Anda di halaman 1dari 122

BUKU AJAR

MANAJEMEN dan
ADMINISTRASI KELAS
KAJIAN TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM

Efvi Noyita, MM
BUKU AJAR

MANAJEMEN dan
ADMINISTRASI KELAS
Edisi Pertama
Copyright @ 2024

ISBN 978-623-130-948-8
122 h.
14,8 x 21 cm
cetakan ke-1, 2024

Penulis
Efvi Noyita, MM

Penerbit
Madza Media
Anggota IKAPI: No.273/JTI/2021
Kantor 1: Jl. Pahlawan, Simbatan, Kanor, Bojonegoro
Kantor 2: Jl. Bantaran Indah Blok H Dalam 4a Kota Malang
redaksi@madzamedia.co.id
www.madzamedia.co.id
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi dengan cara
apapun, termasuk dengan cara penggunaan mesin fotocopy
tanpa izin sah dari penerbit.
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha


Kasih, karena atas berkat Kasih dan Anugerah-Nya, penyusunan
Buku Ajar Manajemen dan Administrasi Kelas ini dapat diselesai-
kan tepat waktu.
Tujuan Penulisan Buku Ajar Manajemen dan Administrasi
Kelas ini adalah sebagai bentuk tanggung jawab Dosen Pengajar
sekaligus sebagai panduan bagi adik-adik mahasiswa dimana pun
berada guna referensi utama pembelajaran MK Manajemen dan
Administrasi Kelas.
Buku Ajar ini adalah acuan referensi utama bagi para maha-
siswa dalam menambah wawasan pengetahuan umum, secara
khusus untuk Mata Kuliah Manajemen dan Administrasi Kelas.
Buku Ajar Manajemen dan Administrasi Kelas ini berisikan
materi ringkas tentang pelaksanaan Manajemen dan Administra-
si Kelas pada umumnya, yang dirangkum dari beberapa buku dan
sumber lainnya yang masih terkait, dan dirangkum menjadi
Pengertian Manajemen dan Administrasi Kelas serta praktiknya,
Perangkat Pembelajaran Guru Pada Kurikulum 2013 dan
Kurikulum Merdeka, Konsep Dasar Pengaturan Ruang Kelas,
Pengelolaan Ruang Kelas, serta Kepemimpinan Sekolah.
Tentunya penulis menyadari Buku Ajar ini masih jauh dari
cukup guna memenuhi standar kebutuhan bahan bacaan bagi
adik adik mahasiswa. Semoga buku ajar dapat digunakan dengan
efektif dan efisien selama proses pembelajaran MK Manajemen
dan Administrasi Kelas.

Manajemen dan Administrasi Kelas i


Penulis juga memberikan materi pada buku ini, yang kelak
dapat dipergunakan oleh para adik-adik mahasiswa sebagai
bahan acuan persiapan kelak menyusun karya tulis ilmiah se-
hubungan dengan praktik administrasi manajemen dan
administrasi kelas, bagaimana pengaruhnya bagi para peserta
didik serta Lembaga Pendidikan sekolah, serta bagaimana
metode dan indicator yang dapat dijadikan bahan literatur kelak
dalam penulisan tugas akhir mahasiswa calon Sarjana pada Prodi
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Agama Kristen
(PAK).
Semoga dengan tersusunnya Buku Ajar Manajemen dan
Administrasi Kelas ini dapat membuka wawasan bagi para adik-
adik mahasiswa dan mempersiapkan diri menjadi calon pendidik
anak bangsa Indonesia dimana pun berada.
Segala masukan atas kekurangan pada penyusunan buku ajar
ini, penulis menerima dengan baik guna perbaikan pada
penyusunan buku ajar kembali di masa mendatang. Semoga
bermanfaat bagi seluruh mahasiswa maupun masyarakat umum
yang menambah wawasan seputar Manajemen dan Administrasi
Kelas.
Wish God Blessing Us More and More. Amin ….

Penulis, Januari 2024

ii Efvi Noyita, MM
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................. iii

BAB 1 PENGERTIAN MANAGEMENT KELAS DAN


PRAKTIKNYA ................................................................. 1
A. Pengertian Manajemen Pendidikan Kelas .................1
B. Metode Mengukur Efektivitas Manajemen Kelas
.........................................................................................4
C. Mengukur Indikator dalam Manajemen Kelas .........5
D. Tujuan Manajemen Kelas ............................................7
E. Strategi Manajemen Kelas yang Efektif .....................9
F. Peran Manajemen Kelas bagi Lembaga
Pendidikan Sekolah ................................................... 10

BAB 2 PENGERTIAN ADMINISTRASI KELAS DAN


PRAKTIKNYA ............................................................... 13
A. Pengertian Administrasi Kelas ................................. 13
B. Peran dan Fungsi Administrasi Kelas ...................... 15
C. Perbedaan Administrasi Kelas dan Administrasi
Guru ............................................................................. 15
D. Dampak Dokumen Administrasi Kelas yang
Tidak Benar/ Tidak Terpercaya ................................ 17
E. Peran Administrasi Guru pada Suasana Belajar .... 19

Manajemen dan Administrasi Kelas iii


BAB 3 PERANGKAT PEMBELAJARAN GURU PADA
KURIKULUM 2013 DAN KURIKULUM MERDEKA ...... 29
A. Perangkat Pembelajaran K13 ................................... 29
B. Perangkat Pembelajaran Kurikulum Merdeka....... 43
C. Perbedaan Kurikulum 2013 dan Kurikulum
Merdeka ...................................................................... 46
1. Kelebihan Kurikulum Merdeka.......................... 47
2. Kekurangan Kurikulum Merdeka ...................... 48
3. Kelebihan Kurikulum 2013................................. 48
4. Kekurangan Kurikulum 2013 ............................. 48
D. Pengaruh Kurikulum bagi Siswa .............................. 49
E. Pengaruh Kurikulum dalam Aspek Kognitif,
Afektif dan Psikomotorik Siswa ................................ 50
F. Contoh Pembelajaran dalam Kurikulum
Merdeka dan Kurikulum 2013 yang Dapat
Mengembangkan Kemampuan Siswa .................... 51

BAB 4 KONSEP DASAR PENGATURAN RUANG KELAS ........ 54


A. Pengertian Pengaturan............................................. 54
B. Pengertian Ruang Kelas ............................................ 57
C. Fungsi Pengaturan Tempat Duduk Siswa............... 60
D. Penataan Tempat Duduk Siswa sebagai Bentuk
Pengelolaan Kelas...................................................... 66

BAB 5 PENGELOLAAN KELAS ................................................ 71


A. Pengelolaan Kelas dan Permasalahan dalam
Pengelolaan Kelas...................................................... 71
B. Metode Pembelajaran Inovatif ................................ 75
1. Metode Debat ...................................................... 75

iv Efvi Noyita, MM
2. Metode Role Playing ........................................... 76
3. Metode Pemecahan Masalah (Problem
Solving) ................................................................. 77
4. Pembelajaran Berdasarkan Masalah ............... 78
5. Cooperative Script............................................... 80
6. Picture and Picture ............................................. 81
7. Numbered Heads Together ............................... 82
8. Metode Investigasi Kelompok (Group
Investigation) ....................................................... 82
9. Metode Jigsaw ................................................... 85
10. Metode Team Games Tournament (TGT) ........ 85
11. Model Student Teams – Achievement
Divisions (STAD)................................................... 87
12. Model Examples Non Examples ........................ 88
13. Model Lesson Study ............................................ 89

BAB 6 KEPEMIMPINAN SEKOLAH ........................................ 93

BAB 7 MANAGEMENT SEKOLAH ........................................... 97


A. Manajemen Peserta Didik......................................... 97
B. Manajemen Pengelolaan Tenaga Pendidikan
dan Kependidikan ...................................................... 99
C. Manajemen Pengelolaan Keuangan Sekolah ...... 100
D. Pengelolaan Sapras ................................................. 101
E. Pengelolaan Humas ................................................ 102

DAFTAR PUSTAKA .................................................................... 106

PROFIL PENULIS ...................................................................... 113

Manajemen dan Administrasi Kelas v


BAB 1
PENGERTIAN MANAGEMENT
KELAS DAN PRAKTIKNYA

A. Pengertian Manajemen Pendidikan Kelas


Manajemen Pendidikan merupakan bagian penting dari
budaya manusia yang dinamis dan terus berubah. Perubahan
pendidikan harus terus dilakukan untuk mengikuti perkem-
bangan budaya dan kehidupan, serta untuk mengembang-
kan manusia secara moral dan intelektual. Proses pendidikan
juga mencakup hominisasi dan humanisasi, serta perlu
memperkuat nilai-nilai demokrasi dan lingkungan hidup.
Fungsi pendidikan sebagai pembentuk karakter dan per-
adaban bangsa memiliki peran kunci dalam menanamkan
kesadaran lingkungan kepada generasi penerus. Perubahan
pendidikan menuju yang lebih baik dapat dicapai melalui
penciptaan lingkungan belajar yang ideal, pengembangan
sekolah yang peduli terhadap lingkungan, dan penerapan
prinsip-prinsip manajemen kelas yang berkelanjutan dan
partisipatif. Lebih lengkap tentang pengertian manajemen
dapat dibaca kembali dalam buku “Manajemen Pendidikan
Berbasis Sekolah” – Noyita, Efvi, 2022, yang telah kita ambil
pada semester ganjil yang lalu.
Manajemen kelas adalah segala usaha yang diarahkan
untuk mewujudkan suasana belajar mengajar efektif, menye-

Manajemen dan Administrasi Kelas 1


nangkan, dan dapat memotivasi siswa. Berikut ini adalah
beberapa langkah dan prinsip yang penting untuk kita
lakukan dalam manajemen kelas:
• Peningkatan kesadaran diri sebagai seorang guru.
Guru harus memiliki kemampuan untuk mengelola kelas
dengan baik dan memahami kebutuhan siswa.
• Peningkatan kesadaran peserta didik. Guru harus
memahami latar belakang sosial, ekonomi, budaya, dan
sifat-sifat individual siswa.
• Guru bersikap tulus. Guru harus memiliki sikap yang
terbuka, terkendali, dan terkait dengan siswa.
• Guru menciptakan kontak sosial dengan peserta
didik. Guru harus membangun hubungan interpersonal
yang baik antara guru dengan siswa dan siswa dengan
siswa.
• Pengelolaan perubahan dan konflik. Guru harus
memiliki kemampuan untuk menangani perubahan dan
konflik yang terjadi di kelas dengan baik.
• Mengelola waktu dengan baik. Guru harus
menggunakan waktu secara efektif dan efisien, dengan
mempertimbangkan kemampuan siswa dan tujuan
pembelajaran.
• Mengelola kelas secara efektif. Guru harus memiliki
rencana yang jelas dan terencana, serta menggunakan
metode, media, dan sarana yang tepat.
• Mengelola kelas secara efektif. Guru harus memiliki
kemampuan untuk menciptakan iklim belajar yang
optimal dan mengadakan pengelolaan kelas secara baik.

2 Efvi Noyita, MM
Dengan menerapkan manajemen kelas yang baik, guru
dapat membangun interaksi belajar mengajar yang baik,
mencapai tujuan pembelajaran tanpa menemukan kendala,
dan membangun kemampuan siswa.
Prinsip-prinsip tersebut bertujuan untuk menciptakan
suasana belajar yang efektif, menyenangkan, dan dapat
memotivasi siswa. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ter-
sebut, guru dapat membangun interaksi belajar mengajar
yang baik, mencapai tujuan pembelajaran tanpa menemukan
kendala, dan membangun kemampuan siswa.
Selanjutnya, kita juga harus memperhatikan beberapa hal
lainnya dalam kegiatan pembelajaran. Adapun prinsip-prinsip
manajemen kelas dapat diterapkan dengan langkah-langkah
di bawah ini:
v Prinsip Efektivitas. Guru harus memiliki rencana yang
jelas dan terencana, serta menggunakan metode, media,
dan strategi yang tepat untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
v Prinsip Keadilan. Guru harus memperlakukan siswa
secara adil dan memberikan kesempatan yang sama bagi
semua siswa, tanpa membedakan siswa sesuai dengan
latar belakang, kemampuan, atau jenis kelamin.
v Prinsip Partisipasi. Guru harus mendorong siswa untuk
berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran dengan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk ikut serta
dalam kegiatan.
v Prinsip Kesetaraan. Guru harus memperlakukan siswa
secara setara, tanpa membedakan siswa sesuai dengan
latar belakang, kemampuan, atau jenis kelamin.
v Prinsip keterbukaan. Guru perlu menciptakan suasana

Manajemen dan Administrasi Kelas 3


kelas yang hangat dan antusias, serta memperhatikan
hal-hal yang menunjang terlaksanakannya proses belajar
mengajar.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip di atas, maka guru
dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif, me-
melihara situasi kelas agar tetap kondusif untuk proses
belajar mengajar, dan meningkatkan efektivitas pem-
belajaran.

B. Metode Mengukur Efektivitas Manajemen Kelas


Untuk mengukur efektivitas manajemen kelas, dapat
dilakukan evaluasi secara berkelanjutan dengan melibatkan
berbagai pihak yang terkait, seperti guru, siswa, dan pihak
sekolah. Evaluasi ini meliputi aspek-aspek seperti suasana
pembelajaran, pencapaian tujuan pembelajaran, keterlibatan
siswa, disiplin kelas, dan interaksi antara guru dan siswa.
Selain itu, efektivitas manajemen kelas juga dapat diukur
melalui implementasi prinsip-prinsip manajemen kelas,
seperti peningkatan kesadaran diri guru, peningkatan ke-
sadaran peserta didik, partisipasi siswa, dan keterbukaan
guru dalam menciptakan suasana kelas yang kondusif.
Dengan melakukan evaluasi secara berkala dan melibatkan
berbagai pihak terkait, dapat membantu dalam memantau
dan meningkatkan efektivitas manajemen kelas.
Adapun metode yang dapat digunakan untuk mengukur
efektivitas manajemen kelas antara lain adalah:
• Evaluasi Berkelanjutan. Melibatkan berbagai pihak yang
terkait, seperti guru, siswa, dan pihak sekolah, untuk
melakukan evaluasi secara terus-menerus terhadap
pelaksanaan manajemen kelas.

4 Efvi Noyita, MM
• Metode Deskriptif. Penggunaan metode deskriptif
dalam penelitian untuk menggambarkan dan meng-
analisis efektivitas manajemen kelas.
• Pengamatan Langsung. Melakukan pengamatan
langsung terhadap suasana pembelajaran, interaksi
antara guru dan siswa, serta disiplin kelas untuk menilai
efektivitas manajemen kelas.
• Penggunaan Indikator. Mengukur efektivitas mana-
jemen kelas melalui indikator-indikator seperti suasana
pembelajaran, keterlibatan siswa, disiplin kelas, dan
interaksi antara guru dan siswa.
Dengan menggunakan metode-metode ini, maka kita
akan dapat melakukan penilaian yang komprehensif ter-
hadap efektivitas manajemen kelas, sehingga memungkinkan
untuk melakukan perbaikan dan peningkatan yang di-
perlukan.

C. Mengukur Indikator dalam Manajemen Kelas


Beberapa indikator yang dapat digunakan untuk meng-
ukur efektivitas manajemen kelas antara lain:
• Suasana Pembelajaran. Indikator ini mencakup ke-
nyamanan siswa dalam belajar, keamanan dan ketertiban
kelas, serta kebersihan dan kerapian ruangan kelas. Ini
adalah tugas setiap Guru untuk memperhatikan selama
pembelajaran berlangsung.
• Keterlibatan Siswa. Indikator ini mencakup partisipasi
siswa dalam kegiatan pembelajaran, kemampuan siswa
dalam mengikuti pembelajaran, serta motivasi siswa
dalam belajar. Untuk ini maka Guru harus memiliki
kompetensi strategi pembelajaran yang tepat.

Manajemen dan Administrasi Kelas 5


• Disiplin Kelas. Indikator ini mencakup tingkat kepatuhan
siswa terhadap aturan dan tata tertib kelas, serta
kemampuan guru dalam menangani masalah disiplin
kelas. Semakin baik kompetensi Guru dalam menangani
masalah ini, maka siswa akan tumbuh dan berkembang
dengan baik dalam semua pembelajaran yang
berlangsung di kelas maupun di lingkungan sekolah.
• Interaksi Guru-Siswa. Indikator ini mencakup kemam-
puan guru dalam membangun hubungan interpersonal
yang baik dengan siswa, serta kemampuan guru dalam
memberikan bimbingan dan arahan kepada siswa.
Kemampuan mendisiplinkan siswa pada poin 3 di atas
tentunya juga adalah bagian dari ketrampilan Guru dalam
melakukan interaksi yang interaktif bersama para peserta
didiknya.
• Pencapaian Tujuan Pembelajaran. Indikator ini men-
cakup kemampuan siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan, serta kemampuan
guru dalam mengevaluasi pencapaian tujuan pem-
belajaran. Tentunya ini bertolak dari Rencana Pem-
belajaran Harian, Mingguan dan Semester, yang harus
disusun oleh setiap Guru sebelum melakukan pem-
belajaran di kelas. Idealnya ini harus disusun pada tahun
awal pembelajaran atau sebelum pembelajaran semester
dilakukan.
Dengan menggunakan indikator-indikator tersebut,
maka Guru akan dapat melakukan penilaian yang kompre-
hensif terhadap efektivitas manajemen kelas, sehingga
memungkinkan untuk melakukan perbaikan dan peningka-
tan yang diperlukan sesuai kebutuhan kelas masing-masing.

6 Efvi Noyita, MM
D. Tujuan Manajemen Kelas
Manajemen Kelas adalah topik yang penting dalam dunia
pendidikan. Manajemen kelas ini melibatkan pengelolaan
kelas secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Dalam era digital saat ini, penggunaan sistem
manajemen sekolah (SMS) dapat membantu Pengelola
Sekolah–Kepala Sekolah dalam mengelola berbagai aspek
yang harus diperhatikan di lingkungan sekolah dengan lebih
mudah dan efisien.
Selanjutnya mari kita perhatikan dan pelajari tujuan
manajemen kelas di bawah ini dengan baik:
• Menciptakan suasana belajar yang kondusif. Manaje-
men kelas bertujuan untuk menciptakan suasana belajar
yang kondusif bagi siswa, sehingga siswa merasa nyaman
dan fokus dalam belajar.
• Meningkatkan efektivitas pembelajaran. Manajemen
kelas bertujuan untuk meningkatkan efektivitas pem-
belajaran dengan memanfaatkan waktu, media pem-
belajaran, dan metode pembelajaran yang tepat.
• Menciptakan iklim belajar yang positif. Manajemen
kelas bertujuan untuk menciptakan iklim belajar yang
positif dengan memfasilitasi interaksi yang positif antara
guru dan siswa, serta antara siswa dengan siswa.
• Menciptakan lingkungan belajar yang aman dan
nyaman. Manajemen kelas bertujuan untuk menciptakan
lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi siswa,
sehingga siswa merasa nyaman dan terlindungi saat
belajar.
• Menciptakan suasana belajar yang memotivasi.
Manajemen kelas bertujuan untuk menciptakan suasana

Manajemen dan Administrasi Kelas 7


belajar yang memotivasi bagi siswa, sehingga siswa
merasa terdorong untuk belajar dan mencapai hasil yang
optimal.
Selanjutnya sebagai seorang Guru, tentunya kita juga
harus memperhatikan beberapa komponen yang harus di-
perhatikan dalam melaksanakan manajemen kelas. Tentunya
komponen ini menjadi faktor penting dalam mempengaruhi
keberhasilan pembelajaran di kelas.
Berikut ini adalah beberapa komponen manajemen kelas
yang harus diperhatikan ketika melakukan pembelajaran di
kelas:
v Penataan ruangan. Penataan ruangan yang baik akan
membantu siswa dalam fokus dan mudah mengikuti
pembelajaran.
v Penggunaan media pembelajaran. Penggunaan media
pembelajaran yang tepat akan membantu siswa dalam
memahami materi pembelajaran dengan lebih baik.
v Penggunaan metode pembelajaran yang efektif.
Penggunaan metode pembelajaran yang efektif akan
membantu siswa dalam mengerti dan mengingat materi
pembelajaran dengan lebih baik.
v Penggunaan strategi motivasi dan pengawasan.
Penggunaan strategi motivasi dan pengawasan yang
tepat akan membantu siswa dalam terdorong untuk
belajar dan memahami materi pembelajaran dengan
lebih baik.
v Penggunaan teknik komunikasi yang efektif. Peng-
gunaan teknik komunikasi yang efektif akan membantu
guru dalam menyampaikan materi pembelajaran dengan
jelas dan memahami kebutuhan siswa.

8 Efvi Noyita, MM
E. Strategi Manajemen Kelas yang Efektif
Selain memperhatikan bagian-bagian yang telah kita
bahas satu persatu di atas, selanjutnya kita juga akan mem-
pelajari beberapa strategi di bawah ini, yang tentunya dapat
kita gunakan dalam manajemen kelas seorang Guru, antara
lain:
• Membuat hubungan yang erat antara guru dan siswa.
Membangun hubungan yang erat antara guru dan siswa
dapat membantu menciptakan suasana belajar yang
kondusif dan membangun kepercayaan antara guru dan
siswa.
• Penetapan tujuan pembelajaran dengan jelas.
Menetapkan tujuan yang jelas akan memberikan arah
dan memberi motivasi bagi siswa untuk belajar.
• Menggunakan media pembelajaran tepat sasaran.
Penggunaan media pembelajaran yang tepat akan
membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran
dengan maksimal.
• Menggunakan metode pembelajaran yang efektif.
Penggunaan metode pembelajaran yang efektif akan
membantu siswa dalam mengerti dan mengingat materi.
• Menggunakan strategi motivasi dan pengawasan.
Penggunaan strategi motivasi dan pengawasan yang
tepat akan membantu siswa dalam memotivasi diri dan
memperbaiki perilaku.
• Mengembangkan keterampilan sosial dan emosional.
Strategi manajemen kelas yang efektif membuka peluang
untuk mengembangkan keterampilan sosial dan emosi-
onal siswa.

