Anda di halaman 1dari 9

CRITICAL JOURNAL REPORT

MATEMATIKA DISKRIT

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI


MATEMATIK PADA MATERI HIMPUNAN
Dan
SIFAT-SIFAT HIMPUNAN PROXIMINAL

DISUSUN OLEH:

MICHAEL HUTABARAT ( 4183550006 )


ILMU KOMPUTER A 2018

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan YME. karena berkat dan rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan Riview Riset tepat pada waktunya. Adapun tujuan dibuatnya tugas ini untuk
memenuhi tugas Matematika Diskrit.

Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada :


1. Bapak Faridawaty Marpaung, S.Si., M.Si. selaku dosen Matematika Diskrit di Universitas
Negeri Medan atas bimbingan dan segala kesempatan yang telah diberikan kepada penulis
dalam penulisan Riview Jurnal ini.
2. Semua pihak dan teristimewa kepada orang tua yang telah memberikan dorongan dan doa
kepada penulis dan juga memberikan bantuan kepada penulis sehingga Riview Riset ini
dapat terselessaikan.

Penulis menyadari bahwa Riview Riset ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
baik dalam isi maupun sistematiknya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan
wawasan penulis. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan Riview Riset ini.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga Riview Riset ini dapat memberikan manfaat,
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. 2

DAFTAR ISI................................................................................................................................................ 3

HASIL REVIEW ........................................................................................................................................ 4

1. Identitas Jurnal ............................................................................................................................... 4

1.1 Jurnal 1 .......................................................................................................................................... 4

1.2 Jurnal 2 .......................................................................................................................................... 4

2. Ringkasan ........................................................................................................................................ 4

2.1 Pendahuluan .................................................................................................................................. 4

2.2 Kajian Pustaka .............................................................................................................................. 6

2.3 Metode Penelitian.......................................................................................................................... 7

2.4 Hasil Dan Pembahasan Jurnal..................................................................................................... 7

2.5 Kesimpulan Jurnal........................................................................................................................ 8

3. Pendapat .............................................................................................................................................. 8

3
HASIL REVIEW

1. Identitas Jurnal
1.1 Jurnal 1
Judul : ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
DAN KOMUNIKASI MATEMATIK PADA MATERI
HIMPUNAN
Jenis Jurnal : Journal On Education
Volume dan Halaman : 1 Hal 217-222
ISSN : 2654-5497
Disetujui : Disetujui
Penulis : Risna Deviyani, Anggrianti, Luvy Sylviana Zanthy

1.2 Jurnal 2

Judul : Kemampuan Pemecahan Masalah pada Materi Himpunan


oleh Siswa SMP Negeri 1 Unggul Sukamakmur Kabupaten
Aceh Besar
Jenis Jurnal : Jurnal Peluang
Volume dan Halaman : 6 Hal 23-30
ISSN : 2302 – 5158
Disetujui : Disetujui
Penulis : Nur Ainun dan Almukarramah

2. Ringkasan

2.1 Pendahuluan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kemampuan pemecahan


masalah dan komunikasi matematik siswa SMP pada materi himpunan. Kemampuan
pemecahan masalah dan kemampuan komunikasi matematik merupakan satu kemampuan
matematik yang penting dan perlu dikuasai oleh siswa yang belajar matematika. Oleh
karena itu peneliti ingin melakukan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan
kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematik. Penelitian ini dilaksanakan
pada siswa kelas VII SMPNegeri 01 Cililin dengan jumlah siswa 35 orang. Instrumen tes
yang diberikan sebanyak 4 soal tes kemampuan pemecahan masalah dan 4 soal tes
kemampuan komunikasi matematik yang berbentu uraian. Berdasarkan hasil tes
kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan komunikasi matematik siswa
SMPNegeri 01 Cililin masih tergolong rendah. Literasi matematika untuk aspek proses
meliputi formulating, employing, dan interpreting. Menurut data PISA tahun 2012, Indonesia

4
berada di peringkat 64 dari 65 negara yang berpartisipasi. Skor rata-rata proses formulating,
employing, dan interpreting secara berturut-turut adalah 368, 369, dan 379. Skor tersebut
masih dibawah rata-rata skor OECD yaitu 492 untuk formulating, 493 untuk employing, dan
497 untuk interpreting. Maka dapat dikatakan bahwa kemampuan siswa Indonesia dalam
memecahkan masalah matematika masih rendah.

