Dosen
Penyusun :
TARBIYAH
2020
Pengelolaan Pembelajaran
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita selalu panjatkan atas kehadirat allah subhanahu wa
ta’ala atas nikmat iman, nikmat kesehatan jasmani maupun rohani sehingga
penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.
Sholawat serta salam kita hadiahkan dan kita utarakan kepada baginda
agung nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam, pada sahatnya dan
pengikutnya hingga akhri zaman.
Penyusun
ii | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
Latar Belakang.....................................................................................................1
Rumusan Masalah................................................................................................2
Tujuan..................................................................................................................2
b. Fungsi Pengelolaan Pembelajaran.........................................................6
b. Prinsip-prinsip Pembelajaran.................................................................8
b. Metode Diskusi....................................................................................20
c. Metode Demonstrasi................................................................................21
e. Metode Resitasi.......................................................................................22
iii | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
f. Metode Eksperimental.............................................................................22
l. Project Method........................................................................................24
m. Taileren Method...................................................................................24
o. Metode SAS.........................................................................................24
b. Pendidik...............................................................................................27
c. Kurikulum...............................................................................................27
e. Tenaga Nonpendidik...............................................................................28
f. Lingkungan..............................................................................................28
b. Strategi.................................................................................................35
c. Metode.....................................................................................................36
d. Teknik..................................................................................................37
iv | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
e. Taktik.......................................................................................................38
v|Page
Pengelolaan Pembelajaran
vi | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang penting
bagi suatunegara untuk menjadi negara maju, kuat, dan sejahtera. Upaya
peningkatan kualitassumber daya manusia tidak bisa terpisah dengan
masalah pendidikan bangsa.
Di Sekolah, segala aspek pembelajaran atau pendidikan bertemu dan
berproses. Guru dengan segala kemampuannya, siswa dengan segala latar b
elakangdan sifat-sifat individualnya. Kurikulum dengan segala
komponennya, dan materiserta sumber pelajaran dengan segala pokok
bahasannya bertemu dan berpadu
dan berinteraksi di kelas. Bahkan hasil dari Pendidikanda pengajaran
sangat ditentukanoleh apa yang terjadi di kelas. Oleh sebab itu, sudah
selayaknya kelas dikeloladengan baik, profesional, dan harus terus-
menerus
1|Page
Pengelolaan Pembelajaran
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengelolaan pembelajaran?
2. Apa tujuan dan fungsi pengelolaan pembelajaran?
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi pengelolaan pembelajaran?
4. Apa itu strategi pembelajaran?
5. Bagaimana mengelola bahan ajar sebelum disampaikan?
6. Pengelolaan kelas yang seperti apa agar siswa/i nyaman dalam
belajar?
Tujuan
1. Pembaca diharapkan mengerti apa itu Pengelolaan Pembelajaran.
2. Pembaca diharapkan faham dan dapat menerapkan system kelas yang
terstruktur dengan baik
2|Page
Pengelolaan Pembelajaran
3|Page
Pengelolaan Pembelajaran
BAB II
Pengelolaan itu berakar dari kata “kelola” dan istilah lainnya yaitu
“manajemen” yang artinya ketatalaksanaan, tata pimpinan. Menurut Bahri
dan Zain bahwa pengelolaan itu adalah pengabministrasian, pengaturan
atau penataan suatu kegiatan.1
1
Bahri, Syaiful. dan Aswan Zain. 1996. Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta : Rineka Cipta). Hlm.4
2
Arikunto, Suharsimi. 1986. Pengelolaan Kelas dan siswa. CV Rajawali. Jakarta. Hlm.5
3
Kamus Besar Bahasa Indonesia,1958, hlm. 412
4
Hamiseno, Drs.W., 1978, Pengertian Pengelolaan Pembelajaran, CV Rajawali, Jakarta.Hlm.1
5
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Slameto. Hlm.2
4|Page
Pengelolaan Pembelajaran
6
Hilgard, G.H. & Bower, H.R. (1981). Theories Of Learning. Princtice Hall. New York.. Hlm.2
5|Page
Pengelolaan Pembelajaran
7
Wardoyo.(1980).Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka. Hlm.41
6|Page
Pengelolaan Pembelajaran
a. Tujuan Pengelolaan Pembelajaran
a. Fungsi Pengelolaan Pembelajaran
Adapun fungsi pengelolaan pembelajaran disini ada 4 yaitu :
7|Page
Pengelolaan Pembelajaran
8|Page
Pengelolaan Pembelajaran
BAB III
a. Konsep-konsep pengajaran
Konsep adalah suatu abstraksi yang menggambarkan ciri-ciri
umum sekelompok objek. Dalam hal ini konsep pengajaran yang
memiliki pokok-pokok umum, dan dasar sistem pengajaran. Adapun
pokok-pokok umum sebagai berikut :
b. Prinsip-prinsip Pembelajaran
Prinsip yang dimaksudkan sebagai salah satu kebenaran yang
menjadi pokok dasar orang berpikir, bertindak, dan sebagainya.