Manajemen dan Administrasi Kelas 9


• Meningkatkan hubungan guru dan siswa. Meningkat-
kan hubungan guru dan siswa dapat membantu men-
ciptakan suasana belajar yang positif dan membangun
kepercayaan antara guru dan siswa.
Dengan menerapkan strategi-strategi tersebut, guru
dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif, serta
memelihara situasi kelas agar tetap kondusif untuk proses
belajar mengajar, dan meningkatkan efektivitas pem-
belajaran.

F. Peran Manajemen Kelas bagi Lembaga Pendidikan


Sekolah
Selanjutnya, mari kita pelajar bagaimana peran mana-
jemen kelas bagi lembaga pendidikan sekolah adalah untuk
memastikan bahwa manajemen kelas yang baik telah dapat
diimplementasikan dalam proses pembelajaran. Di bawah ini
adalah beberapa peran manajemen kelas bagi lembaga
Pendidikan sekolah adalah:
• Dapat membantu pembentukan rencana manajemen
sekolah yang terstruktur, terukur, dan terarah.
Lembaga sekolah harus membentuk rencana yang ter-
struktur, terukur, dan terarah untuk memastikan bahwa
manajemen kelas yang baik diimplementasikan dalam
proses pembelajaran.
• Dapat membantu pengelolaan lingkungan belajar.
Lembaga sekolah harus mengelola lingkungan belajar,
seperti ruangan kelas, sarana dan prasarana, dan
peralatan yang diperlukan untuk membantu proses
pembelajaran.
• Dapat membantu pengelolaan perubahan lingkungan

10 Efvi Noyita, MM
dan konflik. Lembaga sekolah harus mengelola per-
ubahan dan konflik yang terjadi dalam proses pem-
belajaran, seperti perubahan lingkungan belajar, konflik
antara guru dan siswa, dan konflik antara siswa.
• Dapat membantu pengelolaan kualitas pembelajaran.
Lembaga sekolah harus mengelola kualitas pem-
belajaran, seperti menetapkan tujuan yang jelas, meng-
gunakan media pembelajaran yang tepat, menggunakan
metode pembelajaran yang efektif, dan menggunakan
strategi motivasi dan pengawasan.
• Dapat membantu pengelolaan keterampilan guru.
Lembaga sekolah harus mengelola keterampilan guru,
seperti membantu guru dalam mengembangkan ke-
terampilan dalam manajemen kelas, mengembangkan
keterampilan dalam mengelola lingkungan belajar, dan
mengembangkan keterampilan dalam mengelola per-
ubahan dan konflik.
Dengan memastikan pelaksanaan manajemen kelas yang
baik telah diimplementasikan dalam proses pembelajaran,
maka lembaga sekolah hal ini telah dapat membantu guru
dalam mencapai tujuan pembelajaran dan membangun
keterampilan siswa dengan benar, efektif dan efisien.
Sebagai bahan tambahan untuk para adik mahasiswa
sekalian, pembelajaran serta metode dan indicator mana-
gement kelas di atas ini kelak juga akan dapat kita gunakan
dalam menyusun penelitian tugas akhir mahasiswa. Silakan
dipelajari lebih lanjut dalam diskusi kelas. Saya akan mem-
berikan kesempatan kepada kelas untuk berdiskusi terbuka
dalam sesi interaktif dan refleksi mahasiswa seputar materi
yang ada pada bab ini.

Manajemen dan Administrasi Kelas 11


TUGAS MAHASISWA
Setelah mempelajari materi “Manajemen Kelas dan Praktik-
nya” pada bab I, maka tugas adik-adik mahasiswa adalah:
1. Saudara jelaskan pengertian manajemen Pendidikan dan
Manajemen Kelas!
2. Saudara jelaskan, bagaimana mengukur efektivitas manajemen
kelas dan jelaskan cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui
hasilnya!
3. Saudara jelaskan, apa peran dari manajemen Pendidikan kelas
terhadap pengelolaan Lembaga Pendidikan sekolah!
4. Saudara buat refleksi dari materi buku ajar Bab I dengan ringkas
lalu kirimkan ke aplikasi padlet yang telah disediakan!

12 Efvi Noyita, MM
BAB 2
PENGERTIAN ADMINISTRASI
KELAS DAN PRAKTIKNYA

A. Pengertian Administrasi Kelas


Administrasi kelas terdiri dari berbagai jenis dokumen
yang harus ada untuk memenuhi kebutuhan kelas, masing-
masing dengan tujuan dan fungsi yang berbeda-beda." Para
ahli sepakat bahwa administrasi kelas merupakan bagian
penting dari manajemen pendidikan yang bertujuan untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pencapaian
tujuan belajar.
Administrasi kelas adalah segala usaha yang diarahkan
untuk menciptakan suasana belajar yang efektif dan
menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar.
Administrasi kelas meliputi pengelolaan manajemen kelas,
organisasi dan koordinasi kegiatan siswa, serta pengumpulan
dan pengolahan data siswa. Adapun tujuan dari administrasi
kelas adalah untuk membantu guru dalam merancang
program pembelajaran dan kegiatan, serta memudahkan
evaluasi dan pengambilan keputusan terkait dengan
pembelajaran.
Untuk memastikan dokumen administrasi kelas yang
benar dan terpercaya, maka dapat kita lakukan langkah-
langkah di bawah ini:

Manajemen dan Administrasi Kelas 13


• Merujuk pada Sumber Terpercaya. Guru atau pendidik
harus memastikan bahwa dokumen merujuk ke sumber
terpercaya seperti panduan resmi dari kementerian
Pendidikan dan kebudayaan, literatur akademis, atau
jurnal ilmiah terkait administrasi kelas.
• Konsistensi Pada Standar. Guru atau pendidik harus
memeriksa dengan teliti, apakah dokumen sesuai dengan
standar administrasi kelas yang berlaku, termasuk
format, isian, dan prosedur yang telah ditetapkan.
• Telah di-Verifikasi Ahlinya. Guru atau pendidik harus
melibatkan para ahli pendidikan atau tenaga pendidik
lainnya untuk memverifikasi keabsahan dan keakuratan
dokumen administrasi kelas.
• Melakukan Pembaharuan Secara Berkala. Guru atau
pendidik harus memastikan bahwa dokumen telah di-
perbaharui secara berkala sesuai dengan perkembangan
terkini dalam bidang administrasi kelas.
Idealnya keempat Tindakan di atas dilakukan oleh Kepala
Sekolah yang telah diketahui, disepakati serta disetujui oleh
Dinas Pendidikan Kabupaten atau Kota melalui para Peng-
awas/Penilik Sekolah, HIMPAUDI bagi jenjang PAUD,
Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3SD) bagi jenjang SD,
Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) bagi jenjang SMA/K
serta Manajemen atau Yayasan Sekolah. Dengan mengikuti
langkah-langkah tersebut, dokumen administrasi kelas dapat
dipastikan benar, terpercaya, dan sesuai dengan kebutuhan
pendidikan.

14 Efvi Noyita, MM
B. Peran dan Fungsi Administrasi Kelas
Adapun peran dan fungsi dari terlaksananya administrasi
kelas dapat meliputi:
1. Mengorganisir, mengelola, dan mengkoordinasikan
segala aktivitas dan kegiatan di kelas.
2. Menyediakan bahan evaluasi terkait kehadiran siswa,
kedisiplinan, dan lainnya.
3. Menciptakan proses belajar yang kondusif dan menarik.
4. Memastikan keaktifan siswa dalam proses belajar.
5. Menyediakan data administrasi yang lengkap dan akurat
untuk pengelolaan DAPODIK SEKOLAH.
6. Membantu penelusuran permasalahan sekolah yang
berhubungan dengan manajemen berbasis sekolah.
7. Menciptakan suasana kelas yang kondusif untuk
terjadinya proses belajar.
8. Meningkatkan mutu pendidikan secara maksimal.
9. Menciptakan proses belajar yang efektif dan menye-
nangkan.
10. Membantu mencapai tujuan pendidikan dengan peren-
canaan yang matang.
Dari sini dapat kita lihat dari fungsi tersebut, bahwa
administrasi kelas dapat membantu guru dalam menciptakan
suasana belajar yang kondusif dan memudahkan penge-
lolaan kegiatan pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan
mutu pendidikan secara maksimal.

C. Perbedaan Administrasi Kelas dan Administrasi Guru


Tentunya kita akan berpikir, apakah administrasi kelas
adalah juga administrasi guru? Mari kita perhatikan per-

Manajemen dan Administrasi Kelas 15


bedaan antara administrasi kelas dan administrasi guru,
sebagai berikut:
• Dari Fungsinya. Bahwa Administrasi kelas bertujuan
untuk mengelola dan mengkoordinasikan segala aktivitas
dan kegiatan di kelas, sementara administrasi guru ber-
tujuan untuk mengelola dan mengkoordinasikan segala
aktivitas dan kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan
pembelajaran.
• Dari Kegiatan. Bahwa Administrasi kelas meliputi
pengelolaan data siswa, kehadiran, nilai, dan catatan
perilaku, sementara administrasi guru meliputi penge-
lolaan kalender pendidikan, program semester, program
tahunan, silabus, analisis SK/KD, prosedur penilaian, RPP,
KKM, jurnal/agenda guru, buku pegangan, bahan ajar,
kisi-kisi soal, kartu soal, analisis hasil ulangan, program
remidial, program pengayaan, kumpulan soal/bank soal,
dan penelitian tindakan kelas.
• Dari Keluhan. Administrasi kelas dapat menyebabkan
keluhan dari orang tua siswa jika data pribadi siswa dan
orang tua tidak dikelola dengan baik, sehingga meng-
akibatkan tertundanya bantuan dana BOS dari pe-
merintah. Sedangkan Administrasi guru dapat menye-
babkan keluhan dari guru jika dokumen administrasi guru
yang tidak benar atau tidak terpercaya, sehingga meng-
akibatkan kegagalan dalam perencanaan dan pelaksa-
naan kegiatan pembelajaran.
• Dari Pengelolaan. Administrasi kelas dapat dilakukan
oleh tenaga pendidik yang berfungsi sebagai wakil guru,
sementara administrasi guru dapat dilakukan oleh guru
sendiri.

16 Efvi Noyita, MM
Dengan 4 (empat) perbedaan tersebut di atas, jelas
terlihat bahwa administrasi kelas dan administrasi guru
memiliki fungsi yang berbeda-beda, namun keduanya sangat
penting untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif
dan memudahkan pengelolaan kegiatan pembelajaran.

D. Dampak Dokumen Administrasi Kelas yang Tidak Benar/


Tidak Terpercaya
Selanjutnya Kepala Sekolah sebagai pengelola Pendidikan
sekolah secara langsung, harus dapat memantau dan
memastikan bahwa administrasi kelas telah diimplemen-
tasikan dengan benar dan dapat dipercaya. Bila hal ini tidak
dapat dikelola dengan benar dan dapat dipercaya, maka akan
berdampak pada beberapa hal di bawah ini, antara lain:
• Kegagalan dalam Perencanaan. Dokumen yang tidak
akurat dapat menyebabkan kegagalan dalam peren-
canaan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran, se-
hingga mempengaruhi pencapaian tujuan pembelajaran.
• Ketidakpastian dalam Pengambilan Keputusan.
Dokumen yang tidak terpercaya dapat menimbulkan
ketidakpastian dalam pengambilan keputusan terkait
dengan manajemen kelas, sehingga berpotensi meng-
ganggu kelancaran proses pembelajaran di kelas.
• Kurangnya Kepatuhan terhadap Standar. Dokumen
yang tidak benar dapat menyebabkan kurangnya
kepatuhan terhadap standar administrasi kelas yang
berlaku, sehingga berpotensi menurunkan kualitas
Pendidikan.
Di sinilah tugas Kepala Sekolah yang harus memastikan
bahwa dokumen administrasi kelas telah diimplementasikan

Manajemen dan Administrasi Kelas 17


dengan benar dan terpercaya oleh para Guru, guna men-
dukung kelancaran proses pembelajaran dan pencapaian
tujuan Pendidikan sekolah.
Namun sebagai Kepala Sekolah, tentunya juga harus
dapat mengatasi permasalahan yang timbul akibat dari
dampak di atas, apabila masih ada administrasi kelas yang
tidak diimplementasi dengan benar. Untuk mengatasi per-
masalahan yang terjadi akibat dokumen administrasi kelas
yang tidak benar atau tidak terpercaya, maka di sini saya
sampaikan beberapa tindakan yang dapat dilakukan Kepala
Sekolah dengan langkah-langkah seperti disampaikan di
bawah ini:
v Segera Lakukan Identifikasi Masalah. Identifikasi
masalah yang terjadi pada dokumen administrasi kelas
yang tidak benar atau tidak terpercaya, seperti kesalahan
format, kesalahan isian, atau ketidaksesuaian dengan
standar administrasi kelas yang berlaku.
v Segera Lakukan Perbaikan Dokumen. Lakukan per-
baikan pada dokumen administrasi kelas yang tidak
benar atau tidak terpercaya, dengan memperbaiki ke-
salahan format, isian, atau ketidaksesuaian dengan
standar administrasi kelas yang berlaku.
v Segera Lakukan Verifikasi Dokumen. Lakukan Verifikasi
kembali atas dokumen administrasi kelas yang telah
diperbaiki, dengan memastikan bahwa dokumen sesuai
dengan standar administrasi kelas yang berlaku dan telah
diperiksa oleh ahli pendidikan atau tenaga pendidik
lainnya.
v Segera Lakukan Pembaruan Berkala. Pastikan
dokumen diperbarui secara berkala sesuai dengan

18 Efvi Noyita, MM
perkembangan terkini dalam bidang administrasi kelas.
Idealnya dilakukan setiap awal Tahun Pelajaran.
Dengan Kepala Sekolah mengikuti langkah-langkah di
atas, maka dokumen administrasi kelas dapat segera di-
perbaiki dan dipastikan benar serta terpercaya, sehingga
dapat mendukung kelancaran proses pembelajaran dan
pencapaian tujuan pendidikan.
Administrasi guru dapat mempengaruhi suasana belajar
mengajar melalui peranannya dalam merencanakan,
mengelola, dan melaksanakan proses pembelajaran. Dalam
hal ini, administrasi guru mencakup perencanaan peng-
ajaran, penyusunan program pembelajaran, pengelolaan
data siswa, serta pelaksanaan tata usaha kelas. Dengan me-
lakukan administrasi guru secara baik, guru dapat
menciptakan suasana belajar yang kondusif, mempersiapkan
materi pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan siswa,
dan memastikan kelancaran proses pembelajaran.
Sebaliknya, jika administrasi guru tidak dilakukan dengan
baik, hal ini dapat berdampak negatif terhadap suasana
belajar mengajar, seperti kurangnya kesiapan materi pem-
belajaran, ketidaklancaran proses pembelajaran, dan kurang-
nya pengelolaan data siswa yang akurat. Oleh karena itu,
administrasi guru memegang peranan yang sangat penting
dalam membentuk suasana belajar yang efektif dan kondusif
yang dilakukan oleh Lembaga Pendidikan Sekolah.

E. Peran Administrasi Guru pada Suasana Belajar


Selanjutnya mari kita perhatikan, bagaimana peran
Administrasi guru dapat mempengaruhi suasana belajar

Manajemen dan Administrasi Kelas 19


mengajar. Hal ini dapat kita perhatikan dan lihat melalui
berbagai kegiatan di bawah ini:
• Perencanaan Pembelajaran. Administrasi guru meliputi
perencanaan pembelajaran, seperti menyusun program
pembelajaran, silabus, RPP, dan perangkat pembelajaran
lainnya. Perencanaan yang baik akan mempengaruhi
kualitas pembelajaran dan suasana belajar di kelas.
• Pengelolaan Data Siswa. Administrasi guru mencakup
pengelolaan data siswa, seperti data kehadiran, nilai, dan
catatan perilaku. Dengan pengelolaan data siswa yang
baik, guru dapat memantau perkembangan siswa dan
memberikan respons yang tepat, sehingga memengaruhi
suasana belajar di kelas.
• Pelaksanaan Administrasi Pengajaran. Administrasi
guru mencakup pelaksanaan administrasi pengajaran,
seperti menyusun jadwal pelajaran, menyiapkan sarana
dan prasarana pembelajaran, serta mengelola proses
belajar mengajar. Pelaksanaan administrasi pengajaran
yang baik akan memengaruhi kelancaran proses
pembelajaran dan suasana belajar di kelas.
Dengan melakukan administrasi guru secara baik, maka
guru dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif,
mempersiapkan materi pembelajaran yang relevan dengan
kebutuhan siswa, dan memastikan kelancaran proses
pembelajaran.
Namun akan terjadi sebaliknya, apabila administrasi guru
tidak dilakukan dengan baik, maka akan berdampak negatif
terhadap suasana belajar mengajar, seperti kurangnya
kesiapan materi pembelajaran, ketidaklancaran proses pem-
belajaran, dan kurangnya pengelolaan data siswa yang

20 Efvi Noyita, MM
akurat. Oleh karena itu, administrasi guru memegang
peranan yang sangat penting dalam membentuk suasana
belajar yang efektif dan kondusif.
Perhatikan jenis-jenis administrasi guru yang biasa
dilakukan sejak dahulu hingga saat ini yang masih diper-
gunakan hingga saat ini, sekalipun kurikulum sekolah telah
berganti dari waktu ke waktu, yaitu terdiri dari:
v Administrasi Diri. Administrasi guru untuk kepentingan
pribadi, seperti perencanaan karier, pengembangan diri,
dan administrasi pribadi lainnya.
v Administrasi Kelas. Administrasi guru yang berkaitan
dengan pengelolaan kelas, seperti perencanaan
pembelajaran, penyusunan program pembelajaran,
silabus, RPP, dan administrasi kelas lainnya.
v Administrasi Sekolah. Administrasi guru yang berkaitan
dengan pengelolaan sekolah, seperti partisipasi dalam
kegiatan sekolah, administrasi sekolah, dan administrasi
lainnya yang berkaitan dengan kegiatan sekolah.
Dengan melakukan administrasi guru secara baik, guru
dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif, mem-
persiapkan materi pembelajaran yang relevan dengan ke-
butuhan siswa, dan memastikan kelancaran proses pem-
belajaran. Sebaliknya, jika administrasi guru tidak dilakukan
dengan baik, hal ini dapat berdampak negatif terhadap
suasana belajar mengajar, seperti kurangnya kesiapan materi
pembelajaran, ketidaklancaran proses pembelajaran, dan
kurangnya pengelolaan data siswa yang akurat. Oleh karena
itu, administrasi guru memegang peranan yang sangat
penting dalam membentuk suasana belajar yang efektif dan
kondusif.

