MAKALAH
Disusun Oleh:
FAKULTAS TARBIYAH
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan atas kehadiran Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik dan karunia-Nya, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini
guna memenuhi tugas mata kuliah “Profesi Keguruan” dengan tepat waktu. Dan tak lupa
sholawat serta salam semoga tetap tercurah-limpahkan kepada baginda Nabi Muhammad
SAW, yang mana telah membimbing kita dari zaman gelap-gulita menuju zaman yang terang-
benderang yakni ‘Addinul Islam dan semoga kita semua mendapatkan syafa’atnya di akhirat
kelak, Aamiin.
Semoga makalah ini bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan untuk para pembaca,
mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada banyak kesalahan pada makalah ini, atas
perhatiannya kami mengucapkan terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 12
B. Saran ................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap pendidik harus menguasai materi pelajaran yang diampunya dan dapat
menyampaikan materi tersebut secara efektif dan efisien kepada peserta didik. Agar
pendidik dapat melaksanakan tugasnya tersebut dengan baik, diperlukan pengalaman
dan pengetahuan tentang siapa peserta didik, serta bagaimana menyampaikan materi
tersebut dengan baik. Untuk itu, pendidik perlu mendalami kemampuan yang berkaitan
dengan cara menyajikan materi yang menarik, teratur dan terpadu.
Hal ini sesungguhnya merupakan bagian yang terintegrasi dengan kinerja mengajar
seorang pendidik untuk segala jenis dan jenjang pendidikan. Kinerja mengajar
berhubungan dengan kemampuan pendidik menjelaskan isi pelajaran, menghadapi
peserta didik, membantu memecahkan masalah, mengelola kelas, menata bahan ajar,
menentukan kegiatan kelas, menyusun evaluasi belajar, menentukan metode, media,
atau bahkan menjawab pertanyaan dengan baik dan bijaksana.
Untuk dapat melaksanakan hal-hal yang berkaitan dengan kinerja mengajar
tersebut pendidik perlu menyiapkan perencananaan pembelajaran. Penyusunan
perencanaan pembelajaran ini terkait dengan rencana yang ia harus laksanakan sewaktu
berada di ruang kelas. Agar perencanaan pembelajaran tersusun dengan baik, pendidik
memerlukan landasan berpikir atau bekal ilmu yang mendukung penyusunan
perencanan pembelajaran.
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas , dapat di ambil 6 macam rumusan masalah dalam
penelitian ini,yaitu:
Penelitian ini bertujuan untuk menjawab rumusan masalah di atas ,yaitu sebagai
berikut:
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Supardi, Kinerja Guru, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2014, hal. 54.
2
Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Prenada Media, Jakarta,
2005, hal. 1-13.
3
Anton Athoillah, Dasar-Dasar Manajemen, Pustaka Setia, Bandung, 2010, hal. 98.
4
A. M. Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000, hal. 142.
3
kemampuan dan komunikasi.5 Dengan demikian yang dimaksud dengan kinerja guru
adalah seluruh aktivitas yang dilakukannya dalam mengemban amanat dan tanggung
jawabnya dalam mendidik siswa dalam mencapai tingkat kedewasaan dan
kematangannya.6
Pendapat lain menyatakan bahwa kinerja guru merupakan suatu perilaku atau
respon yang memberikan hasil yang mengacu kepada apa yang mereka kerjakan ketika
menghadapi tugas.7 Selanjutnya kinerja guru pada dasarnya lebih terarah pada perilaku
seorang pendidik dalam pekerjaannya dan efektivitas pendidik dalam menjalankan
tugas dan tanggung jawabnya yang dapat memberikan pengaruh kepada siswa kepada
tujuan yang diinginkannya.
B. Bentuk Kinerja Guru
Aktivitas yang harus dilakukan seorang guru yang merupakan perwujudan dari
kinerja guru menurut R.D. Conners dapat ditunjukkan dari berdasarkan beberapa
tahapan sebagai berikut :
1. Tahap sebelum pengajaran (pre active), seperti membuat perencanaan semester,
perumusan tujuan, pemilihan metode, pengalaman belajar, bahan dan peralatan,
mempertimbangkan ciri-ciri siswa, menentukan langkah pengajaran, dan
pengelompokan belajar.
