Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH ISLAM DAN DISIPLIN

Dosen Pengampu :

Gilang Zulfikar, M.Pd.

Fathurrahman K.I.,Kom.,M.Ti.

Disusun oleh :

Muhammad Furqon 22735011


Femas Ariski 22735011
Prabu Tirta Yasa 22735026

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI REKAYASA KONSTRUKSI JALAN

JEMBATAN POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

TAHUN AJARAN 2023


KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya
penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas
mata kuliah Agama Islam tentang “DISIPLIN ILMU DALAM ISLAM”.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang
penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam
penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan
dosen serta orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas pengetahuan ilmu-ilmu
dalam islam .
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa
Politeknik Negeri Lampung . Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing
saya meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah saya di
masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca.

Bandar lampung,14 Juli 2023

penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Iptek atau Ilmu Pengetahuan dan Teknolgi, merupakan salah satu hal yang
tidak dapat kita lepaskan dalam kehidupan kita. Kita membutuhkan ilmu
karena pada dasarnya manusia mempunyai suatu anugerah terbesar yang
diberikan Allah SWT hanya kepada kita, manusia, tidak untuk makhluk yang
lain, yaitu sebuah akal pikiran. Dengan akal pikiran tersebutlah, kita selalu
akan berinteraksi dengan ilmu. Akal yang baik dan benar, akan terisi dengan
ilmu-ilmu yang baik pula. Sedangkan teknologi, dapat kita gunakan sebagai
sarana untuk mendapatkan ilmu pengetahuan itu sendiri. Namun, dalam
mempelajari dan mengaplikasikan iptek itu sendiri, harus memperhatikan
beberapa hal yang penting.
Sains dan teknologi yang diciptakan para ilmuwan tidak semua baik untuk
kita. Terkadang adapula yang menggunakan bahan–bahan berbahaya bagi
kesehatan lingkungan sekitar. Beberapa dari mereka ada yang
menyalahgunakan hasil penelitian tersebut. Sesungguhnya Allah melarang
kita membuat pengrusakan di bumi, seperti dalam firman-Nya dalam (Q.S.
Al-A‟raf : 56).
Artinya: “Dan janganlah kamu membuat kerusakan dimuka bumi, sesudah
(Allah) memperbaikinya dan berdo‟alah kepadaNya dengan rasa takut (tidak
akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah
sangat dekat kepada orang–orang yang berbuat baik.”
Kita sebagai manusia, tak lepas dari tanggung jawab kita sebagai khalifah
dimuka bumi. Dimana kita ditugaskan untuk menjaga bumi dan seluruh isinya
agar tetap asri. Ada alasan mengapa Allah menciptakan kita sebagai khalifah
dibumi ini?!!, yaitu karena manusia memiliki akal untuk berfikir dan
mengenali lingkungannya. Inilah yang membedakan manusia dengan
makhluk hidup lainnya. Bahkan malaikat pun pernah protes lantaran adam
memiliki jabatan sebagai khalifah.
Seperti yang dikatakan Allah dalam firman-Nya Q.S. Al-Baqarah :
34.Artinya:

“Dan ingatlah tatkala kami berkata kepada malaikat: Sujudlah kamu kepada
Adam! Maka sujudlah mereka, kecuali iblis dimuka bumi ini jika
dibandingkan dengan malaikat yang kita ketahui sebagai makhluk yang
maksum dari dosa. Bisa disimpulkan bahwa untuk menjadi khalifah tidak
hanya bertasbih menyebut asmaNya tapi juga kemampuannya dalam
mengenali lingkungannya dan berfikir. Ini adkita bersyukur dan mampu
memanfaatkannya dengan baik.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian tersebut, dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah hakikat pendidikan islam sebagai disiplin ilmu?

2. Bagaimanakahperkembangansainsdanteknologi,
sertakarakteristikdansumbernya?

3. Apasajakahdisiplinilmu yang dipelajarioleh agama islam?

C. TujuanPenulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. Menjelaskan hakikat islam sebagai disiplin ilmu

2. Menjelaskanperkembangansainsdanteknologi,
sertakarakteristikdansumbernya

3. Menjelaskanberbagaidisiplinilmu yang di pelajarioleh agama islam Manfaat:


Penyusunan makalah pengamatan ini untuk kepentingan teoritis, yaitu untuk
menambah khazanah keilmuan tentang disiplin ilmu dalam islam sehingga
dapat mewarnai menambah pengetahuan mahasiswa, serta diharapkan dapat
memberi informasi tambahan atau pembanding bagi peneliti lain dengan
masalah sejenis. Manfaat penyusunan makalah pengamatan ini adalah untuk
kepentingan praktis, yaitu kontribusi terhadap pemikiran Islam serta
menghadirkan Islam secara lebih komprehensif.
BAB II DISIPLIN ILMU DALAM ISLAM

