Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ANATOMI DAN DESAIN KURIKULUM

Dosen Pengampu :

M. Fuad Badruddin, M.Pd.

Disusun Oleh :

Wahyudi K (0355)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS ZAINUL HASAN GENGGONG

KRAKSAAN-PROBOLINGGO

Tahun 2022/2023
KATA PENGANTAR

Seraya mengucapkan Alhamdulillah, segala puji serta syukur penulis


sampaikan keharibaan Illahi Rabbi, karena atas segala kenikmatan dan kekuatan-
Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah yang berjudul: ANATOMI
DAN DESAIN KURIKULUM. Sholawat serta salam penulis sampaikan kepada
baginda Rasulullah Muhammad SAW yang telah memberikan warna Ilahiah
dalam hidup dan kehidupan manusia di dunia.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak M. Fuad Badruddin,


M.Pd. selaku dosen Mata Kuliah Manajemen Kurikulum yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang penulis tekuni.

Penulis menyadari, bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Kraksaan, 10 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG............................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................2
C. TUJUAN MASALAH............................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
1. Anatomi Dan Desain Kurikulum............................................................................3
2. Komponen Kurikulum............................................................................................5
BAB III..............................................................................................................................8
PENUTUP.........................................................................................................................8
A. Kesimpulan............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam banyak literatur kurikulum diartikan sebagai suatu dokumen atau


rencana tertulis mengenai kualitas pendidikan yang harus dimiliki oleh peserta
didik melalui suatu pengalaman belajar. Kurikulum juga dapat dartikan sebagai
dokumen tertulis dari suatu rencana atau program pendidikan (Written
Curriculum), dan juga sebagai pelaksanaan rencana diatas (Actual Curriculum).

Kurikulum seperti pengertiannya ruang lingkupnya mencakup lingkup


sempit maupun lingkup luas. Kurikulum dalam cakupan luas yaitu sebagai
program pengajaran pada satu jenjang pendidikan, sedangkan kurikulum dalam
cakupan sempit seperti program pengajaran suatu mata pelajaran untuk beberapa
jam mata pelajaran.

Desain kurikulum akan sangat diperlukan. Desain kurikulum


menggambarkan pola organisasi dari komponen – komponen kurikulum dengan
perlengkapan penunjangnya. Komponen kurikulum haruslah berjalan hierarkis
dan saling berhubungan antara yang satu dengan yang lain. Komponen kurikulum
tersebut bukan hanya menjadi wacana yang kita pelajari secara teoritis. Tetapi
harus diaplikasikan dalam dunia sesungguhnya.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana Anatomi Dan Desain Kurikulum?


2. Apa Saja Komponen-Komponen Krikulum?

C. TUJUAN MASALAH
1. Mengetahui Anatomi Dan Desain Kurikulum.
2. Mengetahui Komponen-Komponen Kurikulum.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Anatomi Dan Desain Kurikulum

Kurikulum merupakan salah satu perangkat yang harus ada dalam suatu
lembaga pendidikan. Kurikulum memegang peranan yang cukup strategis dalam
mencapai tujuan pendidikan, baik itu pendidikan umum maupun pendidikan
agama. Sedangkan Tujuan kurikulum dirumuskan berdasarkan perkembangan
tuntutan, kebutuhan dan kondisi masyarakat serta didasari oleh pemikiran-
pemikiran dan terarah pada pencapaian nilai-nilai filosofis, terutama falsafah
negara.

Kurikulum sebagai salah satu komponen pendidikan sangat berperan


dalam mengantarkan pada tujuan pendidikan yang diharapkan. Untuk itu
kurikulum merupakan kekuatan utama yang mempengaruhi dan membentuk
proses pembelajaran. Kesalahan dalam penyusunan kurikulum akan menyebabkan
kegagalan suatu pendidikan dan pendzoliman terhadap peserta didik.

Dalam hal penyusunan kurikulum, Herman H. Horne memberikan dasar


bagi penyusunan kurikulum menjadi tiga bagian, diantaranya adalah:

1. Dasar Psikologis, digunakan untuk memenuhi dan mengetahui


kemampuan yang diperoleh dan kebutuhan peserta didik (The Ability And
Need Of Children).
2. Dasar Sosiologis, digunakan untuk mengetahui tuntutan masyarkat (The
Legitimate Demands Of Society) terhadap pendidikan.
3. Dasar Filosofis, digunakan untuk mengetahui nilai yang akan dicapai (The
Kind Of Universe In Which We Live).

