Oleh:
YUSUP ARDABILA
19022118010197
Segala puji bagi Allah SWT atas limpahan karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan
Proposal Penelitian Tindakan Kelas dengan judul”Upaya Meningkatkan Kemampuan
Komunikasi Matematik melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair and Share pada
Kelas X SMKN 1 Jayakerta”.
Di dalam penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas ini, peneliti mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak dan Ibu Dosen UNTIRTA
2. Kepala SMKN 1 Jayakerta
3. Rekan-rekan peserta PPG dalam jabatan angkatan 4 yang telah berjuang bersama dan
memberikan ilmu dan pengalamannya.
Semoga amal baik dari semua pihak yang membantu dalam penulisan Penelitian
Tindakan Kelas dapat diterima Allah SWT dan semoga Penelitian Tindakan Kelas ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
PENELITI
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Berdasarkan masalah di atas dapat disimpulkan bahwa perlu adanya
pembenahan metode, model, dan strategi yang tepat dalam pembelajaran. Model
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share salah satu model pembelajaran yang
menekankan kemampuan berpikir dan berpasangan mempresentasikan hasil diskusi
siswa di depan kelas, sebagai pembelajaran siswa mampu mengkomunikasikan hasil
pembelajaran di kelas. Kemampuan berpikir dalam model TPS dapat diarahkan pada
kemampuan komunikasi matematik siswa karena setelah hasil proses berpikir siswa
dibimbing untuk mampu menjelaskan lagi ke teman sekelasnya dengan memahami
simbol-simbol, ide atau gagasan matematik ke teman-temannya di kelas.
Dari uraian tersebut, maka peneliti akan membuat penelitian tindakan kelas
dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa
melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share pada Kelas X SMK
Negeri 1 Jayakerta”.
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi guru, penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan untuk meningkatkan
kemampuan komunikasi matematik siswa melalui model pembelajaran TPS.
2. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam melakukan
penelitian yang sejenis.
3. Bagi kepala sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam membuat
kebijakan tentang peningkatan kualitas sekolah.
2
E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian di atas, hipotesis penelitian ini adalah model pembelajaran
kooperatif tipe Think Pair Share dapat meningkatkan kemampuan komunikasi
matematik pada siswa kelas X SMKN 1 Jayakerta.
F. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Subjek pelaksanaan penelitian ini adalah siswa kelas X TBSM 1.
2. Model pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran kooperatif tipe Think
Pair Share.
3. Kemampuan matematis siswa yang diukur meliputi indikator: menyatakan suatu
situasi ke dalam gambar, simbol, idea, atau model matematika; dan menjelaskan
idea, situasi dan relasi matematika secara tulisan.
4. Pokok bahasan yang diajarkan adalah sistem persamaan linier dua variabel.
G. Definisi Operasional
1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share
Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share atau sering
dikenal dengan sebutan TPS merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang
dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi peserta didik. TPS menghendaki
peserta didik bekerja saling membantu dalam kelompok kecil (2-6 anggota).
Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe TPS yang dilaksanakan
pada penelitian ini meliputi : penyampaian topik inti materi, kemudian peserta
didik diminta untuk berpikir tentang topik materi yang disampaikan;
memasangkan peserta didik dengan teman sebangkunya; dan memimpin pleno
kecil diskusi untuk mengamati diskusi kelompok pasangan yang akan berbagi
jawaban (share) dengan seluruh peserta didik di kelas.
2. Kemampuan Komunikasi Matematik
Kemampuan komunikasi matematik adalah proses penyampaian pesan
berupa konsep matematika dari pengirim pesan kepada penerima pesan baik
secara lisan maupun tulisan untuk tujuan tertentu. Dalam penelitian ini,
kemampuan komunikasi matematik yang diukur secara tulis yang meliputi
indikator : menyatakan suatu situasi ke dalam gambar, simbol, idea, atau model
matematika; dan menjelaskan idea, situasi dan relasi matematika secara tulisan.
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
4
Dengan teknik belajar mengajar Think Pair Share, peserta didik dilatih
untuk banyak berfikir dan saling tukar pendapat baik dengan teman sebangku
atau pun dengan teman sekelas, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar ranah
kognitif peserta didik karena peserta didik dituntut untuk mengikuti proses
pembelajaran agar dapat menjawab setiap pertanyaan dan berdiskusi.
