Anda di halaman 1dari 20

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

METODE-METODE PEMBELAJARAN

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
KELAS II-A

DWI ARDANIANSYAH 1813071002


PONIAH 1813071018

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN IPA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMUPENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atau Ida Sang Hyang Widhi
Wasa karena atas berkat dan kuasa-nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Metode-metode Pembelajaran”.
Penyusun juga mengucapkan banyak-banyak terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada :
1. Ibu Dr. A.A Istri Agung Rai Sudiatmika, M.Pd. selaku dosen pengampu
mata kuliah Belajar dan Pembelajaran.
2. Ibu Luh Mitha Priyanka, S.Pd, M.Pd. selaku dosen pengampu mata
kuliah Belajar dan Pembelajaran.
3. Orang tua kami, yang telah memberikan dukungan dan do’a untuk
kesuksesan kami.
4. Seluruh teman-teman yang telah mendukung kami serta terlibat, baik
secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian makalah
ini.
Penyusun juga menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan di
dalam makalah ini, untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun dari
berbagai pihak sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah selanjutnya.

Singaraja, 1 Maret 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
....................................................................................................................................
ii
DAFTAR ISI
....................................................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
....................................................................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah
....................................................................................................................................
2
1.3 Tujuan
....................................................................................................................................
2
1.4 Manfaat
....................................................................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Metode Pembelajaran
....................................................................................................................................
4
2.2 Jenis-jenis Metode Pembelajaran
....................................................................................................................................
4
2.3 Karakteristik masing-masing metode Pembelajaran
....................................................................................................................................
5
1. Metode Ceramah
....................................................................................................................................
5
2. Metode Diskusi
....................................................................................................................................
8
3. Metode Demonstrasi............................................................................
10
4. Metode Eksperimen

iii
....................................................................................................................................
12
5. Metode Simulasi
....................................................................................................................................
14
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
....................................................................................................................................
17
3.2 Saran
....................................................................................................................................
17
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam proses belajar mengajar yang dilakukan zaman dahulu, mayoritas dari
guru-guru pengajar hanya mementingkan/membiasakan siswa-siswanya hanya
untuk menghafal dan menimbun pengetahuan tanpa dituntut untuk memahami,
menghubungkan, dan menganalisa suatu pengetahuan. Sehingga, banyak siswa
yang hafal teori tetapi tidak memahami pengetahuan tersebut. Maka dari itu,
perlunya pembaharuan untuk meningkatkan mutu dan kualitas siswa agar mereka
pandai secara teoritis dan siswa juga dapat mempraktikkan atau
mengaplikasikannya. Dengan adanya hal tersebut, maka perlu adanya sosok
pengajar/guru untuk tanggap terhadap apa yang perlu dilakukan untuk adanya
sebuah perubahan atau pembaharuan. Guru mempunyai tugas untuk
mengkondisikan dan menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan bagi
para peserta didiknya. Pembaharuan tersebut salah satunya dapat dilakukan
dengan adanya pembaharuan pada metode pembelajaran yang dilakukan dalam
proses belajar mengajar.
Metode belajar yang digunakan seharusnya sesuai dengan tujuan yang harus
dicapai peserta didik. Karena dalam setiap metode belajar, mempunyai
karakteristik tertentu yang dapat membantu siswa dalam belajar atau justru
mempersulit siswa untuk melaksanakan proses belajar mengajar yang
dilakukannya disekolah. Contohnya saja, metode ceramah tidak cocok/efektif
digunakan pada pelajaran ketrampilan atau mata pelajaran yang sifatnya
memerlukan praktek secara langsung. Karena jika guru menggunakan metode
ceramah, para peserta didiknya akan mengalami kesulitan dalam memahami teori
yang diberikan oleh gurunya tersebut. Selain itu, pada mata pelajaran seperti
ketrampilan, siswa seharusnya memerlukan praktik secara langsung karena agar
mereka dapat memahami materi dan tidak hanya sebatas hafalan belaka.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan yaitu:

1
1. Apa yang dimaksud dengan metode pembelajaran ?
2. Apa saja jenis-jenis metode pembelajaran ?
3. Bagaimana karakteristik masing-masing metode pembelajaran ?
4. Bagaimana cara mengimplementasikan secara simulasi masing-masing
metode pembelajaran ?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari pembuatan makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui definisi dari metode pembelajaran.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis metode pembelajaran.
3. Untuk mengetahui karakteristik dari masing-masing metode pembelajaran.
4. Untuk mengetahui bagaimana cara mengimplementasikan secara simulasi
masing-masing metode pembelajaran.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Bagi Penulis
Pembuatan makalah ini telah memberikan berbagai pengalaman bagi penulis
seperti pengalaman untuk mengumpulkan bahan. Disamping itu, penulis juga
mendapat ilmu untuk memahami dan menganalisis materi yang ditulis dalam
makalah ini. Penulis juga mendapatkan berbagai pengalaman mengenai teknik
penulisan makalah, teknik pengutipan, dan teknik penggabungan materidari
berbagai sumber.

2. Bagi pembaca
Pembaca yang membaca makalah ini dapat memahami konsep metode-
metode dalam pembelajaran. Dapat menganalisis metode-metode pembelajaran,
jenis-jenis metode pembelajaran, karakteristik masing-masing metode
pembelajaran, dan implementasi simulasi masing-masing metode pembelajaran.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Metode Pembelajaran


Metode pembelajaran adalah suatu cara atau teknik penyajian bahan pelajaran
yang digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran, baik secara
individual atau secara berkelompok, agar tercapainya tujuan pembelajaran yang
telah dirumuskan oleh seorang guru.
Menurut Nana Sudjana (2005:76) metode pembelajaran adalah cara yang
dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat
berlangsungnya pengajaran. Menurut M.Sobry Sutikno (2009:88) metode
pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh
pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk
mencapai tujuan.. Dari beberapa definisi di atas maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa metode pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan untuk
menyampaikan materi yang terkandung dalam isi kurikulum secara efektif.

2.2 Jenis-jenis Metode Pembelajaran


Metode pembelajaran memiliki beberapa jenis atau model dengan cara
penyampaian dan bentuk yang tidak sama. Disetiap jenisnya memiliki kelebihan

3
dan kelemahan pada masing-masing model. Sehingga seorang pengajar setidaknya
mengetahui berbagai model pembelajaran agar bisa menyesuaikan metode yang
cocok dengan keadaan murid. Beberapa jenis-jenis metode pembelajaran yaitu
anatara lain :
1. Metode Ceramah
2. Metode Diskusi
3. Metode Demonstrasi
4. Metode Eksperimen
5. Metode Simulasi

2.3 Karakteristik Masing-masing Metode Pembelajaran


1. Metode Ceramah
Yang dimaksud dengan ceramah sebagai metode mengajar adalah penerangan
dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap kelasnya. Selama berlangsungnya
ceramah, guru hendaknya menggambarkan dengan bagan-bagan agar uraiannya
menjadi lebih jelas. Tetapi metode utama dalam komunikasi guru dengan siswa-
siswanya adalah berbicara. Sedangkan peranan siswa dalam metode ceramah
adalah mendengarkan dengan teliti serta mencatat pokok-pokok yang
dikemukakan oleh guru di depan kelas.

Peranan Guru dalam Metode Ceramah


a. Guru sebagai fasilitator
Sebagai fasilitator, guru berperan dalam memberikan pelayanan untuk
memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. Diantaranya guru perlu
memahami berbagai jenis media dan sumber belajar beserta fungsi masing-masing
media tersebut, guru perlu mempunyai keterampilan dalam merancang sesuatu
media, guru dituntut untuk mampu mengorganisasikan berbagai jenis media serta
dapat memanfaatkan berbagai sumber belajar dan sebagai fasilitator, guru dituntut
agar mempunyai kemampuan dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan
siswa.
b. Guru sebagai demonstrator
Peranan guru sebagai demonstrator adalah peran untuk mempertunjukkan kepada
siswa segala sesuatu yang dapat membuat siswa lebih mengerti dan memahami