Berdasarkan tiga dasar di atas sebuah kurikulum disusun dan dikembangkan


kembali. Namun demikian dalam hal penyusunan kurikulum pendidikan islam
belum lengkap apabila hanya didasarkan pada tiga dasar diatas, sebab dalam
pendidikan islam ada usaha-usaha yang dilakukan untuk mentransfer dan

2
menanamkan nilai-nilai agama sebagai titik central tujuan dan proses pendidikan
islam. Dengan demikian usaha-usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan
pendidikan islam akan dapat dilaksanakan dengan baik, serta tidak mengurangi
nilai-nilai islam dalam kurikulum tersebut. Usaha-usaha ini akan tercapai apabila
adanya kesungguhan dari para pendidik dan tanpa mengurangi dasar-dasar
penyusunan kurikulum yang sudah ada. Makalah ini akan dijelaskan tetang
anatomi kurikulum, komponen-komponen kurikulum, dan desain kurikulum.1

1. Anatomi Kurikulum

Anatomi berasal dari bahasa Yunani Anatomia, dari Anatemnein, yang


berarti memotong atau kemudian akan lebih tepat dalam pokok bahasan ini kita
sebut atau kita artikan dengan menggunakan arti struktur atau susunan atau juga
bagian atau komponen.

Kurikulum merupakan salah satu komponen yang memiliki peran penting


dalam system pendidikan, sebab dalam kurikulum bukan hanya dirumuskan
tentang tujuan yang harus dicapai sehingga memperjelas arah pendidikan, akan
tetapi juga memberikan pemahaman tentang pengalaman belajar yang harus
dimiliki oleh setiap siswa. Oleh karena begitu pentingnya fungsi dan peran
kurikulum, maka setiap pengembangan kurikulum pada jenjang manapun harus
didasarkan pada asas-asas tertentu.

Anatomi kurikulum dapat dirumuskan menjadi empat bagian, yaitu,


pertama, Tujuan yang akan dicapai, kedua Proses dalam pembelajaran, ketiga
Materi yang akan disampaikan, keempat Evaluasi. Dari keempat rumusan ini
saling keterkaitan antara satu dengan yang lainnya. Tujuan yang akan dicapai
harus sesuai dengan dengan proses yang akan dilakukan, materi yang akan
disampaikan juga tidak terlepas dari proses dan tujuan akan akan dicapai dalam
suatu kurikulum. Dengan demikian evaluasi akhir dari rumusan tersebut terdapat
timbal balik yang relevan terhadap pengembangan kurikulum selanjutnya.

Tujuan akan mengarahkan semua kegiatan pengajaran dan mewarnai


komponen-komponen kurikulum lainnya. Sedangkan rumusan tujuan didasarkan

1
Aniatih, 2014 Bandung “Anatomi Kurikulum Dan Desain Kurikulum”.

3
kepada, pertama, Perkembangan tuntutan, kebutuhan, dan kondisi masyarakat,
kedua, Pencapaian nilai-nilai Filosofis terutama Falsafah negara (Tujuan
Pendidikan Nasional).2

2. Desain Krikulum
Desain kurikulum adalah rancangan, pola atau model. Mendesain
kurikulum berarti menyusun rancangan atau menyusun model kurikulum sesuai
dengan visi dan misi sekolah. Mendesain kurikulum tidak terlepas dari
perencanaan yang matang dan baik sehingga tujuan yang akan direncanakan dapat
dicapai dengan baik pula.
Dengan demikian, desain kurikulum tidak terlepas dari tujuan perencanaan
kurikulum yang menyeimbangkan kebutuhan anak dan orang-orang yang terlibat
dengan sistem yang diperlukan, prosedur dan kebijakan dalam kaitannya dengan
perencanaan. Saya telah menunjukkan kebutuhan untuk merencanakan teliti dan
hati-hati tetapi Anda juga akan perlu menemukan tempat untuk fleksibilitas,
spontanitas dan imajinasi.
Dalam mendesain kurikulum, ada beberapa model desain kurikulum yang
dapat diutarakan dalam makalah ini, yaitu:
 Desain Kurikulum Disiplin Ilmu.
Longstreet mendefinisikan desain kurikulum merupakan desain kurikulum
yang berpusat kepada pengetahuan yang dirancang berdasarkan struktur disiplin
ilmu, oleh karena itu model desain ini jiga dinamakan model kurikulum subjek
akademis yang penekanannya diarahkan untuk pengembangan intelektual siswa.
Ada tiga bentuk organisisi kurikulum yang berorientasi pada disiplin ilmu,
yaitu: Subject Centered Desain, Learned Centered Desain, Problem Centered
Desain. Setiap desain kurikukum memberikan teknik atau cara yang efektif dalam
proses pembelajaran agar berjalan dengan efektif dan efisien. Tetapi tidak setiap
desain kurikulum dapat dijadikan pedoman dalam melaksanakan proses

