FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
T.A. 2021/2022
KATA PENGANTAR
Segala Puji bagi Allah SWT. Karena atas Rahmat dan Hidayah-Nya saya
dapat menyelesaikan Tugas ini dengan tapat waktu. Saya memohon maaf
apabila kepenulisan dalam tugas saya masih jauh dari kata sempurna. Saya
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Abd Hasan Saragih, M.Pd
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Untuk Meningkatkan
Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Materi Aritmatika Sosial Siswa Kelas Vii
Smp Negeri 9 Palu , jurnal kedua berjudul Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Think Pair Share (Tps) Untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Dan
Komunikasi Matematis Siswa Sman 9 Makassar, dan jurnal ketiga yang berjudul Tps
Saya berharap tugas ini dapat menambah wawasan kita mengenai materi
yang diangkat menjadi topik utama dalam tugas Critical Journal Review serta
Dengan ini saya mempersembahkan tugas ini dengan penuh rasa terima
kasih dan harapan semoga tugas saya bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.
Lefrandi Simanjuntak
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB IV PENUTUP 26
4.1. Kesimpulam 26
4.2 Saran 26
DAFTAR PUSTAKA 27
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Jurnal 1
Judul Jurnal : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share
Universitas Tadulako
ISSN : 2302-2027
Jurnal 2
Kota : Makassar
ISSN : 2339-0794
1
Jurnal 3
Judul Jurnal : Tps Application Based On Mouse Mischief For Improving The
Semarang
Kota : Semarang
1.2. Tujuan
tipe Think Pair Share (TPS) pada pembelajaran matematika yang ada dalam
jurnal
3. Melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi yang ada pada
jurnal.
1.3. Manfaat
Journal review ini bermanfaat untuk :
Pair Share (TPS) pada pembelajaran matematika yang ada dalam jurnal .
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pendahuluan
pola berpikir logis, sistematis, objektif, kritis, kreatif dan rasional yang harus
dibina sejak dini. Akan tetapi, pada saat pembelajaran matematika berlangsung,
masih sering terdapat kesulitan- kesulitan yang dialami siswa, diantaranya adalah
yaitu proses penyampaian message (pesan) yaitu sub pokok bahasan dari resourch
(sumber) dalam hal ini guru atau buku kepada receiver (penerima) dalam hal ini
siswa melalui channel (saluran atau media) tertentu. Proses komunikasi yang baik
menjadi lebih baik. Untuk meningkatkan hal tersebut diperlukan sebuah model
3
harus aktif sehingga dapat berfikir kritis, kreatif, dan memahami sub pokok
bahasan yang diajarkan oleh guru. Model pembelajaran yang dimaksud adalah
komunikasi matematis pada sub pokok bahasan aritmatika sosial siswa kelas VII
Metode
oleh Kemmis dan Mc. Taggart (Depdikbud, 1999) yang terdiri atas kegiatan
tindakan dan observasi dilakukan bersama. Diagram alur penelitian ini dapat
pelaksanaan pembelajaran; (3) hasil catatan lapangan; (4) tes yang dianalisis
4
Pengambilan data dilakukan dengan observasi/pengamatan, tes, catatan
yang diambil. Data observasi berupa data hasil pengamatan aktivitas guru dan
siswa yang diambil melalui pengamatan. Data berupa hasil tes awal siswa,
lembar tugas siswa (LTS), dan tes akhir tindakan diambil melalui lembar tes. Data
Hasil
5
Tabel 2. Analisis tes ahir tindakan siklus II
Soal/Aspek Penilaian
No 1 2
Nama Siswa Jumlah Skor Kategori
.
