Anda di halaman 1dari 16

KETUHANAN YANG MAHA ESA DAN OKULTISME

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 1

1. ELMA CHRISTIN SINAGA (1213311010)

2. SIO OKTAVIANA SIAHAAN (1212311007)

3. IDO YOSEPTIAN SIMBOLON (1213311004)

4. AMEL MARIBOT (1313311021)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan
karunia-Nya kelompok kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ Ketuhanan
Yang Maha Esa dan Okkutulisme” dengan baik dan selesai pada waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok yaitu pada mata kuliah
Pendidikan Agama Kristen.

Kelompok kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Selfi Sihombing, S. Th., M.Si.,
M.PdK,selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Agama Kristen yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kelompok kami. Tidak lupa juga
kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan serta
membagikan sebagian pengetahuannya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini.

Kelompok kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini belum sempurna dan
perlu perbaikan lebih lanjut. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun. Kelompok kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi masyarakat luas.
Terimakasih.

Medan, September 2022

Kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2

DAFTAR ISI...................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................4

A. Latar Belakang......................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah.................................................................................................................5

C. Tujuan...................................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................6

a. Pengertian Ketuhanan Yang Maha ESa............................................................................6

b. Pengertian Okkultisme......................................................................................................6

c. Penyebab Okkultisme.......................................................................................................7

d. Hubungan Ketuhanan Yang Maha Esa dengan Okkultisme.............................................9

e. Cara Mengatasi Okkultisme............................................................................................11

f. Dampak dari perbuatan Okkultisme...............................................................................11

BAB III PENUTUP.......................................................................................................................14

A. Kesimpulan.........................................................................................................................14

B. Saran...................................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehidupan masyarakat saat ini, baik di Indonesia maupun global, diwarnai oleh
banyaknya paham dan praktek keagamaan. Di Indonesia, agama-agama yang ada itu terdiri dari
beberapa corak, yaitu: Pertama, agama-agama umum dan konvensional, seperti Hindu, Buddha,
Islam dan Kristen; kedua, agama (dan budaya-adat) yang masih dianut dan dipraktekkan di
dalam masyarakat-suku tertentu, seperti Parmalim (Batak), Kaharingan (Dayak), Marapu
(Sumba) dan Kejawen (Jawa); ketiga, agama atau gerakan-gerakan keagamaan yang
menekankan spiritualitas atau keagamaan oribadi (atau agama diri, the religion of the Self), atau
kelompok yang digolongkan ke dalam gerakan zaman baru (New Age Movement), seperti (yang
di Indonesia) Brahma Kumaris, Anand Ashram, dan kelompok-kelompok Yoga; keempat, aliran
keagamaan yang berakar pada agama suku/ asli Indonesia dan agama Hindu, Buddha, Islam dan
Kristen, yaitu aliran-aliran kepercayaan atau kebatinan (seperti Pangestu, Sumarah, Sapta
Dharma dan Subud); kelima, aliran keagamaan yang dianggap sesat oleh mayoritas penganut
agamanya, seperti yang muncul dari dalam Islam misalnya Kerajaan Eden (Lia Eden) dan Satrio
Piningit Wedang Buwono; sedangkan yang muncul dari dalam agama Kristen seperti Children of
God dan Satanic Church.

Dari dalam umat agama atau aliran keagamaan di atas, beredar paham dan praktek yang
berdasarkan kepercayaan kepada adanya alam supranatural atau alam lain yang tidak tampak
dengan mata, serta adanya mahluk-mahluk supranatural (atau mahluk halus) yang memiliki
kekuatan atau kesaktian, atau juga adanya mahluk asing yang berasal dari alam semesta lain. Di
dalam alam ini terdapat baik oknum atau sosok kuat dan sakti atau sosok satanik, dan energi atau
kekuatan yang tidak kelihatan namun dapat berpengaruh (baik atau buruk) kepada manusia dan
yang dimanfaatkan oleh orang yang memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk itu, misalnya
sosok atau mahluk halus seperti hantu atau setan, roh atau arwah, jin, tuyul, mayat hidup
(Zombie), benda-benda yang dipercayai memiliki kesaktian, atau benda-benda yang menjadi
tempat berdiam mahluk halus. Paham dan praktek kepercayaan inilah yang saat ini disebut
sebagai Okultisme.

B. Rumusan Masalah
 Apa itu pengertian Ketuhanan Yang Maha Esa ?

 Apa itu pengertian Okkultisme?