Dalam pembelajaran, prinsip-prinsip belajar dapat mengungkap
9|Page
Pengelolaan Pembelajaran
10 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
2) Keaktifan
Keaktifan merupakan prinsip dalam pembelajaran.Teori
behavioristik memperjelas tentang adanya respons, tanpa ada
respons (aktivitas) belajar tidak akan dapat terjadi meskipun di
beri stimulus. Demikian juga dalam teori kognitif bahwa
belajar menunjukkan adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa akan
mengolah informasi yang diterima. Tanpa keaktifan siswa
dalam belajar, tidak akan dapat membuat kesimpulan. Menurut
teori ini peserta dituntut untuk mampu mencari, menemukan,
dan menggunakan pengetahuan yang diperolehnya.
Keaktifan memiliki beragam bentuk. Bentuk keaktifan
dalam belajar dapat di kategorikan menjadi dua, yaitu keaktifan
yang dapat diamati (konkret) dan sulit diamati
(abstrak).Kegiatan yang dapat diamati, misalnya mendengar,
menulis, membaca, menyanyi, menggambar, dan berlatih.
Kegiatan ini biasanya berhubungan dengan kerjaotot
(psikomotorik).Sementara kegiatan yang sulit diamati berupa
kegiatan psikis seperti menggunakan khazanah pengetahuan
untuk memecahkan permasalahan, membandingkan konsep,
menyimpulkan hasil pengamatan, berpikir tingkat tinggi .
Penerapan prinsip keaktifan dalam kegiatan pembelajaran
antara lain:
a) Dalam pembelajaran menggunakan macam-macam
metode dan media;
b) Dalam pembelajaran memberikan pada siswa secara
individu dan kelompok;
c) Memberikan kesempatan diskusi dan Tanya jawab;
d) Memberikan tugas pada siswa untuk mempelajari bahan
dan mencakup bahan-bahan yang belum jelas dan
penting;
11 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
12 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
13 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
4) Pengulangan
Banyak teori pembelajaran yang menyimpulkan bahwa
perlu penekanan pengulangan(trial and error) dalam kegiatan
pembelajaran. Teori yang memperkuat prinsip pengulangan ini
adalah teori psikologi sosiasi, yang mengatakan belajar adalah
pembentukan gabungan antara stimulus dan respons.Dengan
memperbanyak pengulangan akan memperbesar timbulnya
respons secara benar. Prinsip ini diterapkan dalam kegiatan
pembelajaran melalui beberapa kegiatan, antara lain:
a) Perlu membuat rancangan pengulangan terutama bahan
yang bersifat hafalan dan latihan;
b) Mengembangkan soal-soal bersifat hafalan dan latihan;
c) Membuat kegiatan pengulangan kegiatan secara
bervariasi;
d) Mengembangkan kelompok kegiatan yang bersifat
psikomotorik yang harus diulangi
14 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
15 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
16 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
17 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
BAB IV
18 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
a) Tujuan pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran, guru harus menetapkan terlebih
dahulu tujuan pembelajran yang ingin dicapai. Menurut taksonomi
Bloom, secara teoritis tujuan pembelajaran dibagi atas tiga kategori,
yaitu tujuan pembelajaran ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
b) Karakteristik siswa.
Karakteristik siswa berhubungan denagn aspek-aspek yang
melekat pada diri siswa, seperti motivasi, bakat, minat, kemampuan
awal, gaya belajar, kepribadian, dan sebagainya. Karakteristik siswa
yang amat kompleks tersebut harus juga dijadikan pijakan dasar
dalam menentukan strategi pembelajaran yang akan digunakan.
c) Kendala sumber/media belajar.
Media pembelajaran adalah perantara atau pengantar pesan dari
pengirim ke penerima pesan. Beberapa hasil penelitian
19 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
20 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
BAB V
METODE BELAJAR
b. Metode Diskusi.