1 2 3 1 2 3
1. Abraham Bope - - 4 66,7 Baik
2. Ade Triyanto*) 6 100 Baik Sekali
3. Adrian R. Tambunan - - 4 66,7 Baik
4. Agnesia Tewai - 5 83,3 Baik Sekali
5. Dian Puspita A. - - 4 66,7 Baik
6. Dini Mawarti - - - 3 50 Cukup
7. Dio Reza Alif Pratama - - - - 2 33,3 Cukup
8. Enjelina Lahagina - - 4 66,7 Baik
9. Fenni Fera Agustiani - - - 3 50 Cukup
10. Firilia Dinisa Parangi*) 6 100 Baik Sekali
11. Jessica Alva Chen L. - - 4 66,7 Baik
12. Lidya Natalia Palanya - - 4 66,7 Baik
13. Moh. Rizal - - 4 66,7 Baik
14. Muh. Taufik R. - - - 3 50 Cukup
15. Nissa Anastacia Sesa - 5 83,3 Baik Sekali
16. Noldy Rindengan - - 4 66,7 Baik
17. Novi Rahmayanti - - - 3 50 Cukup
18. Nur Yunita Dewi - 5 83,3 Baik Sekali
19. Odtrisya Anugrah - - - - 2 33,3 Cukup
20. Pascal Clanci Smart I.*) 6 100 Baik Sekali
21. Prasetyo Adi Putra - - - - 2 33,3 Cukup
22. Puput - - 4 66,7 Baik
23. Rani Kurniawati - - - 3 50 Cukup
24. Reinaldi Darawia - 5 83,3 Baik Sekali
25. Resky Fitria Sari - - 4 66,7 Baik
26. Rozaq Nauval Ramadhan - - - 3 50 Cukup
27. Ulfa - 5 83,3 Baik Sekali
28. Veronika Tandi Pasang - - - - 2 33,3 Cukup
29. Yunus Syahrul Mubarok - - 4 66,7 Baik
30. Purnomo Hadi W. - - - 3 50 Cukup
JUMLAH 1933,4
JUMLAH RATA-RATA 64,44 Baik
Pembahasan
Dalam fase ini, peneliti memaparkan terlebih dahulu sub pokok bahasan
sebagaimana menurut Asma (2013) bahwa dalam TPS, Guru memberi informasi,
hanya informasi yang mendasar saja, sebagai dasar pijakan bagi anak didik
6
2) Berpikir bersama
Pada fase ini, masing-masing siswa diberikan LTS untuk dibaca dan
itu, siswa menjadi lebih mudah dalam mengingat dan memahami sebab mereka
permasalahan yang disampaikan juga sudah benar, hanya saja sebagian dari
proses pemecahannya.
3) Transisi ke pasangan
dan didukung dari rekan sebaya. Jadi, siswa tidak lagi memperoleh
pengetahuan itu hanya dari guru, dengan belajar kelompok seorang teman
kesalahan, dan saling membetulkan satu sama lainnya. Dengan demikian, pada
fase ini siswa bisa saling bekerja sama dengan pasangannya dan saling
4) Monitoring
7
Ketika siswa berdiskusi dengan pasangannya, peneliti bertindak sebagai
fasilitator dan memonitoring jalannya diskusi setiap kelompok agar kelas tidak
ribut. Monitoring ini berfungsi agar siswa fokus mendiskusikan mengenai LTS
yang diberikan, sebagai mana pendapat Siswoyo (2013) bahwa peran guru
5) Berbagi jawaban
menanyakan hal-hal yang dianggap kurang jelas dari jawaban kelompok penyaji.
Kelompok yang memiliki jawaban berbeda juga diberi kesempatan untuk beradu
argumen.
ini, siswa saling mengkoreksi hasil pekerjaan teman kelompok dan saling
6) Evaluasi
Pada fase ini, peneliti bersama seluruh siswa menyimpulkan hasil diskusi.
8
7) Penghargaan
Kelompok terbaik yang dinilai, bukan hanya kelompok yang diberi kesempatan
yang aktif dalam merespon hasil pekerjaan kelompok lain dan aktif dalam
fungsi penguatan yang lebih mendorong pada anak untuk semakin meningkatkan
dapat menjadi alat yang mampu membangkitkan motivasi belajar siswa. Motivasi
belajar siswa akan meningkat ketika prestasi dan kerja keras untuk mencapai
Kesimpulan
siswa pada materi Aritmatika Sosial di kelas VIIF SMP Negeri 9 Palu. Hal ini
bersama, tahap ini siswa diminta untuk berpikir secara individu mengenai solusi
9
masing-masing pasangan kelompok, agar tidak ada pasangan yang membahas
hal-hal lain diluar materi yang disajikan. 5) berbagi jawaban, pada fase ini, setiap
evaluasi, pada fase ini peneliti membimbing siswa menyimpulkan hasil diskusi
selain itu peneliti juga mengevaluasi hasil pekerjaan dari kelompok penyaji yang
super. Setiap anggota kelompok super akan dibebaskan untuk tidak mengikuti
Komunikasi matematis siswa kelas VIIF SMP Negeri 9 Palu pada materi
Rekomendasi
10
2.2 Ringkasan Jurnal 2
pendahuluan
melalui simbol, tabel, grafik dan diagram untuk menjelaskan suatu gagasan [1].
