Anda di halaman 1dari 13

CRITICAL JOURNAL REPORT

Skor Nilai :

PERMASALAHAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TINGKAT SMA DI INDONESIA

NAMA MAHASISWA : DIANA NOVITA

NIM : 4173311023

DOSEN PENGAMPU : Michael Christian Simanullang,S.Pd.,M.Pd

MATA KULIAH : PPMMK

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

OKTOBER, 2020

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
RahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Critical Journal Review sebagai salah satu
tugas yang harus dipenuhi dalam mata kuliah Permasalahan Pembelajaran Matematika Masa
Kini ,berterima kasih kepada Bapak dosen yang bersangkutan yang sudah memberikan bimbingannya.
Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan oleh karena itu penulis
memohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan juga mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna kesempurnaan tugas ini . Akhir kata penulis ucapkan terima kasih semoga dapat
bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi pembaca.

Medan, Oktober 2020

DIANA NOVITA

NIM 4173311023

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................2

DAFTAR ISI...................................................................................................................3

BAB I. PENGANTAR ...................................................................................................4

1.1 Pendahuluan...................................................................................................4
1.2 Tujuan Penulisan ..........................................................................................4
1.3 Manfaat Penulisan..........................................................................................5
BAB II. RINGKASAN ISI JURNAL.............................................................................6

BAB III.KEUNGGULAN JURNAL .............................................................................9

a. Kemutakhiran masalah....................................................................................9
b. Teori yang mendasari penelitian.....................................................................9
c. Kohesi dan koherensi isi penelitian.................................................................9
d. Originalitas temuan.........................................................................................9
BAB IV. KELEMAHAN JURNAL ..............................................................................10

a. Kemutakhiran masalah....................................................................................10
b. Teori yang mendasari penelitian.....................................................................10
c. Kohesi dan koherensi isi penelitian.................................................................10
d. Originalitas temuan.........................................................................................10
BAB V Implikasi ...........................................................................................................11

a. Implikasi terhadap teori...................................................................................11


b. Analisis mahasiswa.........................................................................................11
BAB VI Kesimpulan dan saran.......................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................12

3
BAB I.
PENGANTAR
1.1. Pendahuluan
Pembelajaran matematika merupakan suatu proses yang mengandung dua jenis kegiatan yang
tidak terpisahkan yaitu belajar dan mengajar. Kedua kegiatan tesebut berpadu menjadi suatu kegiatan
yang membuat terjadinya interaksi antara peserta didik dengan guru dan sesama peserta didik disaat
berlangsungnya proses belajar disekolah Perkembangan ilmu pengetahuan yang minim disebabkan
karena rendahnya minat baca pada saat ini. Mengkritik jurnal merupakan salah satu cara yang dapat
dilakukan untuk menaikkan ketertarikan minat membaca. Pada dasarnya review jurnal menitik beratkan
pada evaluasi (penjelasan, interpretasi, dan analisis) mengenai keunggulan dan kelemahan, apa yang
menarik dan bagaimana jurnal tersebut bisa merubah persepsi dan cara berfikir serta menjadi
pertimbangan apakah dari pengetahuan yang didapat mampu menambah pemahaman terhadap suatu
bidang kajian tertentu. Kritik jurnal sangat penting karena dapat melatih kemampuan kita dalam
menganalisis dan mengevaluasi pembahasan yang disajikan peneliti. Sehingga menjadi masukan
berharga bagi proses kreatif kepenulisan lainnya.Critical Journal Review yang berbentuk makalah ini
berisi tentang kesimpulandari jurnal yang sudah ditentukan dengan judul “Permasalahan Pembelajaran
Matematika Masa Kini..”

1.2. Tujuan Penulisan


a) Untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Permasalahan Pembelajaran Matematika Masa Kini
b) menambah wawasan penulis maupun pembaca dalam mengetahui kelebihan dan kekurangan
suatu jurnal
c) Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam meringkas, menganalisa, dan membandingkan
serta memberi kritik pada jurnal
d) Memperkuat pemahaman pembaca terhadap pentingnya Permasalahan Pembelajaran
Matematika Masa Kini
1.3. Manfaat Penulisan
a) Melatih kemampuan mahasiswa dalam mengkritisi suatu journal
b) Menumbuhkan pola fikir kreatif dalam membandingkan journal yang satu dengan yang lain.