SMP Negeri 1 Unggul Sukamakmur merupakan salah satu sekolah di Kabupaten


Aceh Besar. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap guru matematika dan
siswa di SMP Negeri 1 Unggul Sukamakmur menunjukkan bahwa buku yang digunakan
adalah buku matematika yang diterbitkan oleh Kemendikbud. Kegiatan pembelajaran yang
digunakan oleh guru masih memusatkan kegiatan pada guru. Kegiatan pembelajaran juga
didukung dengan LKS. LKS yang ada masih dalam bentuk kumpulan soal bukan langkah-
langkah yang harus dilakukan oleh siswa dalam menemukan konsep. Sesekali pemberian
permasalahan sudah disertai dengan penyelesaian. Piaget (1972) dalam Reys, et all (2012:
19) menyatakan bahwa mathematics is made (constructed) by children, not found like a rock
nor received from others as gift. Matematika dibuat oleh siswa sendiri, bukan ditemukan
seperti batu atau suatu pemberian.

Menurut Woolfolk (Hamzah, 2003: 134) kemampuan pemecahan masalah adalah


kemampuan seorang siswa dalam menggunakan proses berpikirnya untuk memecahkan
masalah melaui pengumpulan fakta, analisis informasi, menyusun berbagai alternatif
pemecahan, dan memilih pemecahan masalah yang paling efektif. Kemampuan pemecahan
masalah siswa dapat dilihat dari tahapan-tahapan pemecahan masalah yang dituliskannya.
Menurut Polya (1973: 5-17) terdapat empat tahapan dalam pemecahan masalah, yaitu:

a. Understanding The Problem (Memahami Pemasalahan)

Tahapan ini meliputi mengenali permasalahan, menganalisis permasalahan, dan


menerjemahkan informasi dari permasalahan. Siswa dapat menuliskan apa yang diketahui
dan ditanyakan pada permasalahan.

b. Devising a Plan (Merencanakan Pemecahan Masalah)

Tahapan ini mengharuskan siswa menyusun strategi yang mungkin digunakan dalam
memecahkan masalah. Strategi yang bisa digunakan oleh siswa antara lain: 1) Menggambar
atau membuat model, 2) Mencari pola, 3) Menebak dan mengecek, 4) Membuat tabel atau
diagram, 5) Mencoba menyederhanakan permasalahan, dan 6) Menuliskan persamaan.

c. Carrying Out The Plan (Menyelesaikan sesuai Rencana)

Siswa melaksanakan rencana yang telah mereka buat pada tahap sebelumnya hingga
tidak terdapat kesalahan. Jika siswa sudah memahami rencana yang telah dibuat, guru
memiliki waktu untuk membimbing siswa yang masih mengalami kesulitan dengan cara
menyediakan scaffolding melalui kegiatan questioning yang sportif.

d. Looking Back (Memeriksa Kembali)

Siswa memeriksa kembali penyelesaian untuk menghindari kesalahan dalam langkah


langkah penyelesaian sehingga siswa yakin bahwa hasil penyelesaian yang didapat
5
merupakan solusi dari permasalahan. Siswa kemudian menuliskan kesimpulan dari
permasalahan tersebut.

