Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MANAJEMEN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN


(PENGERTIAN, KARAKTERISTIK, ASAS, DAN TAHAPAN PERENCANAAN
KURIKULUM)

OLEH KELOMPOK 2 :

1. ADE NURJAMAN

2. FAYUMI HASAN

3. FAUZI NUGRAHA

4. MUHAMMAD DAUD

5. KHAIRUL ANAM

DOSEN : Dr. ZAENURI, M.Pd

UNIVERSITAS ISLAM ANNUR


LAMPUNG

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kegiatan pengembangan kurikulum harus berlandaskan pada fungsi-fungsi


manajemen. Untuk dapat dipahami sebagai pengalaman untuk mempersiapkan
peserta didik dalam mencapai tujuan pendidikan, baik yang diperoleh dari dalam
maupun luar lembaga pendidikan, maka kurikulum hendaknya melalui fungsi
perencanaan yang matang serta sistematis dan terpadu, pengorganisasian yang
baik, diimplementasikan di lapangan, dan diawasi pelaksanaannya.

Kurikulum adalah semua pengalaman yang telah direncanakan untuk


mempersiapkan peserta didik mencapai tujuan pendidikan baik yang diperoleh dari
dalam maupun luar lembaga yang telah direncanakan secara sistematis dan
terpadu. Manajemen dalam perencanaan kurikulum dapat diartikan sebagai keahlian
atau kemampuan merencanakan dan mengorganisasi kurikulum. Pokok kegiatan
utama studi manajemen kurikulum meliputi bidang perencanaan dan pengembangan
kurikulum, pelaksanaan dan perbaikan kurikulum. Manajemen perencanaan dan
pengembangan kurikulum berdasarakn asumsi bahwa telah tersedia informasi dan
data tentang masalah-masalah dan kebutuhan yang mendasari disusunnya
perencanaa secara tepat.

Untuk mengembangkan suatu rencana seseorang harus mengacu kemasa


depan. Perencanaan ini memberikan pengaruh dalam menentukan pengeluaran
biaya atau keuntungan, menetapkan perangkat tujuan atau hasil akhir,
mengembangkan strategi untuk mencapai tujuan akhir, menyusun atau menetapkan
prioritas dan urutan strategi, menetapkan prosedur kerja dengan metode yang baru,
serta mengembangkan kebijakan-kebijakan.

Perencanaan secara umum menurut Sudjana (2000), adalah proses yang


sistematis sesuai dengan prinsip dalam pengambilan keputusan, penggunaan
pengetahuan dan teknik secara ilmiah serta kegiatan yang terorganisasi tentang

2
tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang. Waterson dalam
Sudjana (2000) menuliskan bahwa perencanaan pada hakekatnya adalah usaha
sadar, terorganisasi, dan terus menerus yang dilakukan untuk memilih alternatif yang
terbaik dari sejumlah alternatif tindakan yang ada untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Oemar Hamalik (2006), perencanaan kurikulum adalah kesempatan belajar
yang dimaksudkan untuk membina peserta didik ke arah perubahan tingkah laku
yang diinginkan dan menilai hingga terjadi perubahan-perubahan pada peserta didik.

1.2. Rumusan Masalah

a. Pengertian Perencanaan dan pengembangan Kurikulum

b. Karakteristik Perencanaan Kurikulum

Fungsi Kurikulum

Model Perencanaan Kurikulum

Disain Kurikulum

Prinsip Perencanaan Kurikulum

Sifat Perencanaan Kurikulum

c. Asas-Asas Perencanaan Kurikulum

d. Perencanaan Kurikulum dengan Pendekatan Sistem

1.3. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar mahasiswa mengerti tentang
perencanaan kurikulum dimulai dalam pengertian, asas-asas yang digunakan dan
langkah-langkah dalam perencanaan kurikulum.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian perencanaan dan pengembangan kurikulum

Perencanaan kurikulum (curriculum improvement, curriculum building) adalah


kegiatan yang mengacu pada usaha untuk melaksanakan dan menyempurnakan
kurikulum yang telah ada, guna memperolehhasil yang lebih maksimal.

Pengembangan kurikulum (curriculum development, curriculum planning atau


curriculum design) sebagai tahap lanjutan dari pembinaan, yakni kegiatan yang
mengacu untuk menghasilkan suatu kurikulum baru. Dalam kegiatan tersebut
meliputi penyusunan-penyusunan, pelaksanaan, penilaian dan penyempurnaan.
Melalui tahap-tahap tersebut akan dihasilkan kurikulum dan dengan terbentuknya
kurikulum baru itu, maka tugas pengembangan telah selesai, kemudian tugas
berikutnya beralih pada kegiatan pembinaan kurikulum.

