Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING UNTUK


MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN HASIL BELAJAR PADA MATERI
ANALISIS DATA SISWA KELAS X TKR SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
GAJAH MADA KEDUNGGALAR KABUPATEN NGAWI
2021/2022

DISUSUN oleh :
FATKUR ROHMAN, S.Pd

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN GAJAH MADA


KABUPATEN NGAWI
2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL PENELITIAN : PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN


PROJECT BASED LEARNING UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP
DAN HASIL BELAJAR PADA MATERI
ANALISIS DATA SISWA KELAS X TKR
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN GAJAH
MADA KEDUNGGALAR KABUPATEN NGAWI
2021/2022

PENULIS : FATKUR ROHMAN, S.Pd

JABATAN : Guru Matematika

TAHUN PELAJARAN : 2021/2022

Ngawi, 25 Januari 2021

Mengetahui,
Kepala Sekolah,

PRAMONO, S.T
NIP. -
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT karena rahmat dan hidayahNYA penulis dapat

menyelesaikan laporan penelitian ini dengan judul “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT

BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN HASIL BELAJAR PADA

MATERI DERET ARITMETIKA SISWA KELAS X TKR SMK GAJAH MADA KEDUNGGALAR

KABUPATEN NGAWI”

Penulisan laporan PTK ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi siswa dalam masa pembelajaran

tatap muka terbatas dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar mandiri.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan PTK ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu penulis mengharapkan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan dan kemajuan

penyusunan laporan PTK ini di masa yang akan datang.

Terimakasih penulis ucapkan untuk semua pihak yanng telah membantu dalam penyusunan laporan

PTK ini.

Ngawi, 25 Januari 2021

Guru Mapel

FATKUR ROHMAN, S.Pd


DAFTAR ISI

PENGESAHAN ....................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................................
A. Latar Belakang Masalah ...............................................................................................4
B. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ......................................................................................................... 5
E. Batasan Istilah ............................................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................
A. Landasan Teori.............................................................................................................. 7
B. Kerangka Berpikir ........................................................................................................12
BAB III METODE PENELITIAN...............................................................................................
A. Metode dan desain Penelitian ...................................................................................... 13
B. Subjek Penelitian .........................................................................................................13
C. Prosedur Penelitian .....................................................................................................13
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ............................................................................ 14
E. Analisis Data ................................................................................................................ 15
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................................
A. Hasil & Pembahasan ................................................................................................... 16
1. Hasil dan Pembahasan Siklus 1 .................................................................................
a. Hasil Penelitian Siklus I ................................................................................ 16
b. Pembahasan Siklus I ...................................................................................... 17
c. Refleksi Siklus I ............................................................................................ 18
2. Hasil dan Pembahasan Siklus 2 ................................................................................
a. Hasil Penelitian Siklus 2 ................................................................................ 19
b. Pembahasan Siklus 2 ..................................................................................... 20
c. Refleksi Siklus 2 ............................................................................................ 21
BAB V PENUTUP .............................................................................................................................
A. Kesimpulan .................................................................................................................. 23
B. Saran ........................................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. latar belakang
seperti yang tertera pada pasal 28 C bahwa “setiap orang berhak sendiri melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi seni dan
budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia” UU RI (1945:26}. Pasal 31
ayat (1) Setiap warga negara berhak mendapatkan Pendidikan (3) pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak
mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa” UUD RI (1945 : 31), Hal ini menggambarkan bahwa
pendidikan mempunyai makna penting bagi peran kehidupan karena pendidikan adalah investasi jangka panjang
dalam meningkatkan taraf kesejahteraan kehidupan manusia itu sendiri dan bangsa negaranya. Pendidikan
diupayakan menciptakan pribadi yang cerdas beriman kepada tuhan, bertakwa dan berbudi luhur.
Pendidikan didapatkan manusia sejak terlahir dan dimulainya pendidikan yaitu berawal dari lingkungan
keluarga yang secara tidak langsung membentuk sifat dan ciri khas pribadi yang unik, kemudian meluas
berinteraksi mendapat didikan dari lingkungan sekitarnya, yang sebagian besar mempengaruhi mental dan sosial
pribadi yang bersangkutan. Setelah cukup umur maka akan mendapat pendidikan formal di bangku pendidikan
persekolahan dengan jenjang-jenjang yang teratur. Dengan adanya pendidikan formal inilah diupayakan dapat
membentuk kualitas sumber daya manusia yang berilmu dan beriman, pandai, cermat, terampil, kreatif serta
produktif.
Untuk membentuk pribadi yang berkualitas tersebut tidaklah mudah karena akan banyak dijumpai berbagai
permasalahan dalam proses peningkatan untuk mencapai standar ketuntasan yang ditargetkan.
Sehubungan dengan mutu pendidikan di Indonesia khususnya di Kabupaten Ngawi sejauh ini menurut penulis
masih rendah dari apa yang diharapkan terutama pada bidang studi matematika. Minimnya penguasaan konsep
matematika berakibat siswa sulit untuk mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari..
Banyak siswa yang beranggapan bahwa Matematika itu sulit untuk dimengerti. Hal ini disebabkan karena cara
belajar yang tidak tepat yaitu seringnya menghafal rumus-rumus mengikuti langkah-langkah sesuai patokan contoh
yang diberikan belum lagi trauma di benak siswa terhadap pendidik matematika yang mengajar dengan emosional
sehingga mereka jenuh memperhatikan karena dianggap semakin diperhatikan semakin sulit akhirnya mereka
menyerah dan enggan berlatih.
Untuk menyikapi kesulitan belajar matematika tersebut, para guru harus menciptakan suasana pembelajaran
yang berbeda dengan tujuan dapat mengefektifkan dan menyenangkan menggantikan pemahaman matematika sulit
dipelajari dalam benak siswa. Solusinya yaitu para guru mencoba menggunakan berbagai model pembelajaran
untuk meningkatkan pemahaman pada konsep matematika pada sub bahasan yang disajikan.
Model pembelajaran membantu mengarahkan alur proses pembelajaran agar para buruh mudah untuk
menguasai kondisi ruang kelas, membimbing siswa bertanggung jawab untuk menyelesaikan latihan. hingga
akhirnya dampak yang dirasakan adalah siswa merasa senang, bersemangat, menyukai matematika dan kreatif
mendalami materi yang diberikan dengan rasa ingin tahu.
Model pembelajaran project based learning merupakan salah satu program yang di desain untuk membantu
guru dalam hal efektivitas penggunaan latihan-latihan yaitu lembar tugas proyek dimana pada saat kegiatan belajar
Mengajar guru memberikan tugas proyek kepada siswa agar siswa dapat berkreatifitas dalam mengerjakan atau
menentukan solusi untuk pemecahan masalah yang disajikan, hal tersebut dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk
membantu para siswa agar lebih mudah memahami materi yang dijelaskan.
Project based learning mempunyai susunan pembelajaran yang terstruktur yaitu menentukan pertanyaan
mendasar, menyusun desain perencanaan proyek, menyusun desain perencanaan proyek, melakukan monitor pada
perkembangan kinerja peserta didik, menguji hasil kinerja peserta didik keseluruhan tahap-tahap tersebut
dilaksanakan dengan sistematis dalam proses pembelajaran.
Dari uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan kelas dengan penerapan model
pembelajaran project based learning untuk meningkatkan pemahaman konsep dan hasil belajar matematika pada
siswa kelas X Teknik Kendaraan Ringan SMK Gajah Mada Kedunggalar tahun pelajaran 2021/2022

