Anda di halaman 1dari 78

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM

PENGEMBANGAN MOTIVASI KERJA GURU DI SD TANAH


TINGAL

Disusun Oleh:

MARDINAH :

NIM. 107018203814

JURUSAN KI-MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2013
i
ii
iii
iv
ABSTRAK
Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Pengembangan Motivasi Kerja Guru Di Sd Tanah
Tingal

Kata kunci : Kepemimpinan kepala sekolah, Motivasi kerja guru.


Skripsi, Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 10
September 2013.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kepemimpinan kepala sekolah
dalam pengembangan motivasi kerja guru di SD Tanah Tingal, yang dilihat dari beberapa program
pengembangan motivasi kerja guru di sekolah menggunakan metode kualitatif dalam bentuk
analisis deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan di SD Tanah Tingal 2012/2013. Adapun teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah lebih banyak hasil wawancara dan observasi
(pengamatan). Respondennya terdiri dari guru, tata usaha, siswa serta wali murid SD Tanah Tingal.
Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi resmi lainnya. Disamping itu
penulis juga merujuk kepada buku-buku kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja. Sumber-
sumber tersebut digunakan sebagai landasan teori untuk mengaji lebih jauh aspek-aspek yang
menjadi faktor pendukung terhadap tugas dan tanggung jawab kepala sekolah SD Tanah Tingal,
Hasil penelitian menunjukan bahwa kepemimpinan kepala sekolah telah berupaya
mengembangkan motivasi kerja dengan beberapa program kegiatan brefing setiap pagi untuk
menciptakan kebersamaan diantara guru, memberikan saran dan anjuran dan sugesti untuk
memelihara serta meningkatkan semangat guru yaitu berupa , bertanggung dalam memenuhi dan
menyedikan dukungan yang diperlukan guru yaitu selalu menyediakan media pembelajaran yang
diinginkan oleh para guru meskipun ada beberapa keinginan para guru yaitu ingin mendapat
imbalan lebih dari apa yang telah dihasilkan oleh para guru bukan hanya ucapan terimakasih.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah dalam
pengembangan motivasi kerja guru di SD Tanah Tingal cukup baik. Hal ini menunjukan bahwa
kepemimpinan kepala sekolah memiliki peranan penting dalam pengembangan motivasi kerja guru
di SD Tanah Tingal.

v
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang senantiasa salalu penulis uncapkan sebagai
ungkapan rasa syukur atas segalalimpahan nikmat, rahmat dan anugrah-Nya kepada penulis, sehingga
dapat terselesaikan sebuah karya kecil berupa skripsi ini sebagai persyaratan dalam mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd) yang mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi diri penulis khususnya dan
umumnya bagi seluruh pembaca karya ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada
NabiMuhmmad SAW, keluarga sahabat-sahabat serta umatnya yang setia hingga akhir zaman.

Penulis menyadari bahwa selesainya skripsi ini berkat dukungan dan bantuan berbagai pihak.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada:
1. Ibu Nurlena Rifa’I, M.A, Ph. D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Rusydy Zakaria, M.Phil. Ketua Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan,
3. Bapak H. Mu’arif SAM, M.Pd. Ketua Prodi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan, serta jajaran Dosen, Staf Prodi Manajemen Pendidikan.
4. Bapak Drs. Mashuri, AM, M.Pd Dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan, saran serta nasehat yang penulis butuhkan selama pembuatan skripsi ini dan
bantuan yang telah banyak diberikan selama penulis menempuh studi di fakultas ini.
5. Seluruh Dosen dan Asisten Dosen FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah
membimbing dan mendidik penulis dengan memberikan bekal ilmu pengetahuan yang sangat
bermanfaat.
6. Bapak Ikin Ahmad Sodikin Kepala Sekolah SD Tanah Tingal, dewan guru Sekolah Tanah
Tingal serta seluruh staf karyawan yang telah memberikan izin penulis untuk melakukan
penelitian di sekolah tersebut, sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini.
7. Kepada orang tuaku yang sangat penulis sayangi Bapak, Umi, Apa dan Emi (Calon Mertua)
yang selalu memberikan dukungan, bimbingan dan do’a yang tak pernah lelah kepada penulis
sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
8. Keluarga besar Pondok Pesantren Daar El Hikam, yang telah mengajarkan Ilmu agama dan
sehingga hati ini selalu mendapat pencerahan dalam menghadapi setiap masalah sehari-hari.
Semoga Allah terus mencurahkan keberkahan untuk Abi Umi serta seluruh yang ada di
Pondok.
9. Kepada saudara kandungku kaka Uton, teteh Diana, adik tuti dan adik Siti makasih ya sayang
buat semangatnya walaupun kadang suka menyebalkan hehe.
vi
10. Kepada calon suami tercinta Kaka Rahmat Hidayatullah yang tidak henti-hentinya memotivasi
dan selalu memberikan dukungan moril dan non moril sehingga skripsi ini selesai dengan baik.
11. Kepada teman-teman MP angkatan 2007, yang selalu indah untuk dikenang dan tidak bisa
penulis lupakan dalam menggapai semua cita-cita kita ini. Tank’s for All.
12. Kepada sahabat-sahabatku, adik kelasku, Kaka Tia, Ade Icha, Teh Eva, Bule Fatma, neng Uci,
Neng Nur, Bunda Lulu, yang telah banyak memberikan semangat dan do’a dalam penyelesaian
skripsi ini.
13. Serta segenap pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terima kasih atas bantuan dan
motivasinya kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga semua kebaikan tersebut mendapat balasan dari llah SWT. Semoga rahmat, taufiq dan
hidayah-Nya selalu dilimpahkan pada kita semua sepanjang kehidupan kita dan mudah-mudahan
karya ini dapat bermanfaat pula bagi pembaca sekalian. Amin

Jakarta, 17 September 2013


Penulis

Mardinah

vii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................... 4
C. Pembatasan dan perumusan Masalah .......................................... 5
D. Tujuan Penelitian ......................................................................... 4
E. Manfaat Penelitian ....................................................................... 5

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS


A. Kepemimpinan
1. Pengertian kepemimpinan kepala sekolah .............................. 6
2. Fungsi kepemimpinan kepala sekolah ..................................... 7
3. Gaya kepemimpinan ................................................................ 9
4. Tipe kepemimpinan ................................................................. 11
B. Kepala Sekolah ............................................................................ 14
1. Pengertian kepala sekolah....................................................... 14
2. Fungsi kepala sekolah ............................................................. 15
C. Motivasi kerja guru
1. Pengertian motivasi kerja ...................................................... 20
2. Jenis-jenis motivasi kerja ...................................................... 22
3. Teori motivasi kerja .............................................................. 23
4. Ciri-ciri motivasi kerja .......................................................... 26
5. Faktor-faktor yang mempengaruh imotivasi ......................... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 29
B. Metode Penelitian ....................................................................... 29
C. Populasi dan Sampel ................................................................... 29
D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 30
E. Teknik Pengolahan Data ............................................................ 31
F. Instrument penelitian ..................................................................31
viii
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum .......................................................................44
B. Deskripsi dan Analisis Data ........................................................50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ..................................................................................74
B. Saran ............................................................................................75

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................76


LAMPIRAN-LAMPIRAN ..........................................................80

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 1 kisi-kisi .......................................................................... 32


Tabel 2 Data Siswa SD Tanah Tingal Tahun 2011/2012............ 46
Tabel 3 Data Siswa SD Tanah Tingal Tahun 2012/2013............ 46
Tabel 4 Struktur organisasi ......................................................... 47
Tabel 5 Data Guru ...................................................................... 48

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kunci pembangunan untuk masa sekarang dan


yang akan datang, karena melalui pendidikan diharapkan setiap individu
dapat meningkatkan kualitasnya, baik dari segi pengetahuan atau wawasan
maupun dari segi keterampilan agar setiap individu mampu berpartisipasi
dalam gerak pembangunan. Pendidikan merupakan alat untuk memperbaiki
keadaan sekarang dan untuk mempersiapkan dunia esok yang lebih baik.
Pendidikan juga suatu lembaga terpenting dalam membentuk dan
mengembangkan generasi masa depan bangsa, menuju masyarakat yang dapat
menghadapi tantangan-tantangan yang ada akibat perkembangan zaman.

Melalui pemberian pengetahuan dan keterampilaan tersebut, suatu


bangsa dapat merealisasikan apa yang dicitakan-citakan kedalam kehidupan
sehari-hari. Oleh sebab itu pendidikan dilakukan agar manusia berkembang
dari sebelum tahu menjadi tahu, dan dari tahu menjadi lebih tahu.

Sekolah merupakan lembaga pendidikan sesuai dengan misinya, yaitu


melaksanakan kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan. Kegiatan mengajar ini akan berjalan lancar jika komponen-
komponen dalam lembaga terpenuhi dan berfungsi sebagaimana mestinya,
komponen-komponen tersebut meliputi sarana dan prasarana yang memadai,
terpenuhinya tenaga pendidikan yang kualitatif, adanya struktur organisasi
yang teratur dan tak kalah pentingnya adalah peran kepala sekolah sebagai
supervisor, dengan demikian apabila setiap komponen dalam lembaga
pendidikan tersebut berfungsi dengan baik, maka pelaksanaan belajar
mengajar berjalan dengan lancar sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Salah satu yang menunjang dan sekaligus terpenting dalam proses


pendidikan adalah guru. Guru merupakan orang yang paling penting dan

1
2

dominan terlibat langsung dengan anak-anak didik. Karena itu guru


mempunyai tugas yang cukup besar dalam rangka mendidik dan mengajar
anak didiknya. Berhasil tidaknya proses belajar mengajar banyak ditentukan
oleh kemampuan guru.

Didalam pelaksanaan tugasnya, guru banyak terbentur akan berbagai


masalah, yang mengakibatkan menurunnya motivasi kerja seperti : keamanan
kerja, kondisi kerja yang kurang menyenangkan, kurang adanya perlakuan
yang wajar dan jujur, serta kurang adanya pengakuan dan penghargaan.

Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut maka peran kepala


sekolah sangat besar dalam membantu mengurangi permasalahan yang
dimiliki oleh guru.

Kepemimpinan adalah suatu kekuatan penting dalam rangka


pengelolaan, oleh sebab itu kemampuan memimpin secara efektif merupakan
kunci keberhasilan sekolah.1 Kepemimpinan kepala sekolah akan sangat
berpengaruh bahkan sangat menentukan terhadap kemajuan sekolah.
Kepemimpinan kepala sekolah harus memiliki integritas tinggi, sebab
seseorang pemimpin akan selalu berada di tengah-tengah para anggota
organisasi yang dipimpinnya. Oleh karena itu dalam pendidikan modern
kepemimpinan kepala sekolah merupakan jabatan strategis dalam mencapai
tujuan pendidikan.

Kepala sekolah yang baik adalah kepala sekolah yang mempunyai


sifat dan perilaku kepemimpinan yang mampu menciptakan iklim sekolah
yang baik dan memberikan kepuasan kerja yang tinggi bagi para guru. Kepala
sekolah dalam perannya sebagai seorang pemimpin harus mampu
mengarahkan orang lain untuk melakukan tugas-tugas. Pemimpin yang baik
adalah mereka yang mampu memperhatikan kebutuhan dan tujuan orang-
orang yang bekerja untuknya (bawahannya) tidak terfokus pada kekuasaan
yang dimilikinya saja sehingga kepuasaan kerja bawahan selalu terpenuhi,

1
Wahyosumidjo. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta PT. Raja Grafindo Persada. 2007. Hal. 4
3

seperti apa yang dinyatakan Follet bahwa para pemimpin seharusnya


berorientasi pada kelompok dan bukan berorientasi pada kekuasaan.2

Motivasi diartikan sebagai segala sesuatu yang menjadi pendorong


timbulnya suatu tingkah laku. artinya dengan motivasi guru mau bekerja
keras dengan menyumbangkan segenap kemampuan, pikiran, keterampilan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan. Adanya tujuan yang jelas dan disadari
akan mempengaruhi kebutuhan dan ini akan mendorong timbulnya motivasi.3

Adanya permasalahan yang timbul dari prilaku sebagian guru, seperti


konsisten waktu yang rendah, penyampaian materi yang tidak tuntas,
perkembangan siswa lambat dan tingkat kehadiran guru juga menurun, oleh
karena itu diperlukan upaya lebih lanjut dan lebih intensif, agar pendidikan
sekolah tetap dapat mencapai tujuan sebenarnya. Maka penting adanya
motivasi kerja dalam mengelola kepemimpinan kepala sekolah terhadap
kinerja guru.

Untuk mendapatkan informasi yang aktual tersebut maka perlu


dilakukan penelitian. Faktor kerja yang mana yang masih kurang dan faktor
apa yang dianggap sudah baik. Selain itu perlu juga untuk diketahui aspek apa
saja yang berhubungan dengan motivasi kerja guru.

Perhatian yang diberikan kepala sekolah dapat membantu memotivasi


kerja guru, karena motivasi sangat penting dan harus dimiliki oleh setiap
pribadi yang bersangkutan. Dengan adanya motivasi kerja ini akan timbul
rasa cinta terhadap profesi yang di embannya, karena salah satu sikap
professional guru adalah memiliki semangat (motivasi) untuk memberikan
layanan kepada siswa, sekolah dan masyarakat. Motivasi kerja guru
merupakan kekuatan yang dapat menimbulkan semangat kerja pada diri guru
yang mendorongnya untuk tugas-tugasnya dalam dunia pendidikan yaitu
aktifitas belajar mengajar.

2
T. Hani Handoko, 2000. Manajemen. Edisi Kedua. Hal. 307
3
Oemar Hamalik Proses Belajar mengajar. Jakarta.Bumi Aksara. Hal.161.
4

Kepemimpinan kepala sekolah dalam pengembangan motivasi kerja


yaitu bagaimana kepala sekolah dapat menciptakan iklim kerja yang baik
dilingkungan sekolah, kerena hal ini dapat mengembangkan motivasi kerja
guru.
Semua kegiatan yang ada didalam sekolah merupakan upaya
pemenuhan terhadap tercapainya tujuan sekolah, sehingga segala aktivitas
organisasi sekolah hendaknya dikelola lebih optimal. Demi mewujudkan
tujuan tersebut maka kualitas kerja guru perlu ditingkatkan.
Oleh karena itu diperlukan peran dari kepala untuk mendorong guru-
guru supaya bekerja lebih maksimal lagi. Salah satu tugas kepala sekolah
adalah sebagai pemimpin, yaitu memimpi segala aktivitas khususnya guru.
Jika kepala sekolah sebagai pemimpin dapat melakukan tugas, fungsi dan
tanggung jawabnya dengan baik serta melaksanakan kepemimpinannya
secara efektif dan professional maka logikanya kepemimpinan kepala sekolah
dapat meningkat prestasi kerja guru.
Guru yang termotivasi dalam mengajar terlihat dalam ketekunanya
ketika melaksanakan tugas dengan ulet, penuh kreatif dan sebagainya. Hal ini
berdampak pada kepuasaan kerja guru yang akhirnya mampu menciptakan
kinerja yang baik. Berdasarkan teori-teori diatas dapat dikemukakan bahwa
pengembangan motivasi kerja guru dapat berpengaruh jika fungsi
kepemimpinan kepala sekolah telah terlaksana dengan baik.

Dari permasalahan tersebut di atas penulis tertarik dan mencoba


mengangkat sebuah penelitian tentang “KEPEMIMPINAN KEPALA
SEKOLAH DALAM PENGEMBANGAN MOTIVASI KERJA GURU DI
SD TANAH TINGAL”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang di paparkan di atas, ada beberapa masalah


yang dapat di identifikasi di antaranya adalah:
5

1. Rendahnya kepemimpinan kepala sekolah dalam menciptakan lingkungan


fisik yang kondusif

2. Kepala sekolah kurang melibatkan guru dalam menentukan kebijakan.

3. Rendahnya tanggung jawab guru dalam melaksanakan tugas dan peraturan.

4. Guru belum merasa puas terhadap hasil penilaian yang diberikan kepala
sekolah.

C. Pembatasan Dan Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan


masalah berikut : “Bagaimana kepemimpinan kepala sekolah dalam
mengembangkan motivasi kerja guru?”.

D. Tujuan penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauhmana kepemimpinan


kepala sekolah dalam pengembangkan motivasi kerja guru di SD Tanah
Tingal .

E. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat yang


hendak dicapai yaitu:

1. Dapat menambah wawasan, pengalaman dan pengetahuan tentang materi


atau kajian yang dibahas bagi penulis.

2. Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi para kepala sekolah sebagai
masukan positif dalam menciptakan kondisi sekolah yang baik.

