Unit Pembelajaran 08
INTEGRAL
MATA PELAJARAN MATEMATIKA
MADRASAH ALIYAH
Penanggung Jawab
Direktorat GTK Madrasah
Direktorat Pendidikan Islam
Kementerian Agama Republik Indonesia
Penyusun
Sigit Tri Guntoro
Untung Trisna Suwaji
Juanda Kasim
Darno Raharjo
Wiwit Susanti
Reviewer
Abdur Rahman As’ari
Copyright © 2020
Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah
Muhammad Zain
B. Tujuan
Tujuan modul ini adalah:
1. Meningkatkan kompetensi pedagogis dan kompetensi profesional guru
melalui kegiatan PKB
2. Meningkatkan hasil Asesmen Kompetensi Guru (AKG)
3. Menfasilitasi sumber belajar guru dan peserta didik dalam mengembangkan
kurikulum, mempersiapkan dan melaksanaan pembelajaran yang mendidik
D. Sasaran
Adapun sasaran modul ini adalah:
1. Fasilitator nasional, provinsi, dan kabupaten/kota
2. Pengawas Madrasah
3. Kepala Madrasah
4. Ketua KKG/MGMP/MGBK
5. Guru
6. Peserta didik.
E. Petunjuk Penggunaan
Agar Anda berhasil dengan baik dalam mempelajari dan mempraktikkan
modul ini, ikutilah petunjuk belajar sebagai berikut:
1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan sampai Anda memahami benar
tujuan mempelajari Unit Pembelajaran ini.
2. Pelajarilah dengan seksama bagian target kompetensi sehingga Anda benar-
benar memahami target kompetensi yang harus dicapai baik oleh diri Anda
sendiri maupun oleh peserta didik.
rancana
pembelajaran dan
penilaian hasil
belajar peserta
didik untuk
berbagai tujuan
IPK Pengayaan:
3.10.4 Menentukan integral fungsi trigonometri
𝐹𝑠 = 𝑘𝑥,
dengan
𝐹𝑠
= gaya yang dikenakan (satuan Newton),
𝑥 = perubahan panjang (satuan meter)
𝑘 = konstanta pegas
Sesuai rumus tersebut didapatkan 40 = 𝑘 (0,05) yang menghasilkan 𝑘 = 800.
Dengan demikian diperoleh fungsi gaya 𝐹𝑠 (𝑥 ) = 800 𝑥. Karena akan ditentukan
energi yang diperlukan untuk menarik pegas dari 15 𝑐𝑚 sampai 18 𝑐𝑚
C. Integrasi Keislaman
Dalam Al-Quran Surah An-Nahl ayat 12 Allah berfirman:
Artinya:
Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu, dan
bintang-bintang dikendalikan dengan perintah-Nya. Sungguh, pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi
orang yang mengerti, (QS: An-Nahl:16)
Seluruh benda yang ada dilangit dikendalikan dalam perintah-Nya, termasuk bumi,
bulan, bintang dan semua yang ada di alam semesta ini. Itulah tanda-tanda
kebesaran Allah.
Tanda kebesaran Allah yang cukup terang dan menakjubkan adalah orbit bumi
dalam mengitari matahari. Orbit bumi dalam mengitari matahari berbentuk elips
dengan matahari pada salah satu titik fokusnya.
Integral merupakan topik yang cukup menarik untuk dipelajari. Selain untuk
melatih daya nalar dan kekritisan, topik ini banyak penerapannya dalam
kehidupan. Sebagai contoh uji kekuatan pegas seperti penjelasan pada bagian
sebelumnya. Ini hanya salah satu contoh kecil penerapan integral.
Untuk memulai pembahasan perhatikan pekerjaan siswa dalam menentukan hasil
∫ 𝑥 (𝑥 − 1)𝑑𝑥 berikut ini.
Tampak ada hasil yang beda dari pengerjaan tersebut SISWA 1 memperoleh hasil
1 1 1 1
𝑥 3 − 2 𝑥 2 + 6 + 𝑐 sementara SISWA 2 memperoleh hasil 3 𝑥 3 − 2 𝑥 2 + 𝑐. Mengapa
3
ada beda hasil? Apakah ada yang salah, atau keduanya benar? Pertanyaan ini
akan terjawab pada paparan berikut.
Sebelum lanjut, mari kita bahas mulai dari istilahnya. Mengapa ada kata tak
tentu? Misalkan kita ingin mencari fungsi 𝐹(𝑥) yang mempunyai turunan 3𝑥 2 .