Metode pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua
orang peserta atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat,
dan atau saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan
masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka.
Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi merupakan
pembelajaran yang bersifat interaktif (Gagne & Briggs. 1979:
251).Menurut Mc. Keachie-Kulik dari hasil penelitiannya, dibanding
metode ceramah, metode diskusi dapat meningkatkan anak dalam
pemahaman konsep dan keterampilan memecahkan masalah. Tetapi
dalam transformasi pengetahuan, penggunaan metode diskusi
hasilnya lambat dibanding penggunaan ceramah. Sehingga metode
9
Hariyanto.2011.Macam-Macam Metode Pembelajaran. http://belajarpsikologi.com/macam-
macam-metode-pembelajaran/
21 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
c. Metode Demonstrasi.
Metode pembelajaran demontrasi merupakan metode
pembelajaran yang sangat efektif untuk menolong siswa mencari
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti: Bagaimana cara
mengaturnya? Bagaimana proses bekerjanya? Bagaimana proses
mengerjakannya. Demonstrasi sebagai metode pembelajaran adalah
bilamana seorang guru atau seorang demonstrator (orang luar yang
sengaja diminta) atau seorang siswa memperlihatkan kepada seluruh
kelas sesuatau proses. Misalnya bekerjanya suatu alat pencuci
otomatis, cara membuat kue, dan sebagainya.
22 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
d. Metode Resitasi
Metode Pembelajaran Resitasi adalah suatu metode pengajaran
dengan mengharuskan siswa membuat resume dengan kalimat
sendiri.
e. Metode Eksperimental
Metode pembelajaran eksperimental adalah suatu cara
pengelolaan pembelajaran di mana siswa melakukan aktivitas
percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang
dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi kesempatan untuk
mengalami sendiri atau melakukan sendiri dengan mengikuti suatu
proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan
menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang dipelajarinya.
23 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
24 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
k. Project Method
Project Method adalah metode perancangan adalah suatu
metode mengajar dengan meminta peserta didik merancang suatu
proyek yang akan diteliti sebagai obyek kajian.
l. Taileren Method
Teileren Method yaitu suatu metode mengajar dengan
menggunakan sebagian-sebagian,misalnya ayat per ayat kemudian
disambung lagi dengan ayat lainnya yang tentusaja berkaitan dengan
masalahnya
n. Metode SAS
Menurut Supriyadi (1996) pengertian metode SAS adalah suatu
pendekatan cerita yang disertai dengan gambar, yang didalamnya
terkandung unsur struktur analitik sintetik. Metode SAS menurut
Djauzak (1996) adalah suatu metode pembelajaran menulis
permulaan yang didasarkan atas pendekatan cerita yakni cara
memulai mengajar menulis dengan menampilkan cerita yang diambil
dari dialog siswa dan guru atau siswa dengan siswa
25 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
BAB VI
a. Siswa
Siswa sering diistilahkan sebagai peserta didik, murid, pelajar,
mahasiswa, anak didik, pembelajar, dan sebagainya. Pada
hakikatnya, siswa adalah manusia yang memerlukan bimbingan
belajar dari orang lain yang mempunyai suatu kelebihan. Oleh karena
itu, tidak ada salahnya jika siswa lebih tua (senior) dibandingkan
pendidik. Karakteristik siswa sangat penting diketahui oleh pendidik
dan pengembang pembelajaran karena sangat berpengaruh dalam
proses pembelajaran. Siswalah yang akan menerima materi dan
mencapai tujuan pembelajaran, sebagai berikut:
26 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
27 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
o. Pendidik
p. Kurikulum
28 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
r. Tenaga Nonpendidik
s. Lingkungan
29 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
Salah satu kunci yang harus dimiliki oleh seorang pendidik adalah
kompetensi dimana kompetensi adalah seperangkat ilmu pengetahuan dan
ketrampilan mengajar guru dalam menjalankan keprofesionalan sebagai
seorang guru sehingga tujuan dari pendidikan dapat dicapai dengan
baik. Menurut suyanto dan djihad hisyam tiga jenis kompetensi guru,
yaitu :
30 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
1) Kompetensi pedagogic
Menurut prof. Dr. J. Hoogeveld (belanda), pedagogik ialah
ilmu yang mempelajari masalah membimbing anak ke arah tujuan
tertentu, yaitu supaya kelak ia mampu secara mandiri menyelesaikan
tugas hidupnya. Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman
terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran,
evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
2) Kompetensi kepribadian/ personal
Kompetensi kepribadian adalah kompetensi yang berkaitan
dengan perilaku pribadi guru itu sendiri yang kelak harus memiliki
nilai-nilai luhur sehingga terpancar dalam perilaku sehari-hari.
