ISBN: 978-602-5541-05-6
Diterbitkan oleh:
ZAHIR PUBLISHING
Kadisoka RT.05 RW.02, Purwomartani,
Kalasan, Sleman, Yogyakarta 55571
0857 2589 4940 E: zahirpublishing@gmail.com
Buku Ajar v
Manajemen Mutu Terpadu
E. Mutu Pembelajaran..................................... 23
F. Mutu Menunjang Perbaikan Sekolah........ 24
BAB IV TOKOH-TOKOH MUTU............................. 27
A. Filasafat Mutu Deming............................... 27
B. Kegagalan Mutu........................................... 31
C. Manajemen Tahap Joseph Juran................ 33
D. 13 Langkah Crosby untuk Meraih Mutu.. 34
BAB V KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN MUTU.. 41
A. Pemimpin Pendidikan................................ 41
B. Mengkomunikasikan Visi........................... 43
C. Peran Pemimpin Dalam
Mengembangkan Sebuah Budaya............. 44
D. Memberdayakan Para Guru....................... 45
BAB VI KERJA TIM BAGI MUTU PENDIDIKAN... 49
A. Pentingnya Kerja TIM dalam Pendidikan 49
B. Lingkaran Mutu........................................... 52
BAB VII RODA IMPLEMENTASI MMT DALAM
PENDIDIKAN.............................................. 55
A. Definisi Mutu............................................... 55
B. Prinsip dan Komponen MMTP................. 57
C. Langkah-Langkah Manajemen Mutu
Terpadu......................................................... 62
D. Hambatan Penerapan Manajemen
Mutu Terpadu.............................................. 66
BAB VIII SIKLUS PEMECAHAN MASALAH........... 71
A. Mengorganisasikan Mutu.......................... 71
B. Perencanaan Mutu...................................... 75
C. Implementasi Mutu.................................... 75
D. Monitoring Mutu........................................ 82
A. Latar Belakang
Salah satu masalah pendidikan yang dihadapi oleh bangsa
Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan di setiap
jenjang dan satuan pendidikan, terutama pada pendidikan
dasar dan menengah. Berbagai usaha telah dilakukan untuk
meningkatkan mutu pendidikan, yaitu pengembangan
kurikulum nasional dan lokal, kurikulum berbasis kompetensi
(KBK), kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dan
sekarang kurikulum baru, yang dinamakan kurikulum 2013,
peningkatan kompetensi guru melalui pelatihan, pengadaan
buku dan peralatan sekolah, pengadaan dan perbaikan sarana
dan prasarana sekolah, serta peningkatan kualitas penye-
lenggaraan sekolah. Namun demikian, dari berbagai indikator
mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang
berarti. Sebagian sekolah menunjukkan peningkatan mutu
pendidikan yang cukup menggembirakan, namun sebagian
sekolah lainnya masih memprihatinkan.
Bervariasinya kebutuhan siswa, beragamnya kebutuhan
guru dalam pengembangan profesionalnya, harapan orang tua
akan pendidikan bermutu, serta tuntutan dunia usaha untuk
memperoleh tenaga bermutu, berdampak pada setiap warga
sekolah sehingga mereka harus merespon kondisi tersebut
Buku Ajar 1
Manajemen Mutu Terpadu
dalam proses pengambilan keputusan di sekolah. Di dalam
proses pengambilan keputusan tersebut untuk peningkatan
mutu sekolah; dapat digunakan beberapa teori dan kerangka
acuan dengan melibatkan berbagai kelompok masyarakat yang
peduli terhadap pendidikan. Hal ini mendorong munculnya
pemikiran konsep Manajemen Peningkatan Mutu Terpadu
yang diharapkan dapat memperbaiki mutu pendidikan secara
total dan berkelanjutan, sehingga terus-menerus ada perbaikan
yang signifikan terhadap kualitas pendidikan.
TQM adalah pendekatan manajemen pada suatu institusi,
berfokus pada kualitas dan didasarkan atas partisipasi dari
keseluruhan sumber daya manusia dan ditujukan pada
kesuksesan jangka panjang melalui kepuasan pelanggan dan
memberikan manfaat pada anggota institusi (sumber daya
manusianya) dan masyarakat. TQM juga diterjemahkan sebagai
pendekatan berorientasi pelanggan yang memperkenalkan
perubahan manajemen yang sistematik dan perbaikan terus
menerus terhadap proses, produk, dan pelayanan suatu
institusi. Proses TQM memiliki input yang spesifik (keinginan,
kebutuhan, dan harapan pelanggan), mentransformasi
(memproses) input dalam institusi untuk memproduksi barang
atau jasa yang pada gilirannya memberikan kepuasan kepada
pelanggan (output). Tujuan utama Total Quality Management
adalah perbaikan mutu pelayanan secara terus-menerus.
Dengan demikian, juga Quality Management sendiri yang
harus dilaksanakan secara terus-menerus. TQM adalah tentang
usaha penciptaan sebuah kultur mutu, yang mendorong semua
staf di sebuah institusi untuk memuaskan pelanggan. Konsep
Buku Ajar 3
Manajemen Mutu Terpadu
analisanya dan dapat mengimplementasikan, monitoring dan
evaluasi (monev) pada jajaran pendidikan.
D. Tujuan
1. Tujuan Pembelajaran Umum
Materi Manajemen Mutu Terpadu bertujuan untuk
memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang konsep,
perencanaan strategi, tehnik mutu dan pemecahan masalah
serta perbaikan berkelanjutan agar mahasiswa diharapkan
dapat memahaman dan membuka cakrawalanya berfikir
dalam hal menerapkan MMT dilingkungan pendidikan.
Buku Ajar 5
Manajemen Mutu Terpadu
6 Dr. Novianty Djafri, M.Pd.I.
Dr. Abdul Rahmat, S.Sos.I., M.Pd.
BAB II
KONSEP DASAR MUTU
A. Konsep Mutu
Pengertian mutu adalah suatu produk atau jasa yang
memenuhi syarat atau keinginan pelanggan, dimana pelanggan
dapat menggunakan atau menikmati produk atau jasa tersebut
dengan sangat puas dan ia menjadi pelanggan tetap.
Menurut Philip B. Crosby (1986), yang dimaksud dengan
mutu adalah derajat kemampuan suatu produk atau jasa untuk
memenuhi kepuasan pemakai dan penghasilnya.
Mutu menyangkut 5 (lima) aspek utama (Bahar,1993),
yaitu :
☑☑ Quality ( Q ): Mutu dari hasil produk atau jasa yang sesuai
dengan persyaratan permintaan
☑☑ Cost ( C ) : Mutu dari biaya produk atau jasa.
☑☑ Delivery ( D ) : Mutu pengiriman atau penyerahan
hasil produk atau jasa yang tepat waktu sesuai dengan
permintaan.
☑☑ Safety ( S ) : Mutu keselamatan atau keamanan pemakaian
produk atau jasa
☑☑ Morale ( M ): Mutu sikap mental sumber daya manusia.
Buku Ajar 7
Manajemen Mutu Terpadu
diperoleh melalui pengukuran proses serta perbaikan yang
berkelanjutan” (Soewarso, 1996: 7). Pendapat ini lebih
menekankan kepada pelanggan yaitu, apabila suatu pelanggan
mengatakan sesuatu itu bermutu baik, maka barang/jasa
tersebut dapat dianggap bermutu.
Definisi lain untuk memahami mutu yaitu “….mutu adalah
jasa pelayanan atau produk yang menyamai atau melebihi
kebutuhan dan harapan pelanggan” (Margono, 2002: 5).
Konsep ini masih menekankan kepada pelanggan, yaitu dapat
diartikan produk tersebut bermutu baik. Sedangkan menurut
Deming (1986), “the difficulty in defining quality is to translate
quality is to translate future needs of the user into measureable
characteristics, so that a product can be designed and turned out
to give satisfaction at a price that the user will pay”. Definisi ini
menekankan pada konteks, persepsi costumer dan kebutuhan
serta kemampuan pelanggan. Artinya untuk mendefinisikan
mutu, terlebih dahulu perlu dipahami karakteristik tentang
mutu itu sendiri. Deming sebenarnya menekankan bagaimana
suatu produk atau jasa itu dipersepsikan oleh pelanggan, dan
kapan persepsi pelanggan itu berubah, dengan demikian
semakin pelanggan merasa puas, maka selama itu pula produk/
jasa dianggap bermutu.
Definisi mutu menurut Field (1993) adalah “sebagai ukuran
dari produk atau kinerja pelayanan terhadap satu spesifikasi
pada satu titik tertentu”. Pendapat ini lebih menekankan pada
“ukuran”. Ukuran di sini, tentunya bergantung pada jenis
barang atau jasa yang dihasilkan sebagai hasil kinerja manusia,
baik yang berupa benda maupun non-benda, yaitu berupa
Buku Ajar 9
Manajemen Mutu Terpadu
Kekuatan emosi dan moral yang dimiliki mutu membuatnya
menjadi sebuah gagasan yang sulit diseragamkan. Mutu sebagai
konsep yang absolut dapat dicontohkan dengan restoran yang
mahal, mobil mewah. Sedangkan mutu dalam sifat baik
cantik, dan benar merupakan suatu idealisme yang tidak dapat
dikompromikan. Sesuatu yang bermutu merupakan bagian
dari standard yang sangat tinggi yang tidak dapat diungguli.