Ciri utama pada model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share
adalah tiga langkah utamanya yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran,
yaitu langkah think (berpikir secara individual), pair (berpasangan dengan teman
sebangku), dan share (berbagi jawaban dengan pasangan lain atau seluruh kelas).
Menurut Riyanto, Yatim (2009:279) mengemukakan bahwa langkah-langkah
(syntaks) model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share sebagai
berikut.
1) Guru menyampaikan topik inti materi dan kompetensi yang ingin
dicapai,
2) Siswa diminta untuk berpikir tentang topik/ materi permasalahan yang
disampaikan guru secara individual,
3) Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok dua
orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing tentang
topiknya tadi,
4) Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok pasangan
mengemukakan hasil diskusinya untuk berbagi jawaban (share) dengan
seluruh siswa di kelas,
5) Berawal dari kegiatan tersebut mengarahkan pembicaraan pada pokok
permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para
siswa,
6) Guru memberikan kesimpulan,
7) Penutup
5
(group communication), sang pengajar sewaktu-waktu bisa mengubahnya menjadi
komunikasi antar personal, terjadilah komunikai dua arah atau dialog dimana si
pelajar menjadi komunikan dan komunikator. Terjadinya komunikasi dua arah ini
ialah apabila para pelajar bersifat responsif, mengetengahkan pendapat atau
mengajukan pertanyaan (diminta atau tidak diminta).
Komunikasi dalam matematika dapat diartikan sebagai suatu peristiwa saling
berhubungan atau dialog yang terjadi dalam suatu lingkungan kelas, dimana terjadi
pengalihan pesan yang berisis tentang materi matematika yang dipelajari dikelas.
Menurut Carole, et.al (Susilawati, Wati, 2008:134), “Komunikasi itu adalah sebagai
pusat bagi siswa dalam formulasi sebuah konsep dan strategi, komunikasi merupakan
hal terpenting bagi siswa untuk mencapai hasil yang baik dalam menyelesaikan
penggalian serta penyelidikan tentang matematika”.
Pihak yang terlibat dalam peristiwa komunikasi di lingkungan kelas adalah
guru dan peserta didik. Sedangkan pengalihan pesan dapat terjadi secara lisan maupun
tulisan. Komunikasi secara lisan adalah kemampuan peserta didik dalam membaca,
memahami, mendengarkan, berdiskusi dam menjelaskan matematika.
Menurut Baroody (Susilawati, Wati, 2008:130) menyatakan:
…bahwa sedikitnya ada dua alasan penting yang menjadikan komunikasi
matematika dalam pelajaran matematika perlu menjadi fokus perhatian,
yaitu:
1) Mathematics as language, matematika tidak hanya alat bantu berfikir,
alat menemukan pola-pola menyelesaikan masalah, tetapi matematika
juga merupakan alat yang tak terhingga nilainya untuk berbagi ide
dengan jelas, tepat, dan cermat.
2) Mathematics learning as social activity, matematika sebagai aktifitas
social, interaksi antar siswa dan komunikasi antara guru dengan siswa
dalam pelajaran matematika merupakan hal yang penting untuk
membimbing potensi matematika siswa.
7
BAB III
METODE PENELITIAN
C. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara
kolaboratif. Dalam penelitian kolaboratif pihak yang melakukan tindakan adalah guru
itu sendiri, sedangkan yang diminta melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya
proses tindakan itu adalah peneliti (Suharsimi Arikunto, 2002:17). Menurut Kemmis
dan Taggart ada beberapa tahapan dalam penelitian ini (Rochiati Wiriaatmaja,
2005:66) yaitu:
1. Perencanaan (Plan)
2. Tindakan (Act)
3. Pengamatan (Observe)
4. Refleksi (Reflect)
Dalam penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus. Siklus dihentikan apabila
kondisi kelas sudah stabil dalam hal ini guru sudah mampu menguasai keterampilan
belajar yang baru dan siswa terbiasa dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think
Pair and Share serta data yang ditampilkan di kelas sudah jenuh dalam arti sudah ada
peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa (Rochiati Wiriaatmaja, 2005:103).