Pengembangan kurikulum adalah perencanaan kesempatan-kesempatan belajar


yang dimaksudkan untuk membawa siswa kearah perubahan-perubahan yang di
inginkan dan menilai hingga mana perubahan-perubahan itu telah terjadi pada diri
siswa.

2.2. Karakteristik perencanaan kurikulum

A. Perencanaan kurikulum memiliki fungsi sebagai berikut:

1. Sebagai pedoman yang berisi petunjuk tentang jenis dan sumber peserta,
tindakan yang perlu dilakukan, biaya, sarana, serta sistem kontrol atau evaluasi.

2. Sebagai penggerak roda organisasi dan tata laksana untuk menciptakan


perubahan dalam masyarakat sesuai dengan tujuan organisasi;

3. Sebagai motivasi untuk melaksanakan sistem pendidikan.

4
B. Model Perencanaan Kurikulum

Ada 4 (empat) model perencanaan kurikulum berdasar asumsi rasionalitas,


yaitu: asumsi tentang pemrosesan informasi secara cermat yang berkaitan dengan
mata pelajaran, peserta didik, lingkungan dan hasil belajar. Berikut ini model-model
perencanaan kurikulum:

1. Model Perencanaan rasional deduktif atau rasional Tyler

Model ini menitik-beratkan logika dalam merancang program kurikulum dan


bertitik tolak dari spesifikasi tujuan (goals dan objectives). Model ini dapat
diterapkan pada semua tingkat pembuat keputusan, dan tepat untuk sistem
pendidikan sentralistik.

2. Model Interaktif rasional atau The Rational - Interactive Model

Model ini menitik-beratkan pada ”perencanaan dengan” (planning with)


daripada ”Perencanaan bagi” (planning for). Perencanaan kurikulum ini bersifat
situasional atau fleksibel serta tepat bagi lembaga pendidikan yang akan
mengembangkan kurikulum berbasis sekolah. Model perencanaan kurikulum ini
didasarkan pada kebutuhan yang berkembang di masyarakat.

3. The Diciplines Model

Model ini menitik-beratkan pada guru sebagai pihak yang merencanakan


kurikulum bagi siswa. Model ini dikembangkan sesuai dengan pertimbangan
sistematik tentang relevansi antara pengetahuan filosofis, sosiologis, dan
psikologis.

4. Model tanpa Perencanaan atau non planning model

Model ini dikembangkan berdasarkan pertimbangan inisiatif guru di dalam


ruangan kelas, sebagai pengambil keputusan dalam menentukan strategi
pembelajaran, pemilihan media belajar dan sebagainya.

C. Desain Kurikulum

1. Definisi

Curriculum Design berarti pola (pattern), kerangka (framework) atau organisasi


struktural (structural organization) yang dipakai dalam menyeleksi, merencanakan,
dan memajukan pengalaman-pengalaman pendidikan (Saylor and Alexander dalam
Soetopo dan Soemanto, 1993). Curriculum design sangat menentukan hasil-hasil
pendidikan yang hendak dicapai.

5
2. Nilai Penting

• Menunjukkan elemen-elemen yang harus diperhatikan dalam perencanaan


kurikulum dan hubungan (interrelationship) elemen-elemen tersebut di dalam proses
pengembangan kurikulum.

• Merupakan suatu metode untuk menentukan seleksi organisasi


pengalaman-pengalaman belajar yang diselenggarakan di sekolah.

• Menentukan peranan guru, siswa, dan orang-orang lain yang terlibat dalam
perencanaan kurikulum.

D. Prinsip Perencanaan Kurikulum

Ada delapan prinsip yang harus diperhatikan dalam kegiatan manajemen


perencanaan kurikulum, yaitu:

1. Perencanaan yang dibuat harus memberikan kemudahan dan mampu memicu


pemilihan dan pengembangan pengalaman belajar yang potensial sesuai dengan
hasil (tujuan) yang diharapkan sekolah.

2. Perencanaan hendaknya dikembangkan oleh guru sebagai pihak yang langsung


bekerja sama dengan siswa.

3. Perencanaan harus memungkinkan para guru menggunakan prinsip-prinsip


belajar dalam memilih dan memajukan kegiatan-kegiatan belajar di sekolah.

4. Perencanaan harus memungkinkan para guru menyesuaikan


pengalaman-pengalaman dengan kebutuhan-kebutuhan pengembangan,
kesanggupan, dan taraf kematangan siswa (level of pupils).