Hal ini juga didukung oleh hasil survey pengukuran dan penilaian oleh the Trends
in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan laporan evaluasi dari
yang menuntut siswa agar dapat berperan secara aktif pada sebuah kelompok
dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, dalam penelitian ini ditetapkan
model pembelajaran koopertaif tipe Think Pair Share (TPS) yang menuntut adanya
Pair Share (TPS) ini diharapkan dapat memberikan respon yang baik dan
11
Matematis dan Kepercayaan Diri Siswa Kelas XI SMAN 9 Makassar”
Metode Penelitian
Group Design. E: R O1 T1 O2
Satuan eksperimen dalam
K: R O3 T2 O4
Dalam desain ini, terdapat dua kelompok kelas yang dipilih secara random
(R) yaitu kelompok kelas pertama disebut kelas eksperimen yang diberikan
menggunakan model pembelajaran tipe Think Pair Share. Kelompok kelas kedua
Hasil Penelitian
12
dan H1 diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan
komunikasi matematika siswa yang diajar dengan model kooperatif tipe TPS
kooperatif tipe TPS dengan siswa kelas XI IPA 5 yang mengikuti pembelajaran
Namun setelah diberikan perlakuan pada tiap kelas maka rata-rata nilai
posttes kelas eksperimen lebih tinggi daripada nilai posttes kelas kontrol yaitu 88
Selain itu, secara deskriptif pula didapatkan skor kepercayaan diri siswa
dengan model kooperatif tipe TPS bervariasi dengan nilai rata-rata 67 dengan
standar deviasi 5,96 berada pada kategori sedang. Secara deskriptif diketahui pula
bahwa skor kepercayaan diri siswa kelas XI IPA 5 SMA Negeri 9 Makassar yang
peningkatan skor kepercayaan diri siswa yang diajar dengan model kooperatif
Tepatnya, kepercayaan diri siswa tidak dapat dirubah dalam waktu singkat.
Kepercayaan diri adalah salah satu aspek psikologi yang membutuhkan waktu
lama untuk dirubah. Pada penelitian ini, hanya menggunakan enam pertemuan
dimana enam pertemuan itu belum cukup untuk meningkatkan kepercayaan diri
siswa.
13
Kesimpulan
siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS secara
kooperatif tipe TPS dengan siswa yang diajar dengan model pembelajaran
konvensional.
Pendahuluan
matematika bagi siswa adalah fokus dari ahli pendidikan di beberapa negara.
masalah dengan solusi tidak ada tunggal, dan masalah dengan berbagai cara
Dari sekian banyak teknik yang baik belajar dan dapat dipilih, maka dalam
14
Tindakan Kelas (PTK). Dalam kegiatan CAR ini, salah satu teknik pembelajaran
siswa SHS adalah melalui penerapan belajar teknik Think-Pair Share (TPS)
alat untuk membangun komunikasi antara siswa, guru, dan bahan ajar lainnya
teorema, di mana pun mereka terbukti. Demikian pula, aspek kognisi manusia
hampir secara universal: otak manusia, memori, dan pemecahan masalah bekerja
Keempat kondisi (1) prasyarat bahan yang dibutuhkan untuk mengerjakan soal
yang telah dijelaskan oleh guru; (2) algoritma untuk memecahkan masalah
belum diberikan kepada siswa; (3) solusi dari masalah terjangkau oleh siswa; (4)
siswa bersedia untuk menyelesaikan masalah. Hal ini juga dikonfirmasi oleh
TPS merupakan salah satu jenis teknik pembelajaran kooperatif. Jika guru
akan menerapkan TPS maka langkah-langkah adalah sebagai berikut. (1) Guru
15
membentuk kelompok belajar yang terdiri dari 4 -5 siswa yang heterogen. (2)
siswa, masalah yang algoritma ini tidak diketahui oleh para siswa. Siswa bekerja
dalam kelompok. (3) Guru meminta siswa secara individu untuk mencoba untuk
memikirkan solusi dari pertanyaan guru (tahap Think). (4) Setelah itu, guru
rangka untuk melanjutkan upaya untuk menemukan solusi dari masalah (tahap
Penggunaan komputer dalam belajar dan mencari bahan ajar dari internet
telah mengubah cara pandang dan berpikir praktis dan efisien dalam masyarakat
Indonesia pada khususnya dan pendidikan pada umumnya. Siswa dan guru
siswa, pendidik, dan bahan pengajaran yang dapat memungkinkan siswa untuk
16
(LCD), baik secara individual maupun dalam tim, menggunakan mouse itu
sendiri.