Manajemen dan Administrasi Kelas 21


Administrasi guru kelas juga bisa disebut sebagai
pegangan guru selama mengajar. Jenis-jenis administrasi
guru kelas adalah Kalender Pendidikan, Program Tahunan,
Program Semester, Silabus, Analisis KI (Kompetensi Inti/
Kompetensi Dasar, Prosedur Penilaian, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), Ketuntasan Belajar Minimal (KBM),
Jurnal/Agenda Guru, Buku Absensi, Daftar Nilai, Buku
Pegangan (Buku Paket, Buku Elektronik, Modul, LKS), Bahan
Ajar Berbasis ICT (Power Point), kisi-kisi soal ulangan, Analisis
Hasil Ulangan, program Remedial, program Pengayaan,
Kumpulan Soal/Bank Soal, Penelitian Tindakan Kelas.
Sistem komputerisasi pengolahan data nilai meng-
gunakan metode pendataan dan pengolahan data nilai
dimaksudkan agar guru bidang studi, dan para wali kelas bisa
melakukan proses penilaian. Dimana seterusnya proses
penilaian ini bisa dilaporkan kepada urusan pengajaran
ataupun wali murid. Apabila ada pendataan nilai dapat
dimasukkan ke dalam komputer, tentunya secara otomatis
akan diproses sehingga dapat mengetahui proses nilai yang
kita inginkan. Biasanya ini telah dilakukan oleh sekolah atau
lembaga Pendidikan sekolah swasta yang telah memiliki
tenaga ahli atau tenaga khusus dibidang Informasi Teknologi
System. Tentunya ini hanya dapat dilakukan apabila semua
administrasi di atas lebih dahulu dijalankan dengan teliti dan
benar.
Tentunya semua komponen kegiatan yang dilaksanakan
di dalam kelas di atas, harus dicatat diatur dengan baik dalam
dokumen administrasi kelas. Tujuannya agar bisa menjadi
catatan yang suatu saat nanti berguna jika dibutuhkan pihak

22 Efvi Noyita, MM
sekolah, guru, maupun siswa. Berikut ini mari kita pelajari
satu persatu, yang termasuk di dalamnya administrasi di atas:
• Data Kelas – Wali Kelas. Administrasi wali kelas pertama
yang harus dibuat. Data kelas ini harus lengkap, mulai
dari informasi pengurus kelas hingga informasi lainnya
mengenai kelas sangatlah diperlukan. Wali kelas adalah
sosok yang bertanggung jawab penuh terhadap ter-
bentuknya data kelas yang rinci dan lengkap. Kemudian
Data ini menunjang kegiatan pembelajaran siswa dan
siswi selama satu semester atau satu tahun ke depan.
• Buku Inventaris Kelas – Wali Kelas. Administrasi wali
kelas selanjutnya yaitu buku inventaris kelas. Buku ini
memuat catatan terkait inventaris kelas yang dimiliki oleh
suatu kelas. Catatan terkait barang yang ada di kelas perlu
untuk dibuat sedetail mungkin untuk memastikan bahwa
fasilitas yang digunakan oleh murid masih dalam kondisi
yang layak dan baik digunakan. Catatan pada buku
inventaris kelas adalah seluruh inventaris yang berada di
dalam kelas, yaitu, jumlah kursi yang berada dalam
kondisi baik dan rusak, jumlah meja yang berada dalam
kondisi yang baik dan rusak, jumlah pigura, jumlah papan
tulis, jumlah spidol, jumlah penghapus papan tulis,
jumlah jam dinding, jumlah kipas angin, dan berbagai
barang yang ada di kelas lainnya beserta dengan
keterangan kondisi barang tersebut.
• Buku Catatan Guru – Wali Kelas. Juga membutuhkan
catatan guru. Ini berfungsi sebagai pedoman bagi guru
setiap harinya. Guru bisa mencatatkan target-target
materi yang akan disampaikan di setiap harinya, tugas
yang sudah diberikan ke suatu kelas beserta dengan

Manajemen dan Administrasi Kelas 23


tenggat waktunya, serta catatan terkait kondisi siswa dan
siswi yang diajar. Buku ini biasa juga disebut dengan
“Buku Batas Pelajaran Kelas”.
• Jadwal Pelajaran – Wali Kelas – Guru Kelas. Setiap kelas
memiliki jadwal pelajaran yang berbeda-beda karena
harus bergantian dengan guru yang mengajar di kelas
lain. Jadwal pelajaran menjadi dokumen kelas yang
sangat penting dan acuan bagi para siswa untuk mem-
pelajari dan membawa buku apa saja yang diperlukan di
hari tersebut.
• Analisis Hasil Penilaian/Daftar Kumpulan Nilai (DKN) –
Wali Kelas dan Guru. Dokumen berikutnya adalah
analisis hasil penilaian. Di setiap sekolah, selalu diadakan
penilaian terhadap pemahaman murid pada suatu materi
tertentu. Penilaian ini bisa dalam bentuk ujian harian,
ujian tengah semester (UTS), maupun ujian akhir
semester (UAS). Administrasi ini nantinya akan berisikan
analisis dari hasil penilaian yang sudah dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana pemahaman siswa dan siswi
terhadap suatu materi yang sudah diberikan.
Berdasarkan analisis tersebut, para wali kelas dan guru
bisa memberikan suatu treatment/cara untuk memper-
baiki nilai atau meningkatkan mutu pembelajaran di
ruang kelas dalam kegiatan sehari-hari. Biasa dilakukan
dalam bentuk penugasan tambahan atau memberikan
pendampingan belajar tambahan.
• Jurnal Sikap Siswa – Wali Kelas dan Guru. Di rapor yang
diberikan di setiap akhir semester, memuat sebuah nilai
sikap siswa yang diberikan dan ditunjukkan siswa dan
siswi selama satu semester pembelajaran. Jurnal sikap

24 Efvi Noyita, MM
siswa ini bisa dijadikan sebagai catatan atas perilaku
murid sehari-hari selama pembelajaran dan catatan
tersebut dijadikan sebagai acuan untuk penilaian siswa
pada akhir semester. Administrasi ini juga bisa digunakan
sebagai salah satu bahan diskusi jika terdapat suatu
murid yang memiliki kondisi khusus atau bermasalah
untuk dicari penyelesaian terbaiknya. Wali kelas dan guru
dapat menjadikan catatan ini sebagai bahan evaluasi dan
peningkatan kualitas murid agar bisa membentuk sebuah
pribadi yang baik dan memiliki karakter yang baik dari
waktu ke waktu.
• Buku BP – Guru BP/BK. BP atau BK identik dengan anak-
anak nakal yang biasanya harus mendapatkan peng-
arahan dari guru BK secara langsung. Buku BP adalah
dokumen yang berisi tentang penilaian siswa tersebut
dari segi perilaku, sikap, kedisiplinan, dan aspek psiko-
logis lainnya. Penilaian aspek pada no. 7 (tujuh) di atas
akan terhubung pada catatan Buku BP/ BK ini.
• Daftar Hadir dan Grafik Absensi Siswa – Wali Kelas dan
Guru. Daftar absensi siswa menjadi salah satu dokumen
administrasi kelas yang paling penting dan harus ada di
setiap kelas. Daftar absensi ini untuk mengetahui
kehadiran siswa setiap harinya apakah masuk semua, ada
yang izin sakit, tanpa keterangan, atau lainnya. Fungsinya
adalah untuk mengontrol jika ada murid yang sering tidak
ada di dalam kelas apakah perlu dicek langsung kondisi-
nya atau perlu diberi teguran jika tidak ada keterangan.
Grafik absensi siswa memberikan gambaran tentang
kondisi kehadiran di kelas dengan lebih mudah.
• Papan Absensi Harian – Wali Kelas. Papan absensi

Manajemen dan Administrasi Kelas 25


harian biasanya dipajang di papan kelas. Isinya tentang
siapa saja nama yang ada di dalam kelas tersebut, siapa
yang absen, siapa yang izin sakit, atau tanpa keterangan,
dan lainnya. Jika daftar absen siswa lebih untuk
kebutuhan personal guru, maka papan absensi harian
adalah untuk memudahkan guru mengetahui sebelum
mengabsen satu persatu. Setiap orang di kelas tersebut
bisa melihat dengan jelas daftar absensi harian.
• Denah Tempat Duduk – Wali Kelas. Denah tempat
duduk biasa yang diperlukan oleh para guru agar lebih
mudah untuk menghafal para siswa di kelasnya. Sehingga
para guru mengetahui siswa A duduk di sebelah mana,
siswa B duduk sebelah mana, dan seterusnya. Jika ada
yang kurang bisa memahami pelajaran dengan baik maka
dapat di atasi dengan memindahkan siswa dari tempat
duduknya ke posisi duduk di depan atau yang sesuai.
• Kalender Pendidikan. Kalender pendidikan menjadi
dokumen yang tidak kalah penting karena menjadi acuan
bagi para guru dan siswa untuk mengetahui jadwal
kegiatan belajar mengajar. Kalender tersebut dibutuhkan
untuk jadwal selama satu semester atau 1 tahun ke
depan. Mulai dari jadwal masuk sekolah, libur sekolah,
libur hari nasional, libur keagamaan, penerimaan rapor,
ujian semester, dan lainnya.
• Buku Penerimaan dan Pengambilan Rapor – Wali
Kelas. Buku penerimaan dan pengambilan rapor adalah
daftar dokumen yang berisi tentang data orang tua atau
siswa yang menerima dan mengambil rapor. Tujuannya
untuk mengantisipasi jika ada rapat yang hilang atau
tidak ketemu untuk tracing Lost data yang lebih mudah.

26 Efvi Noyita, MM
• Berbagai Administrasi Lainnya – Wali Kelas dan Guru.
Di sini membutuhkan beberapa administrasi lainnya
seperti kode etik guru, ikrar, tata tertib kelas, jadwal
pelajaran kelas, jadwal piket, denah kelas, pembagian
kelompok belajar, data usia siswa, teks Pancasila, dan
berbagai kebutuhan lainnya.
Jelas di sini dapat kita lihat, bahwa Administrasi Wali Kelas
dan Guru adalah penting untuk dimiliki dalam memenuhi
seluruh dokumen yang diperlukan oleh setiap kelas. Tentunya
hal ini disesuaikan dengan kebijakan sekolahnya, Yayasan
dan Kepala Sekolah masing-masing.
Tentunya setiap Lembaga Pendidikan sekolah biasanya
memiliki dokumen administrasi kelas yang berbeda-beda
tergantung dari visi misi sekolah dan kegiatan apa saja yang
ada di sekolah tersebut. Namun, daftar administrasi kelas
yang disebutkan di atas adalah yang paling umum dan wajib
ada di sekolah di setiap kelas.

Manajemen dan Administrasi Kelas 27


TUGAS MAHASISWA
Setelah mempelajari materi “Administrasi Kelas dan Praktik-
nya” pada bab II, maka tugas adik-adik mahasiswa adalah:
1. Saudara jelaskan pengertian Administrasi Kelas!
2. Saudara jelaskan, bagaimana peran administrasi kelas terhadap
lingkungan Lembaga Pendidikan sekolah!
3. Saudara buat administrasi kelas sesuai kebutuhan jenjang
sekolah yang saat ini sedang dijalani. Dapat melihat contoh pada
sekolah atau sumber lain! (sesuai dengan Prodi PAUD dan Prodi
PAK)
4. Saudara buat refleksi dari materi buku ajar Bab II dengan ringkas
lalu kirimkan ke aplikasi padlet yang telah disediakan!

28 Efvi Noyita, MM
BAB 3
PERANGKAT PEMBELAJARAN
GURU PADA KURIKULUM 2013
DAN KURIKULUM MERDEKA

A. Perangkat Pembelajaran K13


Guru sebagai orang yang bertanggungjawab terhadap
perkembangan siswa dituntut untuk merancang proses
pendidikan dan pembelajaran berdasarkan acuan yang jelas.
Kurikulum pendidikan adalah sebuah pedoman yang memuat
berbagai pengalaman siswa sebagai acuan guru dalam
merancang kegiatan pembelajaran. Perangkat pembelajaran
adalah instrumen atau kumpulan alat yang diperlukan dalam
kegiatan pembelajaran yang terdiri dari alat, bahan, media
serta panduan dalam melaksanakan aktivitas pembela-
jaran. Seorang guru harus memiliki perangkat pembelajaran
sesuai kurikulum yang berlaku. Guru bukan hanya wajib
memiliki perangkat pembelajaran, tetapi juga wajib me-
nyusun dan mengembangkan sendiri perangkat pembelaja-
ran tersebut. Lalu, apa saja perangkat pembelajaran K13 yang
harus dimiliki oleh guru?
Pada pembahasan ini kita akan menjelaskan apa saja
perangkat pembelajaran yang harus dimiliki oleh seorang

Manajemen dan Administrasi Kelas 29


guru sesuai dengan kurikulum 2013 revisi terbaru 2020 yang
digunakan dalam pembelajaran di tahun ajaran 2020/ 2021.
Sebelum ke topik pembahasan tentang perangkat pem-
belajaran K13 kita lanjutkan, mari kita lihat sejenak mengenai
kegiatan pembelajaran di tahun 2020 yang harus mengalami
perubahan karena terjadi pandemi covid-19. Dengan adanya
pandemi covid-19 pembelajaran yang tadinya dilakukan
secara langsung di lembaga pendidikan, saat ini dilakukan
pembelajaran jarak jauh/daring dengan memanfaatkan
media pembelajaran online seperti google classroom, google
formulir, quizziz, maupun situs pembelajaran daring yang
banyak terdapat di internet.
Dengan berlakunya sistem pembelajaran yang berbeda,
yakni pembelajaran jarak jauh/daring tentu menuntut
kemampuan guru dalam menerapkan teknik pembelajaran
yang berbeda pula sehingga perangkat pembelajaran yang
harus dibuat oleh guru seperti RPP, silabus, dan lainnya harus
disesuaikan dengan bentuk pembelajaran yang berlaku saat
itu. Perangkat pembelajaran K13 Revisi 2020 yang dilakukan
baik dengan luring/ tatap muka maupun secara daring/
online yang dibutuhkan guru dalam mengajar antara lain
yaitu;
1. Silabus
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
3. Kalender Pendidikan
4. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
5. Program Tahunan (Prota)
6. Program Semester (Promes)
7. Analisis Alokasi Waktu atau Rincian Minggu Efektif

30 Efvi Noyita, MM
8. Analisis SKL KI KD
9. Analisis Kompetensi Dasar
10. Pemetaan Kompetensi dan Teknik Penilaian
11. Penetapan Indikator Pencapaian Kompetensi
Selanjutnya menurut Kurikulum 2013, bahwa Kurikulum
2013 menggunakan berbagai jenis perangkat ajar yang
digunakan oleh semua jenjang Pendidikan yang ada di
Indonesia, yaitu meliputi:
• Buku Teks. Buku teks merupakan jenis perangkat ajar
dalam bentuk buku pelajaran setiap bidang mata
pelajaran tertentu. Buku ini menjadi sumber informasi
dengan susunan yang terstruktur dan berurut.
• Modul Ajar/RPP+. Adalah jenis perangkat ajar yang berisi
materi pembelajaran, aktivitas belajar, dan evaluasi.
Modul ajar ini dapat digunakan untuk mengembangkan
kemampuan siswa dalam mata pelajaran yang dijelaskan
oleh para pendidik/ guru.
• Kalender Pendidikan. Adalah jenis perangkat ajar yang
berisi jadwal kegiatan pembelajaran selama satu tahun
pelajaran berjalan.
• Program Tahunan (Prota). Program ini adalah rencana
penetapan program mengajar selama satu tahun untuk
mencapai tujuan pembelajaran (KI dan KD) sebagaimana
yang telah ditetapkan. Penetapan alokasi waktu dalam
mengajar selama satu tahun ini diperlukan agar seluruh
Kompetensi Dasar yang diajarkan dapat dicapai dan
dikuasai oleh para peserta didik. Dalam menyusun
program tahunan ditentukan berdasarkan jumlah jam
pelajaran dan juga keluasan materi yang harus dikuasai

Manajemen dan Administrasi Kelas 31


oleh peserta didik sesuai kurikulum yang berlaku. Prota
merupakan program umum pada setiap mata pelajaran
yang berisi garis-garis besar yang hendak dicapai dalam
satu tahun. Prota adalah susunan alokasi waktu
pembelajaran selama satu tahun untuk mencapai standar
kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang
diharapkan. Alokasi waktu sangat diperlukan agar
seluruh SK dan KD bisa diterapkan dan diterima oleh para
peserta didik. Selanjutnya bisa menyusun prota setelah
jumlah jam mengajar untuk mapel tertentu sudah
diketahui. Dari banyaknya waktu yang diberikan, maka
kita harus mengalokasikan waktu tersebut melalui prota
dan biasanya dilakukan di awal tahun ajaran baru.
Keberhasilan para Guru membuat protas akan ber-
pengaruh pada administrasi pembelajaran yang lain,
misalnya program semester silabus, RPP, dan lainnya.
Untuk menyusun prota dan promes, kita tidak bisa asal
membuat. Hal itu karena prota dan promes merupakan
acuan yang akan digunakan dalam proses pembela-
jaran. Itulah mengapa, terdapat beberapa langkah untuk
menyusun prota dan promes. Adapun langkah pe-
nyusunan Program Tahunan:
a. Menganalisis kalender pendidikan dan menyesuaikan
kebutuhan berdasarkan ciri/karakter unit satuan
Pendidikan kita.
b. Memberikan tanda untuk hari libur, permulaan
tahunan ajaran baru, pekan/minggu efektif untuk
belajar, dan jam efektif belajar setiap minggu. Adapun
hari libur yang perlu diberi tanda meliputi; libur akhir
tahun ajaran; libur keagamaan; libur hari besar

32 Efvi Noyita, MM
nasional; dan libur untuk hari khusus.
c. Memperhatikan minggu efektif guna menyusun
alokasi waktu di setiap kompetensi dasar.
d. Menetapkan alokasi waktu yang diperlukan untuk
setiap mata pelajaran, kompetensi dasar, dan pokok
bahasannya di pekan efektif. Alokasi waktu yang
disediakan harus sesuai dengan ruang lingkup
materi, tingkat kesulitan, pentingnya materi, dan
waktu untuk melakukan review pada materi tersebut.
Prota disusun dengan alokasi waktu pembelajaran
selama satu tahun dalam mencapai standar kompetensi
(SK) dan kompetensi dasar (KD) yang diharapkan. Alokasi
waktu sangat diperlukan agar seluruh SK dan KD bisa
diterapkan dan diterima oleh para peserta didik. Para
pendidik bisa menyusun prota setelah jumlah jam
mengajar untuk mapel tertentu sudah diketahui. Dari
banyaknya waktu yang diberikan, maka para pendidik
harus mengalokasikan waktu tersebut melalui prota dan
biasanya dilakukan di awal tahun ajaran baru.
Keberhasilan para pendidik dalam membuat prota akan
berpengaruh pada administrasi pembelajaran yang lain,
misalnya program semester silabus, RPP, dan lainnya.
Selanjutnya Fungsi prota adalah sebagai berikut.
a. Mengorganisir pembelajaran agar bisa berjalan
secara optimal.
b. Dijadikan pedoman untuk menyusun promes.
c. Dijadikan pedoman dalam menyusun kalender
pendidikan.
d. Digunakan sebagai acuan untuk mengoptimalkan

Manajemen dan Administrasi Kelas 33


penggunaan waktu efektif pembelajaran yang
tersedia.
• Program Semester (Promes). Adalah jenis perangkat
ajar yang berisi program pembelajaran selama satu
semester yang berjalan yang harus dicapai. Dalam
periode ini diharapkan peserta didik diharapkan dapat
menguasai tujuan pembelajaran yakni berupa aspek
pengetahuan, keterampilan, dan sikap sebagai satu
kesatuan yang utuh. Program semester disusun dengan
mengacu pada program tahunan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Program semester merupakan penjabaran
dari rancangan program tahunan yang harus disusun
oleh guru sebagai pedoman dalam melaksanakan pem-
belajaran dalam satu semester. Promes adalah bentuk
penjabaran dari prota yang memuat gambaran pembela-
jaran dan pencapaian yang ingin diraih selama satu
semester. Dengan adanya promes ini, para adik-adik
mahasiswa akan lebih mudah dalam menuntaskan mata
pelajaran yang kelak akan diampu di sekolah ketika
mengajar sebagai Guru. Adapun fungsi Promes adalah
sebagai berikut.
a. Mempermudah tugas Guru saat melakukan pembela-
jaran selama satu semester.
b. Mampu mengarahkan kegiatan untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang telah diprogram.
c. Menjadi pola dasar untuk mengatur tugas dan
wewenang setiap pihak yang ikut serta dalam
pembelajaran.
d. Menjadi pedoman guru dan dalam bekerja dan
belajar.

34 Efvi Noyita, MM
e. Menjadi tolok ukur efektivitas pada proses pem-
belajaran.
f. Menjadi bahan untuk menyusun data, sehingga
terbentuk keseimbangan kerja.
g. Mampu menghemat waktu, tenaga, biaya, dan alat
penunjang karena pembelajaran bisa berlangsung
secara efektif dan efisien.
Adapun Langkah untuk penyusunan Program Semester
(prosem) adalah:
a. Memasukkan kompetensi dasar, topik, dan sub topik
materi/bahasan ke dalam format promes yang
tersedia.
b. Menentukan banyaknya jam yang tersedia di kolom
minggu dan banyaknya tatap muka setiap minggu
per mata pelajaran.
c. Menambahkan catatan di setiap bagian yang
membutuhkan keterangan.
• Silabus. Adalah jenis perangkat ajar yang berisi rincian
materi pembelajaran, tujuan pembelajaran, dan metode
pembelajaran. Silabus merupakan rencana pembelajaran
pada suatu mata pelajaran yang mencakup Kompetensi
Inti, Kompetensi Dasar, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber
belajar. (Permen No 59 tahun 2014 tentang K13).
Pengembangan silabus disusun atas dasar prinsip ilmiah,
relevan, sistematis, konsisten, memadai, aktual dan
kontekstual, fleksibel serta menyeluruh. Silabus disusun
berdasarkan alokasi waktu yang disediakan untuk mata
pelajaran dengan memperhatikan alokasi per semester
dan per tahun pada mata pelajaran tertentu. Silabus

Manajemen dan Administrasi Kelas 35


merupakan salah satu perangkat pembelajaran yang
harus disusun oleh guru sebagai instrumen yang
dibutuhkan dalam melaksanakan kegiatan mengajarnya.
Untuk membuat silabus K13 revisi terbaru 2020 tidaklah
mudah. Guru membutuhkan panduan dan pengalaman
dalam menyusun silabus yang sesuai dengan kurikulum
13 revisi terbaru 2020, dikarenakan setiap tahun bentuk
silabus ini selalu mengalami revisi. Namun tidak perlu
khawatir, karena saat ini pemerintah telah menyediakan
Silabus yang dapat digunakan secara umum oleh seluruh
lapisan jenjang Pendidikan yang ada di Indonesia.
Sehingga para Guru cukup mengembangkan RPP melalui
Rencana Pembelajaran Mingguan (RPM) atau Rencana
Pembelajaran Harian (RPH).
• Rencana pelaksanaan pembelajaran atau RPP. Pada
hakikatnya adalah rencana pembelajaran yang dikem-
bangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema
tertentu yang mengacu pada silabus. Menurut
Permendikbud No.65 Tahun 2013 tentang Standar
Proses. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau RPP
adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk
satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari
silabus sebagai dasar dalam mengarahkan kegiatan pem-
belajaran peserta didik dalam upaya mencapai
Kompetensi Dasar.
Dalam perkembangannya bentuk dan model RPP telah
banyak mengalami perubahan dari yang sederhana
sampai dengan RPP yang dikembangkan dengan kompo-
nen yang cukup kompleks. Namun, sesuai dengan per-
kembangan terbaru menurut Surat Edaran Mendikbud

36 Efvi Noyita, MM
No. 14 tahun 2019 telah diatur penyusunan RPP K13
dilakukan dengan prinsip efisien, efektif, dan berorientasi
pada murid. Dengan mengacu pada edaran tersebut
model RPP K13 yang banyak digunakan oleh guru saat ini
adalah RPP K13 1 lembar. Untuk mengembangkan model
RPP K13 1 lembar tidak serumit mengembangkan RPP
dengan model sebelumnya. Namun, bagi guru yang baru
pertama kali mengembangkan bentuk RPP K13 1 lembar
ini tentu membutuhkan panduan dalam mengembang-
kannya. Salah satu pertanyaan dalam menyusun pengem-
bangan RPP Kurikulum 2013 1 lembar ini adalah tentang
komponen-komponen apa saja yang harus ada dalam
model RPP K13 1 lembar?
• Kalender Pendidikan. Adalah pengaturan jadwal
penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar selama satu
tahun ajaran yang terdiri dari jumlah hari efektif pem-
belajaran, minggu efektif pembelajaran, uraian kegiatan
dan hari libur. Kalender pendidikan biasanya diterbitkan
oleh instansi pendidikan baik pusat maupun daerah
sebelum memasuki tahun ajaran baru. Sebagai referensi
dapat belajar dan di-download secara pribadi.
• Analisis Waktu Pencapaian Standar Kelulusan (SKL).
Adalah jenis perangkat ajar yang berisi analisis kegiatan
menjabarkan keterkaitan antara SKL KI KD atas berbagai
macam bagian di dalamnya, serta menelaah keterkaitan
antara bagian-bagian itu sendiri guna memperoleh
berbagai informasi pedagogis yang bermanfaat untuk
membuat perencanaan pembelajaran yang benar.
• Analisis Standar Kompetendi (SK) dan Kompetensi
Dasar (KD). Analisis kompetensi dasar kurikulum 2013

Manajemen dan Administrasi Kelas 37


adalah melakukan tindakan pengamatan dan mengurai-
kan kemampuan dasar yang harus dimiliki dan dikuasai
oleh peserta didik pada mata pelajaran tertentu sesuai
dengan kebutuhan dan karakter siswa pada aspek
pengetahuan, ketrampilan, dan sikap. Dalam pengem-
bangannya sekolah diberi kewenangan untuk mengem-
bangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
sesuai dengan kebutuhan daerah dan karakteristik
peserta didik. Dengan demikian kegiatan pembelajaran
yang dilakukan dapat memberikan makna bagi setiap
peserta didik dalam mengembangkan potensinya
masing-masing.
• Analisis Alokasi Waktu atau Rincian Minggu Efektif.
Analisa alokasi waktu yaitu pelacakan jumlah minggu
efektif dan jumlah minggu tidak efektif dalam semester/
tahun pelajaran terkait dengan pemanfaatan waktu
pembelajaran pada mata pelajaran tertentu. Analisis
alokasi waktu atau rincian minggu efektif ini disusun
berdasarkan kalender pendidikan pada satuan pendidi-
kan. Minggu efektif adalah hari-hari yang bisa digunakan
untuk melakukan proses pembelajaran secara efektif.
Artinya, hari itu bukan hari libur maupun hari peringatan
khusus. Untuk menentukan pekan efektif sebagai berikut:
a. Guru harus menghitung banyaknya minggu/pekan
dalam satu tahun.
b. Selanjutnya, kembali menghitung pekan tidak efektif
di tahun yang sama.
c. Maka akan diperoleh hasil minggu/pekan efektif
dengan cara mengurangkan banyaknya pekan dalam
satu tahun dengan banyaknya pekan tidak efektif.

