Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayahnya
sehingga penulis dapat menuntaskan Buku Ajar yang berjudul Model Pembelajaran Problem
based learning pada Materi Operasi hitung pecahan. Selawat dan salam atas junjungan kita Nabi
Besar Muhammad saw., yang mana telah mengantarkan kita dari alam kebodohan menuju ke
alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Tujuan penulis menerbitkan buku ajar ini adalah untuk berbagi ilmu pengetahuan tentang
proses pembelajaran dengan model Problem based learning pada materi Operasi hitung pecahan.
Di mana buku ini nantinya bisa digunakan untuk pembelajaran siswa sekolah dasar maupun
siswa sekolah menengah pertama.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan buku ajar ini masih banyak kekeliruan yang
tentu saja jauh dari sempurna tentang buku ini. Oleh sebab itu, penulis mohon agar pembaca
memberi kritik dan juga saran terhadap karya buku ajar ini agar penulis dapat terus
meningkatkan kualitas buku. Demikian buku ajar ini penulis buat, dengan harapan agar pembaca
dapat memahami informasi dan juga mendapatkan wawasan model pembelajaran di dunia
pendidikan serta dapat bermanfaat bagi masyarakat dalam arti luas. Terima kasih.

Banda Aceh, 15 Mei 2023

Khairunisa Br Sitepu

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BAB I MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM-BASED LEARNING ............ 1


A. Pengertian Discovery Learning ................................................................... 1
B. Karakteristik Problem Based Learning ....................................................... 2
C. Ciri-ciri Model Problem Based Learning .................................................... 3
D. Sintak Model Problem Based Learning ...................................................... 4
E. Langkah-Langkah Penggunaan Model Problem Based Learning ............... 4
F. Tujuan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah ......................................... 4
G. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran berbasis Masalah ...................... 5

BAB II OPERASI HITUNG PECAHAN ............................................................. 7


A. Pengertian Pecahan ..................................................................................... 7
B. Jenis-Jenis Operasi Hitung Pecahan ............................................................ 10
C. Cara Mengerjakan Operasi Hitung Pecahan ................................................ 12
D. Penjumlahan dan Pengurangan .................................................................... 12
E. Perkalian dan Pembagian Pecahan .............................................................. 13
F. Evaluasi........................................................................................................ 15

KESIMPULAN ........................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 17

ii
BAB I
MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM-BASED LEARNING

A. Pengertian Discovery Learning


Problem based learning (PBL) mula-mula digunakan di perguruan tinggi dalam
perkuliahan medis di Southern Illinois University School of Medicine. Dr. Howard Barrows
(1982) staf pengajar perguruan tersebut mendefinisikan pembelajaran berbasis masalah sebagai:
“a learning method based on the principle of using problems as a starting point for the
acquisition and integration of new knowledge”. Suatu metode pembelajaran berlandaskan pada
prinsip pemanfaatan permasalahan-permasalahan sebagai poin permulaan untuk proses
mendapatkan dan mengintegrasikan suatu pengetahuan baru.
Pembelajaran berbasis masalah didasarkan atas teori psikologi kognitif terutama
berlandaskan teori Piaget dan Vigotsky (konstruktivisme). Menurut teori konstruktivisme,
peserta didik belajar mengonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan lingkungannya.
Pembelajaran berbasis masalah dapat membuat peserta didik belajar melaui upaya penyelesaian
permasalahan dunia nyata (real world problem) secara terstruktur untuk mengonstruksi
pengetahuan peserta didik. Pembelajaran ini menuntut peserta didik untuk aktif melakukan
penyelidikan dalam menyelesaikan permasalahan dan dosen berperan sebagai fasilitator atau
pembimbing. Pembelajaran akan dapat membentuk kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher
order thingking) dan meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis.
Pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang penyampaiannya dilakukan
dengan cara menyajikan suatu permasalahan, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, memfasilitasi
penyelidikan, dan memuka dialog. Persoalan yang dikaji hendaknya merupakan persoalan
konstekstual yang ditemukan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Permasalahan
harus dipecahkan dengan menerapkan beberapa konsep dan prinsip yang secara simultan
dipelajari dan tercakup dalam kurikulum mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Sebuah
permasalahan pada umumnya diselesaikan dalam beberapa kali pertemuan karena merupakan
permasalahan multi konsepsi, bahkan dapat merupakan masalah multi disiplin ilmu.
Pengertian Pembelajaran Berbasis masalah yang lain adalah metode mengajar dengan
fokus pemecahan masalah yang nyata, proses dimana Peserta didik melaksanakan kerja
kelompok, umpan balik, diskusi yang dapat berfungsi sebagai batu loncatan untuk investigasi
dan penyelidikan dan laporan akhir. Dengan demikian Peserta didik di dorong untuk lebih aktif
terlibat dalam materi pembelajaran dan mengembangkan ketrampilan berfikir kritis.
Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang
menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam kelas
yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalamtim untuk
memecahkan masalah dunia nyata (real world).
Menurut Duch (1995) dalam Aris Shoimin (2014:130) mengemukakan bahwa pengertian
dari model Problem Based Learning adalah: Problem Based Learning (PBL) atau pembelajaran
berbasih masalah adalah model pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai

1
konteks untuk para peserta didik belajar berfikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah
serta memperoleh pengetahuan.
Finkle and Torp (1995) dalam Aris Shoimin (2014:130) menyatakan bahwa PBM
merupakan pengembangan kurikulum dan sistem pengajaran yang mengembangkan secara
stimulan strategi pemecahan masalah dan dasardasar pengetahuan dan keterampilan dengan
menempatkan para peserta didik dalam peran aktif sebagai pemecah permasalahan sehari-hari
yang tidak terstruktur dengan baik.
Dua definisi diatas mengandung arti bahwa PBL atau PBM merupakan suasana
pembelajaran yang diarahkan oleh suatu permasalahan sehari-hari.
Sedangkan menurut Kamdi (2007:77) berpendapat bahwa: Model Problem Based
Learning diartikan sebagai sebuah model pembelajaran yang didalamnya melibatkan siswa untuk
berusaha memecahkan masalah dengan melalui beberapa tahap metode ilmiah sehingga siswa
diharapkan mampu mempelajari pengetahuan yang berkaitan dengan masalah tersebut dan
sekaligus siswa diharapkan akan memilki keterampilan dalam memecahkan masalah.
Dari beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran Problem Based Learning menjadi sebuah pendekatan pembelajaran yang berusaha
menerapkan masalah yang terjadi dalam dunia nyata sebagai sebuah konteks bagi para siswa
dalam berlatih bagaimana cara berfikir kritis dan mendapatkan keterampilan dalam pemecahan
masalah, serta tak terlupakan untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus konsep yang penting
dari materi ajar yang dibicarakan.

B. Karakteristik Problem Based Learning


Berdasarkan teori yang dikembangkan Barrow, Min Liu (2005) dalam Aris Shoimin (
2014:130) menjelaskan karakteristik dari PBM, yaitu:

1. Learning is student-centered
Proses pembelajaran dalam PBL lebih menitikberatkan kepada siswa sebagai orang belajar.
Oleh karena itu, PBL didukung juga oleh teori konstruktivisme dimana siswa didorong untuk
dapat mengembangkan pengetahuannya sendiri.

2. Autenthic problems from the organizing focus for learning


Masalah yang disajikan kepada siswa adalah masalah yang autentik sehingga siswa mampu
dengan mudah memahami masalah tersebut serta dapat menerapkannya dalam kehidupan
profesionalnya nanti.

3. New information is acquired through self-directed learning


Dalam proses pemecahan masalah mungkin saja belum mengetahui dan memahami semua
pengetahuan prasayaratnya sehingga siswa berusaha untuk mencari sendiri melalui
sumbernya, baik dari buku atau informasi lainnya.

4. Learning occurs in small group


Agar terjadi interaksi ilmiah dan tukar pemikiran dalam usaha mengembangkan pengetahuan

2
secara kolaboratif, PBM dilaksanakan dalam kelompok kecil. Kelompok yang dibuat
menuntut pembagian tugas yang jelas dan penerapan tujuan yang jelas.

5. Teachers act as facilitators


Pada pelaksanaan PBM, guru hanya berperan sebagai fasilitator. Meskipun begitu guru harus
selalu memantau perkembangan aktivitas siswa dan mendorong mereke agar mencapai target
yang hendak dicapai.