2. Tahap pengajaran, yaitu pengelolaan tingkah laku verbal dan nonverbal dalam
kesulitan belajar, dan evaluasi.
3. Tahap sesudah pengajaran, yaitu menilai kemajuan siswa, merencanakan kegiatan,
menilai proses belajar mengajar.8
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja guru yang
baik ditunjukkan dari aktivitasnya dalam tiga hal yaitu:
a. Mendidik, seperti guru selalu memberikan teladan yang baik pada para siswanya,
guru selalu memperhatikan perkembangan perilaku siswanya, guru selalu siap
menjadi tempat para siswanya mencurahkan segala problemanya, guru selalu
mengingatkan dan memperbaiki kesalahan siswanya, mengadakan hubungan baik
dengan para siswa, orangtua, sesama guru dan masyarakat.
5
Supardi, Kinerja….hal. 23-25.
6
Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Misaka Galiza, Jakarta, 2003, hal. 84.
7
Mukhtar,….. hal. 85.
8
Syafruddin Nurdin (et al), Guru Profesional & Implementasi Kurikulum, Ciputat Press, Jakarta, 2002, hal. 84.
4
b. Mengajar, seperti mempersiapkan persiapan mengajar, selalu disiplin terhadap
peraturan madrasah, bertanggung jawab, tidak pernah terlambat, menguasai
pelaksanaan proses pembelajaran, selalu menerapkan metode variatif, selalu
melakukan evaluasi dengan baik, mengoreksi hasil tugas siswa dan menindak
lanjuti hasil evaluasi siswa tersebut.
c. Melatih, seperti membiasakan siswanya untuk selalu berakhlak mulia,
membiasakan siswanya selalu mematuhi disiplin madrasah, membiasakan
siswanya untuk aktif dalam proses pembelajaran di kelas, memberikan tugas-tugas
yang melatih pengetahuan siswa, melatih siswanya untuk dapat bekerjasama
dengan orang lain, melatih siswanya untuk dapat hidup dalam masyarakat sebagai
anggota masyarakat yang baik.
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru
Menurut Anwar Prabu Mangkunegara, faktor yang mempengaruhi kinerja guru
adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivision), yang dijelaskan
sebagai berikut:9
1. Faktor kemampuan (ability).
Secara psikologi, kemampuan guru terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan
keampuan reality (knowledge+skill) artinya seorang guru yang memiliki latar belakang
pendidikan yang tinggi dan sesuai dengan bidangnya serta terampil dalam mengerjakan
pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan.
Oleh karena itu, pegawai perlu ditetapkan pada pekerjaan yang sesuai dengan
keahliannya. Dengan penempatan guru yang sesuai dengan bidangnya akan dapat
membantu dalam efetivitas suatu pembelajaran.
2. Faktor motivasi (motivision).
Motivasi terbentuk dari sikap seorang guru dalam menghadapi situsi kerja.
Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan seseorang yang terarah untuk
mencapai tujuan pendidikan. Meclelland mengatakan dalam bukunya Anwar Prabu
berpendapat bahwa “ada hubungan yang positif antara motif berprestasi dengan
pencapaian kinerja.”10 Guru sebagai pendidik memiliki tugas dan tanggung jawab yang
berat. Guru harus menyadari bahwa ia hars mengerjakan tugasnya tersebut dengan
sungguh-sungguh, bertanggung jawab, ikhlas dan tidak asal-asalan, sehingga siswa
9
A.A Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Data Perusahaan, PT. Refieka Aditema, Bandung, 2004,
hal. 67.
10
A.A Anwar Prabu Mangkunegara,…..hal. 68.
5
dapat dengan mudah menerima apa saja yang disampaikan oleh gurunya. Jika ini
tercapainya maka guru akan memiiki tingkat kinerja yang tinggi.
Adapun faktor yang mendukung kinerja guru dapat digolongkan kedalam dua
macam yaitu:
a. Faktor dari dalam diri sendiri (internal)
1) Kecerdasan.