3. Sebagai bahan masukan atau input bagi SD Tanah Tingal

4. Penelitian ini diharapkan berguna bagi masyarakat untuk terus


berkontribusi bagi penciptaan yang mencerdaskan.
BAB II
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR

A. Kepemimpinan
1) Pengertian Kepemimpinan
Pengertian kepemimpinan adalah mempengaruhi orang lain untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan, berkaitan dengan proses yang
mempengaruhi orang sehingga mereka mencapai sasaran dalam keadaan
tertentu.1
Penggunaan istilah lain seperti kekuasaan, wewenang, manajemen,
adminstrasi, pengendalian, dan supervisor yang juga menjelaskan hal yang
sama dengan kepemimpinan2
Leadership atau kepemimpinan dalam pengertian umum
menunjukkan suatu proses kegiatan dalam hal memimpin, membimbing,
mengontrol perilaku, perasaan serta tingkah laku terhadap orang lain yang
ada dibawah pengawasannya. Kepemimpinan dapat diartikan sebagai
kemampuan seseorang menggerakkan, mengarahkan, sekaligus
mempengaruhi pola fikir, cara kerja setiap anggota agar bersikap mandiri
dalam bekerja terutama dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
percepatan tujuan yang telah ditetapkan3.
Kepemimpinan berusaha untuk membuat perubahan dalam
organisasi dengan (1) menyusun visi masa depan dan strategi untuk
membuat perubahan yang dibutuhkan, (2) mengkomunikasikan dan
menjelaskan visi (3) memotivasi dan memberi inspirasi kepada orang lain
untuk mencapai visi itu4.

1
Abdul Rahman Shaleh, Psikologi & Industri dan Organisasi. Jakarta. Lembaga
Penelitian UIN. 2006. Hal. 110
2
Gary Yukl, Kepemimpinan Dalam Organisasi Edisi Kelima Jakarta. 2005 Hal. 3
3
Wahyudi, Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi Pembelajar. Bandung.
2009. Alfabeta. Hal. 119
4
Gary Yukl, Op.Cit 2005. Hal. 7

6
7

Kata “memimpin” mempunyai arti memberikan bimbingan,


menuntun, mengarahkan dan berjalan di depan (Precede). Pemimpin
berprilaku untuk membantu organisasi dengan kemampuan maksimal
dalam mencapai tujuan5
Berdasarkan dari beberapa definisi yang dikemukakan para ahli
kepemimpinan tersebut, dapat digaris bawahi bahwa kepemimpinan kepala
sekolah adalah pemimpin pendidikan yang mempunyai peranan yang
sangat besar dalam mengembangkan mutu pendidikan di sekolah, dengan
Melalui proses menggerakkan mempengaruhi dan membimbing orang lain
dalam rangka mencapai tujuan organisasi. kepala sekolah sebagai
pemimpin tertinggi di sekolah. Pola kepemimpinannya akan sangat
berpengaruh bahkan sangat menentukan kamajuan sekolah. Oleh karena
itu dalam pendidikan modern kepemimpinan kepala sekolah merupakan
jabatan strategis dalam mencapai tujuan pendidikan. Bagaimana kepala
sekolah untuk membuat orang lain bekerja untuk mencapai tujuan sekolah.

2) Fungsi Kepemimpinan
Kepala Sekolah sebagai seorang pemimpin dalam praktik sehari-
hari harus selalu berusaha memperhatikan dan mempraktikkan delapan
fungsi kepemimpinan didalam kehidupan sekolah6:
a) Menciptakan kebersamaan diantara guru dan orang-orang yang
menjadi bawahannya.
b) Menciptakan rasa aman didalam lingkungan sekolah sehingga para
guru dan orang-orang yang menjadi bawahan dalam melaksanakan
tugasnya mereka merasa aman, bebas dari segala perasaan gelisah,
kekhawatiran serta memperoleh jaminan keamanan (providing
security).

5
Wahyosumidjo. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta PT. Raja Grafindo Persada.
2007. Hal. 104
6
Wahyosumidjo. Ibid. Hal. 106
8

c) Memberikan saran, anjuran dan sugesti untuk memelihara serta


meningkatan semangat para guru staff dan siswa, rela berkorban
demi menumbuhkan rasa kebersamaan dalam melaksanakan tugas
masing-masing.
d) Bertanggung jawab memenuhi dan menyediakan dukungan yang
diperlukan oleh para guru.
e) Sebagai motivator, dalam arti mampu menimbulkan dan
menggerakkan semangat para guru, staf dan para siswa dalam
pencapaian tujuan yang telah di tetapkan.
f) Selalu menjaga penampilan dan integritas sebagai kepala sekolah,
selalu terpercaya, di hormati baik sikap, prilaku maupun
perbuatannya.
g) Membangkitkan semangat, percaya diri terhadap para guru
sehingga mereka menerima dan memahami tujuan sekolah secara
antusias, bekerja secara bertanggung jawab kearah tercapainya
tujuan sekolah (inspiring).
h) Selalu dapat memperhatikan, menghargai apapun yang dihasilkan
oleh para mereka yang menjadi tanggung jawabnya.7
Keberadaan pemimpin yang menjalankan fungsi kepemimpinannya
dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi di sekolah dengan
menetapkan tujuan secara utuh (firm and purposeful), mendayagunakan
bawahan melalui pendekatan partisipatif (a parcipte approach), dan
didasari oleh kemampuan kepemimpinan secara professional (the leading
professional)8.
Sebagai seorang pemimpin kepala sekolah harus memiliki sikap
professional serta mampu mendayagunakan sumberdaya sekolah dan
memiliki harapan yang tinggi terhadap kemajuan sekolah.
Pemimpin organisasi sekolah dalam hal ini kepala sekolah sebagai
aktifitas pendidikan setidaknya mempunyai ciri-ciri : mampu mengambil
7
Wahyosumodjo. Ibid. Hal.106
8
Aan Komariah. Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif. Jakarta. PT. Bumi
Aksara. 2005.Hal.40
9

keputusan, mempunyai kemampuan hubungan interaksi sesama,


mempunyai keahlian dalam berkomunikasi, mampu memberikan motivasi
kerja kepada bawahan9.
3) Gaya kepemimpinan
Gaya kepemimpinan adalah bagian dari pendekatan prilaku
pemimpin yang memusatkan perhatian pada proses dinamika
kepemimpinan dalam usaha mempengaruhi aktifitas individu untuk
mencapai suatu tujuan dalam situasi tertentu, yaitu sebagai berikut:
a) Perilaku Kepemimpinan
Perilaku kepemimpinan cenderung diekspresikan dalam dua gaya
kepemimpinan yang berbeda. Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada
tugas (Task Oriented) dan gaya kepemimpinan yang berorientasi pada
10
karyawan (Employee oriented). Gaya kepemimpinan yang berorientasi
pada tugas menekankan pada pengawasan yang ketat. Dengan pengawasan
yang ketat dapat dipastikan bahwa tugas yang diberikan dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya. Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada
karyawan mengutamakan untuk memotivasi dan mengontrol bawahan, dan
bahkan dalam beberapa hal bawahan ikut berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan yang terkait dengan bawahan.
b) Pendekatan Situasional
Pendekatan situasional berpandangan bahwa keefektifan kepemimpinan
bergantung pada kecocokan antar pribadi, tugas kekuasaan, sikap dan
persepsi11. Pelakasanaan gaya kepemimpinan situasional sangat tergantung
dengan kematangan bawahan, sehingga perlakuan terhadap bawahan tidak
akan sama dilihat dari umur atau masa kerja.
c) Gaya Kepemimpinan Kontingensi menurut Fiedler

9
Wahyudi, Op.Cit. Hal. 63
10
T.Hani Handoko, Manajemen. Yogyakarta. BPFE., hal. 299
11
Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan Bandung.PT. Remaja Rosda Karya.
2006. hal. 95
10

Disini Fiedler mengembangkan suatu model yang dinamakan model


kontingensi kepemimpinan yang efektif (A Contingency Model of
Leadership Eff ectiveness) berhubungan antara gaya kepemimpinan
dengan situasi yang menyenangkan itu diterangkan dalam hubungannya
dengan dimensi-dimensi sebagai berikut:
1) Derajat situasi dimana pemimpin menguasai, mengendalikan dan
mempengaruhi situasi.
2) Derajat situasi yang menghadapkan manajer dengan tidak kepastian. 12
d) Gaya Kepemimpinan Kontinum
Tannenbaun dan Smith mengusulkan bahwa, seorang manajer perlu
mempertimbangkan tiga perangkat kekuatan sebelum memilih gaya
kepemimpinan yaitu: kekuatan yang ada dalam diri manajer sendiri,
kekuatan yang ada pada bawahan, dan kekuatan yang ada dalam situasi.
Sehubungan dengan teori tersebut terdapat tujuh tingkat hubungan
pemimpin dengan bawahan yaitu:
1) Manajer mengambil keputusan dan mengumumkannya
2) Manajer menjual keputusan
3) Manajer menyajikan gagasan dan mengundang pertanyaan
4) Manajer menawarkan keputusan sementara yang masih diubah
5) Manajer menyajikan masalah, menerima saran, membuat keputusan
6) Manajer menentukan batas-batas, meminta kelompok untuk
mengambil keputusan.
7) Manajer membolehkan bawahan dalam batas yang ditetapkan atasan.13
a. Gaya Kepemimpinan Partisipatif menurut Likert
Menurur Likert, bahwa pemimpin itu dapat berhasil jika bergaya Particip
active management, yaitu keberhasilan pemimpin adalah jika berorientasi
pada bawahan, dan mendasarkan komunikasi.
Selanjutnya ada empat sistem kepemimpinan dalam manajemen yaitu
sebagai berikut14:

12
T.Hani Handoko, Op.Cit. Hal 311
13
T.Hani Handoko, Ibid. Hal . 320
11

A. Sistem 1 : membuat semua keputusan yang berhubungan dengan


pekerjaan dan memerintahkan bawahan untuk melaksanakannya
B. Sistem 2 : masih memberi perintah-perintah, tetapi bawahan masih
mempunyai kebebasan tertentu untuk mengomentari perintah.
C. Sistem 3 : menetapkan tujuan dan memberi perintah umum setelah
dibahas bersama bawahan.
D. Sistem 4 : tujuan ditetapkan dan keputusan dibuat oleh kelompok
(sistem ideal)
Berdasarkan teori yang telah dikemukan di atas, maka yang
dimaksud dengan gaya kepemimpinan adalah penilaian karyawan terhadap
gaya pemimpin atau atasan dalam mempengaruhi bawahan untuk mencapai
tujuan organisasi.
4) Tipe Kepemimpinan
a. Tipe kepemimpinan otokratis: “otokratis pemerasan dan otokratis bijak”
Otokratik pemerasan adalah kepemimpinan diktator atau direktif. Orang
yang menganut pendekatan ini biasanya ia mengambil suatu keputusan
tanpa berkonsultasi kepada anggotanya dan mereka harus memenuhi
keputusan tersebut. Musyawarah tidak diperlukan, sedang rapat-rapat
diadakan hanya untuk menyampaikan intstruksi-instruksi atau perintah
yang harus dilaksanakan.
Otokratik bijak kurang lebih sama dengan otokratis pemerasan yaitu
keputusan tetap ditangan pemimpin, hanya saja disini pemimpin
memberikan sedikit kesempatan kepada anggota dalam memberikan
komentar serta diberi sedikit kelonggoran untuk melaksanakan tugasnya
dengan batas-batas yang telah ditentukan.
b. Tipe Kepemimpinan Konsultasi
Tipe ini merupakan gaya kepemimpinan yang menunjukan bahwa dalam
menetapkan tujuan, memberikan perintah-perintah, dan membuat
keputusan setelah berkonsultasi dengan bawahannya. Pemimpin memiliki

14
Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan Bandung.PT. Remaja Rosda Karya.
2006. hal.95
12

kepercayaan kepada bawahan sehingga setiap keputusan yang menyangkut


dengan tugas anggota, pemimpin memberikan kepercayaan untuk
menentukan keputusan tersebut. Dan untuk keputusan-keputusan penting
tetap berada di tangan pemimpin. Misalnya, kepala sekolah memberikan
kebebasan kepada guru dalam menentukan metode mengajar.
Pemimpin gaya ini lebih mengutamakan imbalan atau hadiah daripada
ancaman atau hukuman. Misalnya, setiap guru yang bersungguh-sungguh
atau bekerja dengan baik akan diberikan hadiah. Pemimpin dengan gaya
ini juga memberikan kebebasan kepada anggota untuk berdiskusi dengan
atasan.
c. Kepemimpinan Peran Serta Kelompok
Gaya kepemimpinan ini menunjukkan bahwa semua masalah yang timbul
dalam organisasi dalam organisasi dipecahkan bersama-sama. Pemimpin
dengan gaya ini sangat mempercayai bawahan, menciptakan suasana kerja
yang kondusif yaitu saling tolong menolong, menghargai dan
menghormati. Dalam komunikasi saling berlangsung, baik keatas, bawah,
juga kesamping.. pemimpin lebih mengutamakan persahabatan atau
menganggap bahwa anggota adalah partner dalam kerja.15
d. Kepemimpinan Demokratis16
Kepemimpinan ini dikenal dengan istilah kepemimpinan konsultatif atau
konsesus. Orang yang menganut pendekatan ini melibatkan para karyawan
yang harus melaksanakan keputusan dalam proses pembuatannya.
Pemimpin yang demokratis diperlukan dalam setiap intitusi, dimana
pemimpin tersebut dapat mengkordinasikan pekerjaan anggotanya dengan
menekankan rasa tanggung jawab bersama dan menganggap organisasi
bukan milik pribadi atau kelompok. Pemimpin demokratis selalu
mendengarkan nasehat dan saran setiap anggotanya.

15
Sutarto, Dasar-dasar Kepemimpinan Adminisisrasi, (Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 1991), Cet. Ke-3, h. 91-92.
16
M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT.
RosdaKarya, 2005) Cet. Ke- 15, hal.50.
13

Pemimpin demokratis biasanya berfungsi sebagai katalisator dalam proses


pencapaian tujuan. Dalam melakukan aktivitas selalu berpegang teguh
kepada asas atau ideology negaranya. Hal ini penting agar setiap kebijakan
yang dibuat searah dengan ideology negaranya. Begitu juga dengan para
birokrat Indonesia tentunya dalam menjalankan kepemimpinan demokratis
harus berlandaskan pada nilai-nilai pancasila.
e. Tipe kepemimpinan Laissez Faire17
Pada tipe kepemimpinan Laissez faire ini sang pemimpin praktis tidak
memimpin, dia membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat
semuanya sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi sedikitpun dalam
kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan dan tanggung jawab harus
dilakukan oleh bawahan sendiri. Dia merupakan pemimpin simbol, dan
biasanya tidak memiliki keterampilan teknis. Sebab duduknya sebagai
Pemimpin biasanya diperolehnya melalui penyogokan, suapan atau system
nepotisme.
Dia tidak mempunyai kewibawaan, dan tidak bisa mengontrol anak
buahnya. Tidak mampu melaksanakan koordinasi kerja, dan tidak berdaya
sama sekali menciptakan suasana kerja yang kooperatif. Sehingga
organisasi atau perusahaan yang dipimpinnya menjadi kacau-balau, morat-
marit, dan pada hakikatnya mirip satu firma tanpa kepala.

f. Tipe kepemimpinan Pseudo Demokratis


Tipe kepemimpinan yang dimaksudkan adalah demokrasi yang semu,
artinya seorang pemimpin yang mempunyai sifat pseudo demokratis hanya
menampakan sikapnya saja yang demokratis, dibalik kata-katanya yang
penuh tanggung jawab ada siasat yang sebenarnya merupakan tindakan
yang absolute. Pemimpin yang pseudo demokratis penuh dengan
manipulasi sehingga pendapatnya sendiri yang harus disetujui.

17
Kartini Kartono, Pemimipin dan Kepemimpinan,(Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2001) Cet.
Ke- 9 hal. 71-73
14

B. Kepala Sekolah
1) Pengertian Kepala Sekolah
Kepala sekolah merupakan gabungan kata yang dijadikan satu hingga
mempunyai makna tersendiri. Kedua kata tersebut adalah “kepala” dan
“sekolah”. Kata “kepala” adalah pemimpin dalam suatu lembaga. Adapun
“sekolah” adalah sebuah lembaga dimana menjadi tempat menerima dan
memberi pelajaran.18
Kepala sekolah adalah guru yang diberi tugas khusus untuk mengelola
sekolah, membuat kebijakan, mengatur tata tertib dan operasionalisasi
sekolah sehingga tidak terjadi kesemrawutan atau diberi kepercayaan untuk
menjadi pemimpin sekaligus manager sekolah.19
Kepala sekolah adalah jabatan pemimpin yang tidak bisa diisi oleh
orang-orang tanpa didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan. Siapa pun
yang akan diangkat menjadi kepala sekolah harus ditentukan melalui prosedur
serta persyaratan tertentu seperti : latar belakang pendidikan, pengalaman,
usia , pangkat dan integritas. Oleh sebab itu, kepala sekolah pada hakikatnya
adalah jabatan formal, sebab pengangkutannya melalui suatu proses dan
prosedur yang didasarkan atas peraturan yang berlaku.20
Kepala sekolah adalah suatu profesi yang menuntut penguasaan
sejumlah kemampuan atau kompetensi.21
Kemampuan yang harus diwujudkan kepala sekolah sebagai
pemimpin dapat di analisis dari kepribadian kepala sekolah akan tercermin
dalam sifat-sifat (1) Jujur, (2) Percaya diri, (3) Tanggung jawab, (4) Berani
mengambil resiko dan keputusan, (5) Berjiwa besar (6) Emosi yang stabil
(7) Teladan22.

