Alhamdulillah segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayahnya
sehingga penulis dapat menuntaskan Buku Ajar yang berjudul Model Pembelajaran Problem
based learning pada Materi Operasi hitung pecahan. Selawat dan salam atas junjungan kita Nabi
Besar Muhammad saw., yang mana telah mengantarkan kita dari alam kebodohan menuju ke
alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Tujuan penulis menerbitkan buku ajar ini adalah untuk berbagi ilmu pengetahuan tentang
proses pembelajaran dengan model Problem based learning pada materi Operasi hitung pecahan.
Di mana buku ini nantinya bisa digunakan untuk pembelajaran siswa sekolah dasar maupun
siswa sekolah menengah pertama.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan buku ajar ini masih banyak kekeliruan yang
tentu saja jauh dari sempurna tentang buku ini. Oleh sebab itu, penulis mohon agar pembaca
memberi kritik dan juga saran terhadap karya buku ajar ini agar penulis dapat terus
meningkatkan kualitas buku. Demikian buku ajar ini penulis buat, dengan harapan agar pembaca
dapat memahami informasi dan juga mendapatkan wawasan model pembelajaran di dunia
pendidikan serta dapat bermanfaat bagi masyarakat dalam arti luas. Terima kasih.
Khairunisa Br Sitepu
i
DAFTAR ISI
KESIMPULAN ........................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 17
ii
BAB I
MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM-BASED LEARNING
1
konteks untuk para peserta didik belajar berfikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah
serta memperoleh pengetahuan.
Finkle and Torp (1995) dalam Aris Shoimin (2014:130) menyatakan bahwa PBM
merupakan pengembangan kurikulum dan sistem pengajaran yang mengembangkan secara
stimulan strategi pemecahan masalah dan dasardasar pengetahuan dan keterampilan dengan
menempatkan para peserta didik dalam peran aktif sebagai pemecah permasalahan sehari-hari
yang tidak terstruktur dengan baik.
Dua definisi diatas mengandung arti bahwa PBL atau PBM merupakan suasana
pembelajaran yang diarahkan oleh suatu permasalahan sehari-hari.
Sedangkan menurut Kamdi (2007:77) berpendapat bahwa: Model Problem Based
Learning diartikan sebagai sebuah model pembelajaran yang didalamnya melibatkan siswa untuk
berusaha memecahkan masalah dengan melalui beberapa tahap metode ilmiah sehingga siswa
diharapkan mampu mempelajari pengetahuan yang berkaitan dengan masalah tersebut dan
sekaligus siswa diharapkan akan memilki keterampilan dalam memecahkan masalah.
Dari beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran Problem Based Learning menjadi sebuah pendekatan pembelajaran yang berusaha
menerapkan masalah yang terjadi dalam dunia nyata sebagai sebuah konteks bagi para siswa
dalam berlatih bagaimana cara berfikir kritis dan mendapatkan keterampilan dalam pemecahan
masalah, serta tak terlupakan untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus konsep yang penting
dari materi ajar yang dibicarakan.
1. Learning is student-centered
Proses pembelajaran dalam PBL lebih menitikberatkan kepada siswa sebagai orang belajar.
Oleh karena itu, PBL didukung juga oleh teori konstruktivisme dimana siswa didorong untuk
dapat mengembangkan pengetahuannya sendiri.
2
secara kolaboratif, PBM dilaksanakan dalam kelompok kecil. Kelompok yang dibuat
menuntut pembagian tugas yang jelas dan penerapan tujuan yang jelas.
3
dapat memilih masalah yang dianggap menarik untuk dipecahkan sehingga mereka terdorong
untuk berperan aktif dalam belajar.
4
permasalahan baru, integrasi konsep, ketertarikan/minat belajar, belajar dengan arahan sendiri;
dan keterampilan belajar.
Permasalahan
5
diberikan. Sementara, waktu pelaksanaan PBL harus disesuaikan dengan beban
kurikulum.
c. PBL tidak menghadirkan kurikulum baru tetapi lebih pada kurikulum yang sama
melalui metode pengajaran yang berbeda.
d. Mahasiswa tidak dapat benar-benar tahu apa yang mungkin penting bagi mereka untuk
belajar, terutama di domain yang mereka tidak memiliki pengalaman sebelumnya.
e. Seorang dosen mengadopsi pendekatan PBL mungkin tidak dapat untuk menutup
sebagai bahan sebanyak kursus kuliah berbasis konvensional. PBL bisa sangat
menantang untuk melaksanakan, karena membutuhkan banyak perencanaan dan kerja
keras bagi dosen. Ini bisa sulit pada awalnya bagi dosen untuk “melepaskan kontrol”
dan menjadi fasilitator, mendorong mahasiswa untuk mengajukan pertanyaan yang tepat
daripada menyerahkan mereka solusi.