Kecerdasan memegang peranan penting dalam keberhasilan pelaksanaan tugas-
tugas. Semakin rumit dan makmur tugas-tugas yang diemban makin tinggi
kecerdasan yang diperlukan. Seseorang yang cerdas jika diberikan tugas yang
sederhana dan monoton mungkin akan terasa jenuh dan akan berakibat pada
penurunan kinerjanya.
2) Keterampilan dan kecakapan.
Keterampilan dan kecakapan orang berbeda-beda. Hal ini dikarenakan adanya
perbedaan dari berbagai pengalaman dan latihan.
3) Bakat.
Penyesuaian antara bakat dan pilihan pekerjaan dapat menjadikan seseorang
bekarja dengan pilihan dan keahliannya.
4) Kemampuan dan Minat Syarat.
Untuk mendapatkan ketenangan kerja bagi seseorang adalah tugas dan jabatan
yang sesuai dengan kemampuannya. Kemampuan yang disertai dengan minat
yang tinggi dapat menunjang pekerjaan yang telah ditekuni.
5) Kesehatan.
Kesehatan dapat membantu proses bekerja seseorang sampai selesai. Jika
kesehatan terganggu maka pekerjaan terganggu pula.11
6) Kepribadian.
Seseorang yang mempunyai kepribadian kuat dan integral tinggi kemungkinan
tidak akan banyak mengalami kesulitan dan menyesuaikan diri dengan
lingkungan kerja dan interaksi dengan rekan kerja ang akan meningkatkan
kerjanya.
11
A.A Anwar Prabu Mangkunegara,…..hal. 69-70.
6
7) Cita-cita dan Tujuan dalam Bekerja
Jika pekerjaan yang diemban seseorang sesuai dengan cita-cita maka tujuan
yang hendak dicapai dapat terlaksanakan karena ia bekerja secara sungguh-
sungguh, rajin, dan bekerja dengan sepenuh hati.
b. Faktor dari luar diri sendiri (eksternal)
1) Lingkungan Keluarga
Keadaan lingkungan keluarga dapat mempengaruhi kinerja seseorang.
Ketegangan dalam kehidupan keluarga dapat menurunkan gairah kerja.
2) Lingkungan kerja
Situasi kerja yang menyenangkan dapat mendorong seseorang bekerja secara
optimal. Tidak jarang kekecewaan dan kegagalan dialami seseorang di tempat
ia bekerja. Lingkungan kerja yang dimaksud di sini adalah situasi kerja, rasa
aman, gaji yang memadai, kesempatan untuk mengembangan karir.
3) Komunikasi dengan Kepala Sekolah
Komunikasi yang baik di sekolah adalah komunikasi yang efektif. Tidak adanya
komunikasi yang efektif dapat mengakibatkan timbulnya salah pengertian.
4) Sarana dan Prasarana
Adanya sarana dan prasarana yang memadai membantu guru dalam
meningkatkan kinerjanya terutama kinerja dalam proses mengajar mengajar. 12
Jadi, dapat disimpulkan bahwa baik dan buruknya guru dalam proses belajar
mengajar dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah supervisor dalam
melaksanakan pengawasan atau supervisi terhadap kemampuan (kinerja guru).
D. Kemampuan yang Harus Dimiliki Guru
Seorang guru harus memiliki kompetensi atau kemampuan diri yang tidak hanya
dalam pengetahuan, akan tetapi juga dalam kepribadiannya. Sebagaimana yang
dinyatakan Paul Suparno, bahwa kompetensi yang harus dimiliki seorang guru adalah
1. Kemampuan kepribadian.
Meliputi: berakhlak yang baik, dewasa, beriman, disiplin, bertanggung jawab, peka,
objektif, berwawasn luas, dapat berkomunikasi dengan baik, kreatif, kritis, mau
belajar, dan dapat mengambil keputusan.
12
Kartono Kartini, Menyiapkan dan Memadukan Karir, CV Rajawali, Jakarta, 1985, hal. 22.
7
2. Kemampuan bidang studi,
Meliputi: pemahaman akan karakteristik dan isi bahan ajar, menguasai konsepnya,
mengenal metodologi ilmu yang bersangkutan, memahami konteks bidang itu dan
juga kaitannya dengan masyarakat, lingkungan dan dengan ilmu lainnya.
