Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas rahmat dan bimbingannya penulis dapat
menyelesaikan penulisan makalah dengan topik Peran Guru Dalam Pengembangan Kurikulum ini
dengan baik.
Makalah ini bertujuan memberikan sumbangan pemikiran terkait peran guru dalam
pengembangan kurikulum di sekolah, terutama bagi para guru dan pengawas serta stake holder yang
bergelut langsung dalam praktek pembelajaran dan penilaian.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh sebab itu dengan
rendah hati menerima saran dan masukan untuk menyempurnakan tulisan ini.
Semoga tulisan ini bermanfaat dan terima kasih untuk semua pihak yang telah memberikan
dukungan dalam penulisan selama ini.

Kupang, Juli 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i


DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .......................................................................... 2
D. Metode Penulisan ......................................................................... 2
BAB II PENGEMBANGAN GURU DALAM KURIKULUM .................. 3
A. Definisi Guru ............................................................................... 3
B. Guru sebagai Profesi .................................................................... 4
C. Memahami Tujuan Pengajaran .................................................... 6

BAB III PERANAN GURU DALAM KURIKULUM................................ 9


A. Guru Sebagai Tokoh Kunci dalam Pendidikan ............................ 9
B. Tanggung Jawab Guru dalam Pendidikan.................................... 10
C. Fungsi Guru dalam Pendidikan .................................................... 11

BAB IV PENUTUP ......................................................................................... 17


A. Kesimpulan .................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 18

ii
BAB I
PENDAHULUA
N

A. Latar Belakang Masalah


Dilihat dari sisi aktualisasinya, pendidikan merupakan proses interaksi antara
guru (pendidik) dengan peserta didik (siswa) untuk mencapai tujuan-tujuan
pendidikan yang ditentukan. Pendidik, peserta didik dan tujuan pendidikan
merupakan komponen utama pendidikan. Ketiganya membentuk suatu triangle,
yang jika hilang salah satunya, maka hilang pula hakikat pendidikan. Namun
demikian, dalam situasi tertentu tugas guru bisa diwakilkan atau dibantu oleh
unsur lain seperti media teknologi, namun tidak dapat digantikan. Mendidik
adalah pekerjaan profesional, karena itu guru sebagai pelaku utama pendidikan
merupakan pendidik professional.1
Salah satu faktor yang paling menentukan berhasilnya proses belajar mengajar
dalam kelas adalah guru. Karena itu, guru sebenarnya tidak hanya mendidik
melainkan juga berfungsi sebagai orang dewasa yang bertugas profesional
memindahkan ilmu pengetahuan (transfer of knowledge) atau penyalur ilmu
pengetahuan (transmitter of knowledge) yang dikuasai kepada peserta didik. Guru
juga menjadi pemimpin, atau menjadi pendidik, dan pembimbing di kalangan
anak didiknya.2
Peranan guru sebagai pendidik profesional akhir-akhir ini mulai dipertanyakan
eksistensinya secara fungsional. Hal ini antara lain disebabkan oleh munculnya
serangkaian fenomena para lulusan pendidikan yang secara moral cenderung
merosot. Jika fenomena tersebut benar adanya, maka baik langsung maupun tidak
langsung akan terkait dengan peranan guru sebagai pendidik professional.3

1
Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan. Jakarta: Penerbit Kencana Prenada Media
Group, 2008. Hlm. 151.
2
Muzayyin Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara,
2009. Hlm. 118.
3
Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan. Jakarta: Penerbit Kencana Prenada Media
Group, 2008. Hlm. 151.

1
Sejalan dengan permasalahan tersebut, makalah ini akan mencoba
menguraikan tentang apa yang dimaksud dengan profesi guru dan hal-hal yang
berkaitan dengannya seperti fungsi guru, tanggung jawab profesinya dan
keterampilan dalam mengelola peserta didik. Sehingga muncul pertanyaan ;
mengapa guru perlu memahami tujuan pengajaran dan hakikat fungsi
profesionalnya dalam mengajar, bagaimana hubungan profesionalisme guru
dengan peranannya dalam upaya pengembangan kurikulum dalam pendidikan ?
Untuk menjawab berbagai pertanyaan yang merupakan ruang lingkup
pembahasan makalah ini, tulisan ini akan mendeskripsikan sekaligus menganalisis
dengan pendekatan ilmu kependidikan yang bersumber dari literatur para pakar
pendidikan dalam bidangnya.

B. Rumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka dapat di
rumuskan beberapa rumusan masalah tentang Peran Guru dalam Pengembangan
Kurikulum, diantaranya :
1. Apa yang dimaksud dengan Guru dan Profesionalismenya dalam
pendidikan?
2. Apa saja peran, fungsi, serta tanggung jawab guru dalam pendidikan?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini adalah untuk
menjelaskan tentang peran guru dalam pengembangan kurikulum serta
pembahasan yang mencakup ruang lingkup di dalamnya seperti profesionalisme
guru, peran, fungsi serta tanggung jawabnya dalam pendidikan sebagai bentuk
usaha pengembangan pendidikan.

D. Metode Penulisan
Metode penulisan yang dilakukan oleh penyusun adalah dengan menggunakan
metode studi pustaka yaitu mencari dan mengumpulkan data yang relevan dengan
tema yang akan dibahas, terutama yang terdapat dalam literatur yang mempelajari
tentang profesionalisme guru.

2
BAB II
PENGEMBANGAN GURU DALAM KURIKULUM

A. Definisi Guru
Pendidik atau lebih populer dikatakan sebagai ruru adalah tenaga
kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar,
widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan
kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. 4
Guru
adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.5
Guru adalah pendidik yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi
peserta didik dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar
kualitas pribadi tertentu yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan
disiplin.6 Untuk dapat benar-benar menjadi pendidik, seorang guru tidak cukup
hanya dengan menguasai bahan pelajaran, tetapi juga harus tahu nilai-nilai apa
yang dapat disentuh oleh materi pelajaran yang akan diberikan kepada para
siswa.7
Terdapat dua syarat penting untuk seorang guru supaya berhasil melaksanakan
tugasnya, syarat yang pertama adalah menguasai dengan sempurna bidang
pengetahuan yang dimilikinya. Karena kualitas sebuah pengajaran sangat
ditentukan oleh tingkat penguasaan bahan pengajaran. Sedangkan syarat yang
lainnya adalah kemampuan guru dalam menerapkan metodologi mengajar dalam
proses pengajaran.8

Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional


4

Anas Salahudin, Filsafat Pendidikan. Bandung: Penerbit Setia Pustaka, 2011. Hlm. 219.
5

6
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional. Bandung: Penerbit PT Remaja Rosdakarya,
2008. Hlm. 37.
7
Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan. Jakarta: Penerbit Kencana Prenada Media
Group, 2008. Hlm. 158.
8
Ad Rooijakkers, Mengajar Dengan Sukses. Jakarta: Penerbit PT. Grasindo, 1993. Hlm.
95.

3
B. Guru sebagai Profesi
Profesionalisme adalah paham yang mengajarkan bahwa setiap pekerjaan
harus dilakukan oleh orang yang professional.9 Kata profesi masuk ke dalam kosa
kata bahasa Indonesia melalui bahasa Inggris (profession) atau bahasa Belanda
(professie). Kedua bahasa barat ini menerima kata ini dari bahasa latin. Dalam
bahasa latin kata profession berarti pengakuan atau pernyataan.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat dinyatakan bahwa profesi
adalah pernyataan atau pengakuan tentang bidang pekerjaan atau bidang
pengabdian yang dipilih.10 Dalam pengertian lain, profesi adalah pekerjaan atau
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan
kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan yang memenuhi
standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.11 Dengan
bertitik tolak pada pengertian ini, maka pengertian profesi guru adalah orang yang
memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia
mampu melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan
maksimal. Atau dengan kata lain adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan
baik, serta memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya.12
Para ahli pendidikan, pada umumnya memasukkan guru sebagai tenaga
professional, yaitu pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang
khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka

9
Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam. Surabaya: Penerbit Pustaka
Pelajar, 2004. Hlm. 210-213.
10
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam dalam Perspektif Islam. Bandung: Penerbit
Remaja Rosdakarya, 2005. Hlm. 107.
11
Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan. Jakarta: Penerbit Kencana Prenada Media
Group, 2008. Hlm. 155.
12
Anas Salahudin, Filsafat Pendidikan. Bandung: Penerbit Setia Pustaka, 2011. Hlm. 219

