Dosen Pengampu :
Fathurrahman K.I.,Kom.,M.Ti.
Disusun oleh :
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya
penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas
mata kuliah Agama Islam tentang “DISIPLIN ILMU DALAM ISLAM”.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang
penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam
penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan
dosen serta orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas pengetahuan ilmu-ilmu
dalam islam .
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa
Politeknik Negeri Lampung . Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing
saya meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah saya di
masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca.
penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Iptek atau Ilmu Pengetahuan dan Teknolgi, merupakan salah satu hal yang
tidak dapat kita lepaskan dalam kehidupan kita. Kita membutuhkan ilmu
karena pada dasarnya manusia mempunyai suatu anugerah terbesar yang
diberikan Allah SWT hanya kepada kita, manusia, tidak untuk makhluk yang
lain, yaitu sebuah akal pikiran. Dengan akal pikiran tersebutlah, kita selalu
akan berinteraksi dengan ilmu. Akal yang baik dan benar, akan terisi dengan
ilmu-ilmu yang baik pula. Sedangkan teknologi, dapat kita gunakan sebagai
sarana untuk mendapatkan ilmu pengetahuan itu sendiri. Namun, dalam
mempelajari dan mengaplikasikan iptek itu sendiri, harus memperhatikan
beberapa hal yang penting.
Sains dan teknologi yang diciptakan para ilmuwan tidak semua baik untuk
kita. Terkadang adapula yang menggunakan bahan–bahan berbahaya bagi
kesehatan lingkungan sekitar. Beberapa dari mereka ada yang
menyalahgunakan hasil penelitian tersebut. Sesungguhnya Allah melarang
kita membuat pengrusakan di bumi, seperti dalam firman-Nya dalam (Q.S.
Al-A‟raf : 56).
Artinya: “Dan janganlah kamu membuat kerusakan dimuka bumi, sesudah
(Allah) memperbaikinya dan berdo‟alah kepadaNya dengan rasa takut (tidak
akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah
sangat dekat kepada orang–orang yang berbuat baik.”
Kita sebagai manusia, tak lepas dari tanggung jawab kita sebagai khalifah
dimuka bumi. Dimana kita ditugaskan untuk menjaga bumi dan seluruh isinya
agar tetap asri. Ada alasan mengapa Allah menciptakan kita sebagai khalifah
dibumi ini?!!, yaitu karena manusia memiliki akal untuk berfikir dan
mengenali lingkungannya. Inilah yang membedakan manusia dengan
makhluk hidup lainnya. Bahkan malaikat pun pernah protes lantaran adam
memiliki jabatan sebagai khalifah.
Seperti yang dikatakan Allah dalam firman-Nya Q.S. Al-Baqarah :
34.Artinya:
“Dan ingatlah tatkala kami berkata kepada malaikat: Sujudlah kamu kepada
Adam! Maka sujudlah mereka, kecuali iblis dimuka bumi ini jika
dibandingkan dengan malaikat yang kita ketahui sebagai makhluk yang
maksum dari dosa. Bisa disimpulkan bahwa untuk menjadi khalifah tidak
hanya bertasbih menyebut asmaNya tapi juga kemampuannya dalam
mengenali lingkungannya dan berfikir. Ini adkita bersyukur dan mampu
memanfaatkannya dengan baik.
B. Rumusan Masalah
2. Bagaimanakahperkembangansainsdanteknologi,
sertakarakteristikdansumbernya?
C. TujuanPenulisan
2. Menjelaskanperkembangansainsdanteknologi,
sertakarakteristikdansumbernya
Obyek formal dari ilmu psikologi adalah keadaan atau kehidupan dari
jiwa manusia itu. Sedangkan, obyek formal dari ilmu biologi manusia adalah
keadaan atau kehidupan dari tubuh manusia itu.
Ilmu pengetahuan haruslah memenuhi tiga syarat pokok(Ibid, hal. 122 Abu
Ahmadi, opcit hal. 80) yaitu:
1.Suatu ilmu pengetahuan harus mempunyai obyek tertentu (khususnya obyek
formal).
2.Suatu ilmu pengetahuan harus menggunakan metode-metode
tertentu yangsesuai.
3.Suatu ilmu pengetahuan harus mengggunakan sistematika tertentu.
Kata ilmu dalam bahasa Arab "ilm" yang berarti memahami, mengerti, atau
mengetahui. Dalam kaitan penyerapan katanya, ilmu pengetahuan dapat
berarti memahami suatu pengetahuan, dan ilmu sosial dapat berarti
mengetahui masalahmasalah sosial, dan lain sebagainya.
Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus dimana
seseorang mengetahui apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan
ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu.
1. Objektif, ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan
masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari ularma pun bentuknya dari
dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus
diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran,
yakni persesuaian antara tahun dengan objek, dan karenanya disebut
kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek
penunjang penelitian.
2. Metodisai adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi
kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran.
Konsekuensi dari upaya ini adalah harus terdapat cara tertentu untuk
menjamin kepastian kebenaran. Meto disberasaldari kata Yunani “Metodos”
yang berarti: cara, jalan. Secara umum meto disberartimetode tertentu yang
digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.
3. Sistematis, dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu
objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan
logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh,
terpadu ,mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya.
Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat
merupakan syarat ilmu yang ketiga.
4. Universal yaitu kebenaran yang hendakdicapai adalah kebenaran universal
yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semuasegitigabersudut
180º. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan
ilmu-ilmu social menyadarikadarkeumuman (universal) yang dikandungnya
berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan
manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu
sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.
Usaha-usaha manusia untuk menggali dan meneliti ayat-ayat Allah di
segenap penjuru alam semesta melahirkan ilmu-ilmu pengetahuan alam
(natural sciences),
6. Menjawab pertanyaan yang dari dulu diajukan oleh nenek moyang kita
melalui penelitian ilmiah.
1. Definisi Akal
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, akal adalah daya pikir untuk
memahami sesuatu atau kemampuan melihat cara-cara memahami
lingkungannya. Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan akal adalah
gabungan dari dua pengertian di atas, yang disampaikan oleh ibn Taimiyah
dan menurut kamus, yakni daya pikir untuk memahami sesuatu, yang di
dalamnya terdapat kemungkinan bahwa pemahaman yang didapat oleh akal
bisa salah atau bisa benar. Untuk selanjutnya, dalam penelitian ini hanya
terbatas pada penggunaan kata akal.
Akal secara bahasa dari mashdar Ya‟qilu, „Aqala, „Aqlaa, jika dia menahan
dan memegang erat apa yang dia ketahui. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
berkata,
„Kata akal, menahan, mengekang, menjaga dan semacamnya adalah lawan
dari kata melepas, membiarkan, menelantarkan, dan semacamnya. Keduanya
nampak pada jisim yang nampak untuk jisim yang nampak, dan terdapat pada
hati untuk ilmu batin, maka akal adalah menahan dan memegang erat ilmu,
yang mengharuskan untuk mengikutinya. Karena inilah maka lafadz akal
dimuthlakkan pada berakal dengan ilmu. Syaikh Al Albani berkata,
“Akal menurut asal bahasa adalah At Tarbiyyah yaitu sesuatu yang
mengekang dan mengikatnya agar tidak lari kekanan dan kekiri. Dan tidak
mungkin bagi orang yang berakal tersebut tidak lari ke kanan dan kiri kecuali
jika dia mengikuti kitab dan sunnah dan mengikat dirinya dengan pemahaman
salaf.” Al Imam Abul Qosim Al Ashbahany berkata,
”akal ada dua macam yaitu : thabi‟i dan diusahakan. Yang thabi‟i adalah yang
datang bersamaan dengan yang kelahiran, seperti kemampuan untuk
menyusu, makan, tertawa bila senang, dan menangis bila tidak senang.
Kemudian seorang anak akan mendapat tambahan akal di fase kehidupannya
hingga usia 40 tahun. Saat itulah sempurna akalnya, kemudian sesudah itu
berkurang akalnya sampai ada yang menjadi pikun. Tambahan ini adalah akal
yang diusahakan.
Adapun ilmu maka setiap hari juga bertambah, batas akhir menuntut ilmu
adalah batas akhir umur manusia, maka seorang manusia akan selalu butuh
kepada tambahan ilmu selama masih bernyawa, dan kadang dia tidak butuh
tambahan akal jika sudah sampai puncaknya.
Hal ini menunjukan bahwa akal lebih lemah dibanding ilmu, dan bahwasanya
agama tidak bisa dijangkau dengan akal, tetapi agama dijangkau dengan ilmu.
2. Islam melarang manusia untuk taklid buta kepada adat istiadat dan
pemikiranpemikiran yang bathil sebagaimana dalam firman Allah,
Dan apabila dikatakan kepada mereka, ”Ikutilah apa yang telah diturunkan
Allah,” mereka menjawab, “(tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang
telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami”, (Apakah mereka
akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka tidak mengetahui
sesuatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk? (QS. Al Baqarah : 170).