3. Kemampuan dalam pembelajaran/pendidikan,
Meliputi: pemahaman akan sifat, ciri anak didik dan perkembangannya, mengerti
berbagai konsep pendidikan, menguasai beberapa metodologi mengajar, menguasai
sistem evaluasi yang tepat dan sesuai dengan siswa.13
E. Penilaian Kinerja Guru
Aspek-aspek yang dapat dinilai dari kinerja seorang guru dalam suatu organisasi
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu kemampuan teknik, kemampuan konseptual dan
kemampuan hubungan interpersonal:
1. Kemampuan teknik yaitu kemampuan menggunakan pengetahuan, metode, teknik
dan peralatan yang dipergunakan untuk melaksanakan tugas serta pengalaman dan
pelatihan yang telah diperoleh.
2. Kemampuan konseptual yaitu kemampuan untuk memahami kompleksitas
organisasi dan penyesuaian bidang gerak dari unit unit operasional.
3. Kemampuan hubungan interpersonal yaitu antara lain kemampuan untuk bekerja
sama dengan orang lain, membawa guru melakukan negosiasi.14
F. Desain PBM
1. Perencanaan Pembelajaran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa perencanaan adalah perbuatan
merencanakan (merancang), sementara pembelajaran adalah perbuatan menjadikan
orang belajar.15 Planning berasal dari kata plan, artinya rencana. Planning berarti
perencanaan. Perencanaan adalah kegiatan yang berkaitan dengan usaha merumuskan
program yang didalamnya memuat segala sesuatu yang akan dilaksanakan, penentuan
tujuan, kebijaksanaan, arah yang akan ditempuh, dan metode yang akan diikuti dalam
usaha pencapaian tujuan.16 Perencanaan adalah inti manajemen karena semua kegiatan
organisasi yang bersangkutan didasarkan pada rencana. Dengan perencanaan itu, maka
13
Paul Suparno, Guru Demokratis di Era Reformasi, Grasindo,, Jakarta, 2005, hal. 47-52
14
Supardi, Kinerja….hal. 71
15
Pusat Bahasa Depdiknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2005, hal. 372.
16
Anton Athoillah, Dasar-Dasar Manajemen, Pustaka Setia, Bandung, 2010, hal. 98.
8
para pengambil keputusan bisa menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan
efisien.17
Perencanaan dirumuskan dengan melalui fase-fase yang sistematis, yaitu:
a. Menyusun tujuan, mulai dari tujuan umum hingga tujuan khusus.
b. Menyusun rencana sesuai tujuan.
c. Melaksanakan rencana yang telah ditetapkan.
d. Melaksanakan pengawasan.
e. Membuat laporan hasil pelaksanaan.
f. Melakukan evaluasi.18
Pelaksanaan rencana tertuju pada sasaran yang jelas atau tidak menyimpang dari
tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan dari pembelajaran adalah perubahan perilaku
siswa baik perubahan perilaku dalam bidang kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
Pengembangan perilaku dalam bidang kognitif adalah pengembangan kemampuan
intelektual siswa, misalnya kemampuan penambahan pemahaman, dan informasi agar
pengetahuan menjadi lebih baik.
Pengembangan perilaku dalam bidang afektif adalah pengembangan sikap siswa
terhadap bahan dan proses pembelajaran, maupun pengembangan sikap sesuai dengan
norma-norma yang berlaku di masyarakat. Pengembangan perilaku dalam bidang
psikomotor adalah pengembangan kemampuan menggunakan otot atau alat tertentu,
maupun menggunakan potensi otak untuk memecahkan permasalahan tertentu. Dari
pengertian perencanaan dan pembelajaran yang telah diuraikan di atas.
Maka juga dapat disimpulkan pengertian dari perencanaan pembelajaran adalah
proses pengambilan keputusan hasil berpikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan
pembelajaran tertentu, yaitu perubahan tingkah laku serta rangkaian kegiatan yang
hatus dilakukan sebagai upaya pencapaian tujuan tersebut dengan memanfaatkan segala
potensi dan sumber belajar yang ada. Hasil dari proses pengambilan keputusan tersebut
adalah tersusunnya dokumen yang dapat dijadikan acuan dan pedoman dalam
melaksanakan proses pembelajaran.19
17
Kompri, Manajemen Pendidikan 1, Alfabeta, Bandung, 2015, hal. 19.