Mungkin saja kita langsung menentukan 𝐹 (𝑥 ) = 𝑥 3 karena 𝐹′(𝑥 ) = 3𝑥 2 . Tetapi jika
diperhatikan lagi, masih banyak fungsi yang turunannya 3𝑥 2 . Contoh 𝐺 (𝑥 ) = 𝑥 3 +
1, 𝐻(𝑥 ) = 𝑥 3 + 25 mempunyai hasil turunan yang sama yaitu 3𝑥 2 . Kita masih dapat
menemukan banyak lagi fungsi lain yang turunannya 3𝑥 2 . Inilah yang
menyebabkan orang menyebut sebagai tidak tentu. Proses untuk menemukan
fungsi 𝐹(𝑥) sedemikaian hingga 𝐹 ′ (𝑥 ) = 𝑓(𝑥) dinamakan proses anti turunan
atau pengintegralan tak tentu. Secara definisi dituliskan sebagai berikut.
Kata “suatu” pada definisi tersebut amat penting, karena kata “suatu” itu menunjuk
pada satu fungsi anti turunannya. Dalam hal kita ingin menentukan semua fungsi
yang menjadi anti turunan dari 𝑓(𝑥). Oleh karena itu perlu simbol atau perintah
(operasi) untuk menandakan maksud tersebut. Operasi untuk menentukan semua
anti turunan 𝑓(𝑥) ditulis dengan simbol integral ” ʃ “. Jadi, untuk menentukan
semua anti turunan dari 𝑓 (𝑥 ) dinyatakan dengan
∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥
Dengan demikian jelas bahwa integral tak tentu ∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 merupakan keluarga
atau koleksi fungsi yang mempunyai turunan 𝑓(𝑥). Apa bedanya dengan integral
tertentu? Lihat aktivitas 1.
Untuk memperjelas pemahaman, perhatikan contoh berikut.
Contoh 1:
Diberikan 𝑓 (𝑥 ) = 𝑥 2 , tentukan
a. suatu anti turunan dari 𝑓(𝑥)
b. hasil dari ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥
Jawab:
a. Karena yang diminta hanya menentukan suatu anti turunan, kita dapat dengan
bebas memilih suatu fungsi yang turunannya 𝑥 2 , misalkan ambil fungsi 𝑔(𝑥 ) =
1
𝑥 3 + 5 maka 𝑔(𝑥 ) ini adalah suatu anti turunan dari 𝑓(𝑥) karena 𝑔′(𝑥) =
3
1
3. 3 𝑥 3−1 + 0 = 𝑥 2
1
Contoh lain, ℎ(𝑥 ) = 3 𝑥 3 − 10 maka ℎ(𝑥) ini suatu turunan dari 𝑓(𝑥) karena
ℎ1 (𝑥 ) = 𝑥 2 = 𝑓(𝑥)
b. Untuk pertanyaan kedua, hasil yang diharapkan adalah menentukan semua
fungsi yang turunannya 𝑥 2 . Oleh karena itu kita harus mencari seluruh fungsi
yang turunannya 𝑥 2 . Dengan mudah dapat kita temukan bahwa semua fungsi
Contoh 2:
Tentukan hasil dari
a. ∫(𝑥 3 + 1)𝑥 𝑑𝑥
b. ∫(𝑥 3 + cos 𝑥 + sin 𝑥 ) 𝑑𝑥
Jawab:
1 1
a. ∫(𝑥 3 + 1)𝑥 𝑑𝑥 = ∫(𝑥 4 + 𝑥) 𝑑𝑥 = 5 𝑥 5 + 2 𝑥 2 + 𝑐
1
b. ∫(𝑥 3 + cos 𝑥 + sin 𝑥 ) 𝑑𝑥 = 4 𝑥 4 + sin 𝑥 − cos 𝑥 + 𝑐
Sama halnya saat menentukan turunan suatu fungsi, menentukan anti turunan
dapat memanfaatkan teorema atau sifat-sifat pada integral. Berikut beberapa
diantaranya.
