bakat dan kemampuan yang dimiliki anak.
Melalui pendidikan seseorang dapat mengoptimalkan bakat, pribadi dan potensi-
potensi lainnya ke arah yang positif. Ketika proses pembelajaran berlangsung, siswa
tidak merasa sedang mempelajari satu mata pelajaran saja, tetapi siswa akan
mempelajari lebih dari satu mata pelajaran.
Dalam pembelajaran matematika tidak sekedar menitikberatkan pada aspek kognitif
akan tetapi aspek lainnya seperti sikap atau tingkah laku dan keterampilan dengan
harapan dapat membentuk warga negara yang baik. Ironisnya, pelaksanaan
pembelajaran matematika di Indonesia banyak menganut paradigma lama mengenai
proses pembelajaran yang bersumber pada guru (teacher center) bahwa pikiran
seorang siswa adalah seperti kertas kosong yang putih bersih dan siap menunggu
coretan-coretan dari gurunya. Jadi dalam teori ini siswa cenderung pasif atau lebih
tepat dikatakan bahwa pembelajaran terpusat pada guru dengan metode ceramah dan
mengharapkan siswa D3CH (Duduk, Diam, Dengar, Catat, dan Hafal). Sehubungan
dengan hal itu, pembelajaran yang banyak melibatkan unsur yang saling berhubungan
seperti guru, siswa, sarana, dan prasarana, dan lain-lain diharapkan mampu
menciptakan suatu sistem pembelajaran yang berkualitas, dimana siswa dituntut
secara aktif dalam pembelajaran. Untuk mencapai hal tersebut mak diperlukan adanya
strategi yang tepat dalam mencapai tujuan belajar yang diharapkan (Anita Lie, 1997:
2-3).
Karena keterbatasan siswa dalam menerima informasi dan keterbatasan komunikasi
serta minimnya bahasa yang dimiliki menyebabkan nilai siswa kurang maksimal,
maka dibutuhkan media pembelajaran yang mampu untuk mempermudah ingatan
siswa dan juga menyenangkan. Maka media gambar merupakan salah satu media
yang bisa digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
matematika. Gambar merupakan salah satu media pembelajaran yang amat dikenal di
dalam setiap kegiatan pembelajaran. Hal ini disebabkan kesederhanaannya, tanpa
memerlukan perlengkapan dan tidak perlu diproyeksikan untuk mengamatinya.
Melalui gambar dapat ditunjukkan sesuatu yang jauh dari jangkauan pengalaman
1
siswa, selain itu juga dapat memberikan gambaran tentang maksud bacaan yang ada
di dalamnya. Melalui gambar, guru dapat menterjemahkan ide-ide abstrak dalam
bentuk yang lebih kongkrit. Menurut Gerlach & Ely ( dalam Sri Anitah, 2004:22),
mengatakan bahwa “gambar tidak hanya bernilai seribu bahasa, tetapi juga seribu
tahun atau seribu mil.” Menurut Schramm, “kode iconic (gambar, diagram, dan lain-
lain) sangat efektif untuk menarik minat, mengingat kembali unsur-unsur yang telah
tersimpan dalam proses belajar, dalam presentasi stimulasi utama, dan dalam
mendorong terjadinya transfer dari pengetahuan dan ketrampilan yang telah dipelajari
ke hal-hal baru”(Martinis Yamin,2007:195)
Dengan media gambar diharapkan siswa dalam menerima pelajaran matematika baik
secara koknitif, efektif dan juga psikomotorik akan lebih mudah diterima. Karena
gambar yang disajikan akan dimengerti maksudnya, dan siswa akan lebih tertarik dan
juga mudah untuk mengingat dari suatu peristiwa yang disajikan dalam gambar.
Diharapkan dengan media gambar akan meningkatkan prestasi belajar siswa secara
maksimal.
Bertitik tolak dari permasalahan di atas, meningkatkan prestasi belajar perlu
dilakukan melalui penelitian tindakan kelas, dan peneliti menentukan judul yaitu :
PENERAPAN MEDIA GAMBAR DALAM UPAYA MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS
PADA SISWA KELAS 8B SMP NEGERI 1 KAMPAR KIRI TENGAH.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dilaksanakannya penelitian ini
adalah :
2
1. Untuk mendeskrepsikan penerapan media gambar dalam upaya meningkatkan
kreativitas peserta didik kelas 8B SMP Negeri 1 Kampar Kiri Tengah tahun
pelajaran 2021/2022.
2. Dengan menerapkan media gambar dapat meningkatkan kreativitas peserta didik
dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas 8B SMP Negeri 1 Kampar Kiri
Tengah tahun pelajaran 2021/2022.
3. Dengan menerapkan media gambar peserta didik dapat menerapkan hasil
pembelajaran matematika dalam kehidupan sehari-hari dengan baik.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam pendidikan baik secara langsung maupun
tidak langsung. Manfaat penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut:
1. Bagi peserta didik
a. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan peserta didik untuk
lebih aktif mandiri dalam menyelesaikan adalah dalam pembelajaran
matematika.
b. Dengan menggunakan media gambar diharapkan dapat meningkatkan
kreativitas dan prestasi belajar peserta didik dan dapat menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari dengan baik.
2. Bagi guru
a. Meningkatkan kreativitas guru dalam mengembangkan materi dan model
pembelajaran.
b. Memberi masukan kepada guru dalam meningkatkan kemampuan mentrasfer
materi palajaran kepada peserta didik.
c. Meningkatkan kemampuan guru dalam melakukan penelitian eksperimen.