4
BAB II. RINGKASAN ARTIKEL

2.1 Aspek Sintaks/Tahapan Pembelajaran

Apek sintaks atau tahapan pembelajaran berdasarkan jurnal yang diriview adalah langkah–
langkah Pembelajran Matematika Realistik (PMR) terdiri dari 4 (empat) fase. Adapun rincian
rancangan langkah–langkah pembelajaran dengan pendekatan PMR secara jelas dapat di lihat pada
Tabel 2.1

Fase Deskripsi
Fase 1 Guru dapat memulai kegiatan PMR dengan menyajikan
Memahami masalah kontekstual masalah kontekstual kepada siswa. Selanjutnya guru
(understand the contextual problem) meminta siswa untuk memahami masalah itu terlebih
dahulu. Karakteristik pendekatan Realistic Mathematic
Education yang muncul pada langkah ini adalah
mennggunakan konsteks.
Fase 2 Guru mendorong siswa untuk menyelesaikan masalah
Menyelesaikan masalah kontekstual kontekstual yang diberikan dalam bentuk LKPD dengan di
(solve the contextual problem). bimbing oleh guru secara individu berdasar kemampuannya
dengan memanfaatkan petunjuk-petunjuk yang telah
disediakan. Pada tahap ini, dua prinsip PMR yang dapat
dimunculkan adalah guided reiventation and progressive
mathemazing dan self-developed models. Karakteristik
yang dapat dimunculkan adalah penggunaan model.
Fase 3 Guru mula-mula meminta siswa untuk membandingkan
Membandingkan dan dan mendiskusikan jawaban masing-masing. Selanjutnya
mendiskusikan jawaban (compare guru meminta siswa untuk membandingkan dan
and discuss the answer) mendiskusikan jawaban yang telah dimilikinya dalam
diskusi kelas. sedangkan karakteristik PMR yang muncul
pada tahap ini adalah interaktif dan menggunakan
kontribusi siswa.
Fase 4 Dari hasil diskusi kelas guru mengarahkan siswa untuk
Menyimpulkan jawaban (conclude menarik kesimpulan mengenahi pemecahan masalah,
the answer) konsep, prosedur atau prinsip yang telah dibangun
bersama. Pada tahap ini karakteristik PMR yang muncul
adalah interaktif serta menggunakan kontribusi siswa
Lestari & Surya (2017)

Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) merupakan salah satu pembelajaran yang dapat
menggiring siswa memahami konsep matematika dengan mengkontruksi sendiri melalui
pengetahuan sebelumnya yang berhubungan dengan kehidupan sehari-harinya, menemukan sendiri
konsep tersebut sehingga belajarnya menjadi bermakna. Proses pembelajaran matematika dalam
PMR dilakukan dengan mengaitkan permasalahan aktual dan nyata dalam kehidupan sehari-hari
dengan materi pembelajaran matematika di kelas. Salah satu konteks yang dapat digunakan adalah
budaya (Wahyudi, et al, 2016).

5
2.2 Sistem Sosial Pembelajaran
Sistem sosial pembelajaran pada jurnal adalah Salah satu karakteristik utama PMR yaitu
menggunakan masalah kontekstual. Keunggulan lokal merupakan salah satu potensi yang ada di
setiap daerah yang dapat dijadikan bahan ajar kontekstual yang menarik untuk diajarkan di sekolah
(Subijanto, 2015). Berdasarkan karektersitik PMR tersebut maka dapat dimodifikasi pembelajaran
dengan menggunakan unsur budaya yang menjembatani pembelajaran matematika. Pembelajaran
dengan menggunakan unsur budaya tersebut dikenal dengan “Etnomatematika”. Etnomatematika
(ethnomathematics) mulai diperkenalkan oleh D‟Ambroso dan Nunes. D‟Ambroso dalam
Maximus Tamur menyatakan bahwa Etnomatematika sebagai “..... the art ofcomprehending,
describing, coping with managing bothnatural and socially contructed systems using techniques
suchus counting, measuring, soring, ordering, and inferringdevelopedby well-defined groups like
nations, professionalclasses, children in various age groups, labor groups and soon” (Lestari &
Surya, 2017). Istilah etnomatematika berasal dari kata ethnomathematics, yang terbentuk dari kata
ethno, mathema, dan tics, Awalan ethno mengacu pada kelompok kebudayaan yang dapat dikenali,
seperti perkumpulan suku di suatu negara dan kelas- kelas profesi di masyarakat, termasuk pula
bahasa dan kebiasaan mereka sehari-hari. Kemudian, mathema disini berarti menjelaskan,
mengerti, dan mengelola hal-hal nyata secara spesifik dengan menghitung, mengukur,
mengklasifikasi, dan mengurutkan.