6
BAB II
OPERASI HITUNG PECAHAN
A.Pengertian Pecehan
Pecahan merupakan bagian dari keseluruhan.pecahan ini dalam istilah matematika terdiri dari
pembilang dan penyebut.Operasi hitung pecahan adalah bagian dari satu keseluruhan suatu
kuantitas tertentu. Pada bentuk bilangan pecahan biasanya dituliskan dalam a/b, contohnya 1/2,
3/4, 5/7, dan lain-lain. Bilangan yang berada di atas garis pemisah disebut dengan pembilang,
sedangkan bilangan di bagian bawah disebut sebagai penyebut.
1 (pembilang)
_
2 (penyebut)
Ibu mempunyai kue tampah teresebut terdiri dari berbagai macam kue tradisional.Dapatkah
kamu menyebutkan beberapa besaran kue yang berwarna hijau?
Ibu wati mempunyai 1 bagian kue wingko,Andi mempunyai 1 bagian wingko,Apabila kedua
bagian
Kue wingko tersebut digabungkan,dapatkah kamu memberikan operasi hitung dan menyebutkan
pecahan dari gabungan kue wingko tersebut pada gambar dibawah ini?
Gambar 3. Pembagian
7
1. Penjumlahan Pecahan
Pemjumlahan pecahan dapat dilakukan jika penyebutnya sama.Ubah pecahan menjadi pecahan
lain senilai sehingga penyebutnya sama.
Contoh :
Gambar 5. pembagian
Penjumlahan pecahan biasa dan campuran bisa dilakukan jika penyebutnya sama. Apabila
penyebutnya berbeda, maka harus disamakan terlebih dahulu denganmencari KPK dari
penyebut-penyebutnya.
Contoh : 1. + + →Penyebut pecahan sama
2. + + → KPK 6 dan 4 adalah 12
3. 2 +1 +1 +1)+ → KPK 6 dan 9 adalah 18
2. PENGURAGAN PECAHAN
Untuk menyelesaikan pengurangan pecahan biasa dan campuran, caranya samaseperti
penjumlahan pecahan biasa dan campuran. Apabila penyebutnya berbeda, maka harus disamakan
terlebih dahulu dengan menggunakan KPK dari -keduapenyebutnya.
Contoh :
1. - → Penyebut pecahan sama
8
2. - - → KPK 3 dan 4 adalah 12
3. 3 -1 =3 -1 = (3-1) + =2 → KPK 5 dan 10 adalah 10
4. PERKALIAN PECAHAN
Perkalian pecahan biasa diselesaikan dengan mengalikan pembilang denganpembilang dan
penyebut dengan penyebut. Untuk perkalian pecahan campuran, ubah terlebih dahulu menjadi
pecahan biasa, lalu tuliskan hasilnya dalambentukpecahan paling sederhana.
Contoh :
1. × = = =
2. 2 × 1 = × = = = =3
5. PEMBAGIAN PECAHAN
Pembagian pecahan biasa diselesaikan dengan cara mengalikan pecahan yangdibagi dengan
kebalikan pecahan pembaginya. Untuk pembagian pecahancampuran, ubah terlebih dahulu
menjadi pecahan biasa. Tuliskan hasilnya dalambentuk pecahan paling sederhana.
Contoh :
1. : = × = = =1
2. 2 : 1 = : = × = = =1
9
B. Jenis-Jenis Operasi Hitung Pecahan
Setelah kita tahu mengenai pengertian dari pecahan, sekarang kita akan mempelajari lebih dalam
mengenai jenis-jenis operasi hitung pecahan. Yuk, simak penjelasannya berikut ini.
1.Pecahan Biasa
Pecahan yang pertama adalah pecahan biasa. Bentuk pecahan biasa diberikan dalam bentuk
a⁄b, yaitu dua bilangan bulat yang dipisahkan sebuah garis lurus. Bilangan pada posisi atas
disebut pembilang. Sedangkan yang berada pada posisi bawah disebut penyebut.
Contoh pecahan biasa adalah ½, ¾, ¼, dan lain sebagainya.
2.Pecahan Campuran
Gambar 7. Pizza
10
Pecahan yang kedua adalah pecahan campuran. Pecahan campuran merupakan gabungan
bilangan bulat dengan pecahan biasa. Bilangan bulat pada pecahan campuran berada
sebelum pecahan biasa.
Contoh campuran adalah 1½, 2¾, 3⁵⁄₈, dan lain sebagainya.
3.Pecahan Desimal
Pecahan yang ketiga adalah pecahan desimal. Pecahan desimal adalah penggunaan tanda
koma setelah bilangan bulat pertama. Banyaknya angka setelah tanda koma dapat berjumlah
satu, dua, tiga, bahkan sampai tak hingga. Dalam pecahan biasa, nilai pecahan desimal
adalah pecahan yang mempunyai penyebut khusus yaitu sepuluh, seratus, seribu, dan
seterusnya.