Produk yang bermutu adalah sesuatu yang dibuat dengan
sempurna dan dengan biaya yang mahal. Produk-produk
tersebut dapat membuat puas dan bangga para pemiliknya.
Misalnya mobil yang bermutu adalah mobil hasil rancangan
istimiwa, mahal dan mempunyai interior dari kulit. Dalam
kasus ini mahal dan langka adalah nilai penting dalam
definisi mutu. Contoh dalam pendidikan adalah sekolah elit.
Hanya sedikit institusi yang dapat memberikan pengalaman
pendidikan dengan “mutu tinggi (elit)” dan hanya sedikit
peserta didik yang dapat pengalaman pendidikan tersebut
(langka). Gagasan absolut tentang mutu tinggi hanya sedikit
yang bersinggungan dengan TQM.
Pengertian mutu yang digunakan dalam TQM adalah
mutu sebagai konsep relatif. Definisi relatif memandang mutu
bukan sebagai sesuatu atribut produk atau layanan, tetapi
sesuatu yang berasal dari produk atau layanan tersebut. Sesuatu
dikatakan mutu apabila produk terakhir sudah sesuai standard
atau belum, tidak harus mahal dan eksklusif. Mutu harus
mengerjakan apa yang harus dikerjakan dan mengerjakan apa
yang diinginkan pelanggan atau harus sesuai dengan tujuan.
Definisi relatif tentang mutu mempunyai aspek menyesuaikan
1. Kontrol mutu
Kontrol mutu secara historis merupakan konsep
mutu yang paling tua. Ia melibatkan deteksi dan eliminasi
komponen-komponen atau produk gagal yang tidak sesuai
dengan standar. Ini merupakan sebuah proses pasca-produksi
yang melacak dan menolak item-item yang cacat. Kontrol mutu
biasanya dilakukan oleh pekerja-pekerja yang dikenal sebagai
pemeriksa mutu. Inspeksi dan pemeriksaan adalah metode-
Buku Ajar 11
Manajemen Mutu Terpadu
metode umum dari kontrol mutu, dan sudah digunakan secara
luas dalam pendidikan untuk memeriksa apakah standar-
standar dalam pendidikan telah dipenuhi atau belum. Kontrol
mutu merupakan proses pasca produksi yang melacak dan
menolak item-item yang cacat, digunakan secara luas dalam
pendidikan untuk memeriksa apakah standard-standard telah
dipenuhi atau belum.
2. Jaminan Mutu
Jaminan Mutu berbeda dari kontrol mutu, baik sebelum
maupun ketika proses tersebut berlangsung. Penekanan
gagasan ini bertujuan untuk mencegah terjadi kesalahan sejak
awal proses produksi. Jaminan mutu didesain sedemikian rupa
untuk menjamin bahwa proses produksi menghasilkan produk
yang benar-benar memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan
sebelumnya. Jaminan mutu adalah sebuah cara memproduksi
produk yang bebas dari cacat dan kesalahan. Tujuannya,
dalam istilah Philip B. Crosby, adalah menciptakan produk
tanpa cacat (zero defects). Jaminan mutu adalah pemenuhan
spesifikasi produk secara konsisten atau menghasilkan produk
yang “selalu baik sejak awal (right first time every time)”.
Jaminan mutu lebih menekankan tanggung jawab tenaga kerja
dibandingkan inspeksi kontrol mutu, meskipun sebenarnya
inspeksi tersebut juga memiliki peranan dalam jaminan mutu.
Mutu barang atau jasa yang baik dijamin oleh sistem, yang
dikenal sebagai sistem jaminan mutu, yang memposisikan
secara tepat bagaimana produksi seharusnya berperan sesuai
dengan standar. Standar-standar mutu diatur oleh prosedur-
3. Mutu terpadu
Mutu terpadu atau total quality management (TQM)
merupakan perluasan dan pengembangan dari jaminan mutu.
Mutu terpadu adalah usaha menciptakan sebuah kultur mutu
yang mendorong semua anggota pekerjanya untuk memuaskan
para pelanggan. Dalam konsep mutu terpadu pelanggan adalah
raja. Ini merupakan pendekatan yang dipopulerkan oleh
Peters dan Waterman dalam In Search of Excellence, dan telah
menjadi tema khas dalam tulisan-tulisan Tom Peters. Beberapa
perusahaan, seperti Marks and Spencer, British Airways,
dan Sainsburys telah mencari pendekatan ini dalam waktu
yang cukup lama. Konsep ini berbicara tentang bagaiman
memberikan sesuatu yang diinginkan oleh para pelanggan,
serta kapan dan bagaimana mereka menginginkannya.
Konsep ini disesuaikan dengan perubahan harapan dan
gaya pelanggan dengan cara mendesain produk dan jasa
yang memenuhi dan memuaskan harapan mereka. Dengan
memuaskan pelanggan, bisa dipastikan bahwa mereka akan
Buku Ajar 13
Manajemen Mutu Terpadu
kembali lagi dan memberitahu teman-temannya tentang
produk atau layanan tersebut. Ini disebut dengan istilah mutu
yang menjual (sell-on quality). Persepsi dan harapan pelanggan
tersebut diakui sebagai sesuatu yang bersifat jangka pendek dan
bisa berubah-ubah. Demikian juga dengan organisasi, ia harus
menemukan metode-metode yang tepat untuk mendekatkan
diri dengan pelanggan mereka agar dpat merespon perubahan
selera, kebutuhan, dan keinginan mereka.
Buku Ajar 15
Manajemen Mutu Terpadu
depan agar selalu menyampaikan hal terbaik kepada
pelanggan.
6. Keberhasilan produktifitas dalam jasa sulit diukur.
Satu-satunya indikator prestasi yang penting dalam jasa
adalah kepuasan pelanggan. Indikator lunak (soft) seperti
kepedulian, kesopanan, perhatian, keramahan, dan suka
membantu merupakan hal terpenting dalam pikiran
pelanggan. Indikator ini tidak bisa diraba, sehingga
mempersulit jasa dalam melakukan evaluasi. Pelanggan
akan menilai mutu dengan cara membandingkan apa yang
mereka harapkan dengan apa yang mereka terima
Buku Ajar 17
Manajemen Mutu Terpadu
Ini merupakan isu yang sulit dipecahkan dan TQM tidak
memberikan jawaban yang siap pakai untuk itu.
Latihan
1. Jelaskan konsep mutu?
2. Jelaskan kontrol mutu, jaminan mutu, dan mutu terpadu?
3. Jelaskan produk dari pendidikan?
4. Jelaskan mutu jasa (service quality)?
5. Jelaskan pendidikan dan pelanggan?
Daftar Pustaka
http://jodenmot.wordpress.com/2012/12/26/konsep-mutu-
pendidikan/. Diakses 20 september 2013
http://edoy05.wordpress.com/paper/memahami-konsep-
mutu/. Diakses 20 september 2013
Buku Ajar 19
Manajemen Mutu Terpadu
harus memiliki aturan dan tanggung jawab yang jelas serta
memiliki strategi evaluasi yang jelas dan sistematis sehingga
institusi melihat mutu sebagai cara untuk meningkatkan
kepuasan pelanggan.
C. Kaizen
TQM diwujudkan dalam rangkaian proyek-proyek
berskal kecil. Jepang memiliki satu kata dalam menjelaskan
pendekatan perbaikan terus-menerus ini: Kaizen. Terjemahan
Buku Ajar 21
Manajemen Mutu Terpadu
bebas dari istilah ini adalah perbaikan sedikit demi sedikit
(step by step improvement). Filosofi TQM memang berskala
besar, inspirasional dan menyeluruh, namun implementasi
praktisnya justru berskala kecil, sangat praktis dan berkembang.
Intervensi drastis tidak sesuai dengan semangat perubahan
yang ada dalam TQM.
Esensi kaizen adalah proyek kecil yang berupaya
untuk membangun kesuksesan dan kepercayaan diri, dan
mengembangkan dasar peningkatan selanjutnya. Joseph
Juran pernah berilustrasi tentang proyek ‘besar’ dan ‘kecil’.
dia berpendapat bahwa metode yang paling baik untuk
mengerjakan proyek besar adalah dengan memisahkanya
ke dalam pekerjaan-pekerjaan kecil yang terkendali. Dia
merekomendasikan sebuah tim kerja untuk memilah-milah
proyek besar tersebut menjadi kerja kecil-kecil.
E. Mutu Pembelajaran
Pendidikan adalah tentang pembelajaran masyarakat.Jika
TQM bertujuan untuk memiliki relevansi dalam pendidikan,
maka ia harus memberi penekanan pada mutu pelajar. Itu
tidak akan terwujud jika TQM tidak memberi kontribusi yang
substansial bagi mutu dalam pendidikan.
Semua pelajar berbeda satu sama lainnya, dan mereka
belajar dengan model yang cocok dengan kebutuhan dan
kecenderungan mereka masing-masing. Institusi pendidikan
yang menggunakan prosedur mutu terpadu harus menangkap
secara serius isu-isu tentang gaya dan kebutuhan pembelajaran
untuk menciptakan strategi individualisasi dan diferensiasi
dalam pembelajaran. Pelajar adalah pelanggan utama, dan
jika model pembelajaran tidak memenuhi kebutuhan individu
masing-masing mereka, maka itu berarti bahwa institusi
tersebut tidak dapat mengklaim bahwa ia telah mencapai
mutu terpadu.