3. Bagi sekolah
a. Dapat meningkatkan kualitas belajar di sekolah.
b. Dapat memberi rangsangan bagi guru-guru lain untuk memperbaiki model
pembelajaran yang diterapkan.
4. Bagi peneliti
Memiliki pengetahuan yang luas tentang model pembelajaran dan memiliki
keterampilan untuk menerapkannya khususnya dalam pembelajaran matematika.
3
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Landasan Teori
Pengertian Mata Pelajaran Matematika
Menurut Muhsetyo (2008:26), pembelajaran matematika adalah proses pemberian
pengalaman belajar kepada siswa melalui serangkaian kegiatan terencana sehingga
siswa memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari.
Pembelajaran matematika menurut Bruner (dalam Hudojo, 200:56), adalah belajar
tentang konsep dan struktur matematika yang terdapat dalam materiyang dipelajari
serta mencari hubungan antara konsep dan struktur matematika di dalamnya. Menurut
Cobb (dalam Suherman, 2003:71), pembelajaran matematika sebagai proses
pembelajaran yang melibatkan siswa secara efektif mengkonstruksi pengetahuan
matematika.
Dari uraian beberapa pendapat di atas disimpulkan bahwa pembelajaran matematika
merupakan proses aktif dan konstruktif dalam belajar tentang konsep dan struktur
matematika serta mencari hubungan-hubungan antar konsep-konsep dan struktur
tersebut, sehingga siswa mendapatkan pengalaman melalui serangkaian kegiatan yang
terencana di dalamnya.
4
c. Ranah psikomotorik
Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan
bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik yakni gerakan refleks,
keterampilan gerak dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan,
gerakan keterampilan komplek, dan gerakan ekspresif dan interpretative.
Di antara ketiga ranah itu, ranah kognitif yang paling banyak dinilai oleh para guru di
sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi materi
pengajaran (Nana Sudjana, 2006: 23).
Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan
perubahan yang terjadi sebagai akibat dari proses belajar yang telah dilakukan oleh
individu. Perubahan yang terjadi mecakup tiga ranah, yaitu kognitif (pengetahuan),
afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan).
5
maupun pembelajaran dalam tutorial dengan tujuan membantu siswa memperoleh
informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berpikir, dan mengekspresikan ide diri sendiri.
Dalam mengajarkan suatu konsep atau materi, tidak ada satu model pembelajaran
yang paling baik dari pada model pembelajaran yang lainnya. Ini menunjukkan bahwa
setiap model pembelajaran harus disesuaikan dengan konsep yang cocok dan dapat
dipadukan dengan model pembelajaran yang lain untuk meningkatkan hasil belajar
siswa. Oleh karena itu, dalam pemilihan model pembelajaran sangat penting untuk
mempertimbangkan, seperti materi pelajaran, jam pelajaran, tingkat perkembangan
kognitif siswa, lingkungan belajar, dan fasilitas pendukung yang tersedia sehingga
mampu mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
6
dibawa ke objek tersebut. Untuk itu gambar atau foto dapat mengatasinya. Air
terjun niagara atau danau toba dapat disajikan ke kelas lewat gambar atau foto.
Peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau, kemarin atau bahkan menit yang
lalu kadangkadang tak dapat dilihat seperti apa adanya. Gambar atau foto sangat
bermanfaat dalam hal ini.
3. Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. Sel atau penampang
daun yang tak mungkin kita lihat dengan mata telanjang dapat disajikan dengan
jelas dalam bentuk gambar.
4. Dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia
beberapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalah pahaman.
5. Murah harganya, mudah didapat, mudah digunakan, tanpa memerlukan peralatan
yang khusus
B. Penelitian Terdahulu
7
C. Hipotesis Penelitian
Penelitian ini direncanakan terbagi dalam dua siklus atau lebih, setiap siklus
dilaksanakan mengikuti prosedur perencanaan (planning), tindakan (acting),
pemgamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Melalui dua siklus atau lebih
tersebut dapat diamati peningkatan kreativitas pembelajaran mengenai Sumpah
Pemuda serta dapat diamati pula kemampuan peserta didik dalam penerapan dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan demikian dapat dirumuskan hipotesis tindakan bahwa
dengan diterapkannya metode pembelajaran dengan media gambar, dapat
meningkatkan kreativitas peserta didik pada pembelajaran matematikan dengan pokok
bahasan teorema pythagoras yang diajarkan untuk siswa kelas 8B SMP Negeri 1
Kampar Kiri Tengah serta mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan
baik.
8
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Pendekatan penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu penelitian yang
dilakukan oleh guru di kelas atau di sekolah tempat mengajar, dengan penekanan pada
penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses dalam pembelajaran
(Susilo,2007:16). Penelitian tindakan kelas (PTK) berorientasi pada peningkatan
kualitas pembelajaran sesuai orientasinya, jenis penelitian ini memiliki kelebihan
untuk memperbaiki dan atau meningkatkan proses dan hasil belajar. Model penelitian
tindakan kelas ini mengandung empat tahapan :
1. Perencanaan (planning)
2. Pelaksanaan (acting)
3. Pengamatan (observing)
4. Refleksi (refleksing)
Adapun penjelasan keempat langkah penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat
sebagaimana berikut :
Tahapan Penelitian Tindakan Kelas
Dari gambar di bawah ini, rancangan penelitian ini juga ditempuh secara bertahap.
