Anda di halaman 1dari 12

KETERAMPILAN BERBAHASA DI SEKOLAH DASAR

Disusun Oleh :

Kelompok 5

1. Dewi Shinta Elisabet Hutahean (1213311034)


2. Grace Keren Hapukh Mendrofa (1213311001)
3. Ido Yoseptian Simbolon (1213311004)
4. Nofran Purba (1213311013)

Dosen Pengampu: Dr. Edizal Hatmi, SS., M.Pd


Mata Kuliah: Keterampilan Berbahasa dan Apresiasi Sasta Indonesia SD

PROGRAM STUDI S1 PGSD


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
SEPTEMBER, 2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
Rahmat dan karunia-Nya kelompok kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Keterampilan Berbahasa di SD” dengan baik dan selesai pada waktu yang
telah ditentukan. Makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok
yaitu pada mata kuliah Keterampilan Berbahasa dan Apresiasi Sastra Indonesia SD.
Kelompok kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. Edizal Hatmi,
SS.,M.Pd, selaku dosen pengampu mata kuliah Keterampilan Berbahasa dan Apresiasi
Sastra Indonesia SD yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
wawasan dan pengetahuan kelompok kami. Tidak lupa juga kami mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan serta membagikan
sebagian pengetahuannya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan tugas makalah
ini.
Kelompok kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini belum sempurna
dan perlu perbaikan lebih lanjut. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun. Kelompok kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat
bagi masyarakat luas. Terimakasih.

Medan, September 2022

Kelompok 5
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...............................................................................................................................................................3


BAB I.............................................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN ......................................................................................................................................................4
A. Latar Belakang ...........................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................................4
C. Tujuan............................................................................................................................................................4
BAB II ...........................................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN .........................................................................................................................................................5
A. Pengertian Berbahasa ............................................................................................................................5
B. Pengertian Keterampilan Menyimak ..............................................................................................5
C. Pengertian Keterampilan Berbicara ...............................................................................................6
D. Model – Model Pembelajaran Menyimak ......................................................................................6
E. Model-Model Pembelajaran Menyimak ........................................................................................8
BAB III ...................................................................................................................................................................... 11
PENUTUP ................................................................................................................................................................ 11
A. Kesimpulan .............................................................................................................................................. 11
B. Saran............................................................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................................. 12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen. Empat komponen tersebut


yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan
keterampilan menulis. Setiap keterampilan mempunyai hubungan yang erat dengan
ketrerampilan-keterampilan lainnya. Keterampilan-keterampilan tersebut hanya dapat
dikuasai dengan jalan praktik dan latihan yang banyak.
Berbicara sebagai salah satu indikator kemahiran berbahasa, masih dianggap
sebagai sesuatu pembelajaran yang mudah. Pembelajaran berbicara tidak dilakukan
dengan serius. Namun pada kenyataanya, masih banyak siswa yang kurang mampu
mengekspresikan diri lewat kegiatan berbicara. Siswa sering kali malu ketika diminta
berbicara atau bercerita di depan kelas. Hal ini dimungkinkan karena rendahnya
penguasaan siswa akan topik yang dibahas sehingga siswa tidak mampu memfokuskan
hal-hal yang ingin diucapkan. Akibatnya, apa yang dibicarakan menjadi kurang jelas dan
tidak tersampaikan maksudnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa keterampilan
berbicara siswa masih rendah.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka rumusan masalahnya


sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud berbahasa?
2. Apakah yang dimaksud menyimak?
3. Apa yang dimaksud berbicara?
4. Metode apa yang di gunakan dalam menyimak?
5. Metode apa yang di gunakan dalam berbicara?
C. Tujuan

1. Mengetahui yang dimaksud berbahasa.


2. Mengetahui yang dimaksud menyimak.
3. Mengetahui yang dimaksud berbicara.
4. Mengetahui macam-macam metode dalam menyimak
5. Mengetahui macam-macam metode dalam berbicara.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bahasa