38 Efvi Noyita, MM
d. Langkah terakhir adalah Guru menghitung jumlah
jam efektif, yaitu dengan mengalikan banyaknya
pekan efektif dengan jumlah jam pelajaran per
minggu.
e. Dengan mengikuti hal ini maka akan lebih mudah
dalam mengatur distribusi materi pembelajaran
dalam satu tahun/semester.
• Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Kriteria Ketuntasan
Minimal atau KKM adalah kriteria ketuntasan belajar
peserta didik yang ditentukan oleh satuan pendidikan
dengan mengacu pada standar kompetensi lulusan. KKM
kurikulum 2013 disusun secara bersama-sama antara
guru mata pelajaran dalam satu sekolah dan harus mulai
ditetapkan pada awal tahun ajaran. Terdapat dua model
penetapan KKM kurikulum 2013 pada suatu sekolah/
madrasah, yaitu lebih dari satu KKM atau satu KKM.
Dalam merumuskan KKM ini perlu memperhatikan tiga
aspek, yaitu; Intake siswa (karakteristik rata-rata
kemampuan siswa), Kompleksitas (karakteristik tingkat
kesulitan setiap indikator mata pelajaran), dan Daya
dukung (karakteristik kondisi satuan pendidikan) pada
proses pencapaian kompetensi.
Secara teknis prosedur penentuan KKM mata pelajaran
pada satuan pendidikan dapat dilakukan antara lain
dengan cara berikut.
§ Menghitung jumlah KD setiap mata pelajaran,
pada masing-masing tingkat kelas dalam satu tahun
pelajaran.
§ Menentukan nilai aspek karakteristik peserta
didik (intake), karakteristik mata pelajaran

Manajemen dan Administrasi Kelas 39


(kompleksitas materi/kompetensi), dan kondisi
satuan pendidikan (daya dukung) dengan
memperhatikan komponen-komponen berikut.
§ Karakteristik Peserta Didik (Intake). Karakteristik
peserta didik (intake) bagi peserta didik baru (misal:
kelas VII SMP) antara lain memperhatikan rata-rata
nilai rapor SD, nilai ujian sekolah SD, nilai hasil seleksi
masuk peserta didik baru di jenjang SMP. Bagi peserta
didik kelas VIII dan IX antara lain diperhatikan rata-
rata nilai rapor semester-semester sebelumnya.
§ Karakteristik Mata Pelajaran (Kompleksitas).
Karakteristik Mata Pelajaran (kompleksitas) adalah
tingkat kesulitan dari masing-masing mata pelajaran,
yang dapat ditetapkan antara lain melalui expert
judgment guru mata pelajaran melalui forum
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) tingkat
sekolah, dengan memperhatikan hasil analisis jumlah
KD, ke dalaman KD, keluasan KD, dan perlu tidaknya
pengetahuan prasyarat.
§ Kondisi Satuan Pendidikan (Daya Dukung). Kondisi
Satuan Pendidikan (Daya Dukung) meliputi antara
lain; (1) kompetensi pendidik (misalnya nilai Uji
Kompetensi Guru); (2) jumlah peserta didik dalam
satu kelas; (3) predikat akreditasi sekolah; dan (4)
kelayakan sarana prasarana sekolah.
Contoh: Kriteria dan skala penilaian penetapan KKM,
agar memudahkan analisis setiap KD, perlu dibuat
skala penilaian yang disepakati oleh guru mata
pelajaran.

40 Efvi Noyita, MM
Menentukan KKM setiap KD dengan Rumus Berikut:

Misalkan: Aspek daya dukung mendapat nilai 90, Aspek


kompleksitas mendapat nilai 70 dan Aspek intake
mendapat skor 65. Jika bobot setiap aspek sama, nilai
KKM untuk KD tersebut adalah sebagai berikut:

Dalam menetapkan nilai KKM KD, pendidik/satuan


pendidikan dapat juga memberikan bobot berbeda untuk
masing-masing aspek. Perhatikan “Kriteria Penskoran”
ini:

Jika KD memiliki kriteria skor kompleksitas tinggi, daya


dukung tinggi dan in-take peserta didik sedang, maka
nilai KKM-nya adalah:

Manajemen dan Administrasi Kelas 41


Pembulatan KKM 67
Menentukan KKM Setiap Mata Pelajaran dengan
Rumus:

• Prosedur Penilaian. Adalah jenis perangkat ajar yang


berisi prosedur penilaian dalam sesuai mata pelajaran.
• Pemetaan Kompetensi dan Teknik Penilaian. Pemeta-
an kompetensi mencakup kompetensi inti, kompetensi
dasar, indikator, materi pokok, serta kriteria ketuntasan.
Sedangkan Teknik penilaian kurikulum 2013 terdiri dari
aspek tes, unjuk kerja/performance, produk, proyek, dan
portofolio.
• Penetapan Indikator Pencapaian Kompetensi. Peneta-
pan Indikator dan Pencapaian Kompetensi Kurikulum
2013 semua mata pelajaran dapat dilihat dalam
Kurikulum Pendidikan K-13 yang sudah disediakan
pemerintah.
• Jurnal/Agenda Guru. Adalah jenis perangkat ajar yang
berisi catatan kegiatan guru dalam mengajar.
• Buku Presensi. Adalah jenis perangkat ajar yang berisi
catatan kehadiran siswa dalam kelas.
• Daftar Nilai. Daftar nilai adalah jenis perangkat ajar yang
berisi catatan nilai siswa dalam sesuai mata pelajaran.
• Buku Pegangan. Adalah jenis perangkat ajar yang berisi
buku paket, modul, dan LKS sesuai mata pelajaran.

42 Efvi Noyita, MM
• Bahan Ajar. Adalah jenis perangkat ajar yang berisi
materi pembelajaran dalam bentuk apapun, seperti buku,
modul, atau video pembelajaran.
• Kisi-kisi Soal. Adalah jenis perangkat ajar yang berisi
kumpulan soal dalam sesuai mata pelajaran.
• Kartu Soal. Adalah jenis perangkat ajar yang berisi soal
dalam bentuk kartu.
• Analisis Hasil Ulangan. Analisis hasil ulangan adalah
jenis perangkat ajar yang berisi analisis hasil ulangan
siswa sesuai mata pelajaran.
• Program Remidial. Adalah jenis perangkat ajar yang
berisi program pembelajaran untuk siswa yang me-
merlukan pemulihan dalam mata pelajaran tertentu.
• Program Pengayaan. Adalah jenis perangkat ajar yang
berisi program pembelajaran untuk siswa yang me-
merlukan pengayaan sesuai mata pelajaran.
• Kumpulan Soal/Bank Soal. Adalah jenis perangkat ajar
yang berisi kumpulan soal sesuai mata pelajaran.
• Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Adalah jenis perangkat
ajar yang berisi penelitian tindakan kelas dalam mata
pelajaran tertentu.
Dengan beragamnya perangkat ajar ini, tentunya ber-
tujuan dapat menciptakan peserta didik yang cerdas, unggul,
dan berkompeten sesuai dengan tuntutan zaman.

B. Perangkat Pembelajaran Kurikulum Merdeka


Perangkat pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka saat
ini mencakup beragam jenis, seperti buku teks, modul
pengajaran, video pembelajaran, dan berbagai dokumen

Manajemen dan Administrasi Kelas 43


perangkat ajar. Perangkat ajar ini disusun untuk berbagai
jenjang pendidikan, mulai dari SD, SMP, hingga SMA. Selain
itu, perangkat pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka juga
mencakup berbagai kegiatan pembelajaran, baik yang
dilakukan secara daring maupun luring, serta penerapan
pembelajaran intrakurikuler dan kokurikuler melalui proyek
penguatan profil pelajar Pancasila. Dengan beragamnya
perangkat pembelajaran ini, diharapkan dapat menciptakan
peserta didik yang cerdas, unggul, dan berkompeten sesuai
dengan tuntutan zaman.
Adapun jenis-jenis perangkat ajar yang digunakan dalam
Kurikulum Merdeka antara lain:
• Buku Teks. Merupakan jenis perangkat ajar dalam
bentuk buku pelajaran setiap bidang mata pelajaran
tertentu. Buku ini menjadi sumber informasi dengan
susunan yang terstruktur dan urut.
• Modul Ajar. Modul ajar atau RPP+ adalah jenis perangkat
ajar yang berisi materi pembelajaran, aktivitas belajar,
dan evaluasi. Modul ajar ini dapat digunakan untuk
mengembangkan kemampuan siswa dalam mata
pelajaran yang dijelaskan.
• Modul Proyek. Adalah jenis perangkat ajar yang men-
cakup proyek penguatan profil pelajar Pancasila. Dalam
modul proyek, siswa dapat mengembangkan kemam-
puan yang lebih kompleks dan mengaplikasikan kemam-
puan yang telah diajarkan dan diupayakan dapat dicapai
sebagai target pembelajaran.
• Video Pembelajaran. Adalah jenis perangkat ajar yang
menggunakan media visual untuk mengajarkan materi
pembelajaran. Video pembelajaran dapat digunakan

44 Efvi Noyita, MM
untuk memperjelas materi yang sulit atau untuk mem-
perjelas konsep yang rumit.
Dengan beragamnya perangkat ajar ini, diharapkan
dapat menciptakan peserta didik yang cerdas, unggul, dan
berkompeten sesuai dengan tuntutan zaman. Namun para
pendidik/Guru harus juga dapat memilih perangkat ajar yang
tepat dalam pelaksanaan kurikulum merdeka. Untuk memilih
perangkat ajar yang tepat dalam Kurikulum Merdeka, maka
Kepala Sekolah sebagai pemimpin pembelajaran sekolah
bersama guru dapat melakukan beberapa cara berikut ini:
v Bersama Kepala Sekolah menentukan Tujuan
Pembelajaran. Dengan dipandu Kepala Sekolah, Guru
perlu menentukan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai oleh siswa. Hal ini akan membantu guru dalam
memilih perangkat ajar yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran tersebut.
v Bersama Kepala Sekolah mengidentifikasi Kebutuhan
Siswa. Guru perlu mengidentifikasi kebutuhan siswa
dalam pembelajaran. Hal ini akan membantu guru dalam
memilih perangkat ajar yang sesuai dengan kebutuhan
siswa.
v Bersama Kepala Sekolah dapat menggunakan Sumber
Referensi. Guru dapat menggunakan sumber referensi
seperti buku teks, modul ajar, video pembelajaran, dan
dokumen perangkat ajar lainnya yang disediakan oleh
pemerintah dan dapat ditambahi oleh lembaga Pen-
didikan sendiri sebagai tambahan muatan lokal atau nilai
plus sekolah.
v Bersama Kepala Sekolah mengadaptasi Perangkat
Ajar. Guru dapat mengadaptasi perangkat ajar yang

Manajemen dan Administrasi Kelas 45


sudah ada agar sesuai dengan kebutuhan siswa dan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
v Bersama Kepala Sekolah Menggunakan Teknologi.
Guru dapat menggunakan teknologi dalam memilih
perangkat ajar, seperti menggunakan aplikasi pembela-
jaran online atau platform pembelajaran daring. Ini
dikenal dengan Platform Merdeka Mengajar (PMM).
Dengan melakukan langkah-langkah tersebut di atas,
sekolah melalui Kepala Sekolah dan guru dapat memilih
perangkat ajar yang tepat untuk Kurikulum Merdeka dan
dapat menciptakan suasana belajar yang efektif dan kondusif.
Dari sini dapat kita simpulkan bahwa perangkat pem-
belajaran Kurikulum Merdeka masih belum berubah banyak
dengan perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 di atas.
Karena itu pastikan setiap diri kita sebagai calon Pengajar
pada jenjang PAUD maupun Pendidikan lainnya dapat
memahami, bahwa perangkat pembelajaran yang diterapkan
pada Kurikulum 2013 maupun Kurikulum Merdeka masih
tetap berfokus pada pengelolaan Lembaga Pendidikan
sekolah yang mengupayakan pencapaian pembelajaran
peserta didik/siswa yang cerdas, mandiri dan kreatif.

C. Perbedaan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka


Kurikulum 2013 adalah kurikulum pendidikan yang
diterapkan di Indonesia sejak tahun 2013. Kurikulum ini me-
nekankan pada pembelajaran berbasis kompetensi dengan
pendekatan saintifik. Sementara itu, Kurikulum Merdeka
adalah kurikulum baru yang diperkenalkan pada tahun 2022.
Kurikulum Merdeka menempatkan kebutuhan siswa sebagai
pusat dalam pengembangan kurikulum, menjawab tantang-

46 Efvi Noyita, MM
an zaman, dan menekankan pada pembelajaran berbasis
kompetensi yang menekankan pada pengembangan karakter
dan moral siswa.
Perbedaan utama antara keduanya adalah fokus dan
pendekatan. Kurikulum 2013 lebih terstruktur dengan
pendekatan kompetensi, sementara Kurikulum Merdeka
memberikan lebih banyak kebebasan dan fleksibilitas dalam
pembelajaran. Selain itu, Kurikulum Merdeka menekankan
pada pengembangan karakter dan moral siswa, sedangkan
Kurikulum 2013 memiliki mata pelajaran yang lebih lengkap
dan terstruktur.
Selanjutnya dari perbedaan kedua kurikulum di atas,
maka akan kita ketahui bahwa ada kekurangan serta
kelebihan dari keduanya, antara lain adalah:

1. Kelebihan Kurikulum Merdeka


a. Memberikan kebebasan dan fleksibilitas dalam
pembelajaran.
b. Menekankan pada pengembangan karakter dan
moral siswa.
c. Mendorong inovasi dan kreativitas dalam
pembelajaran.
d. Menempatkan kebutuhan siswa sebagai pusat dalam
pengembangan kurikulum.
e. Meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar
mengajar.
f. Menekankan pada pengembangan soft skill dan
keterampilan.

Manajemen dan Administrasi Kelas 47


2. Kekurangan Kurikulum Merdeka
a. Memerlukan kesiapan yang tinggi dari guru, sekolah,
orang tua, dan siswa dalam mengimplementasikan
kurikulum yang baru.
b. Memerlukan dukungan yang optimal agar dapat
memberikan hasil yang maksimal.
c. Memerlukan waktu dan biaya yang cukup besar untuk
pengembangan dan implementasi kurikulum yang
baru.

3. Kelebihan Kurikulum 2013


a. Terstruktur dengan pendekatan kompetensi.
b. Memiliki mata pelajaran yang lebih lengkap dan
terstruktur.
c. Meningkatkan kualitas pendidikan dengan standar
yang lebih tinggi.
d. Meningkatkan akses dan partisipasi siswa dalam
pendidikan.
e. Lebih berfokus pada pencapaian akademis dan
kompetensi khusus.

4. Kekurangan Kurikulum 2013


a. Kurang memberikan kebebasan dan fleksibilitas
dalam pembelajaran.
b. Kurang mendorong inovasi dan kreativitas dalam
pembelajaran.
c. Kurang menekankan pada pengembangan karakter
dan moral siswa.
d. Kurang menempatkan kebutuhan siswa sebagai
pusat dalam pengembangan kurikulum.

48 Efvi Noyita, MM
e. Kurang menekankan pada pengembangan soft skill
dan keterampilan.
Setelah mengetahui setiap kekurangan dan kelebihan
masing-masing kurikulum, maka pilihan kurikulum yang
tepat harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi
masing-masing sekolah serta peserta didik/siswa.

D. Pengaruh Kurikulum bagi Siswa


Selanjutnya mari kita perhatikan lebih dalam lagi,
bagaimana pengaruh kedua kurikulum ini dalam pengem-
bangan diri siswa. Perhatikan di bawah ini.
Kemampuan yang dikembangkan oleh Siswa dalam
Kurikulum Merdeka:
1. Pengembangan karakter dan moral siswa.
2. Inovasi dan kreativitas dalam pembelajaran.
3. Pengembangan soft skill dan keterampilan.
4. Partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar.
5. Kemampuan untuk belajar dengan suasana yang menye-
nangkan tanpa terbebani.
Kemampuan yang dikembangkan oleh Siswa dalam
Kurikulum 2013:
• Pengembangan kemampuan secara holistik, meliputi
aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
• Peningkatan kualitas pendidikan dengan standar yang
lebih tinggi.
• Peningkatan akses dan partisipasi siswa dalam
pendidikan.
• Fokus pada pencapaian akademis dan kompetensi
khusus.

Manajemen dan Administrasi Kelas 49


• Pengembangan kemampuan berbasis kompetensi
dengan pendekatan saintifik.
Dalam hal ini, Kurikulum Merdeka menekankan pada
pengembangan karakter, inovasi, kreativitas, soft skill siswa
dan moral siswa, sementara Kurikulum 2013 lebih berfokus
pada pencapaian akademis, kompetensi khusus, dan pe-
ngembangan kemampuan secara holistik. Namun, keduanya
memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing, dan
pilihan kurikulum yang tepat harus disesuaikan dengan
kebutuhan dan kondisi masing-masing Lembaga Pendidikan
sekolah serta peserta didik/ siswanya.

E. Pengaruh Kurikulum dalam Aspek Kognitif, Afektif dan


Psikomotorik Siswa
Kurikulum Merdeka dan Kurikulum 2013 memiliki
pengaruh yang berbeda terhadap pengembangan aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa. Berikut adalah
pengaruh dari masing-masing kurikulum:
Kurikulum Merdeka:
• Aspek Kognitif. Kurikulum Merdeka mendorong pe-
ngembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi, seperti
analisis, sintesis, dan evaluasi. Siswa didorong untuk
mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif.
• Aspek Afektif. Kurikulum Merdeka menekankan pe-
ngembangan karakter dan moral siswa, seperti sikap
kerja sama, kepemimpinan, dan inisiatif.
• Aspek Psikomotorik. Kurikulum Merdeka memberikan
perhatian pada pengembangan keterampilan fisik dan
keterampilan praktis, seperti keterampilan berkomuni-
kasi, keterampilan pemecahan masalah, dan keteram-

50 Efvi Noyita, MM
pilan beradaptasi.
Kurikulum 2013:
v Aspek Kognitif. Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk
membekali peserta didik dengan proporsi aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik yang seimbang, yang hasilnya
berupa penilaian kognitif yang lebih baik.
v Aspek Afektif. Kurikulum 2013 juga memberikan per-
hatian pada pengembangan aspek afektif siswa, seperti
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dibutuhkan
untuk berkontribusi bagi masyarakat, bangsa, dan
negara.
v Aspek Psikomotorik. Meskipun tidak secara eksplisit
disebutkan, Kurikulum 2013 juga memperhatikan pe-
ngembangan aspek psikomotorik siswa melalui kegiatan
pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menggali potensi kemampuannya.
Dari sini dapat kita lihat bahwa Kurikulum Merdeka
menekankan pada pengembangan keterampilan berpikir
tingkat tinggi, karakter, dan keterampilan praktis siswa,
sementara Kurikulum 2013 lebih berfokus pada
pengembangan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa
secara holistik.