4
yang karena tidak dapat memperoleh pekerjaan lain. Secara umum profesi seorang
guru dalam garis besarnya ada tiga, diantaranya :
- Pertama, seorang guru yang professional harus menguasai bidang ilmu
pengetahuan yang akan diajarkannya dengan baik. Ia benar-benar ahli
dalam bidang ilmu yang diajarkannya. Selanjutnya karena bidang
pengetahuan apapun selalu mengalami perkembangan, maka seorang guru
professional juga harus terus-menerus meningkatkan dan mengembangkan
ilmu yang diajarkannya, sehingga tidak ketinggalan zaman. Untuk dapat
melakukan peningkatan dan pengembangan ilmu yang diajarkannya itu,
seorang guru harus secara terus menerus melakukan penmelitian dengan
menggunakan berbagai macam metode.
- Kedua, seorang guru yang professional harus memiliki kemampuan
menyampaikan atau mengajarkan ilmu yang dimilikinya (transfer of
knowledge) kepada murid-muridnya secara efektif dan efesien. Untuk ini,
seorang guru harus memiliki ilmu keperguruan. Dahulu, ilmu keguruan ini
terdiri dari tiga bidang keilmuan, yaitu pedagogik, didaktik, dan metodik.
Istilah pedagogik diterjemahkan dengan kata ilmu mendidik dan yang
dibahasa adalah bagaimana mengasuh dan membesarkan seorang anak.
Sedangkan, didaktik adalah pengetahuan tentang interaksi belajar
mengajar secara umum, yang diajarkan disini antara lain : cara membuat
persiapan pengajaran sesuatu yang sangat perlu, cara menjalin bahan-
bahan pelajaran, dan cara menilai hasil pelajaran. Adapun metodik adalah
pengetahuan tentang cara mengajarkan suatu bidang pengetahuan.
Beberapa mata pelajaran dipandang memerlukan cara-cara khusus untuk
menyajikannya dan untuk ini dikembangkan metodik khusus. Pelajaran
yang memerlukan metodik khusus ini misalnya menggambar, pekerjaan
tangan dan olahraga.
- Ketiga, seorang guru yang professional harus berpegang teguh kepada
kode etik professional sebagaimana tersebut di atas. Kode etik disini lebih
dikhususkan lagi tekanannya pada perlunya memiliki akhlak yang mulia.
Dengan akhlak yang demikian itu, maka seorang guru akan dijadikan
panutan, contoh dan teladan. Dengan cara demikian ilmu yang diajarkan

5
atau nasihat yang diberikannya kepada para siswa akan didengarkan dan
dilaksanakannya dengan baik. Tentang perlunya akhlak yang baik bagi
seorang guru yang professional ini sudah lama menjadi perhatian dan
kajian para ulama Islam di zaman klasik. Ibn Muqaffa (lahir di Persia
tahun 106 H) misalnya mengatakan bahwa guru yang baik adalah guru
yang mau berusaha memulai dengan mendidik dirinya, memperbaiki
tingkah lakunya, meluruskan pikirannya, dan menjaga kata-katanya
terlebih dahulu sebelum menyampaikan kepada orang lain.
Dalam kaitannya dengan uraian tersebut diatas, seorang guru disamping
sebagai pengajar, juga harus sebagai pendidik. Dengan demikian, disamping
membimbing para siswa untuk menguasai sejumlah pengetahuandan ketrampilan
(mengajar), seyogyanya guru juga membimbing siswa-siswanya mengembangkan
segenap potensi yang ada di dalam diri mereka (mendidik).13

C. Mehamahami Tujuan Pengajaran


Jika seseorang hendak mempersiapkan suatu pelajaran atau suatu rangkaian
pelajaran, ia harus memperhatikan beberapa faktor tertentu. Sebelum ia
mengawali pekerjaan yang sebenarnya, terlebih dahulu ia harus memikirkan tiga
pertanyaan penting. Jawaban dari ketiga pertanyaan itu akan menentukan isi
pelajaran yang akan ia berikan dan jenis cara kerja yang akan ia pilih. Tiga buah
pertanyaan tersebut adalah :
1. Bahan pelajaran apa yang akan diberikan untuk kelompok murid ini atau
itu?
2. Apa yang diinginkan oleh pengajar dari kelompok murid tersebut? Apa
yang harus dikerjakan oleh murid?
3. Sejauh mana para murid perlu mengetahui bahan pelajaran tersebut?
Maka jawabannya adalah :
a. Dalam menentukan bahan yang akan diajarkan, pengajar tidak dapat
berbuat dengan cara begitu saja atau menurut kehendak hatinya sendiri
saja. Ia perlu memikirkan bahwa bahan yang akan ia ajarkan itu harus
berhubungan dengan kelanjutannya yang akan diajarkan dikemudian
Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan. Jakarta: Penerbit Kencana Prenada Media
13

Group, 2008. Hlm. 157-158.