18
Wahjosumidjo, Op.Cit. Hal.83
19
Aan Komariah, Op.Cit. 3
20
Wahjosumidjo, Op.Cit. Hal.84-85
21
Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah (Dari Unit Birokrasi ke Lembaga
Akademik). (Jakarta: PT, Bumi Aksara, 2008), cet. 3. Hal. 97
22
E. Mulyasa. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung. PT. Remaja Rosda Karya.
2007. Hal. 115
15

Berdasarkan peraturan pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun


2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 38, bahwa criteria untuk
menjadi kepala SD/MI meliputi:23
a) Berstatus sebagai guru SD
b) Memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
c) Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun di
SD/MI
d) Memiliki kemampuan kepemimpinan dan kewirausahaan di bidang
pendidikan.
Dari beberapa definisi di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa kepala
sekolah adalah seseorang yang mempunyai jabatan yang tidak bisa digantikan
begitu saja tanpa ada prosedur ketentuan yang telah ditetapkan secara baku,
dan harus memenuhi ketentuan tersebut. Dan bertanggung jawab
mempengaruhi, mengajak, mengatur, mengkordinir para personil atau
pegawai kearah pelaksanaan dan perbaikan mutu pendidikan dan pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan.

2) Fungsi kepala sekolah


Menurut Mulyasa “tugas kepala sekolah sedikitnya harus mampu
berfungsi sebagai, edukator, manager, administrator, supervisor, leader,
innovator dan motivator”.
a. Kepala sekolah sebagai Edukator24
Kepala sekolah harus memiliki strategi untuk meningkatkan
profesionlisme tenaga kependidikan di sekolahnya, dengan cara
menciptakan iklim sekolah yang kondusif. Menurut Mulyasa “Kepala
sekolah juga berusaha melakukan pendidikan pembinaan mental, moral,
fisik dan artistik kepada para tenaga kependidikan serta memberikan
motivasi agar para tenaga kependidikan merasa betah dan menyukai

23
Standar Nasional Pendidikan, (Jakarta: CV, Eko Jaya, 2005), hal.31
24
E. Mulyasa, Menjadi Kepala sekolah Profesional, (PT. Remaja Rosdakarya, 2000) hal. 98-99
16

profesinya”. Disamping itu kepala sekolah juga dapat membagi


wewenangnya dengan para pegawainya dalam pengelolan pendidikan agar
dapat efektif dan efisien. Kaitannya kinerja kepala sekolah tidak hanya
sebagai seorang pemimpin tetapi harus dapat menjalankan peran dan
fungsinya sebagai manager serta berperan sebagai seorang pendidik,
supervisor untuk mencapai profesionalisme kepala sekolah dan menjadi
tauladan bagi para bawahannya.
Dari sudut yang berbeda, menurut Cece Wijaya dan Tabrani Rusyan
dimana kepala sekolah sebagai seorang pendidik (edukator) juga harus
mempunyai kemampuan profesional keguruan yaitu:
1. Menguasai bahan yang diajarkan
2. Mengelola program belajar mengajar
3. Menggunakan sumber media belajar
4. Mengelola interaksi belajar mengajar
5. Mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan
6. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah
7. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian
pendidikan untuk keperluan pengajaran. 25
Dari pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa kepala sekolah
sebagai pendidik harus mengetahui materi yang akan diajarkan, serta
mampu merencanakan program belajar mengajar. Kepala sekolah juga
menyediakan media belajar sebagai alat bantu untuk proses pembelajaran
serta mampu menciptakan interaksi dalam belajar mengajar dengan
melakukan bimbingan atau penyuluhan terhadap siswa. Kepala sekolah
harus mengetahui pengelolaan administrasi sekolah dan mampu
mengevaluasi hasil-hasil penelitian pendidikan dalam keperluan pengajaran.
Dengan demikian kinerja kepala sekolah dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawab serta fungsinya sebagai seorang pemimpin dan mengatur
penyelenggaraan pendidikan sekolah dapat dilakukan secara maksimal.

25
Cece Wijaya, A. Tabrani Rusyan. Kemampuan Dasar Dalam Proses Belajar Mengajar,
(Bandung: Rosda Karya, 1991), hal. .21
17

b. Kepala sekolah sebagai Manajer


Menurut Mulyasa “Kepala sekolah sebagai manager harus mampu
memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerja sama yaitu dengan
memberikan kesempatan kepada para pendidik terlibat dalam kegiatan yang
menunjang program sekolah”.26 Kepala sekolah sebagai manager harus
mampu mengawasi dan bertanggung jawab atas kesatuan kerja keseluruhan
divisi yang mencakup atau beberapa kegiatan fungsional dalam satuan
27
kerja”.
Dari pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa kepala sekolah harus mampu
memberdayakan tenaga pendidiknya salah satunya yaitu dengan cara
menugaskan guru maupun karyawan untuk mengikuti seminar pendidikan
sehingga untuk mengasah dan meningkatkan kualitas dalam proses kegiatan
belajar mengajar.
c. Kepala sekolah sebagai administrator
Kepala sekolah sebagai bertanggung jawab terhadap kelancaran
pelaksanaan kependidikan dan pengajaran di sekolahnya. Oleh karena itu,
untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik kepala hendaknya
memahami, menguasai, dan mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang
berkenaan dengan fungsinya sebagai administrator. Adapun fungsi-fungsi
kepala sekolah sebagai administrator menurut ngalim purwanto adalah
sebagai berikut:
1) Fungsi perencanaan
2) Fungsi pengorganisasian
3) Fungsi pengordinasian
4) Fungsi pengawasan
5) Fungsi kepegawaian28
d. Kepala sekolah sebagai supervisor
Sebagai supervisor maka kepala sekolah berkewajiban untuk
memberikan pembinaan atau bimbingan kepada para guru dan tenaga
26
Mulyasa, Op.Cit. 103-104
27
T. Hani Handoko, Op.Cit. Hal.20
28
Ngalim Purwanto, Op.Cit. Hal.106
18

kependidikan serta administrator lainnya. Namun, sebelum memberikan


pembinaan dan bimbingan kepada orang lain maka kepala sekolah harus
membina dirinya sendiri. Supervisi bisa dilakukan ke dalam kelas atau
dalam kantor tempat orang-orang bekerja.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah
sebagai supervisor harus mampu mengawasi bawahannya dengan seksama
agar tugas dan kewajiban tenaga pendidik terlaksana dengan baik,
sehingga terjalin kerjasama yang baik antara kepala sekolah dan tenaga
pendidiknya dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan.
e. Kepala Sekolah sebagai Pemimpin
Kepala sekolah sebagai pemimpin harus mampu memberikan
petunjuk dan pengawasan, meningkatkan motivasi kerja tenaga
kependidikan. Kemampuan yang harus diwujudkan kepala sekolah sebagai
pemimpin dapat dianalisis dari kepribadian seperti: pengetahuan terhadap
kependidikan, misalnya, memahami kondisi tenaga kependidikan,
memahami kondisi siswa, menyusun program tenaga kependidikan,
menerima masukan dan kritikan dari berbagai pihak untuk meningkatkan
kemampuannya. Menganalisis visi dan misi sekolah seperti: melaksanakan
program untuk mewujudkan visi dan misi dalam tindakan. Kemampuan
mengambil keputusan seperti mengambil keputusan untuk kepentingan
internal dan eksternal sekolah. Mulyasa mengemukkan bahwa“ Kemampuan
berkomunikasi dalam menuangkan gagasan dengan tenaga kependidikan,
siswa, orang tua, dan masyarakat.”29 Menurut Wahjosumidjo yang
dikembangkan dari penjelasan Koonzt bahwa kepala sekolah sebagai
seorang pemimpin memiliki fungsi agar para bawahannya dengan penuh
kemauan serta sesuai dengan kemampuan secara maksimal berhasil
mencapai tujuan organisasi, pemimpin harus mampu membujuk (to induce)
dan meyakinkan ( persuade ) bawahan.30

29
Mulyasa, Op.Cit. Hal. 15-16
30
Wahjosumidjo, Op.Cit. Hal. 105
19

Dari penjelasan diatas dapat dilihat bahwa tugas kepala sekolah


dalam memimpin harus mampu memberikan petunjuk dan mengawasi serta
meningkatkan motivasi kerja tenaga kependidikan. Ini ditunjukan dengan
kemampuan tegas mengambil keputusan dan komunikasi yang baik dapat
mempengaruhi dan meyakinkan bawahannya agar melaksanakan tugas
dengan sebaik-baiknya sehingga dapat mencapai tujuan dan sasaran
diinginkan.
f. Kepala sekolah sebagai innovator
Peran kepala sekolah sebagai innovator yaitu harus memiliki strategi
yang tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan,
mencari ide-ide baru, menjadi suri tauladan bagi seluruh tenaga pengajar
di sekolah dengan cara mengembangkan model-model pembelajaran yang
innovatif. Model-model pembelajaran tersebut mengubah strategi
pembelajaran dari pola kelas tetap menjadi kelas bidang studi, sehingga
setiap bidang studi memiliki kelas tersendiri yang dilengkapi dengan alat
peraga dan alat lainnya, hal ini dinamakan moving clas. Dan hal ini dapat
dipadukan dengan pembelajaran terpadu sehingga dalam satu bidang studi
dapat dijaga oleh beberapa orang guru (fasilitator) yang bertugas memberi
kemudahan bagi peserta didik dalam belajar.
Selain tugas tersebut di atas menurut Hendiyat Sutopo dkk, tugas
kepala sekolah secara umum meliputi:
1) Meningkatkan diri dan staf secara professional kerja
2) Meningkatkan pengajaran kelas
3) Menyusun dan meningkatkan program sekolah
4) Memberikan bimbingan dan meningkatkan disiplin
5) Menumbuhkan profesi dalam bidang kerja masing-masing
6) Mengusahakan hubungan dengan masyarakat
7) Menyediakan dan mengolah fasilitas yang memadai
8) Mengembangkan etika professional dan hubungan yang intim dengan staf
dan supervisior
9) Mengolah pengadaan, pendayagunaan dan pelaporan keuangan sekolah
20

10) Mengatur pelayanan khusus (special servise) di sekolah.31

g. Kepala sekolah sebagai motivator


Seorang ahli ilmu jiwa berpendapat peranan seorang kepala sekolah
yang baik dapat disimpulkan menjadi 13 macam :
1) Sebagai pelaksana (Executive)
2) Sebagai perencana(Planner)
3) Sebagai seorang ahli (Expert)
4) Mewakili kelompok dalam tindakannya keluar (external group
resresentative)
5) Mengawasi hubungan antar kelompok (Controller of internal
relationship)
6) Bertindak sebagai pemberi ganjaran/pujian dan hukuman (purveyor
of reward and punishment)
7) Bertindak sebagai wasit dan penengah (Arbitrator and mediator)
8) Merupakan bagian dari kelompok (exemple)
9) Merupakan lambang dari kelompok (symbol of group)
10) Pemegang tanggung jawab para anggota kelompok (surrogate for
individual responsibility)
11) Sebagai pencipta atau memiliki cita-cita (ideologist)
12) Bertindak sebagai ayah (Father figure)
13) Sebagai kambing hitam (scop goat).32

C. Motivasi kerja Guru


1) Pengertian motivasi kerja
Kata motivasi itu berasal dari kata dasar motive yang artinya
dorongan, sebab, atau alasan manusia melakukan tindakan secara sadar. 33

31
Hendiyat Sutopo et.al, Kepemimpinan Pendidikan dan Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Bina
Aksara), hal-37
32
Ngalim Purwanto, Op.Cit. Hal-65
33
Sudirman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta. PT. Raja Gafindo
Persada. 2006. Hal. 73
21

Motivasi adalah sesuatu yang ada dalam diri seseorang, yang


mendorong orang tersebut bersikap dan bertindak guna mencapai tujuan
tertentu.34
Menurut T. Hani Handoko, motivasi adalah “keadaan dalam
pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan
kegiatan-kegiatan yang tertentu guna mencapai tujuan.35 Perubahan energi
dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan
dan reaksi untuk mencapai tujuan.36
Menurut Ernest J. Mo Ccmick dalam buku A. Anwar Prabu
Mangkunegara mengemukakan bahwa “motivasi kerja adalah sebagai
kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara
perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja”.37
Berdasarkan pengertian motivasi kerja di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa motivasi kerja adalah kegiatan yang mendorong,
mengarahkan, mempertahankan setiap tindakan yang di sebut kerja.
Dalam motivasi, walaupun sudah memiliki komitmen dan persepsi
yang baik terhadap suatu pekerjaan tetapi pada dasarnya ada tiga unsur
mendasar yang melahirkan suatu motivasi. Menurut Siagian ada tiga unsur
utama dalam pembentukan motivasi yaitu kebutuhan, dorongan dan tujuan.
Dalam sebuah organisasi, kerja karyawan tidak bisa terlepas dari
fungsi organisasi tersebut, karyawan merupakan bagian dari organisasi
sehingga ia akan melaksanakan tugas-tugas yang menjadi kewajiban dan
tanggung jawabnya guna mencapai tujuan organisasi. Sekolah merupakan
sebuah organisasi yang didalamnya terdapat individu yang terdiri dari
unsur kepala sekolah, tata usaha dan murid. Guru sebagai salah satu unsur
sekolah memiliki motivasi kerja sesuai dengan tugas dan kewajiban utama
yakni mengajar.

34
Abdul Rahman Shaleh.Op.Cit. Hal. 73.
35
T. Hani Handoko, Manajemen, Yogyakarta : BPFE Yogyakarta, 1998, ed. 2, cet. Ke-
13, Hal. 252
36
Oemar Hamalik.Proses Belajar mengajar. Jakarta.Bumi Aksara. Hal.158
37
Anwar prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,
Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2001, Hal. 94-95
22

Apabila pegawai/guru merasa sanggup untuk mengembangkan


karirnya disertai dengan kesempatan yang ada lahirlah suatu motivasi yang
tinggi yang akan membuat pegawai/guru bekerja dengan semangat,
bertanggung jawab, dan perasaan puas yang akan membawa hasil yang
memuaskan.

2) Jenis-jenis motivasi

Dalam melakukan suatu perbuatan yang bersifat sendiri, seseorang


selalu didorong oleh motivasi tertentu baik yang objektif maupun yang
subyektif. Adapun motivasi kerja itu sendiri mempunyai jenis sebagai
berikut :

a) Motivasi intrinsik yakni dorongan yang terdapat dalam pekerjaan yang


dilakukan. Misalnya : bekerja karena pekerjaan itu sesuai dengan bakat
dan minat, dapat diselesaikan dengan baik karena memiliki
pengetahuan dalam menyelesaikan. Menurut Sardiman motif intrinsik
adalah motif yang berfungsi tidak perlu dirangsang dari luar, karena
dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan
sesuatu.
b) Motivasi ekstrinsik yakni dorongan yang kuat berasal dari pekerjaan
yang sedang dilakukan. Misalnya : bekerja karena upah atau gaji yang
tinggi, mempertahankan kedudukan yang baik dan lain-lain. 38

Kedua jenis motivasi tersebut merupakan satu kesatuan yang sangat


menentukan keberhasilan seseorang dalam memperoleh hasil kerja yang
optimal, walau bagaimanapun bakat dan keahlian seseorang dalam
melakukan suatu pekerjaan mesti dihargai karena penghargaan memiliki
arti dan pengaruh yang sangat besar bagi setiap orang pendorong dan
penunjang dalam mengeksplorasikan segala kemampuan dan keahliannya.