2.3 Perangkat Pembelajaran Yang digunakan


Hal ini menjadi salah satu problematika pembelajaran matematika yang dialami oleh guru,
dimana peserta didik tidak dapat dikondisikan dengan satu metode pembelajaran secara besamaan
dalam jenjang kelas yang sama. Ketidakmerataan penggunaan metode pembelajaran ini
mengakibatkan adanya ketidaksamaan dalam tercapainya tujuan pembelajaran pada setiap kelas
dengan jenjang yang sama.
Solusi untuk poblematika pertama yaitu pemahaman konsep matematika yang kurang baik,
seharusnya guru memberikan lebih banyak scaffolding. Scaffolding bertujuan untuk memberikan
bantuan kepada peserta didik saat menemukan kesulitan dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan
pendapat Khatimah (2017) bahwa pemberian scaffolding dapat menangani hambatan berpikir
peserta didik dalam memecahkan masalah.
Selain itu guru harus pandai memilih media pembelajaran yang cocok dalam menyampaikan
materi pelajaran Matematika. Media pembelajaran dapat menggunakan media bebasis digital
misalnya dengan menggunakan media pembelajaran macromedia flash dan game edukasi.
Macromedia flash dapat dengan mudah memotivasi belajar peserta didik dan merangsang peserta
didik untuk aktif dalam proses pembelajaran dan tidak memperkecil arti pokok pembelajarannya,
tetapi justru membantu memperjelasnya (Hirtanto, et all., 2015).
Penggunaan media pembelajaran dapat menstimulus semangat peserta didik dalam belajar.
Kondisi ini sesuai dengan pernyataan Hirtanto (2015) yaitu penggunaan media dalam proses
pembelajaran merupakan salah satu upaya untuk memotivasi siswa dalam meningkatkan kualitas
hasil belajar para siswa.

6
2.4 Ketercapaian Kompetensi Pengetahuan
Pada proses pembelajaran yang berlangsung dikelas, tidak hanya aspek pengetahuan dan
keterampilan saja yang ingin ditanamkan oleh guru. Aspek sikap juga terintegrasi di dalam proses
pembelajaran yang berlangsung. Aspek sikap ini ditanamkan guru melalui kegiatan-kegiatan
pembelajaran yang berlangsung seperti pada kegiatan mengasosiasi, guru ingin menanamkan sikap
kerja sama dengan memberikan soal-soal untuk diselesaikan secara berkelompok. Hal ini sesuai
dengan Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 yang memaparkan bahwa kurikulum 2013
mengembangkan dua modus proses pembelajaran yaitu proses pembelajaran langsung dan proses
pembelajaran tidak langsung. Proses pembelajaran langsung adalah proses pendidikan di mana
peserta didik mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik
melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa
kegiatan-kegiatan pembelajaran. Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang
terjadi selama proses pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus.
guru melakukan proses penilaian pengetahuan dengan cara memberikan siswa kuis di akhir
pembelajaran. Instrumen yang digunakan guru yaitu soal uraian terkait dengan menghitung peluang
dan menentukan frekuensi harapan. Kegiatan tersebut dipilih karena dengan memberikan kuis dapat
melihat sejauh mana tingkat pemahaman siswa terkait dengan materi yang telah mereka pelajari.
Hal ini sesuai dengan Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013 yang menyatakan bahwa untuk
menilai kompetensi pengetahuan dapat melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan serta instrumen
yang digunakan untuk mengukur kompetensi pengetahuan dengan tes tulis berupa soal pilihan
ganda, isian, jawaban singkat, benar salah, menjodohkan, dan uraian.

