Disusun oleh :
Kelompok 1
1. Al Fatah Ibnu Arif
2. Armandika Zafrahan
3. Aziz Muftoha
4. Herdi
5. Ibni Riyanto
6. Ihsan Alkhadafi
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................2
D. Manfaat Penulisan..................................................................................................3
1.Manfaat Teoritis...................................................................................................3
2.Manfaat Praktis....................................................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI.......................................................................................4
A. Biaya Pendidikan Sekolah.....................................................................................4
1. Pengertian Biaya Pendidikan Sekolah..............................................................4
2. Jenis – Jenis Biaya Pendidikan Sekolah..........................................................4
3. Konsep Biaya Pendidikan Sekolah...................................................................8
4. Fungsi Biaya Pendidikan Sekolah..................................................................10
5. Faktor yang Mempengaruhi Biaya Pendidikan Sekolah..............................10
B. Sumber Anggaran Pendidikan Sekolah..............................................................11
C. Konsep Peanggaran..............................................................................................12
1. Anggaran (Budgeting)......................................................................................12
2. Akuntansi (Accounting)...................................................................................18
3. Pengawasan (Auditing).....................................................................................19
D. Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS).....................21
1. Pengertian..........................................................................................................21
2. Fungsi.................................................................................................................22
3. Bentuk................................................................................................................22
4. Prinsip................................................................................................................25
ii
5. Langkah.............................................................................................................25
E. Bantuan Operasional Sekolah (BOS).................................................................28
1. Pengertian..........................................................................................................28
2. Tujuan................................................................................................................28
3. Prosedur.............................................................................................................29
4. Permasalahan yang Biasa Terjadi...................................................................34
BAB IV PEMBAHASAN..........................................................................................45
A. Pengelolaan Keuangan Sekolah..........................................................................45
B. Sumber Keuangan Sekolah..................................................................................46
C. Implementasi Perencanaan dan Pengelolaan Keuangan Sekolah....................46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................48
A. Kesimpulan............................................................................................................48
B. Saran.......................................................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................49
LAMPIRAN................................................................................................................51
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Biaya pendidikan merupakan salah satu komponen penting dalam
melaksanakan aktivitas yang ada disekolah,karena biaya pendidikan merupakan
instrumental input.Dalam setiap upaya pencapaian tujuan pendidikan baik tujuan
yang berifat khusus maupun umum,dan kuantitatif maupun kualitatif, biaya
pendidikan memiliki peranan yang sangat penting. Hampir tidak ada upaya
pendidikan yang dihasilkan tanpa biaya pendidikan.
Sekolah sebagai insitusi (lembaga) pendidikan, merupakan wadah tempat
proses pendidikan dilakukan, memiliki system yang kompleks dan dinamis.
Dalam kegiatannya, sekolah adalah tempat yang bukan hanya sekedar tempat
berkumpul guru dan murid, melainkan berada dalam satu tatanan system yang
rumit dan saling berkaitan, oleh karena itu sekolah dipandang sebagai suatu
organisasi yang membutuhkan pengelolaan.
Sekolah merupakan lingkungan yang sangat kompleks. Pertama, karena
konsep sekolah itu sendiri sukar untuk dipahami jika menggunakan perspektif
tunggal. Kedua,karena terdapat beberapa perbedaan acuan yang dapat
mengakibatkan kesulitan dalam mendefinisikan sekolah. Ketiga,karena sekolah
selalu berkaitan dengan unsur manusia, yaitu guru dan siswa. Karena faktor
manusia itulah maka sekolah sukar untuk dikelola secara efektif dan efisien.
Hal yang paling penting dalam implementasi manajemen adalah manajemen
terhadap komponen-komponen sekolah itu sendiri. Sedikitnya ada tujuh
komponen sekolah yang harus dikelola dengan baik dalam rangka manajemen
berbasis sekolah, yaitu Manajemen Kurikulum dan program Pengajaran,
Manajemen Tenaga Kependidikan, Manajemen Kesiswaan, Manajemen
Keuangan, Manajemen Sarana Prasarana pendidikan, Manajemen Pengelolaan
Hubungan
1
2
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan biaya pendidikan sekolah?