5. Perencanaan harus menggiatkan para guru untuk mempertimbangkan


pengalaman belajar sehingga anak-anak dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan di dalam
dan di luar sekolah.

6. Perencanaan harus merupakan penyelenggaraan suatu pengalaman belajar yang


kontinu sehingga kegiatan-kegiatan belajar siswa dari sejak awal sungguh mampu
memberikan pengalaman.

7. Kurikulum harus direncanakan sedemikian rupa sehingga mampu membantu


pembentukan karakter, kepribadian, dan perlengkapan pengetahuan dasar siswa
yang bernilai demokratis dan yang sesuai dengan karakter kebudayaan bangsa
Indonesia.

8. Perencanaan harus realistis, feasible (dapat dikerjakan), dan acceptable (dapat


diterima dengan baik).

6
E. Sifat Perencanaan Kurikulum

Suatu perencanaan kurikulum hendaknya memiliki sifat-sifat sebagai berikut:

1. Bersifat strategis . Karena merupakan instrumen yang sangat penting untuk


mencapai tujuan pendidikan nasional.

2. Bersifat komprehensif. Bersifat konprenhensif yang mencakup keeluruhan


aspek-aspek kehidupan dan penghiduan masyarakat

3. Bersifat integrative. Yang menintregasikan rencana yang luas, mencakup


pengembangan dimensi kualitas dan kuantitas

4. Bersifat realistic. Berdasarkan kebutuhan nyata peserta didik dan masyarakat

5. Bersifat humanistic. Menitik beratkan pada pengembangan sumberdaya manusia,


baik kuantitatif maupun kualitatif

6. Bersifat Futuralistik. Mengacu jauh kedepan dalam merencanakan masyarakat


yang maju

7. Bagian Integral yang mendukung manajemen pendidikan secara sistemik

8. Mengacu pada Pengembangan Kompetensi

9. Berdiversifikasi sesuai peserta didik

10.Bersifat Desentralistik

2.3. Asas-asas Perencanaan Kurikulum

Perencanaan kurikulum disusun berdasarkan azas-azas sebagai berikut:

1. Objektivitas

Perencanaan kurikulum memiliki tujuan yang jelas dan spesifik berdasarkan


tujuan pendidikan nasional, data input yang nyata sesuai dengan kebutuhan.

2. Keterpaduan

Perencanaan kurikulum memadukan jenis dan sumber dari semua disiplin ilmu,
keterpaduan sekolah dan masyarakat, keterpaduan internal, serta keterpaduan
dalam proses penyampaian.

3. Manfaat

Perencanaan kurikulum menyediakan dan menyajikan pengetahuan dan


keterampilan sebagai bahan masukan untuk pengambilan keputusan dan tindakan,
serta bermanfaat sebagai acuan strategis dalam penyelenggaraan pendidikan.

7
4. Efisiensi dan Efektivitas

Perencanaan kurikulum disusun berdasarkan prinsip efisiensi dana, tenaga, dan


waktu dalam mencapai tujuan dan hasil pendidikan.

5. Kesesuaian

Perencanaan kurikulum disesuaikan dengan sasaran peserta didik, kemampuan


tenaga kependidikan, kemajuan IPTEK, dan perubahan/perkembangan masyarakat.

6. Keseimbangan

Perencanaan kurikulum memperhatikan keseimbangan antara jenis bidang studi,


sumber yang tersedia, serta antara kemampuan dan program yang akan
dilaksanakan.

7. Kemudahan

Perencanaan kurikulum memberikan kemudahan bagi para pemakainya yang


membutuhkan pedoman berupa bahan kajian dan metode untuk melaksanakan
proses pembelajaran.

8. Berkesinambungan

Perencanaan kurikulum ditata secara berkesinambungan sejalan dengan


tahapan, jenis, dan jenjang satuan pendidikan.

9. Pembakuan

Perencanaan kurikulum dibakukan sesuai dengan jenjang dan jenis satuan


pendidikan, sejak dari pusat sampai daerah.

10. Mutu

Perencanaan kurikulum memuat perangkat pembelajaran yang bermutu, sehingga


turut meningkatkan mutu proses belajar dan kualitas lulusan secara keseluruhan.