Tahapan penelitian ini menjadi tahap perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi, yang
disusun dalam satu siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang
ingin dicapai. Untuk dapat melihat hasil belajar peserta didik, maka diberikan tes pada
akhir siklus.
Gambar.1
9
Siklus II merupakan kelanjutan dan perbaikan dari siklus I. Rancangan penelitian ini
sampai mendapatkan hasil yang diinginkan, yaitu :
a. Siklus I
Sesuai dengan tahapan siklus I, maka prosedur kegiatan siklus ini adalah sebagai
berikut :
1. Tahap Perencanaan
a. Membuat rancangan modul ajar sesuai kurikulum untuk setiap pertemuan.
b. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendudkung yang diperlukan saat proses
pembelajaran berlangsung.
c. Menyususn soal tes.
d. Membuat lembar observasi untuk mengamati proses pembelajaran dan minat
belajar peserta didik di kelas.
e. Membuat simulasi perbaikan.
2. Tahap Pelaksanaan tindakan
Secara umum, tindakan yang dilaksanakan secara operasional dijabarkan sebagai
berikut :
a. Mengidentifikasi kesiapan peserta didik untuk mengikuti mata pelajaran dan
memberikan materi prasyarat yang berhubungan dengan materi ajar yang akan
disajikan.
b. Membahas materi pelajaran sesuai dengan rencana yang telah dirancang.
c. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menanyakan materi yang
belum dimengerti.
d. Pada setiap akhir pertemuan peserta didik diberikan tugas.
3. Tahap Observasi dan Evaluasi
Pada prinsipnya tahap observasi dilakukan selama penelitian berlangsung.
Melakukan pengamatan terhadap proses pelaksanaan tindakan dengan
menggunakan lembar observasi yang telah dibuat yaitu dengan cara
mengidentifikasi dan mencatat tingkat perkembangan hasil belajar peserta didik
terhadap materi teorema pythagoras selama proses belajar-mengajar untuk melihat
sejauh mana perubahan yang terjadi setelah diterapkannya pembelajaran dengan
menggunakan media gambar.
10
4. Tahap Refleksi
Untuk mengetahui ketercapaian dan keberhasilan tujuan penelitaian. Tahap
refleksi (reflection) meliputi :
1. Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran.
2. Evaluasi hasil observasi
3. Analisis hasil pembelajaran.
4. Memperbaiki kelemahan siklus I pada siklus II dan siklus III.
b. Siklus II
Kegiatan yang dilakukan pada siklus II ini adalah mengualang kegiatan – kegiatan
yang telah dilakukan pada siklus pertama, yaitu :
1. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini dirumuskan perencanaan siklus kedua yang sama dengan
perencanaan siklus pertama.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Melanjutkan langkah-langkah pada siklus pertama sesuai sejumlah perbaikan
berdasarkan hasil refleksi siklus pertama. Adapun perbaikannya adalah jika pada
siklus pertama hanya guru yang aktif melakukan pembelajaran maka pada siklus
ini, peserta didik yang lebih aktif adan guru hanya memfasilitasi dan
mengobservasi kegiatan belejarpeserta didik.
3. Tahap Observasi dan Evaluasi
Secara umum tahap observasi yang dilakukan pada siklus kedua sama dengan
observasi yang dilakukan sebelumnya. Perbedaannya hanya pada komunikasi
dengan peserta didik lebih ditingkatkan dan peserta didik lebih banyak terlibat
langsung secara aktif dalam pelaksanaan pembelajaran.
4. Tahap Refleksi
Data hasil observasi dalam siklus ini dikaji dan dianalisis untuk menentukan
keberhasilan dan kegagalan pencapaian tujuan akhir dari penelitian tindakan ini.
B. Variabel Penelitian
1. Variabel input : Peserta didik kelas 8B SMP Negeri 1 Kampar Kiri Tengah
2. Variabel proses : Penerapan media gambar
3. Variabel output : Pemahaman pembelalajaran matematika dengan pokok
bahasan teorema pythagoras
11
C. Populasi dan Sampel
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di kelas 8B SMP Negeri 1 Kampar
Kiri Tengah semester genap dengan jumlah peserta didik sebanyak 30 orang.
Pemilihan kelas ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa kreativitas belajar di kelas
ini perlu ditingkatkan sesuai dengan hasil observasi yang telah peneliti lakukan.
Selain itu pembelajaran dengan menggunakan medai gambar belum diterapkan pada
siswa kelas 8B SMP Negeri 1 Kampar Kiri Tengah.
12
dalam tes tulis dan tes praktik untuk mengetahui kemampuan dan mengukur
hasil belajar peserta didik.
c. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk melihat mata pelajaran matematika sebelum
dilaksanakan penelitian tindakan kelas, sehingga dapat mengelompokkan
siswa menjadi beberapa kelompok. Pengelompokkan berdasarkan prestasi
yang tergolong tinggi, sedang, dan rendah. Dan juga dapat digunakan untuk
mencari bukti pelaksanaan penelitian tindakan kelas.