Alur penelitiannya adalah:
8
Gambar 1: Model Spiral dari Kemmis dan Taggart
D. Tahapan Penelitian
1. Tahapan Penelitian Siklus
a. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan silabus, rencana pelaksanaan
pembelajaran, hand out, lembar kerja peserta didik, lembar observasi
pelaksanaan pembelajaran TPS dan instrumen penilaian kemampuan
komunikasi matematik.
b. Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus pertama dilakukan dalam tiga kali pertemuan.
Tahap tindakan dilakukan oleh guru dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe TPS. Proses pembelajaran dilakukan sesuai dengan jam mata
pelajaran matematikan kelas X TBSM 1. Materi yang akan diberikan adalah
sistem persamaan linier dua variabel.
Adapun tindakan yang akan dilakukan pada tiap siklus yaitu:
1) Pendahuluan
Guru menyampaikan presentasi kelas dengan memberikan apersepsi dan
motivasi kepada siswa dalam mempelajari SPLDV.
2) Kegiatan Inti
a) siswa belajar dalam kelompok secara berpasangan
b) Guru memberikan penekanan dari hasil diskusi dalam kelompok
c) Siswa mengerjakan kuis secara individu
d) Peningkatan nilai
e) Pemberian penghargaan kelompok
9
3) Penutup
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang telah berhasil
mencapai kriteria keberhasilan tertentu.
c. Refleksi
Pada tahap ini peneliti bersama guru melakukan evaluasi dari pelaksanaan
tindakan pada siklus I yang digunakan sebagai bahan pertimbangan perencanaan
pembelajaran siklus berikutnya. Jika hasil yang diharapkan belum tercapai maka
dilakukan perbaikan yang dilaksanakan pada siklus kedua dan seterusnya.
2. Tahapan Penelitian Siklus II dan III
Rencana tindakan siklus II dimaksudkan sebagai hasil refleksi dan perbaikan
terhadap pelaksanaan pembelajaran pada siklus I. Sedangkan kegiatan pada siklus
IIIdimaksudkan sebagai hasil refleksi dan perbaikan terhadap pelaksanaan
pembelajaran pada siklus II. Tahapan tindakan pada siklus II dan siklus III
mengikuti tahapan pada siklus I.
F. Instrumen Penelitian
1. Peneliti
Peneliti merupakan instrumen karena peneliti sekaligus sebagai perencana,
pelaksana, pengumpul data, penganalisis, penafsir data, dan pada akhirnya
menjadi pelapor penelitiannya (Lexy J. Moleong, 2007:168)
2. Tes
Dalam model pembelajaran kooperatif tipe TPS digunakan pre-test dan post-test.
Tes ini digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi
matematik siswa.
10
Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Tes
Tabel 3.2
Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Komunikasi Matematik
Skor 0 Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4
Jawaban Jawaban Jawaban Jawaban Jawaban
salah tanpa salah tetapi hampir benar benar benar
ada alasan ada alasan Kesimpulan alasan disertai
Tidak ada tidak ada tidak alasan
jawaban Rumus lengkap, tepat
benar jawaban
kesimpulan minimal
salah
Jawaban
benar alasan
salah
Sumber : Susilawati, Wati (2008:64)
11
2. Peningkatan nilai individu siswa diperoleh dengan membandingkan skor dasar
siswa (rata-rata nilai tes siswa sebelumnya) dengan nilai kuis sekarang. Aturan
pemberian skor peningkatan individu mengikuti aturan dalam Slavin (1995:80).
3. Perolehan penghargaan kelompok dengan melihat jumlah rata-rata skor tiap
kelompok.
H. Jadwal Penelitian
Keseluruhan dari rencana kegiatan penelitian di atas akan dilaksanakan mengikuti
jadwal kegiatan seperti pada tabel 3.3 beikut ini.
No Hari/tanggal Kegiatan
12
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sumarmo, Utari. (2010). Berfikir Matematik Tingkat Tinggi: Apa, Mengapa, dan Bagaimana
dikembangkan pada Peserta didik Sekolah Menengah dan Mahapeserta didik Calon
Guru. Makalah pada seminar Pendidikan Matematika. FMIPA Universitas
Padjajaran. Bandung. Tidak diterbitkan.
13