2.4. Pengembangan kurikulum dengan pendekatan sistem

Sistem adalah suatu totalitas yang terdiri atas sejumlah komponen atau bagian.
Komponen itu saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Suatu
komponen juga dapat merupakan sebuah sub sistem dari suatu sistem. Pendekatan
sistem digunakan juga sebagai suatu sistem berfikir, bahkan sistem pendekatan ini

8
dikembangkan dalam upaya pembaharuan pendidikan. Langakah-langkah yang
digunakan adalah proses identifikasi dan perumusan masalah, perumusan atau
hasil-hasil yang diinginkan, dan penentuan yang dinilai paling tepat melalui
eksperimen. Selanjutnya dilakukan kegiatan try out dan revisi, dan langkah terakhir
yakni implementasi dan evaluasi.

Salah satu model penggunaan pendekatan sistem dalam rangka


mengembangkan suatu course design adalah sebagai berikut:

1. Identifikasi tugas-tugas

Kegiatan merancang suatu program kurikulum harus dimulai dari identifikasi


tugas-tugas, yang menjadi tuntutan darisuatu pekerjaan. Berdasarkan pekerjaan
yang dituntut itu selanjutnya direncanakan dan ditentukan peranan-peranan yang
harus dilaksanakan sehubungan pekerjaan tersebut. Peranan-peranan inilah yang
akan menjadi titik tolak dalam menentukan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh
seorang lulusan kelak, sesuai dengan lapangan kerjanya.

2. Analisis tugas-tugas

Berdasarkan tugas-tugas yang telah ditetapkan secara dimensional, lalu


dijabarkan menjadi seperangkat tugas yang lebih sepesifik. Setiap dimensi tugas
akan terjabar sedemikian rupa sehinggan akan tercermin segala sesuatu yang patut
dan harus dikerjakan.

3. Spesifikasi pengetahuan ketrampilan sikap

Setiap tugas dirancang secara sepesifik kemampuan-kemampuan apa yang


perlu dimiliki oleh lulusan agar dapat melaksanakan tugas dan perananannya.

4. Penetapan kemampuan

Langkah ini sejalan dengan langkah yang telah dilaksanakan sebelumnya. Setiap
kemampuan hendaknya didasarkan pada kriteria-kriteria kognitif, afektif, dan
performance tersebut.

5. Identifikasi kebutuhan pendidikan dan latihan

Langakah ini merupakan analisis kebutuhan pendidikan dan latihan, artinya

9
jenis-jenis pendidikan dan atau latihan-latihan yang wajar disediakan dalam rangka
mengembangkan kemampuan-kemampuan yang telah ditetapkan itu. Ini berarti,
untuk mengembangkan kemampuan tertentu dibutuhkan jenis pendidikan dan
latihan-latihan tertentu pula.

6. Perumusan tujuan pendidikan

Tujuan pendidikan adalah tujuan-tujuan program. Pada tingkat ini tujuan


pendidikan masih bersifat umum, atau dapat juga disebut sebagai tujuan kurikuler
dan tujuan instruksional umum. Tujuan-tujuan tersebut dilakukan dengan
berpedoman kepada jenis kemampuan yamg hendak dikembangkan.

7. Kriteria pengukuran penguasaan tugas

Kriteria pengukuran ini masih bersifat kriteria indikator keberhasilan suatu


program. Keberhasilan ini ditandai dengan ketercapaian tujuan-tujuan kemampuan,
atau berkembangnya kemampuan yang diharapkan.

8. Organisasi sumber-sumber belajar

Langkah ini menekankan pada materi pelajaran yang akan disampaikan


sehubungan dengan pencapaian tujuan kemampuan yang telah ditentukan.

9. Pemilihan strategi pengajaran

Titik berta analisis pada langkah ini adalah penentuan metode dan media yang
akan digunakan dalam hubungan dengan usaha mencapai tujuan kemampuan yang
diharapkan.

10. Tes lapangan dan evaluasi sistem

Uji coba atas program yang baru didesain sangat diperlukan guna melihat
berbagai kemungkinan keterlaksanaan program.

11. Pengukuran reliabilitas program

Pengukuran ini sejalan dengan pelaksanaan uji coba dan pengukuran. Perbaikan
dan uji coba program diperlukan guna menjamin konsistensi, koherensi, dan

10
monitoring sistem selain memberikan umpan balik kepada organisasi
sumber-sumber strategi pengajaran, motivasi belajar.

12. Monitoring sistem

Kegiatan monitoring perlu didesain secara analisis. Dengan demikian


diharapkan pada akhirnya dikembangkan suatu program yang benar0benar sinkron
dengan kebutuhan lapangan dan memiliki kemampuan beradaptasi.