Bahasa merupakan suatu ungkapan yang mengandung maksud untuk


menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Sesuatu yang dimaksudkan oleh pembicara
bisa dipahami dan dimengerti oleh pendengar atau lawan bicara melalui bahasa yang
diungkapkan. Chaer dan Agustina (1995:14) fungsi utama bahasa adalah sebagai alat
komunikasi.
Keterampilan berbahasa sangat dibutuhkan bagi semua individu. Hal ini disebabkan
keterampilan berbahasa merupakan model untuk mengembangkan kemampuan
intelektual, sosial, dan karakter siswa. Bahasa adalah alat yang paling utama untuk
melakukan komunikasi. Untuk dapat berkomunikasi dengan baik, ada empat
keterampilan Berbahasa yang harus dilatihkan kepada siswa. Semakin sering berlatih,
siswa akan semakin lancar dan semakin baik komunikasinya. Oleh sebab itu, siswa
harus meningkatkan keempat keterampilan berbahasa tersebut melalui pembelajaran
bahasa.
Pembelajaran bahasa di sekolah dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan
berkomunikasi dan kemampuan berbahasa yang baik dan benar. Salah satu aspek yang
mendukung untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan berbahasa yang baik
dan benar tersebut adalah dengan menguasai banyak kosa kata. Semakin banyak kata
yang dikuasai siswa semakin lancar dan baik pula komunikasi dan bahasa yang
digunakan. Kosa kata merupakan bagian penting yang tak dapat dipisahkan dalam
proses pembelajaran. Dengan pemahaman kata yang sama, guru dan siswa dapat
berinteraksi dan berkomunikasi dengan lacar dalam proses belajar mengajar di kelas,
namun jika pemahaman siswa terhadap kata kurang, maka yang terjadi justru
sebaliknya proses belajar mengajar akan terhambat dan materi pembelajaran tidak
akan diterima dengan baik oleh siswa. Penguasaan dan pemahaman kosa kata dalam
pembelajaran bahasa mutlak harus ditingkatkan agar proses belajar mengajar dapat
berjalan dengan lancar dan siswa dapat mengembangkan kemampuan dan
keterampilan berbahasa (menyimak,berbicara, membaca dan menulis). Sedangkan
menurut Tarigan (2011: 2) menjelaskan bahwa kualitas keterampilan berbahasa
seseorang bergantung pada kuantitas dan kualitas kosakata yang dimiliki, semakin
besar pula kemungkinan kita terampil dalam berbahasa.
B. Pengertian Keterampilan Menyimak

Keterampilan menyimak adalah suatu proses keterampilan yang kompleks.


Keterampilan ini meliputi mendengarkan,memahami, menafsrkan bunyi bunyi yang
telah dikenalnya, kemudian mencoba memaknai bunyi bunyi tersebut, dan
meresponnya (santoso,2005: 6.24). tujuan mendasar pembelajaran menyimak pada
siswa SD, yakni melatih pemahaman bahasa lisan dan melatih keterampilan logika
berfikirnya, sehingga siswa dapat merespon, menerima, memahami, mengidentifikasi,
menafsirkan, dan mereaksi informasi yang diterimanya dari individu yang lain.
Kompetensi umum pembelajaran menyimak adalah mendengarkan suara, berita,
petunjuk, pengumuman, bunyi bahasa,kaset lagu, penjelasan, laporan,
ceramah/khotbah, pidato, dan pengumuman agar siswa dapat merespon dan
mengapresiasi yang didengarkannya.
C. Pengertian Keterampilan Berbicara

Keterampilan berbicara dalam bahasa indonesia merupakan suatu keterampilan


bahasa yang perlu dikuasai dengan baik, karna keterampilan ini merupakan suatu
indikator terpenting bagi keberhasilan peserta didik dalam belajar bahasa. Dengan
penguasaan keterampilan berbicara yang baik, peserta didik dapat mengkomunikasikan
ide-ide mereka, baik di sekolah dan menjaga hubungan baik dengan orang lain. Apalagi
bila keterampilan berbicara tersebut diiringi dengan kesantunan bebahasa yang bagus.
Sedangkan, Menurut hermawan (2014) keterampilan berbicara adalah kemampuan
mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengepresikan pikiran
berupa ide,pendapat,keinginan atau perasaan kepada mitra pembicara.
D. Model – Model Pembelajaran Menyimak