4
setiap pesan yang disampaikan.
c. Guru sebagai pengelola kelas
Tujuan umum pengelolaan kelas ialah menyediakan penggunaan fasilitas berbagai
macam kegiatan pembelajaran agar mencapai hasil yang baik. Sedangkan tujuan
khusus pengelolaan kelas, yaitu mengembangkan kemampuan siswa dalam
menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi yang memungkinkan siswa
belajar dan bekerja dengan situasi dan kondisi yang nyaman, sehingga membantu
siswa untuk memeroleh hasil belajar yang baik.

d. Guru sebagai mediator


Guru sebagai mediator hendaknya memiliki pengetahuan dan pengalaman yang
cukup untuk media pendidikan sebagai alat komunikasi guna lebih
mengefektifkan proses pembelajaran, dengan demikian jelaslah bahwa pendidikan
merupakan dasar yang sangat diperlukan untuk melengkapi demi berhasilnya
proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.
e. Guru sebagai evaluator
Dalam pendidikan evaluasi selalu saja ada sebagai suatu upaya untuk mengetahui
kekurangan dan kelemahan yang ada, sehingga seorang guru memberikan atau
mencari langkah alternatifnya agar dapat mencapai hasil optimal.

Tujuan Metode Ceramah


Dalam proses pembelajaran disekolah, tujuan metode ceramah adalah
menyampaikan bahan yang bersifat informasi (konsep, pengertian, prinsip-
prinsip) yang banyak serta luas. Menurut Abdul Majid (2009:138) secara spesifik
metode ceramah bertujuan untuk :
1. Menciptakan landasan pemikiran peserta didik melalui produk
ceramah yaitu bahan tulisan peserta didik sehingga peserta didik
dapat belajar melalui bahan tertulis hasil ceramah.
2. Menyajikan garis-garis besar isi pelajaran dan permasalahan yang
terdapat dalam isi pelajaran.
3. Merangsang peserta didik untuk belajar mandiri dan menumbuhkan
rasa ingin tahu melalui pemerkayaan belajar.
4. Memperkenalkan hal-hal baru dan memberikan penjelasan secara
gamblang.
5. Sebagai langkah awal untuk metode yang lain dalam upaya
menjelaskan prosedur-prosedur yang harus ditempuh peserta didik.

Alasan Penggunaan Metode Ceramah

5
Alasan guru menggunakan metode ceramah harus benar-benar
dapat dipertanggung jawabkan. Beberapa alasan guru menggunakan
metode ceramah yaitu :
1. Metode ceramah ini digunakan karena pertimbangan
2. Anak benar-benar memerlukan penjelasan, misalnya karena
baru atau guna menghindari kesalahpahaman.
3. Benar-benar tidak ada sumber bahan pelajaran bagi para
peserta didik.
4. Menghadaapi peserta didik yang banyak jumlahnya dan bila
menggunakan metode lain sukar untuk diterapkan.
5. Mengehemat biaya, waktu, dan peralatan. (Abdul Majid,
2009:138)

Kelebihan dan kelemahan Metode Ceramah


Metode ini, juga memiliki kelebihan dan kelemahannya. Dalam berbagai
workshop yang diberikan oleh Center for Teaching Staff Development (CTSD)
dalam Hisyam Zaini, Bermawy Munthe, Sekar ayu Aryani (2008:91) menyatakan
sebagai berikut :
Kelebihan-kelebihan dari metode ceramah :
1. Praktis dari sisi persiapan dan media yang digunakan.
2. Efisien dari sisi waktu dan biaya.
3. Dapat menyampaikan materi yang banyak.
4. Mendorong pengajar/guru untuk menguasai materi.
5. Peserta didik tidak perlu persiapan.
6. Peserta didik dapat langsung menerima ilmu pengetahuan.
7. Guru mudah menguasai kelas
8. Organisasi kelas lebih sederhana
Dan kelemahan dari metode cermah :
1. Guru lebih aktif sedangkan murid pasif karena perhatian hanya
terpusat pada guru saja.
2. Murid seakan diharuskan mengikuti segala apa yang disampaikan
oleh guru, meskipun murid ada yang bersifat kritis karena guru
dianggap selalu benar.
3. Murid akan lebih bosan dan merasa mengantuk, karena dalam
metode ini, hanya guru yang aktif dalm proses belajar mengajar,