Era globalisasi, seseorang yang mampu memahami dan memecahkan matematika


akan memiliki kesempatan dan pilihan yang tinggi dalam membentuk masa depan.
Kemampuan matematika membuka masa depan yang produktif. Seluruh siswa harus
memperoleh kesempatan dan dukungan untuk mempelajari matematika secara mendalam dan
penuh pemahaman. Kemampuan matematika standar yang harus dimiliki oleh siswa dalam
belajar matematika adalah problem solving (pemecahan masalah), reasoning and proof
(penalaran dan pembuktian), communication (komunikasi), connections (mengaitkan) dan
representation (representasi) (NCTM, 2000: 29). Salah satu tujuan pembelajaran matematika
(Direktorat Tenaga Kependidikan, 2008: 19) adalah agar siswa memecahkan masalah,
meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menafsirkan solusi
yang diperoleh.
Menurut Wina (2010: 52-53) membelajarkan pemecahan masalah kepada siswa
berarti melatih siswa dalam mengambil keputusan. Keputusan diambil setelah siswa
mengumpulkan informasi yang sesuai, menganalisis informasi, dan memahami perlunya
meneliti kembali hasil yang telah diperoleh. Banyak sekali hasil studi tentang kemampuan
matematika siswa, salah satunya adalah Programme for International Students Assesment
(PISA). PISA adalah studi yang dilakukan oleh Organisation for Economic Cooperation and
Development (OECD) tentang kemampuan matematika, membaca dan sains siswa berumur
15 tahun. Untuk kemampuan matematika, PISA mengukur konsep literasi matematika dari
aspek konten dan proses.

2.2 Kajian Pustaka

Matematika sebagai ilmu dasar mempunyai peranan sangat penting untuk


mencapai keberhasilan pembangunan dalam segala bidang. Pernyataan tersebut
berlandaskan pada asumsi bahwa penguasaan matematika akan menjadi sarana yang
ampuh untuk mempelajari mata pelajaran lain, baik pada jenjang pendidikan yang sama
maupun pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Hal di atas didukung oleh hasil
penelitian selama 15 tahun terakhir di Indonesia, menunjukkan bahwa prestasi belajar
dalam mata pelajaran matematika berkorelasi positif dengan prestasi belajar dalam mata
pelajaran lain, baik pelajaran eksakta maupun non eksakta (Fitrie, 2002:2). Hal ini sesuai
dengan yang dikemukakan oleh Sujono, bahwa matematika merupakan alat yang efisien
dan diperlukan oleh semua ilmu pengetahuan. (Elida, 2012).
Kemampuan pemecahan masalah sangat penting dimiliki oleh setiap siswa
karena (a) pemecahan masalah merupakan tujuan umum pengajaran matematika, (b)
pemecahan masalah yang meliputi metoda, prosedur dan strategi merupakan proses inti
dan utama dalam kurikulum matematika, dan (c) pemecahan masalah merupakan

6
kemampuan dasar dalam belajar matematika. (Sumartini, 1981)Selain itu pemecahan
masalah merupakan suatu kemampuan dasar dalam pemebelajaran matematika.
Berdasarkan penjelasan diatas bahwa kemampuan pemecahan masalah
matematik dan kemampuan komunikasi sangat penting dalam pembelajaran
matematika. Kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan komunikasi matematik
adalah tujuan dalam pembelajaran matematika. Selain itu, siswa yang mempunyai
kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan komunikasi matematik yang tinggi
dapat menyelesaikan persoalan matematika. Oleh karena itu tujun utama peneliti adalah
untuk mengetahui sejauh mana kemampuan pemecahan masalah matematik dan
kemampuan komunikasi matematik siswa SMPNegeri 01 Cililin pada materi himpunan.

2.3 Metode Penelitian


Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, penelitian ini
mendeskripsikan kesalahan siswa dalam menjawab soal – soal kemampuan
pemecahan masalah dan komunikasi matematik. Data penelitian ini yaitu jawaban
tertulis yang diperoleh dari tes tertulis. Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas VII
SMP Negeri 01 Cililin dengan kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Instrumen tes
berupa tes tertulis yang masing – masing memuat empat butir soal.