1. Tim siswa kelompok prestasi (Slavin 1995)


Langkah-langkah:
a) Membentuk kelompok yang anggotanya terdiri dari 4 orang secara heterogen
(campuran menurut prestasi, jenis kelamin)
b) Guru menyajikan pelajaran
c) Guru memberikan tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota
kelompok. Anggotanya yang sudah mengerti dapat menjelaskan pada anggota
lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
d) Guru memberikan kuis/ pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab
tidak boleh saling membantu
e) Memberi evaluasi
f) Kesimpulan
2. Problem Based introduction (Pembelajaran berdasarkan Masalah )
Langkah-langkah:
a) Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai dan menyebutkan sarana atau
alat pendukung yang dibutuhkan. Memotivasi siswa untuk terlibat aktivitas
pemecahan masalah yang dipilih.
b) Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut..(menetapkan topik,tugas,jadwal)
c) Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen
untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
d) Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti
laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.
e) Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
eksperimen mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

3. Demonstration
Langkah-langkah:
a) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
b) Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan
c) Menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan
d) Menunjuk salah seorang siswa untuk mendemonstrasikan sesuai skenario yang
telah disiapkan
e) Seluruh siswa memperhatikan demonstrasi dan menganalisanya
f) Tiap siswa mengemukakan hasil analisanya dan juga pengalaman siswa
g) didemonstrasikan.
h) Guru membuat kesimpulan

4. Word Square
Media: Soal dalam bentuk teka-teki
Langkah-langkah:
a) Guru menyampaikan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai
b) Guru membagi lembaran kegiatan sesuai contoh
c) Siswa menjawab soal (mengisi kotak-kotak tersebut dengan huruf-huruf sesuai
pertanyaan )
d) Berikan poin setiap jawaban dalam kotak.

5. Complete Sentence
Media: Siapkan blanko isian berupa paragraf yang kalimatnya belum lengkap.
Langkah – langkah:
a) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
b) Guru menyampaikan materi secukupnya atau siswa disuruh membacakan buku
atau model dengan waktu secukupnya
c) Guru membentuk kelompok 2 atau 4 orang secara heterogen
d) Guru membagikan lembar kerja berupa pargraf yang kalimatnya belum lengkap
e) Siswa berdiskusi untuk melengkapi kalimat dengan kunci jawaban yang tersedia.
f) Siswa berdiskusi secara kelompok
g) Setelah jawaban didiskusikan,jawaban yangsalah diperbaiki. Tiap peserta membaca
sampai mengerti
h) Kesimpulan
6. Artikulasi
Langkah – langkah
a) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
b) Guru menyajikn materi sebagaimana biasa
c) Untuk mengetahui daya serap siswa,dibentuk kelompok berpasangan dua
d) Menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan materi yang baru
diterima dari guru dan pasangannyamendengar sambil membuat catatan kecil
kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya.
e) Menugaskan siswa secara bergiliran/ diacak menyampaikan hasil wawancara
dengan teman pasangannya sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil
wawancaranya.
f) Guru mengulang/ menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami
siswa
g) Kesimpulan/ penutup.
E. Model-Model Pembelajaran Menyimak