6
waktu. Bilamana pengajar memperoleh tugas memberi kursus
pengantar ilmu ekonomi perusahaan pada kelompok mahasiswa
tingkat pertama fakultas ekonomi, maka isi kursus itu harus ada
hubungannya dengan kelanjutan kursus ilmu ekonomi perusahaan
yang akan diajarkan di fakultas tersebut. Dengan kata lain kelanjutan
kursus ilmu ekonomi perusahaan menentukan isi kursus pengantar
ilmu ekonomi perusahaan itu. Selanjutnya pengajar perlu memikirkan
bahan yang harus diketahui oleh murid, serta dengan urutan bagaimana
bahan yang akan ia ajarkan harus disusun. Dia harus
memperhitungkan, apakah bahan yang akan ia berikan itu terlalu
sederhana atau terlalu sulit bagi murid? Apakah bahan pengajaran
tersebut akan dapat selesai dibicarakan dalam waktu yang tersedia?
b. Pertanyaan yang tidak kalah pentingnya adalah, apa yang perlu
dilakukan oleh murid? Apa yang diinginkan oleh pengajar dari
muridnya? Mereka cukup mendengarkan saja atau perlu juga
mempelajari buku-buku tertentu yang ditunjuk oleh pengajar? Mereka
wajib mengikuti pelajaran atau cukup belajar dirumah saja? Apakah
mereka harus menempuh tentamen atau sama sekali tidak perlu.
Pengajar perlu mempelajari semua hal itu, sebelum ia mulai
mengerjakan persiapan pelajaran.
c. Jawaban atas pertanyaan ketiga, yaitu sejauh mana murid perlu
mengetahui bahan pelajaran, akan banyak membantu pengajar dalam
memilih cara mengajar yang akan ia pakai. Sebagai contoh : seorang
pengajar menganggap perlu murid-muridnya sedikit tahu tentang
teknik pengujian dalam masalah statistik. Untuk itu ia dapat
merangkaikan beberapa jam pelajaran guna menjelaskan berbagai
macam teknik pengujian. Dalam hal seperti ini murid cukup
mendengarkan uraian saja. Tetapi bilamana pengajar mempunyai
tuntutan agar murid-muridnya mampu menerangkan serta menerapkan
teknik-teknik tersebut, maka pengajar perlu memberi kesempatan
berlatih kepada mereka.

7
Tujuan adalah suatu rumusan yang menunjukan dan menjelaskan hal yang
ingin dicapai. Memahami tujuan pengajaran bagi seorang guru adalah penting,
karena dengan memahami tujuan itu justru akan membantu guru dalam mencari
bahan yang akan diajarkan, serta akan membulatkan susunan pengajaran.
Sedangkan bahan pengajaran merupakan bahan baku yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan. Selanjutnya berdasarkan tujuan tersebut ia dapat menyusun
ulangan atau ujiannya. Jelasnya, dalam tujuan itu telah dipastikan secara tepat, apa
yang harus diketahui oleh murid. Di lain pihak murid-murid perlu tahu juga tujuan
yang diinginkan oleh pengajar. Dengan begitu murid dapat mengetahui apa yang
akan dituntut dari mereka serta apa yang akan mereka hadapi selama pelajaran.
Kemudian mereka pun akan dapat membuat pembagian kerja untuk mereka
sendiri. Selama mengikuti pelajaran mereka dapat mengetahui rencana pengajar.14

14
Ad Rooijakkers, Mengajar Dengan Sukses. Jakarta: Penerbit PT. Grasindo, 1993. Hlm.
97-99.

8
BAB III
PERANAN GURU DALAM KURIKULUM

A. Guru sebagai Tokoh Kunci dalam Pendidikan


Dalam sistem dan proses pendidikan manapun, guru tetap memegang peranan
penting, para siswa tidak mungkin belajar sendiri tanpa bimbingan guru yang
mampu mengemban tugasnya dengan baik. Peranan guru yang begitu besar dapat
ditinjau dalam arti luas dan dalam arti sempit. Dalam arti luas, guru mengemban
peranan-peranan sebagai ukuran kognitif, sebagai agen moral, innovator, dan
kooperatif.
1. Guru sebagai ukuran kognitif
Tugas guru umumnya adalah mewariskan pengetahuan dan berbagai
ketrampilan kepada siswa. Hal-hal yang akan diwariskan itu sudah tentu
harus sesuai dengan ukuran-ukuran yang telah ditentukan oleh masyarakat
dan merupakan gambaran tentang keadaan sosial, ekonomi, dan politik
masyarakat bersangkutan. Karena itu, guru harus memenuhi ukuran
kemampuan yang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya agar siswa
dapat mencapai ukuran pendidikan yang tinggi. Hasil pengajaran adalah
merupakan hasil interaksi antara unsur-unsur, motivasi dan kemampuan
siswa, isi atau materi pelajaran yang disampaikan dan dipelajari oleh
siswa, ketrampilan guru menyampaikan dan alat bantu pengajaran yang
membantu jalannya pewarisan itu.