Pengumpulan Data:
a. Menggunakan Deskripsi Kriteria
Nama :
Bidang Studi :
Tujuan Pembelajaran :
Deskripsi Kriteria :
b. Menggunakan Rubrik:
Nama :
Bidang Studi :
Tujuan Pembelajaran :
Kategori
No Aspek Mahir Cakap Layak Baru
Penilaian Berkembang
13
c. Menggunakan Interval Nilai:
Nama :
Bidang Studi :
Tujun Pembelajaran :
14
BAB IV
HASIL PENELITIAN
15
Pada evaluasi pra siklus ini, peneliti belum memperoleh ketercapaian tujuan
pembelajaran secara individual melaui tes individu. Adapun hasil tes yang telah
dilakukan dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :
16
25 RISKI DWI ARDIANSAH 65 50 Tidak Tuntas
26 RIVAN ADHIWIGUNA UTAMA 65 50 Tidak Tuntas
27 SEYNA AZZAHRA 65 60 Tidak Tuntas
28 TRI ANISA RAHMADANI 65 82 Tuntas
29 TRISNA GINA LESTARI 65 63 Tidak Tuntas
30 ULMARWAN KOMINDA IMAN 65 58 Tidak Tuntas
17
12 FATMATUL ZAHRA 2 Cukup
13 FINDRA SATRIA TAMA 2 Cukup
14 HUMAIDAH MAHLA 1 Kurang
HANIFA
15 IBNU FADIL HAMID 1 Kurang
16 IMAM JALALUDDIN 1 Kurang
17 IRGI DHAFA FAHREZA 1 Kurang
18 KESYA DWI SERUNI 1 Kurang
19 MUHAMMAD FAREL 1 Kurang
20 NABILAH RAMADIANA 3 Baik
21 NATASYA PUTRI 1 Kurang
22 NOVI SAPUTRI 2 Cukup
23 RAFI AMDAMSA 1 Kurang
24 RIDHO FADLILLAH 1 Kurang
25 RISKI DWI ARDIANSAH 1 Kurang
26 RIVAN ADHIWIGUNA 1 Kurang
UTAMA
27 SEYNA AZZAHRA 1 Kurang
28 TRI ANISA RAHMADANI 3 Baik
29 TRISNA GINA LESTARI 1 Kurang
30 ULMARWAN KOMINDA 1 Kurang
IMAN
Melihat kondisi di atas, maka penulis sangat prihatin dan mencoba untuk
memperbaikinya dengan cara mengkombinasikan beberapa metode pembelajaran dan
menggunakan media gambar sebagai alat bantu memperjelas materi.
18
A. Persiapan
Pada pertemuan pertama siklus ini dipersiapkan perangkat pembelajran sebagai
berikut
1. Menyusun perangkat ajar pada pembelajaran matematika dengan materi teorema
pythagoras.
2. Membuat Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).
3. Membuat alat evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa dalam penguasaan
materi.
4. Membuat lembar observasi untuk mengukur kegiatan pembelajaran dan aktivitas
siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
B. Kegiatan Belajar Mengajar
1. Kegiatan awal (10 menit)
a. Guru membuka pelajaran dengan salam dan doa, dipimpin ketua kelas.
b. Membaca materi teorema pythagoras.
c. Memperlihatkan kesiapan siswa dengan mengisi lembar kehadiran dan
memeriksa kerapian pakaian dan tempat duduk.
d. Apersepsi : mengaitkan pelajaran sekarang dengan pelajaran lalu dengan
mengajukan pertanyaan untuk mengingat kembali, guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan siswa mengamati peta konsep pembelajaran sekarang.
e. Motivasi : Menyanyikan Indonesia Raya, guru mengajukan pertanyaan terkait
materi yang dipelajari.
2. Kegiatan Inti (50 menit)
a. Menyimak video pembelajaran terkait materi/pokok bahasan.
b. Mengamati gambar-gambar terkait materi
c. Peserta didik diarahkan mengamati gambar.
d. (Diferensiasi proses), guru melakukan pemetaan kebutuhan belajar melalui
pertanyaan.
e. Guru memberi pancingan pertanyaan dan menjelaskan kembali materi yang
ada dalam video dan gambar.
f. Tiap siswa diberi kartu untuk dipasangkan dengan kelompok lain dan
berlomba siapa cepat menemukan gambar dengan benar.
g. Pada rubrik Kuuji Kemampuanku, siswa diarahkan memberi tanda centang
pada kolom (B) jika benar, dan (S) jika salah.
19
h. (Diferensiasi konten) yang visual bisa membaca dan mengamati gambar yang
disediakan dan video terkait materi
i. (Statement), peserta didik mendiskusikan LKPD dan mengerjakannya untuk
ke depan kelas.
j. (Data Collection), peserta didik mencari informasi yang berkaitan dengan
globalisasi, membaca bahan ajar dalam buku paket, mendiskusikannya dengan
kelompoknya.
k. (Verification), kelompok mempresentasikan hasil tugas diskusinya dalam
kelompok dan memperbaiki hasil tugas yang kurang tepat.siswa, guru
mengulang dan menjelaskan kembali materi secara utuh dan memberi
penguatan dan kesimpulan.
l. (Generalization), guru memberi apresiasi pada hasil terbaik.
3. Kegiatan Penutup (10 menit)
a. Meminta siswa untuk mengungkapkan pendapatnya terkait materi
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
b. Siswa membuat kesimpulan dibantu dan dibimbing guru.
c. Melaksanakan penilaian dan refleksi dengan mengajukan pertanyaan.
d. Merencanakan tindak lanjut dengan memberikan tugas individu atau
kelompok.
e. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
f. Berdoa dan salam.