A. Hakikat Islam Sebagai Disiplin Ilmu

Sebelum membahas menganai hakikat pendidikan Islam sebagai disiplin


Ilmu, terlebih dahulu kita bahas arti pendidikan dalam syarat-syarat suatu
ilmu pengetahuan. Karena dari pembahasan ini akan muncul adanya benang
merah antara pendidikan, maupun pendidikan Islam dengan ilmu
pengetahuan.
1. Menurut Dr. Sutari Barnadib ilmu pengetahuan adalah suatu uraian yang
lengkap dan tersusun tentang suatu obyek.
2. Menurut Drs. Amir Daien yang mengartikan bahwa ilmu pengetahuan adalah
uraian yang sistematis dan metodis tentang suatu hal atau masalah. Oleh
karena itu ilmu pengetahuan itu menguraikan tentang sesuatu, makaharuslah
ilmu itu mempunyai persoalan, mampunyai masalah yang akandibicarakan.
Persoalan atau masalah yang dibahas oleh suatu ilmu pengetahuan itulah yang
merupakan obyek atau sasaran dari ilmu pengetahuan tersebut.Dalam dunia
ilmu pengetahuan ada dua macam obyek yaitu:
a. Obyek material adalah bahan atau masalah yang menjadi sasaran
pembicaraan atau penyelidikan dari suatu ilmu pengetahuan. Misalnya
tentang manusia, tentang ekonomi, tentang hukum, tentang alam dan
sebagainya.
b. Obyek formal adalah sudut tinjauan dari penyelidikan atau pembicaraan suatu
ilmu pengetahuan. Misalnya tentang manusia. Deri segi manakah kita
mengadakan penelaahan tentang manusia itu? Dari segi tubuhnya atau dari
segi jiwanya? Jika mengenai tubuhnya,mengenai bagian-bagian tubuhnya
atau mengenai fungsi bagian-bagian tubuh itu. Dua macam ilmu pengetahuan
dapat mempunyai obyek material yang sama. Tetapi obyek formalnya tidak
boleh sama, atau harus berbeda. Contoh ilmu psikologi dengan ilmu biologi
manusia. Kedua macam ilmu pengetahuan ini mempunyai obyek material
yang sama yaitu manusia, tetapi, kedua ilmu itu mempunyai obyek formal
yang berbeda.

Obyek formal dari ilmu psikologi adalah keadaan atau kehidupan dari
jiwa manusia itu. Sedangkan, obyek formal dari ilmu biologi manusia adalah
keadaan atau kehidupan dari tubuh manusia itu.
Ilmu pengetahuan haruslah memenuhi tiga syarat pokok(Ibid, hal. 122 Abu
Ahmadi, opcit hal. 80) yaitu:
1.Suatu ilmu pengetahuan harus mempunyai obyek tertentu (khususnya obyek
formal).
2.Suatu ilmu pengetahuan harus menggunakan metode-metode
tertentu yangsesuai.
3.Suatu ilmu pengetahuan harus mengggunakan sistematika tertentu.

Disamping ketiga macam syarat tersebut, maka dapat diajakukan syarat-


syarat tambahan bagi suatu ilmu pengetahuan ialah antara lain:
1.Suatu ilmu pengetahuan harus mempunyai dinamika, artinya ilmu
pengetahuanharus senantiasa tumbuh dan berkembang untuk mencapai
kesempurnaan diri.
2.Suatu ilmu pengetahuan harus praktis, artinya ilmu pengetahuan harus
bergunaatau dapat dipraktekkan untuk kehidupan sehari-hari.
3.Suatu ilmu pengetahuan harus diabdikan untuk kesejahteraan umat
manusia.Oleh kerena itu penyelidikan-penyelidikan suatu ilmu pengetahuan
yangmempunyai akibat kehancuran bagi manusia selalu mendapat tantangan-
tantanan dan kutukan.
Ilmu pendidikan Islam itu telah memenuhi syarat-syaratnya untuk
menjadi suatu ilmu pengetahuan, dimulai dari obyeknya, metodenya, dan
sistematikanya.
1. Obyek, dalam ilmu pendidikan Islam obyek materialnya yaitu peserta didik
(manusia). Sedangkan obyek formalnya yaitu problema-problem yang
menyangkut apa, siapa, mengapa yang berhubungan dengan usaha membawa
peserta didik kepada tujuan. Dengan kata lain, obyek formal dari ilmu
pengetahuan Islam adalah kegiatan manusia dalam usahanya membawa atau
membimbing menusia lain kepada daerah kedewasaan berdasarkan nilai-nilai
Islam.
2. Metode pengembangan, banyak metode-metode yang dipergunakan dalam
ilmu pengetahuan Islam. Metode-metode yang digunakannya dapat
dipertanggungjawabkan, dapat dikontrol, dan dapat dibuktikan kebenarannya
untuk mengembangkan pendidikan Islam.Metode pengembangan yang
kiranya digunakan ilmu pengetahuan Islam adalah metode test, metode
interview, metode observasi, dan lain sebagainya.
3. Sistematika, mengenai sistematika pendidikan Islam dapat dapat diketahui
dengan adanya penggolongan-penggolongan suatu masalah dan pembahasan
masalah demi masalah di dalam