Dalam hal ini berarti memiliki kepribadian yang pantas diteladani,
mampu melaksanakan kepemimpinan seperti yang dikemukakan ki
hajar dewantara, yaitu “ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun
karsa. Tut wuri handayani”. Dengan kompetensi kepribadian maka
guru akan menjadi contoh dan teladan, serta membangkitkan
motivasi belajar siswa. Oleh karena itu seorang guru dituntut melalui
sikap dan perbuatan menjadikan dirinya sebagai panutan orang-orang
yang dipimpinnya.
3) Kompetensi professional
Guru profesional adalah guru yang memiliki kompetensi untuk
melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Kompetensi di sini
meliputi pengatahuan, sikap, dan keterampilan profesional, baik yang
bersifat pribadi, sosial, maupun akademis. Kompetensi profesional
merupakan salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki
seseorang guru. Dalam peraturan pemerintah no 19 tahun 2005, pada
pasal 28 ayat 3 yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah
kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan
mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik
31 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
4) Kompetensi social
Dimaksud dengan kompetensi sosial di dalam peraturan
pemerintah nomor 19 tahun 2005, pada pasal 28, ayat 3, ialah
kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk
berkomunikasi dan bergaul seacara efektif dengan peserta didik,
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik
dan masyarakat sekitar. Sedangkan menurut Hamzah B. Uno
kompetensi sosial artinya guru harus mampu menunjukkan dan
berinteraksi sosial, baik dengan murid-muridnya maupun dengan
sesama guru dan kepala sekolah, bahkan dengan masyarakat luas.
32 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
33 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
34 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
BAB VII
A. Pengertian
a. Pendekatan
Secara etimologi pendekatan berasal dari kata dekat, artinya
tidak jauh, setelah mendapat awalan pe dan akhiran an maka artinya
yaitu:
35 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
36 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
t. Strategi
Strategi merupakan pola umum rentetan kegiatan yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan. Dalam pembelajaran perlu strategi
agar tujuan tercapai dengan optimal.14 Strategi pembelajaran sifatnya
masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan
berbagai metode pembelajaran tertentu.
13
Ramayulis, Metodologi Pendidikan…, hal. 129-135.
14
Zainal Asril, Micro Teaching, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hal.13
37 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
u. Metode
Secara etimologi, metode berasal dari bahas Yunani yaitu
metodos. Kata ini terdiri dari dua suku kata: yaitu ``metha`` yang
berarti melalui atau melewati dan ``hodos`` yang berarti jalan atau
cara.16 Metode berarti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai
tujuan.17 Dalam bahasa Arab metode di sebut ``Thariqat``. 18 Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, ``metode`` adalah: ``cara yang
teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud`` sehingga
dapat dipahami bahwa metode berarti suatu cara yang harus dilalui
untuk menyajikan bahan pelajaran agar tercapai tujuan pengajaran.
38 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
v. Teknik
Istilah teknik dalam pembelajaran didefinisikan dengan cara-
cara dan alat yang digunakan oleh guru dalam rangka mencapai suatu
tujuan, langsung dalam pelaksanaan pelajaran pada waktu itu. Hal
tersebut sebagaimana dijelaskan oleh Azhar Arsyad, bahwa teknik
19
Abdurrahman An-Nahlawi, Prinsi-prinsip dan Metoda Pendidikan Islam, (Bandung:
Diponegoro, 1996), hal.45-46.
39 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
20
Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010),
hal. 19.
21
http:// edukasi. kompasiana. com/ 2011/11/18/ definisi- strategi- metode- dan- teknik-
pembelajaran-413773.html. Diakses Tanggal. 13 Mei 2013.
40 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
w. Taktik
Taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam
melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang
sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama
menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda
dalam taktik yang digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu
cenderung banyak diselingi dengan humor karena memang dia
memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi
kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan
alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang
itu.22
41 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
23
Untung Ali Romdon, Taktik Pembelajaran Yang Bisa Diterapkan Mata Pelajaran PAI Pada
Kurikulum KTSP, Http:// Untunkcell. Blogspot. Com/ 2011/07/ Taktik-Pembelajaran.Html.