20
No Nama Siswa Variabel yang diamati Skor Ket.
A B C
21
1 ADITYA DWIYANTO 1 Kurang
2 ADRILYAN FARREL 2 Cukup
3 ALI MUSTOFA 1 Kurang
4 ANDRE DIKI RAMADHANI 1 Kurang
5 AYOGI ANDRA 1 Kurang
FERMIANSYAH
6 AYU WANDRA AGUSTIN 2 Cukup
7 CHIKA NATASYA 2 Cukup
ANGGRAINI
8 DAFFA RAUF HABIBI 3 Baik
9 DEVI TRIANI PUJI ASTUTI 3 Baik
10 EMA RAHMAWATI 2 Cukup
11 EVRINA FRANSISCA 2 Cukup
12 FATMATUL ZAHRA 2 Cukup
13 FINDRA SATRIA TAMA 3 Baik
14 HUMAIDAH MAHLA 2 Cukup
HANIFA
15 IBNU FADIL HAMID 1 Kurang
16 IMAM JALALUDDIN 1 Kurang
17 IRGI DHAFA FAHREZA 1 Kurang
18 KESYA DWI SERUNI 3 Baik
19 MUHAMMAD FAREL 1 Kurang
20 NABILAH RAMADIANA 3 Baik
21 NATASYA PUTRI 3 Baik
22 NOVI SAPUTRI 3 Baik
23 RAFI AMDAMSA 2 Cukup
24 RIDHO FADLILLAH 1 Kurang
25 RISKI DWI ARDIANSAH 1 Kurang
26 RIVAN ADHIWIGUNA 1 Kurang
UTAMA
27 SEYNA AZZAHRA 2 Cukup
28 TRI ANISA RAHMADANI 3 Baik
29 TRISNA GINA LESTARI 3 Baik
30 ULMARWAN KOMINDA 1 Kurang
IMAN
22
Presentase konsentrasi siswa/siswi pada siklus 1 adalah sebagai berikut:
Konsentrasi Jumlah Presentase
Kurang 12 40%
Cukup 9 30%
Baik 9 30%
Berdasarkan hasil tes belajar yang akan dilaksanakan pada akhir proses pembelajaran
siklus 1, dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini:
Tabel III penilaian Tes Hasil Belajar Siswa Siklus 1
23
25 RISKI DWI ARDIANSAH 65 50 Tidak Tuntas
26 RIVAN ADHIWIGUNA UTAMA 65 50 Tidak Tuntas
27 SEYNA AZZAHRA 65 82 Tuntas
28 TRI ANISA RAHMADANI 65 82 Tuntas
29 TRISNA GINA LESTARI 65 63 Tuntas
30 ULMARWAN KOMINDA IMAN 65 58 Tidak Tuntas
D. Refleksi (Reflection)
Namun, kegiatan pembelajaran dengan menerapkan strategi media gambar pada siklus
1 belum mendapatkan hasil maksimal karena strategi belajar ini baru diterapkan
pertama kalinya sehingga membutuhkan penyesuaian terhadap siswa. Selain itu,
belum semua siswa menunjukkan konsentrasi belajar sesuai dengan yang diharapkan.
Jadi perlunya siklus berikutnya untuk memperbaiki kekurangan dalam proses
pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus sebelumnya demi mencapai
kesempurnaan proses pembelajaran.
E. Pembahasan
24
kurang kreatif sehingga siswa merasa bosan dan jenuh saat pembelajaran berlangsung.
Dalam kegiatan pembelajaran dirasa bagi peserta didik kurang menarik dan
menyenangkan karena guru hanya menggunakan strategi yang monoton yang
membuat peserta didik berbicara dengan teman sebangku dan bermain sendiri.
Setelah dilakukan berupa tes tulis yang bertujuan untuk mengetahui hasil belajar
peserta didik pada pra siklus diperoleh hasil belajar siswa yang dapat dikatakan
kurang maksimal. Kurangnya konsentrasi belajar siswa yang berdampak pada hasil
belajar mereka yang masih rendah.
Hasil penelitian di atas dapat dilihat bahwa konsentrasi siswa terhadap pembelajaran
mengalami peningkatan. Hasil penelitian ini sangat jauh dari harapan karena beberapa
faktor penghambat seperti kondisi ruang kelas yang kurang sirkulasi udaranya,
sehingga di dalam kelas teras panas dan pengap, kurangnya pencahayaan di dalam
kelas sehingga kelas terasa gelap. Siswa juga belum mampu melakukan penyesuaian
terhadap strategi yang dilakukan serta masih banyak siswa yang masih terbiasa
dengan kebiasaan belajar pasif. Maka perlu adanya tindakan siklus II di pertemuan ke
2 atau pertemuan selanjutnya.
25
pada pra siklus. Konsentrasi peserta didik dalam mengikuti pembelajaran,
namun kurang begitu maksimal. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa 30%
atau 6 siswa yang menunjukkan konsentrasi dengan baik dan 40% atau 8 siswa
yang menunjukkan konsentrasi cukup baik. Dengan begitu masih ada 30%
atau 6 siswa yang belum menunjukkan konsentrasi mereka dalam belajar.