 Apa saja penyebab-penyebab Okkultisme?

 Bagaimana hubungan keterkaitan antara Ketuhanan Yang Maha Esa dengan


Okkultisme?

 Bagaimana cara mengatasi Okkultisme?

 Apa saja dampak dari perbuatan Okkultisme?

C. Tujuan
 Agar mengetahui pengertian Ketuhanan Yang Maha Esa

 Agar mengetahui defenisi dari Okkultisme

 Agar mengetahui penyebab-penyebab Okkultisme

 Agar dapat mengetahui hubungan keterkaitan antara Ketuhanan Yang Maha Esa dengan
Okkultisme

 Untuk mengetahui apa saja upaya-upya mengatasi Okkultisme

 Untuk mengetahui dampak dari perbuatan Okkultisme


BAB II

PEMBAHASAN

a. Pengertian Ketuhanan Yang Maha ESa


Manusia sebagai makhluk sosial yang membutuhkan adanya hubungan dengan
manusia lainnya, hal ini dilakukan bertujuan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya
sehingga ia harus memeluk suatu agama. Tentulah agama mempengaruhi jalannya masyarakat,
demikian juga pertumbuhan masyarakat itu mempengaruhi pemikiran terhadap agama. Dalam
sila pertama yaitu “Ketuhanan Yang Maha Esa” yang memiliki arti bahwa bangsa Indonesia
mempunyai kebebasan untuk menganut agama dan menjalankan ibadah yang sesuai dengan
ajaran agamanya. Sila pertama ini juga mengajak manusia Indonesia untuk mewujudkan
kehidupan yang selaras, serasi, dan seimbang antar sesama manusia Indonesia, antar bangsa,
maupun dengan makhluk ciptaan Tuhan yang lainnya. Dengan demikian, di dalam jiwa bangsa
Indonesia akan timbul rasa saling menyayangi, saling menghargai, dan saling mengayomi.

Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam sila pertama antara lain sebagai berikut.

1. Keyakinan terhadap adanya Tuhan yang Maha Esa dengan sifat-sifatnya yang
Mahasempurna.

2. Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dengan cara menjalankan semua perintah-Nya,
dan sekaligus menjauhi segala larangan-Nya.

3. Saling menghormati dan toleransi antara pemeluk agama yang berbeda-beda.

4. Kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya.

b. Pengertian Okkultisme
Okultisme berasal dari kata "occultus" (Lat) yang artinya tersembunyi, rahasia, gaib,
misterius, gelap, atau kegelapan. Dengan demikian, okultisme dapat diartikan sebagai paham
yang menganut dan mempraktikkan kuasa dan kekuatan dari dunia kegelapan atau dunia roh-roh
jahat. Okultisme secara garis besar dapat dibagi menjadi dua, yaitu tipe lunak (takhayul, ramalan
seperti astrologi, palmistri, spiritisme, astromantik, chronomancy, dan geomansi) dan tipe keras
(sihir putih dan sihir hitam dalam berbagai bentuk, seperti pelet, gendam, tenung, santet,
satanisme, dan tenaga dalam). Melalui okultisme, kemampuan adikodrati dapat dilakukan
manusia yang mengandalkan kuasa iblis.

Perjanjian Lama menyatakan bahwa segala sesuatu yang berhubungan dengan roh iblis
atau kuasa kegelapan dilarang dan dapat dihukum mati (Imamat 19, 26, 31; Yeremia 27:110;
Wahyu 21:8). Pada saat itu, larangan tersebut ditaati orang Israel dan diberikan juga kepada
orang Kristen. Namun, kepedulian terhadap masalah itu semakin lama semakin luntur, bahkan
hampir tidak ada. Buktinya, banyak orang mempraktikkan okultisme dengan kekejaman yang
luar biasa, tetapi mereka tidak dihukum karena kegiatan mereka tidak dihiraukan lagi.
Masyarakat modern menganggap kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang tidak dapat
dibuktikan secara ilmiah. Mereka tidak sadar bahwa mereka telah dibutakan oleh iblis. Berbagai
bentuk kegiatan okultisme, seperti ramalan, perbintangan, tenung, santet, pelet, hipnotis, ilmu
kebal, dan segala macam ilmu gaib yang disebut ilmu hitam dan ilmu putih, mendapat sambutan
yang baik dari masyarakat. Sambutan tersebut disebabkan oleh tayangan melalui media massa
yang bebas hambatan sehingga okultisme memasuki setiap bidang kehidupan manusia, mulai
dari masalah pribadi, keluarga, keuangan, bisnis, dan bahkan industri modern. Aktivitas
okultisme ditemukan di seluruh dunia, baik di negara-negara berkembang yang masih
terpengaruh animisme maupun di negara-negara maju, bahkan di negara-negara yang mayoritas
penduduknya Kristen.

c. Penyebab Okkultisme
Pada umumnya, praktik okultisme yang ditemukan dalam segala bidang kehidupan
manusia disertai dengan alasan-alasan sebagai berikut.