Diakses Tanggal. 13 Mei 2013.
42 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
BAB VIII
24
Budi Setiawan: Makalah Pengembangan Strategi Pembelajaran
(setiawanbudhi1012.blogspot.com)
43 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
44 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
D. Komponen Belajar
Gagne percaya instruksi yang "sengaja diatur mengatur
peristiwa eksternal yang dirancang untuk mendukungproses
pembelajaran internal". Oleh karena itu, untuk mengikat teori instruksi
bersama-sama, ia merumuskan sembilan peristiwa instruksi yang
dibutuhkan untuk semua proses belajar dan hasil belajar. Berikut daftar
sembilan peristiwa instruksi yang dibutuhkan untuk semua proses belajar
dan hasil belajar:
a. Mendapatkan Perhatian
Banyak teknik dikerjakan untuk mendapatkan perhatian
pembelajar. Namun, cara terbaik untuk mendapatkan perhatian
adalah untuk menarik minat pelajar. Guru mengetahui dengan baik
kesulitan yang terlibat dalam memotivasi siswa untuk tertarik pada
instruksi mereka. John Keller telah mencoba untuk menangani hal ini
dengan mengembangkan Model ARCS motivasi. ARCS adalah
singkatan dari Attention = Perhatian, Relevantion = Relevansi,
Confident = Keyakinan, Satisfaction = Kepuasan. Model ARCS
adalah metode untuk meningkatkan daya tarik motivasional bahan
instruksional. Model ini didasarkan pada penelitian yang berkaitan
dengan motivasi yang menunjukkan bahwa orang termotivasi untuk
terlibat dalam suatu kegiatan jika hal itu dirasakan dikaitkan dengan
pemenuhan kebutuhan pribadi, dan jika ada harapan positif untuk
sukses.
45 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
46 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
47 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
BAB IX
25
Makalah : Umpan Balik (Strategi Belajar Mengajar) (maphikmah.blogspot.com)
26
Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran, (Yogyakarta: Matagraf Yogyakarta,
2015), hlm.188
48 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
49 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
Menurut Kardi dan Nur, untuk memberikan umpan balik yang efektif
kepada siswa yang jumlahnya banyak, dapat digunakan beberapa pedoman
yang patut dipertimbangkan, sebagai berikut:
29
Ibid, hlm.193-194
50 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
a. Fungsi Informasional
Tes sebagai alat penilain pencapaian/hail belajar siswa
diperiksa menurut kriteria tertentu yang telah ditetapkan terlebih
dahulu. Hasil tes itu, dengan demikian memberikan informasi tentang
sejauhmana siswa telah menguasai materi yang diterimanya dalam
proses/kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan informasi ini dapat
diupayakan umpan balik berupa pengayaan atau perbaikan.
Informasi yang diberikan dalam umpan balik dibedakan atas
lima tingkat, yakni:
a) Tidak ada umpan balik
30
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Prenadamedia Group,
2008), cet. ke-1, hlm.183-184
51 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
31
Zaenal Mustakim, Op.Cit., hlm.194-195
32
Wina Sanjaya, Op.Cit. hlm. 174
33
Zaenal Mustakim Op.Cit., hlm. 197
52 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
34
Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013),
cet.ke-5, hlm. 108
35
Zaenal Mustakim Op.Cit., hlm.43
53 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
Pertama kali anak menerima bahan pelajaran dari guru dalam suatu
pertemuan, merupakan pengalaman pertama anak untuk menerima
sesuatu yang baru; dan hal itu tetap menjadi milik anak. Dengan
demikian, usaha guru menghubungkan pengetahuan yang telah
dimiliki anak didik dengan pengetahuan yang masih relevan yang
akan diberikan, merupakan teknik untuk mendapatkan umpan balik
dari anak didik dalam pengajaran.36
b. Memanfaatkan Teknik Alat Bantu yang Akseptable.
Alat dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu alat dan alat bantu
pengajaran, yang dimaksud dengan alat adalah perintah, larangan dan
sebagainya. Sedangkan alat bantu pengajaran adalah berupa globe,
kapur tulis, gambar, diagram, dan sebagainya.37
Bahan pelajaran adalah isi yang disampaikan oleh guru dalam
proses belajar mengajar. Bahan pelajaran yang rumit dan kompleks
cukup sukar untuk digambarkan melalui kata-kata dan kalimat. Daya
serap anak terhadap kalimat yang guru sampaikan relative kecil,
karena anak didik hanya dapat menggunakan indra pendengarannya
(audio), bukan penglihatannya (visual).