2. Apa saja jenis-jenis biaya pendidikan sekolah?
3. Apa saja konsep biaya pendidikan sekolah?
4. Apa saja fungsi biaya pendidikan sekolah?
5. Faktor apa saja yang mempengaruhi biaya pendidikan sekolah?
6. Bagaimana konsep penganggaran dalam biaya pendidikan sekolah?
7. Apa yang dimaksud dengan rancangan anggaran pendapatan dan belanja
sekolah?
8. Apa saja fungsi,prinsip,bentuk serta langkah dalam pembuatan rancangan
anggaran pendapatan dan belanja sekolah?
9. Apa yang dimaksud dengan bantuan operasional sekolah?
10. Bagaimana prosedur dalam bantuan operasional sekolah?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian biaya pendidikan sekolah.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis biaya pendidikan sekolah.
3. Untuk mengetahui konsep biaya pendidikan sekolah.
4. Untuk mengetahui fungsi biaya pendidikan sekolah.
5. Untuk mengetahui faktor dalam biaya pendidikan sekolah.
6. Untuk mengetahui konsep penganggaran dalam biaya pendidikan sekolah.
7. Untuk mengetahui pengertian rancangan anggaran pendapatan dan belanja
sekolah.
8. Untuk mengtahui fungsi,prinsip,bentuk dan langkah dalam pembuatan
RAPBS.
9. Untuk mengetahui pengertian bantuan operasional sekolah.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
Input dari pendidikan dapat diukur dalam bentuk uang, dapat juga
diukur dari seluruh sumber daya riil yang digunakan dalam proses
pendidikan (waktu guru/dosen, waktu murid, waktu staf, buku,
material, peralatan, gedung). Meskipun tidak dapat diukur secara
langsung dengan uang, tetapi sumber daya ini memiliki nilai karena
dapat digunakan di bidang lainnya, sehingga dinamakan opportunity
costs.
Konsep opportunity costs lebih luas daripada konsep money
cost/ expenditure karena tidak hanya mencakup uang saja, tetapi pada
sumber daya riil yang direpresentasikan dengan pengeluaran uang
walaupun tidak dibeli/dijual.
Opportunity costs dari pendidikan dapat diukur sebagai biaya
kepada individu (private cost), seperti biaya pendidikan, buku, dan
peralatan dan biaya kepada masyarakat (social cost) seperti biaya gaji
guru dan staf, buku, peralatan, bahan mentah, dan gedung.
Kebanyakan analisa biaya pendidikan dikosentrasikan pada
pengeluaran uang daripada opportunity cost, padahal keduanya sama
pentingnya.
b. Biaya Modal vs Biaya Operasional/Rutin
Biaya operasional meliputi semua pengeluaran pada barang-
barang konsumtif seperti buku, stationary, bahan bakar, dan jasa
lainnya yang dapat membawa keuntungan dalam jangka menengah
atau pendek. Capital costs atau expenditure meliputi
pembelian durable assets seperti gedung atau perlengkapan yang
diharapkan memberikan keuntungan untuk jangka panjang. Pembelian
barang-barang capital/ modal ini dapat dikatakan sebagai suatu
investasi. Baik current maupun capital expenditure dapat diukur
7
dari lembaga sumber resmi pemerintah (pusat dan daerah) ataupun dari
masyarakat sendiri secara teratur,berikut penjelasannya :
1. Sumber Biaya Dari Pemerintah
Pendanaan dari pemerintah pusat bersumber dari Aggaran Pendapatan
Belanja Negara (APBN) baik untuk membiayai kegiatan rutin yang
tercantum dalam Daftar Isian Kegiatan (DIK) maupun untuk membiayai
kegiatan pembangunan yang tercantum dalam Daftar Isian Proyek (DIP).