Institusi pendidikan memiliki kewajiban untuk membuat
pelajar sadar terhadap variasi metode pembelajaran yang
diberikan kepada mereka. Masih banyak hal yang harus
dilakukan menyangkut bagaimana menerapkan prinsip-
prinsip TQM dalam ruang kelas. Masing-masing pelajar dapat
merundingkan rencana aksi mereka untuk mendapatkan
motivasi dan arahan.
Buku Ajar 23
Manajemen Mutu Terpadu
Penciptaan rangkaian umpan-balik yang terus menerus
merupakan elemen penting dalam proses jaminan mutu
apapun. Evaluasi juga harus menjadi proses yang berkelanjutan
dan tidak boleh tertinggal sampai akhir program studi. Hasil
dari proses evaluasi harus dibicarakan dengan murid, dengan
tujuan untuk melengkapi hasil evaluasi.
Institusi pendidikan juga perlu menggunakan hasil
pengawasan formal untuk menetapkan keabsahaan program-
programnya. Yang perlu ditegaskan adalah langkah-langkah
perbaikan tersebut bertujuan untuk memberikan motivasi dan
pengalaman praktek kepada para pelajar tentang penggunaan
TQM yang dapat menyesuaikan diri dalam situasi apa pun.
Buku Ajar 25
Manajemen Mutu Terpadu
pencapaian mutu sekolah. Isu yang kedua adalah bagaimana
sekolah mengenali para pelanggannya dengan baik. Siapakah
pelanggan sekolah itu sebenarnya, apa yang diharapkan dan
dibutuhkan oleh para pelanggan dari sekolah. Sekolah harus
melakukan apa untuk memenuhi harapan pelanggannya.
Metode apa yang digunakan sekolah dalam mengidentifikasi
kebutuhan pelanggannya. Isu yang ketiga adalah bagaimana
caranya sekolah meraih sebuah kesuksesan. Untuk itu pihak
sekolah harus mengetahui apa kekuatan, kelemahan, peluang
dan ancaman bagi sekolah dalam upaya meraih kesuksesan
tersebut.
Latihan
1. Apa yang dimaksud dengan TQM dalam konteks
pendidikan?
2. Bagaimana TQM dalam mutu pembelajaran pendidikan ?
3. Bagaimana penerapan TMQ dalam pendidikan?
Daftar Pustaka
Sallis,Edward.2012.Total Quality Management In Educatiaon
Manajemen Mutu Pendidikan.IRCiSoD:Jogjakarta
file:///C:/Users/Windows7/Downloads/Sistem%20
Penjaminan%20Mutu%20Pendidikan.htm
Buku Ajar 27
Manajemen Mutu Terpadu
senior dalam menyususn perencanaan ke depan. Biasanya,
perencanaan tersebut merupakan serangkaian langkah untuk
menetapkan mutu, tapi lebih merupakan desakan serius
terhadap manajemen.
Ada lima penyakit yang signifikan dan yang akan muncul
dalam konteks pendidikan. Kelima faktor tersebut nanti akan
dapat digunakan untuk mencegah munculnya pemikiran
baru. Penyakit pertama adalah kurang konstannya tujuan.
Penyakit kedua adalah pola pikir jangka pendek, penyakit
ketiga berkaitan dengan evaluasi prestasi individu, penyakit
keempat adalah rotasi kerja yang terlalu tinggi, dan penyakit
kelima adalah manajemen yang menggunakan prinsif angka
yang tampak.
Ada 14 point W. Edwards Deming yang termashur yang
merupakan filsafat baru tentang mutu dan seruan terhadap
manajemen untuk merubah pendekatannya yaitu :
1. Ciptakan sebuah usaha peningkatan produk dan jasa
dengan tujuan agar bisa kompetitif dan tetap berjalan serta
menyediakan lowongan pekerjaan. Kita harus memiliki
rencana jangka panjang yang didasarkan pada visi masa
depan dan ivovasi baru. Kita harus terus menerus berusaha
memenuhi kebutuhan pelanggan.
2. Adopsi filsafat baru. Sebuah organisasi tidak akan mampu
bersaing jika mereka terus menerus mempertahankan
penundaan waktu, kesalahan, bahan-bahan cacat dan
produk yang jelek. Kita harus mengadopsi metoda kerja
yang baru.
Buku Ajar 29
Manajemen Mutu Terpadu
7. Lembagakan kepemimpinan. Kerja manajemen bukanlah
mengawasi melainkan memimpin. Makna dari hal
tersebut adalah berubah dari manajemen tradisional
yang selalu memperhatikan hasil – indikator – indikator
prestasi – spesifikasi dan penilaian – menuju peranan
kepemimpinan yang mendorong peningkatan proses
produksi barang dan jasa lebih baik.
8. Hilangkan rasa takut, agar setiap orang dapat bekerja
secara efektif. Keamanan adalah basis motivasi yang
dibutuhkan para pegawai. Pada hakekatnya semua orang
ingin melakukan kerja dengan baik asalkan mereka
bekerja dalam lingkungan yang mampu mendorong
semangat mereka.
9. Uraikan kendala-kendala. Orang dalam tugas yang
berbeda harus dapat bekerja sama sebagai sebuah tim.
Organisasi tidak boleh memiliki unit yang mendorong
pada arah yang berbeda.
10. Hapuskan slogan, desakan, dan target, serta tingkatkan
produktivitas tanpa menambah beban kerja. Tekanan
untuk bekerja giat merepresentasikan sebuah pemaksaan
kerja oleh seorang manajer. Slogan dan target memiliki
sedikit dampak praktis terhadap pekerja.
11. Hapuskan standar kerja yang menggunakan quota
numeric. Mutu tidak dapat diukur dengan hanya
mengkonsentrasikan pada hasil proses.
B. Kegagalan Mutu
Untuk menyelesaikan masalah dengan baik diperlukan
pemahaman terhadap penyebab-penyebabnya. Dan analisa
terhadap kegagalan mutu merupakan salah satu hasil
terpenting dari penelitian deming. Apabila memperhatikan
secara seksama, suatu kegagalan mutu pasti ada sebab-
sebabnya, maka kita harus memahami sebab-sebabnya.
Deming membedakan sebab-sebab kegagalan menjadi dua
bentuk yaitu umum dan khusus.
Buku Ajar 31
Manajemen Mutu Terpadu
bisa diatasi jika sistem, proses dan prosedur institusi tersebut
dirubah. Dalam pendidikan. Sebab-sebab rendahnya mutu
pendidikan bisa disebabkan oleh beberapa sumber yang
mencakup desain kurikulum yang lemah, bangunan yang
tidak memenuhi syarat, lingkungan kerja yang buruk, sistem
dan prosedur yang tidak sesuai, jadwal kerja yang serampang,
sumberdaya yang kurang, dan pengembangan staf yang tidak
memadai. Kesalahan yang sering kali terjadi dalam dunia
pendidikan adalah kurangnya penelitian dan analisa terhadap
sebab-sebab rendahnya tingkat pencapaian tujuan, serta belum
terwujudnya penelitian dan analisis tersebut sebagai subyek
aksi manajerial.
Buku Ajar 33
Manajemen Mutu Terpadu
D. 13 Langkah Crosby untuk Meraih Mutu
Philip B. Crosby selalu diasosiasikan dengan dua ide
yang sangat menarik dan sangat kuat dalam mutu. Ide yang
pertama adalah ide bahwa mutu itu gratis dan yang kedua
adalah ide bahwa kesalahan, kegagalan, pemborosan, dan
penundaan waktu, serta semua hal yang tidak bermutu lainnya
bisa dihilangkan jika institusi memiliki kemauan untuk ini.
Ini adalah gagasan ‘tanpa cacat’ yang kontroversial. Kedua
ide tersebut sangat menarik jika diterapkan dalam dunia
pendidikan.
Philip B. Crosby telah berusaha keras menekankan bahwa
‘tanpa cacat’ adalah sebuah hal yang dapat diwujudkan,
meskipun memang sulit. Program peningkatan mutu Crosby
adalah salah satu dari bimbingan atau arahan yang paling
detail dan praktis. Tidak seperti pendekatan Deming yang
cenderung lebih filosofis, pendekatan Crosby dapat diterapkan
sebagai rencana kegiatan.
Program peningkatan mutu Crosby adalah salah satu dari
bimbingan atau arahan yang paling detail dan praktis. Crosby
menguraikan pendapatnya bahwa sebuah langkah sistematis
untuk mewujudkan mutu akan menghasilkan mutu yang baik.
Program Crosby
Cara untuk mencapai mutu dari produk atau jasa, menurut
Crosby ada 13 langkah, meliputi:
Buku Ajar 35
Manajemen Mutu Terpadu
1. Komitmen pada pimpinan. Inisiatif pencapaian mutu pada
umumnya oleh pimpinan dan dikomunikasikan sebagai
kebijakan secara jelas dan dimengerti oleh seluruh unsur
pelaksana lembaga.
2. Bentuk tim perbaikan mutu yang bertugas merumuskan
dan mengendalikan program peningkatan mutu.