(i) ∫ 𝑘𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = 𝑘 ∫ 𝑓(𝑥 )𝑑𝑥, 𝑘 ≠ 0
(ii) ∫[𝑓 (𝑥 ) ± 𝑔(𝑥)]𝑑𝑥 = ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 ± ∫ 𝑔(𝑥 )𝑑𝑥
1
(iii) ∫ 𝑥 𝑛 𝑑𝑥 = 𝑛+1 𝑥 𝑛+1 + 𝑐, 𝑛 ≠ −1
1
(iv) ∫ 𝑥 𝑑𝑥 = ln|𝑥 | + 𝑐
(v) ∫ 𝑒 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑒 𝑥 + 𝑐
𝑎𝑥
(vi) ∫ 𝑎 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑙𝑛 𝑎 + 𝑐
∫(𝑥 + 2𝑥 )𝑑𝑥 = ∫ 𝑥 𝑑𝑥 + ∫ 2𝑥 𝑑𝑥
1 2𝑥
= 𝑥2 + +𝑐
2 ln 2
Contoh 4:
Tentukan penyelesaian ∫ e𝑥 sin 𝑥 𝑑𝑥
Jawab:
= −𝑒 𝑥 cos 𝑥 + ∫ 𝑒 𝑥 cos 𝑥 𝑑𝑥
= −𝑒 𝑥 cos 𝑥 + ∫ 𝑒 𝑥 𝑑(sin 𝑥)
Terlihat bahwa bentuk terakhir kembali ke bentuk semula yaitu − ∫ 𝐞𝒙 𝐬𝐢𝐧 𝒙 𝑑𝑥.
Bentuk ini justru membantu penyelesaian, yaitu
1 1
∫ 𝑒 𝑥 sin 𝑥 𝑑𝑥 = − 𝑒 𝑥 cos 𝑥 + 𝑒 𝑥 sin 𝑥 + 𝑐
2 2
Contoh 2
𝑥 2 +5𝑥−5
Tentukan hasil dari ∫ 𝑥2 −3𝑥−4 𝑑𝑥
Dengan demikian,
1 16
𝑥 2 + 5𝑥 − 5 − 2 3
∫ 2 𝑑𝑥 = ∫ (( 5 + 5 + 1) + ( + )) 𝑑𝑥
𝑥 − 3𝑥 − 4 𝑥+1 𝑥−4 𝑥+1 𝑥−4
ke bentuk bentuk 𝑡 2 + 1.
1 1
∫ 𝑑𝑥 = ∫ 𝑑 (𝑥 + 1)
𝑥 2 − 2𝑥 + 2 (𝑥 + 1)2 + 1
= arctan(𝑥 + 1) + 𝑐
Cara ini sebenarnya tidak mudah karena perlu manipulasi aljabar (trick)
sehingga permasalahan dapat diselesaikan. Lihat contoh berikutnya.
Contoh 2:
𝑥
Tentukan hasil dari ∫ 𝑑𝑥
𝑥 2 −2𝑥+2
Untuk soal ini, tidak cukup kita hanya mengubah penyebut dalam bentuk 𝑡 2 +
1 , namun perlu ‘trick’ tambahan sebagai berikut.
𝑥 (𝑥 + 1) − 1
=
𝑥 2 − 2𝑥 + 2 𝑥 2 − 2𝑥 + 2
(𝑥 + 1) 1
= 2 − 2
𝑥 − 2𝑥 + 2 𝑥 − 2𝑥 + 2
(𝑥 + 1) 𝑑𝑥 1
=∫ 2
−∫( ) 𝑑𝑥
(𝑥 + 1) + 1 (𝑥 + 1)2 + 1
1
𝑑 ((𝑥 + 1)2 + 1) 1
=∫ 2 − ∫( ) 𝑑𝑥
2
(𝑥 + 1) + 1 (𝑥 + 1)2 + 1
1
= ln|(𝑥 + 1)2 + 1| − arctan(𝑥 + 1) + 𝑐
2
b. Metode Tabel
Cara ini digunakan khusus untuk fungsi yang dapat dibuat campuran
(kombinasi) perkalian dua fungsi lain dimana salah satu fungsi dapat diturunkan
terus sampai menghasilkan 0 dan fungsi yang lain selalu dapat ditentukan
integralnya. Cara tabel yang dimaksud dapat dilihat pada contoh berikut.
Contoh 1:
Tentukan ∫ 𝑥 3 cos 2𝑥 𝑑𝑥.