2. Guru sebagai Agen Moral dan Politik


Guru bertindak sebagai agen moral masyarakat karena fungsinya
mendidik warga masyarakat agar melek huruf, pandai berhitung, dan
memiliki berbagai ketrampilan kognitif lainnya. Ketrampilan-ketrampilan
itu dipandang sebagai bagian dari proses pendidikan moral karena
masyarakat yang telah pandai membaca dan berpengalaman akan berusaha
menghindarkan dirinya dari tindakan-tindakan kriminal dan menyimpang
dari ukuran masyarakat. Guru juga merupakan gambaran sekaligus

9
berperan sebagai agen politik. Guru menyampaikan sikap kultur dan
tindakan politik masyarakat kepada generasi muda. Kemauan-kemauan
politik masyarakat disampaikan dalam proses pengajaran dalam kelas.

3. Guru sebagai Inovator


Berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, masyarakat
senantiasa berubah dan berkembang dalam semua aspek. Perubahan dan
perkembangan itu menuntut terjadinya inovasi pendidikan yang
menimbulkan perubahan yang baru dan kualitatif berbeda dengan hal yang
sebelumnya. Tanggung jawab melaksanakan inovasi itu, diantaranya
terletak pada penyelenggara pendidikan di sekolah, dan guru memegang
peranan utama. Guru bertangung jawab menyebarkan gagasan-gagasan
baru terhadap siswa melalui proses pengajaran di kelas.

4. Guru memegang Peranan Kooperatif


Dalam melaksanakan tugasnya, guru tidak mungkin bekerja sendiri
dan mengandalkan kemampuannya secara individual. Karena itu, para
guru harus bekerja sama, baik bekerja sama dengan sesama guru,
pekerjaan-pekerjaan sosial, lembaga-lembaga permasyarakatan maupun
dengan persatuan orang tua murid. Peranan kerja sama dalam pengajaran
diantara guru-guru secara formal dikembangkan dalam sistem belajar
beregu.15

B. Tanggung Jawab Guru dalam Pendidikan


Guru akan menunaikan tanggung jawabnya dengan baik atau dapat bertindak
sebagai tenaga pengajar yang efektif jika padanya terdapat berbagai kompetensi
(pengembangan pekerjaan professional) keguruan yakni kompetensi kepribadian
yang meliputi pengenalan dan mengakui harkat dan potensi dari setiap individu
atau murid yang diajarkannya. Selanjutnya kompetensi penguasaan atas bahan
pengajaran yang meliputi menguraikan ilmu pengetahuan atau kecakapan ke
dalam bentuk informasi yang sebenarnya. Dan yang terakhir adalah kompetensi
Anas Salahudin, Bimbingan dan Konseling. Bandung: Penerbit Setia Pustaka, 2012.
15

Hlm. 185-186.

10
dalam cara mengajar yakni mempergunakan dan mengembangkan media
pendidikan (alat bantu atau peraga).16
Pada hakikatnya, tanggung jawab pendidikan merupakan tanggung jawab
yang besar dan penting karena pada tatanan operasionalnya pendidikan
merupakan pemberian bimbingan, pertolongan dan bantuan dari orang dewasa
atau orang yang bertanggung jawab atas pendidikan kepada anak yang belum
dewasa. Pendidikan merupakan bagian dari proses pendewasaan rohaniyah dan
jasmaniyah. Guru sebagai tenaga pendidik bertanggung jawab melaksanakan
administrasi, mengelola, mengembangkan, mengawasi dan melayani secara teknis
untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.17

C. Fungsi Guru dalam Pendidikan


Semua orang yakin bahwa guru memiliki andil yang sangat besar terhadap
keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu
perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal.
Keyakinan ini muncul karena manusia adalah makhluk lemah, yang dalam
perkembangannya senantiasa membutuhkan orang lain, sejak lahir, bahkan pada
saat meninggal. Semua itu menunjukan bahwa setiap orang membutuhkan orang
lain dalam perkembangannya, demikian halnya dengan peserta didik; ketika orang
tua mendaftarkan anaknya ke sekolah pada saat itu juga ia menaruh harapan
terhadap guru, agar anaknya dapat berkembang secara optimal.
Minat, bakat, kemampuan, dan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta
didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan guru. Dalam kaitan ini
guru perlu memperhatikan peserta didik secara individual, karena antara satu
peserta didik dengan yang lain memiliki perbedaan yang sangat mendasar.
Mungkin diantara kita masih ingat, ketika duduk di kelas 1 SD, guru lah yang
pertama kali membantu memegang pensil untuk menulis, ia memegang satu demi
satu tangan peserta didik dan membantunya untuk dapat memegang pensil dengan
benar. Guru pula yang memberi dorongan agar peserta didik berani berbuat benar,
dan membiasakan mereka untuk bertanggung jawab terhadap setiap perbuatannya.