1. Untuk mengormati orang tua atau nenek moyang, sesuai dengan hukum ke-5 ("...
hormatilah ibu bapamu, supaya lanjut umurmu"). Alasan ini kelihatannya benar, tetapi
salah. Cara yang dipakai iblis untuk merusak hidup manusia ialah dengan memakai
firman Allah secara terpenggal-penggal, atau lepas dari ayat sebelumnya atau
sesudahnya. Hukum ke-5 didahului oleh hukum ke-2. Kalau orang tua belum mengerti
hal itu, kita harus memberikan pengertian, dan kalau mereka tetap menolak, maka kita
perlu lebih menaati Allah daripada manusia -- orang tua kita (Kisah Para Rasul 5:29).
Ketaatan terhadap orang tua atau nenek moyang tidak menjadikan kita memunyai keris
atau jimat yang mereka tinggalkan untuk kita, karena hal-hal itu adalah kebencian Allah.
Ketaatan kita kepada orang tua haruslah dalam garis ketaatan kita terhadap Allah dan
firman-Nya (Matius 10:34-37; Kejadian 12:1; Yosua 24:2-3).

2. Untuk melayani orang mati, baik roh orang tua maupun roh nenek moyang, agar mereka
tidak marah terhadap anak-anak atau cucunya yang masih hidup atau sebaliknya. Alkitab
menerangkan dengan jelas bahwa roh orang mati tidak dapat berhubungan dengan roh
orang yang hidup atau sebaliknya. Yang bekerja sebenarnya adalah roh-roh setan, bukan
roh orang mati. Dalam Kejadian 4:8-10, roh Habel berseru kepada Allah, bukan kepada
Kain, sebab jiwa Habel tidak dapat berhubungan lagi dengan Kain yang masih hidup.

3. Karena dukun-dukun memakai nama Trinitas Allah atau Alkitab. Tuhan Yesus berkata,
"Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam
Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada
hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami
bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak
mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka
dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian
pembuat kejahatan!" (Matius 7:21-23). Kehendak Bapa ialah supaya kita jangan pergi ke
dukun atau menggunakan okultisme (Ulangan 18:9-13). Yesus mengusir orang-orang
yang memakai nama Tuhan secara salah dan yang menggunakan Alkitab dengan maksud
magis. Jikalau ada di antara rakyat Indonesia yang mencatut nama presiden untuk
kepentingan dirinya lalu ketahuan, pastilah dihukum.

Demikian jugalah orang yang mencatut nama Allah untuk praktik-praktik okultisme akan
dibuang ke dalam api neraka kalau mereka tidak bertobat. "Jangan menyebut nama
TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah
orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan" (Keluaran 20:7). Orang-orang
yang menyebut nama Tuhan harus menjauhkan diri dari kejahatan/penyembahan
berhala/pemakaian okultisme (2 Timotius 2:19). Iblis adalah bapak pembohong. Kepada
orang kafir iblis memakai cara kafir dan kepada orang Kristen iblis memakai cara Kristen
dan benda-benda rohani.
4. Karena pertolongan melalui okultisme mendatangkan kesembuhan dan sukses dalam
hidup seseorang. Perlu kita ketahui bahwa iblis dapat membuat kaya seseorang (Kisah
Para Rasul 16:16), juga dapat menyembuhkan dan melakukan mukjizat (Keluaran 7:10-
13). Kita perlu sadar bahwa rekening setan bukanlah rekening gratis, tetapi harus dibayar
dengan jiwa kita sendiri karena "pertolongan setan" pada hakikatnya adalah celaka.
Kesembuhan gelap menolong tubuh, tetapi nanti jiwa menderita. Tuhan mau memberkati
kita, tetapi bukan dengan cara-cara okultisme, melainkan dengan cara-Nya yang penuh
kasih.