Contoh pecahan desimal seperti 0,6; 0,75, dan lain sebagainnya.
11
4.Pecahan Permil
Pecahan yang terakhir adalah pecahan dalam bentuk persen dan permil. Ciri khas dari
pecahan dengan bentuk persen adalah adanya tanda % (persen) dan ‰ (permil). Nilai persen
(%) sama dengan per seratus, sedangkan permil (‰) sama dengan per seribu. Tanda % atau
‰ mengikuti setelah bilangan bulat.
Contoh pecahan dengan persen dan permil adalah 1%, 35%, 125‰, dan lain sebagainya.
12
Gimana sobat masih bingung? Ya sudah, yuk kita kupas lebih dalam dengan menggunakan
latihan soal dan pembahasannya.
Contoh 1 :
1/4+1/4=⋯
Pembahasan :
Karena penjumlahan dua bilangan tersebut memiliki penyebut yang sama, maka dapat langsung
dijumlahkan pembilangnya, sehingga
1/4+1/4= (1+1)/4=2/4
Contoh 2 :
4/2-1/2=⋯
Pembahasan :
Karena pengurangan dua bilangan tersebut memiliki penyebut yang sama, maka dapat langsung
dikurangkan pembilangnya, sehingga
4/2-1/2= (4-1)/2=3/2
Contoh 3 :
1/2+3/4=⋯
Pembahasan :
Karena penjumlahan dua bilangan tersebut memiliki penyebut yang berbeda, maka langkah
pertama adalah samakan terlebih dahulu penyebutnya dengan cara mencari KPK, kemudian
jumlahkan pembilangnya, sehingga :
KPK dari penyebut 2 dan 4 adalah 8,
Kemudian menjumlahkan pembilangnya.
1/2+3/4= (1+3)/8=4/8
Pembagian Pecahan
Pada operasi pembagian pecahan cara yang dilakukan adalah membalik pecahan pada posisi
akhir dan merubah tanda menjadi kali. Selanjutnya operasi hitung yang dilakukan sama seperti
pada perkalian.
Caranya dengan mengalikan antara pembilang dengan pembilang dan penyebut dengan
penyebut. Selain itu, operasi hitung pembagian pecahan juga dapat dilakukan dengan mengalikan
pembilang pecahan pertama dengan penyebut pecahan kedua dan penyebut pertama dengan
pembilang kedua. Seperti pada contoh berikut ini :
4/5:4/3=4/5×3/4= 12/20
13
LKPD
14
F. EVALUASI
1. 3/4 + 7/8
= 6/8 + 7/8
= 13/8
= 1 5/8
2. 10 ton - (5 1/2 ton + 3 1/2 ton)
= 10 - (11/2 + 7/2)
= 10 - 18/2
= 10 - 9
= 1 ton
3. 200 - 84 1/2 - 68 1/4
= 199 4/4 - 84 2/4 - 68 1/4
= 47 1/4 m²
4. Kain untuk membuat 2 celana panjang = 1 1/8 + 1 1/8 = 2 2/8 = 2 1/4 meter.
Kain untuk membuat 2 kemeja lengan pendek = 1 1/2 + 1 1/2 = 3 meter
Kain untuk membuat 2 celana panjang dan 2 kemeja lengan pendek = 2 1/4 + 3 = 5 1/4 meter
5. 5 1/4 + 3 3/8 – 4 1/2
= 5 2/8 + 3 3/8 – 4 4/8
= 8 5/8 – 4 4/8
= 4 1/8 meter
15
KESIMPULAN
Ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan guru dalam membimbing pembelajaran pecahan
antara lain sebagai berikut.
1. Urutan konsep harus diperhatikan artinya pembelajaran harus urut (tidak melompat-
lompat) karena konsep yang satu merupakan materi prasyarat dari konsep yang lain.
2. Media pembelajaran sangat penting artinya bagi peserta didik untuk mengkonkretkan
materi yang disampaikan.
3. Pembelajaran dengan pendekatan PAKEM harus diwujudkan agar pemahaman dan
penalaran peserta didik menjadi berkembang.
16
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman, Maman. Sambas Ali Muhidin. Anting Somantri. 2011. Dasar-dasar Metode
Statistika untuk Penelitian. Bandung : Pustaka Setia
Aqib, Zainal., dkk. 2014. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, dan TK.. Bandung :
Yrama Widya.
Ardhika, Dyan Febri . 2015. “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Gerak Dasar Lompat Melalui
Modifikasi Permainan Tradisional Engklek Pada Siswa Kelas Ii Sd Negeri 2 Jeruk
Kabupaten Blora Tahun 2013/2014.”Journal of Physical Education, Sport, Health and
Recreations,04, 2252-6773.
Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi., Suhardjono., Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi
Aksara
Dharmamulya, Sukirman.,dkk. 2005. Permainan Tradisional Jawa. Jakarta : Kepel Press
17
RIWAYAT PENULIS
18