3. Buatlah pengukuran mutu, dengan cara tentukan
baseline data saat program peningkatan mutu dimulai,
dan tentukan standar mutu yang diinginkankan sebagai
patokan. Dalam penentuan standard mutu libatkanlah
pelanggan agar dapat diketahui harapan dan kebutuhan
mereka.
4. Menghitung biaya mutu. Setiap mutu dari suatu produk/
jasa dihitung termasuk di dalamnya antara lain: kalau
terjadi pengulangan pekerjaan jika terjadi kesalahan,
inspeksi/supervise, dan test/percobaan.
5. Membangkitkan kedaran akan mutu bagi setiap orang
yang terlibat dalam proses produksi/jasa dalam lembaga.
6. Melakukan tindakan perbaikan. Untuk ini perlu
metodologi yang sistematis agar tindakan yang
dilakukannya cocok dengan penyelesaian masalah yang
dihadapi, dan karenanya perlu dibuat suatu seri tugas-
tugas tim dalam agenda yang cermat. Selama pelaksanaan
sebaiknya dilakukan pertemuan regular agar didapat feed
back dari mereka.
Buku Ajar 37
Manajemen Mutu Terpadu
Latihan
1. Bagaimana Tahap-tahap Manajemen yang dikemukakan
oleh Joseph Juran ?
2. Uraikan 14 langkah Philip Crosby untuk meraih mutu ?
Daftar Pustaka
Salis ,Edward. 2010. Manajemen Mutu Terpada Pendidikan.
Jogjakarta : IRCiSoD
Tjiptono Fandy, dan Anastasia Diana. 2003. Total Quality
Management. Jogjakarta : ANDI
Ireztia. 2008. Perkembangan Mutu. dalam http://ireztia.
com/2008/09/19/perkembangan-mutu-dan-tokoh-
tokohnya/ Diakses September 2013
Muhajar. 2011. Manajemen Mutu. Dalam http://
dadangmuhajar.blogspot.com/2011/04/manajemen-
mutu.html/ Diakses September 28 2013
Tidhituna. 2011. Kajian tentang ilmu yang diungkapkan. Dalam
http://tidhituna.blogspot.com/2011/02/kajian-tentang-mutu-
yang-diungkapkan.html/ diakses September 2013
Jamin. 2013. Manajemen kualitas menurut deminng juran dan
Crosby. Dalam
http://riasangjamin.wordpress.com/2013/04/03/teori-
manajemen-kualitas-menurut-deming-juran-dan-crosby/
Diakses September 2013
Sundoro. 2013. Kegagalan mutu dalam pendidikan. Dalam
http://sabisanasundoro.blogspot.com/2013/04/kegagalan-
Buku Ajar 39
Manajemen Mutu Terpadu
40 Dr. Novianty Djafri, M.Pd.I.
Dr. Abdul Rahmat, S.Sos.I., M.Pd.
BAB V
KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN MUTU
A. Pemimpin Pendidikan
Mutu terpadu merupakan sebuah gairah dan pandangan
hidup bagi organisasi yang menerapkannya. Peters dan Austin
pernah meneliti karakteristik tersebut dalam bukunya A Passion
for Excellen. Penelitian tersebut meyakinkan mereka bahwa
yang menentukan mutu dalam institusi adalah kepemimpinan.
Mereka berpendapat bahwa gaya kepemimpinan tertentu
dapat mengantarkan institusi pada revolusi mutu ~sebuah
gaya yang mereka singkat dengan MBWA atau management by
walking about (manajemen dengan melaksanakan). Keinginan
untuk unggul tidak bisa dikomunikasikan dari balik meja.
MBWA menekankan pentingnya kehadiran pemimpin dan
pemahaman atau pandangan mereka terhadap karyawan
dan proses institusi. Gaya kepemimpinan ini mementingkan
komunikasi misi dan visi dan nilai-nilai institusi kepada pihak-
pihak lain, serta berbaur dengan para staf dan pelanggan.
Peter dan Austin memandang bahwa pemimpin
pendidikan membutuhkan perspektif-perspektif berikut ini:
☐☐ Visi dan simbol-simbol. Kepala sekolah harus meng-
komunikasikan nilai-nilai institusi kepada para staf, para
pelajar dan kepala komunitas yang lebih luas.
Buku Ajar 41
Manajemen Mutu Terpadu
☐☐ MBWA adalah gaya kepemimpinan yang dibutuhkan bagi
institusi.
☐☐ ’Untuk para pelajar’. Istilah ini sama dengan ’dekat dengan
pelanggan’ dalam pendidikan. Ini memastikan bahwa
institusi memiliki fokus yang jelas terhadap pelanggan
utamanya.
☐☐ Otonomi, eksperimentasi dan antisipasi tergadap
kegagalan. Pemimpin pendidikan harus melakukan inovasi
diantara staf-stafnya dan bersiap-siap mengantisipasi
kegagalan yang mengiringi inovasi tersebut. Menciptakan
rasa ’kekeluargaan’. Pemimpin harus menciptakan rasa
kekeluargaan diantara para pelajar, orang tua, guru dan
staf institusi.
☐☐ ’Ketulusan, kesabaran, semangat, intensitas dan
antusiasme’. Sifat-sifat tersebut merupakan mutu personal
esensial yang dibutuhkan pemimpin lembaga pendidikan.
B. Mengkomunikasikan Visi
Manajer senior harus memberi arahan, visi dan
inspirasi. Dalam orgainsasi TQM, seluruh manajer harus
menjadi pemimpin dan pejuang proses mutu. Mereka harus
mengkomunikasikan visi dan menurunkannya ke seluruh
orang dalam institusi.
TQM mencakup perubahan dalam pola pikir manajemen
serta perubahan peran. Peran tersebut berubah dari mentalitas
’Saya adalah bos’ menuju mental bahwa manajer adalah
pendukung dan pemimpin para staf. Fungsi pemimpin
adalah mempertinggi mutu dan mendukung para staf yang
menjalankan roda mutu tersebut. Gagasan-gagasan tradisional
tidak akan bisa berjalan berbarengan dengan pendekatan mutu
terpadu. Karena TQM akan merubah institusi tradisional
mulai dari pemimpin hingga para staf serta memutar-balikkan
hirarki fungsi institusi tersebut. TQM memberdayakan para
Buku Ajar 43
Manajemen Mutu Terpadu
guru dan memberikan mereka kesempatan yang luas untuk
berinisiatif. Oleh karena alasan itulah seringkali dikatakan
bahwa institusi TQM hanya membutuhkan manajemen yang
sederhana dengan kepemimpinan yang unggul.
Buku Ajar 45
Manajemen Mutu Terpadu
1. Melibatkan para guru dan seluruh staf dalam aktivitas
penyelesaian masalah, dengan menggunakan metode
ilmiah dasar, prinsip-prinsip mutu statistik dan kontrol
proses.
2. Memilih untuk meminta pendapat mereka tentang
berbagai hal dan tentang bagaimana cara mereka
menjalankan proyek dan tidak sekedar menyampaikan
bagaimana seharusnya mereka bersikap .
3. Menyampaikan sebanyak mungkin informasi manajemen
untuk membantu pengembangan dan peningkatan
komitmen mereka.
4. Menanyakan pendapat staf tentang sistem dan prosedur
mana saja yang menghalangi mereka dalam menyampaikan
mutu kepada para pelanggan, pelajar, orang tua dan
partner kerja.
5. Memahami bahwa keinginan untuk meningkatkan mutu
para guru tidak sesuai dengan pendekatan manajemen
atas ke bawah (top-down).
6. Memindahkan tanggungjawab dan kontrol pengembangan
tenaga professional langsung kepada guru dan pekerja
teknis.
7. Mengimplementasikan komunikasi yang sistematis dan
kontinyu di antara setiap orang yang terlibat dalam
sekolah.
8. Mengembangkan kemampuan pemecahan masalah serta
negosiasi dalam rangka menyelesaikan konflik.
Latihan
1. Jelaskan yang dimaksud dengan pemimpin pendidikan?
2. Jelaskan bagaimana seorang pemimpin dapat mewujudkan
sebuah visi?
3. Bagaimana peran seorang pemimpin dalam mengembang-
kan budaya?
4. Jelaskan bagaimana peran seorang pemimpin dalam
memberdayakan para gurunya?
Buku Ajar 47
Manajemen Mutu Terpadu
Daftar Pustaka
Tjiptono, Fandi & Anastasia Diana (2003). Total Quality
Management. Yogyakarta: Andi
Buku Ajar 49
Manajemen Mutu Terpadu
terbaik dalam menangani hal tersebut. Sebagai contoh
sebagian besar kejadian kerja-kerja peningkatan mutu
dalam pendidikan terpusat pada pengembangan tim
penyusun mata pelajaran, Strategic Quality Management
yang dikembangkan Miller, Dower dan Inniss telah
menjadikan tim penyusun mata pelajaran sebagai dasar
bangunan yang penting untuk menyampaikan mutu
dalam pendidikan. Tim tersebut dibentuk agar memiliki
sejumlah fungsi penting yang mencakup :
1. Bertanggung jawab pada mutu pembelajaran
2. Bertanggung jawab pada pemanfaatan waktu para
guru, material serta ruang yang di manfaatkan
3. Menjadi sarana untuk mengawasi, mengevaluasi dan
meningkatkan mutu
4. Bertindak sebagai penyalur informasi kepada pihak
manajemen tentang perubahan-perubahan yang
diperlukan dalam proses peningkatan mutu.