38
Sardiman.A.m, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada 2000 cet ke-7 hal. 87
23

3) Teori motivasi kerja


Motivasi berawal dari adanya kekurangan dalam diri seseorang
atau kebutuahan yang belum terpenuhi. Seseorang dalam melakukan suatu
aktivitas tertentu selalu didorong oleh motif-motif tertentu, yaitu
merupakan upaya memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
Adapun tingkat kebutuhan manusia yang mendorong manusia
untuk bekerja menurut Maslow adalah:39
a) Kebutuhan aktualisasi diri ( Self actualization )
Kebutuhan aktualisasi diri dipenuhi dengan menggunakan kecakapan,
kemampuan, keterampilan, dan potensi optimal untuk mencapai prestasi
kerja yang sangat memuaskan atau luar biasa yang sangat sulit dicapai
orang lain.
b) Kebutuhan akan penghargaan diri/status (Esteem needs)
Merupakan kebutuhan akan pengakuan serta penghargaan prestise timbul
karena adanya prestasi, tetapi selamanya tidak demikian.
c) Kebutuhan akan cinta (love) atau afiliasi (social needs)
Kebutuhan afiliasi adalah kebutuhan sosial misalnya berteman, mencintai
serta diterima dalam pergaulan lingkungan kerjanya. Manusia pada dasar
nya selalu ingin berkelompok dan tidak seorangpun manusia ingin hidup
menyendiri. Kebutuahan itu terdiri dari :
1) Kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain di tempat ia
bekerja.
2) Kebutuhan akan perasaan dihormati. Karena manusia merasa dirinya
penting. Serendah-rendahnya pendidikan dan kedudukan seseorang
tetap merasa dirinya penting.
3) Kebutuhan akan perasaan kemajuan dan tidak sanggup menyenangi
kegagalan. Kemajuan di segala bidang merupakan keinginan dan
kebutuhan yang menjadi idaman setiap orang.

39
Abdul Rahman Shaleh, Op.Cit. Hal. 83
24

4) Kebutuhan akan perasaan ikut serta. Setiap karyawan akan merasa


senang. Jika diikutkan dalam berbagai kegiatan dan mengemukakan
saran atau pendapat pada pimpinan.
d) Kebutuahan akan keamanan dan keselamatan (Savety needs)
Jika kebutuahan psikologis sudah sedikit terpenuhi maka kebutuhan ini
dapat menjadi motivasi. Kebutuhan ini merupakan rasa aman dari
kecelakaan dan keselamatan dalam melaksanakan pekerjaan. Kebutuhan
ini mengarah pada bentuk kebutuhan akan keamanan dan keselamatan jika
di tempat kerja pada saat mengerjakan pekerjaan pada waktu jam-jam
tertentu.
e) Kebutuhan fisik (Phisical needs)
Kebutuhan fisik adalah kebutuhan yang diperlukan untuk mempertahankan
kelangsungan hidup seorang seperti sandang, pangan, papan. Organisasi
membantu indiviu dengan menyediakan gaji yang baik, keuntungan serta
kondisi kerja untuk memuaskan kebutuhannya.

Maslow tidak bermaksud hierarki kebutuhannya itu secara langsung


diterapkan dalam motivasi kerja. Dia tidak menggali aspek-aspek motivasi
manusia dalam organisasi sampai pada sekitar abad 20 tahun, setelah ia
menyampaikan teori aslinya itu, Douglas Mc Gregor dalam bukunya The
Human Side Of Enterprise mencoba mempopolerkan teori Maslow dalam
literatur manajemen.
25

Dengan demikian hierarki kebutuhan dari Maslow dapat di ubah ke


dalam tatanan model motivasi kerja seperti yang dilukiskan pada gambar
berikut:40

Aktualisasi diri
Penghargaan misalnya: status,
titel, simbol-simbol, promosi,
penjamuan dan sebagainya.

Soaial atau afiliasi misalnya: kelompok


formal atau informal, menjadi ketua
yayasan, ketua organisasi olahraga, dan
sebagainya

Keamanan, misalnya: jaminan masa pensiun,


santunan kecelakaan, jaminan asuransi
kesehatan dan sebagainya.

Fisik, misalnya gaji, upah tunjangan, honorium, bantuan


pakaian, sewa perumahan, uang transport dan lain-lain.

Gambar 1
Hierarki motivasi kerja
Dari keterangan teori di atas dapat diketahui bahwa, kebutuhan yang
paling dasar harus dipenuhi terlebih dahulu, setelah kebutuhan paling dasar
terpenuhi maka kebutuhan yang paling tinggi berikutnya akan menjadi
kebutuhan utama. Kebutuhan ketiga akan muncul jika kebutuhan kedua
tersebut tersebut telah terpenuhi. Begitu seterusnya sampai terpenuhinya
kebutuhan aktualisasi diri. Sebagaimana telah diuraikan, dapat dikatakan
bahwa suatu kebutuhan yang telah terpenuhi tidaklah menjadi motivator
utama lagi dalam bertindak.

40
Miftah Thoha, Prilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2007), hal- 228-229.
26

4) Ciri-ciri motivasi kerja


Interaksi dan motivasi belajar mengajar bahwa motivasi yang ada
pada diri setiap orang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:41
a. Tekun menghadapi tugas
b. Ulet menghadapi kesulitan
c. Menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah
d. Lebih senang bekerja sendiri
e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin
f. Dapat mempertahankan pendapatnya.
g. Tidak pernah mudah melepaskan hal yang diyakini.
h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seseoarng yang
memiliki motivasi kerja, memiliki ciri-ciri-di atas, apabila seseorang
memiliki ciri-ciri tersebut, berarti orang itu mempunyai motivasi kerja
yang cukup tinggi. Ciri- ciri motivasi sangat penting dalam kegiatan
sekolah karena setiap kegiatan akan berhasil dengan dengan baik.
Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya : 42
a. Motif bawaan
Yang dimaksud motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak
lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari. Sebagai contoh misalnya:
dorongan untuk makan, dorongan untuk minum, dorongan untuk bekerja,
untuk beristirahat, dan dorongan seksual. Motif-motif ini sering kali
disebut motif-motif yang diisyaratkan secara biologis.
b. Motif yang dipelajari
Maksudnya motif-motif yang timbul karena dipelajari. Sebagai
contoh : dorongan untuk mengajar sesuatu dalam masyarakat. Motif-motif
ini seringkali disebut dengan motif-motif yang diisyaratkan secara social .
sebab manusia hidup dalam lingkungan social dengan sesama manusia

41
http://rastodio.com/manajemen/faktor-faktor dan-ciri-ciri-yang-mempengaruhi-
motivasi kerja.html
42
Sardiman. Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta. PT. Raja Gafindo Persada.
2006. Hal.86
27

yang lain, sehingga motivasi itu terbentuk. Sebab justru dengan


kemampuan berhubungan, kerjasama didalam masyarakat tercapailah
suatu kepuasan diri. Sehingga manusia perlu mengembangkan sifat-sifat
ramah, koperatif, membina hubungan baik dengan sesama, apalagi orang
tua dan guru. Dalam kegiatan belajar mengajar , hal ini dapat membantu
dalam usaha mencapai prestasi.

a. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Motivasi guru

Seseorang guru akan melakukan semua pekerjaan dengan baik


apabila ada faktor pendorongnya. Faktor-faktor yang mendorong
seseorang mau bekerja menurut Peterson dan Plowman adalah sebagai
berikut:43

a. Keinginan untuk dapat hidup

Untuk mempertahankan hidup, orang akan mau bekerja. Seperti


memperoleh kompensasi yang memadai atau pekerjaan yang tetap
walaupun penghasilan masih mencukupi.

b. Keinginan untuk memiliki

Keinginan untuk memiliki sesuatu menjadi pemicu seseorang mau


bekerja, seperti keinginan untuk memiliki benda.

c. Keinginan akan kekuasaan

Seseorang akan mau bekerja disebabkan adanya keinginan untuk di


akui, dihormati oleh orang lain untuk memperoleh status yang tinggi.

d. Keinginan akan pengakuan

43
Husaini Usman, Manajemen, Teori Praktik dan Riset Pendidikan Jakarta: Bumi
Aksara. 2008. Hal.245-246
28

Keinginan seseorang untuk menjadi orang yang berperan dalam


masyarakat atau pemimpin dalam suatu lembaga akan mendorong
seseorang untuk bekerja.

Dalam memotivasi guru, kepala sekolah harus mengetahui


motivator-motivator yang dimiliki oleh guru. Orang mau bekerja untuk
dapat memenuhi kebutuhan, baik kebutuhan yang disadari, maupun
kebutuhan yang tidak disadari, berbentuk materi atau non materi serta
kebutuhan fisik dan rohani.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini di laksanakan di SD Tanah Tingal yang terletak di Jalan


Merpati Raya No. 32 A Sawah Baru, Jombang- Ciputat Tangerang Selatan
15413. Telp. 021 – 746 373336 Fax.7412912,

Adapun waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari hingga


Maret 2013.

B. Metode penelitian

Metode penelitian adalah “cara yang digunakan oleh peneliti dalam


mengumpulkan data penelitian”.1 Dalam penelitian ini, penulis
menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif, yaitu analisis
penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai
status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya
pada saat penelitian dilakukan.

C. Populasi dan Sampel

Menurut Hadari Nawawi dalam buku Margono mengatakan bahwa


“populasi adalah keseluruhan subyek penelitian, yang terdiri dari manusia,
benda-benda, hewan, tumbuhan, peristiwa yang memiliki karakteristik
tertentu dalam suatu penelitian”.2 Dalam penelitian ini penulis menggali
fakta dan data melalui sumber-sumber kunci seperti kepala sekolah, guru,
komite sekolah, pengurus osis.

1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2006), cet ke-XV, hal. 130-132
2
Margono , Metodelogi Penelitian pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2007), Cet ke-6, h. 118

29
30

D. Teknik pengumpulan data

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, penulis menggunakan


skala kepemimpinan kepala sekolah yang dibuat sendiri oleh penulis
sesuai dengan kebutuhan penelitian. Pengumpulan data yang berbentuk
pertanyaan tertulis melakukan sebuah daftar pertanyaan yang sudah
dipersiapkan sebelumnya.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah


melalui:

1. Penelitian kepustakaan ( library research )

- Mencatat membaca bahan dan dokumen, serta mengolah

2. Penelitian lapangan (Field research )

- Mengumpulan data yang bersumber dari lapangan.

1. Observasi, dalam metode observasi didahului dengan membuat panduan


pengamatan sebagai instrumen. Format yang disusun berisi item-item
tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi.
Observasi digunakan untuk memperoleh data tentang kepemimpinan
kepala sekolah dalam pengembangan motivasi kerja guru.
2. Wawancara yaitu pengumpulan data melalui tanya jawab dengan sumber
data. Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi tentang :
kepemimpinan kepala sekolah, tentang keadaan dan gambaran pengelolaan
kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh kepala sekolah.
Metode wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman
wawancara (interview guide) agar lebih terarah. Wawancara dilakukan
dengan kepala sekolah SD Tanah Tingal , 4 orang orang guru kelas (kelas
1, kelas 3, kelas 4, kelas 6), 1 orang unsur TU (kasubag dikjar), 1 orang
karyawan pramubakti, 4 orang siswa kelas 6, dan orang tua murid sebagai
komponen dari proses pendidikan tersebut dengan alat berupa recorder
atau buku catatan.

3. Studi dokumentasi, metode dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data


berupa mencari data mengenai catatan, transkip, buku, surat kabar,
31

majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya.3 Studi


dokumentasi digunakan untuk memperoleh data-data tentang berdirinya
sekolah, tujuan sekolah, struktur sekolah, visi misi sekolah, prestasi siwa,
dan yang berhubungan dengan kepemimpinan kepala sekolah dalam
pengembangan motivasi kerja guru.

E. Teknik Pengolahan Data


Data yang telah diperoleh dilapangan akan dianalisa melalui proses:

1. Klasifikasi data, yakni proses pengelompokan data berdasarkan jawaban-


jawaban responden.
2. Kategorisasi data yaitu pengelompokan data berdasarkan berdasarkan pada
aspek-aspek masalah yang muncul.
3. Interpretasi data yaitu proses mencari kesamaan dan perbedaan dari data
yang diperoleh kemudian ditarik kesimpulan.
F. Instrumen Penelitian
1. Definisi Konseptual
Motivasi kerja guru adalah kondisi yang berpengaruh
membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang
berhubungan dengan lingkungan kerja”.4 Motivasi kerja berhubungan erat
dengan pengembangan kemampuan guru untuk melaksanakan pekerjaan
dan tugas yang lebih baik.
2. Definisi Operasional

Yang dimaksud dengan kepala sekolah Kepemimpinan adalah


mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan yang ditetapkan,
berkaitan dengan proses yang mempengaruhi orang sehingga mereka
mencapai sasaran dalam keadaan tertentu.5

3
Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian suatu pendekatan Praktik,(Jakarta: PT. Rineka
Cipta, cet, 13, 2006) h.231
4
Anwar prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung
: PT Remaja Rosdakarya, 2001, Hal. 94.
5
Abdul Rahman Shaleh, Psikologi & Industri dan Organisasi. Jakarta. Lembaga
Penelitian UIN. 2006. Hal. 110
32

Adapun titik fokus yang penulis teliti adalah variabel


kepemimpinan kepala sekolah, dengan kisi-kisi sebagaimana tabel 1
berikut :

Tabel 1

Dimensi Dekripsi Daftar


Aspek Dimensi
Pertanyaan

1. Kepemimpinan 1. Fungsi a) Menciptakan kebersamaan 1


kepemimpinan diantara guru dan karyawan

b) Menciptakan rasa aman didalam


2
lingkungan sekolah.

c) Memberikan saran, anjuran dan


sugesti untuk memelihara serta 3
meningkatan semangat para guru
staff dan siswa.

d) Bertanggung jawab memenuhi


dan menyediakan dukungan yang 4
diperlukan oleh para guru.

e) Sebagai motivator, dalam arti


5
mampu menimbulkan dan
menggerakkan semangat para
guru, dan staf.

f) Selalu menjaga penampilan dan


6
integritas sebagai kepala sekolah.

g) Membangkitkan semangat,
percaya diri terhadap para guru.

h) Selalu dapat memperhatikan, 7


menghargai apapun yang
dihasilkan oleh para guru dan
staf.
33

2. Tipe a. Kepemimpinan Otoriter 8


kepemimpin b. Kepemimpinan Konsultasi
an c. Kepemimpinan Peran serta
kelompok,
d. Kepemimpinan Demokratis
e. Kepemimpinan Laizes faire
f. Kepemimpinan Pseudo
demokratis
2. Kepala sekolah 1. Kriteria kepala a. Berstatus sebagai guru SD/MI 9
sekolah b. Memiliki kualifikasi akademik
10
c. Mengalami pengalaman mengajar
5 tahun
d. Memiliki kemampuan
kepemimpinan dan
kewirausahaan di bidang
pendidikan.
2. Fungsi kepala a. Kepala sekolah sebagai edukator 11
sekolah b. Kepala sekolah sebagai manajer
12
c. Kepala sekolah sebagai
administrator 13
d. Kepala sekolah sebagai
14
supervisor
e. Kepala sekolah sebagai leader 15
f. Kepala sekolah sebagai inovator
16
g. Kepala sekolah sebagai motivator
3. Motivasi kerja 1. Faktor yang a. Keinginan untuk dapat hidup 17
mempengaruhi b. Keinginan untuk memiliki 18
motivasi kerja c. Keinginan akan kekuasaan
19
guru d. Keinginan akan pengakuan.
20
BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum
1. Profil kepala sekolah
Bapak Ikin Ahmad Sodikin M.Ud. MA adalah pemimpin kepala SD
Tanah Tingal dari semenjak pertama didirikannya sekolah ini. Beliau lahir di
Ciamis, 1 Desember 1960.
Pendidikan terakhir beliau adalah Magister (S2) Jurusan Usuluddin.
Sebelum menjadi kepala sekolah, dari tahun 1989 sampai dengan 2007, beliau
menjadi guru di berbagai sekolah, beliau merupakan seorang yang mempunyai
kemampuan dalam memimpin walaupun jurusan S2 beliau agama namun beliau
mempunyai potensi sebagai seorang pemimpin, sehingga pemilik Yayasan
mempercayakan beliau sebagai kepala sekolah di SD Tanah Tingal ini.
2. Sejarah dan Latar Belakang Berdirinya Sekolah Dasar Tanah Tingal
Berdirinya Sekolah Tanah Tingal ini diilhami oleh seorang tokoh pada
masa orde baru Bapak Boediardjo yang semangat ingin menjadikan Tanah Tingal
sebagai tempat pendidikan agar tempat ini dapat bermanfaat supaya terlahir
generasi yang terdidik baik jasmani maupun rohani. Semangat beliau patut ditiru
dan menjadi tauladan untuk generasi penerus bangsa. sebagai seorang pejuang
dan budayawan beliau memiliki visi ke depan. Kepedulian beliau kepada
lingkungan sangatlah besar, hal ini terlihat dari kondisi Tanah Tingal yang penuh
dengan pepohonan yang menjadi paru-paru kota.
Maka untuk mewujudkan cita-cita beliau tersebut, didirikanlah Sekolah
Tanah Tingal yang berwawasan lingkungan. Dimana siswa belajar tentang
lingkungan, bukan hanya alamnya saja, tetapi meliputi aspek sosial, budaya,
agama, ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan lain-lain. Dengan harapan,
terlahirnya generasi yang mampu memegang tongkat estafet perjuangan bangsa
menjadi bangsa yang maju. Sehingga bangsa Indonesia, menjadi bangsa yang
berwibawa dalam peraturan kehidupan bangsa-bangsa di dunia.