Hasil belajar yang diperoleh pada siklus 1 mencapai 60%. Dengan demikian,
perolehan hasil belajar masih belum maksimal sehingga perlunya pelaksanaan
siklus II untuk mencapai pembelajaran yang optimal di pertemuan ke-2 atau
pertemuan selanjutnya.
b. Konsentrasi Belajar
26
Adapun perbandingan hasil penelitian yang diperoleh dalam setiap siklus
adalah sebagai berikut:
1. Hasil Presentase Konsentrasi Peserta Didik prasiklus:
27
3. Untuk memberikan keberanian dan rasa percaya diri siswa, guru memberi point
tambahan pada siswa yang aktif bertanya dan mampu menjawab pertanyaan.
4. Membuat rencana pembelajaran berupa perangkat ajar.
5. Mempersiapkan alat evaluasi berupa soal test.
6. Menyiapkan instrumen penelitian untuk proses pengumpulan data, yaitu lembar
observasi dan pedoman wawancara.
B. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
1. Pertemuan Awal
Langkah-Langkah pembelajaran pembelajaran dilaksanakan sesuai skenario
pembelajaran yang terdapat pada perangkat ajar/RPP, yaitu sebagai berikut:
A. Kegiatan Pendahuluan
Orientasi :
Guru mengucapkan salam pembuka
Berdoa bersama
Membaca dan melihat gambar-gambar terkait materi
Guru mengecek kehadiran siswa dan kesiapan belajar
Apersepsi :
Mengaitkan pelajaran lalu dengan pelajaran sekarang dengan
mengajukan pertanyaan.
Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Menjelaskan peta konsep dan alur pokok bahasan/materi
Motivasi :
Menyanyikan lagu Indonesia Raya
Mengajukan pertanyaan tentang teorema pythagoras
Mengelompokkan siswa berdasarkan kemampuannya. (Auditori, Visual,
Kinestik)
B. Kegiatan Inti
Guru dan Siswa menyimak Video tentang globalisasi serta PPT terkait
materi ajar.
Siswa memahami materi dengan cara melihat gambar atau foto terkait
materi secara teliti dan sungguh-sungguh.
Siswa diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan terkait hal-
hal yang belum dipahami.
28
Guru menjelaskan materi ajar setelah melihat tayangan video, gambar
dan lagu.
Siswa mengumpulkan informasi tentang materi yang dipelajari.
Pada Kuuji Kemampuanku, siswa diarahkan untuk memberi centang
pada jawaban (B) jika benar dan jawaban (S) jika salah.
Mengerjakan Lembar Kerja Siswa/LKPD dan setelah itu siswa
dipersilahkan untuk mempresentasikan pekerjaan ke depan kelas setiap
kelompoknya.
Guru memancing siswa untuk memberikan pernyataan yang terkait
gambar/tulisan yang berhubungan dengan pokok bahasan.
C. Kegiatan Penutup
Melakukan evaluasi hasil belajar terhadap materi yang telah
disampaikan.
Guru dan siswa menyimpulkan materi secara bersama, terutama siswa
yang dipancing untuk menyimpulkannya.
Guru dan siswa melakukan penilaian dan refleksi, serta penugasan dan
menyampaikan materi berikutnya.
Doa penutup dan salam.
D. Penilaian
Keseriusan dan partisipasi peserta didik dalam bekerja kelompok.
Keaktifan dan konstribusi peserta didik dalam diskusi.
Tes lisan, tugas soal-soal latihan.
C. Observasi Siklus II
Hasil pengamatan atau observasi dari dalam KBM yang sudah direncanakan pada
pertemuan pertama ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel Observasi kegiatan pembelajaran pertemuan pertama siklus II
29
6 AYU WANDRA AGUSTIN 65 82 Tuntas
7 CHIKA NATASYA ANGGRAINI 65 85 Tuntas
8 DAFFA RAUF HABIBI 65 90 Tuntas
9 DEVI TRIANI PUJI ASTUTI 65 90 Tuntas
10 EMA RAHMAWATI 65 82 Tuntas
11 EVRINA FRANSISCA 65 88 Tuntas
12 FATMATUL ZAHRA 65 82 Tuntas
13 FINDRA SATRIA TAMA 65 90 Tuntas
14 HUMAIDAH MAHLA HANIFA 65 70 Tuntas
15 IBNU FADIL HAMID 65 70 Tuntas
16 IMAM JALALUDDIN 65 60 Tidak Tuntas
17 IRGI DHAFA FAHREZA 65 78 Tuntas
18 KESYA DWI SERUNI 65 80 Tuntas
19 MUHAMMAD FAREL 65 60 Tidak Tuntas
20 NABILAH RAMADIANA 65 94 Tuntas
21 NATASYA PUTRI 65 90 Tuntas
22 NOVI SAPUTRI 65 80 Tuntas
23 RAFI AMDAMSA 65 78 Tuntas
24 RIDHO FADLILLAH 65 84 Tuntas
25 RISKI DWI ARDIANSAH 65 70 Tuntas
26 RIVAN ADHIWIGUNA UTAMA 65 70 Tuntas
27 SEYNA AZZAHRA 65 82 Tuntas
28 TRI ANISA RAHMADANI 65 82 Tuntas
29 TRISNA GINA LESTARI 65 63 Tuntas
30 ULMARWAN KOMINDA IMAN 65 76 Tuntas
30
A = Konsentrasi siswa ketika guru menerangkan
B = Siswa mampu mengemukakan pendapat
C = Siswa mampu menanggapi pendapat
Skor 1 = Kurang, Skor 2 = Cukup, Skor 3 = Baik
31
24 RIDHO FADLILLAH 3 Baik
25 RISKI DWI ARDIANSAH 3 Baik
26 RIVAN ADHIWIGUNA 3 Baik
UTAMA
27 SEYNA AZZAHRA 3 Baik
28 TRI ANISA RAHMADANI 3 Baik
29 TRISNA GINA LESTARI 3 Baik
30 ULMARWAN KOMINDA 3 Baik
IMAN
D. Refleksi
Berdasarkan tes yang dilakukan pada Siklus ke II penelitian, dapat dilihat bahwa hasil
belajar siswa yang diperoleh masuk dalam kategori baik/meningkat, yaitu 21 siswa
mendapat nilai Baik dari siswa 30 siswa, 3 siswa mendapat hasil Cukup, dan 6 siswa
mendapat hasil kurang karena pada aspek tertentu sudah mulai menunjukkan hasil
yang baik. Hal ini karena pembelajaran menggunakan media gambar ini mulai
dipahami oleh siswa.
E. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus yang bertujuan untuk mengetahui apakah
dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar matematika
dengan pokok bahasan teorema pythagoras yang diajarkan untuk siswa kelas 8B SMP
Negeri 1 Kampar Kiri Tengah.
Pada siklus II ini sebelum peserta didik dikelompokkan dalam beberapa kelompok,
guru mendiskusikan tentang topik pembelajaran dengan menggunakan media gambar.
Hal ini bertujuan agar dapat menarik perhatian siswa pada pelajaran yang akan
diberikan oleh guru, sehingga dapat memotivasi sisiwa untuk semakin meningkatkan
keseriusannya dalam proses pembelajaran.
32
Pada siklus II ini peneliti menggunakan metode pembelajaran dengan media gambar
yang dimaksudkan agar peserta didik termotivasi dan memahami pembelajaran
matematikan dengan pokok bahasan teorema pythagoras dan tentunya agar hasil
belajar peserta didik lebih meningkat lagi.
Pada siklus I, peserta didik terlihat kurang dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Hal ini dapat diketahui dari kurangnya rasa ingin tahu mereka terhadap materi yang
diberikan serta minimalnya pertanyaan dari materi yang diajarkan, peserta didik
umumnya merasa tidak bisa atau takut salah. Akan tetapi antusias mereka terhadap
materi pembelajaran yang diberikan cukup baik. Hal ini ditunjukkan dari rasa senang
dan ingin tahu mereka dalam mengikuti pembelajaran pertemuan kedua siklus kedua.
Pada siklus II, peserta didik mulai menunjukkan rasa ingin tahu yang cukup besar. Hal
ini dapat dilihat dari munculnya pertanyaan-pertanyaan dari peserta didik ketika guru
membuka pertanyaan. Di awal pembelajaran peserta didik tampak bersemangat
mengerjakan tugas dan berusaha mengerjakan dengan tepat waktu. Kemudian peserta
didik sudah mulai terbiasa mengikuti pembelajaran dengan media gambar. Metode ini
sudah mulai tampak bisa diterima oleh peserta didik dan suasana kelas sudah mulai
tampak hidup dan bergairah.
Kesimpulannya peneliti berusaha agar peserta didik tetap antusias dalam kegiatan
belajar mengajar, guru melanjutkan materi pembelajaran matematika dengan
menggunakan media gambar. Dalam pembelajaran ini peneliti berusaha memotivasi
peserta didik agar bekerja sama dengan baik dalam kelompok.
Secara umum hasil penelitian siklus pertama menunjukkan bahwa, penerimaan yang
positif dari peserta didik kelas 1 terhadap penggunaan media gambar dalam
pelaksanaan pembelajaran matematika. Hal ini ditunjukkan dengan adanya
peningkatan yang menggembirakan.
Berdasarkan hasil refleksi, maka untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
pembelajaran matematika dengan pokok bahasan teorema pythagoras dan untuk
mengatasi masalah pada siklus II peneliti mengambil langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Memeriksa kesiapan dan partisipasi aktif siswa agar bisa lebih memperhatikan
proses pembelajaran dalam menerapkan media gambar.
2. Memberikan penjelasan ulang dan penguatan materi langsung melibatkan siswa.
3. Memberikan umpan balik materi yang telah diajarkan agar siswa dapat lebih
memahami terhadap materi yang disampaikan.
33
4. Hendaknya guru lebih intensif dalam menggunakan waktu yang ada, agar
pembelajaran dapat tercapai.
Pada hakikatnya, metode pembelajaran digunakan untuk memudahkan guru dalam
proses pembelajaran dan dapat menarik minat dan perhatian peserta didik, dan salah
satu kriteria dalam pemilihan metode adalah dukungan terhadap isi bahan
pembelajaran dan kemudahan dalam memperolehnya. Dengan adanya media gambar,
guru diharapkan berupaya untuk mengembangkan metode tersebut agar lebih baik dan
lebih menarik.
Hambatan yang dihadapi pada penggunaan media gambar, peserta didik tampak masih
terbiasa dengan metode ceramah, sedangkan penerapan media gambar yang
diterapkan menuntut kemandirian dan kerja kelompok peserta didik.
Untuk itu peneliti berusaha untuk mengubah kebiasaan belajar peserta didik pada
siklus selanjutnya yaitu pada siklus II, kendati hal ini bukanlah hal yang mudah.