5. Karena adat istiadat menuntut. Ikut-ikutan dalam adat yang mengandung unsur okultisme
untuk menyenangkan orang banyak, walaupun ia tahu bahwa perbuatan itu dosa di mata
Tuhan. Misalnya, memindahkan tulang-tulang orang mati dengan upacara adat. Elia
berdiri teguh atas dasar firman Allah, dan ia tidak mau ikut-ikutan dalam dosa massal,
yaitu menyembah baal. Tuhan menghargai Elia atas keyakinannya itu (1 Raja-raja 18:20-
46). Sadrakh, Mesakh, dan Abednego tidak ikut adat kebiasaan orang Babel, bahkan
melawan perintah Raja Nebukadnezar untuk menyembah berhala. Walaupun api
menunggu mereka, tetapi Tuhan memelihara mereka (Daniel 3:1-30). Orang tua Gideon
akan dibinasakan karena merusak berhala orang banyak (Hakim-hakim 6:25-32). Jikalau
kita mengasihi adat kebiasaan yang berdosa, maka Allah membenci kita, kalau kita
mengasihi Allah dengan tidak menyembah berhala, maka masyarakat penyembah berhala
membenci kita. Kita tidak bisa netral, tetapi harus berdiri dengan Tuhan walaupun orang
banyak menentangnya, maka Tuhan akan menyatakan kemuliaan-Nya melalui orang
yang mengasihi Dia (Bilangan 14:5-10).

d. Hubungan Ketuhanan Yang Maha Esa dengan Okkultisme


Okultisme berasal dari kata “accultus” yang berarti tersembunyi, rahasia,gaib,
misterius atau kegelapan. Dengan demikian yang menganut okultisme dapat mempraktikkan
dan mempunyai kekuasaan dari dunia kegelapan atau roh-roh jahat.

Alkitab banyak berbicara tentang bagaimana sikap Tuhan terhadap pelaku okkultisme.
Pandangan alkitab tentang Okkultisme yaitu; Ulangan 18:10-13, Imammat 26:1-5, Yesaya
57:6-21, Keluaran 20:5. Larangan Tuhan kepada pelaksana-pelaksana praktek perdukunan,
pemeliharaan jimat-jimat dan juga dikatakan tidak boleh mempersembahkan anak. Jika
hidupnya sudah keji, maka Tuhan akan menghalangi mereka. Tuhan tidak mengizinkan mereka
untuk mendapatkan berbagai berkat, sukacita, dan damai sejahtera. Maka dari itu ada beberapa
tips agar kita tidak terlibat dalam okkultisme yaitu:

 Hindari hidupmu dari keterlibatan Okkultisme

 Beribadah dengan baik atu bersekutu dengan Tuhan.

 Jaga perilaku, karakter, moralitas harus sejalan dengan iman

Namun pada ayat 10, 13, 15, 18,20,21 menjelaskan akibat-akibat dari pelaksanaan
okkultisme yaitu:

 Hidup kita berjalan semakin jauh dari Tuhan

 Merasa takut dan gentar, tidak ada gairah hidup

 Mudah letih lesu, tidak bersemangat

 Doanya tidak di dengar Tuhan

 Hidup spiritualnya (kerohanian) tidak baik

 Tidak memiliki harapan akan masa depan

 Munafik

Dalam ayat 14 menjelaskan bagaimana memperoleh kelepasan

 Membuka dan melepaskan segala benda-benda okkultisme

 Buka jalan bagi Tuhan

 Lepaskan batu-batu berhala

Dalam ayat 18-19 dikatakan ada acara jika orang okkultisme mau bertobat yaitu:

 Tuhan akan menuntun mereka dalam hidupnya.

 Tuhan akan menyembuhkan mereka.

 Tuhan akan memulihkan hidup mereka


 Tuhan akan memberi damai sejahtera dan kebahagian

e. Cara Mengatasi Okkultisme


Jika Anda terlibat dalam praktik okultisme, tinggalkan sekarang juga. Karena itu
adalah dosa dan kekejian bagi Tuhan.  Anda butuh Roh Kudus bekerja dalam hidup Anda. Roh
Kudus akan mengingatkan Anda tentang dosa yang Anda lakukan. Adapun beberapa cara kita
agar terbebas dari Okultisme yaitu :

 Minta pengampunan dan pelepasan dari Tuhan. 