Jelas bahwa 𝑥 3 dapat diturunkan sampai hasil 0 sedangkan cos 2𝑥 dapat
ditentukan integralnya dengan mudah. Pengerjaan sebagai berikut:
Jadi, diperoleh
1 1 1 1
∫ 𝑥 3 cos 2𝑥 𝑑𝑥=𝑥 3 ∙ 2 sin 2𝑥 + 3𝑥 2 ∙ 4 cos 2𝑥 − 6𝑥 ∙ 8 sin 2𝑥 − 6 ∙ 16 cos 2𝑥 + 𝑐
1 3 3 3
=2 𝑥 3 sin 2𝑥 + 4 𝑥 2 cos 2𝑥 − 4 𝑥 sin 2𝑥 − 8 cos 2𝑥 + 𝑐
Contoh 2:
Tentukan hasil ∫(𝑥 2 − 1)𝑥 3 𝑑𝑥
Cara 1:
1 1 1 6
∫(𝑥 2 − 1)𝑥 3 𝑑𝑥 = (𝑥 2 − 1). 𝑥 4 + 2𝑥. (− 𝑥 5 ) + 2. 𝑥
4 20 120
1 6 1 4 1 1
= 𝑥 − 𝑥 − 𝑥6 + 𝑥6 + 𝑐
4 4 10 60
15 − 6 + 1 6 1 4
= 𝑥 − 𝑥 +𝑐
60 4
1 1
= 𝑥6 − 𝑥4 + 𝑐
6 4
Cara 2:
1 1
= 𝑥6 − 𝑥4 + 𝑐
6 4
Untuk sekedar melakukan pengecekan hasil integral tak tentu, silakan buka
tautan:
https://www.geogebra.org/m/vvvnkzwc
Luas daerah yang dibatasi sumbu-𝑥, kurva 𝑦 = 𝑓(𝑥), garis 𝑥 = 𝑎 dan garis 𝑥 = 𝑏
adalah
𝑏
Jika limitnya ada maka ∫𝑎 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 dikatakan terintegral (Riemann Integrable) dan
inilah yang dinamakan integral tertentu. Jadi integral tertentu menandakan suatu
luasan pada suatu interval.
Perhatikan bahwa bentuk limit yang disajikan di atas cukup rumit untuk dikerjakan.
Oleh karena itu penting kiranya ada teorema yang dapat digunakan untuk
𝑏
Teorema ini menegaskan bahwa ∫𝑎 𝑓(𝑥 )𝑑𝑥 yang merupakan suatu luasan dimana
awalnya dihitung dengan partisi dan limit, kini dapat diselesaikan relatif mudah
melalui pemanfaatan turunan dan anti turunan. Betapa sangat bergunanya
teorema fundamental kalkulus ini. James Steward bahkan menyatakan dalam
suatu bab pada buku Calculus Concept and Context (2010): The Fundamental
Theorem of Calculus relates the integral to the derivative, and we will see in this
chapter that it greatly simplifies the solution of many problems. Dia menyebut
teorema ini menyederhanakan penyelesaian berbagai masalah.
𝑏
Berkaitan dengan penulisan ada beberapa literatur yang menggunakan 𝐹(𝑥)|
𝑎
untuk mengganti 𝐹 (𝑏) − 𝐹(𝑎) dan mungkin penulisan lain.
Pada penjelasan ini muncul istilah luasan. Apa beda luas dan luasan? Lihat catatan
dan lihat aktivitas 7.
Untuk memperkuat pemahaman kaitannya integral tertentu, silakan buka tautan:
https://www.geogebra.org/m/zdteg3rq
Catatan:
Berkaitan dengan integral tak tentu ini, Robert Wrede & Murray Spiegel (2010)
menyatakan: Geometrically, the value of this definite integral represents the area
bounded by the curve y = f(x), the x axis, and the ordinates at x = a and x = b only if
f(x) > 0. If f(x) is sometimes positive and sometimes negative, the definite integral
represents the algebraic sum of the areas above and below the x axis, treating areas
above the x axis as positive and areas below the x axis as negative
____________________________
Contoh 1:
21
Tentukan hasil dari ∫0 2 𝑥 𝑑𝑥
1
Langkah pertama adalah menentukan anti turunan (primitive) dari 𝑓 (𝑥 ) = 2 𝑥 yaitu
1 1
𝐹 (𝑥 ) = ∫ 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑥 2 + 𝑐
2 4
2
∫ 𝑓 (𝑥 )𝑑𝑥 = 𝐹 (2) − 𝐹 (0)
0
1 1
= [ 22 + 𝑐] − [ 02 + 𝑐 ]
4 4
=1
2 1
Apakah simbol "∫ " pada ∫0 𝑓(𝑥 )𝑑𝑥 sama makna dengan simbol "∫ " pada ∫ 2 𝑥 𝑑𝑥
? Lihat aktivitas 8.