Buku Ajar 51
Manajemen Mutu Terpadu
☐☐ Tim yang Efektif
Beberapa poin penting dalam meningkatkan tim yang
efektif yakni :
1. Sebuah tim membutuhkan peran anggota yang telah
didefinisikan secara jelas
2. Tim membutuhkan tujuan yang jelas
3. Sebuah tim membutuhkan sumberdaya-sumberdaya
dasar untuk beroperasi
4. Sebuah tim perlu mengetahui tanggung jawab dan
batas-batas otoritasnya
5. Sebuah tim memerlukan rencana kerja
6. Sebuah tim membutuhkan seperangkat aturan untuk
bekerja
7. Tim perlu menggunakan alat-alat yang tepat untuk
mengatasi masalah dan menentukan solusinya
8. Tim perlu mengembangkan sikap tim yang baik dan
bermanfaat.
B. Lingkaran Mutu
Lingkaran mutu merupakan ciri penting dari metode
kontrol mutu terpadu (total quality control).
Dalam bukunya “What Is Total Quality Contro” Ishikawa
menjelaskan lingkaran mutu sebagai kelompok kecil yang
didasarkan pada saling percaya, yang dengan sukarela
menyelenggarakan aktivitas kontrol mutu di tempat kerja,
dan menggunakan tehnik dan metode kontrol mutu.
Latihan
1. Jelaskan pentingnya kerja tim dalam peningkatan mutu
pendidikan?
2. Jelaskan lingkaran mutu dalam mengontrol dan
membangun kerja tim?
Daftar Pustaka
http://pelajarpagu.blogspot.com
http://repository.binus.ac.id diposkan oleh Rdent Purwanto
Buku Ajar 53
Manajemen Mutu Terpadu
54 Dr. Novianty Djafri, M.Pd.I.
Dr. Abdul Rahmat, S.Sos.I., M.Pd.
BAB VII
RODA IMPLEMENTASI MMT
DALAM PENDIDIKAN
A. Definisi Mutu
Secara umum, mutu mengandung makna derajat atau
tingkat keunggulan suatu produk (hasil kerja/upaya) baik
berupa barang maupun jasa, baik yang tangible (nyata) maupun
intangible (tidak nyata). Dalam konteks pendidikan, pengertian
mutu, dalam hal ini mengacu pada proses pendidikan dan
hasil pendidikan.
Buku Ajar 55
Manajemen Mutu Terpadu
yang dibuat dengan sempurna dan dengan biaya mahal.
Produk-produk tersebut dapat dinilai serta membuat puas dan
bangga para pemiliknya. Suatu contoh “mobil yang bermutu”
adalah mobil hasil rancangan istimewa, mahal, dan memiliki
interior dari kulit. Dalam hal ini mahal dan langka adalah dua
nilai penting dalam defenisi mutu.
Mutu dalam pandangan ini digunakan untuk menyampai-
kan keunggulan status dan posisi, dan kepemilikan terhadap
barang yang memiliki mutu akan membuat pemiliknya
berbeda dari orang lain yang tidak mampu memilikinya.
Sebenarnya mutu dalam pengertian yang sedemikian lebih
tepat disebut dengan high quality atau top quality.
Buku Ajar 57
Manajemen Mutu Terpadu
2. Respek Terhadap Setiap Orang
Dalam organisasi yang kualitasnya kelas dunia, setiap
karyawan dipandang sebagai individu yang memiliki talenta
dan kreativitas khas. Ini berarti bahwa karyawan merupakan
sumber daya organisasi yang paling berharga. Oleh karena itu
setiap orang dalam organisasi harus diperlakukan dengan baik
dan diberi kesempatan untuk terlibat dan berpartisipasi dalam
tim pengambilan keputusan, karyawan akan merasa lebih
bertanggung jawab terhadap hasil keputusan yang merupakan
keputusan bersama, sehingga akan menjadi keputusan bulat
yang didukung semua lapisan.
Pemberdayaan karyawan:
◆◆ pelatihan
◆◆ sumbang saran
◆◆ penilaian dan pengakuan
◆◆ serta kelompok kerja yang tangguh.
Buku Ajar 59
Manajemen Mutu Terpadu
Perbaikan berkelanjutan:
◆◆ pengukuran yang sistimetis dan fokus pada biaya non
kualitas (cost of non-quality); kelompok kerja yang
tangguh
◆◆ manajemen proses lintas fungsional
◆◆ mencapai, memelihara, dan meningkatkan standart.
Buku Ajar 61
Manajemen Mutu Terpadu
2. Peningkatan Mutu (Quality Improvement)
Peningkatan mutu atau quality improvement adalah suatu
proses kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan mutu
barang atau jasa agar dapat sukses di setiap barangnya atau jasa
agar dapat sukses setiap perusahaan/institusi/lembaga harus
melakukan proses secara sistematis dalam melaksanakan
perbaikan secara berkesinambungan untuk meningkatkan
mutu.
Buku Ajar 63
Manajemen Mutu Terpadu
melatih dengan standar terbaik dalam kerja. Pelatihan
adalah alat kuat dan tepat untuk perbaikan mutu.
☐☐ Lembagakan kepemimpinan.
Deming mengatakan bahwa kerja manajemen bukanlah
mengawasi melainkan memimpin. Makna dari hal itu
adalah berubah dari manajemen tradisional yang selalu
memperhatikan hasil indikator-indikator prestasi,
spesifikasi dan penilaian menuju peranan kepemimpinan
yang mendorong peningkatan proses produksi barang dan
jasa yang lebih baik.
☐☐ Hilangkan rasa takut agar setiap orang dapat bekerja
secara efektif.
Keamanan adalah basis motivasi yang dibutuhkan para
pegawai. Deming yakin bahwa pada hakikatnya setiap
orang ingin melakukan kerja dengan baik asalkan merekan
bekerja dalam lingkungan yang mampu mendorong
semanagat mereka.
☐☐ Uraikan kendala-kendala antar departemen.
Orang dalam departemen berbeda harus dapat
bekerja bersama sebagai sebuah tim. Organisasi tidak
diperkenankan untuk memiliki unit atau departemen
yang mendorong pada arah yang berbeda.
☐☐ Hapuskan slogan, desakan, dan target serta tingkatkan
produktifitas tanpa menambah beban kerja.
Tekanan untuk bekerja giat mempresentasikan sebuah
pemaksaan kerja oleh seorang manajer. Slogan dan
target memiliki sedikit dampak praktis terhadap pekerja.
Buku Ajar 65
Manajemen Mutu Terpadu
dikenal dengan Manajemen Mutu Strategis (Strategic Quality
Management).
Buku Ajar 67
Manajemen Mutu Terpadu
Nilai-nilai Budaya Indonesia: Nilai-Nilai TQM :
1. asas kekeluargaan 1. Kerja sama
2. total partisipasi 2. gotong royong
3. tut wuri handayani 3. menghargai sesama
4. bhineka tunggal ika 4. menghargai keunikan &
kreativitas
Mengapa orang enggan menerima perubahan sistem
manajemen? Hal ini karena menyangkut ketidakpastian
hasil, kesulitan melaksanakan, kebiasaan yang sudah ada,
dan ancaman terhadap dirinya sendiri. (Hasibuan, 2000:227).
Sehingga dapat dikatakan bahwa cara berfikir dan bertindak
yang dilakukan berulang akan menjadi kebiasaan yang sulit
diubah kecuali otak kita diinstal dengan program baru (seperti
software komputer saja).
Penelitian Usman (1996) menyimpulkan bahwa
pelaksanaan Pengembangan Sekolah Seutuhnya (PSS) di
SMK mengalami kegagalan karena kepala sekolahnya masih
cenderung menampilkan gaya kepemimpinan otoriter. Hal
ini karena lemahnya kemandirian sekolah akibat pembinaan
pemerintah yang masih sentralistik, birokratik, formalistik,
konformistik, uniformistik dan mekanistik.
Pembinaan yang demikian ini tidak memberdayakan
potensi sekolah. Akibatnya, setiap hirarki yang berada di bawah
kekuasaan bersikap masa bodoh, apatis, diam supaya aman,
menunggu perintah, tidak kreatif dan tidak inovatif, kurang
berpartisipasi dan kurang bertanggung jawab, membuat
laporan asal bapak senang dan takut mengambil resiko.
Buku Ajar 69
Manajemen Mutu Terpadu
(b) Inovasi dan kreativitas : hanya dengan inovasi dan
kreativitas para pengelola sekolah maka sekolah akan
tampil beda dari sekolah lain
(c) Transparansi : perlu diciptakan iklim keterbukaan oleh
kepala sekolah, karena hanya dengan kejujuranlah
bawahan akan termotivasi untuk bekerja.
(d) Akuntabilitas : apa yang telah dikerjakan oleh seorang
pemimpin harus dipertanggung jawabkan kepada
pelanggan (”manusia”) dan kepada Sang Pencipta (Tuhan
Yang Maha Kuasa)
Latihan
1. Bagaimanakah perapan manajemen mutu dalam
pendidikan?