16
Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Penerbit PT. Bumi
Aksara, 2008. Hlm. 262-264.
17
Anas Salahudin, Filsafat Pendidikan. Bandung: Penerbit Setia Pustaka, 2011. Hlm. 213.

11
Memahami uraian di atas, betapa besar jasa guru dalam membantu
pertumbuhan dan perkembangan para peserta didik. Mereka memiliki peran dan
fungsi yang sangat penting dalam membentuk kepribadian anak, guna
menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM), serta
mensejahterakan masyarakat, kemajuan Negara, dan bangsa. Guru juga harus
berpacu dalam pembelajaran, dengan memberikan kemudahan belajar bagi
seluruh peserta didik, agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal.
Dalam hal ini, guru harus kreatif, professional, dan menyenangkan, dengan
memposisikan diri sebagai berikut :
a. Orang tua yang penuh kasih sayang pada peserta didiknya.
b. Teman, tempat mengadu, dan mengutarakan perasaan bagi peserta didik.
c. Fasilitator yang selalu siap memberikan kemudahan dan melayani peserta
didik sesuai minat, kemampuan dan bakat.
d. Memberikan sumbangan pemikiran kepada orang tua untukdapat
mengetahui permasalahan yang dihadapi anak dan memberikan saran
pemecahannya.
e. Memupuk rasa percaya diri, berani dan bertanggung jawab .
f. Membiasakan peserta didik untuk saling bersilaturahim dengan orang lain
secara wajar.
g. Mengembangkan proses sosialisasi yang wajar antara peserta didik, orang
lain dan lingkungannya.
h. Mengembangkan kreativitas.
i. Menjadi pembantu ketika diuperlukan.
Untuk memenuhi tuntutan di atas, guru harus mampu memaknai
pembelajaran, serta menjadikan pembelajaran sebagai ajang pembentukan
kompetensi dan kepribadian kualitas pribadi peserta didik. Untuk kepentingan
tersebut, dengan memperhatikankajian Pullias dan Young (1988), Manan
(1990), serta Yelon dan Weinstein (1997), dapat diidentifikasikan sedikitnya
15 peran guru, yakni guru sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pelatih,
penasehat, pembaharu kreativitas, pembangkit pandangan, pekerja rutin,
pemindah kemah, actor, dan evaluator

12
(1) Guru sebagai Pendidik
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi
bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus
memiliki standar kualitas pribadi tertentu yang mencakup tanggung jawab,
wibawa, mandiri, dan disiplin.
Berkaitan dengan tanggung jawab; guru harus mengetahui serta
memahami nilai, norma moral dan sosial serta berusaha berperilaku dan
berbuat sesuai dengan nilai dan norma tersebut
(2) Guru sebagai Pengajar
Sejak adanya kehidupan, sejak itu pula guru telah melaksanakan
pembelajaran, dan memang hal tersebut merupakan tugas dan tanggung
jawabnya yang pertama dan utama. Guru membantu peserta didik yang
sedang berkembang untuk mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya,
membentuk kompetensi dan memahami materi standar yang dipelajari.
(3) Guru sebagai Pembimbing
Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan (journey),
yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bertanggung jawab
atas kelancaran perjalanan itu. Dalam hal ini, istilah perjalanan tidak hanya
menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental, emosional, kreatifitas,
moral dan spiritual yang lebih dalam dan kompleks. Sebagai pembimbing,
guru harus merumuskan tujuan secara jelas, menetapkan waktu perjalanan,
menetapklan jalan yang harus ditempuh, menggunakan petunjuk
perjalanan serta menilai kelancarannya sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan peserta didik.
(4) Guru sebagai Pelatih
Proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan ketrampilan,
baik intelektual maupun motorik, sehingga menuntut guru untuk bertindak
sebagai pelatih. Karena tanpa latihan seorang peserta didik tidak akan
mampu menunjukan penguasaan kompetensi dasar dan tidak akan mahir
dalam berbagai ketrampilan yang dikembangkan sesuai dengan materi
standar. Oleh karena itu, guru harus berperan sebagai pelatih yang