Karakteristik Problem Based Learning adalah sebagai berikut:


1. Permasalahan menjadi starting point dalam belajar
2. Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia nyata yang tidak
terstruktur
3. Permasalahan memebutuhkan perspektif ganda
4. Permasalahan menantang pengetahuan yang dimilki oleh Peserta didik, sikap dan
kompentensi yang kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar dan bidang
baru dalam mengajar;
5. Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama:
6. Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaannya, dan evaluasi sumber
informasi merupakan proses yang esensial dalam PBM;
7. Belajar adalah kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif;
8. Pengembangan keterampilan inquiri dan pemecahan masalah sama pentingnya dengan
penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah permasalahan;
9. Keterbukaan proses dalam PBM meliputi sintesis dan integrasi dari sebuah proses belajar;
dan
10. PBM melibatkan evaluasi dan review pengalaman Peserta didik dan proses belajar

C. Ciri-Ciri dari Model Problem Based Learning


Sedangkan ciri dari model Problem Based learning secara umum dapat dikenali dengan
adanya enam ciri yang dimilikinya, adapun keenam ciri tersebut adalah:
1. Kegiatan belajar mengajar dengan model Problem Based Learning dimulai dengan
pemberian sebuah masalah.
2. Masalah yang disajikan berkaitan dengan kehidupan nyata para siswa
3. Mengorganisasikan pembahasan seputar disiplin ilmu.
4. Siswa diberikan tanggungjawab yang maksimal dalam membentuk maupun menjalankan
proses belajar secara langsung.
5. Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok kecil.
6. Siswa dituntut untuk mendemonstrasikan produk atau kinerja yang telah mereka pelajari.

Berdasarkan uraian di atas, disimpulkan bahwa pembelajaran dengan model Problem


Based Learning dimulai oleh adanya masalah yang dalam hal ini dapat dimunculkan oleh siswa
ataupun guru, kemudian siswa memperdalam pengetahuannya tentang apa yang mereka telah
ketahui dan dan apa yang perlu mereka ketahui untuk memecahkan masalah tersebut. Siswa

3
dapat memilih masalah yang dianggap menarik untuk dipecahkan sehingga mereka terdorong
untuk berperan aktif dalam belajar.

D. Sintak Model Problem Based Learning


Proses PBL mereplikasi pendekatan sistematik yang sudah banyak digunakan dalam
menyelesaikan masalah atau memenuhi tuntutan-tuntutan dalam dunia kehidupan dan karier.
Sintak operasional PBL bisa rmencakup antara lain sebagai berikut:
1. Pertama-tama Peserta didik disajikan suatu masalah.
2. Peserta didik mendiskusikan masalah dalam tutorial PBL dalam sebuah kelompok kecil.
Mereka mengklarifikasi fakta-fakta suatu kasus kemudian mendefinisikan sebuah masalah.
Mereka membrainstorming gagasan-gagasannya dengan berpijak pada pengetahuan
sebelumnya. Kemudian, mereka mengidentifikasi apa yang mereka butuhkan untuk
menyelesaikan masalah serta apa yang mereka tidak ketahui. Mereka menelaah masalah
tersebut. Mereka juga mendesain suatu rencana tindakan untuk menggarap masalah.
3. Peserta didik terlibat dalam studi independen untuk menyelesaikan masalah diluar bimbingan
guru. Hal ini bisa mencakup: perpustakaan, database, website, masyarakat, dan observasi.
4. Peserta didik kembali pada tutorial PBL, lalu saling sharing, informasi, melalui peer teaching
atau cooperative learning atas masalah tertentu.Peserta didik menyajikan solusi atas masalah.
5. Peserta didik mereview apa yang mereka pelajari proses pengerjaan selama ini. Semua yang
berpartisipasi dalam proses tersebut terlibat dalam review berpasangan, dan review
berdasarkan bimbingan guru, sekaligus melakukan refleksi atas kontribusinya tehadap proses
tersebut.