Dalam keterampilan berbahasa khususnya berbicara terdapat model-model


pembelajaran yang dapat diaplikasikan dalam proses belajar-mengajar diantaranya:
1. Model Pembelajaran Ulang Ucap
Model pembelajaran ulang ucap merupakan pembelajaran tingkat awal pada model
pembelajaran berbicara dan model pembelajaran ini juga sebagai langkah awal bagi
pembelajaran selanjutnya yaitu model pembelajaran lihat ucapkan. Langkah
pembelajaran dalam model pembelajaran ulang ucap ini dapat divariasikan dan
dikombinasikan agar lebih kreatif dan menyenangkan, akan tetapi harus tatap mengacu
pada tujuan pembelajaran. Dalam model pembelajaran ulang ucap disini adalah suara
guru atau rekaman dari tape recorder atau kaset yang diperdengarkan di depan kelas,
lalu siswa mendengarkan dengan teliti dan mengucapkannya lagi sesuai dengan yang
diperdengarkannya tersebut. Penilaian dalam model pembelajaran ulang ucap ini
dititikberatkan pada lafal dan intonasi secara jelas dan tepat.
2. Model Pembelajaran Lihat Ucapkan
Model pembelajaran lihat ucapkan merupakan pembelajaran lanjutan dari model
pembelajaran ulang ucap. Pada lihat ucapkan siswa tidak mendengar ucapan kata atau
kalimat baik dari guru ataupun siswa akan tetapi melihat suatu benda, gambar, atau
kartu yang berisi tulisan kata/kalimat. Selanjutnya, siswa mengucapkan nama benda,
gambar, atau kata/kalimat dalam kartu tersebut dengan benar. Penilaian dititik
beratkan pada ketepatan ucapan (lafal, intonasi, tanda baca).
3. Model Pembelajaran Memerikan
Model pembelajaran memerikan merupakan pembelajaran tingkat lanjutan setelah
siswa menguasai atau mengalami model pembelajaran ulang ucap dan lihat ucapkan.
Dalam model pembelajaran memerikan ini siswa belajar bagaimana menjelaskan,
menerangkan, melukiskan, atau mendeskripsikan sesuatu.
4. Model Pembelajaran Menjawab Pertanyaan
Model pembelajaran menjawab pertanyaan merupakan pembelajaran tingkat lanjut
yang mempunyai tujuan agar siswa dapat menyampaikan pesan secara lisan
(berbicara) melalui stimulus pertanyaan dari orang lain atau guru. Metode yang
dirasakan paling tepat dalam pembelajaran ini adalah metode tanya jawab.
5. Model Pembelajaran Bertanya
Model pembelajaran bertanya merupakan pembelajaran lanjutan setelah siswa
melampaui model pembelajaran menjawab pertanyaan. Model pembelajaran ini
kebalikan daripada model pembelajaran menjawab pertanyaan. Karena pada model
pembelajaran ini siswa dilatih untuk menguasai kemampuan bertanya bukan menjawab
pertanyaan.
6. Model Pembelajaran Melanjutkan Cerita
Model pembelajaran melanjutkan cerita merupakan pembelajaran dalam rangka
melatih siswa dalam berbicara dan bercerita dengan cara melanjutkan sepenggal cerita
yang belum selesai. Sengaja cerita tidak diselesaikan guru, agar siswa sendiri yang
melanjutkannya.
7. Model Pembelajaran Menceritakan Kembali
Model pembelajaran menceritakan kembali merupakan salah satu sub bagian dari
model pembelajaran berbicara pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Model
pembelajaran menceritakan kembali merupakan kelanjutan dari model pembelajaran
melanjutkan cerita. Maka dikandung pengertian bahwa setelah peserta didik dan guru
menguasai pembelajaran melanjutkan cerita maka akan meningkat ke model
pembelajaran menceritakan kembali. Di dalam model pembelajaran ini peserta didik
sudah mulai belajar mandiri merangkai kata-kata dan kalimat sendiri meskipun secara
sederhana.
8. Model Pembelajaran Bercerita
Model pembelajaran Bercerita merupakan pembelajaran berbicara yang hampir
sepenuhnya pemikiran peserta didik sendiri. Guru hanya sebagai moderator dan
motivator. Pada pembelajaran awal dimungkinkan mengangkat tema-tema cerita dari
gagasan peserta didik sendiri, namun seiring waktu ide atau tema cerita berasal atau
ditentukan guru. Tentu saja tema cerita yang menggugah, menarik dan aktual. Bisa juga
dimulai dari cerita lingkungan kehidupan sehari-hari peserta didik, lalu menuju
lingkungan atau kawasan yang lebih luas dan kompleks.
9. Model Pembelajaran Parafrase
Model pembelajaran parafrase merupakan pembelajaran berbicara tingkat lanjut
sebelum pembelajaran bermain peran. Beberapa unsur Parafrase yaitu :
Parafrase Kalimat: artinya memisahkan atau memenggal sebuah kalimat menjadi
beberapa kata menurut jabatannya, yaitu : Subyek, Predikat, Obyek, Keterangan.
Parafrase Suku Kata: artinya memisahkan atau memenggal sebuah kata menurut suku
katanya.
Parafrase Puisi: artinya mengubah bentuk puisi ke bentuk prosa atau narasi.
10. Model Pembelajaran Reka Cerita Gambar
Model pembelajaran reka cerita gambar merupakan pembelajaran bercerita
berdasarkan gambar, bisa gambar satuan (terpisah) bisa pula gambar berseri atau
berurutan. Apabila gambar tersebut berseri/berurutan, maka siswa harus
mengurutkannya terlebih dahulu menjadi urutan yang sesuai lalu menyusun sebuah
cerita berdasarkan gambar tersebut.
11. Model Pembelajaran Diskusi
Model pembelajaran diskusi merupakan suatu model pembelajaran dimana dua atau
lebih siswa melakukan pertukaran pikiran atau pendapat mengenai suatu topik. Dalam
model pembelajaran berdiskusi ini, terjadi dua kegiatan saling berhubungan yaitu
menyimak dan berbicara yang dilakukan silih berganti. Untuk topik yang didiskusikan
dapat berupa materi pembelajaran dan dapat pula mengenai cerita atau berita yang
sedang viral yang disajikan oleh pengajar.
12. Model Pembelajaran Wawancara
Model pembelajaran wawancara adalah seuatu percakapan yang dilakukan oleh siswa
dalam bentuk tanya jawab. Dalam pembelajarannya, pewawancara yaitu siswa dapat
melakukan wawancara terhadap orang lain seperti tokoh, pedagang, masyarakat, dan
pakar dalam bidang tertentu. Dengan adanya model pembelajaran ini diharapkan siswa
dapat mengembangkan keterampilan berbicaranya.
13. Model Pembelajaran Bermain Peran
Model pembelajaran bermain peran merupakan salah satu sub bagian dari model
pembelajaran berbicara pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Model pembelajaran
bermain peran merupakan pembelajaran terakhir pada model pembelajaran berbicara.
Dengan demikian maka dikandung pengertian bahwa model pembelajaran ini sebagai
tataran tertinggi dalam model pembelajaran berbicara. Jika dalam model pembelajaran
berbicara sebelumnya masih terdapat campur tangan guru, maka dalam bermain peran
ini sudah hampir 100% murni dari inisiatif, spontanitas dan pemikiran peserta didik.
Dalam praktiknya bermain peran ini menyerupai sandiwara atau drama, hanya saja
dalam bentuk yang lebih kecil atau sederhana.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan adanya Model-Model Pembelajaran Menyimak & Berbicara ini diharapkan