13
bertugas melatih peserta didik dalam pembentukan kompetensi dasar serta
potensi masing-masing.
(5) Guru sebagai Penasehat
Guru adalah seorang penasehat bagi peserta didik, bahkan bagi orang
tua, meskipun mereka tidak memiliki latihan khsuus sebagai penasehat dan
dalam beberapa hal tidak dapat berharap untuk menasehati orang. Ia harus
memahami psikologi kepribadian dan ilmu kesehatan mental.
(6) Guru sebagai Pembaharu
Guru menerjemahkan pengalaman yang telah lalu ke dalam kehidupan
yang bermakna bagi peserta didik. Dalam hal ini terdapat jurang yang
dalam dan luas antara generasi yang satu dengan yang lain, demikian
halnya pengalaman orang tua memiliki arti lebih banyak daripada nenek
kita. Secara psikologis berada jauh dari pengalaman manusia yang harus
dipahami , dicerna dan diwujudkan dalam pendidikan.
(7) Guru sebegai Model dan Teladan
Guru merupakan model atau teladan bagi para peserta didik dan semua
orang yang menganggap dia sebagai guru. Menjadi teladan merupakan
sifat dasar kegiatan pembelajaran, dan ketika seorang guru tidak mau
menerima ataupun menggunakannya secara konstruktif, maka telah
mengurangi keefektifan pembelajaran. Berikut beberapa hal yang perlu
medapat perhatian guru sebagai teladan ; sikap dasar, bicara dan gaya
bicara, kebiasaan bekerja, sikap melalui pengalaman dan kesalahan,
pakaian, hubungan kemanusiaan, proses berpikir, perilaku neurotis, selera,
keputusan, kesehatan dan gaya hidup secara umum.
(8) Guru sebagai Pribadi
Sebagai individu yang berkecimpung dalam pendidikan. Guru harus
memiliki kepribadian yang mencerminkan seorang pendidik. Tuntutan
akan kepribadian sebagai pendidik kadang-kadang dirasakan lebih berat
dibanding profesi lainnya. Ujian berat bagi guru dalam hal kepribadian
adalah rangsangan yang memancing emosinya. Kestabilan emosi amat
diperlukan dalam hal ini.

14
(9) Guru sebagai Peneliti
Pembelajaran merupakan seni yang dalam pelaksanaannya
memerlukan penyesuaian-penyesuaian dengan kondisi lingkungan. Untuk
itu diperlukan berbagai penelitian yang ada di dalamnya melibatkan guru.
Oleh karena itu guru adalah seorang pencari atau peneliti. Dia tidak tahu
dan dia tahu bahwa dia tidak tahu, oleh karena itu dia sendiri merupakan
subyek pembelajaran. Dengan kesadaran bahwa ia tidak mengetahui
sesuatu maka ia berusaha mencarinya melalui kegiatan penelitian.
(10) Guru sebagai Pendorong Kreativitas
Kreativitas merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran,
dan guru dituntut untuk mendemonstrasikan dan menunjukan proses
kreativitas tersebut. Kreativitas merupakan sesuatu yang bersifat universal
dan merupakan ciri aspek dunia kita. Kreativitas ditandai oleh adanya
kegiatan menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada dan tidak
dilakukan oleh seseorang atau adanya kecendrungan untuk menciptakan
sesuatu.
(11) Guru sebagai Pembangkit Pandangan
Guru dituntut untuk memberikan dan memelihara pandangan tentang
keagungan kepada peserta didiknya., mengenai fungsi ini guru harus
terampil dalam berkomunikasi dengan peserta didik di segala umur
sehingga setiap langkah dari proses pendidikan yang dikelolanya
dilaksanakan untuk menunjang fungsi ini. Guru tahu bahwa ia tidak dapat
membangkitkan pandangan tentang kebesaran kepada peserta didik jika ia
sendiri tidak memilikinya. Oleh karena itu, para guru perlu dibekali
dengan ajaran tentang hakikat manusia dan setelah mengenalnya akan
mengenal pula kebesaran Allah yang menciptakannya.
(12) Guru sebagai Pekerja Rutin
Guru bekerja dengan ketrampilan, dan kebiasaan tertentu, serta
kegiatan rutin yang amat diperlukan dan seringkali memberatkan. Jika
kegiatan tersebut tidak dikerjakan dengan baik, maka bisa mengurangi
atau merusak keefektifan guru pada semua peranannya. Disamping itu,
jika kegiatan rutin tersebut tidak disukai, bisa merusak dan mengubah