The Microsoft Mouse Mischief juga sering disebut sebagai program Tikus
Mischief dapat digunakan untuk membuat slide dari pertanyaan benar atau salah
dan slide soal pilihan ganda bagi siswa. Siswa dapat menjawab pertanyaan-
Menjawab atau hasil juga bisa langsung ditampilkan sehingga siswa segera
Aplikasi TPS berbasis pada teknologi komputer banyak diadopsi oleh para
ahli pendidikan, misalnya, Slone dan Mitchell (2014) dan Othman (2012). Oleh
matematika dianggap cocok. Alasannya adalah sebagai berikut. (1) Pada saat
dan diskusi dalam kelompok (berbagi dalam kelompok). (2) Siswa yang lemah
dapat dibantu oleh siswa yang baik, dan siswa cerdas dilatih untuk dapat
17
Keuntungan dan Kerugian dari Program Mouse Mischief Dikombinasikan
Kegiatan Belajar
sopan dengan siswa lain, tidak hanya di meja mereka, tetapi juga dapat
bekerja secara bersamaan pada layar, baik individu yang dapat mendorong
kelas yang memiliki rasio atau beberapa siswa, beberapa mouse dapat
bahkan ketika sumber daya yang terbatas. Sebuah teknologi multipoint seperti
Oleh karena itu, guru perlu mendisiplinkan kelas untuk kembali suasana
c. Selain itu, jika ada gangguan pada LCD atau kabel LCD kemudian
18
menggunakan Mouse Mischief dapat terganggu.
Gambar 1:. Penerapan TPS berdasarkan Tikus Mischief Gambar 2:. Setiap siswa memegang mouse sebagai bentuk
Selain hasil di atas, teramati bahwa: (1) pada awal pembelajaran siswa
kelas untuk kembali suasana belajar yang kondusif; (2) menggunakan kenakalan
tikus juga menjadi terganggu ketika terjadi gangguan LCD termasuk gangguan
kabel LCD; (3) kesopanan, disiplin siswa, dan tanggung jawab untuk tugas-tugas
Kesimpulan
19
matematika untuk siswa SHS.
dalam kelas.
selain jika ada gangguan pada LCD atau kabel LCD kemudian menggunakan
Rekomendasi
penggunaan dari program Mouse Mischief sebagai media interaktif untuk belajar
20
BAB III
PEMBAHASAN ANALISIS
Jurnal 1
Matematis Pada Materi Aritmatika Sosial Siswa Kelas Vii Smp Negeri 9 Palu.
Pembahasan dari jurnal ini sudah termasuk bagus terlihat dari keahlian penulis
dalam menulis hasil karya ilmiahnya yang sudah bervoleme 4. Hasil penelitian
kelas VIIF SMP Negeri 9 Palu. Hal ini dilakukan dengan cara melaksanakan
Komunikasi matematis siswa kelas VIIF SMP Negeri 9 Palu pada materi
Penelitian dalam jurnal ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). PTK
ini dilakukan secara kolaborasi antara guru dengan peneliti dalam rangka
Walaupun secara keseluruhan jurnal ini sudah baik, tetapi menurut sudut
Isi jurnal pertama sangat detail dan mudah untuk dipahami oleh pembaca.
Isi juga sangat detail dari hasil penilitiannya dari siklus I sampai siklus II
21
ditunjukan dalam bentul tabel lengkap dengan nama semua siswanya,
kedua siklus yang dilakukan. Tetapi Jurnal ini memiliki sedikit kekurangan
kooperatif tipe Think Pair Share (TPS). Sehingga pembaca merasa agak
Jurnal 2
Matematis Siswa Sman 9 Makassar. Sama halnya dengan dengan jurnal pertama, jurnal
kedua juga cukup bagus terlihat dari dari hasil karya ilmiahnya penulis yang
kekurangan dalam penulisan ini guna membangun kualitas penulis agar lebih
baik untuk hasil karya selanjutnya mengurangi kekurangan dalam penulisan yang
komunikasi matematika siswa yang diajar dengan model kooperatif tipe TPS
kepercayaan diri siswa yang diajar dengan model kooperatif tipe TPS dengan
model konvensional.