akan memudahkan peserta didik dalam meningkatkan keterampilan menyimak &
berbicara dengan proses yang menyenangkan. Karna pada dasarnya, model
pembelajaran apa saja baik, karena sama-sama memiliki dasar yang kuat, tetapi sebaik
apapun model pembelajaran yang digunakan bergantung pada pengajar dalam
mengelola serta menerapkannya, sehingga mendapatkan hasil yang memuaskan.
Dengan demikian, peranan guru sangat penting dalam menunjang keberhasilan
pengajaran,terutama dalam keterampilan menyimak & berbicara.
B. Saran

Melalui pembelajaran model menyimak & berbicara di Sekolah Dasar ini,


diharapkan sebagai calon seorang guru dapat memahami dan mengaplikasikan dalam
pembelajaran nantinya di sekolah sehingga tercapai tujuan yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA

Dimayati,Mudjiono.2009.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta:Rineka Cipta


Musdini dan Slamet Purba.2009.Pembelajaran Berbicara.Bandung:Sinar Baru Algensindo
Offiset.
Fatimah Nurul Aufa,dkk.2020.Jurnal Keterampilan Berbicara Siswa Sekolah
Dasar.Yogya:Universitas Maria Kudus.
https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/artikel-detail/3641/meningkatkan-kemampuan-
menyimak-dengan-talking-stick Diakses pada 26-09-22

Anda mungkin juga menyukai