44
45

3. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah Dasar Tanah Tingal


Visi Sekolah Dasar Tanah Tingal adalah : “Mewujudkan pendidikan
berkualitas dengan memperhatikan kecerdasan majemuk siswa melalui kegiatan
eksplorasi lingkungan sehingga terlahir generasi yang memiliki semangat
persatuan ditengah keberagaman dan bertanggung jawab atas nasib bangsanya”.
Misi dari Sekolah Dasar Tanah Tingal adalah : “Mengoptimalkan
potensi siswa dengan memperhatikan kecerdasan majemuknya, melalui kegiatan
ilmiah yang dapat dipertanggung jawabkan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut”.
Sedangkan Tujuan dari Sekolah Dasar Tanah Tingal adalah :
a. Menghargai potensi yang dimiliki oleh masing-masing siswa
b. Menghargai perbedaan, artinya semua siswa mempunyai hak dan kewajiban
yang sama. Perbedaan suku bangsa, agama, keturunan, kecerdasan, kondisi
fisik, dan lain-lain harus dijadikan perekat persaudaraan.
c. Menghargai budaya nasional dan menyerap budaya luar dengan bijaksana
d. Menjalin komunikasi yang baik dengan masyarakat internasional
e. Membangun masyarakat yang senang belajar
f. Peduli terhadap pelestarian lingkungan

4. Profil Sekolah Dasar Tanah Tingal


Sekolah Dasar Tanah Tingal merupakan pembangunan pendidikan
formal yang berciri khas lingkungan. Sekolah ini berdiri pada tahun 2007 yang
berlokasi di Jl. Merpati Raya No.32, Desa Sawah Baru Jombang Kecamatan
Ciputat Tangerang Selatan, Banten.
Letak Ciputat persis di bibir Ibu Kota yang berbatasan langsung dengan
Jakarta Selatan, oleh karena itu sampai saat ini Ciputat tidak dapat terlepas dari
pengaruh kehidupan masyarakat Jakarta, baik dalam kehidupan sosial, ekonomi
maupun budaya.
Sekolah yang memiliki luas wilayah 9 hektar ini dibangun pada lokasi
yang strategis dan tenang. Strategis karena sekolah ini mudah dijangkau oleh
masyarakat sekitarnya, posisi yang agak ke dalam menimbulkan suasana yang
tenang, aman nyaman dan suasana yang masih alami karena sekolah ini banyak
46

tumbuh pepohonan besar, adanya kebun untuk pembelajaran, sawah, kolam


renang, danau dan terhindar dari kebisingan kendaraan mobil dan motor.

5. Data Siswa
Siswa dan guru mempunyai kaitan yang sangat erat. Keduanya harus
menjadi subyek dan obyek dalam kegiatan belajar mengajar. Guru dan siswalah
yang merupakan komponen utama dalam proses belajar mengajar.
Dalam kegiatan belajar mengajar di Sekolah Dasar Tanah Tingal setiap
siswa diberi buku terintegrasi dari sekolah yang dibuat oleh gurunya sendiri
sesuai dengan kurikulum pemerintah. Buku tersebut adalah pegangan para siswa
dalam mengikuti pembelajaran di sekolah dan sebagai bahan pembelajaran di
rumah.
Jumlah siswa Sekolah Dasar Tanah Tingal dari tahun 2011-2012 dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2
Data Siswa SD Tanah Tingal Tahun Ajaran 2011/2012
No Rombel Jumlah Kelas Jumlah Siswa
1 Kelas I 1 8 anak
2 Kelas II 1 12 anak
3 Kelas III 1 13 anak
4 Kelas IV 1 17 anak
5 Kelas V 1 8 anak
6 Kelas VI 1 10 anak
JUMLAH 68 Anak

Tabel 3
Data Siswa SD Tanah Tingal Tahun Ajaran 2012/2013
No Rombel Jumlah Kelas Jumlah Siswa
1 Kelas I 1 17 anak
2 Kelas II 1 8 anak
3 Kelas III 1 13 anak
4 Kelas IV 1 15 anak
47

5 Kelas V 1 16 anak
6 Kelas VI 1 7 anak
JUMLAH 76 Anak

Dari data yang didapat, terlihat bahwa jumlah siswa yang ada di Sekolah
Dasar Tanah Tingal semakin meningkat. Ini menunjukkan bahwa Sekolah Tanah
Tingal sudah dikenal dan diterima oleh masyarakat.

6. Struktur Organisasi Sekolah Dasar Tanah Tingal


Sekolah termasuk suatu organisasi yang bergerak dibidang pendidikan.
Organisasi sekolah bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan cara
memberikan pendidikan pada para siswa. Setiap sekolah mempunyai visi, misi
dan tujuan yang ingin dicapai.
Agar visi, misi, dan tujuan sekolah dapat tercapai maka diperlukan
sebuah organisasi sekolah yang baik. Adapun struktur organisasi Sekolah Dasar
Tanah Tingal adalah sebagai berikut:

STRUKTUR ORGANISASI
SEKOLAH TANAH TINGAL

KETUA YAYASAN

DIREKTUR EXECUTIVE

WA DIR EXECUTIVE MARKETING & HUMAS

KEPALA SEKOLAH

ADMINISTRASI

GURU BAG KURIKULUM GURU


48

KELAS EKSKUL LAB

7. Guru dan Karyawan


Latar belakang pendidikan guru merupakan salah satu faktor penentu
untuk meningkatkan kompetensi dalam mengajar, guru yang memiliki latar
belakang pendidikan yang tinggi dan sesuai dengan bidangnya serta menguasai
disiplin ilmu kependidikan, mampu memberikan kualitas pembelajaran dan
kinerja yang akan berdampak pada kualitas output yang dihasilkan dari lembaga
pendidikan tersebut.
Keadaan guru yang berada di Sekolah Dasar Tanah Tingal cukup
memadai dalam jumlah maupun kualitas. Dari segi jumlah perbandingan siswa
dan guru adalah 1:11. Perbandingan ini cukup ideal untuk pendidikan di sekolah.
Dari segi kualitas atau kompetensi cukup memadai karena ada guru yang sarjana,
sarjana muda dan pesantren. Dengan demikian profesionalisme cukup memadai
karena hampir semua guru mengajar sesuai ijazah pendidikan mereka.
Dari hasil observasi yang dilakukan jumlah guru yang berlatar belakang
S1 ada 16 dari jumlah 18 orang, 2 orang guru berlatar belakang SMA dan
pesantren. Untuk guru ekskul berjumlah 6 orang dari jumlah 9 orang. Untuk 3
orang guru ekskul adalah dari guru kelas.Dan pegawai mempunyai 10 orang.
Adapun yang lain berlatar belakang Diploma dan SLTA. Untuk mengetahui
jumlah guru dan pegawai yang ada.

Tabel 5
Data Guru dan Karyawan SD Tanah Tingal
No Nama Mata Pelajaran Pendidikan
Terakhir
1 Ahmad Qosim, S.Pd.I Guru kelas 1 S1
2 Mardinah, Guru bidang studi kelas 1 S1
3 Dwi Asih, SE Guru kelas 2 S1
4 Iin Mutmainnah Guru bidang studi kelas 2 S1
5 Dasuki, Sp Guru kelas 3 S1
49

6 Rosmiati, S.Pd Guru bidang studi kelas 3 S1


7 Mardiana, S.Pd.I Guru kelas 4 S1
8 Arie Mutya Wulan Sari, S.Pd Guru bidang studi kelas 4 S1
9 Nurlailah, S.Pd Guru kelas 5 S1
10 Eka S.Pd Guru bidang studi kelas 5 S1
11 Ida Febriyanti, S.Pi Guru kelas 6 S1
12 Fitria Ayum, S.Pd Guru bidang studi kelas 6 S1
13 Iwan Setiawan Zakaria, Guru seni budaya S1
S.Sn
14 Cecep Supriyandi, S.Pd Guru penjas S1
15 Anita Welsa Purimahuwa Guru agama Kristen SMA
16 Maria Emilia Putu Santi Guru agama Kristen S1
Giri, S.Pd
17 Ridwan Guru Lab. Agama Islam S1
18 Himjar Guru lab. Kebun SMA
19 Nanda Soraya, S.Pd Bid. Kurikulum S1
20 Indri Ansori Administrasi SMA
21 Heri Setyawan Staff IT D2
22 Subani Guru ekskul Gamelan S1
23 Bayu Guru Ekskul B. Inggris S1
24 Bagus Guru ekskul Tari S1
25 Yanto Guru ekskul gitar S1
26 Imam JAS Guru ekskul keterampilan S1
27 Endi Kuswanto Guru Pramuka S1
28 Eka Setiawati Hiskia, SE Staff marketing dan S1
promosi
29 Suhaebah Debeturu Staff Keuangan SMK
30 Syafrudin Security MTSN
31 Yudiyanto Karyawan STM
32 Suhadi Karyawan STM
33 Deni Priyadi Karyawan SMP
34 Wawan Irawan Karyawan MAN
50

8. Fasilitas & Sarana Sekolah


Fasilitas dan sarana dalam lembaga pendidikan sangat penting, guna
menunjang proses pencapaian tujuan pembelajaran dan pendidikan secara umum.
Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan, sarana dalam penyelenggaraan
muatan lokal Sekolah Dasar Tanah Tingal, meliputi: ruang kelas, ruang
perkantoran, dan ruang pendukung lainnya.
Ruang Belajar terdiri dari ruang kelas yang terdiri dari 6 ruang. Dengan
ruang kelas yang terbuka tidak seperti kelas-kelas yang ada disekolah formal
lainnya. Sekolah ini tidak mengunakan dingding tetapi bentuknya seperti saung.
Satu ruang laboratorium komputer, ruang perpustakaan, laboratorium alam,
laboratorium agama, ruang cookery, dan sarana belajar di luar ruangan (outdoor
activities). Sarana tersebut cukup untuk memenuhi standar minimal karena masih
memungkinkan terjadinya kegiatan belajar mengajar.
Ruang perkantoran terdiri dari satu ruang kepala sekolah, ruang Humas
dan Bendahara, dan ruang UKS. Untuk para guru di Sekolah Tanah Tingal tidak
memiliki kantor, mereka selalu berada di kelas.
Ruang pendukung lainnya antara lain: mushala, bengkel kreasi, lapangan
olahraga, kolam renang, tempat parkir, area bermain, kebun, toilet siswa, saung
serbaguna, internet, hotspot area, kantin, koperasi, lapangan basket, pondok seni,
danau, dan sawah.

B. Deskripsi dan Analisis Data


Dalam penelitian penulis menggunakan data penelitian bersifat
kualitatif, data yang ditampilkan berbentuk Tabel dan dijabarkan dalam bentuk
pertanyaan-pertanyaan yang peneliti berikan dalam wawancara yang diadakan
pada tanggal Desember 2012 – Mei 2013
Dalam proses wawancara yang dilakukan oleh peneliti, pertanyaan
tersebut yang ditujukan kepada pihak Kunci (Key Person) yaitu kepala
sekolah, Wakes bidang sumber daya manusia, para guru, murid, TU (kasubag
dikjar) dan karyawan pramubakti diberikan secara terpisah dan berbeda.
Adapun hasil keseluruhan dari hasil wawancara dilampirkan dalam lampiran
51

skripsi ini. Bentuk pertanyaan pertanyaan dan jawabannya dari setiap


responden beserta analisisnya dituangkan dalam deskripsi sebagai berikut:

1. Peran kepemimpinan kepala sekolah dalam pengembangan motivasi


kerja guru di SD Tanah Tingal
Keberhasilan Sekolah mencapai tujuan yang telah ditetapkan akan
sangat tergantung terhadap berjalannya fungsi kepemimpinan kepala sekolah.
Hal ini akan bisa dilihat dari penjelasan komponen-komponen sebagai berikut:
a. Fungsi kepemimpinan kepala sekolah
Dari hasil wawancara mengenai apakah fungsi kepemimpinan
kepala sekolah ini sudah direalisasikan dengan baik. Diketahui menurut
12 guru dari 18 guru mengatakan kepala sekolah telah menjalankan
beberapa fungsi kepemimpinan dengan baik. Mereka merasa puas dengan
kepemimpinan kepala sekolah, bahwa beliau telah menjalankan beberapa
fungsi kepemimpinan yaitu:
1) Menciptakan kebersamaan diantara guru dan karyawan
Dari hasil wawancara bahwa sebagian besar guru mengatakan
bahwa kepala sekolah telah menciptakan kebersamaan diantara guru dan
karyawan yaitu melalui kegiatan-kegiatan rutin yang dilaksanakan di SD
Tanah Tingal. Kepala sekolah menciptakan kebersamaan pada setiap hari,
pertengahan semester dan diakhir semester. Tujuannya adalah agar guru
selalu terbangun motivasi, dan mendapat pencerahan. Hal ini diperkuat
dari penjelasan Ibu Diana Guru kelas 4:
Kepala sekolah selalu menciptakan kebersamaan yaitu dengan
cara mengadakan timbel ding dipertengahan semester, studi banding
dalam pertengahan proses pembelajaran berlangsung, field trip teacher
diakhir semester. Dari kegiatan tersebut kebersamaan diantara guru-guru
semakin kuat dan harmonis.1
Menciptakan kebersamaan didalam sekolah sangat dibutuhkan,
hal ini memerlukan kegiatan khusus agar terciptanya kebersamaan di
antara guru-guru. Maka dari itu kepala sekolah sangat konsisten

1
Hasil wawancara dengan Ibu Mardiana S.Pd ( Guru kelas SD Tanah Tingal ) pada tanggal 6 maret
2013
52

melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menciptakan kebersamaan.


Hal ini diperkuat dari penjelasan Ibu Eka S.Pd :
Dalam hal menciptakan kebersamaan sebenarnya memerlukan peran aktif
dari para warga sekolah seperti siswa, guru, staf sekolah, atau semua
komponen yang ada disekolah. Dan menurut saya kepala sekolah sudah
bisa membuat kegiatan agar kebersamaan itu bisa selalu tercipta, yaitu
dengan kegiatan brefing setiap pagi untuk menciptakan kebersamaan
diantara guru dan kepala sekolah, brefing pagi itu kegiatannya adalah
kita selalu mengevaluasi kegiatan pembelajaran setiap hari, apabila ada
keluhan dari guru-guru tentang siswa atau masalah lain yang berkaitan
dengan pembelajaran, jadi setiap ada masalah kita kita langsung cari
pemecahan masalahnya bersama-sama, namun jika tidak ada kita selalu
berbagi informasi yang kita dapat perharinya, baik dari membaca buku,
Koran, berita dari televisi dan dari sumber apapun yang kita dapat, maka
saya dan guru-guru diharuskan untuk bisa mentransfer informasi atau
ilmu yang kita dapat setiap hari.
Setelah kegiatan pagi selesai kemudian dilanjutkan kegiatan morning
activity yang dipandu oleh guru-guru, dalam kegiatan morning activity
tersebut, siswa diharuskan untuk baris berbaris kemudian ikrar pagi,
kegiatannya perharinya berbeda-beda yaitu setelah ikrar, kemudian ada
games, ada berkebun, ada bengkel kreasi untuk membuat karya atau
melihat karya sesama siswa. Ini bertujuan juga untuk bisa menciptakan
kebersamaan di antara adik kelas dan kakak kelas.2
Akan tetapi dari kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk menciptakan
kebersamaan diantara guru dan karyawan ada kegiatan yang menimbulkan
kejenuhan yaitu kegiatan breafing yang dilaksanakan setiap pagi selama
15 menit sebelum anak-anak berbaris dan masuk kelas untuk memulai
pembelajaran. Seperti yang dikatakan oleh bapak Dasuki guru kelas 3,
Kepala sekolah setiap pagi hari mengadakan breafing pagi selama 15
menit yang harus diikuti oleh semua guru dan karyawan. Breafing ini
bertujuan untuk menciptakan kebersamaan dan memicu motivasi kerja,
kemudian adanya rapat.