6
sedangkan para peserta didik hanya duduk diam mendengarkan
penjalasan yang telah diberikan oleh gurunya.
4. Guru sulit mengetahui sampai dimana siswa menguasai
pembelajaran.
5. Siswa sering kali memahami pengertian lain atas apa yang
dijelaskan oleh guru.

2. Metode Diskusi
Diskusi adalah suatu percakapan ilmiah oleh beberapa orang yang tergabung
dalam satu kelompok untuk saling bertukar pendapat tentang sesuatu masalah atau
bersama-sama saling mencari pemecahan jawaban dan kebenaran atas suatu
masalah. Metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru
memberi kesempatan kepada siswa atau kelompok-kelompok siswa untuk
mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat
simpulan atau penyusunan berbagai alternatif pemecahan atas suatu masalah.
Forum diskusi dapat diikuti oleh semua siswa didalam kelas dan dapat pula
dibentuk kelompok-kelompok siswa yang lebih kecil. Diskusi mengandung unsur-
unsur demokratis. Berbeda dengan ceramah, diskusi tidak diarahkan oleh guru,
melainkan siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan ide-ide mereka
sendiri. Seluruh siswa dapat berpartisipasi secara aktif didalam setiap forum
diskusi tersebut. Semakin banyak siswa yang aktif terlibat dan menyumabngkan
pikirannya, maka semakin banyak pula sesuatu yang dapat mereka pelajari. Dalam
hal ini, peran guru lebih diminimalisir. Jika terlalu banyak ada campur tangan dan
perintah dari guru, maka siswa tidak akan mendapatkan pelajaran yang lebih
banyak.

Peranan Guru dalam Metode Diskusi


a. Guru sebagai Ahli
Dalam hal diskusi, guru dapat bertindak sebagai seorang ahli yang
mengetahui Iebih banyak mengenai materi yang menjadi bahan diskusi
Sehingga guru dapat memberi tahu, menjawab pertanyaan atau mengkaji
segala sesuatu yang didiskusikan oleh siswa.
b. Guru sebagai pengawas
Agar diskusi dalam masing-masing kelompok kecil berjalan dengan lancar
dan benar sesuai dengan tujuannya, maka guru harus bertindak sebagai

7
pengawas dan penilai dalam proses belajar mengajar melalui forum
diskusi.
c. Guru sebagai pendorong
Terutama bagi siswa-siswa yang belum cukup mampu untuk mcncern
pengetahuan dan pendapat orang lain maupun merumuskan serta
mengeluarkan pendapatnya sendiri, maka guru masih perlu membantu dan
mendorong setiap anggota kelompok untuk menciptakan dan
mengembangkan kreativitas setiap siswa seoptimal mungkin.

Tujuan Metode Diskusi


Tujuan penggunaan metode diskusi dalam kegiatan pembelajaran
dimaksudkan untuk mengembangkan keberanian peserta didik dalam
mengemukakan pendapatnya sendiri dan mencari pemecahan solusi masalah
dengan pertimbangan dari pendapat orang lain.

Alasan Penggunaan Metode Diskusi


Alasan penggunaan metode diskusi perlu diterapkan dalam proses
pembelajaran yaitu untuk menyiapkan peserta didik agar tidak canggung ketika
kembali ke masyarakat dimana dibutuhkan keahlian dan kemampuan untuk
menyelesaikan masalah bersama-sama.