B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang diuraikan diatas maka penulis merumuskan permasalahan yang
diajukan dalam penelitian ini adalah : Apakah dengan menerapkan PBL dapat meningkatkan Pemahaman konsep
dan hasil belajar matematika pada siswa kelas X Teknik Kendaraan Ringan SMK Gajah Mada Kedunggalar
dengan pokok bahasan deret aritmetika ?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalahlah: “untuk mengetahui apakah melalui penerapan model pembelajaran project
based learning dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas kelas X Teknik Kendaraan Ringan
SMK Gajah Mada Kedunggalar Kabupaten Ngawi dengan pokok bahasan deret aritmetika”

D. Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1) Bagi siswa, Dapat meningkatkan pemahaman dalam mempelajari konsep matematika, sehingga matematika
menjadi mata pelajaran yang menarik dan mudah untuk dipelajari.
2) Bagi guru, dapat dijadikan sebagai sarana untuk mengevaluasi terhadap pembelajaran yang sudah berlangsung
dan melakukan inovasi guna pengembangan kurikulum dalam pembelajaran di kelas.
3) Bagi sekolah, dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam memotivasi guru untuk melaksanakan proses
pembelajaran matematika yang efektif dengan menerapkan model pembelajaran project based learning

E. Batasan istilah
Agar penelitian ini efektif efisien dan terarah serta menghindari penafsiran yang keliru maka penulis
membatasi permasalahan sebagai berikut:
1. Konsep yang dimaksud adalah pemahaman pada konsep matematika sub pokok bahasan penelitian yang
disajikan pada lembar proyek, mengupayakan siswa untuk mencapai standar pemahaman konsep terendah
pada level cukup dalam pengkategorian analisis data.
2. Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar bidang studi matematika pokok bahasan penelitian yang
disajikan pada lembar Proyek Komang mengupayakan siswa untuk mencapai KKM yang diberlakukan pada
sekolah tersebut.
3. Project based learning adalah model pembelajaran yang diterapkan penulis untuk waktu, mengatur kondisi
kelas, Mengarahkan serta membimbing siswa untuk ber kooperatif dan struktur proses pembelajaran dalam
penyampaian materi agar dapat dipahami guna mengupayakan peningkatan pemahaman dan hasil belajar.
4. Pokok bahasan yang disajikan yaitu: aritmatika sosial. Sub pokok bahasan yang penulis sajikan ini adalah
materi matematika Yang menjadi bahan penelitian tindakan kelas kelas X Teknik Kendaraan Ringan SMK
Gajah Mada Kedunggalar semester ganjil tahun pelajaran 2021/2022.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan teori
1. Pengertian Matematika
Matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari maupun dalam menghadapi kemajuan
iptek. aktivitas sehari-hari seperti dalam Berdagang keuntungan atau uang kembali, Memperkirakan waktu
untuk melakukan kegiatan agar tidak terlambat dan lain-lain tidak lepas dari penggunaan konsep matematika
akan tetapi pandangan umum banyak yang tidak menyadarinya, mereka menganggap matematika hanyalah
sekumpulan angka-angka yang tersusun padahal angka-angka tersebut hanyalah simbol yang merupakan ciri
khas di dalam matematika titik simbol-simbol ini bersifat artifisial yaitu akan memiliki arti bila dikenakan
pada suatu konteks.
Matematika merupakan ilmu dasar bernalar, melatih kemampuan otak kiri dan mengasah ketelitian
otak kanan. dikarenakan di dalam matematika banyak dijumpai perhitungan-perhitungan baik dalam bentuk
angka maupun cerita dengan berbagai cara penyelesaian. matematika memaksimalkan fungsi otak kanan dan
otak kiri untuk bekerja secara sistematis. istilah matematika menurut bahasa Latin (manthanein atau mathema)
Yang berarti belajar atau hal yang dipelajari, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran.
Menurut Soerjono (1988:5) Mengemukakan beberapa pengertian matematika titik diantaranya,
matematika diartikan sebagai cabang ilmu pengetahuan yang eksak dan terorganisasi secara sistematik. Selain
itu, matematika merupakan ilmu pengetahuan tentang penalaran yang logis dan masalah yang berhubungan
dengan bilangan.
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Matematika didefinisikan sebagai ilmu
tentang bilangan, hubungan antara bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian
masalah mengenai bilangan. (Tim penyusun, 2012:888)
Secara umum definisi matematika dideskripsikan sebagai struktur yang terorganisir karena
didalamnya terdapat penyusunan yang sistematis, sebagai alat dalam pemecahan berbagai masalah sehari-hari
yang berkaitan dengan perhitungan, berpola pikir deduktif yaitu teori atau pernyataan dalam matematika
dapat Diterima kebenarannya apabila telah dibuktikan secara umum sekaligus sebagai cara bernalar yang logis
dan menciptakan pola-pola yang kreatif.
Berdasar pendapat di atas, maka disimpulkan bahwa matematika bukanlah ilmu yang sulit untuk
dipelajari justru akan banyak memperoleh manfaat di dalamnya karena merupakan dasar dari segala
pengetahuan titik Apabila memiliki dasar yang kuat maka akan mudah untuk mendalami pengetahuan lainnya.
matematika membentuk karakter disiplin yang didasarkan pada berpikir logis, konsisten, inovatif dan kreatif
serta bertanggung jawab.