Allah berfirman,
Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah,”Roh itu termasuk
urusan Tuhanku,dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan
sedikit.”(QS.Al
Isra‟: 85).
a. Kebenaran
b. Fakta
c. Logika
d. Konfirmasi
12. Dokter tidak saja bertujuan menyembuhkan penyakit, tetapi juga mencegah
apaapa yang lebih berat menjadi terjadi.
13. Memilih dan memberi resep dengan obat yang paling sederhana untuk
pengobatan, itu dibenarkan.
14. Dokter meneliti apakah penyakitnya dapat di obati atau tidak.
15. Dokter tersebut tidak boleh mengeluarkan dulu zat-zat busuk (beracun)
sebelum menjadi stabil dan matang
16. Dokter harus sangat luas pengetahuannya mengenai berbagai penyakit
jantung dan jiwa serta cara-cara untuk mengobati penyakit-penyakit
semacam itu.
17. Bersikap lembut dan sabar kepada orang sakit, seperti seorang yang lapang
dada dan lembut kepada anak kecil.
18. Dokter harus menggunakan berbagai jenis obat biasa dan obat batin,
sekalian dengan menggunakan mata hatinya.
19. Dokter harus membuat pengobatannya berkisar disekitar enam prinsip
utama, yang merupakan landasan dari profesinya. Pertama, dokter harus
memelihara kesehatan. Kedua, dia harus berupaya dan mengembalikan
kesehatan yang hilang. Ketiga, dokter harus menyembuhkan penyakit.
Keempat, setidaknya mengurangi beratnya penyakit. Kelima, dokter harus
mengabaikan mudarat yang lebih kecil dan mengobati yang lebih besar.
Keenam, dokter harus mengabaikan manfaat yang lebih kecil untuk
mendapatkan manfaat
e. Susu
Ilmu ekonomi berhubungan dengan soal bagaimana suatu barang atau jasa
diproduksi, misalnya teknik industri, manajemen atau pengembangan
sumberdaya baru. Islam tidak mengatur secara khusus tentang ilmu ekonomi.
Pilar Sistem Ekonomi Islam (SEI) meliputi:
a. konsep kepemilikan;
b. pengelolaan kepemilikan;
Mengkaitkan teknologi pertanian dan Islam bagi kami tidaklah hal yang
mudah. Hal ini disebabkan teknologi Pertanian merupakan ilmu pengetahuan
terapan sebagai cabang dari ilmu pertanian. Dalam Al Qur‟an perihal
pertanian banyak dibicarakan mulai dari macam tumbuhan hingga zakat yang
harus dikeluarkan.
Ilmu Pendidikan Islam adalah ilmu pendidikan yang berdasarkan Islam. Isi
ilmu adalah teori. Isi ilmu bumi adalah teori tentang bumi.
Maka isi Ilmu pendidikan adalah teori-teori tentang pendidikan, Ilmu
pendidikan Islam secara lengkap isi suatu ilmu bukanlah hanya teori, tetapi isi
lain juga ada ialah :
1. Teori.
Sebagai agama yang universal, ajaran Islam bersifat komprehensip dan global
dalam memberikan tuntunan kepada ummat manusia. Universalitas Islam
menunjukkan bahwa ajaran Islam berlaku universal, untuk seluruh umat
manusia di segala penjuru dunia sepanjang zaman. Universalitas Islam
memberikan peluang terbuka kepada umat Islam untuk beradaptasi di segala
bidang sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat yang terus berkembang,
sehingga ajaran Islam tidak pernah usang di makan zaman, tetap aktual
ditawarkan kepada segenap umat manusia di manapun dan kapanpun
waktunya. Hampir sebagian besar ayat-ayat al-Quran mengandung makna
global, sehingga ajaran Islam selalu aktual menghadapi arus globalisasi
sekalipun-yang sekarang ini banyak dibanggakan orang.
Ajaran fundamental Islam yang terangkum dalam rukun Islam dan rukun
Iman banyak berimplikasi sosial.
Sejarah sebagai sebuah disiplin ilmu yang sistematis pertama kali disusun
oleh umat Islam. Merekalah yang pertama kali memandang sejarah sebagai
sumber ibrah dan pelajaran, untuk mengenal perjalanan waktu dan peristiwa
yang terjadi di dalamnya. Perspektif seperti ini diajarkan kepada mereka oleh
al-Qur'an dan Nabi Besar Muhammad Saw.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.scribd.com/doc/13780963/Ilmu-Pendidikan-Islam-sebagaidisiplin-
Ilmu http://asjanah.blogspot.com/2013/09/disiplin-ilmu-dalam-islam.html
http://inpasonline.com/new/disiplin-ilmu-dalam-islam-dan-problemstudi-
agama/