2
Hasil wawancara dengan Ibu Eka, S.Pd (Guru kelas 5 SD Tanah Tingal) pada Tangal 6 Maret 2013
53

Namun sebagian guru menyayangkan breafing yang setiap pagi


berlangsung terkadang menimbulkan kejenuhan karena kegiatan ini
dilaksanakan setiap hari dan terkadang suasananya tidak
menyenangkan.3
Rasa kejenuhan yang beberapa guru rasakan ini cukup beralasan karena
kegiatannya setiap hari, tetapi guru-guru tetap menjalankan hal tersebut
dengan suka ataupun tidak suka.

2) Menciptakan rasa aman didalam lingkungan sekolah

Guru-guru di Sekolah ini merasa aman, dengan adanaya petugas


keamanan yang sangat bertanggung jawab, dan sudah lama dipercaya
sebagai petugas keamanan di sekolah, petugas keamanan hanya satu
namun yayasan Tanah Tingal mempunyai keamanan berbeda dan bisa
bekerja sama dengan sekolah. Sekolah ini juga merupakan pusat pelatihan,
pendidikan dan kegiatan luar ruang (outdoor activities) terbesar di
kawasan Tangerang Selatan. Sekolah ini aman, nyaman, dan disiplin,
menyediakan lingkungan fisik (gedung, kelas, halaman) sekolah yang
bersih dan nyaman bagi setiap orang yang berada di sekolah ini. Hal ini
diperkuat oleh penjelasan Ibu Yuli guru kelas 5:

saya merasa aman dan nyaman berada di sekolah ini karena keadaan
lingkungan Sekolah yang aman, nyaman dan disiplin, hal ini perlu
diciptakan, agar anak dapat belajar tidak hanya keterampilan akademik
tetapi juga melatih siswa untuk mencapai hal-hal non-akademik yang
sangat penting bagi kehidupan itulah yang selalu ditanamkan kepala
sekolah pada setiap guru dan siswa4

Aspek keamanan fisik dan kenyamanan iklim sekolah dalam hubungan


interaksi antar warga sekolah, yaitu rasa saling mempercayai dan saling

3
Hasil wawancara dengan Bapak Dasuki, S.Pi (Guru kelas 3 SD Tanah Tingal) pada Tangal 9 Maret
2013
4
Hasil wawancara dengan Ibu Yuli ( Guru kelas 3 SD Tanah Tingal ) pada 8 Maret 2013
54

menghargai antar warga sekolah telah tercipta di sekolah ini. Hal ini
diperkuat oleh Ibu Nanda guru bagian kurikulum,

Keamanan disini sangat diperhatikan karena kita hidup dalam dunia


pendidikan yang harus menjungjung tinggi nilai kejujuran, dan
Alhamdulillah disekolah ini sudah tercipta rasa aman disetiap warga
sekolah, sehingga tercipta rasa nyaman pada diri saya Dan juga kepala
sekolah tidak bosan dan lelah untuk menyampaikan setiap saat apa yang
menjadi visi misi dan apa yang harus dilakukan karena manusia itu kan
sifatnya khilaf atau lupa maka kepala sekolah coba untuk ingatkan terus
beberapa prinsip misalnya dengan cara kita mengembangkan 4 prinsip
SD Tanah Tingal yang kita tanamkan baik kepada kepala sekolah, guru,
karyawan ataupun kepada siswa yaitu prinsip disiplin, meghargai, kreatif
dan peduli lingkungan. Jika Prinsip ini sudah bisa tertanam pada siswa
maka bukan hanya keamanan fisik yang kita dapat tapi juga kenyamaan
batin juga bisa tercipta disekolah ini.5

3) Memberikan saran, anjuran dan sugesti untuk memelihara serta


meningkatkan semangat para guru, staf dan siswa.
Dari hasil wawancara bahwa sebagian guru mengatakan bahwa
kepemimpinan di sekolah ini telah memberikan saran, anjuran dan sugesti
untuk memelihara semangat para guru, staf dan siswa. Dalam proses
belajar mengajar sangat Penting adanya saran, anjuran dan sugesti ini
karena dengan sugesti yang ada maka siswa dan guru dapat tergerak untuk
melakukan hal yang diperintahkan oleh atasan atau guru, hal ini diperkuat
dari penjelasan Ibu Rosmiati, S.Pd Guru kelas 3 :
Kepala sekolah selalu memberikan sugesti positif dipagi hari yaitu kita
tidak boleh memarahi atau memberikan lebel kepada anak didik kita
sebagai anak yang nakal walaupun kenyataannya anak tersebut nakal
namun kita tetap tidak boleh mengatakan anak itu nakal. kepala sekolah
selalu memberikan sugesti kepada guru-guru bahwa kita bisa merubah

5
Hasil wawancara dengan Ibu Nanda, S.Pd (Guru bidang kurikulum SD Tanah Tingal) pada Tangal 10
Maret 2013
55

anak yang nakal menjadi anak yang tidak nakal bahkan bisa menjadi
anak yang berprestasi caranya yaitu dengan selalu memberi sugesti
positif kepada anak didik. Dengan cara memberikan kata-kata yang halus
dan bijaksana seperti “ kamu memang pintar dan Ibu yakin kamu mampu
berbuat yang lebih baik dari yang telah kamu lakukan pada hari ini”.
Berawal dari hal tersebut saya selalu melakukan pendekatan dan
menanamkan sugesti positif pada murid saya. Dan anak-anak saya cukup
ada perubahan setelah saya mengikuti saran dari kepala sekolah.6
Ucapan seorang kepala sekolah terhadap guru dan begitu juga ucapan
guru kepada siswa sangat berpengaruh dan bisa memberikan solusi kepada
guru dari sugesti yang ditanamkan oleh kepala sekolah kepada guru
kemudian ditularkan kepada siswa-siswanya disekolah.
4) Bertanggung jawab memenuhi dan menyediakan dukungan yang
diperlukan oleh para guru.
Kepala sekolah disini telah bertanggung jawab dalam memenuhi atau
menyediakan dukungan yang diperlukan guru, staf dan siswa baik dana,
peralatan, waktu bahkan suasana yang mendukung. Tanpa adanya
dukungan kepala sekola, sumber daya manusia tidak mungkin
melaksanakan tugasnya dengan baik. Hal ini diperkuat dari penjelasan
dari Bapak Ali S.Pd.
Dalam proses pembelajaran berlangsung kepala sekolah selalu
menanyakan apakah ada peralatan atau media yang dibutuhkan oleh
guru-guru? jika ada maka silahkan ajukan saja anggarannya. Dari sini
bisa terlihat bahwa kepala sekolah memberikan dukungan dalam
menyediakan apa yang diperlukan oleh guru-guru.
5) Sebagai motivator, dalam arti mampu menimbulkan dan menggerakkan
semangat para guru, dan staf.
Dari hasil wawancara bahwa hampir semua responden (12 guru)
mengatakan bahwa kepala sekolah telah menimbulkan motivasi kerja para
guru. Namun ada juga sebagian guru ( 6 guru) yang mengatakan bahwa
motivasi yang ada bukan karena dari kepemimpinan kepala sekolah
namun dari diri guru sendiri.

6
Hasil wawancara dengan Bapak Suhanda S.Pd ( Guru kelas 2 SD Tanah Tingal ) pada 9 Maret 2013
56

Motivasi yang dibangun kepala sekolah yaitu dalam hal pengembangan


sarana dan prasarana penunjang pembelajaran telah dilakukan kepala
sekolah dengan cara melengkapi fasilitas dan media pembelajaran untuk
mendukung para guru dalam mengoptimalkan kinerjanya. Hal ini
diperkuat dari penjelasan Ibu Ida guru kelas 6 :
Alhamdulillah media pendukung pembelajaran disekolah ini cukup baik
sehingga membantu mempermudah saya dalam proses pembelajaran
berlangsung dan dalam mengajar saya lebih bersemangat apabila ada
bantuan media pembelajaran, salah satu contohnya, disekolah ini tersedia
Torso tubuh manusia untuk pembalajaran IPA, jadi pada waktu
menjelaskan mempermudah saya memberikan gambaran kepada murid
saya dan anak-anak pun akan lebih tertarik jika ada media Torso
tersebut, adanya Leb komputer, bengkel kreasi untuk pelajaran kesenian.7
Hal yang hampir sama juga di ungkapkan oleh Ibu Iin guru kelas 2
dalam pembelajaran media disekolah sangat mendukung salah satu
contohnya adanya laboratorium kebun untuk bisa mengaplikasikan
pelajaran materi IPA. Untuk pelajaran Matematika juga siswa diajarkan
untuk mengukur pertumbuhan dari pohon jagung, menghitung bibit yang
tumbuh dan yang mati, menghitung hasil buah yang diperoleh dari panen,
melakukan transaksi jual beli dan siswa diajarkan mampu
membandingkan sebuah tanaman yang satu dengan tanaman yang lain.
Untuk pelajaran SBK diajarkan untuk merawat lingkungan dan
memanfaatkan kulit jagung menjadi sebuah kreasi. Dalam pelajaran IPS
siswa diajarkan untuk saling bekerja sama merawat tanaman yang
mereka tanam. Untuk pelajaran PKNnya siswa diajarkan untuk cinta
terhadap lingkungan dan saling berbagi. Jadi hal penyediaan media yang
diberikan sekolah membuat saya termotivasi untuk bisa mengaplikasikan
pembelajaran dengan sarana dan prasarana yang tersedia.8
Sedangkan mereka yang mengatakan bahwa motivasi kerja yang ada pada
guru itu karena motivasi yang ada pada diri sendiri bukan semata-mata

7
Hasil wawancara dengan Ibu Ida S.Pi. ( Guru kelas 6 SD Tanah Tingal ) pada 12 Maret 2013
8
Hasil wawancara dengan Ibu Iin S.Pd.I ( Guru kelas 2 SD Tanah Tingal ) pada 13 Maret 2013
57

dari adanaya efek motivasi yang kepala sekolah berikan. Hal ini
diperkuat dari penjelasan Ibu Diana guru kelas 4:
Motivasi kerja adalah dorongan untuk bisa terus meningkatkan kinerja
saya di sekolah, Dasar motivasi kerja saya selama bekerja di SD Tanah
Tingal ini bukan karena pimpinan kepala sekolah saya tapi bagi saya
kerja itu adalah salah satu ibadah dan sebuah pengabdian karena jika
kita bekerja karena pimpinan dan di suatu saat pemimpin kita tidak
berkiblat kepada arah yang benar berarti kita akan mengikutinya dan kita
akan selalu mengharapkan penhargaan atau pun penilaian dari
pimpinan. saya bekerja benar-benar dari dalam diri saya sendiri dan
saya selalu bekerja dengan hati sehingga saya bisa nyaman dan motivasi
kerja saya dari situ bisa terbangun.9
Kemudian ada juga yang mengatakan bahwa motivasi yang diberikan
kepala sekolah terkadang tidak sesuai bahkan lebih terkesan memaksa,
namun walaupun begitu guru tersebut tetap mengakui bahwa memang
terkadang motivasi telah di berikan oleh kepala sekolah cukup
membangun motivasi yang ada pada guru kelas 3 ini yaitu Bapak Dasuki
S.Pi:
Kepemimpinan kepala sekolah memang salah satu faktor penyebab
adanya Motivasi kerja yang ada pada diri saya walaupun terkadang
motivasi yang dibangun kepala sekolah ini terkesan memaksa namun
karena terpaksa itulah saya jadi terdorong menyelesaikan atau
mengerjakan salah satu pekerjaan di sekolah tapi pernah suatu ketika
motivasi yang diberikan kepala sekolah itu justru mengakibatkan diri saya
tidak nyaman karena bagi saya terkesan terlalu memaksa atau motivasi
yang sudah ada pada diri saya terkadang hilang karena sikap kepala
sekolah yang tidak sesuai memberikan motivasi kepada saya.10
Motivasi yang dibangun oleh kepala sekolah ternyata hanya kepada
sebagian guru-guru saja namun karyawan yang ada disekolah belum

9
Hasil wawancara dengan Ibu Mardiana, S.Pd (Guru kelas 4 SD Tanah Tingal) pada Tangal 14 Maret
2013
10
Hasil wawancara dengan Bapak Dasuki, S.Pi (Guru kelas 3 SD Tanah Tingal) pada Tangal 15 Maret
2013
58

pernah merasa bahwa kepala sekolah telah menjadi bagian dalam


menggerakkan motivasi kerjanya. Hal ini diperkuat dari penjelasan dari
Bapak Heri bidang IT Sekolah :
Kepala sekolah tidak pernah memberikan Motivasi kerja kepada saya,
jadi motivasi kerja saya selama disekolah ini karena saya takut dengan
beliau dan yang membuat saya tetap bertahan di sini karena rekan kerja
guru dan karyawan yang lain sangat baik dan membuat saya nyaman,
jadi kepemimpinan kepala sekolah yang membuat saya tidak nyaman itu
saya tidak fikirkan, selalu saya bawa santai saja. Beliau jika
memerintahkan sesuatu itu harus sempurna apabila terjadi kesalahan
maka kita akan dimarahinya.11
Senada dengan ungkapan diatas, Bapak Yudi sebagai karyawan
pramubakti menambahkan:
Kepala sekolah tidak pernah memberikan motivasi kepada saya, dan
arahan pekerjaan yang beliau inginkan juga tidak jelas.
6) Selalu dapat memperhatikan, menghargai apapun yang dihasilkan oleh
para guru dan staf.
Dari hasil wawancara bahwa 9 guru mengatakan bahwa kepala sekolah
telah bisa menghargai apa yang dihasilkan oleh para guru sisanya (9 guru)
mengatakan bahwa kepala sekolah masih belum maksimal dalam
menghargai apa yang telah dihasilkan oleh para guru. Bagi mereka yang
merasa bahwa kepala sekolah telah memberikan penghargaan yaitu kepala
sekolah memberikan pujian secara terbuka kepada guru yang berprestasi
agar guru yang lain bisa termotivasi untuk mengoptimalkan kinerjanya.
Hal ini diperkuat dari penjelasan Bapak Qosim Guru kelas 1:
Kepala sekolah selalu mengevaluasi apabila ada guru yang mempunyai
prestasi, yaitu pada saat breafing kepala sekolah mengucapkan
terimakasih banyak kepada guru yang mempunyai prestasi atau telah
berhasil melakukan kegiatan sekolah, misalnya kegiatan PERJUSA
(Perkemahan Jum’at sabtu) saya selaku ketua panita kegiatan tersebut