15
sikap umumnya terhadap pembelajaran. Sebagai contoh, dalam setiap
kegiatan pembelajaran guru harus membuat persiapan tertulis, jika guru
membenci atau tidak menyenangi tugas ini maka akan merusak keefektifan
pembelajaran.
(13) Guru sebagai Pemindah Kemah
Hidup ini selalu berubah, dan guru adalah seorang pemindah kemah,
yang suka memindah-mindahkan, dan membantu peserta didik
meninggalkan hal lama menuju sesuatu yang baru yang bisa mereka alami.
Guru berusaha keras untuk mengetahui masalah peserta didik,
kepercayaan dan kebiasaan yang menghalangi kemajuan, serta membantu
menjauhi dan meninggalkannya untuk mendapatkan cara-cara baru yang
lebih sesuai.
(14) Guru sebagai Aktor
Sebagai seorang aktor, guru melakukan penelitian tidak terbatas pada
materi yang harus ditransferkan, melainkan juga tentang kepribadian
manusia sehingga mampu memahami respon-respon pendengarnya, dan
merencanakan kembali pekerjaannya sehingga dapat dikontrol. Untuk
melakukan hal ini ia mempelajari semua hal yang berhubungan dengan
tugasnya, sehingga dapat bekerja secara efektif.
(15) Guru sebagai Evaluator
Evaluasi atau penilaian merupakan aspek yang paling kompleks,
karena melibatkan banyak latar belakang dan hubungan, serta variable lain
yang mempunyai arti apabila berhubungan dengan konteks yang hampir
tidak mungkin dipisahkan dengan setiap segi penilaian. Tidak ada
pembelajaran tanpa penilaian, karena penilaian merupakan proses
menmetapkan kualitas hasil belajar, atau proses untuk menentukan tingkat
pencapaian tujuan pembelajaran oleh peserta didik.

16
BAB IV
PENUTU
P

A. Kesimpulan
1. Pendidik atau lebih popular dikatakan sebagai Guru adalah tenaga
kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor,
pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan
lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan. Adapun profesi guru adalah orang
yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang
keguruan sehingga ia mampu melaksanakan tugas dan fungsinya
sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Atau dengan kata lain
adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki
pengalaman yang kaya di bidangnya.
2. Dalam arti luas, guru mengemban peranan-peranan sebagai ukuran
kognitif, sebagai agen moral, innovator, dan kooperatif. Sedangakan
dalam arti sempit guru memiliki peran diantaranya sebagai (1)
pendidik, (2) sebagai pengajar, (3) sebagai pembimbing, (4) sebagai
pelatih, (5) sebagai penasehat, (6) sebagai pembaharu kreativitas, (7)
sebagai model teladan, (8) sebagai pribadi, (9) sebagai peneliti, (10)
sebagai pendorong kreatifitas, (11) sebagai pembangkit pandangan,
(12) sebagai pekerja rutin, (13) sebagai pemindah kemah, (14) sebagai
actor, (15) sebagai evaluator. Guru sebagai tenaga pendidik
bertanggung jawab melaksanakan administrasi, mengelola,
mengembangkan, mengawasi dan melayani secara teknis untuk
menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan

17
DAFTAR PUSTAKA

Sufyarma, 2004. Kapita Selekta Manajemen Pendidikan. Bandung:


PenerbitAlfabeta.
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam dalam Perspektif Islam. Bandung: Penerbit
Remaja Rosdakarya.
Arifin, Muzayyin, 2009. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Jakarta: Penerbit Bumi
Aksara.
Muhaimin, 2004. Wacana Pengembangan Pendidikan Islam. Surabaya: Penerbit
Pustaka Pelajar.
Nata, Abuddin, 2008. Manajemen Pendidikan. Jakarta: Penerbit Kencana Prenada
Group.
Daradjat, Zakiah, 2008. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta:
Penerbit Bumi Aksara.
Rosyidah, Ida, 2013. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: UIN Press.
Rooijakkers, Ad, 1993. Mengajar Dengan Sukses. Jakarta: Penerbit PT Grasindo
Jakarta.
Mulyasa, 2008. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Penerbit Remaja
Rosdakarya.
Salahudin, Anas, 2010. Bimbingan & Konseling. Bandung: Penerbit Pustaka
Setia.
Salahudin, Anas, 2011. Filsafat Pendidikan. Bandung: Penerbit Pustaka Setia.

18

Anda mungkin juga menyukai