7
BAB III. KEUNGGULAN JURNAL
a. Kemutakhiran Masalah
Sebuah karya tulis dikatakan mutakhir apabila materi sesuai dengan perkembangan ilmu,
penggunaan contoh-contoh di dalamnya terkini/actual, dan menggunakan rujukan baru. Ke lima
Jurnal yang diriview dikatakan mutakhir karena jurnal tersebut merupakan jurnal buatan dimulai
tahun 2017,2018 dan 2019 yang kurun waktunya kurang dari tiga s/d 1 tahun terakhir. Selain itu
jurnal ini juga sesuai dengan topik yang diangkat yaitu permasalahan pembelajaran tingkat SMP di
Indonesia. Misal pada jurnal 1 “Pengaruh Pembelajaran Matematika Realistik Berbasis
Etnomatematika Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa SMA Kota
Bengkulu” permasalahan yang ada pada jurnal tersebuat adalah kemampuan siswa dalam
pembelajaran matematika masih tergolong rendah khususnya di Kota Bengkulu (Dikbut, 2018). Hal
ini terlihat dari hasil nilai Ujian Nasional (UN) tingkat SMA/MA di Kota Bengkulu tahun
2017/2018 yang menunjukkan peningkatan nilai rata–rata , tetapi terjadi penurunan nilai
dibeberapa pelajaran dan salah satunya adalah pada mata pelajaran matematika (Bengkulu ekspress,
2018). Rendahnya hasil nilai UN matematika terlihat pada siswa SMA N 8 Kota Bengkulu pada 3
tahun terakhir dari tahun 2016– 2018. Tahun 2016 rata–rata nilai UN matematika IPA= 32,55 dan
IPS= 31,76; tahun 2017 IPA= 39,51 dan IPS= 35,49; dan tahun 2018 IPA= 29,6 dan IPS= 29,1.
(https://puspendik.kemdikbud.go.id/hasil-un/).

b. Teori yang Mendasari Penelitian

Dari segi teori yang di bahas pada jurnal yang diriview merupakan teori yang benar dan dapat
di pertanggungjawabkan kebenarannya. Misal pada junal 1” Penerapan pembelajaran matematika
realistik yang dimodifikasi sesuai dengan kearifan lokal dari penduduk setempat. Artinya
pembelajaran matematika yang diberikan sesuai dengan adat, istiadat serta budaya masyarakat
setempat dimana sekolah tersebut berada. Salah satu karakteristik utama PMR yaitu menggunakan
masalah kontekstual. Keunggulan lokal merupakan salah satu potensi yang ada di setiap daerah
yang dapat dijadikan bahan ajar kontekstual yang menarik untuk diajarkan di sekolah (Subijanto,
2015)”. , Keterlibatan terhadap teori bisa dilaksanakan karena teori-teori yang dijabarkan jurnal
merupakan teori-teori yang dianggap mampu terlaksana sesuai dengan tujuan peraturan pemerintah,
Berdasarkan karektersitik PMR tersebut maka dapat dimodifikasi pembelajaran dengan
menggunakan unsur budaya yang menjembatani pembelajaran matematika. Pembelajaran dengan
menggunakan unsur budaya tersebut dikenal dengan “Etnomatematika”.

c. Kohesi Dan Koherensi Isi Penelitian


Koherensi atau keterpaduan makna di dalam jurnal juga baik. Hal ini karena di setiap paragraf
dan kalimatnya jurnal berpadu. Seperti halnya mengenai problematika pembelajaran matematika di
sekolah menengah atas, penulis menjabarkan materi dimulai dari definisi matematika,proses
pembelajaran matematika.kualitas belajar, hasil belajar hingga masalah yang ditemukan dalam
belajar matematika . demikian dapat disimpulkan bahwa materi pada jurnal tersubut berhubungan
dengan judul yang diangkat dan saling terpadu tersampaikan di antar paragraf di dalam jurnal. Hal
ini merupakan keterpaduan makna yang sangat tampak, yaitu penjelasan yang ada pada poin-poin
8
penerapan model pembelajran berdasarkan masalah. Maka dari itu jurnal ini memiliki keterpaduan
makna di dalamnya.