Contoh 2:
1
Tentukan ∫0 (𝑥 2 + 𝑥 − 3√𝑥)𝑑𝑥
Memanfaatkan TFK diperoleh
1 1 1
∫ (𝑥 2 + 𝑥 − 3√𝑥)𝑑𝑥 = ∫ (𝑥 2 + 𝑥 − 3𝑥 2 ) 𝑑𝑥
0 0
1 1 1 1
= ( 13 + 12 − 2√13 ) − (( 03 + 02 − 2√03 ))
3 2 3 2
7
=−
6
Contoh 1
Tentukan luas daerah yang dibatasi oleh kurva 𝑓 (𝑥 ) = 𝑥 2 dan sumbu-𝑥 mulai dari
𝑥 = 1 sampai 𝑥 = 2.
Jawab:
Contoh 2:
Tentukan luas daerah yang dibatasi oleh kurva 𝑓 (𝑥 ) = 𝑥 3 dan sumbu-𝑥 mulai dari
𝑥 = −2 sampai 𝑥 = 2.
Karena daerah berada di atas sumbu-𝑥 dan juga berada di bawah sumbu-𝑥 maka
luas daerah tersebut (𝐿) dihitung melalui 𝐿 = 𝐿1 + 𝐿2 dimana
2
1 2
𝐿1 = ∫ 𝑥 3 𝑑𝑥 = 𝑥 4 | = 4
0 4 1
Contoh 1:
Tentukan luas daerah yang dibatasi kurva 𝑓(𝑥) = 4 − 𝑥 2 dan 𝑔(𝑥 ) = 𝑥 + 2
Jawab:
Ditentukan terlebih dahulu titik potongnya (dalam hal ini adalah batas integralnya).
4 − 𝑥2 = 𝑥 + 2
𝑥2 + 𝑥 − 2 = 0
(𝑥 + 2)(𝑥 − 1) = 0 → titik potongnya (−2,0) dan (1,3).
Contoh 2:
Berapa luas daerah berikut?
1 3 3 1
= (( 33 − 32 ) − ( 32 − 33 )) − (0 − 0)
6 4 2 3
3
=6
4
Aktivitas 1:
Bersama dengan teman-teman sejawat, tentukan hasil dari ∫(2𝑥 + 1) 𝑑𝑥 dan
2
∫1 (2𝑥 + 1) 𝑑𝑥 . Setelah itu diskusikan apa yang menjadi perbedaan antara
keduanya.
Aktivitas 2:
Seorang guru mencermati pekerjaan dua orang siswa sebagai berikut
Ternyata guru tersebut kebingungan dengan jawaban yang berbeda dari kedua
siswa tersebut, sementara proses yang dilakukan oleh keduanya benar.
Bagaimana menurut pendapat Anda? Diskusikan dengan teman sejawat.
Aktivitas 3:
𝐴𝑥+𝐵 𝐴𝑥+𝐵
Untuk menentukan hasil dari ∫ (𝑥+𝑎)(𝑥+𝑏) 𝑑𝑥 perlu mengubah menjadi
(𝑥+𝑎)(𝑥+𝑏)
𝐶 𝐷
+ (𝑥+𝑏). Diskusikan dengan teman sejawat bagaimana membuat rumus
(𝑥+𝑎)
Aktivitas 5:
Untuk mengerjakan ∫ 𝑥 2 √𝑥 3 + 2 𝑑𝑥, Pak Jabar melakukannya dengan cara
berikut.
Aktivitas 7:
Pada suatu saat ada perdebatan antara dua guru saat menrjakan soal “Tentukan
1
hasil dari ∫−1 𝑥 3 𝑑𝑥 “
Guru 1 mengerjakan dengan cara berikut.
1
1 41
∫ 𝑥 3 𝑑𝑥 = 𝑥 |
−1 4 −1
1 1
= −
4 4
=0
Sementara Guru 2 mengerjakan dengan cara menghitung 𝐿1 dan 𝐿2 sebagai
berikut.
1
3
1 41
𝐿1 = ∫ 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑥 |
0 4 0
1
= −0
4
1
=
4
Karena 𝐿2 luas daerah maka harus dipositifkan sehingga
1
= |0 − ∙ 1|
4
1
=
4
1 1 1 1
Jadi ∫−1 𝑥 3 𝑑𝑥 = 4 + 4 = 2
Aktivitas 8:
1
Tentukan ∫ 𝑥 2 𝑑𝑥 dan ∫0 𝑥 2 𝑑𝑥 .