Selain itu juga terdapat bantuan dana dari pemerintah pusat berupa Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) yang sudah ditentukan jumlahnya berdasarkan
pada jumlah siswa dan jenjang pendidikannya. BOS adalah program
pemerintah untuk penyediaan pendanaan biaya nonpersonalia bagi satuan
pendidkan dasar dan menengah sebagai pelaksana program wajib belajar
dari 9 tahun sekarang sudah berada pada angka 12 Tahun.
Di samping itu dana dari pemerintah daerah berasal dari APBD tingkat
Provinsi, kabupaten/kota. Dana dari APBD digunakan untuk mendukung
kegiatan- kegiatan bidang pendidikan yang ada di daerah yang bersangkutan
baik untuk kegiatan rutin maupun untuk kegiatan pembangunan.
Pendanaan yang disediakan oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah
merupakan amanat dari dalam Undang Dasar 1945 pasal 31 Tiap-tiap warga
Negara berhak mendapat pengajaran. Dana pendidikan dialokasikan minimal
20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada sektor
pendidikan juga mewajibkan pemerintah daerah Provinsi, Kabupaten dan
Kota juga menganggarkan dana pendidikan minimal 20% dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). (Toyamah & Usman, 2004)
2. Sumber Biaya Dari Masyarakat
Sumber dana dari masyarakat dalam berbagai bentuk sumbangan
seperti Corporate Social Responsibility (CSR), Hibah, Wakaf adalah bentuk
pertanggungjawaban dan kepedulian dunia usaha dan dunia kerja terhadap
12
C. Konsep Peanggaran
1. Anggaran (Budgeting)
a) Pengertian
Istilah Penganggaran (Budgeting), menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) adalah:
1) Proses mengikhtisarkan rancangan pengeluaran dan penerimaan
keuangan selama jangka (waktu) tertentu
2) Kegiatan mengalokasi sumber daya untuk mencapai sasaran usaha
dalam jangka (waktu) tertentu. Penyusunan anggaran pendidikan
itu dikenal dengan istilah penganggaran pendidikan.
Menurut (Fatah, 1999) penyusunan anggaran (budget) merupakan
rencana operasional yang dinyatakan secara kuantitatif dalam bentuk
satuan uang yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan
kegiatan-kegiatan lembaga dalam kurun waktu tertentu. Oleh karena
itu dalam anggaran tergambar kegiatan yang akan dilaksanakan suatu
institusi atau lembaga.
13
c) Prinsip Anggaran
Prinsip-prinsip anggaran di lembaga pendidikan memiliki
fungsi sebagai alat dalam perencanaan maupun pengendalian, maka
anggaran pendidikan harus disusun berdasarkan prinsip- prinsip
sebagai berikut:
16
8) Pengesahan anggaran
(Haryati, 2012)
e) Bentuk Anggaran
Anggaran pendidikan terdiri dari berbagai bentuk seperti di jelaskan
Imron, M.J. (2016) antara lain:
1) Anggaran butir per-butir, merupakan bentuk anggaran pendidikan
yang paling simpel dan banyak digunakan para perencana
anggaran pendidikan. Dalam bentuk ini, setiap pengeluaran
dikelompokkan berdasarkan kategori- kategori, misalnya gaji,
upah, honor menjadi satu kategori satu nomor atau satu butir.
2) Anggaran program merupakan bentuk anggaran yang dirancang
untuk mengidentifikasi biaya setiap program layanan pendidikan.
Pada anggaran biaya butir per-butir dihitung berdasarkan jenis
butir item yang akan dibeli atau layanan yang dikerjakan,
sedangkan pada anggaran program biaya dihitung berdasarkan
jenis program. Misalnya, jika dalam anggaran butir-per butir
disebut gaji guru (item 01), sedangkan dalam anggaran laporan
disebut gaji untuk perencanaan pengajaran IPA hanyalah satu
komponen.
3) Anggaran berdasarkan hasil merupakan bentuk anggaran yang
dirancang sesuai dengan namanya, bentuk anggaran ini
menekankan hasil (performance) kerja, layanan, atau fisik yang
dibuat dan bukan pada keterperincian dari suatu alokasi anggaran.