Jika Anda merasa kuasa kegelapan yang Anda praktikkan selama ini sudah banyak
merugikan hidup Anda, mintalah pertobatan di dalam Tuhan.

 Buang semua benda-benda yang berkaitan dengan okultisme. 

Lalu baca Alkitab dan buku-buku rohani lain yang menunjang. Carilah persekutuan
Kristen dan terapkan kehidupan Kristen.

 Minta bantuan dari pemimpin rohani atau konselor. 

Jika Anda tidak mampu melepaskan kuasa itu sendiri, mintalah bantuan dari seorang
pemimpin rohani atau konselor Kristen dari belenggu rohani.

Saat Anda minta ampun dan mendapatkan pertolongan dari Tuhan, bersyukur dan
pujilah Dia atas apapun yang Anda alami.

 Masuk dalam persekutuan rohani. 

Saat Anda menyerahkan hidup Anda kepada Tuhan, mintalah Dia untuk memimpin
Anda kepada orang-orang Kristen untuk membantu Anda bertumbuh dalam Tuhan.

f. Dampak dari perbuatan Okkultisme


1) Serangan depresi, misalnya seorang tenggelam dalam suatu kesedihan tanpa alasan.
Orang berada di bawah tekanan dicekam oleh perasaan takut terhadap hal-hal sekitarnya.
Iblis tidak pernah dapat memberikan sejahtera dalam hati manusia. Hanya di dalam
Kristus manusia mendapatkan damai sejahtera dan kemerdekaan (Yohanes 16:33; Roma
16:20; 2 Korintus 3:17). Kuasa gelap hanya memberikan kegelisahan.
2) Pikiran mau bunuh diri yang sering kali berjalan sejajar dengan depresi. Saul dan Yudas
mengakhiri hidupnya dengan menyedihkan sekali (1 Samuel 28; 1 Tawarikh 10:1-4;
Matius 27:1-5). Iblis adalah pembunuh manusia -- membawa manusia kepada
keputusasaan, menjadikan manusia nekat untuk bunuh diri (Yohanes 8:44).

3) Tertutup terhadap firman Allah. Gejala ini tidak sama pada tiap-tiap orang. Ada yang
merindukan firman Allah, tetapi waktu ia mendengar, ia mengantuk dan tertidur,
walaupun tubuhnya dalam keadaan segar bugar. Iblis adalah roh penidur, membutakan
hati manusia, sehingga benih firman Allah tidak dapat masuk dan tumbuh dalam hati
orang yang terlibat dalam dunia okultisme (2 Tawarikh 33:10; Matius 13:4, 18-19; 2
Korintus 4:4). Orang-orang yang terlibat dalam dunia okultisme tidak menyukai firman
Allah. Mungkin membaca juga, tetapi tidak mengerti. Kalau membaca buku-buku yang
lain, ia tidak mengantuk atau tertidur. Tanda bahwa seseorang telah dibebaskan ialah
menyukai Alkitab dan setia membacanya.

4) Gangguan lain ialah pada waktu mendengar firman Allah, ia dikuasai oleh roh sangsi
yang beroperasi pada saat itu, sehingga sulit baginya untuk memercayai firman Allah,
dan akhirnya berantakan. Firman Allah tidak menjadi jaminan yang utuh untuk imannya,
tetapi merupakan bahan spekulasi saja. Itulah sebabnya kita bertemu dengan orang yang
di atas mejanya ada buku mantera dan ada juga Alkitab.

5) Ada keinginan bahkan kenyataan menghujat nama Tuhan Yesus, baik tersembunyi
maupun terang-terangan. Seorang ibu dari latar belakang agama lain yang pernah terlibat
dalam okultisme, dan sekarang telah menjadi orang Kristen, pada waktu berdoa ia
menghujat Tuhan. Setelah sadar ia menyesal dan menangis, dan ia tidak mau mengulang
kesalahan yang sama. Roh penghujat menguasai orang yang terlibat okultisme. Gejalanya
adalah adanya ketakutan yang tidak normal. Banyak hal di sekitarnya yang membuat dia
takut. Takut akan Allah ada dalam hati orang yang mengasihi Allah, tetapi takut yang
tidak normal ada dalam hati orang yang terlibat okultisme. Berjalan melewati kuburan
dan tempat keramat, bulu kuduk berdiri, takut bunyi-bunyi yang aneh, bahkan takut akan
kematian, menguasai orang yang terlibat okultisme.