2. Pengertian Belajar
Secara umum belajar adalah proses usaha yang dilakukan secara sadar untuk mencari tahu sesuatu hal
yang belum diketahui sebelumnya. belajar dilakukan di mana saja, di rumah di sekolah nah dan lain
sebagainya, belajar dapat berbentuk teori maupun praktek yang sifatnya konkret ataupun abstrak sehingga
berdampak pada perubahan tingkah laku yang relatif menetap dan menjadi kebiasaan.
Namun secara khusus belajar dalam bidang pendidikan merupakan fungsi atau lebih penting kritik
pendidikan identik dengan belajar, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak akan pernah ada pendidikan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia belajar diartikan "berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu".
(2012: 23). Pendapat para ahli sangatlah beraneka ragam dalam mengartikan pengertian belajar, namun
demikian dalam beberapa hal tertentu mereka sepakat dengan Penggunaan istilah "berubah" dan "tingkahlaku".
Seperti yang telah dijelaskan oleh Muhibbin Syah (2010, 90) Ada Bu buku psikologi pendidikan belajar dapat
dikaji dari beberapa sudut pandang sebagai berikut:
secara kuantitatif ( Tinjau dari sudut jumlah), Belajar berarti kegiatan pengisian atau
pengembangan pengetahuan kompetitif dengan fakta sebanyak-banyaknya. jadi, belajar dalam hal ini
dipandang dari sudut banyaknya materi yang dikuasai siswa.
Secara institusional ( Tinjauan kelembagaan), Belajar dipandang sebagai proses pada titik
validasi "atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materi materi yang telah dipelajari titik
bukti institusi Tunjukkan siswa telah belajar dapat diketahui seusai proses mengajar, Ukurannya
semakin baik untuk guru mengajar akan semakin baik pula maupun perolehan siswa yang kemudian
dinyatakan dalam bentuk skor.
Sejarah kualitatif ( Tinjauan mutu) Belajar ialah proses memperoleh arti-arti dan
pemahaman-pemahaman Serta cara cara menafsirkan dunia di sekeliling Siswa. belajar dalam
pengertian ini difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk
memecahkan masalah yang Kini Dan Nanti dihadapi siswa

Dengan memperhatikan berbagai pengertian belajar maka penulis menyimpulkan belajar adalah
suatu proses psikis yang berlangsung selama hidup dalam interaksi baik melalui pengalaman pelatihan dan
praktek di bangku pendidikan maupun lingkungannya yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan pemahaman rumah keterampilan sikap yang bersikap relatif menetap dan pada akhirnya menjadi
kebiasaan kearah yang lebih maju dari keadaan sebelumnya.

3. Proses Belajar Mengajar


Proses dalam bahasa Latin "processus" Yang berarti tanda putih Berjalan ke depan ". ini mempunyai
arti yang sama dengan urutan langkah yang mengarah pada suatu tujuan titik seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya belajar adalah usaha perubahan hal ini berfokus pada siswa. Sedangkan guru adalah pada saat
sedang mengajar yaitu membimbing, Mengarahkan atau mengorganisir pembelajaran. Mengajar adalah suatu
rangkaian kegiatan menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa agar dapat diterima, dipahami, dikuasai dan
dikembangkan.
Dalam proses belajar mengajar dalam lingkungan pendidikan melibatkan guru sebagai stimulus
keduanya saling berinteraksi mempengaruhi dan memberi masukan dan dalam proses Pembelajaran yang
efektif antara stimulus dan respon ini berlangsung secara timbal balik dan aktif.
Dari definisi belajar dan mengajar yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan proses belajar
mengajar adalah suatu aktivitas yang tersistem menciptakan hubungan timbal balik antara siswa dan guru
untuk mencapai tujuan yang direncanakan.
4. Pemahaman Konsep
Menurut Bell (1981, 117) Siswa yang menguasai konsep dapat mengidentifikasi dan mengerjakan soal
baru yang lebih bervariasi.
Pemahaman berasal dari kata "paham" dalam kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan menjadi
"benar" (2012, 998) Mendapat awalan "pe” yang berarti kata kerja aktif yaitu proses perbuatan memahami dan
kata "konsep" diartikan sebagai “rancangan/buram” (2012, 725). Seseorang dikatakan paham terhadap suatu
konsep, apabila orang tersebut mengerti benar dan mampu menjelaskan rancangannya.
Dari uraian diatas Pemahaman konsep matematika sangatlah menjadi dasar terpenting karena disusun
secara berurutan sehingga konsep sebelumnya akan digunakan untuk konsep selanjutnya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Pemahaman konsep matematika adalah kemampuan
berpikir dan bertindak untuk memahami definisi pengertian, ciri khas inti/isi Dari materi matematika dan
berkemampuan untuk menggunakan prosedur penyelesaian yang tepat serta efisien.