Aktivitas 10:
Susunlah aktivitas pembelajaran untuk digunakan dalam kegiatan On The Job
Learning (OJL) di sekolah Anda. Upayakan aktivitas yang mengakomodir
kecakapan abad-21 yaitu critical thingking, creativity, colaboration,
communication (4C). Pilihlah materi yang sesuai dengan kalender pendidikan di
sekolah Anda
Contoh aktivitas:
Tujuan : Memahami konsep integral tak tentu
Waktu : 3 jp (tentatif)
No Guru Siswa
1 Guru memberi pengungkit Siswa menjawab pertanyaan guru
dengan meminta siswa dan saling berdiskusi serta
menuliskan beberapa fungsi melaksanakan kegiatan yang
polinomial yang berbeda diperintahkan guru.
hanya pada konstantanya,
selanjutnya diminta untuk
mrnrntukan turunannya.
Contoh: 𝑓 (𝑥 ) = 𝑥 2 + 1, 𝑔(𝑥 ) =
𝑥 2 + 2 yang menghasilkan
𝑓 ′(𝑥 ) = 2𝑥 . 𝑔′(𝑥 ) = 2𝑥.
2 Selanjutnya guru memberi Siswa dalam dalam kelompok atau
pertanyaan atau perintah mandiri mencari fungsi lain yang
“Temukan fungsi yang turunannya sama
turunannya 2𝑥 selain fungsi
yang sudah tertulis di atas”.
3 Guru mengarahkan Siswa mencermati fungsi yang
kesimpulan bahwa turunannya sama tersebut
∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥
Refleksi dan
Kegiatan Siswa Fakta yang
No. Kegiatan Guru Tindak
(yang diharapkan) terjadi
lanjut
1
dst
dst
∫ … … … . . … … … . . = . . . . … … … ..
Jenis Sekolah : MA
Mata Pelajaran : Matematika
Alokasi Waktu : 10 menit
Jumlah Soal : 2 Soal
Tahun Pelajaran : 2019/2020
SISWA 2:
Mengapa hasil akhirnya berbeda? Apakah ada pengerjaan yang salah? Jelaskan
SOAL 2:
Untuk menentukan luas daerah dibawah ini,
A. Tes Formatif
Pilihlah jawaban yang paling tepat!
1. Kompetensi yang akan dituju adalah menjelaskan integral tak tentu. Aktivitas
awal yang tepat untuk maksud ini adalah ….
A. Mendaftar turunan dari berbagai fungsi dan mencermati hubungan antara
hasil turunan dan fungsi awal
B. Mendaftar hasil integral tak tentu dari berbagai fungsi kemudian
ditentukan rumusnya
C. Memberikan permasalahan yang penyelesaiannya menggunakan integral
tak tentu
D. Menyajikan rumus integral tak tentu, selanjutnya diterapkan untuk
menyelesaikan masalah kontekstual
A. (1)-(2)-(3)-(4)-(5)
7. Misalkan luas daerah yang diarsir berikut 𝐿. Maka 𝐿 dapat ditentukan dengan
....
Cara 1:
1
∫ sin 2𝑥 𝑑𝑥 = ∫ sin 2𝑥 𝑑(2𝑥 )
2
1
= − cos 2𝑥 + 𝑐
2
Cara 2:
∫ sin 2𝑥 𝑑𝑥 = ∫ 2 sin 𝑥 cos 𝑥 𝑑𝑥
= 2 ∫ sin 𝑥 𝑑(sin 𝑥)
= sin2 𝑥 + 𝑐
3. Mengevaluasi pelaksanaan
pembelajaran dan penilaian hasil belajar
peserta didik untuk berbagai tujuan
Catatan:
Tercapai Belum
3. Mengevaluasi pelaksanaan
pembelajaran dan penilaian hasil belajar
peserta didik untuk berbagai tujuan
Catatan:
Catatan:
Catatan:
1. A
2. D
3. C
4. B
5. A
6. D
7. A
8. C
9. C
10. B
Cyntia Y. Young, 2017, Algebra and Trigonometry Fourth Edition, New Jersey:
John Wiley and Son
James Steward, 2010, Calculus Concepts and Contexts, Belmont: Brooks/Cole
Paul A. Foerester, 2005. Calculus: Concepts and Applications, California: Key
Curriculum Press
Robert Wrede & Murray Spiegel, 2010, Advanced Calculus 3rd, New York: McGraw-
Hill Companies
Ron Larson, 2006, Calculus 3rd, California: Key Curriculum Press
_____________, 2006. Discovering Advanced Algebra: An Investigation
Approach. California: Key Curriculum Press