18
Anton Athoillah, Dasar….hal. 100.
19
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta, Bandung, 2003, hal. 42.
9
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP. Pelaksanaan
pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.20
Oleh karena itu pemilihan berbagai metode, strategi, pendekatan serta teknik
pembelajaran merupakan suatu hal yang utama. Syarat-syarat yang harus diperhatikan
oleh seorang guru dalam penggunaan metode pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Metode yang dipergunakan harus dapat membangkitkan motif, minat belajar
siswa.
b. Metode yang digunakan dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih
lanjut.
c. Metode yang digunakan harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk
mewujudkan hasil karya.
d. Metode yang digunakan harus dapat menjamin perkembangan kegiatan
kepribadian siswa.
e. Metode yang digunakan harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar
sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.
f. Metode yang digunakan harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-
nilai dan sikap siswa dalam kehidupan sehari-hari. 21
Memilih berbagai metode yang tepat untuk menciptakan proses belajar mengajar
yang menarik. Ketepatan penggunaan metode mengajar tersebut sangat tergantung
kepada tujuan, isi, proses belajar mengajar. Ditinjau dari segi penerapannya, metode-
metode ada yang tepat digunakan untuk siswa dalam jumlah besar dan ada yang tepat
untuk siswa dalam jumlah kecil. Ada juga yang tepat digunakan dalam kelas atau diluar
kelas. 22
3. Evaluasi Pembelajaran
Mengevaluasi (Evaluating), menilai semua kegiatan untuk menemukan indikator
yang menyebabkan sukses atau gagalnya pencapaian tujuan, sehingga dapat dijadikan
bahan kajian berikutnya. Evaluasi pembelajaran merupakan subsistem yang sangat
penting dan sangat di butuhkan dalam setiap sistem pendidikan, karena evaluasi dapat
mencerminkan seberapa jauh perkembangan atau kemajuan hasil pendidikan. Dengan
20
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional, No. 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses
21
Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching, Quantum Teaching, Jakarta, 2005, hal. 52-53
22
Hafni Ladjid, Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis Kompetensi, Quantum Teaching,
Jakarta, 2005, hal. 121.
10
evaluasi, maka maju dan mundurnya kualitas pendidikan dapat diketahui, dan dengan
evaluasi pula, kita dapat mengetahui titik kelemahan serta mudah mencari jalan keluar
untuk berubah menjadi lebih baik ke depan. Tanpa evaluasi, kita tidak bisa mengetahui
seberapa jauh keberhasilan siswa, dan tanpa evaluasi pula kita tidak akan ada perubahan
menjadi lebih baik, maka dari itu secara umum evaluasi pembelajaran adalah suatu
proses untuk mengetahui tingkat keberhasilan suatu program. Evaluasi pendidikan dan
pengajaran adalah proses kegiatan untuk mendapatkan informasi data mengenai hasil
belajar mengajar yang dialami siswa dan mengolah atau menafsirkannya menjadi nilai
berupa data kualitatif.23
23
Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana, Jakarta, 2011,
hal. 181-18.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perencanaan pembelajaran merupakan suatu pendekatan yang sistematis yang
mencakup analisis kebutuhan pembelajaran, perumusan tujuan pembelajaran,
pengembangan strategi pembelajaran, pengembangan bahan ajar, serta pengembangan
alat evaluasinya dalam upaya mencapai tujuan mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan. Upaya membuat perencanaan pembelajaran dimaksudkan agar dapat
dicapai perbaikan pembelajaran. Prosedur perencanaa pembelajaran yang dibuat
berhubungan erat dengan model perencanaan pembelajaran yang dipilih.
B. Saran
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,oleh
karenanya makalah ini masih perlu perbaikan dan penyempurnaan melalui kritikkan
dan masukan bermanfaat dari para pembaca sekalian. Semoga makalah yang sederhana
ini dapat memberi manfaat bagi kita semua. Aamin
12
DAFTAR PUSTAKA
13