5. Hasil Belajar
Hasil belajar matematika yang diberikan oleh guru dapat dijadikan motivasi bagi siswa dalam
meningkatkan mutu pengembangan dirinya. hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu atau
segala usaha yang dilakukan sebelumnya.
Sebagaimana yang dikemukakan Sudjana (2005: 3) "hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku
yang mencakup bidang politik, afektif dan psikomotor Yang dimiliki siswa setelah menerima belajarnya ".
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah nilai yang diperoleh siswa setelah
melibatkan secara langsung seluruh potensi yang dimilikinya baik aspek kongnitif (pengetahuan), afektif
(sikap) dan psikomotor (keterampilan) dalam proses belajar mengajar dengan model pembelajaran project
based learning.
6. Project Based Learning
Project based learning adalah model pembelajaran berupa tugas nyata seperti kerja proyek,
berkelompok, dan mendalam untuk mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna. Adapun
pengertian project based learning menurut para ahli adalah sebagai berikut.
➢ Menurut Goodman dan Stivers, yaitu pendekatan pengajaran yang dibangun di atas kegiatan
pembelajaran dan tugas nyata yang memberikan tantangan bagi peserta didik yang terkait dengan
kehidupan sehari-hari untuk dipecahkan secara berkelompok.
➢ Menurut Made Wena, yaitu model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada pendidik untuk
mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek.
➢ Menurut Grant, yaitu model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik untuk melakukan suatu
investigasi yang mendalam terhadap suatu topik.
➢ Menurut Afriana, yaitu model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan memberikan
pengalaman belajar bermakna bagi peserta didik.
➢ Menurut Fathurrohman, yaitu model pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai
sarana pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Dengan diterapkannya suatu model pembelajaran tentu mengandung tujuan yang hendak dicapai.
Adapun tujuan project based learning adalah sebagai berikut.
➢ Melatih sikap proaktif peserta didik dalam memecahkan suatu masalah.
➢ Mengasah kemampuan peserta didik dalam menguraikan suatu permasalahan di kelas.
➢ Meningkatkan keaktifan peserta didik di kelas dalam menyelesaikan permasalahan yang kompleks
sampai diperoleh hasil nyata.
➢ Mengasah keterampilan peserta didik dalam memanfaatkan alat dan bahan di kelas guna menunjang
aktivitas belajarnya.
➢ Melatih sifat kolaboratif peserta didik.
Sintak pembelajaran merupakan tahapan atau fase yang harus dikerjakan pada pembelajaran. Dengan
adanya sintak, alur kegiatan pembelajaran menjadi jelas dan terstruktur. Adapun sintak model
pembelajaran project based learning adalah sebagai berikut:
➢ Menentukan pertanyaan mendasar
Sebelum masuk ke materi, guru harus memberikan pertanyaan mendasar terkait materi yang akan
dipelajari. Pertanyaan tersebut bisa dikemas dalam studi kasus di dunia nyata dilanjutkan dengan
penelusuran lebih mendalam.
➢ Menyusun desain perencanaan proyek
Penyusunan desain proyek bersifat kolaboratif. Artinya, kerja sama antara guru dan peserta didik.
Pada desain ini memuat sejumlah poin, misalnya aturan main, aktivitas, dan presentasi.
➢ Membuat jadwal aktivitas
Setelah guru dan peserta didik menyusun desain perencanaan proyek dilanjutkan dengan membuat
jadwal aktivitas. Adapun contoh jadwal aktivitasnya adalah sebagai berikut:
▪ Menentukan timeline pengerjaan
▪ Menentukan deadline pengerjaan
▪ Menentukan perencanaan baru untuk menyelesaikan proyek
▪ Memberikan bimbingan bagi peserta didik yang menggunakan cara di luar proyek.
➢ Melakukan monitor pada perkembangan kinerja peserta didik
Selama peserta didik mengerjakan proyek yang ditugaskan, guru harus aktif memonitor kegiatan
mereka. Hal itu bertujuan untuk menjaga agar suasana belajar tetap kondusif. Kegiatan monitor bisa
dilakukan menggunakan alat perekam atau rubrik.
➢ Menguji hasil kinerja peserta didik
Tingkat pencapaian peserta didik dalam menyelesaikan proyek yang ditugasnya akan diuji dan
dinilai oleh guru. Penilaian ini diharapkan bisa memberikan umpan balik bagi pemahaman peserta didik.
Hasil kinerja juga bisa digunakan oleh guru untuk menyusun strategi pada pembelajaran selanjutnya.
➢ Mengevaluasi pengalaman
Evaluasi pengalaman berupa refleksi dari kegiatan yang sudah dijalankan. Pada tahap ini guru bisa
melakukan diskusi ringan dengan peserta didik terkait pengalaman selama mengerjakan proyek.
1. Deret Aritmetika
Suatu Deret bilangan dengan pola tertentu dengan selisih antara dua suku yang
berurutan selalu tetap disebut Deret Aritmetika. Jadi Deret aritmetika adalah suatu deret
yang diperoleh dari menjumlahkan suku-suku pada barisan aritmetika.
Dari barisan aritmetika: U1, U2, U3, U4, … … …, Un.
Dapat dibentuk deret aritmetika: U1 + U2 + U3 + U4 + … … … + U10

Jumlah 4 suku pertama deret aritmetika: S₄

Jumlah 10 suku pertama deret aritmetika: S10

Perhatikan tabel berikut


Rumus Deret Aritmetika:

𝑺𝒏 = 𝒏 (𝟐𝒂 + (𝒏 − 𝟏)𝒃) (a) atau 𝑺𝒏 = 𝒏 (𝒂 + 𝑼𝒏)

Ket: 𝑺𝒏 : Jumlah n suku pertama


𝑼𝒏 : Suku ke-n
𝒏 : Banyak suku
𝒂 : Suku Pertama
𝒃 : beda (𝑼𝟐 − 𝑼𝟏)

(b) Contoh Soal dan Pembahasan

a. Carilah suku ke 50 dari barisan 2,4,6,8,... dan hitunglah jumlah 50 suku pertama!
Jawab:
Diketahui a=2,b=2 dan
n=50Un=a+(n−1)b
U50=2+(50−1)
2U50=2+(49)2
U50=2+98
U50=100
Jadi suku ke 50 adalah 100

Sn=n2(a+Un)
S50=502(2+100
)S50=25×102
S50=2550
Jadi jumlah 50 suku barisan Aritmetika diatas adalah 2250
b. Tentukan jumlah 31 suku pertama dari 1,3,5,7,...
Jawab:

Diketahui a=1,b=3−1=2,n=31
𝑆𝑛 = 𝑛 [2𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏]
2

31
𝑆31 = [2.1 + (31 − 1)2]
2
31
𝑆31 = [2 + (30)2]
2
31
𝑆31 = 2 [2 + 60]
31
[62]
𝑆31 = 2
𝑆31 = 31 𝑥 31
𝑆31 = 961

Gimana, mudah kan?


Masih ada bentuk lain dari pengembangan rumus deret Aritmetika, hubungan ini dinamakan hubungan
rekursif Un terhadap Sn. Berikut adalah pembuktian rumus hubungan Un dan Sn.

4). Jika jumlah n suku pertama barisan Aritmetika 𝑆𝑛 =𝑛 (2𝑛 − 10), tentukanlah!
2

(a). Beda
(b). Suku ke-n
(c). Suku ke-
10 Jawab:
B. Kerangka berpikir
Pembelajaran matematika adalah pengasahan kemampuan bernalar menggunakan konsep yang
tepat. proses peningkatan kemahiran siswa tidak lepas dari bimbingan guru titik berurutan mempunyai
cara tersendiri untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan titik salah satunya
dengan menerapkan model pembelajaran pjbl yang berciri khas lembar proyek berupa latihan -latihan
untuk meningkatkan kemampuan siswa memahami konsep dan mengaplikasikan konsep dalam
kehidupan sehari-hari. Pemahaman konsep sangat penting karena apabila siswa diberi latihan yang
bervariasi akan dapat menentukan penyelesaiannya dengan mudah. dan hasil yang diperoleh akan
nampak pada hasil belajar hal ini akan menjadi salah satu motivasi siswa untuk selalu bersemangat
mempelajari pelajaran matematika.
Melalui penerapan pjbl penulis berharap dapat meningkatkan Pemahaman konsep dan hasil
belajar.
Skema berpikir dengan menggunakan model pembelajaran project based learning (PJBL) :

Masalah Masalah

Rendahnya pemahaman
konsep & hasil belajar Model pembelajaran
project based learning (PJBL)