2. Apa saja prinsip dan komponen MMTP?
3. Apakah langkah-langkah manajemen mutu terpadu?
4. Apakah hambatan penerapan manajemen mutu terpadu?
Daftar Pustaka
Edward Sallis: Total Quality Manajement in Education. 1993
A. Mengorganisasikan Mutu
Ada tiga pertimbangan dalam pengembangan dan
pengoperasian pengorganisasian mutu terpadu ini. Yang
pertama adalah identifikasi dan konfirmasi kerja mutu
yang spesifikasi dan kerja sama termasuk tanggung jawab,
wewenang, akuntabilitas, dan hubungan mutu dari setiap
individu dan kelompok yang menentukan di dalam
perusahaan dan pabrik tersebut. Pertimbangan kedua adalah
identifikasi dan konfirmasi pada bidang yang sama untuk
fungsi kendali mutu itu sendiri sehingga ia dapat membantu
perusahaan mencapai tujuan mutu. Pertimbangan ketiga
adalah kepemimpinan manajemen perusahaan dan pabrik itu
sendiri dalam pembentukan dan pemeliharaan terus menerus
organisasi mutu.
Buku Ajar 71
Manajemen Mutu Terpadu
pada masa kini program itu harus diakui sebagai suatu
kelompok disiplin mutu yang sistematik, yang akan
diterangkan secara terkoordinasi pada semua fungsi di
seluruh perusahaan dan pabrik
2. Program mutu tradisional pada masa lalu berada beberapa
lapis organisasi jauhnya dari kontak langsung dan terus
menerus dengan pembeli dan pelanggan produk dan jasa
perusahaan
3. Masalah mutu mengatasi dan tidak memperhatikan batas-
batas organiasi fungsional individual yang ada adil dalam
perusahaan
4. Operasi-operasi yang berkaitan dengan mutu di dalam
perusahaan menjadi demikian luasnya, berbelit-belit
dan pada masa kini melibatkan kebutuhan akan kendali
terpadu seperti pada masa lalu
Buku Ajar 73
Manajemen Mutu Terpadu
ini tergantung dalam banyak hal pada yang tak berwujud,
diantaranya yang terpenting dalah sikap manajemen terhadap
mutu.
Membentuk organisasi mutu yang memadai bagi suatu
perusahaan adalah pekerjaan hubungan manusia. Bimbingan
menuju pola struktural yang bermanfaat dapat ditemukan
melalui pengalaman industri selama beberapa tahun yang lalu.
Pengalaman ini dapat diukur terhadap latar belakang metode
perencanaan organisasi yang digunakan secara luas dan
efektif. Tangung jawab mutu yang mendasar berada di tangan
manajemen puncak perusahaan. Selama beberapa puluh
tahun yang lalu, manajemen puncak yang merupakan bagian
dari kecenderungan umum industri menuju, pengkhususan,
sudah mendelegasikan bagian-bagian dari tanggung jawab
mutunya kepada kelompok-kelompok fungsional seperti
Rekayasa, Pembikinan, Pemasaran, Pelayanan Produk, dan
Kendali Mutu. Lalu, semua tanggung jawab yang penting dari
setiap pekerja untuk memproduksi produk-produk mutu
sudah bertambah selama periode tahun-tahun ini dengan
bertambahnya kerumitan produk maupun mesin produksi.
Yang telah delegasikan kepada karyawan peusahaan lainnya,
karena mereka telah mempunyai kualifikasi terbaik untuk itu.
Akan tetapi, komponen tersebut membuat seluruh kendali
mutu untuk perusahaan lebih besar daripada jumlah bagian-
bagian yang ada di rekayasa, pembikinan, pemeriksaan, dan
pemasaran, melalui fungsi pemaduan dan kendali.
C. Implementasi Mutu
Pada dasarnya TQM dalam dunia pendidikan menurut
Frankin P. Schargel (1994:2) dalam buku Syafarudin (2002: 35)
Buku Ajar 75
Manajemen Mutu Terpadu
dikatakan bahwa total qulity management education is process
wich involves focusing on meeting and exceeding custumer
expectations, continous impruvment, sharing responsibilities
with employess, and reducasing scraf and rework. Artinya bahwa
mutu terpadu pendidikan dipahami sebagai suatu proses yang
meilibatkan pemusatan pada pencapaian kepuasan harapan
pelanggan pendidikan, perbaikan terus menerus, pembagian
tanggung jawab dengan para pegawai, dan pengurangan
pekerjaan tersisa dan pengerjaan kembali.
Dengan mengkombinasikan prinsip-prinsip tentang
mutu oleh para ahli dengan pengalaman praktik telah dicapai
pengembangan suatu model sederhana, tetapi sangat efektif
untuk mengimplementasikan manajemen mutu terpadu di
sekolah. Model tersebut terdiri dari komponen-komponen
berikut :
1. Fokus Pada Pelanggan
Prinsip mutu, yaitu memenuhi kepuasan pelanggan
(customer satisfaction). Dalam manajemen mutu terpadu,
pelanggan dibedakan menjadi dua, yaitu:
◆◆ Pelanggan internal (di dalam organisasi sekolah)
◆◆ Pelanggan eksternal (di luar organisasi sekolah)
2. Perbaikan Proses
Konsep perbaikan terus menerus dibentuk berdasarkan
pada premisi suatu seri (urutan) langkah-langkah kegiatan
yang berkaitan dengan menghasilkan output. Perhatian
secara terus menerus bagi setiap langkah dalam proses kerja
sangat penting untuk mengurangi keragaman dari output dan
memperbaiki keandalan. Tujuan pertama perbaikan secara
terus menerus ialah proses yang handal, dalam arti bahwa
dapat diproduksi yang diinginkan setiap saat tanpa variasi yang
diminimumkan. Apabila keragaman telah dibuat minimum
dan hasilnya belum dapat diterima maka tujuan kedua dari
perbaikan proses ialah merancang kembali proses tersebut
untuk memproduksi output yang lebih dapat memenuhi
kebutuhan pelanggan, agar pelanggan baik yang internal
maupun yang eksternal menjadi puas.
3. Keterlibatan Total
Pendekatan ini dimulai dengan kepemimpinan manajemen
senior yang aktif dalam hal ini kepala sekolah dan mencakup
usaha yang memanfaatkan bakat semua warga sekolah untuk
mencapai suatu keunggulan kompetitif (competitive advantage)
di dunia pendidikan. Warga sekolah wewenang/kuasa untuk
memperbaiki output melalui kerjasama dalam struktur kerja
baru yang luwes (fleksibel) untuk memecahkan persoalan,
Buku Ajar 77
Manajemen Mutu Terpadu
memperbaiki proses dan memuaskan. Sedangkan, prinsip
dasar manajemen mutu terdiri dari 8 butir, sebagai berikut:
1. Setiap orang memiliki pelanggan.
2. Setiap orang bekerja dalam sebuah sistem.
3. Semua sistem menunjukkan variasi.
4. Mutu bukan pengeluaran biaya tetapi investasi.
5. Peningkatan mutu harus dilakukan sesuai perencanaan.
6. Peningkatan mutu harus menjadi pandangan hidup.
7. Manajemen berdasarkan fakta dan data.
8. Fokus pengendalian (control) pada proses, bukan
hanya pada hasil output.
Buku Ajar 79
Manajemen Mutu Terpadu
dan penyalur. Pelanggan utama sekolah merupakan siswa
itu sendiri dan penyalurnya adalah guru. Guru dan siswa
adalah tim, dalam artian dibutuhkan kerjasama yang sinergi
antara keduanya. Prinsip ini ditujukan agar tercapainya
pengembangan kemampuan minat dan bakat siswa.
Di dalam kelas, guru-murid regu adalah tim. Produk
kesuksesan mereka dalam bekerjasama adalah pengembangan
kemampuan minat, dan karakter siswa. Siswa adalah pelanggan
guru, sebagai penerima dari jasa bidang pendidikan untuk
peningkatan dan pertumbuhan siswa. Guru dan sekolah
adalah para penyalur dari efektif alat belajar, lingkungan,
dan sistem untuk siswa. Sekolah bertanggung jawab untuk
menjamin kelangsungan pendidikan para siswa dalam jangka
panjang dengan proses pembelajaran tentang bagaimana cara
belajar dan cara berkomunikasi, bagaimana cara mendapatkan
pekerjaan berkualitas berdasarkan kemampuan yang mereka
miliki.
4. Kepemimpinan
Prinsip ini menyatakan bahwa keberhasilan pelaksanaan
TQM merupakan tanggung jawab dari manajemen puncak
yaitu kepala sekolah. Implikasi dari pilar keempat ini adalah
kepemimpinan sebagai alat dalam menerapkan manajemen
mutu terpadu harus memiliki visi dan misi atau pandangan
jauh yang jelas kedepannya. Aspek kepemimpinan sangat
esensial sekali dalam perkembangan mutu. Kepemimpinan
dilihat dari sudut formal yakni kepala sekolah sebagai
pimpinan puncak wajib melakukan perbaikan-perbaikan serta
mengendalikan pelaksanaan kegiatan sekolah dan para guru
di sekolah harus mampu menetapkan konteks di mana para
siswa dapat secara optimal mencapai potensi mereka melalui
dampak dari kemajuan berkelanjutan yang disebabkan oleh
kerja sama antara para guru dan para siswa tersebut.