Selain itu, juga karena penguasaan bahasa anak yang relative
belum banyak. Aliran realisme sangat mendukung penggunaan alat
bantu dalam pengajaran. Menurut mereka, belajar yang sempurna
hanya dapat tercapai jika menggunakan alat bantu yang mendekati
realisasi. Walaupun begitu, jangan sampai kehadiran alat bantu yang
lebih menarik anak didik daripada pelajaran yang akan diberikan.
Tujuan belajar anak didik bukkan untuk mengetahui bagaiman
guru membuatnya, melainkan bagaimana anak didik dapat menguasai
pelajaran dengan tuntas.38
c. Memilih Motivasi yang Akurat
36
Ibid, hlm.144
37
Zaenal Mustakim Op.Cit., hlm.53
38
Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Op.Cit, hlm. 145-147
54 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
39
Wina Sanjaya, Op.Cit. hlm. 174
55 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
56 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
terhadap apa yang baru saja dijelaskan, merupakan cara yang dapat
dipergunakan untuk mendapatkan umpan balik dari anak didik.
Setelah tanya jawab dirasa cukup, guru dapat melanjutkan dengan
pemberian penugasan individual atau diskusi kelompok. Penggunaan
metode yang bervariasi dapat membantu guru dalam mendapatkan
umpan balik dari anak didik.
57 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
BAB X
58 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
59 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
b) Memupuk tingkah laku yang positif bagi guru dan sekolah dengan
cara mengajar yang lebih hidup serta suasana atau lingkungan belajar
yang baik, dan
c) Meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.
60 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
b) Memotivasi Siswa
61 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
62 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
63 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
64 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
1) Variasi Suara
Variasi suara adalah perubahan suara dari keras menjadi
lemah, dan tinggi menjadi rendah, dari cepat menjadi
lambat. Suara seorang guru pada saat menjelaskan materi
pelajaran hendaknya bervariasi, baik dalam intonasi, volume,
nada, dan kecepatan. Untuk itu guru menggunakan variasi
suara yang disesuaikan ndengan situasi dan kondisi. Jadi suara
65 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
2) Memusatkan Perhatian
Untuk memfokuskan perhatian siswa pada suatu aspek
yang penting atau aspek kunci, guru dapat menggunakan atau
memberikan peringatan dengan bentuk kata-kata. Misalnya:
“Perhatikan baik-baik”, “Jangan lupa ini dicatat dengan
sungguh-sungguh” dan sebagainya. Memang menarik perhatian
siswa itu sangatlah tidak mudah apalagi dalam jumlah siswa
yang banyak, agar perhatian itu tetap ada perlu adanya prinsip-
prinsip yakni:
66 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
67 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
4) Mengadakan Kontak
Ketika proses belajar mengajar berlangsung, jangan
sampai guru menunduk terus atau melihat langit-langit dan
tidak berani mengadakan kontak mata dengan para siswanya
dan jangan sampai pula guru hanya mengadakan kontak
pandang dengan satu siswa secara terus menerus tanpa
memperhatikan siswa yang lain. Sebaliknya bila guru berbicara
atau menerangkan hendaknya mengarahkan pandangannya
keseluruh kelas atau siswa, sebab menatap atau memandang
mata setiap anak disik atau siswa bisa membentuk hubungan
yang positif dan menghindari hilangnya kepribadian.