Harapan

Peningkatan pemahaman
konsep & hasil belajar Penerapan model
pembelajaran project based
learning (PJBL)
BAB III

Metode penelitian

A. Metode dan Desain Penelitian


Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) Dan model penelitian yang digunakan
adalah Kurt Lewin. penelitian ini dilakukan selama 2 siklus, dimana dalam satu siklus dalam model
Kurt Lewin terdiri dari 4 hal yakni : perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
Desain penelitian Kurt Lewin (Wina Sanjaya, 2009:50) Sebagai berikut
Perencanaan

Refleksi Tindakan

Observasi
Gambar 3.1 model penelitian tindakan model Kurt Lewin

C. Subjek Penelitian
Penelitian dilaksanakan anak SMK Gajah Mada Kedunggalar dan yang dijadikan subjek
adalah siswa kelas X TKR tahun pelajaran 2021/2022 semester genap berjumlah 24 orang siswa.
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini direncanakan selama 2 siklus. Apabila hasil yang diperoleh belum mencapai
indikator keberhasilan yang ditentukan, maka akan dilanjutkan siklus berikutnya. siklus penelitian
akan berakhir jika hasil yang diperoleh telah sesuai dengan indikator penelitian. Setiap siklus
meliputi empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Langkah-langkah
dalam tiap siklus adalah sebagai berikut :

1. Siklus 1
a. Tahap perencanaan
Pada tahap ini peneliti menyusun kelengkapan mengajar, yaitu:
1) Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran
Rencana pembelajaran ini akan digunakan sebagai pedoman guru dalam
pelaksanaan pembelajaran tentang materi yang akan dipelajari.
2) Menyiapkan lembar proyek kelompok
lembar proyek berisi latihan/puisi yang akan dikerjakan siswa secara
berkelompok.
3) Menyiapkan lembar proyek Individual
lembar proyek berisi latihan/kuis yang akan dikerjakan siswa secara individu.
4) Menyiapkan lembar observasi
Lembar observasi ini digunakan untuk mengamati pelaksanaan pembelajaran
melalui model pembelajaran project based learning.
5) Menyiapkan lembar tes
Lemmbar tes akan digunakan sebagai alat evaluasi yang akan diberikan di akhir
siklus
6) Menyiapkan media pembelajaran
Menyiapkan alat-alat pendukung yang digunakan untuk penyampaian Materi
b. Tahap tindakan
Kegiatan yang dilakukan peneliti dalam tahap ini adalah:
1) Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan motivasi
2) Menjelaskan materi
3) Membagi siswa yang terdiri dari 4 sampai 5 siswa
4) Siswa melakukan aktivitas sesuai petunjuk yang telah disusun dalam lembar
proyek
5) Memberikan pekerjaan rumah kepada siswa sebagai pendalaman
c. Tahap observasi
Pada tahap ini peneliti mengamati segala aktivitas siswa selama kegiatan belajar
mengajar dan:
1) Mencatat kegiatan siswa pada lembar observasi yang telah disiapkan
2) Mengumpulkan data melalui lembar proyek dan tes
3) Melakukan evaluasi terhadap data yang ada
d. Tahap refleksi
Pada tahap ini peneliti mencari alternatif untuk mengatasi kekurangan dan hambatan
yang dihasilkan dari data observasi dan evaluasi. Kemudian memperbaikinya akan
diladakan Pada siklus selanjutnya
2. Siklus lanjutan
Kegiatan yang dilakukan pada siklus lanjutan dirancang dengan mengacu pada hasil
refleksi pelaksanaan pembelajaran pada siklus sebelumnya. kegiatan pada siklus lanjutan
tersebut meliputi perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Hasil refleksi pada siklus
lanjutan ini merupakan langkah penting untuk menentukan apakah penelitian akan
dihentikan ataukah dilanjutkan.
E. Teknik dan alat Pengumpulan data
Teknik dan alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Data yang dikumpulkan berdasar pada lembar observasi yang telah disiapkan titik
observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa selama kegiatan belajar
mengajar.
2. Tes
Dalam penelitian ini terdiri atas tes siklus 1 dan siklus lanjutan yang diberikan pada
tiap akhir siklus.
3. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh dalam observasi.
Dokumentasi yang dimaksud peneliti adalah lembar proyek siswa, daftar nilai dan foto-foto.
F. Analisis Data
Data yang terkumpul berupa hasil observasi, hasil lembar proyek kelompok, hasil lembar
proyek individu dan hasil tes dianalisis untuk mengetahui pelaksanaan dan hambatan-hambatan
yang terjadi selama pembelajaran.
Februaries dan Haryono (2012 : 94) analisis data dilakukan selama dan setelah
pengumpulan data. Data yang terkumpul dianalisis sebagai berikut:
1. Persentase keberhasilan tindakan dihitung dengan menggunakan skor setiap siswa dari hasil
observasi selanjutnya dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑒𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓𝑎𝑛 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 = 𝑥100%
∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
2. Penentuan taraf keberhasilan secara klasikal dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
∑ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑏𝑒𝑟ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑘𝑒𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓𝑎𝑛 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑠𝑒𝑐𝑎𝑟𝑎 𝑘𝑙𝑎𝑠𝑖𝑘𝑎𝑙 = 𝑥100%
∑ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
Penilaian keaktifan belajar siswa didasarkan pada hasil observasi selama pelaksanaan
proses pelaksanaan tindakan Pada siklus satu dan siklus lanjutan. Indikator yang dijadikan penentu
tingkat keberhasilan penelitian tindakan dituju dari keaktifan belajar siswa selama presentasi.
Persentase keberhasilan tindakan dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑐𝑎𝑝𝑎𝑖


𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑘𝑒𝑏𝑒𝑟ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓𝑎𝑛 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 = 𝑥100%
∑ 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚

No. Nilai Keaktifan Taraf Keberhasilan

1 85 – 100 A Ssangat Baik)

2 70 – 84 B (Baik)

3 55 – 69 C (Cukup)

4 40 – 54 D (Kurang)

5 ≤ 39 E (Sangat Kurang)

Tabel 3.1 skala Februaries dan Haryono (2012)