E. Langkah-Langkah Penggunaan Model Problem Based Learning


1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan.
Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
2. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll).
3. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, dan
pemecahan masalah.
4. Guru membantu siswa dalam merencanakan serta menyiapkan karya yang sesuai seperti
laporan dan membantu mereka berbagai tugas dengan temannya.
5. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan
mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

F. Tujuan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah


Metode pembelajaran berbasis masalah memiliki tujuan mengkaji permasalahan yang
terkait dengan penguasaan materi pengetahuan, keterampilan menyelesaikan masalah, belajar
multi disiplin, dan keterampilan hidup. Bagan keterkaitan permasalahan dengan tujuan
pembelajaran dideskripsikan sebagai berikut (Tan, 2003).
Menurut Norman dan Schmidt (1992), pembelajaran berbasis masalah dapat
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam beberapa hal, yakni: mentransfer konsep dan

4
permasalahan baru, integrasi konsep, ketertarikan/minat belajar, belajar dengan arahan sendiri;
dan keterampilan belajar.

Penguasaan Pengetahuan Belajar Multidisiplin

Permasalahan

Keterampilan Keterampilan Hidup Belajar Mandiri


Menggali Informasi Belajar
Menyelesaikan Masalah Berkelompok Belajar Reflektif

Gambar 1. Keterkaitan Permasalahan PBL dengan Tujuan Belajar

G. Kelebihan Dan Kekurangan Pembelajaran Berbasis Masalah


Kelebihan Pembelajaran Berbasis Masalah dalam pemanfaatannya adalah sebagai berikut.
a. Mengembangkan pemikiran kritis dan keterampilan kreatif
b. Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah
c. Meningkatkan motivasi siswa dalam belajar
d. Membantu siswa belajar untuk mentransfer pengetahuan dengan situasi baru
e. Mendorong mahasiswa mempunyai inisiatif untuk belajar secara mandiri
f. Mendorong kreativitas dalam pengungkapan penyelidikan masalah yang dilakukan
g. PBL dapat membuat pembelajaran bermakna.
h. PBL melatih mahasiswa mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan secara
simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan.
i. PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif peserta
dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan
interpersonal dalam bekerja kelompok.
Kekurangan Pembelajaran Berbasis Masalah dalam pemanfaatannya adalah sebagai
berikut.
a. Kurang terbiasanya peserta didik dan pengajar dengan metode ini. Peserta didik dan
pengajar masih terbawa kebiasaan metode konvensional, pemberian materi terjadi
secara satu arah (teacher centered learning)
b. Kurangnya waktu pembelajaran. Proses PBL terkadang membutuhkan waktu yang lebih
banyak. Peserta didik terkadang memerlukan waktu untuk menghadapi persoalan yang

5
diberikan. Sementara, waktu pelaksanaan PBL harus disesuaikan dengan beban
kurikulum.
c. PBL tidak menghadirkan kurikulum baru tetapi lebih pada kurikulum yang sama
melalui metode pengajaran yang berbeda.
d. Mahasiswa tidak dapat benar-benar tahu apa yang mungkin penting bagi mereka untuk
belajar, terutama di domain yang mereka tidak memiliki pengalaman sebelumnya.
e. Seorang dosen mengadopsi pendekatan PBL mungkin tidak dapat untuk menutup
sebagai bahan sebanyak kursus kuliah berbasis konvensional. PBL bisa sangat
menantang untuk melaksanakan, karena membutuhkan banyak perencanaan dan kerja
keras bagi dosen. Ini bisa sulit pada awalnya bagi dosen untuk “melepaskan kontrol”
dan menjadi fasilitator, mendorong mahasiswa untuk mengajukan pertanyaan yang tepat
daripada menyerahkan mereka solusi.

6
BAB II
OPERASI HITUNG PECAHAN
A.Pengertian Pecehan
Pecahan merupakan bagian dari keseluruhan.pecahan ini dalam istilah matematika terdiri dari
pembilang dan penyebut.Operasi hitung pecahan adalah bagian dari satu keseluruhan suatu
kuantitas tertentu. Pada bentuk bilangan pecahan biasanya dituliskan dalam a/b, contohnya 1/2,
3/4, 5/7, dan lain-lain. Bilangan yang berada di atas garis pemisah disebut dengan pembilang,
sedangkan bilangan di bagian bawah disebut sebagai penyebut.
1 (pembilang)
_
2 (penyebut)
Ibu mempunyai kue tampah teresebut terdiri dari berbagai macam kue tradisional.Dapatkah
kamu menyebutkan beberapa besaran kue yang berwarna hijau?