6) Gejala adanya "angin kotor" -- angin hawa nafsu, pikiran-pikiran yang najis yang
dihembuskan oleh roh-roh najis. Biasanya orang yang terlibat dalam okultisme,
kehidupan seksualnya tidak normal --matanya penuh zinah dan angan-angan kotor yang
menguasai dia. Iblis tidak hanya bapak pembunuh, tetapi juga bapak perzinahan.

7) Urat syaraf sakit akibat mempraktikkan okultisme secara aktif. Tubuh manusia adalah
rumah Roh Kudus. Tubuh Musa, Kaleb, dan Yusak sehat sekali, ingatan mereka normal,
tidak ada gangguan syaraf (Ulangan 34:7; Yosua 14:6-11). Tubuh manusia yang didiami
oleh roh-roh setan/najis (Efesus 2:2), mengalami banyak gangguan (1 Samuel 16:14-23;
18:10-12). Ingatan Saul tidak normal lagi, sebab di bawah roh jahat. Sewaktu-waktu ia
benci kepada Daud, sewaktu-waktu ia menyesal atas dosanya. Perhatikan juga Markus
5:1-20, khususnya ayat l5, "... orang yang kerasukan itu sudah waras." Aktif dalam
okultisme juga menyebabkan kegilaan (Ulangan 28:28).

8) Kemarahan yang tidak normal. Ada kemarahan dari Roh Kudus (1 Samuel 11:6; Lukas
9:51-56, kata menegur disebut juga menghardik), tetapi ada kemarahan yang ditunggangi
roh setan yang mengakibatkan dosa (Kejadian 4:48) dan penderitaan. Roh harimau (1
Petrus 5:8) menguasai orang yang terlibat okultisme dan menerkam orang-orang di
sekitarnya, seperti Kain membunuh Habel.

9) Kekacauan dalam hidup, dalam rumah tangga (2 Tawarikh 33:3-6; Kejadian 11:9).
Manasye terlibat dalam okultisme, dan Tuhan membuang dia di Babel yang berarti
kekacauan. Hidup orang-orang yang terlibat okultisme senantiasa kacau.

10) Akibat untuk keturunan, biasanya menderita secara tidak normal, cacat, dan sebagainya
sampai gilir-bergilir (Keluaran 20:4-5). Keturunan berada di luar berkat Tuhan.

11) Kemandulan dan penyakit, kematian sebelum waktunya (Keluaran 23:24-26).


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Setiap orang beriman kepada Tuhan Yesus Kristus harus menanggalkan manusia
lama dalam hal ini yang berkaitan dengan kehidupan lamanya, terutama secara khusus jika ada
hal-hal yang berkaitan dengan roh-roh jahat dan segera melakukan pemberesan dengan doa
pelepasan, dan dalam hidupnya melakukan pembaruan kerohanian, bahkan secara terus-
menerus mengenakan manusia baru menurut kehendak-Nya dan selalu berusaha berada di
dalam kekudusan-Nya sampai akhir hayat (Ef.4:21-24).

B. Saran
Tuhan sangat murka melihat hambanya yang menganut okultisme. Sebab okultisme yaitu
menganut roh-roh jahat. Maka dari itu kita sebagai pengikut Tuhan jangan mau ikutan menganut
okultisme, sebab akan berdampak pada keturunan kita nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
Aritonang, A. (MARET 2021). PANDANGAN AGAMA-AGAMA TERHADAP SILA
PERTAMA PANCASILA. JURNAL TEOLOGIA KRISTEN .

DILLA, M. (OKROBER 2015). PANDANGAN ALKITAB TENTANG OKULTISME .


JURNAL MANNA RAFFLESIA.

HANDOKO. (DESEMBER 2020). MISI KRISTEN TENTANG OKULTISME DAN


SIGNIFIKASINYA BAGI PEMUDA-PEMUDA KRISTIANI . JURNAL TEOLOGIA DAN
PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN .

Loho, A. (September 2021). PENTINGNYA FIRMAN TUHAN DALAM MENGATASI


PENGGUNA OKULTISME . Jurnal Teologi Sunergeo .

Saragih, E. S. (Desember 2017). ANALISIS DAN MAKNA TEOLOGI KETUHANAN YANG


MAHA ESA DALAM KONTEKS PLURALISME AGAMA DI INDONESIA. Jurnal Teologi
Cultivation.

Anda mungkin juga menyukai