Kelebihan dan kelemahan Metode Diskusi


Adapun kelebihan dari metode diskusi adalah sebagai berikut.
1. Merangsang kreativitas siswa dalam bentuk ide, gaagasan dan terobosan
baru dalam pemecahan suatu masalah.
2. Siswa berani mengajukan pendapat sendiri.
3. Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain.
4. Memperluas wawasan.
5. Membina siswa untuk terbiasa musyawarah mufakat dalam memecahkan
masalah.
Sedangkan kelemahan dari metode diskusi adalah sebagai berikut.
1. Pembicaraan dalam proses diskusi terkadang menyimpang dari topik
diskusi, sehingga memerlukan waktu yang panjang dalam mencapai
kesimpulan.
2. Siswa mendapat informasi yang terbatas.
3. Jalannya diskusi mungkin akan dikuasai oleh siswa yang suka berbicara
atau ingin menonjolkan diri.
4. Jumlah siswa dalam kelas yang terlalu banyak akan memengaruhi
kesempatan setiap siswa untuk mengemukakan pendapatnya.

8
3. Metode Demonstrasi
Metode pembelajaran demonstrasi merupakan sebuah praktik atau upaya
dengan menggunakan peragaan yang ditunjukkan kepada siswa agar semua siswa
lebih mudah dalam memahami dan mempraktikkan apa yang telah diperoleh dan
didapatkan, siswa yang berhasil mengatasi suatu permasalahan ketika terdapat
suatu perbedaan. Metode demonstrasi dalam dunia pendidikan merupakan metode
mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian
atau untuk memperlihatkan bagaimana berlangsungnya suatu proses pembentukan
konsep tertentu kepada siswa, sehingga metode pembelajaran ini sangat baik
digunakan pada mata pelajaran yang lebih banyak memakai praktik.
Pada prinsipnya metode pembelajaran ini baik digunakan untuk menciptakan
suasana atau hubungan antarsesama siswa sehingga terdapat keinginan serta
kemauan untuk menyaksikan apa yang sedang didemonstrasikan. Demonstrasi
juga bermanfaat untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai materi apa
yang sedang diajarkan.

Peran Guru pada Metode Demonstrasi


Dalam metode demonstrasi guru berperan menyajikan materi pelajaran
dengan memperagakan dan mempertunjukkan pelajaran kepada siswa tentang
suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya tiruan, serta
didukung oleh penjelasan lisan oleh guru. Adapun peranan guru adalah sebagai
berikut.
a. Guru sebagai perencana
Guru membuat rencana pengajaran yang meliputi persiapan alat-alat yang
diperlukan dan tempat duduk siswa, serta menciptakan kondisi belajar
siswa untuk melaksanakan demonstrasi
b. Guru sebagai pengajar
Guru memberikan penjelasan dan mendemonstrasikan suatu prosedur atau
proses, mengusahakan siswa agar dapat mengikuti atau mengamati
demonstrasi dengan baik serta memberi kesempatan kepada siswa untuk
melakukan sendiri, sehingga siswa merasa yakin akan suatu proses.
c. Guru sebagai elevator
Yaitu guru menilai sejauh mana hasil demonstrasi yang dipahami oleh
siswa.

Tujuan Metode Demonstrasi

9
Tujuan metode demonstrasi dalam proses belajar mengajar adalah untuk
memperjelas pengertian konsep dan memperlihatkan cara melakukan sesuatu atau
proses terjadinya sesuatu (Syah, 2000: 208). Menurut Sudjana (2004: 217) tujuan
dari metode demonstrasi adalah untuk memperagakan atau mempertunjukkan
suatu keterampilan yang akan dipelajari siswa. Pendapat tersebut sejalan dengan
Roestiyah yang menyebutkan bahwa tujuan metode demonstrasi adalah untuk
memperlihatkan terhadap anak didik bagaimana sesuatu harus terjadi dengan cara
yang paling baik. Dengan demikian tujuan dari penggunaan metode demonstrasi
adalah untuk memperjelas konsep dengan memperlihatkan atau mempertunjukan
keterampilan yang akan di pelajari oleh peserta didik.