Gambar 2. Kue Wingko

Ibu wati mempunyai 1 bagian kue wingko,Andi mempunyai 1 bagian wingko,Apabila kedua
bagian

Kue wingko tersebut digabungkan,dapatkah kamu memberikan operasi hitung dan menyebutkan
pecahan dari gabungan kue wingko tersebut pada gambar dibawah ini?

Gambar 3. Pembagian

7
1. Penjumlahan Pecahan
Pemjumlahan pecahan dapat dilakukan jika penyebutnya sama.Ubah pecahan menjadi pecahan
lain senilai sehingga penyebutnya sama.
Contoh :

Gambar 4. Penyelesaian Pembagian

Atau dapat dikerjakan dengan menggunakan gambar dibawah ini

Gambar 5. pembagian

Penjumlahan pecahan biasa dan campuran bisa dilakukan jika penyebutnya sama. Apabila
penyebutnya berbeda, maka harus disamakan terlebih dahulu denganmencari KPK dari
penyebut-penyebutnya.
Contoh : 1. + + →Penyebut pecahan sama
2. + + → KPK 6 dan 4 adalah 12
3. 2 +1 +1 +1)+ → KPK 6 dan 9 adalah 18

2. PENGURAGAN PECAHAN
Untuk menyelesaikan pengurangan pecahan biasa dan campuran, caranya samaseperti
penjumlahan pecahan biasa dan campuran. Apabila penyebutnya berbeda, maka harus disamakan
terlebih dahulu dengan menggunakan KPK dari -keduapenyebutnya.
Contoh :
1. - → Penyebut pecahan sama

8
2. - - → KPK 3 dan 4 adalah 12
3. 3 -1 =3 -1 = (3-1) + =2 → KPK 5 dan 10 adalah 10

4. PERKALIAN PECAHAN
Perkalian pecahan biasa diselesaikan dengan mengalikan pembilang denganpembilang dan
penyebut dengan penyebut. Untuk perkalian pecahan campuran, ubah terlebih dahulu menjadi
pecahan biasa, lalu tuliskan hasilnya dalambentukpecahan paling sederhana.
Contoh :

1. × = = =
2. 2 × 1 = × = = = =3

5. PEMBAGIAN PECAHAN
Pembagian pecahan biasa diselesaikan dengan cara mengalikan pecahan yangdibagi dengan
kebalikan pecahan pembaginya. Untuk pembagian pecahancampuran, ubah terlebih dahulu
menjadi pecahan biasa. Tuliskan hasilnya dalambentuk pecahan paling sederhana.
Contoh :
1. : = × = = =1
2. 2 : 1 = : = × = = =1

6. MENENTUKAN PERBANDINGAN BILANGAN CACAH


Perbandingan antara dua bilangan cacah, misalnya a dan b dapat ditulis dalambentuk:
atau a : b
Dengan a dan b bilangan asli
Perbandingan ditulis dalam bentuk paling sederhana
Contoh :
1. Banyak siswa laki-laki di kelas 5 ada 16 orang. Sementara itu, banyak siswa perempuan ada
12 orang. Berapakah perbandingan banyak siswa laki-laki danperempuan di kelas 5?
Penyelesaian : perbandingan banyak siswa laki-laki dan perempuan = 16 : 12 = 4 : 3
2. Perbandingan banyak kelereng Bayu dan Adit adalah 3 : 4. Jika jumlah kelerengmereka 21
butir, tentukan banyak kelereng mereka masing-masing!
Penyelesaian :
Banyak kelereng Bayu = x 21 = x 21 = 9 butir
Banyak kelereng Adit = x 21 = x 21 = 12 butir

9
B. Jenis-Jenis Operasi Hitung Pecahan
Setelah kita tahu mengenai pengertian dari pecahan, sekarang kita akan mempelajari lebih dalam
mengenai jenis-jenis operasi hitung pecahan. Yuk, simak penjelasannya berikut ini.