Dari hasil tes tertulis kemudian dihitung persentase skor dari masing – masing
soal uraian tersebut
𝑇
P = 𝑆 𝑥 𝑁 𝑥 100%

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI


MATEMATIK PADA MATERI HIMPUNAN
Keterangan :
P : Persentase skor masing masing tahapan tiap butir soal.
T : Total skor masing masing tahapan tiap butir soal
S : Skor maksimum masing masing indikator tiap butir soal
N : Banyak subjek

2.4 Hasil Dan Pembahasan Jurnal

Kemampuan pemecahan masalah matematik


Tes kemampuan pemecahan masalah matematik yang diberikan kepada
siswa memuat keempat indikator pemecahan masalah. Adapun data kemampuan
pemecahan masalah yang di peroleh dari hasil tes yaitu sebagai berikut :

7
Berdasarkan hasil perhitungan persentase dari keempat indikator dapat
dilihat bahwa pada kemampuan pemecahan masalah matematik siswa belum
mampu memenuhi semua indikator tersebut. Persentase tertinggi pada
indikator kemampuan pemecahan masalah matematik di tunjukan pada
indikator memahami masalah yaitu 21,73%. Sedangkan pada indikator-
indikator yang lain persentasenya menunjukkan lebih rendah dari persentase
memahami masalah. Oleh karena itu dapat dinyatakan bahwa kemampuan
pemecahan masalah matematik siswa SMPNegeri 01 Cililin masih tergolong
rendah.

Kemampuan komunikasi matematik


Tes kemampuan komunikasi matematik yang diberikan kepada siswa
memuat keempat indikator. Adapun data kemampuan komunikasi matematik
yang di peroleh dari hasil tes yaitu sebagai berikut :

Berdasarkan hasil perhitungan persentase dari keempat soal dapat


dilihat bahwa pada kemampuan komunikasi matematik siswa masih tergolong
rendah. Persentase tertinggi pada indikator kemampuan komunikasi matematik
di tunjukan pada indikator memahami, menginterpretasikan dan mengevaluasi
ide – ide matematik baik secara lisan maupun bentuk visual yaitu sebesar pada
soal no.2 yaitu sebesar 54,2%. Tetapi pada indikator-indikator yang lain
persentasenya menunjukkan lebih rendah dari persentase indikator memahami,
menginterpretasikan dan mengevaluasi ide – ide matematik baik secara lisan
maupun bentuk visual . Oleh karena itu dapat dinyatakan bahwa kemampuan
komunikasi matematik siswa SMP Negeri 01 Cililin tergolong masih rendah.

2.5 Kesimpulan Jurnal


Pada kemampuan pemecahan masalah matematik persentase tertinggi
ialah sebesar 21,73% dan pada kemampuan komunikasi matematik persentase
tertinggi sebesar 54,2%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
kemampuan pemecahan masalah matematik dan kemampuan komunikasi
matematik masih tergolong rendah. Oleh karena itu guru perlu merancang
pendekatan pembelajaran atau strategi pembelajaran yang inovatif agar siswa
lebih tertarik dalam mengikuti pembelajaran. Dan guru pun di sini sebaiknya
lebih sering memberikan latihan soal berbentuk soal kemampuan pemecahan
masalah matematik dan komunikasi matematik.
Berdasarkan analissi data dapat disimpulkan bahwa peningkatan
kemampuan pemecahan masalah siswa yang memperoleh pembelajaran
problem based learning lebih baik dari siswa yang memperoleh pendekatan
konvensional ditinjau dari keseluruhan dan subkelompok (tinggi, sedang,
rendah) dan Tidak terdapat interaksi antara penerapan pembelajaran dan
pengelompokkan siswa terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa

3. Pendapat
Dari kedua jurnal menurit pendapat pandangan saya kedua jurnal terebut
ada kekurangan dan kelebihan nya, salah satu kekurangan juranl nya ialah tidak

8
terlalu menjelaskan bagaiman peningkatan kemampuan pemecahan tersebut
diambil dan dari hasil yang didapat banyak yang belum dapat diterima baik oleh
pembaca dan banyak pengulangan kata kata didalam penulisan dan keunggulan
dari jurnal jurnla tersebut ialah tidak ada kata yang sia sia penulis jurnal sangat
baik dalam menulis singkat padat dan jelas memakai rumus yang mudah
dimengerti.

Anda mungkin juga menyukai