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil dan pembahasan
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 12 Januari sampai 12 Februari 2021, Penelitian ini terdiri
dari dua siklus. masing-masing siklus dilaksanakan dalam empat kali pertemuan dengan rincian
tiga kali pertemuan untuk kegiatan pembelajaran dan satu kali pertemuan untuk tes siklus.
1. Hasil Penelitian dan Pembahasan Siklus 1
a. Hasil penelitian siklus 1
Dari pelaksanaan siklus 1 diperoleh data hasil belajar kelompok (lampiran 9),
Hasil belajar individu, hasil evaluasi tes siklus (lampiran 10) Dan hasil observasi
aktivitas siswa terhadap pembelajaran di setiap pertemuan sebagai berikut:
1) Pemahaman konsep dan hasil Belajar matematika
Berdasarkan pengamatan Pembelajaran dengan model project based
learning (PJBL) diperoleh data hasil evaluasi tes akhir siklus 1 (lampiran 10)
munjukkan nilai rata-rata yang dicapai siswa adalah 50,04.
Hasil analisis statistik skor tes Matematika kelas X SMK Gajah Mada
Kedunggalar, pokok bahasan aritmatika sosial pada siklus 1 adalah sebagai
berikut:
Statisti Nilai Statistik
Subjek 23
Skor ideal 100
Skor tertinggi 91
Skor terendah 14
Rentang skor 77
Skor rata-rata 50,04
Tabel 4.1 statistik skor tes siklus 1

Dari tabel diatas menunjukkan hasil tes matematika bervariasi dari skor
terendah 14 sampai skor tertinggi 91. dari 23 siswa yang dapat mencapai standar
ketuntasan belajar sebanyak 4 siswa atau sebesar 17, 39% dari keseluruhan
jumlah siswa, sedangkan siswa yang belum tuntas belajar sebanyak 19 sebesar
82,61% dari jumlah siswa. Jika nilai rata-rata hasil tes siklus 1 dikategorikan ke
dalam skala lima Februaries dan Haryono (tabel 3.1) maka hasil belajar tersebut
berada pada kategori rendah, dan diperoleh distribusi frekuensi skor seperti pada
tabel di bawah ini:
No. Nilai Keaktifan Taraf Frekuensi Persentase
Keberhasilan
1 85 – 100 A (Sangat baik) 2 8,7%
2 70 – 84 B (Baik) 2 8,7%
3 55 – 69 C (Cukup) 8 34,78%
4 40 – 45 D (Kurang) 1 4,35%
5 ≤ 39 E (Sangat kurang) 10 43,48%
Tabel 4.2 distribusi frekuensi dan persentase hasil belajar

Pada tabel pengkategorian diatas terlihat bahwa dari 23 siswa (subbjek


penelitian) Maka persentase data yang diperoleh adalah banyaknya siswa yang
berada pada kategori E (sangat kurang) sebesar 43,408% atau sebanyak 10 siswa
Kemudian pada kategori D (kurang) sebesar 4,35% atau sebanyak 1 siswa, pada
kategori C (cukup) sebesar 34,78% atau sebanyak 8 siswa, pada kategori B (baik)
sebesar 8,7% atau sebanyak 2 siswa pada kategori A (sangat baik) sebesar 8,7%
yaitu sekitar 2 siswa.
2) Hasil observasi aktivitas siswa
Dari data yang diperoleh selama pertemuan siklus 1 menunjukkan
rata-rata aktivitas siswa pada pertemuan pembelajaran pertama mencapai
23,04% (lampiran 1), pertemuan pembelajaran kedua mencapai 34,35%
(lampiran 2) dan pertemuan pembelajaran ketiga 33,428% (lampiran 3).
Sehingga diperoleh data keseluruhan rata-rata aktivitas siswa selama
siklus 1 mencapai 30,29% (lampiran 7).

b. Pembahasan siklus Satu


Pelaksanaan penelitian Pada siklus 1 Belum menunjukkan bahwa model
pembelajaran project based learning dapat meningkatkan pemahaman konsep
dan hasil belajar, hal ini dilihat dari rata-rata keaktifan dan nilai rata-rata
evaluasi siswa yang belum mencapai hasil ketuntasan yang diharapkan peneliti
pada siklus 1 di setiap pertemuan pembelajaran.
Hasil penelitian Pada siklus 1 antara lain sebagai berikut:
1) Pemahaman konsep dan hasil belajar matematika
Dari hasil analisis lembar proyek 1 kerja kooperatif dan lembar
proyek 2 (seatwork) Serta hasil evaluasi akhir siklus 1 (lampiran 9 & 10)
diperoleh nilai rata-rata yang sangat minim yaitu:
a) Kerja kooperatif (kelompok)
(1) Pertemuan pertama diperoleh nilai rata-rata 20,00 dengan skor
tertinggi 30,0 dan skor terendah 10,0
(2) Pertemuan kedua diperoleh nilai rata-rata 19,57 dengan skor
tertinggi 40,0 dan skor terendah 5,0
(3) Pertemuan ketiga diperoleh nilai rata-rata 34,87 dengan skor
tertinggi 43,0 dan skor terendah 25,0
b) seatwork (individu)
(1) Pertemuan pertama diperoleh nilai rata-rata 50,00 dengan skor
tertinggi 80,0 dan skor terendah 20,0
Pertemuan kedua diperoleh nilai rata-rata 42,17 dengan skor
(2)
tertinggi 60,0 dan skor terendah 10,0
(3) Pertemuan ketiga diperoleh nilai rata-rata 30,00 dengan skor
tertinggi 50,0 dan skor terendah 10,0
c) Evaluasi akhir siklus diperoleh nilai rata-rata 50,04 dengan skor
tertinggi 9 1,0 dan skor terendah 14,0 dan ketuntasan belajar dicapai
sebanyak 4 siswa atau sebesar 17,39% dari keseluruhan jumlah siswa.
2) Aktivitas siswa
Dari lembar observasi Pada siklus 1 pertemuan pertama kedua
dan ketiga, diperoleh data sebagai berikut:
a) Kehadiran siswa dalam mengikuti pelajaran pada pertemuan pertama
sebesar 100%, pertemuan kedua 91%, pertemuan ketiga 96%.
b) Siswa yang mengerjakan PR pada pertemuan kedua 91% dan pertemuan
ketiga 96%.
c) Siswa yang dapat memahami konsep pada pertemuan pertama 26%,
kedua 35% dan pada pertemuan ketiga tidak satupun siswa yang
dapat memahami konsep. Pemahaman konsep dilihat dari
kemampuan individu siswa (Mengerjakan lembar proyek 2) Dengan
nilai terendah mencapai kategori cukup yaitu berkisar 55-69.
d) Siswa yang bertanya kepada guru/peneliti pada pertemuan pertama
9%, pertemuan kedua dan ketiga 17%.
e) Siswa yang dapat Menjawab pertanyaan guru/peneliti pada
pertemuan pertama 4%, kedua 17%, pertemuan ketiga 22%.
f) Dari lima kelompok pada pertemuan pertama, kedua dan ketiga tidak
satupun kelompok yang dapat Mengerjakan tugas dengan baik (70-
84). Data dilihat dari analisis kerja kooperatif (lembar proyek 1)
g) Dari 23 siswa yang kreatif membantu teman satu kelompok pada
pertemuan pertama sebesar 65%, kedua 74%, pertemuan ketiga 87%.
h) Pada pertemuan pertama tidak ada siswa yang dapat memberikan
tanggapan hasil pekerjaan temannya di papan tulis. Namun pada
pertemuan kedua dan ketiga ada 2 siswa dapat memberi tanggapan
hasil pekerjaan temannya di papan tulis yaitu berkisar 9%.
i) Pada pertemuan pertama siswa yang dapat mengerjakan tugas
dengan baik sebesar 22%, namun pada pertemuan kedua dan ketiga
tidak ada siswa yang dapat mengerjakan tugas dengan baik (70-80).
Data dilihat dari analisis kerja individu (Lembar proyek 2).
j) Dari 23 siswa yang dapat mengerjakan tugas di papan tulis pada
pertemuan pertama sebesar 4%, pertemuan kedua dan ketiga sebesar
9%.