1.Pecahan Biasa

Gambar 6. Contoh Pecahan

 Pecahan yang pertama adalah pecahan biasa. Bentuk pecahan biasa diberikan dalam bentuk
a⁄b, yaitu dua bilangan bulat yang dipisahkan sebuah garis lurus. Bilangan pada posisi atas
disebut pembilang. Sedangkan yang berada pada posisi bawah disebut penyebut.
 Contoh pecahan biasa adalah ½, ¾, ¼, dan lain sebagainya.

2.Pecahan Campuran

Gambar 7. Pizza

10
 Pecahan yang kedua adalah pecahan campuran. Pecahan campuran merupakan gabungan
bilangan bulat dengan pecahan biasa. Bilangan bulat pada pecahan campuran berada
sebelum pecahan biasa.
 Contoh campuran adalah 1½, 2¾, 3⁵⁄₈, dan lain sebagainya.

3.Pecahan Desimal

Gambar 8. Pecahan Pizza

 Pecahan yang ketiga adalah pecahan desimal. Pecahan desimal adalah penggunaan tanda
koma setelah bilangan bulat pertama. Banyaknya angka setelah tanda koma dapat berjumlah
satu, dua, tiga, bahkan sampai tak hingga. Dalam pecahan biasa, nilai pecahan desimal
adalah pecahan yang mempunyai penyebut khusus yaitu sepuluh, seratus, seribu, dan
seterusnya.
 Contoh pecahan desimal seperti 0,6; 0,75, dan lain sebagainnya.

11
4.Pecahan Permil

Gambar 9. Pecahan Permil

 Pecahan yang terakhir adalah pecahan dalam bentuk persen dan permil. Ciri khas dari
pecahan dengan bentuk persen adalah adanya tanda % (persen) dan ‰ (permil). Nilai persen
(%) sama dengan per seratus, sedangkan permil (‰) sama dengan per seribu. Tanda % atau
‰ mengikuti setelah bilangan bulat.
 Contoh pecahan dengan persen dan permil adalah 1%, 35%, 125‰, dan lain sebagainya.

C. Cara Mengerjakan Operasi Hitung Pecahan


Dalam mengerjakan operasi hitung pecahan, terdapat beberapa aturan yang perlu Sobat Pintar
ketahui. Seperti aturan urutan pengerjaan dilakukan dari pangkat/akar, tanda kurung,
perkalian/pembagian, kemudian penjumlahan/pengurangan. Selain itu, sobat pintar perlu
memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut.

D. Penjumlahan dan Pengurangan


Nah, pada operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan terdapat langkah-langkah
mudahnya lho. Cara ini sama saja dengan operasi hitung cacah, Sobat.
Dalam mengerjakan soal penjumlahan dan pengurangan pada pecahan, perlu dilakukan langkah-
langkah sebagai berikut :
1. Pertama, samakan terlebih dahulu jenis pecahan, baik itu pecahan biasa, pecahan
campuran, persen atau pecahan desimal;
2. Kedua, jika pecahan diubah ke dalam pecahan biasa, dan pecahan tersebut berbeda
penyebutnya, maka perlu disamakan terlebih dahulu penyebutnya;
3. Ketiga, karena penjumlahan dan pengurangan kedudukannya sama, maka lakukan
operasi penjumlahan dan pengurangan secara berurutan dari kiri ke kanan, kemudian
sederhanakan.

12
Gimana sobat masih bingung? Ya sudah, yuk kita kupas lebih dalam dengan menggunakan
latihan soal dan pembahasannya.
Contoh 1 :
1/4+1/4=⋯
Pembahasan :
Karena penjumlahan dua bilangan tersebut memiliki penyebut yang sama, maka dapat langsung
dijumlahkan pembilangnya, sehingga
1/4+1/4= (1+1)/4=2/4
Contoh 2 :
4/2-1/2=⋯
Pembahasan :
Karena pengurangan dua bilangan tersebut memiliki penyebut yang sama, maka dapat langsung
dikurangkan pembilangnya, sehingga
4/2-1/2= (4-1)/2=3/2
Contoh 3 :
1/2+3/4=⋯
Pembahasan :
Karena penjumlahan dua bilangan tersebut memiliki penyebut yang berbeda, maka langkah
pertama adalah samakan terlebih dahulu penyebutnya dengan cara mencari KPK, kemudian
jumlahkan pembilangnya, sehingga :
KPK dari penyebut 2 dan 4 adalah 8,
Kemudian menjumlahkan pembilangnya.
1/2+3/4= (1+3)/8=4/8