Alasan Penggunaan Metode Demonstrasi


Terdapat beberapa alasan mengapa seorang guru menggunakan metode
demonstrasi ini, yaitu :
1. Tidak semua topik dapat terang melalui penjelasan atau diskusi.
2. Sifat pelajaran yang menuntut diperagakan.
3. Tipe belajar peserta didik yang berbeda ada yang kuat visual, tetapi lemah
dalam auditif dan motorik ataupun sebaliknya.
4. Memudahkan mengajarkan sesuatu cara kerja/prosedur.

Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi


Kelebihan metode demonstrasi dalam pembelajaran sebagai berikut.
1. Dengan metode pembelajaran demonstrasi, titik penekanan terhadap
materi yang dianggap penting oleh guru dapat diamati oleh siswa serta
guru mampu membuat perhatian siswa menjadi terpusat.
2. Oleh karena pusat perhatian siswa pada apa yang di demonstrasikan,
sehingga perhatian siswa menjadi lebih terarah.
3. Dapat merangsang siswa menjadi lebih aktif dalam mengikuti proses
belajar.
4. Dapat menambah pengalaman siswa.
5. Dapat membantu siswa lebih lama dalam mengingat materi apa yang
disampaikan.
6. Dapat mengurangi kesalahpahaman karena pengajaran lebih jelas dan
konkret.
7. Dapat menjawab semua pertanyaan yang ada dalam pikiran siswa karena
ikut berperan secara langsung.
Sedangkan kekurangan dari metode demonstrasi adalah sebagai berikut.
1. Metode ini membutuhkan waktu yang lama.
2. Media yang digunakan harus lengkap, dan jika terdapat kekurangan media,

10
maka pelaksanaan demonstrasi kurang efisien.
3. Memerlukan biaya yang sangat mahal, terutama membeli bahan-bahan
sebagai alat peraga.
4. Memerlukan tenaga yang tidak sedikit.
5. Apabila siswa tidak aktif, maka metode pembelajaran demonstrasi menjadi
tidak efektif.

4. Metode Eksperimen
Metode pembelajaran eksperimen adalah metode atau cara penyajian materi
pelajaran dimana guru dan siswa secara bersama-sama mengerjakan sesuatu
latihan atau percobaan untuk mengetahui percobaan atau pengaruh dari suatu
reaksi. Pada intinya, tujuan metode eksperimen yaitu untuk membuktikan kepada
siswa kebenaran riil dari teori-teori hukum yang berlaku, dan siswa mendapatkan
jawaban langsung dari percobaan yang dilakukan. Pada mata pelajaran biologi
sangat sering dilakukan eksperimen ini seperti percobaan terhadap “apakah
pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang hijau”.

Peran Guru pada Metode Eksperimen


a. Guru sebagai perencana
Guru membuat rencana pengajaran yang meliputi persiapan alat-alat yang
diperlukan dan tempat duduk siswa, serta menciptakan kondisi belajar
siswa untuk melaksanakan eksperimen.
b. Guru sebagai pengajar
Guru memberikan penjelasan dan menjelaskan suatu prosedur atau proses,
mengusahakan siswa agar dapat mengikuti atau mengamati eksperimen
dengan baik serta memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan
sendiri, sehingga siswa merasa yakin akan suatu proses.
c. Guru sebagai elevator
Guru menilai sejauh mana hasil eksperimen yang dipahami oleh siswa.

Tujuan Metode Eksperimen


1. Agar peserta didik mampu menyimpulkan kata-kata, informasi atau data
yang diperoleh.
2. Melatih peserta didik merancang, mempersiapkan, melaksanakan dan
melaporkan percobaan.
3. Melatih peserta didik menggunakan logika berfikir induktif untuk menarik
kesimpulan dari fakta, informasi atau data yang terkumpul melalui
percobaan.

11
Alasan Penggunaan Metode Eksperimen
1. Metode eksperimen diberikan untuk memberikan kesempatan kepada
peserta didik agar dapat mengalami sendiri atau melakukan sendiri ,
mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, keadaan atau proses
sesuatu.
2. Metode eksperimen dapat menumbuhkan cara berfikir rasional dan ilmiah.