c. Refleksi siklus 1
Dari uraian diatas menunjukkan pada siklus 1 belum dapat mencapai
hasil yang diharapkan. Ketidakberhasilan terjadi karena peneliti maupun siswa
baru pertama kali melaksanakan model pembelajaran ini dan masih pada tahap
penyesuaian di dalam pembelajaran, sehingga peneliti maupun siswa belum
mempunyai pengalaman terhadap pembelajaran yang dilaksanakan. Oleh sebab
itu diadakan perbaikan pada siklus selanjutnya dengan memberi motivasi
kepada siswa secara mental agar lebih siap, kreatif, inovatif dan bertanggung
jawab dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
project based learning.

2. Penelitian dan Pembahasan siklus 2


a. Hasil penelitian siklus 2
Dari pelaksanaan siklus 2 diperoleh data hasil belajar kelompok
(lampu), hasil belajar individu, hasil evaluasi tes siklus (lampiran 12) dan
hasil observasi aktivitas siswa terhadap pembelajaran di setiap pertemuan
sebagai berikut:
1) Pemahaman konsep dan hasil belajar matematika
Setelah diadakan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran project based learning data hasil evaluasi tes akhir
siklus 2 (lampiran 12) menunjukkan nilai rata-rata yang dicapai siswa
adalah 87,00.
Hasil analisis statistik skor tes Matematika kelas XI SMK Gajah
Mada kedunggalar, pokok bahasan aritmatika sosial pada siklus 2 adalah
sebagai berikut:

Statisti Nilai Statistik


Subjek 23
Skor ideal 100
Skor tertinggi 99
Skor terendah 61
Rentang skor 38
Skor rata-rata 87,00
Tabel 4.1 statistik skor tes siklus 2

Dari 23 siswa yang dapat mencapai standar ketuntasan belajar


sebanyak 21 siswa atau sebesar 91,30% dari keseluruhan jumlah siswa,
sedangkan siswa yang belum tuntas belajar sebanyak 2 siswa atau sebesar
8,7% dari jumlah siswa. Jika nilai rata-rata hasil tes siklus 2 dikategorikan
ke dalam skala lima februaries dan Haryono (Tabel 3.1) maka hasil belajar
tersebut berada pada kategori sangat baik, dan diperoleh distribusi
frekuensi persentase skor seperti pada tabel di bawah ini:

No. Nilai Keaktifan Taraf Frekuensi Persentase


Keberhasilan
T 1 85 – 100 A (Sangat baik) 14 60,87%
abel 2 70 – 84 B (Baik) 7 30,43%
4.2
distrib
3 55 – 69 C (Cukup) 2 8,7%
usi 4 40 – 45 D (Kurang) 0 0%
frekue
5 ≤ 39 E (Sangat kurang) 0 0%
nsi
dan persentase hasil belajar
Pada tabel pengkategorian diatas terlihat bahwa dari 23 siswa
(subjek penelitian) maka persentase data yang diperoleh adalah
banyaknya siswa yang berada pada kategori A (Sangat baik) sebesar
60,87% atau sebanyak 14 siswa kemudian pada kategori B (Baik) sebesar
30,43% atau sebanyak 7 siswa, pada kategori C (Cukup) sebesar 8,7%
atau sebanyak 2 siswa, sedangkan pada kategori D (Kurang) dan E
(Sangat kurang) Sebesar 0% atau tidak ada satu siswapun berada pada
kategori D dan E.

2) Hasil observasi aktivitas siswa


Dari data yang diperoleh selama pertemuan siklus 2 menunjukkan
rata-rata aktivitas siswa pada pertemuan pembelajaran kelima mencapai
56,52% (lampiran 4), pertemuan pembelajaran keenam mencapai 59,13%
(lampiran 5) dan pertemuan pembelajaran ketujuh mencapai 61,74%
(lampiran 6). Sehingga diperoleh data keseluruhan rata-rata aktivitas
siswa selama siklus dua mencapai 59,13% (lampiran 7).

b. Pembahasan siklus 2
Pelaksanaan penelitian pada siklus 2 telah menunjukkan bahwa model
pembelajaran project based learning dapat meningkatkan pemahaman konsep
dan hasil belajar, hal ini dilihat dari rata-rata keaktifan dan nilai rata-rata
evaluasi siswa yang dapat mencapai hasil ketuntasan sesuai harapan peneliti
pada siklus 2 di setiap pertemuan pembelajaran.
Hasil penelitian Pada siklus 2 antara lain sebagai berikut:
1. Pemahaman konsep dan hasil belajar matematika
Dari hasil analisis lembar proyek 1 (kerja kooperatif) dan lembar
proyek 2 (seatwork) serta hasil akhir siklus 2 (lampiran 11 dan
12) diperoleh nilai rata-rata yang sangat diharapkan yaitu:
a) Kerja kooperatif (kelompok)
(1) Pertemuan kelima diperoleh nilai rata-rata 97,17 dengan skor
tertinggi 99,0 dan skor terendah 95,5.
(2) Pertemuan keenam diperoleh nilai rata-rata 90,85 dengan skor
tertinggi 98,0 dan Daftar lembah 92,0.
(3) Pertemuan ketujuh diperoleh nilai rata-rata 74, 80 dengan skor
tertinggi 80,0 dan skor terendah 70,0.
b) Seatwork (individu)
(1) Pertemuan kelima diperoleh nilai rata-rata 72,17 dengan skor
tertinggi 90,0 dan skor terendah 40,0.
(2) Pertemuan keenam diperoleh nilai rata-rata 79,13 dengan skor
tertinggi 90,0 dan skor terendah 40,0.
(3) Pertemuan ketujuh diperoleh nilai rata-rata 68,26 dengan skor
tertinggi 80,0 dan skor terendah 50,0
c) Evaluasi akhir siklus diperoleh nilai rata-rata 87,00 dengan skor
tertinggi 99,0 dan skor terendah 61,0 dan ketuntasan belajar dicapai
sebanyak 21 siswa atau sebesar 91,30% dari keseluruhan jumlah
siswa.