11
Hasil wawancara dengan Bapak Heri D3 (Karyawan IT SD Tanah Tingal) pada Tangal 15 Maret
2013
59

merasa mendapat penghargaan karena hasil kerja saya bisa dihargai


walaupun hanya ucapan terimakasih.12
Namun untuk guru-guru yang merasa bahwa kepala sekolah belum
maksimal dalam memberikan penghargaan dari apa yang telah dihasilkan
guru-guru, yaitu dengan alasan bahwa apabila suatu pekerjaan telah
dilaksanakan kemudian kepala sekolah melihat hasilnya dan tidak cocok
dengan beliau maka beliau tidak memakainya padahal diawal kesepakatan
bahwa apapun yang dihasilkan oleh guru-guru maka akan kita jalankan,
seperti yang dikemukakan oleh Ibu Nanda Guru bagian Kurikulum,
saya pernah diperintahkan membuat suatu program pembelajaran yang
kreatif, inovatif namun ketika program itu sudah selesai saya kerjakan
dan diperlihatkan hasilnya kepada kepala sekolah dan guru-guru,
ternyata hasil kerja saya tidak terpakai, tetap saja ide dan program
beliaulah yang dijalankan. Saya merasa sedikit kecewa karena pada awal
perjanjian bahwa program yang saya buat akan dijalankan, Saya merasa
jerih payah saya sama sekali tidak di hargai. tapi saya tetap memberi
pengertian kepada diri saya sendiri mungkin program yang saya buat
tidak cocok dengan keinginan kepala sekolah dan kondisi sekolah.13
2. Tipe kepemimpinan kepala sekolah
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan melalui wawancara
sebagaimana telah kami uraikan sehngga dapat kami simpulkan bahwa
kepala sekolah dalam upaya menggerakkan motivasi kerja guru /staf
menerapkan tipe kepemimpinan demokratis, Hal ini bisa di lihat dari hasil
wawancara dari Bapak Dedi Sumardi selaku bidang SDM di SD Tanah
Tingal.
“Pada dasarnya setiap pemimpin itu mempuyai karakter yang berbeda-
beda tentunya apa yang pemimpin terapkan bisa mendatangkan sesuatu
yang sesuai dengan apa yang kita harapkan dan kebaikan bersama.
Disini kita mengharapkan dan menerapkan untuk setiap divisi apapun
untuk bisa bersifat demoktaris dan saya lihat kepemimpinan kepala
12
Hasil wawancara dengan Bapak Qosim, S.Pd (Guru kelas 1 SD Tanah Tingal) pada Tangal 6 Maret
2013
13
Hasil wawancara dengan Ibu Nanda, S.Pd (Guru bidang Kurikulum SD Tanah Tingal) pada Tangal 7
Maret 2013
60

sekolah kita ini bersifat demokratis namun bagi teman-teman guru


yang merasa cara penyampaian beliau yang terkesan otoriter. saya
mempunyai keyakinan bahwa kepala sekolah pasti mempunyai alasan
yang baik dari sikap beliau tersebut. Nah dari sini kedepan akan kita
coba komunikasikan dan perbaiki sistem atau keadaan yang sudah
terjadi pada saat dialog yang tepat.14
Menurut bapak bidang SDM bahwa Kepemimpinan secara definisi itu
ada tiga hal yang perlu diperhatikan yang pertama adalah pemimpin
yang punya kapabilitas atau kapasitas sebagai seorang pemimpin tetapi
dia tidak mempunyai dukungan dari bawahannya yang kedua adalah
seorang pemimpin yang tidak mempunyai kapabilitas tetapi dia di
dukung oleh bawahannya, dan yang ketiga adalah pemimpin yang
mempunyai kapabilitas dan mempunyai dukungan dari bawahannya atau
kepemimpinan yang ideal. Ini semua yang bisa menghasilkan suatu
kualitas apa yang diinginkan itu bisa berhasil. Hal tersebut diperkuat
penjelasan dari Ibu Mardiana guru kelas 4,
Kepala sekolah adalah seorang yang mempunyai kapabilitas sebagai
seorang pemimpin namun terkadang di dukung oleh bawahannya
kadang tidak, beliau bisa menyesuikan diri terkadang gaya
kepemimpinannya kepala sekolah demokratis yaitu guru dan karyawan
diberikan kesempatan memberikan pendapat, ide ataupun gagasan baik
dalam pengambilan keputusan ataupun dalam memecahkan suatu
masalah tapi ada suatu keadaan dimana kepemimpinan kepala sekolah
bersifat otokratis ketika ada kebijakan yang menurut kepala sekolah
privasi seperti masalah keuangan sekolah, jadi menurut saya kepala
sekolah disini cukup demokratis.15
Namun adakalanya kepala sekolah menerapkan tipe kepemimpinan
pseudo demokratis. karena kepala sekolah hanya menampakan sikapnya
saja yang demokratis, tetapi dibalik itu semua ada maksud tertentu yang
di inginkan oleh kepala sekolah. Kepala sekolah mempunyai tipe
14
Hasil wawancara dengan Bapak Dedi, S.Pd (Bapak SDM SD Tanah Tingal) pada Tangal 18 Maret
2013
15
Hasil wawancara dengan Ibu Nanda S.Pd (Guru kurikulum Tanah Tingal) pada Tangal 19 Maret
2013
61

kepemimpinan pseudo demokratis karena bagi guru hanya


memanipulasi suatu keadaan namun kenyataannya pendapatnya sendiri
yang harus disetujui. Hal ini dperkuat dari penjelasan Ibu Nanda guru
kurikulum, saya pernah diperintahkan membuat suatu program
pembelajaran yang kreatif, inovatif persi saya namun ketika program itu
sudah selesai saya kerjakan dan diperlihatkan hasilnya kepada kepala
sekolah dan guru-guru, ternyata hasil kerja saya tidak terpakai, tetap
saja ide dan program beliaulah yang dijalankan. Saya merasa sedikit
kecewa karena pada awal perjanjian bahwa program yang saya buat
akan dijalankan, tapi saya tetap memberi pengertian kepada diri saya
sendiri mungkin program yang saya buat tidak cocok dengan keinginan
kepala sekolah dan kondisi sekolah.16
Hal yang sama dikatakan oleh Bapak Ali guru kelas 5, dalam suatu
kepanitian suatu acara saya dipercaya sebagai seksi acara dimana
disitu saya mempunyai ide untuk membuat drama yang naskahnya saya
yang membuat namun ketika latihan dijalankan selama berminggu-
minggu sampai 3 hari lagi drama tersebut akan ditampilkan kepala
sekolah merubah naskah dan banyak sekali yang ditambahkan sehingga
anak-anak dan guru-guru yang biasa melatih juga bingung. Saya
memberi masukan bahwa tidak usah dirubah dan ditambahkan karena
akan mengakibatkan kebingungan terhadap pemain drama, dan semua
guru-guru pun sepakat dengan pendapat saya namun sangat
disayangkan sekali pendapat kami tidak diterima oleh kepala sekolah.
Kami merasa kecewa dengan sikap beliau yang seperti itu, awalnya
mengatakan bahwa semua di percayakan oleh kita namun pada akhirnya
yang kita buat setangahnya tidak terpakai.17
Setiap pemimpin berhak memiliki tipe kepemimpinan sesuai dengan
karakternya masing-masing. Di sekolah ini pemimpin punya kapabilitas
atau kapasitas sebagai seorang pemimpin tetapi dia tidak mempunyai

16
Hasil wawancara dengan Ibu Nanda S.Pd (Guru kurikulum Tanah Tingal) pada Tangal 19 Maret
2013
17
Hasil wawancara dengan Bapak Ali, S.Pd (Guru kelas 5 SD Tanah Tingal) pada Tangal 19 Maret
2013
62

dukungan dari bawahannya. Hal ini bisa diperkuat dari penjelasan


Bapak Yudi pegawai pramubakti di SD Tanah Tingal
“Sisi positif kepemimpinan kepala sekolah yaitu beliau sangat hemat
dalam pengajuan anggaran, beliau selalu memanfaatkan sumber daya
yang masih bisa digunakan untuk bisa digunakan kembali. Dan sisi
negatifnya beliau terkadang tidak mendengarkan pendapat atau ide kita,
jadi apa yang beliau mau harus dilaksanakan walaupun salah, nanti
kalau sudah salah barulah menyerahkan kepada kita. Itu membuat
pekerjaan tidak sekali atau dua kali saya kerjakan.18

3. Kriteria kepala sekolah


Dalam pemenuhan persyaratan merujuk kepada Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
pasal 38, persyaratan kepala sekolah Tanah Tingal telah sesuai, hal ini akan
dilihat dari beberapa aspek sebagai berikut:

a. Berstatus sebagai guru SD/MI


Berdasarkan hasil wawancara mengenai status kepala sekolah selain
menjadi pemimpin guru-guru beliau juga merangkap sebagai guru agama
kelas 5 dan kelas 6.
Hal ini diperkuat dari penjelasan Bapak Ikin Ahmad Sodikin, di SD Tanah
Tingal ini selain saya harus bisa memimpin guru-guru saya juga harus
bisa memimpin langsung siswa-siswi saya yaitu dengan cara saya
mengajar sebagai guru agama di kelas 5 dan kelas 6, dan itu juga
ketentuan dari pemerintah yang saya harus penuhi.19
b. Memiliki pengalaman

Dari hasil wawancara mengenai apakah kepala sekolah memiliki


pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun, wawancara
tersebut langsung dijelaskan oleh Bapak Ikin Ahmad Sodikin,

18
Hasil wawancara dengan BapakYudi (Karyawan Pramubakti SD Tanah Tingal) pada Tangal 21
Maret 2013
19
Hasil wawancara dengan Bapak Ikin Ahmad Sodikin, M.Ud. MA (Kepala Sekolah SD Tanah
Tingal) pada Tangal 20 Maret 2013
63

Di Sekolah Madaniah saya mengajar selama 6 tahun dan sebelumnya


juga saya pernah mengajar dibeberapa sekolah tapi yang menurut yang
paling memiliki suatu quantum atau loncatan pemikiran saya untuk
merasa bahwa pendidikan ini harus mempunyai satu inovasi yaitu selama
saya belajar mengajar di Madaniah dan saya punya kesempatan untuk
mengaplikasikan di SD Tanah Tingal ini.20

Berdasarkan uraian di atas, Nampak secara jelas bahwa kepala sekolah


memiliki pengalaman mengajar lebih dari 5 tahun. Dan juga masuk
kedalam criteria peraturan pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 28, untuk menjadi kepala
SD/MI.

c. Memiliki kemampuan kepemimpinan dan kewirausahaan di bidang


pendidikan.

Dari hasil wawancara mengenai kemampuan Kepala sekolah dan


kewirausahaan di bidang pendidikan, semua koresponden (guru dan
karyawan) mengatakan bahwa sebagai kepala sekolah adalah termasuk
orang yang cukup baik kemampuan dan kewirausahaannya di bidang
pendidikan. Hal ini diperkuat dari hasil wawancara ibu Ida guru kelas 6.

Dalam menerapkan prinsip-prinsip kewirausahaan ini berhubungan


dengan peningkatan kompetensi guru, kepala sekolah dapat menciptakan
pembaharuan, salah satu contohnya menugaskan kepada guru-guru untuk
membuat karya melalui pembuatan buku terintegrasi. Dengan pembuatan
buku terintegrasi ini maka biaya pembelian buku paket di sekolah sedikit
lebih berkurang.21

Dalam kemampuan kepemimpinan kepala sekolah dan kewirausahaan di


bidang pendidikan ini memang cukup baik namun sebagaian besar guru
mengatakan keberatan namun tetap menjalankan tugas dari kepala sekolah

20
Hasil wawancara dengan Bapak Ikin Ahmad Sodikin, M.Ud. MA (Kepala Sekolah SD Tanah
Tingal) pada Tangal 20 Maret 2013
21
Hasil wawancara dengan Ibu Ida, S.Pi (Guru kelas 6 SD Tanah Tingal) pada Tangal 22 Maret 2013
64

untuk membuat buku, ide dalam pembuatan buku dari kepala sekolah
memang baik dengan alasan yaitu untuk terus meningkatkan kualitas guru
dalam pembelajaran, dan menghemat biaya anggaran sekolah. Keberatan
tersebut diperkuat dari penjelasan Bapak dasuki guru kelas 3,

Kepala sekolah dengan sikap kewirauhasaan yang kuat akan berani


melakukan perubahan-perubahan yang inovatif di sekolahnya, termasuk
perubahan dalam hal-hal yang berhubungan dengan proses pembelajaran
siswa beserta kompetensi gurunya. Sejauh mana kepala sekolah dapat
mewujudkan peran-peran di atas, secara langsung maupun tidak langsung
dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan kompetensi guru, yang
pada gilirannya dapat membawa efek terhadap peningkatan mutu
pendidikan di sekolah. Namun kondisi dan waktunya saja belum memadai
kita sebagai guru-guru harus mempunyai waktu yang lebih untuk bisa
membuat buku tersebut dan kita mengharapkan ada reward atau imbalan
lebih dari hasil pembuatan buku hasil guru-guru. Tapi kenyataannya
sekarang belum ada imbalan khusus dari pembuatan buku tersebut, itu saja
yang membuat kami kurang semangat. Jadi kami kurang termotivasi dalam
pembuatan buku tersebut.22

Berdasarkan hasil wawancara di atas bahwa kepala sekolah bahwa criteria


yang dimiliki oleh kepala sekolah memang baik namun pada point
kewirausahaan perlu dimaksimalkan kembali agar rencana yang dibuat bisa
membuat guru menjadi termotivasi untuk melaksanakan tugas dengan baik.

Berdasarkan hasil wawancara Kepala sekolah SD Tanah tingal ini


memiliki peranan yang strategis dalam rangka meningkatkan motivasi kerja
guru kepala sekolah dapat mengoptimalkan segenap peran yang
diembannya, secara langsung maupun tidak langsung dapat memberikan
kontribusi terhadap peningkatan kompetensi guru, dan juga dapat
membawa efek terhadap peningkatan motivasi kerja guru di sekolah. Hal
ini akan di lihat dari beberapa fungsi kepala berikut ini :

22
Hasil wawancara dengan Bapak Dasuki S.Pi (Guru kelas 3 SD Tanah Tingal) pada Tangal 23 Maret
2013
65

a. Kepala sekolah sebagai edukator


Dari hasil wawancara bahwa sebagian guru mengatakan bahwa
peran sebagai edukator, kepala sekolah berperan dalam pembentukan
karakter yang didasari nilai-nilai pendidik. Kepala sekolah mempunyai
kemampuan mengajar/membimbing siswa ini bisa dilihat dari kegiatan
kepala sekolah dalam mengajar di SD Tanah Tingal
Kepala sekolah mempunyai kemampuan membimbing guru yaitu
dengan cara memberikan pelatihan dari luar sekolah ataupun
mendatangkan narasumber untuk mengembangkan kemampuan guru
dalam pembelajaran.

b. Kepala sekolah sebagai manajer


Berdasarkan hasil wawancara bahwa kepala sekolah telah
melakukan fungsi manajer ini bisa dilihat dari program yang kepala
sekolah buat yaitu Di antaranya; kegiatan seminar, kegiatan presentasi
selama seminggu dua kali. dalam kegiatan presentasi ini guru di minta
mencari sumber yang nantinya akan dishare kepada teman-teman guru
yang lain, sumber yang di minta yaitu tentang seputar proses
pembelajaran. Agar kemampuan guru dalam pengajaran terus
meningkat. Hal ini di perkuat oleh Bapak Qosim guru kelas 1,
Kepala sekolah mempunyai program pengembangan kemampuan
guru dalam pengajaran atau pun cara-cara untuk mengatasi murid-
murid kami, karena di sekolah kita ini Sekolah Tanah Tingal menerima
anak non muslim dan menerima siswa spesial maksimal satu orang
dalam satu kelas. Para siswa tersebut akan diberikan pelajaran yang
sesuai dengan kebutuhan, dan mempunyai guru mendamping,
tujuannya agar kita bisa menghargai dan menghormati setiap
perbedaan baik dalam hal keyakinan, suku bangsa dan bahkan
perbedaan dalam pelajaran.23

23
Hasil wawancara dengan Bapak Qosim S.Pd (Guru kelas 1 SD Tanah Tingal) pada Tangal 23 Maret
2013
66

Hal yang hampir sama juga di tambahkan oleh Bapak Ali guru
kelas 5,
Karena sekolah ini merupakan sekolah berwawasan alam maka
program yang dibuat kepala sekolah yaitu program peduli lingkungan,
dan program pertanian. Pada program peduli lingkungan, guru di
minta untuk selalu mengajarkan siswa supaya membuang sampah pada
tempatnya, membuat kompos dan memanfaatkan sampah menjadi lebih
berguna. Dan PR untuk guru yaitu guru juga harus bisa
mengaplikasikannya dirumah. Sedangkan program pertanian, guru di
diberi tanggung jawab mengurus tanah seluas satu meter persegi.
Tanah ini dikelola sendiri oleh guru dan anak-anak untuk ditanami
tanaman. Jadi, mereka memahami dan tahu secara praksis, seperti
menanam pohon mentimun dan kacang tanah. Para siswa diberi
tangung jawab untuk menanam benih hingga memanennya.24
Dalam pelaksanaannya, Sekolah Dasar Tanah Tingal mempunyai
program diantaranya dari segi bahasa, aktifitas kelas dan siswa dengan
kebutuhan khusus.
Dalam program bahasa dan aktifitas kelas, bahasa pengantar yang
digunakan dalam pembelajaran adalah bahasa Indonesia tetapi
dianjurkan untuk menggunakan bahasa Inggris ketika berinteraksi
diluar jam pelajaran. Penyampaian materi pelajaran dilakukan lebih
banyak diluar ruangan dengan perbandingan 40 % dikelas, dan 60 %
diluar.
Untuk siswa dengan kebutuhan khusus, Sekolah Tanah Tingal
memberikan kesempatan kepada siswa dengan kebutuhan khusus,
dengan jumlah maksimal dalam 1 kelas 2 orang. Hal ini dilakukan
untuk mengembangkan budaya saling menghargai perbedaan.
Berdasarkan dari uraian di atas bahwa kepala sekolah telah
membuat program-programnya dalam menjalankan fungsi sebagai
manajer. Dengan beberapa program tersebut motivasi kerja guru
meningkat karena kepala sekolah terus mengembangkan kemampuan