Kelebihan dan Kelemahan Metode Eksperimen


Kelebihan metode eksperimen adalah sebagai berikut.
1. Perhatian siswa akan terpusat sepenuhnya pada apa yang sedang
dieksperimenkan.
2. Memberikan pengalaman yang dapat membentuk ingatan yang kuat serta
keterampilan dalam berbuat sesuatu.
3. Hal-hal yang menjadi teka-teki siswa dapat terjawab melalui eksperimen.
4. Menghindarkan kesalahan siswa dalam mengambil kesimpulan karena
mereka mengamati secara langsung jalannya proses eksperimen yang
dilaksanakan.
Sedangkan kekurangan dari metode eksperimen adalah sebagai berikut.
1. Persiapan dan pelaksanaannya memerlukan waktu yang lama.
2. Metode ini tidak efektif apabila peralatan penunjang tidak lengkap sesuai
dengan kebutuhan.
3. Sulit dilaksanakan apabila kemampuan siswa belum matang untuk
melaksanakannya.
5. Metode Simulasi
Metode simulasi dapat diartikan sebagai penyajian pembelajaran dengan
menggunakan situasi tiruan untuk menggambarkan situasi sebenarnya agar
diperoleh pemahaman tentang hakikat suatu konsep, prinsip, atau keterampilan
tertentu, misalnya permainan simulasi, bermain peran, dan sosiodrama. Dalam
metode simulasi peserta didik dapat terlibat sebagai pemain atau simulator dan
juga sebagai penonton yang menilai serta memerhatikan jalannya simulasi serta
mengambil pelajaran dari simulasi tersebut.

Peran Guru dalam Metode Simulasi


a) Penjelasan
Untuk melakukan simulasi pemain harus benar-benar memahami aturan
main. Oleh karena itu, guru/fasilitator hendaknya memberikan penjelasan
dengan sejelas-jelasnya tentang aktivitas yang harus dilakukan berikut
konsekuensi-konsekuensinya.
b) Mengawasi (refereeing)

12
Simulasi dirancang untuk tujuan tertentu dengan aturan dan prosedur main
tertentu. Oleh karena itu, guru/fasilitator harus mengawasi proses simulasi,
sehingga berjalan sebagaimana seharusnya.
c) Melatih (coaching)
Dalam simulasi, pemain/peserta akan mengalami kesalahan. Oleh karena
itu, guru/fasilitator harus memberikan saran, petunjuk. atau arahan,
sehingga memungkinkan mereka tidak melakukan kesalahan yang sama.
d) Memimpin diskusi (discussing)
Dalam simulasi, refleksi menjadi sangat penting. Oleh karena itu, setelah
simulasi selesai, fasilitator/guru mendiskusikan beberapa hal, seperti (1)
seberapa jauh simulasi sudah sesuai dengan situasi nyata (real word), (2)
kesulitan-kesulitan, (3) hikmah apa yang dapat diambil dari simulasi, dan
(4) bagaimana memperbailu/ meningkatkan kemampuan simulasi, dan
lain-lain.

Tujuan Metode Simulasi


Adapun tujuan penggunaan metode simulasi, yaitu.
1. Melatih keterampilan tertentu yang bersifat praktis bagi kehidupan sehari-
hari.
2. Membantu mengembangkan sikap percaya diri peserta didik.
3. Mengembangkan persuasi dan komunikasi.
4. Melatih peserta didik memecahkan masalah dengan memanfaatkan
sumber-sumber yang dapat digunakan memecahkan masalah.
5. Meningkatkan pemahaman tentang konsep dan prinsip yang dipelajari.
6. Meningkatkan keaktifan belajar dengan melibatkan peserta didik dalam
mempelajari situasi yang hampir serupa dengan kejadian yang sebenarnya.

Alasan Penggunaan Metode Simulasi


Alasan Penggunaan metode simulasi yaitu untuk memudahkan siswa dan
guru “mengalami” pola atau model kehidupan dan nilai praktis dari suatu pokok
masalah tanpa langsung kedalam suasana alamiah (yang sebenarnya).