2) Aktifitas siswa
Dari lembar observasi pada siklus dua pertemuan kelima, keenam
dan ketujuh diperoleh data sebagai berikut
a) Kehadiran siswa dalam mengikuti pelajaran pada pertemuan kelima,
keenam dan ketujuh sebesar 100%.
b) Siswa yang mengerjakan PR pada pertemuan kelima 96%, pada
pertemuan keenam dan ketujuh 100%.
c) Siswa yang dapat memahami konsep pada pertemuan kelima 78%,
keenam 83% dan pada pertemuan ketujuh 78%. Pemahaman konsep
dilihat dari kemampuan individu siswa (mengerjakan lembar proyek
2) dengan nilai terendah mencapai kategori cukup yaitu berkisar 55-
69.
d) Siswa yang bertanya pada guru/peneliti pada pertemuan kelima 9%,
pertemuan keenam 17% dan ketujuh 22%.
e) siswa yang dapat menjawab pertanyaan guru/peneliti pada
pertemuan kelima 4% keenam 9%, pertemuan ketujuh 22%.
f) Dari lima kelompok pada pertemuan kelima, keenam dan ketujuh
semua kelompok dapat mengerjakan tugas dengan baik (70-
84). Data dilihat dari analisis kerja kooperatif (lembar proyek 1).
g) Dari 23 siswa yang kreatif membantu teman satu kelompok pada
pertemuan kelima 87%, keenam 91%, pertemuan ketujuh 100%.
h) Pada pertemuan kelima dan keenam siswa yang dapat memberi
tanggapan hasil pekerjaan temannya di papan tulis sebesar 4%,
pertemuan ketujuh sebesar 9%.
i) Pada pertemuan kelima dan ketujuh siswa yang dapat mengerjakan
tugas dengan baik (70-84) sebesar 78%, sedangkan pertemuan
keenam sebesar 89%. Data dilihat dari analisis kerja individu
(lembar proyek 2}.
j) Dari 23 siswa yang dapat mengerjakan tugas di papan tulis pada
pertemuan kelima dan ketujuh sebesar 9%, sedangkan pertemuan
keenam sebesar 4%.

c. Refleksi siklus 2
Dari hasil analisis pembelajaran siswa pada lembar kerja kooperatif
(proyek 1) dan lembar individu (proyek 2) selama siklus 2 siswa dapat
mencapai kategori C (Cukup) yaitu standar nilai berkisar 55-69 dimana standar
tersebut merupakan kriteria minimal pemahaman konsep penelitian, hal ini
berarti seluruh siswa dapat memahami konsep pada pokok bahasan aritmatika
sosial.
Dan hasil tes evaluasi akhir siklus 2 diperoleh nilai rata-rata di atas
kategori B (Baik) yaitu standar nilai berkisar 70-84 dimana standar nilai 70
merupakan kriteria ketuntasan minimal pembelajaran yang menyatakan siswa
telah tuntas dalam suatu pembelajaran yang dimaksud. Dan standar KKM ini
dapat dicapai sebagian besar siswa dari jumlah keseluruhan siswa.
Dengan demikian, secara langsung telah membuktikan bahwa
penerapan model pembelajaran project based learning dapat meningkatkan
pemahaman konsep dan hasil belajar matematika pada pokok bahasan
aritmatika sosial. sehingga penelitian yang dilakukan oleh peneliti setelah
berhasil dalam pelaksanaan siklus berikutnya tidak perlu dilanjutkan.
BAB V
PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV dapat disimpulkan bahwa
penerapan model pembelajaran project based learning dapat meningkatkan pemahaman
konsep dan hasil belajar matematika kelas X TKR SMK Gajah Mada Kedunggalar
Kabupaten NGAWI semester genap tahun pelajaran 2021/2022 pada pokok bahasan Deret
aritmatika .
Hal ini tampak pada rata-rata aktivitas siswa pada siklus 1 mencapai 30,29%
meningkat menjadi 59,13% pada siklus 2. Dan peningkatan ketuntasan hasil belajar dari
17,39% pada siklus 1 menjadi 91,30% pada siklus 2.

B. Saran
Dari penelitian yang telah dilakukan diharapkan model pembelajaran project based
learning dapat menjadi solusi untuk para guru, siswa dan sekolah dalam pembelajaran
matematika guna usaha meningkatkan mutu pendidikan di Negara Republik Indonesia.
Daftar pustaka

Apriani riri. 2008. Intisari Matematika Untuk SMP: edisi Revisi. Bandung: Pustaka Setia.

Bell, Frederick H. 1981. Teaching and Learning Mathematics (In Secondary Scholl). lowa:
Brown Company Publishers.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994. Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar,
Jakarta: Balai Pustaka.

Haryono, Ari Dwi, Aries, Erna Febru. 2012. Penelitian Tindakan Kelas: Teori dan Aplikasinya.
Yogyakarta: Aditya Media Publishing.

Sujono. 1988. Pengajaran Matematika untuk Sekolah Menengah, Jakarta: Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan

Sumardyono. 2004. Karakteristik Matematika dan Implikasinya terhadap Pembelajaran


Matematika. Yogyakarta: Depdiknas.

Sejathi. 2011. Pengertian Proses Belajar Mengajar. (Online) tersedia di:


Http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2108462-pengertian-proses-belajar-
mengajar/#ixzz2JgU0jHsb. (diakses 1 Desember 2019)

Sereliciouz . 2019. Project Base Learning. (online) tersedia di:


Http://www.quipper.com/id/blog/info-guru/project-
based_learning/#Tujuan_Project_Based_Learning . (diakses 1 Desember 2019)

Setiawan. 2008. Strategi Pembelajaran Matematika SMA. Yogyakarta: Depdiknas.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Tim Penyusun. UUD RI 1945 & GBHN Beserta Perubahannya. Jakarta: Citra Mediatama.

Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa 2012. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka.

Wina Sanjaya. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Anda mungkin juga menyukai