2
Argawanta, Cirebon, Pengertian Anatomi Kurikulum . 2017

4
pembelajaran, karena setiap desain kurikulum memiliki kelebihan dan kekurangan
dalam pelaksanaannya.
a) Subject Centered Curriculum.
Pada subjek ini, bahan atau isi kurikulum disusun dalam bentuk mata
pelajaran yang terpisah, mata pelajaran-mata pelajaran tersebut tidak
berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Organisasi bahan atau isi
kurikulum pada subjek ini berpusat pada mata pelajaran secara terpisah,
kurikulum ini juga dinamakan separated subject curriculum.
b) Subject Correlated Curriculum.
Pada organisasi kurikulum ini mata pelajaran tidak disajikan secara
terpisah, akan tetapi mata pelajaran-mata pelajaran yang memiliki
kedekatan atau mata pelajaran sejenis dikelompokkan sehingga menjadi
suatu bidang studi (broadfield). Mengkorelasikan bahan atau isi materi
kurikulum dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan, yaitu;
1) Pendekatan struktural, yaitu pendekatan kajian suatu pokok
bahasan ditinjau dari berapa mata pelajaran sejenis.
2) Pendekatan Fungsional, yaitu pendekatan yang didasarkan pada
pengkajian masalah yang berarti dalam kehidupan sehari-hari.
3) Pendekatan Daerah, yaitu pendekatan mata pelajaran ditentukan
berdasarkan lokasi atau tempat.
c) Integreted Curriculum.
Model organisasi kurikulum ini tidak lagi menampakkan nama-nama
mata pelajaran atau bidang studi, tetapi belajar berangkat dari suatu pokok
masalah yang harus dipecahkan, selanjutnya masalah tersebut dinamakan
unit. Subject Correlated Curriculum berfungsi untuk mengembangkan
siswa dari segi intelektual dan seluruh aspek yang berkaitan dengan sikap,
emosi, dan keterampilan. Organisasi kurikulum ini berfungsi untuk
mengembangkan proses kognitif atau pengembangan kemampuan berfikir
siswa melalui latihan menggunakan gagasan dan melakukan proses
penelitian ilmiah.
 Desain Kurikulum Berorientasi pada Masyarakat.

5
Beauchamp merumuskan desian kurikulum yang berorientasi pada
masyarakan merupakan sebuah desian kelompok social untuk dijadikan
pengalaman belajar anak didalam kelompok. Artinya, permasalahan yang
dihadapi dan dibutuhkan oleh suatu kelompok social, harus menjadi bahan
kajian anak didik di sekolah.

Ada tiga perspektif desain kuriukulum yang berorientasi pada


kehidupan masyarakat, yaitu:

a. Perspektif Status Quo (The Status Quo Perspective).


Rancangan kurikulum ini diarahkan untuk melestarikan nilai-nilai
budaya masyarakat
b. Perspektif Pembaharuan (The Reformist Perspective).
Kurikulum dikembangkan untuk lebih meningkatkan kwalitas
masyarakat itu sendiri.
c. Perspektif Masa Depan (The Futurist Perspective).
Perspektif ini sering dikaitkan dengan kurikulum rekonstruksi
social, yang menekankan kepada proses mengembangkan hubungan
antara kurikulum dan kehidupan social, politik, dan ekonomi
masyarakat. Model kurikulum ini lebih mengutamakan kepentingan
social dari pada kepentingan individu.
 Desain Kurikulum Berorientasi pada Siswa.