F. Contoh Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka dan


Kurikulum 2013 yang Dapat Mengembangkan
Kemampuan Siswa
Sebagai pendidik/Guru yang setiap hari berada di
lingkungan sekolah dengan semua keunikan para peserta
didik, maka dapat kita lakukan beberapa contoh pembela-
jaran yang dapat mengembangkan kemampuan siswa di

Manajemen dan Administrasi Kelas 51


sekolah, baik dalam Kurikulum Merdeka maupun Kurikulum
2013, antara lain:
• Melakukan Pembelajaran Berbasis Proyek. Pembela-
jaran berbasis proyek dapat mengembangkan keterampi-
lan berpikir kritis, kreativitas, dan kolaborasi siswa.
• Pembelajaran Berbasis Masalah. Pembelajaran ber-
basis masalah dapat mengembangkan keterampilan
pemecahan masalah dan keterampilan berpikir kritis
siswa.
• Pembelajaran berbasis pengalaman. Pembelajaran
berbasis pengalaman dapat mengembangkan keteram-
pilan praktis dan keterampilan beradaptasi siswa.
Dengan menerapkan pembelajaran berbasis proyek,
pembelajaran berbasis masalah, dan pembelajaran berbasis
pengalaman maka kelak adik-adik mahasiswa sekalian akan
dapat mengembangkan kemampuan para peserta didiknya/
siswa baik menggunakan Kurikulum Merdeka maupun
Kurikulum 2013. Selain itu, pembelajaran yang menekankan
pada pengembangan keterampilan berpikir kritis, kreativitas,
kolaborasi, pemecahan masalah, dan keterampilan praktis
akan juga membantu mengembangkan kemampuan siswa
dalam berkolaborasi menjalani kedua kurikulum tersebut di
atas.

52 Efvi Noyita, MM
TUGAS MAHASISWA
Setelah mempelajari materi “Perangkat Pembelajaran Guru
Pada Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka” pada bab III, maka
tugas adik-adik mahasiswa adalah:
1. Saudara jelaskan pengertian Perangkat Pembelajaran!
2. Saudara jelaskan, bagaimana peran Kurikulum 2013 maupun
Kurikulum Merdeka terhadap lingkungan Lembaga Pendidikan
sekolah!
3. Saudara buat “Perangkat Administrasi Diri” Guru, sesuai
kebutuhan jenjang sekolah yang saat ini sedang dijalani. Dapat
melihat contoh pada sekolah atau sumber lain! (sesuai dengan
Prodi PAUD dan Prodi PAK)
4. Saudara buat refleksi dari materi buku ajar Bab III dengan ringkas
lalu kirimkan ke aplikasi padlet yang telah disediakan!

Manajemen dan Administrasi Kelas 53


BAB 4
KONSEP DASAR PENGATURAN
RUANG KELAS

A. Pengertian Pengaturan
Pengaturan dapat pula diartikan dengan pengelolaan,
menurut kamus bahasa Indonesia kalimat ini berasal dari
kata manajemen yang berarti penyelenggaraan. Menurut
Winataputra, menyatakan bahwa Pengelolaan Kelas adalah
serangkaian kegiatan guru yang ditujukan untuk mendorong
munculnya tingkah laku siswa yang diharapkan dan meng-
hilangkan tingkah laku siswa yang tidak diharapkan,
menciptakan hubungan interpersonal yang baik dan iklim
sosio-emosional yang positif, serta menciptakan dan me-
melihara organisasi kelas yang produktif dan efektif.
Akhmad Sudrajat, menyatakan bahwa: Pengelolaan Kelas
lebih berkaitan dengan upaya-upaya untuk menciptakan dan
mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya
proses belajar (pembinaan rapor, penghentian perilaku
peserta didik yang menyelewengkan perhatian kelas, pem-
berian ganjaran, penyelesaian tugas oleh peserta didik secara
tepat waktu, penetapan norma kelompok yang produktif), di
dalamnya mencakup pengaturan orang (peserta didik) dan
fasilitas”.

54 Efvi Noyita, MM
Menurut Winzer menyatakan bahwa pengelolaan kelas
adalah cara-cara yang ditempuh guru dalam menciptakan
lingkungan kelas agar tidak terjadi kekacauan dan mem-
berikan kesempatan kepada siswa untuk mencapai tujuan
akademis dan sosial.
Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
pengelolaan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru
yang ditujukan untuk menciptakan kondisi kelas yang
memungkinkan berlangsungnya proses pembelajaran yang
kondusif dan maksimal. Pengelolaan kelas ditekankan pada
aspek pengaturan (management) lingkungan pembelajaran
yaitu berkaitan dengan pengaturan orang (siswa) dan
barang/fasilitas. Kegiatan guru tersebut dapat berupa
pengaturan kondisi dan fasilitas yang berada di dalam kelas
yang diperlukan dalam proses pembelajaran diantaranya
tempat duduk, perlengkapan dan bahan ajar, lingkungan
kelas (cahaya, temperatur udara, ventilasi) dll.
Pada tingkat deskripsi, terminologi, konsep dan teori
manajemen ini bersifat netral dan universal. Karakteristik
tugas pokok dan fungsi institusi lembagalah yang membuat
replika manajemen menjadi berbeda. Oleh karena itu,
manajemen berbeda pada tingkat kreatif. Ini berarti bahwa
konsep manajemen dapat di transfer ke dalam institusi yang
bervariasi atau berbeda tugas pokok dan fungsinya.
Peserta didik dalam satu kelas biasanya memiliki
kemampuan yang beragam, ada yang pandai, sedang dan
kurang. Sebenarnya tidak ada peserta didik yang pandai atau
bodoh, yang lebih tepat adalah peserta didik dengan
kemampuan lembat atau cepat dalam belajar pada materi
yang sama. Mungkin bagi peserta didik tertentu memerlukan

Manajemen dan Administrasi Kelas 55


dua kali pertemuan untuk dapat memahami isinya, namun
bagi peserta didik lain perlu empat kali pertemuan untuk
dapat memahaminya.
Untuk itu guru perlu mengatur kapan peserta didiknya
bekerja secara perseorangan, berpasangan, kelompok atau
klasikal. Jika belajar kelompok, kapan peserta didik di-
kelompokkan berdasarkan kemampuannya sehingga ia dapat
berkonsentrasi membantu peserta didik yang kurang, dan
kapan peserta didik dikelompokkan secara campuran dengan
berbagai kemampuan sehingga terjadi tutor sebaya.
Selain itu kursi dan meja peserta didik dan guru juga perlu
ditata sedemikian rupa sehingga dapat menunjang kegiatan
pembelajaran yang dapat mengaktifkan peserta didik yakni
memungkinkan hal-hal sebagai berikut:
• Aksesibilitas. Peserta didik mudah menjangkau alat atau
sumber belajar yang tersedia
• Mobilitas. Peserta didik dan guru mudah bergerak dari
satu bagian kebagian yang lain dalam kelas
• Interaksi. Memudahkan terjadinya interaksi antara guru
dan peserta didik maupun antar peserta didik
• Variasi Kerja Peserta Didik. Memungkinkan peserta
didik bekerja sama secara perseorangan, berpasangan,
atau kelompok.
Lingkungan fisik dalam ruangan kelas dapat menjadikan
belajar aktif. Tidak ada satu pun bentuk ruang kelas yang
ideal, namun ada beberapa pilihan yang dapat diambil se-
bagai variasi. Dekorasi interior kelas perlu dirancang yang
memungkinkan peserta didik belajar secara aktif yakni yang
menyenangkan dan menantang.

56 Efvi Noyita, MM
Kegiatan belajar peserta didik perlu di ciptakan yang
memungkinkan peserta didik dapat mengembangkan
potensinya secara optimal. Kegiatan pembelajaran untuk
peserta didik berkemampuan sedang tentu berbeda dengan
peserta didik pandai. Untuk itu, penggunaan variasi strategi
pembelajaran sengat ditekankan agar perbedaan kecenderu-
ngan yang ada pada peserta didik dapat diakomodir. Selain
itu, kegiatan pembelajaran mestinya dirancang tidak hanya
berlangsung di ruang kelas. Sebab, kegiatan belajar yang
hanya dilaksanakan di kelas boleh jadi hanya dapat meng-
optimalkan potensi peserta didik tertentu dan tidak bagi
peserta didik yang lain.
Bagi peserta didik yang berkemampuan tinggi misalnya,
tidak cukup hanya menerima materi pelajaran dikelas. Untuk
itu, mereka perlu diberi kesempatan mengembangkan materi
melalui penugasan atau modul. Sebaliknya, bagi peserta didik
yang berkemampuan di bawah rata-rata perlu ada perlakuan
khusus agar tidak ketinggalan dengan peserta didik yang lain.
Karena itu, perlu ada kegiatan remediasi yang memungkin-
kan mereka mengejar ketertinggalan dari peserta didik yang
lain.

B. Pengertian Ruang Kelas


Pengertian umum mengenai kelas, yaitu sekelompok
siswa, yang pada waktu yang sama menerima pelajaran yang
sama dari guru yang sama. Dengan batasan pengertian
seperti tersebut di atas maka ada 3 (tiga) persyaratan untuk
dapat terjadinya sebuah interaksi kelas yaitu:
1. Sekelompok anak, walaupun dalam waktu yang sama,
bersama sama menerima pelajaran, tetapi jika bukan

Manajemen dan Administrasi Kelas 57


pelajaran yang sama dari guru yang sama, namanya
bukanlah sebuah kelas.
2. Sekelompok anak yang dalam waktu yang sama
menerima pelajaran yang sama dari guru yang berbeda,
namanya juga bukan kelas.
3. Sekelompok anak yang sama, menerima pelajaran yang
sama dari guru yang sama tetapi jika pelajaran tersebut
diberikan secara bergantian, namanya juga bukan kelas.
Jadi sekali lagi ditegaskan yang dimaksud dengan kelas
adalah kelas dengan sistem pengajaran klasikal dalam
pelaksanaan pengajaran secara tradisional. Sedangkan kelas
menurut pengertian umum dapat dibedakan atas 2 (dua)
pandangan:
• Pandangan dari segi siswa. Contoh pembicaraan:
“Dikelas saya terdapat 20 siswa putra dan 15 siswa putri”
• Pandangan dari segi fisik. Contoh pembicaraan : “Kelas
ini berukuran 6 x 8 meter persegi”
Dari semua pengertian kelas di atas, dapat disimpulkan
bahwa yang dinamakan kelas adalah haruslah ada yang diajar
dan ada yang mengajar serta ada pelajaran yang diajarkan
secara seragam. Sedangkan dalam pengertian umum kelas
dapat dibedakan dari sudut pandangan siswanya dan fisik
kelas itu sendiri. Bila kelas dipandang dari segi siswanya
berarti membicarakan tentang orang yang menempati
tempat tersebut, bila yang menempati ruangan tersebut
seorang pelajar maka dapat dikatakan sebagai kelas. Sedang-
kan kelas bila dipandang dari segi fisiknya maka akan jelas
sekali ada perbedaan dengan rumah maupun ruangan
lainnya, hal ini dikarenakan di dalam kelas pastilah ada meja
dan kursi belajar.

58 Efvi Noyita, MM
Pembelajaran yang efektif dapat bermula dari iklim kelas
yang dapat menciptakan suasana belajar yang menggairah-
kan, untuk itu perlu diperhatikan pengaturan/ penataan
ruang kelas dan isinya, selama proses pembelajaran. Ling-
kungan kelas perlu ditata dengan baik sehingga memungkin-
kan terjadinya interaksi yang aktif antara siswa dengan guru,
dan antar siswa. Ada beberapa prinsip yang perlu di-
perhatikan oleh guru dalam menata lingkungan fisik kelas
menurut Loisell:
v Visibility (Keleluasaan Pandangan). Visibility artinya
penempatan dan penataan barang-barang di dalam kelas
tidak mengganggu pandangan siswa, sehingga siswa
secara leluasa dapat memandang guru, benda atau
kegiatan yang sedang berlangsung. Begitu pula guru
harus dapat memandang semua siswa kegiatan
pembelajaran.
v Accesibility (Mudah Dicapai). Penataan ruang harus
dapat memudahkan siswa untuk meraih atau mengambil
barang-barang yang dibutuhkan selama proses pembela-
jaran. Selain itu jarak antar tempat duduk harus cukup
untuk dilalui oleh siswa sehingga siswa dapat bergerak
dengan mudah dan tidak mengganggu siswa lain yang
sedang bekerja.
v Fleksibilitas (Keluwesan). Barang-barang di dalam kelas
hendaknya mudah ditata dan dipindahkan yang di-
sesuaikan dengan kegiatan pembelajaran. Seperti pe-
nataan tempat duduk yang perlu dirubah jika proses
pembelajaran menggunakan metode diskusi, dan kerja
kelompok.
v Kenyamanan. Kenyamanan di sini berkenaan dengan

Manajemen dan Administrasi Kelas 59


temperatur ruangan, cahaya, suara, dan kepadatan kelas.
v Keindahan. Prinsip keindahan ini berkenaan dengan
usaha guru menata ruang kelas yang menyenangkan dan
kondusif bagi kegiatan belajar. Ruangan kelas yang indah
dan menyenangkan dapat berpengaruh positif pada sikap
dan tingkah laku siswa terhadap kegiatan pembelajaran
yang dilaksanakan.
Selanjutnya untuk penyusunan dan pengaturan ruang
belajar hendaknya memungkinkan anak duduk berkelompok
dan memudahkan guru bergerak secara leluasa untuk mem-
bantu dan memantau tingkah laku siswa dalam belajar.
Dalam pengaturan ruang belajar, hal-hal berikut perlu
diperhatikan menurut Conny Semiawan, dkk. yaitu:
1. Ukuran bentuk kelas
2. Bentuk serta ukuran bangku dan meja
3. Jumlah siswa dalam kelas
4. Jumlah siswa dalam setiap kelompok
5. Jumlah kelompok dalam kelas
6. Komposisi siswa dalam kelompok (seperti siswa yang
pandai dan kurang pandai, pria dan wanita).

C. Fungsi Pengaturan Tempat Duduk Siswa


Tempat duduk merupakan fasilitas atau barang yang
diperlukan oleh siswa dalam proses pembelajaran terutama
dalam proses belajar di kelas di sekolah formal dan non
formal, dimana tempat duduk dapat mempengaruhi proses
pembelajaran siswa, bila tempat duduknya bagus, tidak
terlalu rendah, tidak terlalu besar, bundar, persegi empat

60 Efvi Noyita, MM
panjang, sesuai dengan keadaan tubuh siswa. Maka siswa
akan merasa nyaman dan dapat belajar dengan tenang.
Bentuk dan ukuran tempat yang digunakan bermacam-
macam, ada yang satu tempat duduk dapat di duduki oleh
seorang siswa, dan satu tempat yang diduduki oleh beberapa
orang siswa. Sebaiknya tempat duduk siswa itu mudah di
ubah-ubah formasinya yang disesuaikan dengan kebutuhan
kegiatan pembelajaran. Untuk ukuran tempat duduk pun
sebaiknya tidak terlalu besar ataupun terlalu kecil sehingga
mudah untuk diubah-ubah dan juga harus disesuaikan
dengan ukuran bentuk kelas.
Sebenarnya banyak macam posisi tempat duduk yang
bisa digunakan di dalam kelas seperti berjejer ke belakang,
bentuk setengah lingkaran, berhadapan, dan sebagainya.
Biasanya posisi tempat duduk berjejer ke belakang digunakan
dalam kelas dengan metode belajar ceramah. Dan untuk
metode diskusi dapat menggunakan posisi setengah
lingkaran atau berhadapan. Dan sebagai alternatif penataan
tempat duduk dengan metode kerja kelompok atau bahkan
bentuk pembelajaran kooperatif, maka menurut Lie ada
beberapa model penataan bangku yang biasa digunakan
dalam pembelajaran kooperatif, diantaranya seperti:
1. Meja tapal kuda. Siswa berkelompok di ujung meja.
2. Penataan tapal kuda. Siswa dalam satu kelompok
ditempatkan berdekatan
3. Meja Panjang. Siswa duduk terdiri dari 4-5 orang satu
meja.
4. Meja Kelompok. Siswa dalam satu kelompok ditempatkan
berdekatan
5. Meja berbaris. Siswa dua orang duduk berbagi satu meja

Manajemen dan Administrasi Kelas 61


Kemudian kita juga dapat menyusun tempat duduk siswa
dalam bentuk formasi. Formasi kelas berikut di bawah ini
akan menjadi alternatif adik-adik mahasiswa kelak menjadi
Guru. Formasi ini tidak dimaksudkan untuk menjadi susunan
yang permanen, namun hanya sebagai alternatif dalam
penataan ruang kelas. Jika meubeler (meja atau kursi) yang
ada diruang kelas dapat dengan mudah dipindah-pindah,
maka sangat mungkin menggunakan beberapa formasi ini
sesuai dengan yang diinginkan.
• Formasi Huruf U. Formasi ini dapat digunakan untuk
berbagai tujuan. Para peserta didik dapat melihat guru
dan/atau melihat media visual dengan mudah dan
mereka dapat saling berhadapan langsung satu dengan
yang lainnya. Susunan ini ideal untuk membagi bahan
pelajaran kepada peserta didik secara cepat karena guru
dapat masuk ke huruf U dan berjalan ke berbagai arah
dengan seperangkat materi.
• Formasi Corak Tim. Guru mengelompokkan meja–meja
setengah lingkaran di ruang kelas agar memungkinkan
peserta didik untuk melakukan interaksi tim. Guru dapat
meletakkan kursi-kursi mengelilingi meja-meja untuk
susunan yang paling akrab. Jika hal ini dilakukan,
beberapa peserta didik harus memutar kursi mereka
melingkar menghadap ke depan ruang kelas untuk
melihat guru, papan tulis atau layar. Atau guru dapat
meletakkan kursi-kursi setengah lingkaran sehingga tidak
ada peserta didik yang membelakangi papan tulis.
• Formasi Meja Konferensi. Formasi ini baik sekali dilaku-
kan jika meja berbentuk persegi panjang. Susunan ini
dapat mengurangi peran dominan guru dan lebih

62 Efvi Noyita, MM
mengutamakan peran penting peserta didik.
• Formasi Lingkaran. Para peserta didik hanya duduk
pada sebuah lingkaran tanpa meja atau kursi untuk
melakukan interaksi berhadap-hadapan secara langsung.
Sebuah lingkaran ideal untuk diskusi kelompok penuh.
Jika guru menginginkan peserta didik memiliki tempat
untuk menulis, hendaknya digunakan susunan Phari-
pherial, yakni meja ditempatkan di belakang peserta
didik. Memutar kursinya melingkar ketika guru
menginginkan diskusi kelompok
• Formasi Kelompok. Untuk Kelompok. Susunan ini
memungkinkan guru untuk melakukan diskusi atau untuk
menyusun permainan peran, berdebat atau observasi
dari aktivitas kelompok. Guru dapat meletakkan meja
pertemuan ditengah-tengah, yang dikelilingi oleh kursi-
kursi pada sisi luar.
• Formasi Tempat Kerja. Susunan ini tepat untuk
lingkaran tipe laboratorium, dimana setiap peserta didik
duduk pada tempat untuk mengerjakan tugas (seperti
mengoperasikan komputer, mesin, melakukan kerja
laborat) tepat setelah didemonstrasikan. Tempat ber-
hadapan mendorong partner belajar untuk menempat-
kan dua peserta didik pada tempat yang sama.
• Formasi Pengelompokan Terpisah. Jika kelas cukup
besar atau jika ruangan memungkinkan, guru dapat
meletakkan meja dan kursi dimana kelompok kecil dapat
melakukan aktivitas belajar didasarkan pada tim. Guru
dapat menempatkan susunan pecahan-pecahan kelom-
pok saling berjauhan sehingga tim-tim itu tidak saling
mengganggu. Tetapi hendaknya dihindari penempatan

Manajemen dan Administrasi Kelas 63


ruangan kelompok-kelompok kecil terlalu jauh dari ruang
kelas, sehingga hubungan diantara peserta didik sulit
dijaga.
• Formasi Susunan Chevron (V). Sebuah susunan ruang
kelas tradisional tidak memungkinkan untuk melakukan
belajar aktif. Jika terdapat banyak peserta didik (tiga puluh
atau lebih) dan hanya tersedia beberapa meja, barangkali
guru perlu menyusun peserta didik dalam bentuk ruang
kelas. Susunan V mengurangi jarak antara para peserta
didik, pandangan lebih baik dan lebih memungkinkan
untuk melihat peserta didik lain dari baris lurus. Dalam
susunan ini, tempat paling bagus ada pada pusat tanpa
jalan tengah.
• Kelas Tradisional. Jika tidak ada cara untuk membuat
lingkaran dari baris lurus yang berupa meja dan kursi,
guru dapat mencoba mengelompokkan kursi-kursi dalam
pasangan-pasangan untuk memungkinkan penggunaan
teman belajar. Guru dapat mencoba membuat nomor
genap dari baris-baris dan ruangan yang cukup diantara
mereka sehingga pasangan-pasangan peserta didik pada
baris-baris nomor ganjil dapat memutar kursi-kursi
mereka malingkar dan membuat persegi panjang dengan
pasangan tempat duduk persis di belakang mereka pada
baris berikutnya.
• Formasi Auditorium. Formasi auditorium merupakan
tawaran alternatif dalam menyusun ruang kelas, meski-
pun bentuk auditorium menyediakan lingkungan yang
sangat terbatas untuk belajar aktif, namun hal ini dapat
dicoba untuk dilakukan guru guna mengurangi kebosan-
an peserta didik yang terbiasa dalam penataan ruang

64 Efvi Noyita, MM
kelas tradisonal. Jika sebuah kelas tempat duduknya
dapat dengan mudah dipindah-pindah maka guru dapat
membuat bentuk pembelajaran ala auditorium untuk
membentuk hubungan yang lebih erat dan memudahkan
peserta didik melihat guru.
Tentunya masih ada beberapa bentuk posisi tempat
duduk yang dapat diterapkan dalam pembelajaran kooperatif
ini. Dalam memilih desain penataan tempat duduk perlu
memperhatikan jumlah siswa dalam satu kelas yang akan
disesuaikan pula dengan metode yang akan digunakan.
Hal yang tidak boleh kita lupakan bahwa dalam penataan
tempat duduk siswa tersebut guru tidak hanya menyesuaikan
dengan metode pembelajaran yang digunakan saja. Tetapi
seorang guru perlu mempertimbangkan karakteristik indivi-
du siswa, baik dilihat dari aspek kecerdasan, psikologis, dan
biologis siswa itu sendiri. Hal ini penting karena guru perlu
menyusun atau menata tempat duduk yang dapat mem-
berikan suasana yang nyaman bagi para siswa.
Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, melihat
siswa sebagai individu dengan segala perbedaan dan
persamaannya yang pada intinya mencakup ketiga aspek di
atas. Persamaan dan perbedaan dimaksud adalah:
v Persamaan dan perbedaan dalam kecerdasan
(inteligensi).
v Persamaan dan perbedaan dalam kecakapan
v Persamaan dan perbedaan dalam hasil belajar
v Persamaan dan perbedaan dalam bakat
v Persamaan dan perbedaan dalam sikap
v Persamaan dan perbedaan dalam kebiasaan

Manajemen dan Administrasi Kelas 65


v Persamaan dan perbedaan dalam pengetahuan/
pengalaman
v Persamaan dan perbedaan dalam ciri-ciri jasmaniah
v Persamaan dan perbedaan dalam minat
v Persamaan dan perbedaan dalam cita-cita
v Persamaan dan perbedaan dalam kebutuhan
v Persamaan dan perbedaan dalam kepribadian
v Persamaan dan perbedaan dalam pola-pola dan tempo
perkembangan
v Persamaan dan perbedaan dalam latar belakang
lingkungan.
Berbagai persamaan dan perbedaan kepribadian siswa di
atas, sangat berguna dalam membantu usaha pengaturan
siswa di kelas. Terutama berhubungan dengan masalah
bagaimana pola pengelompokan siswa dan penataan tempat
duduk dengan metode belajar kelompok guna menciptakan
lingkungan belajar aktif dan kreatif, sehingga kegiatan belajar
yang penuh kesenangan dan bergairah dapat terlaksana.
Penempatan siswa kiranya harus mempertimbangkan
pula pada aspek biologis seperti, postur tubuh siswa, dimana
menempatkan siswa yang mempunyai tubuh tinggi dan atau
rendah. Dan bagaimana menempatkan siswa yang mem-
punyai kelainan dalam arti secara psikologis, misalnya siswa
yang hiper aktif, suka melamun, dll.