Buku Ajar 81
Manajemen Mutu Terpadu
D. Monitoring Mutu
Menurut Sallis (2010:236) bahwa “sistem mutu selalu
membutuhkan rangkaian umpan balik. Mekanisme umpan
balik harus ada dalam sistem mutu. Hal tersebut bertujuan
agar hasil akhir sebuah layanan bisa dianalisa menurut
rencana”. Pengawasan dan evaluasi adalah elemen kunci
dalam perencanaan strategi. Jika sebuah institusi maka belajar
dari pengalaman dan tidak statis, maka proses evaluasi dan
umpan balik harus menjadi elemen yang esensial dalam
kulturnya. Poses evaluasi harus fokus pada pelanggan, dan
mengeksplorasi dua isu : pertama, tingkatan dimana institusi
mampu memenuhi kebutuhan individual, baik internal
maupun eksternal, dan kedua sejauh mana institusi mampu
mencapai misi dan tujuan strategisnya. Untuk memastikan
bahwa sebuah proses evaluasi mampu mengawasi tujuan
individual dan institusional tersebut, maka evaluasi tersebut
harus dilakukan dalam tiga level evaluasi, sebagaimana berikut:
1. Segera
Melibatkan pemeriksaan harian terhadap kemajuan
pelajar. Tipe evaluasi ini biasanya berlangsung secara informal,
maka dilakukan oleh individu-individu guru atau pada tingkat
tim.
2. Jangka pendek
Membutuhkan cara yang lebih terstruktur dan spesifik,
yang menjamin bahwa pelajar sudah berada dalam jalur yang
seharusnya dan sedang meraih potensinya. Tujuannya evaluasi
pada tingkatan ini adalah untuk memastikan perbaikan bagi
Latihan
1. Menjelaskan mengorganisasikan mutu ?
2. Menjelaskan bagaimana perencanaan mutu ?
3. Bagaimana implementasi mutu ?
4. Bagaimana monitoring mutu ?
Buku Ajar 83
Manajemen Mutu Terpadu
Daftar Pustaka
Sallis, Edward. 2010. Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan.
penerjemah, Ahmad Ali Riyadi dan Fahrurrozi. Jogjakarta:
IRCiSoD
A. Perencanaan Mutu
Proses perencanaan dalam konteks pendidikan tidak
jauh berbeda dengan yang biasanya dipergunakan dalam
dunia industri dan komersial. Alat-alat yang digunakan
untuk digunakan dalam misi dan tujuan akhir serta untuk
menganalisa kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
juga hampir sama, hanya perlu penerjemahan yang baik. Alat-
alat itu sendiri harus sederhana dan mudah dipergunakan.
Kekuatan alat-alat tersebut berasal dari fokus yang mereka
berikan terhadap proses berpikir institusi. Alat-alat tersebut
mempertanyakan keberadaan-keberadan institusi tersebut,
untuk siapa institusi itu ada, dan apakah ia mengejar tujuan-
tujuan yang benar.
Perencanaan mutu strategis dapat diartikan sebagai proses
penyusunan langkah-langkah kegiatan menyeluruh secara
sistematis, rasional, berkiat, dan berjangka panjang serta
berdasarkan visi, misi dan prinsip tertentu untuk memenuhi
kebutuhan dasar dan menyeluruh bagi para pelanggan.
Perlunya upaya-upaya strategis tersebut tidak hanya untuk
mengembangkan rencana lembaga. Signifikansi yang nyata
adalah bahwa ia menjauhkan perhatian pengelola lembaga dari
isu-isu harian dan menekankan sebuah pengujian kembali terhadap
Buku Ajar 85
Manajemen Mutu Terpadu
tujuan utama dari lembaga pendidikan dalam hubungannya
dengan pelanggannya. Perencanaan mutu adalah perencanaan
kegiatan yang mampu memiliki kesesuaian harapan konsumen
dengan pelayanan yang diberikan oleh penawar jasa secara
realistis dalam hal pemenuhan kebutuhan konsumen
secara menyeluruh, efisien, efektif dan berkelanjutan yang
dipengaruhi oleh beberapa aspek penunjang.
Buku Ajar 87
Manajemen Mutu Terpadu
membuat visi yang pendek, singkat, dan mudah diingat
kemudian mengembangkan visi tersebut dengan sekumpulan
statemen yang menjadikan visi tersebut sempurna. Untuk
institusi pendidikan, kalimat seperti ‘menyediakan standar
belajar yang unggul’ bisa membuat statemen visi yang tepat.
2. Misi
Statemen misi sangat berkaitan dengan visi dan
memberikan arahan yang jelas baik untuk masa sekarang
maupun untuk masa yang akan datang. Menurut Sallis
(2010:216) bahwa “statemen misi membuat visi memperjelas
alasan mengapa sebuah institusi berbeda dengan institusi-
institusi yang lain”. Saat ini statemen misi sudah menjadi
bagian penting pendidikan. Yang masih kurang lazim adalah
strategi praktis yang mengikuti misi tersebut. Perlu ditekankan
bahwa misi harus diterjemahkan ke dalam langkah-langkah
penting yang dibutuhkan dalam memanfaatkan peluang yang
ada dalam institusi.
Institusi-institusi pendidikan seringkali merasa enggan
untuk menyampaikan kepada khalayak umum bahwa mereka
mencoba untuk menjadi yang terbaik dalam lingkungan kerja
mereka sendiri. Ada sebuah kekhawatiran bahwa jika statemen
misi tersebut diungkapkan maka peluang mereka untuk gagal
akan meningkat. Akan tetapi, jika statemen misi didukung
dengan strategi mutu berjangka panjang yang diformulasikan
dengan baik, maka tujuan tersebut harus diungkapkan dalam
statemen misi. Ada beberapa poin yang harus diingat dalam
menyusun statemen misi:
3. Nilai-Nilai
Nilai-nilai sebuah organisasi merupakan prinsip-
prinsip yang menjadi dasar operasi dan pencarian organisasi
tersebut dalam mencapai visi dan misinya. Nilai-nilai tersebut
mengekspresikan kepercayaan dan cita-cita institusi. Ia harus
singkat dan padat. Statemen-statemen nilai harus mudah
diingat dan harus bisa dikomunikasikan ke seluruh penjuru
institusi. Nilai-nilai tersebut mengemudikan organisasi dan
memberikan arah. Ia juga menyediakan tujuan yang konsisten.
Nilai-nilai yang ada dalam sebuah institusi harus disesuaikan
dengan lingkungan di mana institusi tersebut beroperasi.
Nilai-nilai tersebut harus menancapkan kuat baik dengan
pelanggan maupun dengan para staf. Sebuah institusi harus
menentukan nilai-nilai sendiri, namun setidaknya mencakup
beberapa hal berikut:
Buku Ajar 89
Manajemen Mutu Terpadu
1. Kita mengutamakan para pelajar kita
2. Kita bekerja dengan standar integritas profesional
tertinggi
3. Kita bekerja sebagai tim
4. Kita memiliki komitmen terhadap peningkatan yang
kontiyu
5. Kita memberikan kesempatan yang sama pada semua
6. Kita akan memberikan pelayanan mutu tertinggi
4. Tujuan
Setelah visi, misi, dan nilai-nilai telah ditetapkan,
ketiganya harus diterjemahkan ke dalam tujun-tujuan yang
bisa dicapai. Tujuan sering diekspresikan sebagai sasaran dan
cita-cita. Sebuah tujuan harus diekspresikan dalam metode
yang terukur sehingga hasil akhirnya dapat dievaluasi dengan
menggunakan metode tersebut. Tujuan harus realistis dan
dapat dicapai.
D. Riset Pasar
Riset pasar yang baik merupakan unsur penting dalam
mengimplementasikan TQM. Riset ini adalah cara utama
untuk mendengarkan pelanggan, dan calon pelanggan.
Riset pasar dapat digunakan untuk menentukan isu-isu
mutu melalui sudut pandang pelanggan. Riset tersebut akan
memberikan data yang akan melengkapi kesan institusi
terhadap kelompok pelanggan atau calon pelanggan yang
bervariasi. Institusi harus mengetahui apa yang dipikirkan
Buku Ajar 91
Manajemen Mutu Terpadu
pasar juga bisa diterapkan di sekolah. Jika sebuah institusi ingin
memenuhi kebutuhan yang diinginkan seluruh pelanggan,
maka institusi tersebut harus mengadopsi strategi-strategi
berbeda yang disesuaikan dengan segmen pasar yang ada.
E. Analisis SWOT
Analisa SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan
kondisi yang bersifat deskriptif (memberi gambaran) yang
melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi
bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan
eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai
tujuan tersebut. Secara teoriti, analisa SWOT memiliki 2 faktor
utama yang terdiri dari 4 komponen dasar, 2 faktor utama
tersebut adalah faktor internal dan eksternal, sedangkan 4
komponen dasarnya yaitu :
1. Strength (S), adalah situasi atau kondisi yang merupakan
kekuatan dari organisasi atau program pada saat ini.
2. Weakness (W), adalah situasi atau kondisi yang merupakan
kelemahan dari organisasi atau program pada saat ini.
3. Opportunity (O), adalah situasi atau kondisi yang
merupakan peluang di luar organisasi dan memberikan
peluang berkembang bagi organisasi dimasa depan.
4. Threat (T), adalah situasi yang merupakan ancaman bagi
organisasi yang datang dari luar organisasi dan dapat
mengancam eksistensi organisasi dimasa depan.
Buku Ajar 93
Manajemen Mutu Terpadu
kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats)
yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi
kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman
(threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman
baru.