Hal yang mendasari desain ini adalah bahwa pendidikan


diselenggarakan untuk membantu anak didik. Selanjutnya Muhaimin
menyebutkan bahwa sebagai objek utama dalam pendidikan, terutama dalam
proses belajar mengajar, peserta didik memegang peranan yang sangat
dominan. Dalam proses belajar mengajar, peserta didik dapat menentukan
keberhasilan belajar melalui penggunaan intelegensia, daya motorik,
pengelaman, kemauan dan komitmennya yang timbul dalam diri mereka tanpa
paksaan. Jadi kurikulum harus dapat menyesuaikan dengan irama
perkembangan anak didik. Dalam mendesain kurikulum yang berorientasi pada
siswa perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

6
a. Kurikulum harus disesuaikan dengan perkembangan anak.
b. Isi kurikulum harus mencakup keterampilan, pengetahuan dan
sikap yang dianggap berguna untuk masa sekarang dan masa
yang akan datang.
c. Anak hendaknya ditempatkan sebagai subjek belajar yang
berusaha untuk belajar sendiri. Artinya siswa harus didorong
untuk melakukan berbagai aktivitas belajar, bukan hanya sekedar
menerima informasi dari guru.
d. Diusahakan apa yang dipelajari siswa sesuai dengan minat, bakat
dan tingkat perkembangan mereka. Artinya, apa yang seharusnya
dupelajari bukan ditentukan dan dipandang baik dari sudut guru
atau dari sudut lain akan tetapi ditentukan dari sudut anak didik
itu sendiri.3
B. Komponen Kurikulum
. Kurikulum sebagai konsep rencana bangunan,arah dan tujuan pendidikan
memuat komponen tujuan, isi/materi, strategi, dan evaluasi.
1. Tujuan.
Pendidikan yang dilaksanakan secara sadar dan tersistematis, tentunya
mempunyai tujuan yang jelas. Dalam hal tersebut, kurikulum memuat
tujuan secara bertahap melalui proses pembelajaran, bertahap pula
muatan tujuan kurikulum sekurang-kurangnya mencakup
perkembangan kebutuhan kondisi masyarakat dan pencapaian nilai
nilai filosofis filosofis negara. S. Nasution (1987) mengemukakan
bahwa tujuan memberikan pegangan apa yang harus dilakukan,
bagaimana cara melakukannya, dan merupakan patokan untuk
mengetahui sampai dimana tujuan itu telah dicapai. Selanjutnya Hamid
Hasan (1990) memperjelas bahwa “Tujuan kurikulum yang
dirumuskan menggambarkan pula pandangan para pengembang
kurikulum mengenai pengetahuan, kemampuan, serta sikap yang ingin
dikembangkan”.

3
Halman Sudais. 2012. Cianjur, Konsep Desain Kurikulum.

7
2. Isi/Materi
Komponen kedua kurikulum ialah isi atau materi kurikulum. Isi/materi
dalam kurikulum harus disusun jelas, sehingga menunjang tercapainya
tujuan sebagaiman yang tercantum dalam kurikulum. Isi/Materi dalam
kurikulum sebagai bahan ajar bermuatan standar dan bersifat kolektif.
Bermuatan standar dimaksudkan bahwa sesuai dengan filosofi
keilmuan yang mengandung unsur-unsur makna kebenaran. Sedangkan
bersifat kolektif berarti isi/materi dalam kurikulum senantiasa
mencakup keseluruhan kebutuhan pengembangan peserta didik.
Ruang lingkup isi/materi kurikulum meliputi pengindraan,
pemikiran,dan olah kecerdasan peserta didik. Keseluruhan ruang
lingkup tersebut dimaksudkan untuk memberi kesempatan kepada
peserta didik berinovasi dalam mengaktualisasikan pencapaian tujuan
kurikulum. Hal ini berarti bahwa isi/materi kurikulum menjadi
instrumen penting dalam setiap proses pembelajaran.
Zais (1976) dalam Muhaimin mengemukakan empat kriteria dalam
melakukan pemilihan isi/materi kurikulum, yaitu sebagai berikut.
1. Kriteria signifikansi (significance) bahwa isi kurikulum
harus memiliki tingkat kebermaknaan yang tinggi.
2. Kriteria kegunaan (utility) bahwa isi kurikulum harus bernilai
guna bagi kehidupan.
3. Kriteria minat (interest) bahwa kurikulum harus sesuai
dengan minat siswa.
4. Kriteria pengembangan manusia (human development)
bahwa kurikulum harus sesuai dengan perkembangan
individu.
3. Strategi Mengajar
Strategi mengajar merupakan kompotensi seorang pendidik dalam
mengelola proses pembelajaran. Pendidik dituntut memiliki
keterampilan berkaitan dengan prosedur, metode, model, dan teknik
dalam menyajikan isi/materi kurikulum yang dipilihnya. Kecerdasan