D. Penataan Tempat Duduk Siswa sebagai Bentuk


Pengelolaan Kelas
Tujuan utama penataan lingkungan fisik kelas ialah
mengarahkan kegiatan siswa dan mencegah munculnya

66 Efvi Noyita, MM
tingkah laku siswa yang tidak diharapkan melalui penataan
tempat duduk, perabot, pajangan, dan barang-barang lain-
nya di dalam kelas. Penataan tempat duduk adalah salah satu
upaya yang dilakukan oleh guru dalam mengelola kelas.
Karena pengelolaan kelas yang efektif akan menentukan hasil
pembelajaran yang dicapai.
Dengan penataan tempat duduk yang baik maka
diharapkan akan menciptakan kondisi belajar yang kondusif,
dan juga menyenangkan bagi siswa. Hal ini sesuai dengan
pendapat Winzer, bahwa “penataan lingkungan kelas yang
tepat berpengaruh terhadap tingkat keterlibatan dan
partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. Lebih jauh,
diketahui bahwa tempat duduk berpengaruh jumlah
terhadap waktu yang digunakan siswa untuk menyelesaikan
tugas yang diberikan”.
Sesuai dengan maksud pengelolaan kelas sendiri bahwa
pengelolaan kelas merupakan upaya yang dilakukan oleh
guru dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang
kondusif, melalui kegiatan pengaturan siswa dan barang/
fasilitas. Maka dengan demikian pengelolaan kelas berupa
penataan tempat duduk siswa sebagai bentuk pengelolaan
kelas dapat membantu menciptakan proses pembelajaran
yang sesuai dengan tujuan.
Pengaturan ruang kelas juga dapat berpengaruh pada
pembelajaran siswa. Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa tata ruang kelas yang baik dapat meningkatkan minat
belajar siswa, efektivitas pembelajaran, interaksi sosial, dan
tingkat partisipasi siswa. Hal ini dapat dicapai melalui desain
ruang kelas yang memberi banyak kesempatan kepada siswa

Manajemen dan Administrasi Kelas 67


untuk mengembangkan pengetahuan dan menerapkan hal-
hal yang telah dipelajarinya.
Selain itu, pengaturan ruang kelas yang baik juga dapat
mempengaruhi kenyamanan, visibilitas, aksesibilitas, dan
fleksibilitas, yang semuanya berkontribusi pada efektivitas
pembelajaran. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk
memperhatikan tata ruang kelas sebagai bagian dari
manajemen kelas guna menciptakan iklim pembelajaran yang
baik bagi siswa.
Tentunya hal ini dapat diukur sejauh mana efektivitas
pengaturan ruang kelas terhadap pembelajaran siswa. Hal ini
dapat dilakukan oleh Kepala Sekolah dan Guru melalui
berbagai metode dan indicators. Bagi para adik-adik maha-
siswa juga hal ini juga dapat dilakukan sebagai salah satu
bahan tulisan ilmiah kelak akan menyelesaikan perkuliahan
sebagai salah satu calon Sarjana. Berikut adalah beberapa
cara dan indicators yang dapat digunakan:
• Penilaian siswa. Adalah salah satu metode yang paling
efektif untuk mengukur efektivitas pengaturan ruang
kelas. Indikator penilaian siswa dapat berupa nilai akhir,
nilai semester, atau nilai tahunan.
• Kenyamanan siswa. Ini dapat diukur melalui penelitian
yang mengumpulkan data mengenai kenyamanan siswa
dengan menggunakan skala kenyamanan.
• Interaksi siswa. Interaksi siswa dapat diukur melalui
penelitian yang mengumpulkan data mengenai jumlah
interaksi siswa dengan siswa lain, guru, dan lingkungan
kelas.
• Partisipasi siswa. Partisipasi siswa dapat diukur melalui
penelitian yang mengumpulkan data mengenai jumlah

68 Efvi Noyita, MM
partisipasi siswa dalam aktivitas belajar, seperti mem-
bantu guru, bertanya, dan berdiskusi[1].
• Keluhan siswa. Dapat diukur melalui penelitian yang
mengumpulkan data mengenai jumlah keluhan siswa
terkait lingkungan kelas, seperti kenyamanan, kesela-
matan, dan kesetaraan.
• Pengelolaan kelas. Hal ini dapat diukur melalui
penelitian yang mengumpulkan data mengenai tingkat
pengelolaan kelas oleh guru, seperti pengaturan ruang
kelas, pengelolaan siswa, dan pengelolaan sarana dan
prasarana Pendidikan.
• Hasil belajar. Hasil belajar siswa dapat diukur melalui
penelitian yang mengumpulkan data mengenai kemajuan
belajar siswa dalam mata pelajaran yang diujikan.
Dengan menggunakan beberapa metode dan indicators
di atas ini, maka penelitian yang dilakukan adik-adik maha-
siswa kelak dapat menentukan efektivitas pengaturan ruang
kelas terhadap pembelajaran siswa.

Manajemen dan Administrasi Kelas 69


TUGAS MAHASISWA
Setelah mempelajari materi “Konsep Dasar Pengaturan
Ruang Kelas” pada bab IV, maka tugas adik-adik mahasiswa
adalah:
1. Saudara jelaskan “Pengertian Pengaturan Ruang Kelas”!
2. Saudara jelaskan bagaimana sebaiknya Penataan Ruang
Kelas!
3. Saudara jelaskan, bagaimana peran Guru terhadap
pengaturan lingkungan Kelasnya!
4. Saudara buat “Model Ideal Pengaturan Ruang Kelas – Versi
Anda”. Dapat membuat denah kelas impian saudara!
(sesuaikan Prodi PAUD dan Prodi PAK)!
5. Saudara buat refleksi dari materi buku ajar Bab IV dengan
ringkas lalu kirimkan ke aplikasi padlet yang telah disediakan!

70 Efvi Noyita, MM
BAB 5
PENGELOLAAN KELAS

A. Pengelolaan Kelas dan Permasalahan dalam


Pengelolaan Kelas
Berdasarkan asal katanya, pengelolaan adalah penye-
lenggaraan atau pengurusan agar sesuatu yang dikelola
dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efisien. Sedangkan
pengertian dari kelas yaitu bagian atau unit sekolah terkecil
dengan kondisi fisik yang nyaman dan terdapat fasilita-
fasilitas yang menunjang setiap kegiatan pembelajaran,
dimana terjadi kegiatan belajar-mengajar yang kreatif untuk
mencapai suatu tujuan. Sehingga yang dimaksud dengan
pengertian pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang
dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan pembelajaran
dengan maksud agar tercapai kondisi optimal sehingga dapat
terlaksana kegiatan belajar sebagaimana yang diharapkan.
Atau pengelolaan kelas adalah suatu keterampilan untuk
bertindak dari seorang guru berdasarkan atas sifat-sifat kelas
dengan tujuan menciptakan situasi pembelajaran ke arah
yang lebih baik.
Kenyataannya dalam melaksanakan tugasnya guru sering
mengalami permasalahan di dalam kelasnya, terutama
masalah yang menyangkut pengelolaan kelasnya. Biasanya
ada 2 (dua) jenis masalah pengelolaan kelas yang biasa terjadi
saat melaksanakan pembelajaran di dalam kelas yaitu:

Manajemen dan Administrasi Kelas 71


• Masalah yang bersifat perorangan. Penggolongan
masalah bersifat perorangan ini didasarkan pada tingkah
laku orang tersebut mengarah pada pencapaian suatu
tujuan dimana setiap individu akan merasa memiliki dan
menganggap dirinya berguna. Jika individu gagal me-
ngembangkan rasa memiliki dan rasa dirinya berharga,
maka individu tersebut akan melakukan hal yang
menyimpang sehingga hal terebut akan menjadi suatu
masalah oleh seorang guru dalam mengelola kelasnya.
• Masalah yang bersifat kelompok. Sebagai tenaga
profesional selain melakukan kegiatan mengajar, guru
juga sangat perlu melakukan kegiatan pengelolaan kelas
sehingga akan menciptakan dan mempertahankan
suasana (kondisi) kelas agar kegiatan mengajar itu dapat
berlangsung secara efektif dan efisien. Pengelolaan kelas
dipandang sebagai suatu proses untuk mengontrol
tingkah laku para siswa. Tentunya adalah tugas guru
dalam menciptakan dan memelihara ketertiban suasana
kelas.
Namun dalam hal pengelolaan kelas memerlukan suatu
pandangan yang bersifat pluralistik atau pandangan secara
menyeluruh tentang aspek-aspek yang ada dalam hal
pengelolaan. Pengelolaan kelas akan selalu berhubungan
dengan ketertiban kelas, memaksimalkan kebebasan siswa
dalam arti positif, mengembangkan hubungan interpesonal
dan sosio-emosional yang positif, mempertahankan organi-
sasi kelas yang efektif dan produktif, serta bagaimana
mengembangkan tingkah laku siswa yang positif dan
mengurangi tingkah laku siswa yang tidak baik.

72 Efvi Noyita, MM
Setiap personal guru memiliki teknik atau ciri masing-
masing dalam mencapai tujuan maksimal selama proses
pembelajaran. Dalam proses pengelolaan kelas, seorang
guru hendaknya mampu merasakan, menilai serta mengo-
reksi keberhasilannya dalam mengelola kelasnya sendiri
sehingga sesuai dengan tujuan dan harapan dalam mencapai
kesuksesan pribadi maupun bagi siswa sehingga dapat
mencapai kepuasan dan siswa pun dapat merasa happy dan
comfort bahkan mencapai prestasi belajar sesuai dengan
kompetensi masing-masing mata pelajaran yang harus
dicapai oleh setiap siswa di kelas.
Permasalahan yang selalu ada dalam pengelolaan kelas
juga sangat penting dipahami oleh setiap guru, karena
permasalahan yang timbul dapat berupa berbagai masalah
tentang masalah pengajaran atau masalah tentang penge-
lolaan. Guru-guru idealnya mampu membedakan kedua
permasalahan itu dan menemukan pemecahannya secara
tepat. Kenyataan yang terjadi di lapangan adalah, ketika para
guru menangani masalah yang bersifat pengajaran dengan
pemecahan yang bersifat pengelolaan, begitu juga
sebaliknya.
Masalah pengajaran idealnya ditangani juga dengan
metode pemecahan yang bersifat pengajaran dan masalah
pengelolaan idealnya ditangani dengan metode pemecahan
yang bersifat pengelolaan kelas. Jadi haruslah dikenali lebih
dahulu jenis permasalahannya, sehingga penanganannya
dapat dengan tepat dilakukan. Tentunya ini akan lebih efektif
dan efisien.
Dalam kenyataan sehari-hari kedua jenis kegiatan itu
menyatu dalam kegiatan atau tingkah laku guru sehingga

Manajemen dan Administrasi Kelas 73


sukar dibedakan. Namun demikian, pembedaan seperti itu
amat perlu, terutama apabila kita ingin menanggulangi
secara tepat permasalahan yang berkaitan dengan kelas.
Masalah tentang pengelolaan yang mencakup tentang
masalah perorangan maupun kelompok tersebut juga sangat
sulit dibedakan oleh seorang guru.
Secara umum permasalahan dari seorang siswa biasanya
berhubungan dengan tingkah laku individu seperti: mencari
perhatian, mencari kekuasaan, menuntut balas serta mem-
perlihatkan ketidakmampuan, memang tidak gampang untuk
dibedakan dengan permasalahan yang ditimbulkan oleh
kelompok yang meliputi beberapa tindakan sehubungan
dengan kaitannya dengan pengelolaan kelas sebagai berikut:
1. Tidak kompak
2. Belum mampu mengikuti peraturan kelompok
3. Reaksi negatif terhadap sesama anggota kelompok
4. Penerimaan kelas (kelompok) atas tingkah laku yang
menyimpang
5. Kegiatan anggota atau kelompok yang menyimpang dari
ketentuan yang telah ditetapkan, berhenti melakukan
kegiatan atau hanya meniru-niru kegiatan orang
(anggota) lainnya saja
6. Ketiadaan semangat, tidak mau bekerja, dan tingkah laku
agresif atau protes
7. Tidak mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan
lingkungan.
Karena itu guru dituntut agar selalu bisa menciptakan
kondisi belajar yang optimal. Untuk dapat menangani
masalah-masalah pengelolaan kelas secara efektif guru harus

74 Efvi Noyita, MM
mampu mengenali secara tepat berbagai jenis masalah
pengelolaan kelas baik yang bersifat perorangan maupun
kelompok, memahami pendekatan mana yang cocok dan
tidak cocok untuk jenis masalah tertentu serta mampu me-
milih dan menetapkan pendekatan yang paling tepat untuk
memecahkan masalah yang dimaksud. Hal ini akan dapat
tercapai apabila guru mampu mengondisikan diri dalam
suasana apapun. Tentu saja pengelolaan kelas sangat penting
dilakukan oleh seorang guru dalam mencapai kesuksesan
kegiatan belajar dan mengajar yang ia lakukan di dalam kelas.

B. Metode Pembelajaran Inovatif


Belajar atau pembelajaran adalah merupakan sebuah
kegiatan yang wajib kita lakukan dan kita berikan kepada
anak-anak kita. Karena ia merupakan kunci sukses untuk
menggapai masa depan yang cerah, mempersiapkan gene-
rasi bangsa dengan wawasan ilmu pengetahuan yang tinggi.
Yang pada akhirnya akan berguna bagi bangsa, negara, dan
agama. Melihat peran yang begitu vital, maka menerapkan
metode yang efektif dan efisien adalah sebuah keharusan.
Dengan harapan proses belajar mengajar akan berjalan
menyenangkan dan tidak membosankan. Di bawah ini adalah
beberapa metode pembelajaran efektif, yang mungkin bisa
kita persiapkan.
Berikut beberapa metode dapat digunakan dalam
metode pembelajaran inovatif yaitu:

1. Metode Debat
Merupakan salah satu metode pembelajaran yang
sangat penting untuk meningkatkan kemampuan akade-
mik siswa. Materi ajar dipilih dan disusun menjadi paket

Manajemen dan Administrasi Kelas 75


pro dan kontra. Siswa dibagi ke dalam beberapa
kelompok dan setiap kelompok terdiri dari empat orang.
Di dalam kelompoknya, siswa (dua orang mengambil
posisi pro dan dua orang lainnya dalam posisi kontra)
melakukan perdebatan tentang topik yang ditugaskan.
Laporan masing-masing kelompok yang menyangkut
kedua posisi pro dan kontra diberikan kepada guru.
Selanjutnya guru dapat mengevaluasi setiap siswa
tentang penguasaan materi yang meliputi kedua posisi
tersebut dan mengevaluasi seberapa efektif siswa terlibat
dalam prosedur debat. Pada dasarnya, agar semua model
berhasil seperti yang diharapkan pembelajaran ko-
operatif, setiap model harus melibatkan materi ajar yang
memungkinkan siswa saling membantu dan mendukung
ketika mereka belajar materi dan bekerja saling
tergantung (interdependen) untuk menyelesaikan tugas.
Ketrampilan sosial yang dibutuhkan dalam usaha
berkolaborasi harus dipandang penting dalam keberhasi-
lan menyelesaikan tugas kelompok. Ketrampilan ini dapat
diajarkan kepada siswa dan peran siswa dapat ditentukan
untuk memfasilitasi proses kelompok. Peran tersebut
mungkin bermacam-macam menurut tugas, misalnya,
peran pencatat (recorder), pembuat kesimpulan (summa-
rizer), pengatur materi (material manager), atau fasilitator
dan peran guru bisa sebagai pemonitor proses belajar.

2. Metode Role Playing


Adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pe-
lajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghaya-
tan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan
dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh

76 Efvi Noyita, MM
hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya
dilakukan lebih dari satu orang, Hal itu bergantung
kepada apa yang diperankan. Adapun kelebihan metode
Role Playing:
a. Melibatkan seluruh siswa dapat berpartisipasi mem-
punyai kesempatan untuk memajukan kemampuan-
nya dalam bekerja sama.
b. Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi
secara utuh.
c. Permainan merupakan penemuan yang mudah dan
dapat digunakan dalam situasi dan waktu yang
berbeda.
d. Guru dapat mengevaluasi pemahaman tiap siswa
melalui pengamatan pada waktu melakukan per-
mainan.
e. Permainan merupakan pengalaman belajar yang
menyenangkan bagi anak.

3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)


Metode pemecahan masalah (problem solving)
adalah penggunaan metode dalam kegiatan
pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi
berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau
perorangan maupun masalah kelompok untuk
dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama. Orientasi
pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang
pada dasarnya adalah pemecahan masalah. Adapun
keunggulan metode problem solving sebagai berikut:
a. Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
b. Berpikir dan bertindak kreatif.

Manajemen dan Administrasi Kelas 77


c. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis.
d. Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
e. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
f. Merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa
untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan
tepat.
g. Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan
dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.
Kelemahan metode problem solving sebagai berikut:
§ Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk
menerapkan metode ini. Misal terbatasnya alat-alat
laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan
mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan
kejadian atau konsep tersebut.
§ Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang
dibandingkan dengan metode pembelajaran yang
lain.

4. Pembelajaran Berdasarkan Masalah


Problem Based Instruction (PBI) memusatkan pada
masalah kehidupannya yang bermakna bagi siswa, peran
guru menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan
memfasilitasi penyelidikan dan dialog. Langkah-langkah
yang dapat diikuti dalam Problem Base Instruction adalah
sebagai berikut:
a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan
logistik yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat
dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
b. Guru membantu siswa mendefinisikan dan meng-
organisasikan tugas belajar yang berhubungan

78 Efvi Noyita, MM
dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas,
jadwal, dll.)
c. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan
informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen
untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan
masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan
masalah.
d. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan
menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan
membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.
e. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau
evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-
proses yang mereka gunakan.
Adapun kelebihan dari pembelajaran berdasarkan
masalah yaitu:
§ Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga
pengetahuannya benar-benar diserapnya dengan
baik.
§ Dilatih untuk dapat bekerja sama dengan siswa lain.
§ Dapat memperoleh dari berbagai sumber.
Kekurangan dari pembelajaran berdasarkan masalah
yaitu:
a. Untuk siswa yang malas tujuan dari metode tersebut
tidak dapat tercapai.
b. Membutuhkan banyak waktu dan dana.
c. Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan
metode ini

Manajemen dan Administrasi Kelas 79


5. Cooperative Script
Skrip cooperatif adalah metode belajar dimana siswa
bekerja berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan
bagian-bagian dari materi yang dipelajari. Adapun
Langkah-langkah pembelajaran ini adalah:
a. Guru membagi siswa untuk berpasangan.
b. Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk
dibaca dan membuat ringkasan.
c. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama
berperan sebagai pembicara dan siapa yang ber-
peran sebagai pendengar.
d. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap
mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam
ringkasannya. Sementara pendengar menyimak/
mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang
lengkap dan membantu mengingat/menghafal ide-
ide pokok dengan menghubungkan materi sebelum-
nya atau dengan materi lainnya.
e. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar
menjadi pendengar dan sebaliknya, serta lakukan
seperti di atas.
f. Kesimpulan guru dan Penutup.
Kelebihan Cooperative Script adalah:
§ Melatih pendengaran, ketelitian/kecermatan.
§ Setiap siswa mendapat peran.
§ Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain
dengan lisan.
Kekurangan dari Cooperative Script adalah:
a. Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu

80 Efvi Noyita, MM
b. Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh
kelas sehingga koreksi hanya sebatas pada dua orang
tersebut).