E. Perkalian dan Pembagian Pecahan


 Perkalian Pecahan
Operasi hitung pecahan berikutnya adalah perkalian pecahan. Pada perkalian pecahan, Sobat
Pintar tidak perlu menyamakan penyebutnya terlebih dahulu.
Perkalian pecahan dilakukan antar pembilang dengan pembilang dan penyebut dengan penyebut.
Sebagai contoh berikut :
3/5+3/4= (3×3)/(5×4)=9/20

 Pembagian Pecahan

Pada operasi pembagian pecahan cara yang dilakukan adalah membalik pecahan pada posisi
akhir dan merubah tanda menjadi kali. Selanjutnya operasi hitung yang dilakukan sama seperti
pada perkalian.
Caranya dengan mengalikan antara pembilang dengan pembilang dan penyebut dengan
penyebut. Selain itu, operasi hitung pembagian pecahan juga dapat dilakukan dengan mengalikan
pembilang pecahan pertama dengan penyebut pecahan kedua dan penyebut pertama dengan
pembilang kedua. Seperti pada contoh berikut ini :
4/5:4/3=4/5×3/4= 12/20

13
LKPD

14
F. EVALUASI
1. 3/4 + 7/8
= 6/8 + 7/8
= 13/8
= 1 5/8
2. 10 ton - (5 1/2 ton + 3 1/2 ton)
= 10 - (11/2 + 7/2)
= 10 - 18/2
= 10 - 9
= 1 ton
3. 200 - 84 1/2 - 68 1/4
= 199 4/4 - 84 2/4 - 68 1/4
= 47 1/4 m²
4. Kain untuk membuat 2 celana panjang = 1 1/8 + 1 1/8 = 2 2/8 = 2 1/4 meter.
Kain untuk membuat 2 kemeja lengan pendek = 1 1/2 + 1 1/2 = 3 meter
Kain untuk membuat 2 celana panjang dan 2 kemeja lengan pendek = 2 1/4 + 3 = 5 1/4 meter
5. 5 1/4 + 3 3/8 – 4 1/2
= 5 2/8 + 3 3/8 – 4 4/8
= 8 5/8 – 4 4/8
= 4 1/8 meter

15
KESIMPULAN

Ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan guru dalam membimbing pembelajaran pecahan
antara lain sebagai berikut.

1. Urutan konsep harus diperhatikan artinya pembelajaran harus urut (tidak melompat-
lompat) karena konsep yang satu merupakan materi prasyarat dari konsep yang lain.
2. Media pembelajaran sangat penting artinya bagi peserta didik untuk mengkonkretkan
materi yang disampaikan.
3. Pembelajaran dengan pendekatan PAKEM harus diwujudkan agar pemahaman dan
penalaran peserta didik menjadi berkembang.

16
DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, Maman. Sambas Ali Muhidin. Anting Somantri. 2011. Dasar-dasar Metode
Statistika untuk Penelitian. Bandung : Pustaka Setia
Aqib, Zainal., dkk. 2014. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, dan TK.. Bandung :
Yrama Widya.
Ardhika, Dyan Febri . 2015. “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Gerak Dasar Lompat Melalui
Modifikasi Permainan Tradisional Engklek Pada Siswa Kelas Ii Sd Negeri 2 Jeruk
Kabupaten Blora Tahun 2013/2014.”Journal of Physical Education, Sport, Health and
Recreations,04, 2252-6773.
Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi., Suhardjono., Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi
Aksara
Dharmamulya, Sukirman.,dkk. 2005. Permainan Tradisional Jawa. Jakarta : Kepel Press

17
RIWAYAT PENULIS

Biodata : Khairunisa Br Sitepu,lahir di Kuta Cane pada tanggal 27 Juli


2002,yang bertempat tinggal di Lawe Dua Kuta Cane,Aceh Tenggara

"Allah menciptakanmu dengan cara terbaik, bentuk terbaik, dan warna


terbaik. So stop comparing yourself with other. You’re perfect the way
you are"

18

Anda mungkin juga menyukai