A. Langkah-langkah Merancang suatu kurikulum

1. Perumusan Tujuan.

Di dalam merumuskan tujuan, perlu diperhatikan apa yang ingin didapat oleh peserta
seusai proses. Dalam perumusan tujuan, perlu diingat Tujuan adalah pada diri
peserta ,Tujuan berupa hasil belajar perilaku tertentu (biasanya dinyatakan dengan
infinitive / kata kerja tertentu),Objek dari tujuan itu (berupa materinya).

Berikut ini contoh perumusan tujuan yang baik :

Memiliki kemampuan dan pemahaman untuk mengembangkan kurikulum secara


mendalam dan mampu mengembangkannya secara optimal baik pada tingkat
sekolah maupun bidang studi.".

Tujuan yang dirumuskan di dalam kurikulum adalah tujuan umum yang tidak
bisa langsung dilakukan pengamatan atau pengukuran.

2. Perumusan Isi Kurikulum

Isi kurikulum adl. Keseluruhan materi dan kegiatan yang tersusun dalam
urutan dan ruang lingkup yang mencakup bidang pengajaran, mata pelajaran,
masalah2, proyek2 yang perlu dikerjakan.

3. Perumusan Metode dan Strategi Pembelajaran

Metode atau strategi yang dipilih dirincikan. Untuk suatu tujuan atau materi
tertentu bisa saja digunakan beberapa metode, demikian juga sebaliknya.

11
4. Merancang Strategi Bimbingan

Adalah Keseluruhan proses bimbingan untuk membantu siswa memecahkan


masalah dan kesulitan yang dihadapinya dan memperbaiki serta mengembangankan
kemampuannya.

5. Penentuan alat evaluasi yang diperlukan

Penyajian kurikulum tersebut dalam bentuk tertentu. Sebaiknya menggunakan


format kolom yang boleh dikatakan sebagai standar

12
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam


pendidikan. Tanpa kurikulum, proses pendidikan tidak akan berjalan mulus.
Kurikulum diperlukan sebagai salah satu komponen untuk menentukan tercapainya
tujuan pendidikan.

Kurikulum selalu mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan


zaman. Adapun proses pengembangan kurikulum adalah kegiatan mengahasilkan
kurikulum baru melalui langkah-langkah Perencanaan, pelaksanaan, Penilaian dan
penyempurnaan/Pengembangan kurikulum atas dasar penilaian yang dilakukan
selama kegiatan pelaksanaan kurikulum, dan hal tersebut bisa dikatakan bahwa
terjadinya perubahan-perubahan kurikulum mempunyai tujuan untuk perbaikan.

Didalam proses manajemen perencanaan pengembangan kurikulum dan


pembelajaran, ada hal hal penting yang dapat disimpulkan sebagai berikut :

 Ada 4 model perencanaan kurikulum yaitu, perencanaan rasional deduktif,


Interaksi rasional, the dicipines model, dan non planning model.

 Dalam manajemen perencanaan pengembangan kurikulum dan pembelajaran


harus memperhatikan delapan prinsip

 Dalam perencanaan pengembangan kurikulum hendaknya memiliki sifat sifat,


strategis,komprehensif, integrative, realistic, humanistic, futuralistik, Integral
yang mendukung manajemen pendidikan, kompetensi, berdiversifikasi sesuai
peserta didik dan desentralistik.

 Azas azas dalam manajemen perencanaan pengembangan kurikulum,


obyektifitas, keterpaduan, manfaat, efesien/efektif, kesesuaian,
keseimbangan, kemudahan, berkesinambungan, pembakuan dan bermutu.

 Dalam pengembangan kurikulum berdasarkan pendekatan system.

13
DAFTAR PUSTAKA

Dakir, Perencanaan dan Pengembangan kurikulum,Jakarta:Rineka Cipta, 2004)

Hamalik, Oemar, Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung : PT Remaja


Rosdakarya, 2006

Nasution, Kurikulum dan Pengajaran., Jakarta : Bumi Aksara, 2006, Cet. VI

Hikmat, Manajement Pendidikan, Bandung : Pustaka Setia, 2009

http://syamsuddincoy.blogspot.com/2012/02/manjemen-kurikulum.html

http://anan-nur.blogspot.com/2011/08/manajemen-perencanaan-pengembangan.ht
ml

Yulaelawati, Ella. 2007. Kurikulum dan pembelajaran. Pakar Raya : Jakarta

http://niamw.wordpress.com/2010/04/16/prosedur-perencanaan-kurikulum/

http://www.media-guru.co.cc/2010/06/manajemen-perencanaan-kurikulum.html

14

Anda mungkin juga menyukai