6. Picture and Picture


Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang
menggunakan gambar dan dipasangkan/diurutkan men-
jadi urutan logis. Adapun Langkah-langkah pembela-
jarannya adalah:
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
dan menyajikan materi sebagai pengantar.
b. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-
gambar yang berkaitan dengan materi.
c. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian
memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi
urutan yang logis.
d. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan
gambar tersebut.
e. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai
menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompe-
tensi yang ingin dicapai.
f. Guru memberikan kesimpulan/rangkuman.
Kebaikan dari metode Picture and Picture adalah:
guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing
siswa dan melatih berpikir logis dan sistematis dari para
siswanya.
Kekurangan metode Picture and Picture adalah:
memakan banyak waktu sehingga banyak siswa yang
menjadi pasif.

Manajemen dan Administrasi Kelas 81


7. Numbered Heads Together
Adalah suatu metode belajar dimana setiap siswa
diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok, dan
secara acak guru memanggil nomor dari siswa. Adapun
langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah:
a. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam
setiap kelompok mendapat nomor.
b. Guru memberikan tugas dan masing-masing
kelompok mengerjakannya.
c. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan
memastikan tiap anggota kelompok dapat
mengerjakannya.
d. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan
nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerja sama
mereka.
e. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru
menunjuk nomor yang lain. Dan memberikan
kesimpulan. Pada akhir pembelajaran.
Kelebihan Metode Numbered Heads Together ada-
lah: setiap siswa menjadi siap semua dan mampu
melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh dan siswa
yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.
Tentunya Numbered Heads Together juga memiliki
kekurangan yaitu: adanya kemungkinan nomor yang
dipanggil, dipanggil lagi oleh guru. Kemudian tidak
semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.

8. Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)


Metode investigasi kelompok sering dipandang
sebagai metode yang paling kompleks dan paling sulit

82 Efvi Noyita, MM
untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif.
Metode ini melibatkan siswa sejak perencanaan, baik
dalam menentukan topik maupun cara untuk mem-
pelajarinya melalui investigasi. Metode ini menuntut para
siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam ber-
komunikasi maupun dalam ketrampilan proses kelompok
(group process skills).
Para guru yang menggunakan metode investigasi
kelompok umumnya membagi kelas menjadi beberapa
kelompok yang beranggotakan 5 hingga 6 siswa dengan
karakteristik yang heterogen. Pembagian kelompok
dapat juga didasarkan atas kesenangan berteman atau
kesamaan minat terhadap suatu topik tertentu. Para
siswa memilih topik yang ingin dipelajari, mengikuti
investigasi mendalam terhadap berbagai subtopik yang
telah dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan
suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan.
Adapun deskripsi mengenai langkah-langkah metode
investigasi kelompok dapat dikemukakan sebagai berikut:
§ Seleksi topic. Para siswa memilih berbagai subtopik
dalam suatu wilayah masalah umum yang biasanya
digambarkan lebih dahulu oleh guru. Para siswa
selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompok-
kelompok yang berorientasi pada tugas (task oriented
groups) yang beranggotakan 2 hingga 6 orang.
Komposisi kelompok heterogen baik dalam jenis
kelamin, etnik maupun kemampuan akademik.
§ Merencanakan kerja sama. Para siswa beserta guru
merencanakan berbagai prosedur belajar khusus,
tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan

Manajemen dan Administrasi Kelas 83


berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih dari
langkah di atas.
§ Implementasi. Para siswa melaksanakan rencana
yang telah dirumuskan pada langkah merencanakan
kerja sama di atas. Pembelajaran harus melibatkan
berbagai aktivitas dan ketrampilan dengan variasi
yang luas dan mendorong para siswa untuk meng-
gunakan berbagai sumber baik yang terdapat di
dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus-
menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan
memberikan bantuan jika diperlukan.
§ Analisis dan sintesis. Para siswa menganalisis dan
mensintesis berbagai informasi yang diperoleh pada
langkah implementasi di atas, dan merencanakan
agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang
menarik di depan kelas.
§ Penyajian hasil akhir. Semua kelompok menyajikan
suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik
yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas
saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang
luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok
dikoordinir oleh guru.
§ Evaluasi. Guru beserta siswa melakukan evaluasi
mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pe-
kerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi
dapat mencakup tiap siswa secara individu atau
kelompok, atau keduanya.

84 Efvi Noyita, MM
9. Metode Jigsaw
Pada dasarnya, dalam model ini guru membagi
satuan informasi yang besar menjadi komponen-
komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa
ke dalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari
empat orang siswa sehingga setiap anggota ber-
tanggungjawab terhadap penguasaan setiap komponen/
subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya.
Siswa dari masing-masing kelompok yang bertanggung-
jawab terhadap subtopik yang sama membentuk
kelompok lagi yang terdiri dari yang terdiri dari dua atau
tiga orang. Siswa-siswa ini bekerja sama untuk menye-
lesaikan tugas kooperatifnya dalam:
a. Belajar dan menjadi ahli dalam subtopik bagiannya
b. Merencanakan bagaimana mengajarkan subtopik
bagiannya kepada anggota kelompoknya semula.
Setelah itu siswa tersebut kembali lagi ke kelompok
masing-masing sebagai “ahli” dalam subtopiknya dan
mengajarkan informasi penting dalam subtopik
tersebut kepada temannya. Ahli dalam subtopik
lainnya juga bertindak serupa. Sehingga seluruh
siswa bertanggung jawab untuk menunjukkan
penguasaannya terhadap seluruh materi yang
ditugaskan oleh guru. Dengan demikian, setiap siswa
dalam kelompok harus menguasai topik secara
keseluruhan.

10. Metode Team Games Tournament (TGT)


Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu
tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah
diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa

Manajemen dan Administrasi Kelas 85


harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa
sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan
dan reinforcement. Aktivitas belajar dengan permainan
yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model
TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks di
samping menumbuhkan tanggung jawab, kerja sama,
persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
Ada 5 komponen utama dalam komponen utama
dalam TGT yaitu:
§ Penyajian kelas. Pada awal pembelajaran guru
menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasa-
nya dilakukan dengan pengajaran langsung atau
dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada
saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar
memperhatikan dan memahami materi yang di-
sampaikan guru, karena akan membantu siswa
bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada
saat game karena skor game akan menentukan skor
kelompok.
§ Kelompok (team). Kelompok biasanya terdiri dari 4
sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen
dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras
atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih
mendalami materi bersama teman kelompoknya dan
lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelom-
pok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat
game.
§ Game. Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang
dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat
siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok.

86 Efvi Noyita, MM
Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan
sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor
dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai
dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar
pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang
nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen
mingguan.
§ Turnamen. Biasanya turnamen dilakukan pada akhir
minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan
presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan
lembar kerja. Turnamen pertama guru membagi
siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa
tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga
siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya.
§ Team recognize (penghargaan kelompok). Guru
kemudian mengumumkan kelompok yang menang,
masing-masing team akan mendapat sertifikat atau
hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang
ditentukan. Team mendapat julukan “Super Team”
jika rata-rata skor 45 atau lebih, “Great Team” apabila
rata-rata mencapai 40-45 dan “Good Team” apabila
rata-ratanya 30-40.

11. Model Student Teams – Achievement Divisions


(STAD)
Pada metode ini, para siswa dikelompokkan secara
heterogen kemudian siswa yang pandai menjelaskan
anggota lain sampai mengerti. Adapun Langkah-langkah
yang ditempuh adalah:
a. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang
secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis

Manajemen dan Administrasi Kelas 87


kelamin, suku, dll.).
b. Guru menyajikan pelajaran.
c. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk
dikerjakan oleh anggota kelompok. Anggota yang
tahu menjelaskan kepada anggota lainnya sampai
semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
d. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh
siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling
membantu.
e. Memberi evaluasi dan Penutup yang baik.
Kelebihan dari Model Student Teams – Achievement
Divisions (STAD) adalah: seluruh siswa menjadi lebih
siap dan berguna dalam melatih kerjasama dengan baik.
Sedangkan Kekurangan dari Model Student Teams –
Achievement Divisions (STAD) adalah: anggota kelom-
pok semua mengalami kesulitan dalam membedakan
siswa.

12. Model Examples Non Examples


Examples Non Examples adalah metode belajar yang
menggunakan contoh-contoh. Contoh dapat dari kasus/
gambar yang relevan dengan KD (Kompetensi Dasar).
Langkah-langkah yang dapat ditempuh adalah:
a. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan
tujuan pembelajaran.
b. Guru menempelkan gambar di papan atau di-
tayangkan lewat OHP atau In Focus
c. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan
kepada siswa untuk memperhatikan/menganalisa
gambar.

88 Efvi Noyita, MM
d. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil
diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada
kertas.
e. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil
diskusinya.
f. Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai
menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai,
untuk kemudian memberikan Kesimpulan.
Kebaikan dari Model Student Teams – Achievement
Divisions (STAD) adalah: Siswa lebih kritis dalam
menganalisa gambar. Siswa mengetahui aplikasi dari
materi berupa contoh gambar. Siswa diberi kesempatan
untuk mengemukakan pendapatnya. Adapun Kekurang-
an dari model Model Student Teams – Achievement
Divisions (STAD) yaitu tidak semua materi dapat
disajikan dalam bentuk gambar, sehingga tidak memakan
waktu yang lama.

13. Model Lesson Study


Lesson Study adalah suatu metode yang dikembang-
kan di Jepang yang dalam bahasa Jepangnya disebut
Jugyokenkyuu. Istilah lesson study sendiri diciptakan oleh
Makoto Yoshida. Lesson Study merupakan suatu proses
dalam mengembangkan profesionalitas guru-guru di
Jepang dengan jalan menyelidiki/ menguji praktik
mengajar mereka agar menjadi lebih efektif. Adapun
langkah-langkahnya sebagai berikut:
a. Sejumlah guru bekerja sama dalam suatu kelompok.
Kerja sama ini meliputi: Perencanaan, Praktik
mengajar, Observasi, dan Refleksi/kritikan terhadap

Manajemen dan Administrasi Kelas 89


pembelajaran.
b. Salah satu guru dalam kelompok tersebut melakukan
tahap perencanaan yaitu membuat rencana pem-
belajaran yang matang dilengkapi dengan dasar-
dasar teori yang menunjang.
c. Guru yang telah membuat rencana pembelajaran
pada bagian kedua di atas kemudian mengajar di
kelas sesungguhnya. Berarti tahap praktik mengajar
terlaksana.
d. Guru-guru lain dalam kelompok tersebut mengamati
proses pembelajaran sambil mencocokkan rencana
pembelajaran yang telah dibuat. Berarti tahap
observasi terlalui.
e. Semua guru dalam kelompok termasuk guru yang
telah mengajar kemudian bersama-sama mendisku-
sikan pengamatan mereka terhadap pembelajaran
yang telah berlangsung. Tahap ini merupakan tahap
refleksi. Dalam tahap ini juga didiskusikan langkah-
langkah perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.
f. Hasil pada bagian kelima di atas selanjutnya di-
implementasikan pada kelas/pembelajaran berikut-
nya dan seterusnya kembali ke bagian kedua di atas.
Tentunya metode lesson study mempunyai kelebihan
sebagai berikut:
§ Dapat diterapkan di setiap bidang mulai seni, bahasa,
sampai matematika dan olahraga dan pada setiap
tingkatan kelas.
§ Dapat dilaksanakan antar/lintas sekolah.

90 Efvi Noyita, MM
Demikianlah tentang pengelolaan kelas dan metode
pembelajaran inovatifnya.

Manajemen dan Administrasi Kelas 91


TUGAS MAHASISWA
Setelah mempelajari materi “Pengelolaan Kelas” pada bab V,
maka tugas adik-adik mahasiswa adalah:
1. Saudara jelaskan “Pengertian Pengelolaan Kelas serta per-
masalahan yang sering terjadi apabila pengelolaan kelas
tidak dilakukan”. Silakan bagi pengalaman Saudara saat
menjadi peserta didik!
2. Saudara jelaskan bagaimana Pengelolaan kelas dapat
menyelesaikan permasalahan diantara peserta didik!
3. Saudara jelaskan beberapa metode dan strategi yang dapat
dilakukan dalam pengelolaan kelas!
4. Saudara buat refleksi dari materi buku ajar Bab V dengan
ringkas lalu kirimkan ke aplikasi padlet yang telah disediakan!

92 Efvi Noyita, MM
BAB 6
KEPEMIMPINAN
SEKOLAH

Manajemen kepemimpinan sekolah dan manajemen admi-


nistrasi kelas saling terkait dalam upaya meningkatkan kualitas
pendidikan. Manajemen kepemimpinan sekolah melibatkan
pengelolaan sumber daya manusia, pengambilan keputusan, dan
penciptaan lingkungan belajar yang kondusif, sementara
manajemen administrasi kelas berkaitan dengan pengaturan tata
kelola kelas, perencanaan pembelajaran, dan evaluasi hasil
belajar siswa. Kedua aspek ini bekerja bersama untuk mencapai
tujuan pendidikan yang optimal, di mana manajemen kepemim-
pinan sekolah yang baik dapat menciptakan landasan yang
memungkinkan manajemen administrasi kelas berjalan efektif,
sehingga berdampak pada peningkatan kualitas pendidikan
secara keseluruhan.
Noyita Efvi, dalam bukunya “Manajemen Pendidikan Berbasis
Sekolah”, 2022, mengatakan mengulas tentang manajemen
kepemimpinan dalam pendidikan, yang meliputi pengertian dan
perbedaan pemimpin dan kepemimpinan, teori-teori kepemim-
pinan, dan ciri-ciri kepemimpinan yang baik. Berikut adalah
ringkasan dari tulisan Noyita:
• Pengertian dan Perbedaan Pemimpin dan Kepemimpinan.

Manajemen dan Administrasi Kelas 93


Pemimpin adalah suatu peran atau ketua dalam sistem di
suatu organisasi atau kelompok, sedangkan kepemimpinan
adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk
memengaruhi orang-orang untuk bekerja mencapai tujuan
dan sasaran.
• Teori-Teori Kepemimpinan. Tulisan menggambarkan
delapan jenis teori kepemimpinan, yaitu teori genetis, teori
sifat, teori kontingensi, teori situasional, teori perilaku, teori
partisipatif, teori transaksional, dan teori transformasional
• Ciri-Ciri Kepemimpinan Yang Baik. Tulisan menjelaskan ciri-
ciri kepemimpinan yang baik, yaitu dipimpin oleh orang yang
cerdas, dipimpin oleh orang yang penuh inisiatif, dipimpin
oleh orang yang bertanggung jawab, dipimpin oleh orang
yang jujur, dipimpin oleh orang yang rela berkorban,
dipimpin oleh orang yang dicintai dan mencintai kelompok-
nya, dan dipimpin oleh orang yang bisa dipercaya.
• Manajemen Kepemimpinan Dalam Pendidikan. Tulisan
menunjukkan bahwa manajemen kepemimpinan dalam
pendidikan adalah penting untuk mencapai tujuan pen-
didikan yang optimal. Manajemen kepemimpinan sekolah
dan manajemen administrasi kelas saling terkait dalam upaya
meningkatkan kualitas pendidikan
Dengan mengukur efektivitas pengaturan ruang kelas ter-
hadap pembelajaran siswa, penelitian dapat menentukan
bagaimana manajemen kepemimpinan sekolah dan manajemen
administrasi kelas bekerja bersama untuk mencapai tujuan
pendidikan yang optimal.
Adapun faktor eksternal yang mempengaruhi kepemimpinan
dalam pendidikan dapat mencakup faktor lingkungan, faktor
sosial, dan faktor politik. Faktor lingkungan mencakup kondisi

94 Efvi Noyita, MM
fisik dan infrastruktur sekolah, sementara faktor sosial mencakup
budaya dan norma yang ada di masyarakat sekitar sekolah. Faktor
politik mencakup kebijakan dan regulasi yang dikeluarkan oleh
pemerintah terkait pendidikan. Semua faktor ini dapat
mempengaruhi cara kepemimpinan dalam pendidikan dijalankan
dan memengaruhi kualitas pendidikan yang dihasilkan
Selanjutnya juga memberikan dampak faktor ekstern yang
mempengaruhi kepemimpinan dalam pendidikan dapat berupa:
v Kondisi lingkungan. Faktor lingkungan, seperti kondisi fisik
dan infrastruktur sekolah, dapat mempengaruhi kepemim-
pinan dalam pendidikan. Jika lingkungan sekolah tidak
memadai, maka kepemimpinan dalam pendidikan akan sulit
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
v Budaya dan norma. Faktor sosial, seperti budaya dan norma
yang ada di masyarakat sekitar sekolah, dapat mem-
pengaruhi kepemimpinan dalam pendidikan. Jika budaya dan
norma yang ada tidak sesuai dengan tujuan pendidikan, maka
kepemimpinan dalam pendidikan akan sulit untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan[1].
v Kebijakan dan regulasi. Faktor politik, seperti kebijakan dan
regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah terkait pen-
didikan, dapat mempengaruhi kepemimpinan dalam
pendidikan. Jika kebijakan dan regulasi yang dikeluarkan tidak
sesuai dengan tujuan pendidikan, maka kepemimpinan
dalam pendidikan akan sulit untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
Semua faktor ini dapat mempengaruhi cara
kepemimpinan dalam pendidikan dijalankan dan
memengaruhi kualitas pendidikan yang dihasilkan.

Manajemen dan Administrasi Kelas 95


TUGAS MAHASISWA
Setelah mempelajari materi “Kepemimpinan Sekolah” pada
bab VI, maka tugas adik-adik mahasiswa adalah:
1. Saudara jelaskan “Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan
serta perbedaannya”!
2. Saudara jelaskan bagaimana Teori Kepemimpinan di Sekolah!
3. Saudara jelaskan, Faktor-faktor Eksternal yang memberikan
dampak Kepemimpinan sekolah!
4. Saudara buat refleksi dari materi buku ajar Bab VI dengan
ringkas lalu kirimkan ke aplikasi padlet yang telah disediakan!

96 Efvi Noyita, MM
BAB 7
MANAGEMENT SEKOLAH

A. Manajemen Peserta Didik


Noyita, Efvi dalam "Management Pendidikan
Management Berbasis Sekolah (MP-MBS)", 2022, mengatakan
bahwa manajemen peserta didik mencakup beberapa aspek,
seperti perencanaan, pembinaan, evaluasi, dan mutasi
peserta didik. Pendidikan merupakan upaya untuk
mengembangkan manusia, dan manajemen pendidikan perlu
dilakukan secara terus-menerus sebagai antisipasi terhadap
perubahan budaya dan kehidupan. Manajemen pendidikan
juga melibat-kan fungsi-fungsi manajemen umum, seperti
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian. Selain itu, buku ini juga membahas konsep
dasar manajemen, fungsi-fungsi manajemen, serta
pengertian dan fungsi manajemen pendidikan. Namun, detail
lebih lanjut mengenai manajemen peserta didik dapat
ditemukan dalam buku tersebut.
Noyita, 2022, juga menyampaikan beberapa teknik yang
dapat digunakan dalam manajemen peserta didik meliputi:
• Perencanaan Peserta Didik. Perencanaan adalah proses
untuk menentukan tujuan dari pendidikan dalam bentuk
visi dan misi baik jangka panjang dan jangka pendek.
Strategi-strategi yang harus ditempuh juga sudah harus
ditentukan dari awal,

Manajemen dan Administrasi Kelas 97


• Pembinaan Peserta Didik. Pembinaan adalah proses
untuk mengorganisasi dan mengatur peserta didik dalam
sekolah. Supaya, mereka dapat menjalankan peran dan
fungsinya masing-masing dengan maksimal.
• Evaluasi Kegiatan Peserta Didik. Evaluasi adalah proses
untuk menilai kinerja dan kinerja peserta didik dalam
pendidikan. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan efisien-
si dan efektivitas kinerja, sehingga membuat suasana
dalam lingkungan kerja menjadi lebih dinamis, sehat, dan
nyaman.
• Mutasi Peserta Didik. Mutasi adalah proses untuk
mengubah posisi atau fungsi peserta didik dalam sekolah.
Hal ini dilakukan untuk mencapai tujuan pendidikan yang
lebih efektif dan efisien.
• Pengayaan dan Pengukuhan. Layanan pengayaan
ditujukan kepada peserta didik yang mengalami kesulitan
belajar ringan. Materi program pengayaan dalam hal ini
dapat bersifat sebagai ekuivalen (horizontal) dengan PBM
utama, suplementer saja terhadap program PBM utama,
atau pengukuhan saja terhadap program PBM utama.
• Percepatan Alternatif. Memberikan layanan kepada
kasus berbakat tetapi menunjukkan kesulitan psikososial
atau ego emosional.
• Pengelolaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan.
Perencanaan, pengadaan, pembinaan, penilaian, dan
pemberhentian tenaga pendidik dan kependidikan..
• Pengelolaan Biaya Pendidikan. Konsep dasar mana-
jemen pembiayaan pendidikan, perencanaan biaya
pendidikan/sekolah, pelaksanaan pengelolaan biaya
pendidikan, dan pengawasan pembiayaan pendidikan.

98 Efvi Noyita, MM
• Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan.
Pengertian dan ruang lingkup, pengadaan sarana dan
prasarana pendidikan, pengaturan pengelolaan dan
penggunaan sarana prasarana, dan tata cara
penyingkiran/penghapusan sarana dan prasarana
pendidikan.
• Pengelolaan Humas Pendidikan. Pengertian pengelola-
an humas pendidikan, teknologi komunikasi pendidikan,
dan pengelolaan kelas.
Dalam buku tersebut, lebih lanjut mengenai teknik-teknik
ini dapat ditemukan dalam bagian yang berjudul
"Management Peserta Didik".