2. Akuntansi (Accounting)
a) Pengertian Accounting
Accounting atau pembukuan adalah pencatatan transaksi keuangan
yang meliputi pengeluaran dan pemasukan dalam bentuk laporan
keuangan. Tujuannya untuk membantu pimpinan dalam mengambil
18
2) Audit operasional
adalah pengkajian atas setiap nagian organisasi terhadap prosedur
operasi standar dan metode yang diterapkan suatu organisasi
dengan tujuan untuk mengevaluasi efisiensi, efektivitas dan
keekonoisan.
3) Audit ketaatan
adalah proses kerja yang menentukan audit sudah sesuai dengan
standar juga aturan yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang
4) Audit Investigasi
adalah untuk menguji secara detail informasi dan fakta untuk
mengungkap sebuah kejadian dalam rangka pembuktian
(Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan, 2010; 268-269).
d) Tahapan (Prosedur) dalam melaksanakan audit
1) Merencanakan dan merancang pendekatan audit
Auditor harus mengumpulkan bukti audit yang cukup kompeten
untuk memenuhi tanggungjawab auditor.
2) Melaksanakan uji pengendalian dn uji subtantif atas transaksi
21
3. Bentuk
1) Anggaran Pendapatan
Sumber keuangan atau pembiayaan pada suatu sekolah secara garis
besar dapat dikelompokkan menjadi beberapa sumber, yaitu:
a) Dana dari Pemerintah
Baik dana dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun
keduanya. Dan dana tersebut diperuntukkan bagi kepentingan
pendidikan.
b) Dana dari Orang Tua Siswa
Pendanaan dari orang tua siswa ini dikenal dengan istilah iuran
Komite. Besarnya sumbangan dana yang harus dibayar oleh orang
tua siswa ditentukan oleh rapat Komite sekolah.
(Suryobroto,2004,hlm. 92). Pada umumnya dana Komite terdiri
atas:
23
(1) Dana tetap tiap bulan sebagai uang kontribusi yang harus
dibayar oleh orang tua setiap bulan selama anaknya
menjadi siswa di sekolah
(2) Dana insidental yang dibebankan kepada siswa baru yang
biasanya hanya satu kali selama tiga tahun menjadi siswa
(pembayarannya dapat diangsur).
(3) Dana sukarela yang biasanya ditawarkan kepada orang tua
siswa terterntu yang dermawan dan bersedia memberikan
sumbangannya secara sukarela tanpa suatu ikatan apapun.
c) Dana dari Masyarakat
Dana ini biasanya merupakan sumbangan sukarela yang tidak
mengikat dari anggota-anggota masyarakat sekolah yang menaruh
perhatian terhadap kegiatan pendidikan di suatu sekolah.
Sumbangan sukarela yang diberikan tersebut merupakan wujud
dari kepeduliannya karena merasa terpanggil untuk turut
membantu kemajuan pendidikan. Dana ini ada yang diterima dari
perorangan, dari suatu organisasi, dari yayasan ataupun dari badan
usaha baik milik pemerintah maupun milik swasta.
d) Dana dari Alumni
Dana ini merupakan bantuan dari para Alumni untuk
membantu peningkatan mutu sekolah yang tidak selalu dalam
bentuk uang (misalnya buku-buku, alat dan perlengkapan belajar).
Namun dana yang dihimpun oleh sekolah dari para alumni
merupakan sumbangan sukarela yang tidak mengikat dari mereka
yang merasa terpanggil untuk turut mendukung kelancaran
kegiatankegiatan demi kemajuan dan pengembangan sekolah.
Dana ini ada yang diterima langsung dari alumni, tetapi ada juga
yang dihimpun melalui acara reuni atau lustrum sekolah.
24
Selain penggunaan dua macam dana di atas, ada satu lagi yang
harus dialokasikan, yaitu anggaran untuk kebutuhan atau
kepentingan sosial, baik bantuan sosial ke dalam maupun ke luar.
Bantuan ke dalam dapat berupa dana untuk warga sekolah sendiri.