24
Hasil wawancara dengan Bapak Ali Imron S.Pd (Guru kelas 5 SD Tanah Tingal) pada Tangal 24
Maret 2013
67

kinerja guru mengaplikasikan pembelajaran kedalam kehidupan


sehari-hari.
c. Kepala sekolah sebagai adminstrator
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara bahwa Peran kepala
sekolah sebagai administrator sudah cukup baik namun masih kurang
maksimal ini bisa dilihat dari data dalam mengatur tata laksana sistem
administrasi di sekolah :
Kemampuan dalam mengelola administrasi PBM/BK sudah baik
data ini di lihat dari hasil wawancara wali murid, Ibu Otik,
kegiatan PMB di sekolah ini sudah baik ini dilihat dari
keseharian saya melihat dan mengecek buku komunikasi orang tua dan
guru yang di adakan di SD ini, jadi setiap hari saya tau kegiatan apa
saja yang dilakukan oleh anak saya.25
Kepala sekolah sudah dapat mengelola dengan baik administrasi
sarana prasarana disekolah ini, ini bisa dilihat dari setiap sarana dan
prasarana yang ada di sekolah ini benar-benar sudah sangat optimal
kegunaannya. Di lihat dari potensi alam yang mendukung yaitu adanya
kebun, adanya taman anggrek, adanya kolam ikan, labolatorium
komputer yang digunakan untuk media pembelajaran, Namun ada yang
masih kurang maksimal dan perlu di tingkatkan yaitu dalam
Kemampuan mengelola administrasi persuratan, dalam administrasi
persuratan ini, kepala sekolah masih kurang teliti, hal ini bisa dilihat
dari seringnya terjadi kesalahan yaiatu dalam persuratan persuratan
kediknasan. Kepala sekolah suka kurang cermat dan cepat dalam
mendapatkan informasi dari diknas, sehingga terkadang surat yang di
buat salah dan terkadang sukia terlambat untuk menyerahkan surat
tersebut ke diknas.

d. Kepala sebagai supervisor


Kepala sekolah telah berperan dalam upaya membantu
mengembangkan profesionalitas guru dan tenaga kependidikan lainnya. Ini

25
Hasil wawancara dengan Ibu otik (wali kelas murid SD 1 Tanah Tingal) pada Tangal 25 Maret 2013
68

bisa dilhat dalam melaksanakan program supervisi, kepala sekolah


melakukan pengawasan 2 kali selama dalam satu semester, hal ini bisa
dilihat dalam kegiatan kepala sekolah datang langsung ke kelas untuk
melihat dan menilai cara pengajaran guru dan melihat RPP yang di buat
oleh guru.

e. Kepala sekolah sebagai leader


Dari hasil observasi dan wawancara bahwa kepala sekolah telah
berperan dalam mempengaruhi orang-orang untuk bekerja sama dalam
mencapai visi dan tujuan bersama. Ini bisa dilihat dari visi dan misi yang
kepala sekolah buat kemudian guru-guru terus berusaha agar dapat
mewujudkan pendidikan berkualitas dengan memperhatikan kecerdasan
majemuk siswa melalui kegiatan eksplorasi lingkungan yang kuat.
kepribadian kepala sekolah sebagai pemimpin sudah tercermin
dalam sifatnya yang: (1) jujur, (2) percaya diri, (3) tanggung jawab, (4)
berani mengambil risiko dan keputusan, (5) berjiwa besar, dan (7) teladan,
Namun emosi kepala sekolah terkadang masih kurang stabil, kepala
sekolah terkadang belum bisa menahan emosi apabila beliau sedang marah.
Hal ini pernah terjadi pada saat rapat guru-guru kepala sekolah marah-
marah terhadap guru.

f. Kepala sekolah sebagai innovator


Berdasarkan hasil wawancara bahwa hampir semua responden
mengatakan bahwa kepala sekolah telah melakukan peran sebagai
innovator di sekolah. Ini bisa dinilai dari kemampuannya dalam mencari,
menemukan, dan melaksanakan berbagai pembaharuan di sekolah.
misalnya carpet time (strategi pembelajaran dari pola kelas yang identik
dengan pembelajaran di kursi dan meja menjadi pembelajaran bisa di atas
karpet, namun kursi dan meja tetap ada dan digunakan bila ada tugas yang
harus dikerjakan dimeja atau kursi. carpet time ini bertujuan supaya dalam
pembelajaran guru dan murid lebih dekat dan mencairkan suasana menjadi
lebih akrab antara guru dan murid. Hal ini diperkuat dari penjelasan
Bapak Ali guru kelas 5,
69

Peran kepala sekolah sebagai innovator, memang sangat


dibutuhkan dalam suati institusi pendidikan karena produk yang akan kita
hasilkan itu adalah manusia, yang yang membutuhkan suatu situasi
pembelajaran yang dinamis dan kreatif yang tidak terjebak dalam
rutinitas. Dan menurut saya Kepala sekolah telah menciptakan situasi
kerja yang menyenangkan dan memudahkan para guru untuk beradaptasi
dalam melaksanakan tugasnya. Seperti kegiatan carpet time, jadi selama
proses pembelajaran berlangsung murid dan guru merasa akrab,
menjadikan fathner dalam pembelajaran tapi tetap menghormati kita
sebagai guru.26

Hal yang sama juga ditegaskan oleh Ibu Iin guru kelas 2

Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya kepala sekolah


sebagai inovator, beliau telah memberikan kepada guru- guru kebebasan
dalam mengembangkan model-model pembelajaran yang inovatif,
contohnya : kepala sekolah memberikan ide pembelajaran yang tidak
selalu berada didalam kelas, karena potensi alam disekolah kita sangat
mendukung maka kita bisa mengaplikasikan pembelajaran langsung turun
kelapangan. Yang tadi saya sudah katakan dalam menciptakan inovasi
yang berdampak kepada motivasi kerja saya dalam kegiatan
pembelajaran, dalam kegiatan belajar-mengajar dilakukan di saung
terbuka agar siswa bisa belajar langsung dengan alam. Para siswa tidak
akan kesulitan mencari laboratorium belajar di alam. Karena disini
terdapat lahan sawah dan juga danau sehingga untuk tahu transfortasi
air, anak-anak tidak perlu keluar sekolah. Selain itu, di area sekolah
terdapat tanaman hijau yang luas dan juga tanaman hias termasuk
anggrek. Ini merupakan media belajar para siswa.27

Berdasarkan uraian di atas Nampak secara jelas bahwa kepala


sekolah telah mendorong dan membina guru-guru agar dapat berkembang

26
Hasil wawancara dengan Bapak Ali Imron S.Pd (Guru kelas 5 SD Tanah Tingal) pada Tangal 24
Maret 2013
27 27
Hasil wawancara dengan Ibu Iin S.Pd (Guru kelas 2 SD Tanah Tingal) pada Tangal 24 Maret 2013
70

secara optimal dalam melakukan tugas-tugas yang diembankan yaitu


dalam membuat inovasi dalam proses pembelajaran. Sehingga guru-guru
selalu mempunyai ide mengembangkan dan mengaplikasikan teori
pembelajora. Dan juga menciptakan suasana keakraban dan
menghilangkan kebosanan guru dan anak didik dalam proses
pembelajaran.

g. Kepala sekolah sebagai motivator


Berdasarkan hasil wawancara semua guru mengatakan bahwa
kepala sekolah telah melakukan perannya sebagai motivator sudah, hal ini
bisa dilihat dari kegiatan breafing kepala sekolah yang dilakukan setiap
pagi hari, brefing tersebut selalu diawali dengan do’a untuk keberhasilan
sekolah dan keberhasilan kita bersama, kemudian kepala sekolah selalu
memberikan kata-kata penyemangat untuk memotivasi guru agar memulai
pekerjaan dengan semangat. Namun kegiatan tersebut tidak melibatkan
karyawan sehingga karyawan merasa bahwa kepala sekolah belum
melakukan fungsinya sebagai motivator, hal tersebut dikatakan oleh
Bapak Heri IT SD Tanah Tingal,
Sebagai pemimpin kepala sekolah belum pernah memberikan
motivasi kerja kepada saya, beliau hanya memerintahkan tugas dan tugas
itu harus selesai sesuai dengan keinginan beliau, hanya itu saja. Jadi
motivasi kerja saya hanya karena takut dengan beliau karena harus
menyelesaikan tugas dengan baik. Motivasi kerja saya disini karena saya
senang dengan rekan-rekan kerja guru dan lingkungan sekolah yang
sangat nyaman.28
Untuk guru - guru yang merasa bahwa kepala sekolah telah
melakukan fungsinya sebagai motivator diperkuat dari penjelasan Ibu Ida
guru kelas 6
kepala sekolah memberikan kata - kata motivasi pada waktu brefing
pagi dan juga untuk mengkomunikasikan permasalahan di sekolah supaya

28
Hasil wawancara dengan Bapak Heri (Karyawan IT SD Tanah Tingal) pada Tangal 25 Maret 2013
71

masalah itu akan lebih mudah dipecahkan dan dari permasalahan


tersebut bisa dijadikan suatu pelajaran untuk bisa lebih baik lagi. Dan
juga berbagi ilmu atau informasi baru yang guru-guru miliki. Maksud
dari kegiatan tersebut juga kepala sekolah ingin meminimalis adanya
kegiatan rapat yang menyita waktu banyak dan ingin memecahkan
permasalahan yang berlarut-larut tidak terselesaikan. Jadi moment di
waktu pagi itu bisa menjadi solusi yang efektif dan efesien.29
Hal tersebut juga dikatakan oleh bapak Dedi Bapak Bidang SDM,
kepala sekolah mampu membangun motivasi kerja yang baik bagi
guru-guru, dan karyawan, Kemampuan dalam membangun motivasi yang
baik akan membangun produktivitas organisasi dan meningkatkan
efisiensi kerja. Hal ini bisa diliihat dari sisi Beliau sangat konsen dalam
hal kehadiran guru-guru dan staf, keaktifan dalam kepersetaan breafing,
meeting, training, dan itu adalah indikator bahwa kepala sekolah telah
meningkatkan motivasi kerja guru.30

29
Hasil wawancara dengan Ibu Ida S.Pi (Guru kelas 6 SD Tanah Tingal) pada Tangal 26 Maret 2013
30
Hasil wawancara dengan Bapak Dedi S.Pi (Bapak bidang SDM SD Tanah Tingal) pada Tangal 27
Maret 2013
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dalam bab-bab yang terdahulu


maka dapat dijelaskan beberapa temuan sebagai berikut :

1. Kepemimpinan kepala sekolah dalam pengembangan motivasi kerja di SD


Tanah Tingal ini berada dalam kategori cukup baik hal tersebut dapat
dilihat dari fungsi kepemimpinan kepala sekolah yang sudah berjalan
yaitu dalam menciptakan kebersamaan diantara guru, kepala sekolah
mengadakan brefing setiap pagi, mengadakan timbel ding. Menciptakan
rasa aman dan nyaman di lingkungan sekolah dengan adanya 4 prinsip SD
Tanah Tingal yaitu disiplin, meghargai, kreatif dan peduli lingkungan.
Kepala sekolah selalu memberikan sugesti positif kepada guru dalam
proses pembelajaran berlangsung, Bertanggung jawab memenuhi dan
menyediakan dukungan yang diperlukan oleh para guru yaitu dengan
menanyakan kepada guru media apa yang dibutuhkan untuk kegiatan
pembelajaran.
2. Kepemimpinan kepala sekolah SD Tanah Tingal dalam pengembangan
motivasi kerja guru jika dilihat dari segi memperhatikan dan menghargai
apapun yang dihasilkan oleh para guru dan staf sudah cukup baik
walaupun guru-guru masih belum cukup puas jika bentuk penghargaan
tersebut hanya sekedar ucapan terimakasih. Guru-guru mengharapkan ada
bentuk reward financial untuk lebih meningkatkan motivasi kerja guru.
3. Dengan menerapkan tipe kepemimpinan demokratis kepala sekolah dapat
mengerakkan menggerakkan motivasi kerja guru /staf kepala sekolah, ini
terlihat dari pemberian kesempatan kepada guru-guru dalam memberikan
pendapat, ide ataupun gagasan baik dalam pengambilan keputusan
ataupun dalam memecahkan suatu masalah, Namun adakalanya kepala
sekolah menerapkan tipe kepemimpinan pseudo demokratis Hal ini bisa di
lihat dari sikap kepala sekolah yang memberikan kebebasan kepada guru

74
75

untuk membuat suatu karya namun kenyataannya setelah karya telah


selesai di buat oleh guru dan ternyata tidak sesuai dengan apa yang
diinginkan kepala sekolah, maka pendapat beliau sendiri yang harus
disetujui dan karya yang dibuat oleh guru tidak terpakai.
Berdasarkan temuan tersebut, maka dapat disimpulkan kepemimpinan
kepala sekolah dalam pengembangan motivasi kerja guru berada dalam
kategori cukup baik.

B. Saran-saran
Berdasarkan paparan dan kesimpulan diatas, maka penulis menyampaikan
saran semoga bermanfaat guna memperbaiki dimasa yang akan datang
khususnya kepemimpinan kepala sekolah dalam pengembangan motoivasi
kerja guru di SD Tanah Tingal, sebagai berikut :

1. Karena kepemimpinan kepala sekolah dalam pengembangan motivasi


kerja guru di SD Tanah Tingal berada dalam kategori cukup baik, maka
bagi kepala sekolah SD Tanah Tingal untuk terus meningkatkan
kepemimpinannya dari segi fungsi kepemimpinan yaitu menciptakan
kebersamaan diantara guru dan karyawan, Menciptakan rasa aman
didalam lingkungan sekolah, Memberikan saran, anjuran dan sugesti
untuk memelihara serta meningkatan semangat para guru staff dan siswa,
Bertanggung jawab memenuhi dan menyediakan dukungan yang
diperlukan oleh para guru, Sebagai motivator, dalam arti mampu
menimbulkan dan menggerakkan semangat para guru, dan staf, Selalu
dapat memperhatikan, menghargai apapun yang dihasilkan oleh para guru
dan staf.
2. Kepemimpinan kepala sekolah dalam pengembangan motivasi kerja guru
yang harus ditingkatkan adalah pemberian reward atas apa yang
dihasilkan oleh para guru dan staf, seharusnya ada bentuk reward financial
untuk lebih meningkatkan motivasi kerja guru, jadi bukan hanya ucapan
terimakasih.
3. Untuk langkah-langkah dalam pengembangan motivasi kerja guru
sebaiknya kepala sekolah hanya menerapkan tipe kepemimpinan
76

demokrasi saja karena dengan cara mengajak bermusyawarah Dengan


warga sekolah dan mendengarkan pendapat guru maka guru akan merasa
lebih termotivasi lagi dalam melaksanakan tugas karena merasa lebih
dihargai.
DAFTAR PUSTAKA

Handoko, T. Hani. Manajemen. Edisi Kedua. 2000.

Sabri. Alisuf. Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum


Nasional. Jakarta: pedoman Ilmu Jaya, 1996.

Shaleh, Abdul. Rahman. Psikologi & Industri dan Organisasi.


Jakarta: Lembaga Penelitian UIN. 2006.

Yukl Gary, Kepemimpinan Dalam Organisasi. Edisi Kelima


Jakarta: 2005.

Wahyudi, Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi


Pembelajar. Bandung: Alfabeta. 2009.

Wahyosumidjo. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: PT.


Raja Grafindo Persada. 2007.

Mulyasa. E. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung:


PT. Remaja Rosda Karya. 2007.

Komariah. Aan. Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif.


Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2005.

Fatah. Nanang. Landasan Manajemen Pendidikan Bandung:


PT. Remaja Rosda Karya. 2006.

77
Sutarto. Dasar-dasar Kepemimpinan Adminisisrasi.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 1991.

Purwanto. M. Ngalim. Administrasi dan Supervisi Pendidikan.


Bandung: PT. RosdaKarya. 2005.

Danim. Sudarwan. Visi Baru Manajemen Sekolah. Jakarta: PT.


Bumi Aksara, 2008.

Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: CV. Eko Jaya. 2005.

Wijaya.Cece. dan Rusyan. A. Tabrani. Kemampuan Dasar


Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosda Karya. 1991.

Sutopo. Hendiyat dan Soemanto.Wasty. Kepemimpinan dan


Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara. 1988.

Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:


PT. Raja Gafindo Persada. 2006.

Nawawai. Handari. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk


Bisnis Yang Kompetetif. Yogyakarta: Gajah Mada Mada University
Pres. 2000.

Mangkunegara. Anwar. Prabu. Manajemen Sumber Daya


Manusia. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2000.

Thoha. Miftah. Prilaku Organisasi: Konsep Dasar dan


Aplikasinya. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2007.

78
http://rastodio.com/manajemen/faktor-faktor dan-ciri-ciri-
yang-mempengaruhi-motivasi kerja.html

Sardiman. Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta.


PT. Raja Gafindo Persada. 2006.

Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian suatu pendekatan


praktik, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006.

Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta : Rineka


Cipta, 2000) cet. Ke -5 hal.132

Margono , Metodelogi Penelitian pendidikan, (Jakarta : Rineka


Cipta, 2007), Cet ke-6, h. 118

Oemar. Hamalik.Proses Belajar mengajar. Jakarta: Bumi


Aksara. 2010.

Usman. Husaini Manajemen, Teori Praktik dan Riset


Pendidikan Jakarta: Bumi Aksara. 2008.

79

Anda mungkin juga menyukai