Latihan
1. Menjelaskan tentang perencanaan mutu ?
2. Menjelaskan bagaimana manajemen mutu strategis ?
3. Menjelaskan bagaimana visi, misi, nilai-nilai, dan tujuan ?
4. Menjelaskan tentang riset pasar ?
5. Menjelaskan analisis SWOT ?
Daftar Pustaka
Sallis, Edward. 2010. Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan.
penerjemah, Ahmad Ali Riyadi dan Fahrurrozi. Jogjakarta:
IRCiSoD
http://fitry-unipdu.blogspot.com/2013/03/manfaat-analisis-
swot-dalam-perencanaan.html// diakses tanggal 28/
oktober/2013 pukul 12:27
Buku Ajar 95
Manajemen Mutu Terpadu
dapat mengidentifikasi sumber-sumber yang diperlukan
untuk melayani para pelanggan tersebut.
5. Flowchart
Flowchart merupakan alat penting jika suatu masalah
merupakan pendekatan secara sistematik, atau jika
aktivitas memerlukan penjelasan melalui bagan.
6. Analisis Pareto
Diagram Pareto merupakan bentuk sederhana dari
Bar Chart yang berbentuk vertikal yang dapat membantu
memecahkan masalah kualitas.
7. Benchmarking
Bencmarking merupakan alat untuk merupakan suatu
keuntungan kompetitif, yaitu tentang penemuan siapa
yang terbaik dan mencari yang lebih baik.
8. Career Path Mapping (Penggambaran Jalan Karir)
Penggambaran karir peserta didik melalui organisasi
merupakan alat sederhana untuk mengidentifikasi
kejadian penting atau hambatan yang potensial dalam
merintis karirnya.
Buku Ajar 97
Manajemen Mutu Terpadu
menggunakan pertimbangannya sendiri dalam melakukan
hal–hal yang dianggap perlu dalam rangka memuaskan
kebutuhan pelanggan.
7. Penyempurnaan produk dan proses secara terus–menerus.
B. Pernyataan Visi
Data membuktikan bahwa sampai pada pernyataan visi
dan misi, seluruh organisasi memiliki cita-cita yang tinggi.
Harapan yang tinggi sangat berpotensi dan menjadi sumber
semangat peningkatan mutu. Pernyataan visi-misi tergambar
seperti berikut:
☐☐ Seluruh sekolah memiliki perhatian yang baik mengenai
pentingnya pernyataan visi dan misi. Mempublikasikan
visi dan misi pada berbagai media sebagai pernyataan
formal organisasi.
☐☐ Mendeskripsikan secara umum pada konsentrasi
organisasi meningkatkan kompetensi pelanggan dalam
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Buku Ajar 99
Manajemen Mutu Terpadu
mereka terhadap kualitas produk, berbagi informasi dan
kinerja.
2. Orang-orang dan manajemen pelanggan
Faktor ini membahas bagaimana sebuah organisasi
mengelola pelanggan internal dan eksternal.
3. Komunikasi informasi perbaikan
Faktor ini membahas komunikasi internal, eksternal dan
lintas antara karyawan, komunikasi antara manajemen
dan pemasok serta pelanggan untuk meningkatkan
kesadaran mutu di seluruh organisasi.
4. Kepuasan pelanggan orientasi
Sebuah karakteristik kunci yang tampaknya umum di
sebagian pelaksanaan penelitian berorientasi QM adalah
fokus baik pelanggan internal dan eksternal. Pentingnya
kepuasan pelanggan dapat ditemukan dalam karya mani
Deming. Dalam buku Keluar dari Krisis, Deming (1986,
hlm 32) mencatat, “konsumen adalah bagian paling
penting dari jalur produksi mutu harus ditujukan pada
kebutuhan konsumen, sekarang dan masa depan..” Oleh
karena itu saya akan mengatakan faktor ini memainkan
peran utama dalam implementasi QM.
5. Manajemen antarmuka eksternal
Kualitas harus didefinisikan dalam hal kepuasan
pelanggan atau pelanggan senang. Karena perubahan
di alam, menentukan kebutuhan masa depan pelanggan
dan kebutuhan sangat sulit sekarang. Untuk memprediksi
kebutuhan masa depan pelanggan, organisasi yang
2. Sasaran :
a. Terwujudnya Sistem Penjaminan Mutu Internal yang
meliputi penetapan standar, pelaksanaan, pengawasan
dan pengendalian standar;
b. Tersedianya dokumen mutu yang memadai
c. Terselenggaranya penetapan standar, implementasi
standar, monitoring, evaluasi diri, audit internal dan
Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) serta penetapan
standar baru (benchmark);
d. Terselenggaranya monitoring, evaluasi dan audit
eksternal secara periodik dan berkelanjutan;
e. Terwujudnya proses belajar mengajar yang memenuhi
Standar Kurikulum, Proses Pembelajaran, Dosen
dan Tenaga Kependidikan, Penilaian akademik,
Kemahasiswaan, Suasana Akademik;
f. Terwujudnya pelaksanaan penelitian yang memenuhi
standar penelitian, pembiayaan, kerjasama;
Daftar Pustaka
http://meta.wikimedia.org/wiki/Vision/id. Diakses 17
november 2013
http://utuhslamet.wordpress.com/2010/06/30/fokus-pada-
pelanggan-dalam-sistem-pend.diakses 17 november 2013
http://ichwanfile.wordpress.com/2010/11/19/definisi-unsur-
prinsip-manfaat-program-total-quality-management-
tqm/.diakses 19 november 2013
http://ampundeh.wordpress.com/2012/09/23/manajemen-
kualitas-quality-management/ diakses 19 november 2013
2. Competitive Benchmarking
Competitive benchmarking merupakan tingkatan yang lebih
lanjut dari internal benchmarking. Competitive benchmarking
berfungsi untuk memposisikan produk perusahaaan terhadap
3. Functional Benchmarking
Functional benchmarking merupakan jenis patok duga
yang tidak harus membatasi pada pembandingan terhadap
pesaing langsung. Functional benchmarking dapat melakukan
investigasi pada perusahaan-perusahaan yang unggul dalam
industri yang tidak sejenis.
4. Generic Benchmarking
Generic benchmarking merupakan jenis patok duga
dimana beberapa fungsi bisnis dan proses adalah sama, tanpa
mempedulikan ketidakserupaan atau ketidaksejenisan di
antara industri-industri.
2. Pendanaan
Hanya pihak manajemen yang berwenang atas pengeluaran
dana untuk patok duga. Dana ini akan mendukung
perjalanan bagi tim untuk mengunjungi organisasi-
organisasi yang memiliki proses terbaik di kelasnya.
3. Sumberdaya manusia
Manajemen juga merupakan satu-satunya pihak yang
dapat memutuskan dan menugaskan sumberdaya manusia
yang tersedia untuk melakukan patok duga, meskipun
biaya sumberdaya manusia biasanya jauh lebih tinggi
daripada biaya perjalanan.
4. Pengungkapan
Masing-masing pihak yang terlibat dalam patok duga
harus mengungkapkan informasi mengenai proses dan
praktiknya. Dalam hal ini hanya pihak manajemen yang
berwenang membuat keputusan untuk mengungkapkan
suatu informasi.
5. Keterlibatan
Manajemen harus terlibat secara aktif dan nyata dalam
setiap aspek proses patok duga, manajemen harus terlibat
Latihan
1. Jelaskan berbagai definisi tentang patok duga
(Benchmarking) ?
2. Sebutkan azas dan generasi patok duga (Benchmarking) ?
3. Jelaskan dasar pemikiran perlunya patok duga
(Benchmarking) ?
4. Apa saja peranan manajemen dalam patok duga
(Benchmarking) ?
5. Sebutkan hambatan-hambatan terhadap kesuksesan patok
duga (Benchmarking) ?
Daftar Pustaka
Tjiptono dan Diana. 2013. Total Quality Management.
Jogyakarta: CV. Andi Offset.
http://sriwinarni-sriwinarni86sriwinarni.blogspot.
com/2010/06/patok-duga-benchmarking.html
f ile:///C:/Users/Windows7/Downloads/Sistem%20
Penjaminan%20Mutu%20Pendidikan.htm
http://ampundeh.wordpress.com/2012/09/23/manajemen-
kualitas-quality-management/ diakses 19 november 2013
http://edoy05.wordpress.com/paper/memahami-konsep-
mutu/. Diakses 20 september 2013
http://fitry-unipdu.blogspot.com/2013/03/manfaat-analisis-
swot-dalam-perencanaan.html// diakses tanggal 28/
oktober/2013 pukul 12:27
http://ichwanfile.wordpress.com/2010/11/19/definisi-unsur-
prinsip-manfaat-program-total-quality-management-
tqm/.diakses 19 november 2013
http://jodenmot.wordpress.com/2012/12/26/konsep-mutu-
pendidikan/. Diakses 20 september 2013
http://meta.wikimedia.org/wiki/Vision/id. Diakses 17
november 2013
http://pelajarpagu.blogspot.com
http://repository.binus.ac.idDiposkan oleh Rdent Purwanto
http://sriwinarni-sriwinarni86sriwinarni.blogspot.
com/2010/06/patok-duga-benchmarking.html
http://tidhituna.blogspot.com/2011/02/kajian-tentang-mutu-
yang-diungkapkan.html/ diakses September 2013