25
4. Prinsip
Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) harus
berdasarkan pada rencana pengembangan sekolah dan merupakan bagian
dari rencana operasional tahunan. RAPBS setidaknya meliputi
penganggaran untuk kegiatan pengajaran, materi kelas, pengembangan
profesi guru, renovasi bangunan sekolah, pemeliharaan, buku, meja dan
kursi. Penyusunan RAPBS tersebut harus melibatkan kepala sekolah,
guru, komite sekolah, staf TU dan komunitas sekolah. RAPBS perlu
disusun pada setiap tahun ajaran sekolah dengan memastikan bahwa
alokasi anggaran bisa memenuhi kebutuhan sekolah secara optimal. (Tim
Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan
Indonesia,2012,hlm. 257)
Prinsip-prinsip dalam penyusunan RAPBS adalah:
a) RAPBS harus benar-benar difokuskan pada peningkatan pembelajaran
murid secara jujur, bertanggung jawab, dan transparan.
b) RAPBS harus ditulis dalam bahasa yang sederhana dan jelas, dan
dipajang di tempat terbuka di sekolah.
c) Dalam menyusun RAPBS, sekolah sebaiknya secara saksama
memprioritaskan pembelanjaan dana sejalan dengan rencana
pengembangan sekolah.
(Baharuddin dan Makkin,2019,hlm. 88).
Hal penting yang harus diperhatikan dalam penyusunan
RAPBS adalah harus adanya pemenuhan biaya yang diperlukan untuk
melaksanakan kegiatan sekolah/madrasah setiap tahunnya. RAPBS ini
26
5. Langkah
Suatu hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan RAPBS adalah
harus menerapkan prinsip anggaran berimbang, artinya rencana pendapatan
dan pengeluaran harus berimbang diupayakan tidak terjadi anggaran
pendapatan minus. Dengan anggaran berimbang tersebut maka kehidupan
sekolah akan menjadi solid dan benar-benar kokoh dalam hal keuangan, maka
sentralisasi pengelolaan keuangan perlu difokuskan pada bendaharawan
sekolah, dalam rangka untuk mempermudah pertanggung jawaban keuangan.
Penyusunannya hendaknya mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
a) Menginventarisasi rencana yang akan dilaksanakan
b) Menyusun rencana berdasarkan skala prioritas pelaksanaannya
c) Menentukan program kerja dan rincian program
d) Menetapkan kebutuhan untuk pelaksanaan rincian program
e) Menghitung dana yang dibutuhkan
f) Menentukan sumber dana untuk membiayai rencana
(Fattah,N.,2004,hlm. 124)
Rencana tersebut setelah dibahas dengan pengurus dan komite
sekolah, maka selanjutnya ditetapkan sebagai anggaran pendapatan dan
belanja sekolah (APBS). Pada setiap anggaran yang disusun perlu dijelaskan
apakah rencana anggaran yang akan dilaksanakan merupakan hal baru atau
kelanjutan atas kegiatan yang telah dilaksanakan dalam periode sebelumnya
dengan menyebut sumber dana sebelumnya. (Fattah,N.,2004,hlm. 124).
Dalam setiap anggaran yang disusun untuk kegiatan-kegiatan di
lingkungan sekolah, paling tidak harus memuat 6 hal atau informasi sebagai
berikut:
27
2. Tujuan
Secara umum program BOS bertujuan untuk meringankan beban
masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib belajar 9
29
tahun yang bermutu. Selain daripada itu, diharapkan program BOS juga
dapat ikut berperan dalam mempercepat pencapaian standar pelayanan
minimal di sekolah.(Azizah, n.d.). Sehingga Bantuan Operasional Sekolah
bertujuan untuk meringankan beban masyarakat dan mengurangi angka
anak putus dan berguna untuk menyediakan fasilitas-fasilitas yang
dibutuhkan agar proses belajar-mengajar dapat berjalan dengan efektif
serta untuk pengembangan tenaga pendidik agar kualitas pendidikan
semakin baik. Sehingga berdampak pada meningkatnya kesadaran
masyarakat akan pendidikan yang dapat dilihat dari bertambahnya peserta
didik disetiap tahunnya
3. Prosedur
a) Prosedur pendataan dalam pelaksanaan BOS,yaitu :
1) Sekolah menggandakan (fotocopy) formulir data pokok pendidikan
(BOS-01A, BOS-01B dan BOS-01C) sesuai dengan kebutuhan.