Kelebihan dan Kelemahan Metode Simulasi


Kelebihan dari penggunaan metode simulasi adalah sebagai berikut.
1. Menciptakan kegairahan peserta didik untuk belajar.
2. Memupuk daya cipta peserta didik.
3. Memupuk keberanian dan kemantapan penampilan peserta didik di depan
orang banyak.
4. Peserta dididk memiliki kesempatan untuk menyalurkan perasaan yang

13
terpendam sehingga mendapatkan kepuasan, kesegaran serta kesehatan
jiwa.
5. Simulasi dapat dijadikan bekal bagi kehidupannya di masyarakat.
6. Mengurangi hal-hal yang bersifat abstrak dengan menampilkan kegiatan
yang nyata.
7. Dapat ditemukan bakat-bakat baru dalam berperan.
Kekurangan metode simulasi adalah sebagai berikut.
1. Memerlukan pengelompokkan peserta didik yang fleksibel, serta ruang
dan fasilitas yang tidak terlalu tersedia dengan baik.
2. Pengalaman yang disimulasikan tidak selalu tepat dan sempurna dengan
kenyataan di lapangan atau dalam kehidupan.
3. Simulasi sebagai alat pelajaran kadang terabaikan menjadi alat hiburan.
4. Rasa malu,ragu dan tidak percaya diri akan mengakibatkan simulasi tidak
berjalan/terhambat.
5. Simulasi memerlukan imajinasi guru dan peserta didik yang tinggi.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Metode pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan untuk
menyampaikan materi yang terkandung dalam isi kurikulum secara efektif..
Metode pembelajaran memiliki beberapa jenis atau model dengan cara
penyampaian dan bentuk yang tidak sama. Jenis-jenis metode pembelajaran itu
antara lain metode ceramah, metode diskusi, metode demonstrasi, metode
eksperimen, dan metode simulasi. Dimana disetiap jenisnya memiliki kelebihan
dan kelemahan yang berbeda pada masing-masing model pembelajarannya.
Sehingga seorang pengajar setidaknya mengetahui berbagai model pembelajaran
agar bisa menyesuaikan metode yang cocok dengan keadaan murid.

3.2 Saran
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa dalam pembahasan
masih terdapat kekurangan baik dari substansi materi maupun yang lainnya dari
setiap materi yang dibahas. Penulis menyarankan kepada guru maupun calon

14
guru untuk menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan
disampaikan, dan sesuai dengan keadaan siswa.
Dalam penulisan makalah ini juga masih terdapat kekurangan lain, oleh karena
itu saran dan kritik sangat penulis butuhkan dalam memperbaiki makalah
berikutnya. Semoga makalah ini bermanfaat khususnya untuk penulis dan
umumnya untuk pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Parwati, dkk. 2018. Belajar dan Pembelajaran. Depok : PT Raja Grafindo Persada.

Sudjana, Nana. 2005. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru

Algensindo.

Sutikno, M Sobry. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Prospect.

Abdul, Majid. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosda.

Zaini, Hisyam, Bermawy Munthe dan Sekar Ayu Aryani. 2008. Strategi

Pembelajaran Aktif. Yogyakarta : Pustaka Insani Madan.

Moejiono dkk, 1992. Stategi Belajar Mengajar, Jakarta: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan Derektorat jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga

Pendidikan.

https://alisadikinwear.wordpress.com/2012/07/20/metode-pembelajaran/ Diakses

pada tanggal (31 Maret 2019)

15
https://www.vebma.com/pengertian/Metode-Demonstrasi/60638 Diakses pada tanggal

(31 Maret 2019)

https://mayadikiria.wordpress.com/strategi-pembelajaran/demonstrasi/ Diakses pada

tanggal (31 Maret 2019)

https://www.vebma.com/pengertian/Metode-Eksperimen/60948 Diakses pada tanggal

(31 Maret 2019)

https://alisadikinwear.wordpress.com/2012/07/20/metode-pembelajaran/ Diakses pada

tanggal (31 Maret 2019)

16

Anda mungkin juga menyukai