Peneliti juga dituntut untuk mengubah kebiasaan belajar yang umumnya sebagai
pemberi dan penyaji informasi menjadi sebagai fasilitator, motivator, dan
pembimbing peserta didik dalam belajar.
Pada siklus II penggunaan media gambar terlihat bahwa peserta didik sudah mulai
terbiasa dan sudah tidak mengalami perasaan takut salah serta bingung. Peserta didik
sudah mulai merasakan antusias dan senang dalam mengikuti proses belajar mengajar.
Mereka dapat menyesuaikan dan tahu apa yang harus mereka lakukan pada saat
kegiatan pembelajaran.
Kegiatan yang dilakukan secara berkelompok ternyata menumbuhkan nuansa
persaingan yang sehat antara kelompoknya shingga dapat lebih memunculkan
motivasi di antara peserta didik dalam mengikuti pembelajaran sehingga peserta didik
mulai menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi.
Secara umum, hasil penelitian siklus II menunjukkan peningkatan kemampuan siswa
dalam mempelajari pelajaran matematika dengan pokok bahasan teorema pythagoras.
Hal ini dapat ditunjukkan dari hasil tes yang telah dilaksanakan di mana siswa-siswa
yang tuntas meningkat.
Berdasarkan data dari hasil refleksi akhir, maka peneliti berupaya untuk
meningkatkan dan mempertahankan motivasi, pemahaman, dan kemampuan siswa
dalam pembelajaran matematika dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Guru melanjutkan penjelasan materi dengan menggunakan media gambar agar
peserta didik terbiasa dengan metode media gambar.
34
2. Memotivasi peserta didik agar meningkatkan hasil belajarnya dan pemahamannya
terhadap materi pembelajaran matematika.
3. Memberikan bimbingan, arahan, dan penguatan kepada individu maupun
kelompok. Dengan demikian, data-data hasil penelitian yang telah dipaparkan di
atas, maka terbukti bahwa penggunaan metode media gambar dapat meningkatkan
hasil belajar matematika pada siswa kelas 8B SMP Negeri 1 Kampar Kiri Tengah
dengan indicator keberhasilan sebagai berikut :
a. Dapat menyelesaikan permasalahan teorema pythagoras.
b. Mampu memahami teorema pythagoras dengan baik.
c. Dapat mempraktikan dan mengamalkan hasil pembelajaran dalam kehidupan
sehari-hari dengan baik.
35
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, penggunaan, dan penerapan media gambar
dalam pembelajaran dapat meningkatkan konsentrasi belajar siswa kelas 8B SMP
Negeri 1 Kampar Kiri tengah pada mata pelajaran matematika dan perningkatan hasil
belajar siswa tahun 2022.
Dari hasil penelitian tersebut maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Dengan menerapkan strategi media gambar pada mata pelajaran matematika
dengan pokok bahasan teorema pythagoras tahun pelajaran 2021/2022, mampu
meningkatkan konsentrasi belajar siswa secara bertahap.
2. Dengan menerapkan strategi media gambar pada pelajaran matematika pada siswa
kelas 8B SMP Negeri 1 Kampar Kiri Tengah mampu meningkatkan hasil belajar
siswa secara bertahap.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan ada beberapa saran yang dapat
disampaikan adalah sebagai berikut :
1. Bagi Guru
Agar proses pembelajaran yang dilaksanakan agar tidak terasa monoton dan biasa-
biasa saja, hendaknya guru menggunakan strategi pembelajaran yang dapat
mendorong atau membangkitkan siswa untuk aktif, kreatif, dan inofatif, bisa
dengan menggunakan strategi media gambar atau dengan menggunakan strategi
pembelajaran yang lainnya.
2. Bagi Siswa
36
Strategi ini sangat bermanfaat bagi siswa karena dengan strategi media gambar,
suasana pembelajaran menjadi menarik dan menyenangkan.
Daftar Pustaka
S.Margono, Metodologi Penelitian, (Jakarta : Penerbit Reineka Cipta, 2003), hlm. 53.
Sutrisno.Hadi, Metodologi Research II, (Yogyakarta : Penerbit Andi Cet. ke 26,
2001),hlm. 26.
Abdurrachman, M. (1996). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta:
Depdikbud (Proyek Pendidikan Tenaga Akademik).
American Psychiatric Association. (2013). DIAGNOSTIC AND STATISTICAL
MANUAL OF MENTAL DISORDER: FIFTH EDITION DSM-5. Washington:
American Psychiatric Publishing.
Aqib, Zaenal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Irama Widya.
37
Kemis dan Rosnawati, A. (2013). Pendidikan Anak Berkebutuhan. Khusus Tunagrahita.
Jakarta: PT. Luxima Metro Media.
Wijaya, A. (2013). Teknik Mengajar Siswa Tunagrahita. Yogyakarta: Penerbit Imperium.
Yusuf, M. dan Legowo, E. (2007). Mengatasi Kebiasaan Buruk Anak Dalam Belajar
Melalui Modifikasi Perilaku. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.
Sidi, R. R, Yuanita, N.T. (2018). Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa SMP
kelas VII pada Materi Aljbar dengan Menggunakan Strategi Joyful Learning.
A’yuni, N. (2020). Peningkatan Kemampuan Dalam Menyelesaikan Persamaan Linear
Satu Variabel (PLSV) dengan Metode STAD Pada Siswa Kelas VII SMP.
38