d. Originalitas Temuan
Sebuah karya tulis dikatakan original apabila tidak ada elemen dalam karya tulis
tersebut yang memiliki kesamaan persis dengan karya tulis lainnnya. Begitu pula dengan jurnal,
Sebuah jurnal dikatakan original apabila semua elemen yang ada di dalam jurnal tersebut
terbukti. Salah satu tolak ukur dalam keaslian sebuah jurnal adalah dilihat dari kutipan dan
daftar rujukan. Jurnal ini merupakan jurnal yng original/asli karena setiap kutipan yang ada di
dalamnya tertulis pada lembar rujukan.
Keaslian tersebut di atas dapat dilihat pula melalui defenisi-defenisi yang ada di dalam
jurnal. Setiap defenisi-defenisi yang dituliskan pada masing-masing jurnal sudah memuat
defenisi simpulan atau defenisi yang dibuatnya sendiri berdasarkan rujukan defenisi dari para
ahli yang sudah dituliskan sebelumnya.

9
BAB IV. KELEMAHAN JURNAL
a. Kemutakhiran Masalah
Sebuah karya tulis dikatakan mutakhir apabila materi sesuai dengan perkembangan ilmu,
penggunaan contoh-contoh di dalamnya terkini/actual, dan menggunakan rujukan baru.
Kelemahan kemutakhiran dalam jurnal ini terdapat pada bagian rujukan jurnal. Hal tersebut
saya katakan karena jurnal ini menggunakan buku lama sebagai rujukannya.

b. Teori yang Mendasari Penelitian


Teori yang dipaparkan pada jurnal-jurnal yang di review kurang lengkap. Teori tersebut
hanya membahas sedikit mengenai pemasalahan yang terjadi pada siswa SMA dalam
pembelajaran matematika. Solusi yang diberikan juga tetap sama dengan solusi pada jurnal-
jurnal terdahu.

c. Kohesi Dan Koherensi Isi Penelitian


Kohesi dan koherensi di dalam jurnal ini cukup baik. Kalimat pada paragraf cukup kohesi
dan koherensi. Pada kalimat-kalimatnya penulis menjelaskan atau menuliskan penjelasan
mengenai istilah asing di dalam kurung dan memiringkan istilah asing tersebut, sehingga
pembaca mengerti dengan jelas apa yang dituliskan oleh penulis jurnal, begitu pula secara
keseluruhan jurnal. Pada jurnal kegayutan antar elemen jurnal ini sudah baik, namun hal yang
menjadi kelemahan adalah pada banyaknya pengunaan kata tersebut untuk menggantikan kata
atau kalimat yang hendak diutarakan penulis.

d. Originalitas Temuan
Penelitian tersebut adalah lanjutan dari penelitian sebelumnya , dimana berarti penelitian
ini sering diteliti , sehingga mempunyai kecenderungan untuk mengambil beberapa gagasan
dari pakar informasi dan teknologi yang ada. Misalnya pada jurnal 2 dengan judul
“PERBEDAAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA DAN PEMECAHAN
MASALAH PADA PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN PEMBELAJARAN
KONVENSIONAL DI SMA NEGERI 1 KUALUH SELATAN”. Pemecahan masalah dan
pembelajaran sudah sering digunakan sebagai objek penelitian oleh sebab itu keoriginalitas
temuan pada jurnal ini merupakan lanjutan dari peneliti sebelumnya.