Biaya fotocopy formulir dapat dibebankan dari dana BOS,
2) Sekolah melakukan sosialisasi ke seluruh peserta didik, pendidik
dan tenaga kependidikan tentang cara pengisian formulir
pendataan.
3) Sekolah membagi formulir kepada individu yang bersangkutan
untuk diisi secara manual dan mengumpulkan formulir yang telah
diisi.
4) Sekolah memverifikasi kelengkapan dan kebenaran/kewajaran data
individu peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan
5) Kepala sekolah menunjuk tenaga operator pendataan dengan
menerbitkan surat tugas sebagai penanggung jawab di tingkat
sekolah
30
f) Hal yang perlu dilaporkan oleh Tim Manajemen BOS Sekolah sebagai
berikut:
1) Rekapitulasi penggunaan dana BOS (Formulir BOS-K7A) harus
dilaporkan oleh setiap sekolah tiap triwulan melalui laman
www.bos.kemdikbud.go.id. Laporan lengkap penggunaan dana
BOS triwulanan disimpan di sekolah untuk bahan pemeriksaan.
2) Lembar pencatatan pertanyaan/kritik/saran.
3) Lembar pencatatan pengaduan.
34
b) Solusi Permasalahan
Ada beberapa langkah yang mungkin bisa diambil oleh pemerintah
untuk menanggulangi permasalahan tersebut, seperti :
1) Peninjauan Kembali Kebijakan
Tidak semua sekolah harus diberikan subsidi untuk pendidikan
karena pada kenyataanya masih terdapat sekolah yang tidak
menerima dana BOS, tetapi tetap memiliki kualitas yang baik.,
37
39
sekolah dengan menerima dan membelanjakannya yang direncanakan,
direalisasikan, diawasi, dan dipertanggungjawabkan oleh entitas sekolah dan
40
41
anggaran merupakan formula dari rencana dalam periode waktu tertentu, serta
alokasi sumber-sumber kepada setiap bagian kegiatan. Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan mewajibkan sekolah untuk menyusun RAPBS, yakni rencana
kerja tahunan yang memuat rencana anggaran pendapatan dan belanja satuan
pendidikan untuk masa kerja satu tahun. Nata (2007) menjelaskan bahwa
RAPBS adalah anggaran terpadu antara pendapatan dan penggunaan dana
serta pengelolaannya dalam memenuhi seluruh kebutuhan sekolah selama satu
tahun pelajaran berjalan yang bersumber dari pemerintah pusat, pemerintah
daerah, masyarakat, dan orangtua yang dipadukan dengan kondisi objektif
kepentingan sekolah dan penyandang dana.
Berdasarkan teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa RAPBS sebagai
bentuk implementasi perencanaan dalam pengelolaan keuangan sekolah harus
dilakukan dengan memperhatikan kondisi tiap sekolah. Selanjutnya, setelah
teori perencanaan dikemukakan, juga dijelaskan teori mengenai realisasi
anggaran.
Setiap dana yang diberikan oleh pemerintah pusat,daerah dan
masyarakat harus ada bentuk pertanggungjawabannya dari pihak
sekolah,sebagai salah satu contohnya dengan membuat laporan
pertanggungjawaban. Dan laporan tersebut dianalisis oleh pengawas dari
pihak internal sekolah maupun pihak eksternal sekolah . Untuk meminimalkan
peristiwa yang tidak diinginkan.
Kendala dari dana pemerintah (BOS) yaitu apabila kita membutuhkan
barang yang mendesak seperti sarana dan prasarana untuk ujian berbasis
online kita harus membayarkan terlebih dahulu menggunakan dari sumber
lain,baru uang dari pemerintah keluar. Harapan dari sekolah untuk dana BOS
semoga tidak dipukul rata biaya ,karena setiap daerah harga untuk membeli
43
44
45
DAFTAR PUSTAKA