8
dalam menentukan strategi akan berdampak terhadap tinggi rendahnya
pencapaian tujuan pembelajaran.
Strategi mengajar dalam kurikulum merupakan komponen yang
bersifat umum dan tidak mengikat, penentuan pilihan strategi mengajar
menjadi kewajiban seorang pendidik. Hal tersebut berkaitan dengan
isi/materi yang akan disajikan, situasi dan kondisi peserta
didik,sertalingkungan tempat kegiatan pembelajaran dilaksanakan.
Pilihan strategi mengajar dikenal dengan istilah pendekatan
pendekatan yang berpusat pada pendidik, hal ini berarti bahwa
aktivitas pendidik dalam pembelajaran lebih dominan. Selain itu,
terdapat perdebatan yang berorientasi pada siswa, artinya siswa yang
lebih aktif dalam proses pembelajarn daripada pendidik/guru. Kedua
pendekat tersebut ditentukan oleh pendidik berdasarkan isi/materi, dan
tujuan yanag ingin dicapai.
4. Evaluasi
Pendidikan sebagai aktivitas yang dilaksanakan dengan
membuatkan hasil yang maksimal. Korelasi antara hasil dan tujuan
harus terwujud sebagaimana yang telah direncanakan dalam
kurikulum. Oleh karenanya, kegiatan evaluasi menjadi sangat penting
terhadap pendidikan.
Evaluasi dalam pembelajaranberperan dalam memberikan data
keberhasilan. Keberhasilan dalam individu peserta, maupun bagi
pendidikan.Bahkan kegiatan evaluasi berdampak terhadap penguatan
pemahaman siswa terhadap isi/materi yang dipelajarinya, manfaat lain
ialah menjadi instrumen bagi seorang pendidik untuk menentukan
proses pembelajaran.
Evaluasi tidak hanya dimaksudkan untuk proses pembelajaran,
tetapi untuk pengembangan kurikulum. Evaluasi kurikulum mencakup
keseluruhan komponen kegiatan pendidikan dan karena pendidikan
adalah proses yang berkelanjutan maka menjadi sebuah keniscayaan
untuk selalu mengevaluasi kurikulum, guna penegembanagan

9
pendidikan berdasarkan tuntutan zaman kekinian dan masa yang akan
datang.
Konsep dan teknik evaluasi sangat bervariasi berdasarkan kebutuhan
tujuannya. Evaluasi dalam dimensi kuantitas berkaitan dengan
program yang tercapai, sedangkan evaluasi dalam dimensi kualitas
berkaitan denagan pencapaian tujuan.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Makalah yang berjudul Anatomi dan Desain Kurikulum ini


mendeskripsikan secara terperinci tentang komponen yang harus ada pada
setiap kurikulum serta desain kurikulum yang dapat digunankan untuk
proses pembelajaran. Wacana tersebut menyebutkan bahwa dalam
kurikulum itu terdapat beberapa komponen, diantaranya adalah tujuan
kurikulum, bahan ajar atau materi atau isi dari kurikulum tersebut, strategi
mengajar atau metode mengajar, media mengajar dan evaluasi pengajaran
serta penyempurnaan pengajaran. Komponen-komponen tersebut saling
berhubungan satu dengan yang lainnya. Setiap komponen mempunyai isi
yang sangat penting sekali bagi kelangsungan kurikulum.

10
Desain kurikulum merupakan rencana pembelajran yang harus
dilaksanakan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Desain
kurikulum yang dapat digunakan diantaranya adalah subject centered
design, learned centered design, problem centered design. Setiap design
kurikulum memberikan teknik atau cara yang efektif dalam proses
pembelajaran agar berjalan dengan efektif dan efisien. Tetapi tidak setian
design kurikulum dapat dijadikan sebagai salah satu pedoman dalam
melakukan proses pembelajaran. Jadi setiap design kurikulum memiliki
kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanannya.

DAFTAR PUSTAKA

Aniatih, 2014 Bandung “Anatomi Kurikulum Dan Desain Kurikulum”.

Argawanta, Cirebon Pengertian Anatomi Kurikulum . 2017

Arwani Ahmad, Bogor Komponen-Komponen Kurikulum. 2019.

Halman Sudais. 2012. Cianjur, Konsep Desain Kurikulum.

Halman Sudais. 2012. Cianjur, Konsep Anatomi Kuikulum.

11

Anda mungkin juga menyukai