Bertemunya pandang diantara mereka yang berinteraksi,
sesungguhnya merupakan suatu etika atau sopan santun
pergaulan karena menunjukkan saling perhatian diantara
mereka. Hal-hal yang harus dihindari guru selama
presentasinya didepan kelas:
68 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
69 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
70 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
71 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
1. Kesesuaian,
2. Kewajaran,
3. Kelancaran dan kesinambungan,
4. Perencanaan bagi alat atau bahan yang memerlukan
penataan khusus
72 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
73 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
BAB XI
PENGELOLAAN KELAS
74 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
75 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
o Mengetahui
o Mengerti
o Mengaplikasikan
o Analisis
o Sintesis (analisis dalam berbagai sudut)
o Evaluasi
76 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
d. Guru Sebagai Evaluator
Seorang guru harus dapat menguasai benar materi yag akan
diajarkan juga media yang akan digunakan bahkan lingkungan
sendiri juga termasuk sebagai sember belajar yang harus dipelajari
oleh seorang guru. Seorang siswa mempunyai beberapa kemampuan
menyerap materi berbeda-beda oleh karena itu pendidik harus pandai
dalam merancang media untuk membantu siswa agar mudah
memahami pelajaran. Keterampilan untuk merancang media
pembelajaran adalah hal yang pokok yang harus dikuasai, sehingga
pelajaran yang akan diajarkan bisa dapat diserap dengan mudah oleh
77 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
b. Tantangan
Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja atau bahan-bahan
yang menantang akan meningkatkan gairah anak didik untuk belajar
sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang
menyimpang
c. Bervariasi
Penggunaan alat atau media atau alat bantu,gaya mengajar
guru, pola interaksi antara guru dan anak didik mengurangi
munculnya gangguan, kevariasian dalam penggunaan apa yang dsi
sebut diatas merupakan kunci untuk tercapainya pengelolaan kelas
yang efektif.
d. Keluesan
Keluesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi
mengajarnya dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan
anak didik serta menciptakan iklim belajar mengajar yang efektif.
78 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
1. Pendekatan Kekuasaan
Pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk
mengontrol tingkah laku anak didik. Peranan guru disini adalah
menciptakan dan mempertahankan situasi disiplin dalam kelas.
48
Syaiful Bahri Djamarah, dkk, Strategi Belajar MengajarI, Jakarta : Rineka Cipta, 2002, h. 206
79 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
2. Pendekatan Ancaman
Dari pendekatan ancaman atau intimidasi ini, pengelolaan kelas
adalah juga sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak
didik. Tetapi dalam mengontrol tingkah laku anak didik dilakukan
dengan cara memberi ancaman, misalnya melarang, ejekan, sindiran,
dan memaksa.
3. Pendekatan Kebebasan
Pengelolaan diartikan secara suatu proses untuk membantu
anak didik agar merasa bebas untuk mengerjakan sesuatu kapan saja
dan dimana saja. Peranan guru adalah mengusahakan semaksimal
mungkin kebebasan anak didik.
4. Pendekatan Resep
Pendekatan resep (cook book) ini dilakukan dengan memberi
satu daftar yang dapat menggambarkan apa yang harus dan apa yang
tidak boleh dikerjakan oleh guru dalam mereaksi semua masalah atau
situasi yang terjadi di kelas. Dalam daftar itu digambarkan tahap
demi tahap apa yang harus dikerjakan oleh guru. Peranan guru
hanyalah mengikuti petunjuk seperti yang tertulis dalam resep.
5. Pendekatan Pengajaran
Pendekatan ini didasarkan atas suatu anggapan bahwa dalam
suatu perencanaan dan pelaksanaan akan mencegah munculnya
masalah tingkah laku anak didik, dan memecahkan masalah itu bila
tidak bisa dicegah. Pendekatan ini menganjurkan tingkah laku guru
dalam mengajar untuk mencegah dan menghentikan tingkah laku
80 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
anak didik yang kurang baik. Peranan guru adalah merencanakan dan
mengimplementasikan pelajaran yang baik.
7. Pendekatan Sosio-Emosional
Pendekatan sosio-emosional akan tercapai secarta maksimal
apabila hubungan antar pribadi yang baik berkembang di dalam
kelas. Hubungan tersebut meliputi hubungan antara guru dan siswa
serta hubungan antar siswa. Didalam hal ini guru merupakan kunci
pengembangan hubungan tersebut. Oleh karena itu seharusnya guru
mengembangkan iklim kelas yang baik melalui pemeliharaan
hubungan antar pribadi di kelas. Untuk terrciptanya hubungan guru
81 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
dengan siswa yang positif, sikap mengerti dan sikap ngayomi atau
sikap melindungi.
82 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
49
SyaifulBahriDjamarah, Guru dan Anak didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta : Rineka Cipta, 2002, h. 174
83 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
84 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
85 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
BAB XII
PENUTUP
Kesimpulan
Menurut Drs. Winarno Hamiseno, pengelolaan adalah substansi dari
mengelola. Sedangkan mengelola berarti suatu tindakan yang dimulai dari
penyusunan data, merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan
sampai dengan pengawasan dan penilaian
86 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
87 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
Daftar Pustaka
88 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
89 | P a g e
Pengelolaan Pembelajaran
90 | P a g e