10
BAB V. IMPLIKASI
a. Teori
Keterlibatan terhadap teori bisa dilaksanakan karena teori-teori yang dijabarkan jurnal
merupakan teori-teori yang dianggap mampu terlaksana sesuai dengan tujuan peraturan
pemerintah, teori mengenai permasalahan pembelajaran matematika tingkat SMA tersebut layak
diperbincangkan dan ditemukan solusinya di lingkungan pendidikan di Indonesia khususnya
mahasiswa, karena hal tersebut merupakan hasil penelitian yang hasilnya bisa dikatakan positif
dan merupakan sebuah geliat mutualisme pendidikan keguruan di Indonesia kini dan
mendatang. Berdasarkan teori-teori yang dipaparkan dalam jurnal ini seorang pembaca maupun
reviewer akan mendapatkan ilmu dan pengetahuan yang lebih luas mengenai tahapan
pembelajaran, metode pembelajaran, ketercapaian kompetensi, solusi permasalahan hingga
pemahaman teoritis sampai mendapatkan contoh aplikatif dalam penelitian yang disampaikan
jurnal ini.

b. Analisis Mahasiswa

Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang dipaparkan jurnal ini layak di gunakan oleh
pendidik sebagai salah satu referensi untuk memiliki tujuan dan arah yang konkrit dalam
pelaksanaan penerapan desain system pembelajaran pengembangan bahan ajar melalui hal-hal
pendukung yang sudah dijabarkan di dalam jurnal. Berdasarkan buku yang dijadikan sebagai
pedoman dalam meriview jurnal dari perspektif konstruktivis, pembelajaran dipandang bukan
sebagai siswa yang menerima informasi dari guru tetapi lebih dari sebagai siswa yang secara
aktif terlibat dalam pengalaman yang menguntungkan dan memiliki kesempatan untuk
berdialog sehingga makna dapat berkembang dan dibangun. Pembelajaran berlangsung tidak di
ruang kelas pasif tetapi dalam pembelajaran komunitas yang ditandai dengan tingkat partisipasi
dan keterlibatan yang tinggi (Arends,2021).

11
BAB VI . KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari jurnal asli maupun hasil dari critical journal review ini
adalah bahwa setiap jurnal memiliki keunggulan dan kelemahan, di satu sisi keunggulan dari jurnal
yang di riview adalah pembahasannya yang sangat menarik dan dapat dijadikan sebagai bahan
penelitian mengenai permasalahan pembelajaran matematika tingkat SMA bagi mahasiswa . kemudian
jurnal ini cocok digunakan untuk mahasiswa khususnya mahasiswa prodi pendidikan matematika untuk
menambah pengetahuan terkait permasalahan pembelajran matematika saat ini.

Saran yang dapat diberikan adalah semoga hasil kritikan dan pembahasan terhadap jurnal ini
dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya lebih baik lagi. Semoga critical journal
riview ini dapat memberikan manfaat yang bermakna bagi setiap pembaca.

12
DAFTAR PUSTAKA

Arends, R.I. 2012. Learning to Teach, Ninth Edition.New York: The Mc-GrawHills Companies,Inc.

Asih ,Nur & Sendi Ramdhan.,(2019), Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dan

Kemandirian Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Means End Analysis,Jurnal


Pendidikan Matematika, Volume 8, Nomor 3.

Anjarsari, Elly.(2019), Faktor Permasalahan Pendekatan Saintifik 5m Dalam Pembelajaran

Matematika Di Sma, ,Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. I No. 01.

Febriani.Peni, dkk.(2019), Pengaruh Pembelajaran Matematika Realistik Berbasis Etnomatematika

Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa SMA Kota Bengkulu , Jurnal
Pendidikan Matematika Raflesia, Vol. 04 No. 02.

Kuncara, Wahyu Adi, dkk.(2016), Analisis Proses Pembelajaran Matematika Berdasarkan Kurikulum

2013 pada Materi Pokok Peluang Kelas X SMA Negeri 1 Surakarta, Jurnal Elektronik
Pembelajaran Matematika, Vol.4, No.3

Nurdalilah,dkk.(2019), Perbedaan Kemampuan Penalaran Matematika Dan Pemecahan Masalah Pada

Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Pembelajaran Konvensional Di Sma Negeri 1 Kualuh


Selatan, Jurnal Pendidikan Matematika PARADIKMA, Vol 6 Nomor 2.

13

Anda mungkin juga menyukai