B. Manajemen Pengelolaan Tenaga Pendidikan dan


Kependidikan
Dalam buku "Management Pendidikan Berbasis Sekolah"
Noyita, 2022, pengelolaan tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan merupakan salah satu aspek dalam manajemen
pendidikan. Pengelolaan tenaga pendidik dan tenaga kepen-
didikan meliputi perencanaan, pengadaan, pembinaan,
penilaian, dan pemberhentian tenaga pendidik dan kepen-
didikan. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa tenaga
pendidik dan kependidikan yang ada di sekolah memiliki
kualitas dan kompetensi yang memadai untuk mendukung
proses pembelajaran yang efektif.
Selain itu, dalam manajemen berbasis sekolah, pengelola-
an tenaga pendidik dan kependidikan juga melibatkan
partisipasi dan keterlibatan masyarakat dalam proses peng-
ambilan keputusan terkait dengan pengelolaan tenaga
pendidik dan kependidikan di sekolah.

Manajemen dan Administrasi Kelas 99


Dalam manajemen pendidikan berbasis sekolah, penge-
lolaan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan mem-
pengaruhi kinerja dan kualitas pendidikan yang diberikan
kepada peserta didik. Berikut adalah beberapa faktor yang
mempengaruhi pengelolaan tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan:
• Kualitas tenaga pendidik dan kependidikan. Kualitas
tenaga pendidik dan kependidikan adalah faktor yang
penting dalam manajemen pendidikan. Tenaga pendidik
dan kependidikan yang memiliki kualitas tinggi akan
mempengaruhi kinerja dan kinerja peserta didik
• Pengembangan tenaga pendidik dan kependidikan.
Pengembangan tenaga pendidik dan kependidikan me-
lalui pendidikan profesional, pendidikan keterampilan,
dan pendidikan kesejahteraan adalah faktor yang
mempengaruhi kinerja dan kinerja peserta didik
• Pengelolaan tenaga pendidik dan kependidikan.
Pengelolaan tenaga pendidik dan kependidikan melalui
perencanaan, pengadaan, pembinaan, penilaian, dan
pemberhentian tenaga pendidik dan kependidikan
adalah faktor yang mempengaruhi kinerja dan kinerja
peserta didik
• Pengembangan sumber daya manusia di sekolah.
Peningkatan kontribusi manajemen pendidikan yang
berorientasi kepada produktivitas adalah faktor yang
mempengaruhi kinerja dan kinerja peserta didik

C. Manajemen Pengelolaan Keuangan Sekolah


Dalam buku "Management Pendidikan Berbasis Sekolah"
Noyita, 2022, mengatakan bahwa pengelolaan keuangan

100 Efvi Noyita, MM


sekolah merupakan salah satu aspek dalam manajemen
pendidikan. Pengelolaan keuangan sekolah meliputi perenca-
naan, pengadaan, pengeluaran, pengawasan, dan pelaporan
keuangan. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa
keuangan sekolah digunakan secara efektif dan efisien untuk
mendukung proses pembelajaran yang berkualitas.
Selain itu, dalam manajemen berbasis sekolah, pengelola-
an keuangan sekolah juga melibatkan partisipasi dan keter-
libatan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan
terkait dengan pengelolaan keuangan sekolah. Lebih lanjut
mengenai pengelolaan keuangan sekolah dapat ditemukan
dalam bagian yang berjudul "Management Keuangan" dalam
buku tersebut.

D. Pengelolaan Sapras
Dalam pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan,
terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan, termasuk
pengaturan, pengelolaan, dan penggunaan sarana pra-
sarana. Aspek-aspek tersebut meliputi:
• Perencanaan. Merupakan tahap awal dalam pengelolaan
sarana dan prasarana pendidikan. Perencanaan ini men-
cakup perencanaan pengadaan, inventarisasi, penyim-
panan, penataan, penggunaan, pemeliharaan, dan peng-
hapusan sarana prasarana.
• Pengadaan. Meliputi proses pengadaan sarana dan
prasarana pendidikan yang meliputi pembelian,
pemanfaatan sumber daya lokal, dan pengadaan sumber
daya dari luar.
• Inventarisasi. Merupakan proses pencatatan dan
pengelompokan sarana dan prasarana pendidikan yang

Manajemen dan Administrasi Kelas 101


dimiliki oleh suatu lembaga pendidikan[1].
• Penyimpanan. Meliputi proses penyimpanan barang-
barang dan sarana pendidikan yang perlu diperhatikan
tempat penyimpanan, syarat-syarat pergudangan yang
berlaku, sifat barang yang disimpan, jangka waktu
penyimpanan, alat-alat atau sarana lain yang diperlukan
untuk penyimpanan, dana atau biaya untuk peme-
liharaan, serta prosedur kerja penyimpanan yang jelas
dan disesuaikan dengan sifat barang yang disimpan.
• Penataan. Meliputi proses penataan sarana dan
prasarana pendidikan agar dapat digunakan secara
efektif dan efisien.
• Penggunaan. Merupakan proses pemanfaatan sarana
dan prasarana pendidikan sesuai dengan kebutuhan dan
tujuan pendidikan.
• Pemeliharaan. Meliputi proses pemeliharaan sarana dan
prasarana pendidikan agar tetap dalam kondisi baik dan
dapat digunakan secara optimal.
• Penghapusan. Meliputi proses penghapusan sarana dan
prasarana pendidikan yang sudah tidak digunakan atau
tidak layak pakai.
Dalam pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan,
aspek-aspek di atas perlu dikelola secara baik guna men-
dukung terlaksananya proses pendidikan yang efektif dan
efisien.

E. Pengelolaan Humas
Dalam pengelolaan humas (hubungan masyarakat)
dalam konteks pendidikan, terdapat beberapa aspek yang
perlu diperhatikan. Pengelolaan humas pendidikan melibat-

102 Efvi Noyita, MM


kan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk memastikan
terjalinnya hubungan yang baik antara sekolah dan masya-
rakat, serta mempromosikan citra positif sekolah. Beberapa
kegiatan yang terkait dengan pengelolaan humas pendidikan
meliputi:
• Komunikasi. Menjalin komunikasi yang efektif antara
sekolah, siswa, orang tua, dan masyarakat umum. Hal ini
meliputi penyampaian informasi mengenai kegiatan
sekolah, pencapaian siswa, dan berbagai program
pendidikan yang dilaksanakan.
• Promosi. Mempromosikan citra positif sekolah melalui
berbagai kegiatan, seperti acara terbuka, pameran, dan
kegiatan sosial. Tujuan dari promosi ini adalah untuk
meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap
sekolah dan menarik minat calon siswa dan orang tua
untuk bergabung dengan sekolah tersebut.
• Pemberitaan. Menyebarkan informasi mengenai ber-
bagai kegiatan dan pencapaian sekolah melalui media
massa, situs web sekolah, dan media sosial. Hal ini
bertujuan untuk memperkenalkan sekolah kepada
masyarakat luas dan membangun citra positif di mata
publik.
• Keterlibatan Masyarakat. Membangun keterlibatan
masyarakat dalam kegiatan sekolah, seperti melalui
program sukarelawan, kerja sama dengan perusahaan
lokal, dan partisipasi dalam kegiatan sosial. Hal ini
bertujuan untuk memperkuat hubungan antara sekolah
dan masyarakat serta mendukung pencapaian tujuan
Pendidikan.

Manajemen dan Administrasi Kelas 103


Dalam konteks manajemen pendidikan, pengelolaan
humas pendidikan merupakan aspek penting yang men-
dukung terciptanya lingkungan belajar yang kondusif dan
membangun hubungan yang baik antara sekolah dan
masyarakat.

104 Efvi Noyita, MM


TUGAS MAHASISWA
Setelah mempelajari materi “Management Sekolah” pada bab
VII, maka tugas adik-adik mahasiswa adalah:
1. Saudara jelaskan “Pengertian Management Peserta Didik”.
Silakan ditambahkan dengan pengalaman Saudara saat
menjadi peserta didik!
2. Saudara jelaskan bagaimana “Pengelolaan Tenaga Pendidik
dan Kependidikan” dan faktor apa yang mempengaruhi
keduanya!
3. Saudara jelaskan “Pengelolaan Sapras” serta aspek apa saja
yang mempengaruhi dalam pengelolaan sapras.
4. Saudara jelaskan “Pengelolaan Humas dan apa saja kegiatan
sekolah yang berhubungan dengan Humas”!
5. Saudara buat refleksi dari materi buku ajar Bab VII dengan
ringkas lalu kirimkan ke aplikasi padlet yang telah disediakan!

Manajemen dan Administrasi Kelas 105


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian: suatu pendekatan


praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Ainiatul.mahbubah. (1970). Retrieved from
https://ainiatul93.blogspot.com/2014/06/peran-dan-
fungsi-guru-administrasi.html
Antara Administrasi Dengan Manajemen. (n.d.). Retrieved from
https://id.scribd.com/document/480282747/KETERKAITAN-
ANTARA-ADMINISTRASI-DENGAN-MANAJEMEN-docx
ClassPoint. (n.d.). 20 Strategi Manajemen Kelas yang Terbukti
Efektif Untuk Semua Jenis Kelas. Retrieved from
https://www.classpoint.io/blog/id/20-strategi-manajemen-
kelas-yang-terbukti-efektif-untuk-semua-jenis-kelas
Contoh Dokumen Administrasi Sekolah. (n.d.). Retrieved from
https://id.scribd.com/document/327052463/Contoh-
Dokumen-Administrasi-Sekolah
E-ujian. (2023). Kurikulum Merdeka, Pengertian dan
Perbedaannya dengan K13. Retrieved from https://e-
ujian.id/kurikulum-merdeka-pengertian-dan-
perbedaannya-dengan-k13/
Erilia, E., & Koesno, D. (2023). Apa Perbedaan Kurikulum 2013 dan
Kurikulum Merdeka? Retrieved from https://tirto.id/apa-
perbedaan-kurikulum-2013-dan-kurikulum-merdeka-gTL3
http://repo.iain-tulungagung.ac.id/6463/5/BAB%2
https://jurnal.uns.ac.id/jpi/article/vie

106 Efvi Noyita, MM


https://media.neliti.com/media/publications/217111-analisis-
manajemen-kelas-dalam-meningkat.pdf
https://mail.jurnal.iain
bone.ac.id/index.php/adara/article/download/425/350
https://an-nur.ac.id/manajemen-kelas-definisi-tujuan-prinsip-
komponen-dan-strategi/
https://core.ac.uk/download/pdf/228
https://smpip-tunasbangsa.sch.id/blog/2022/11/09/bagaimana-
cara-mengukur-efektivitas-belajar-siswa-di-sekolah/
https://core.ac.uk/download/pdf/228
https://media.neliti.com/media/publications/217111-analisis-
manajemen-kelas-dalam-meningkat.pdf
https://www.researchgate.net/public
http://repository.radenintan.ac.id/6
https://www.researchgate.net/publicati
https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/1905-Full_Text.pdf
https://www.researchgate.net/publica
http://repository.radenintan.ac.id/3
https://www.researchgate.net/public
https://lib.unnes.ac.id/22443/1/7101410183-s.pdf
http://repo.iain-tulungagung.ac.id/6463/5/BAB%20II.p
https://repo.undiksha.ac.id/9828/9/1639011008-LAMPIRAN.pdf
https://lib.unnes.ac.id/22443/1/7101410183-s.pdf
https://id.scribd.com/doc/101602654/Pengertian-Administrasi-
Sekolah-Dan-Guru
https://media.neliti.com/media/publications/294572-analisis-
inovasi-administrasi-guru-dalam-bd5212d0.pdf
https://repositori.uin-alauddin.ac.id/16059/1/Sujemanwa

Manajemen dan Administrasi Kelas 107


https://media.neliti.com/media/publications/294572-analisis-
inovasi-administrasi-guru-dalam-bd5212d0.pdf
https://jurnal.ugj.ac.id/index.php/REFORMASI/article/download/4
904/2321
https://repository.syekhnurjati.ac.id/859/1/RIKA%20MUSTIKA%2
0HATI_59440830_%28kata%20pengantar%20tidak%20ada
%29-min.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/294572-analisis-
inovasi-administrasi-guru-dalam-bd5212d0.pdf
https://unikastpaulus.ac.id/jurnal/in
http://eprints.unram.ac.id/9947/1
https://errors.net/error/?license=fqycQRHFE5yerbst6eKAeczH5cR
ScFBe6f94xzbY&errorurl=https%3A%2F%2Fwartaguru.id%
2Fmacam-s%3A%2Fmacam-administrasi-guru-yang-harus-
disiapkan-oleh-guru-di-sekolah%2F&error=404&uuid=58e
https://www.kelaspintar.id/blog/inspirasi/perangkat-ajar-dalam-
kurikulum-merdeka-ada-apa-saja-17706
https://an-nur.ac.id/blog/kelebihan-dan-kelemahan-kurikulum-
merdeka.html
https://www.kelaspintar.id/blog/inspirasi/perangkat-ajar-dalam-
kurikulum-merdeka-ada-apa-saja-17706
https://pusatinformasi.guru.kemdikbud.go.id/hc/id/articles/2205
2659990169-Melihat-Perangkat-Ajar
https://pusatinformasi.guru.kemdikbud.go.id/hc/en-
us/articles/7332346388249-Mengunduh-Perangkat-Ajar
https://pusatinformasi.guru.kemdikbud.go.id/hc/id/articles/7211
744742425-Apa-Itu-Perangkat-Ajar
https://pusatinformasi.guru.kemdikbud.go.id/hc/id/articles/2205
2659990169-Melihat-Perangkat-Ajar

108 Efvi Noyita, MM


https://pusatinformasi.guru.kemdikbud.go.id/hc/id/articles/6824
331505561-Latar-Belakang-Kurikulum-Merdeka
https://media.neliti.com/media/publications/209752-pengaruh-
tata-ruang-kelas-dan-media-visu.pdf
http://eprints.radenfatah.ac.id/3595/
https://repository.uin-suska.ac.id/8202/1/2012_2012512.pdf
http://repository.radenintan.ac.id/78
https://pojokpendidikan.or.id/manajemen-dan-administrasi-
sekolah/
https://repo-
dosen.ulm.ac.id/bitstream/handle/123456789/20901/Softc
opy%20Buku%20Ajar%20-
%20Manajemen%20dan%20Administrasi%20Sekolah-
2021%20-%20Copy.pdf?isAllowed=y&sequence=1
Humas, T. (n.d.). Manajemen kelas : definisi, tujuan, prinsip,
komponen dan strategi. Retrieved from https://an-
nur.ac.id/manajemen-kelas-definisi-tujuan-prinsip-
komponen-dan-startegi/
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.27
April 2017.
Juniardi, W. (2023). Pahami Manajemen Kelas untuk
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran. Retrieved from
https://www.quipper.com/id/blog/info-guru/manajemen-
kelas/
Juniardi, W. (2023). Administrasi Guru: Pengertian, Tujuan, dan
Jenis-jenisnya. Retrieved from
https://www.quipper.com/id/blog/info-guru/administrasi-
guru

Manajemen dan Administrasi Kelas 109


Kahfi, A. (2019). Manajemen Kelas “Prinsip-prinsip dalam
Manajemen Kelas.” Retrieved from https://www.academia
.edu/40553655/ MANAJEMEN KELAS Prinsip prinsip dalam
Manajemen Kelas
Kompasiana.com. (2023). Strategi Manajemen Kelas. Retrieved
from
https://www.kompasiana.com/alimaksum6544/64153b4a3
555e44b8b5c6674/strategi-manajemen-kelas
Kampus, P. in Z., & Putu, P. byby A. (2021). Pengertian Administrasi
Kelas untuk Kamu Para Siswa dan Guru. Retrieved from
https://www.zenius.net/blog/administrasi-kelas
Kurniawan, R. V. (2023). Perbedaan Kurikulum 2013 dengan
Kurikulum Merdeka. Retrieved from https://web.perpuskita
.id/perbedaan-kurikulum-2013-dengan-kurikulum-
merdeka/
Kompasiana.com. (2023). Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum
Merdeka Jika Dibandingkan dengan Kurikulum 2013.
Retrieved from https://www.kompasiana.com/siva12045/
64b206df4addee7f81607d24/kelebihan-dan-kekurangan-
kurikulum-merdeka-jika-dibandingkan-dengan-kurikulum-
2013
Kurikulum Merdeka Jadi Jawaban untuk Atasi Krisis Pembelajaran.
(n.d.). Retrieved from https://www.kemdikbud.go.id/main/
blog/2022/02/kurikulum-merdeka-jadi-jawaban-untuk-
atasi-krisis-pembelajaran
Kurniawan, R. V. (2023). Perbedaan Kurikulum 2013 dengan
Kurikulum Merdeka. Retrieved from https://web.perpuskita
.id/perbedaan-kurikulum-2013-dengan-kurikulum-
merdeka/

110 Efvi Noyita, MM


Kurikulum Merdeka, Membangun Potensi Siswa sesuai Fitrahnya.
(n.d.). Retrieved from https://www.kemdikbud.go.id/main/
blog/2022/02/kurikulum-merdeka-membangun-potensi-
siswa-sesuai-fitrahnya
Manajemen Kelas: Pentingya Mengatur Dan Menata Ruang Kelas
Yang Baik di Sekolah Dasar. Retrieved from
https://pgsd.binus.ac.id/2020/04/15/manajemen-kelas-
pentingnya-mengatur-dan-menata-ruang-kelas-yang-baik-
di-sekolah-dasar/
Keterkaitan Antara Administrasi Dengan Manajemen. (n.d.).
Retrieved from https://id.scribd.com/document/480282
747/KETERKAITAN-ANTARA-ADMINISTRASI-DENGAN-
MANAJEMEN-docx
Manajemen kelas. (2023). Retrieved from
https://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_kelas
Manajemen kelas : definisi, tujuan, prinsip, komponen dan
strategi. Retrieved from https://an-nur.ac.id/manajemen-
kelas-definisi-tujuan-prinsip-komponen-dan-startegi/
Mulyasa, E. (2013). Standar kompetensi guru. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Nurhakim, A. (2023). Menyusun Perangkat Ajar Kurikulum
Merdeka dan Contoh SMA, SMP, SD. Retrieved from
https://www.quipper.com/id/blog/info-guru/perangkat-
ajar-kurikulum-merdeka/
Noyita Efvi, 2022, Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah,
Insight Mediatama, Cetakan I, ISBN 978-623-5451-11-4
Pengertian Administrasi Kelas. (n.d.). Retrieved from
https://id.scribd.com/document/620243919/Pengertian-
administrasi-kelas

Manajemen dan Administrasi Kelas 111


Pengertian Administrasi Sekolah Dan Guru. (n.d.). Retrieved from
https://id.scribd.com/doc/101602654/Pengertian-
Administrasi-Sekolah-Dan-Guru
Ranisyahda. (2023). Kurikulum Merdeka dan kurikulum 2013, Apa
Perbedaannya? Retrieved from https://umsida.ac.id/
kurikulum-2013-dan-kurikulum-merdeka-apa-
perbedaannya/
SoM, P. (2023). Prinsip Manajemen: Pengertian dan Penerapan.
Retrieved from https://ppmschool.ac.id/prinsip-
manajemen/
Strategi Pengelolaan Kelas Terbaik yang Berhasil di Tahun 2024.
(2024). Retrieved from https://ahaslides.com/id/blog/
classroom-management-strategies/
Sanjaya, W. (2013). Strategi pembelajaran: mengembangkan
profesionalisme guru. Jakarta: Kencana.
Sudijono, A. (2014). Pendidikan agama Islam di sekolah. Jakarta:
Bumi Aksara.
Suhud, M. H. (2022). 9 Dokumen Administrasi Guru yang Wajib
Dimiliki. Retrieved from https://gurubelajar.id/9-dokumen-
administrasi-guru-yang-wajib-dimiliki/
Veronika. (2023). Pengertian Administrasi Pendidikan: Tujuan,
Peran, dan Fungsinya. Retrieved from
https://www.gramedia.com/literasi/administrasi-
pendidikan/

112 Efvi Noyita, MM


PROFIL PENULIS

Efvi Noyita S.E.,M.M


Efvi Noyita adalah seorang profesional pendidikan yang telah
terjun di dunia pendidikan selama lebih dari 14 tahun. Dengan
latar belakang pendidikan yang solid, Efvi Noyita memiliki
pemahaman mendalam tentang bidang ekonomi dan mana-
jemen, yang menjadi landasan kuat dalam kariernya.
Sejak awal kariernya sebagai seorang pendidik, Efvi Noyita
telah menunjukkan komitmen yang kuat terhadap pengem-
bangan pendidikan. Efvi Noyita memulai karier sebagai dosen
sejak tahun 2006 dan terus berkontribusi dalam memberikan
pendidikan berkualitas kepada generasi muda.
Selama delapan tahun dari tahun 2010 hingga 2018, Efvi
Noyita juga menjabat sebagai Kepala Sekolah, dimana
kemampuan kepemimpinannya telah teruji dan terbukti dalam
mengelola institusi pendidikan dengan efektif dan efisien.
Di samping peran sebagai pendidik dan pemimpin sekolah,
Efvi Noyita juga aktif terlibat dalam berbagai proyek pendidikan.

Manajemen dan Administrasi Kelas 113


Sebagai Asesor Pendidikan Kepulauan Riau dari tahun 2019
hingga 2022, Efvi Noyita memberikan kontribusi penting dalam
mengawasi dan meningkatkan kualitas pendidikan di wilayah
tersebut.
Tidak hanya itu, sebagai seorang konsultan pendidikan sejak
tahun 2021, Efvi Noyita telah membantu lembaga-lembaga
pendidikan dan pemerintah, khususnya di Kepulauan Riau,
Indonesia, dalam merumuskan kebijakan dan strategi pendidikan
yang efektif.
Hingga buku ini diterbitkan, Efvi Noyita terus berperan aktif
dalam menciptakan perubahan positif dalam dunia pendidikan,
menjadikan dirinya sebagai agen perubahan yang berpengaruh
dan inspiratif bagi masyarakat pendidikan.

114 Efvi Noyita, MM

Anda mungkin juga menyukai