diukur dari penelitian tersebut. Sample yang digunakan dalam penelitian kurang
22
sample yang berbeda akan menghasilakn hasil nilai penelitian yang mungkin
kepercayaan diri siswa yang diajar dengan model kooperatif tipe TPS dengan
model konvensional. Pembaca lebih merasa sulit untuk memahami hasil dari
penelitian tersebut karna hasil perhitungan tidak disajikan secara akurat di dalam
jurnal. Sehingga jika pembaca bukan dari kalangan pendidikan akan merasa
bingung mana bukti perhitungan dari penelitian tersebut. Penjelasan teori masih
sangat kurang untuk memperkuat landasan teori. Indikator yang akan dinilai dan
Jurnal 3
For Improving The Ability To Solve Mathematics Problem For Senior High School
dengan jurnal pertama dan jurnal kedua , jurnal ketiga ini juga cukup bagus
terlihat dari dari hasil karya ilmiahnya penulis yang bervolume 3. Pengalaman
penulis ketiga lebih banyak dibanding dari penulis kedua. Dari sudut pandang
membangun kualitas penulis agar lebih baik untuk hasil karya berikutnya.
siswa SHS dalam kegiatan belajar. Kegiatan yang disertai dengan kesopanan,
23
disiplin siswa, dan tanggung jawab untuk tugas-tugas untuk memecahkan
masalah terjaga.
untuk tes pemecahan masalah tidak diberikan untuk siswa agar hasil penilitian
tipe TPS. Pembaca lebih merasa sulit terlebih lagi untuk pembaca yang bukan
berasal dari orang pendidikan untuk memahami hasil dari penelitian tersebut
Jurnal 1
teori pembahasannya juga sudah sangat jelas untuk dijadikan landasan toeri.
2. Hasil penelitian jurnal pertama mudah untuk dilihat oleh pembaca karna
disajikan oleh penulis dalam bentuk tabel dari hasil penilitiannya dari siklus I
sampai siklus II ditunjukan dalam bentul tabel lengkap dengan nama semua
tipe Think Pair Share (TPS). Sehingga pembaca merasa agak bingung gimana cara
langkah-langkah penerapan model kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) didalam
pembelajaran.
24
Jurnal 2
3. Dalam jurnal pada hasil penitian tidak menujukkan hasilnya penilitian dalam
bentuk yang spesifik karna hasil perhitungan tidak disajikan secara akurat di
dalam jurnal
Jurnal 3
pendukung didalam jurnal ketiga lebih spesifik dan jelas sehingga pembaca lebih
1. Dalam jurnal hasil penelitian dan perhitungan secara rinci penerapan TPS
tidak ditunjukan.
2. Instrumen untuk tes pemecahan masalah tidak diberikan untuk siswa agar
hasil penilitian bisa terlihat jelas dalam proses penghitungan untuk melihat
25
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Jurnal pertama, kedua dan ketiga ini sudah bisa menjadi referensi bagi
pembaca yang mempelajari tentang penerapan model kooperetif tipe Think Pair
hasil penelitian dan nilai dari siklus I sampai siklus II dijabarkan dalam bentuk
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) untuk
4.2. Saran
Penulisan jurnal pertama, kedua dan ketiga sudah baik, terlihat dari identitas
jurnal yang sudah bervolume 4, 2 dan 3 artinya penulis jurnal ini memang sudah
terbiasa dalam penulis karya ilmiah. Meskipun begitu bahkan seorang ahli pun
tetap memerlukan kritik dan saran yang membangun untuk kepenulisan jurnal
berikutnya. Menurut saya sebagai pembaca, jurnal ini akan lebih bagus lagi jika
setiap hasil penelitian dicantumkan dengan jelas, lebih baik lagi jika disajikan
dalam bentuk tabel agar lebih mudah dalam memahami dan membacanya.
Sehingga jika menemukan persoalan yang sama, pembaca bisa menjadikan jurnal
ini sebagai referensi yang kuat. Begitu juga dengan jurnal yang kedua dan ketiga.
26
DAFTAR PUSTAKA
Matematis Pada Materi Aritmatika Sosial Siswa Kelas Vii Smp Negeri 9 Palu. e-
ISSN : 2339-0794
Rochmad & Sugiharti,E. Maret 2015. Tps Application Based On Mouse Mischief For
Improving The Ability To Solve Mathematics Problem For Senior High School
27