pendidikan Islam, ini menunjukkan bahwa penyusunan ilmu pendidikan Islam


itu telah menggunakan sistematika.Dari uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa ilmu pendidikan Islam telah memenuhi persyaratan-persyaratan pokok
sebagai suatu ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri.
Untuk lebih menegaskan lagi bahwa ilmu pendidikan Islam termasuk
dalam disiplin ilmu, kita melihat syarat tambahan dalam ilmu pengetahuan,
yaitu:
1. Suatu ilmu pengetahuan harus mempunyai dinamika, artinya ilmu
pengetahuanharus senantiasa tumbuh dan berkembang untuk mencapai
kesempurnaan diri.
2. Suatu ilmu pengetahuan harus praktis, artinya ilmu pengetahuan harus
bergunaatau dapat dipraktekkan untuk kehidupan sehari-hari.
3. Suatu ilmu pengetahuan harus diabdikan untuk kesejahteraan umat manusia.
Ilmu pendidikan Islam dari tahun ke tahun mengalami pertumbuhan yang
sangat cepat. ilmu pendidikan Islam, membawa peserta didik kepada tujuan
yang lebih baik, maka tidaklah benar kalau ilmu ini membawa kehancuran
kepada umat manusia.
Pendidikan Islam masuk dalam disiplin ilmu dikarenakan telah
memenuhi persyaratan ilmu pengetahuan yaitu:
1. Pendidikan Islam mempunyai obyek material yaitu manusia sebagai peserta
didik, dan mempunyai obyak formal yaitu kegiatan manusia dalam usahanya
membimbing manusia lain kepada arah kedewasaan berdasarkan nilai-
nilaiIslam.
2.Pendidikan Islam mempunyai metode, metode pengembangan yang
kiranyadigunakan ilmu pengetahuan Islam adalah metode test, metode
interview, metode observasi, dan lain sebagainya.
3.Pendidikan Islam mempunyai sistematika, walaupun sistematika tersebut
kadang tidak tersurat. Sistematika pendidikan Islam dapat diketahui dengan
adanya penggolongan-penggolongan suatu masalah dan pembahasan masalah
demi masalah di dalam pendidikan Islam.
B. Perkembangan Sains dan Teknologi, Serta Karakteristik dan
Sumbernya Ilmu adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan
dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam
alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang
pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya,
dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.

Kata ilmu dalam bahasa Arab "ilm" yang berarti memahami, mengerti, atau
mengetahui. Dalam kaitan penyerapan katanya, ilmu pengetahuan dapat
berarti memahami suatu pengetahuan, dan ilmu sosial dapat berarti
mengetahui masalahmasalah sosial, dan lain sebagainya.
Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus dimana
seseorang mengetahui apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan
ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu.
1. Objektif, ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan
masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari ularma pun bentuknya dari
dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus
diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran,
yakni persesuaian antara tahun dengan objek, dan karenanya disebut
kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek
penunjang penelitian.
2. Metodisai adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi
kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran.
Konsekuensi dari upaya ini adalah harus terdapat cara tertentu untuk
menjamin kepastian kebenaran. Meto disberasaldari kata Yunani “Metodos”
yang berarti: cara, jalan. Secara umum meto disberartimetode tertentu yang
digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.
3. Sistematis, dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu
objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan
logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh,
terpadu ,mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya.
Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat
merupakan syarat ilmu yang ketiga.
4. Universal yaitu kebenaran yang hendakdicapai adalah kebenaran universal
yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semuasegitigabersudut
180º. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan
ilmu-ilmu social menyadarikadarkeumuman (universal) yang dikandungnya
berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan
manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu
sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.
Usaha-usaha manusia untuk menggali dan meneliti ayat-ayat Allah di
segenap penjuru alam semesta melahirkan ilmu-ilmu pengetahuan alam
(natural sciences),

sedangkan usaha-usaha manusia untuk menggali dan meneliti ayat-


ayat Allah dalam kehidupan manusia melahirkan ilmu-ilmu pengetahuan
sosial dan budaya (social and cultural sciences).
Pengembangan ilmu pengetahuan dapat dilakukan oleh siapa saja, baik orang
yang beriman maupun yang tidak beriman, asalkan memiliki sikap intelektual
dan kemampuan metodologi ilmiah, sebab ayat-ayat Allah bersifat:
1. Pasti (Al-Furqan 2)

2. Tidak pernah berubah (Al-Fath 23)


3. Obyektif (Al-Anbiya‟ 105)

Dampak positif dari adanya Iptek adalah sebagai berikut :

1. Mampu meringankan masalah yang dihadapi manusia.

2. Mengurangi pemakaian bahan – bahan alami yang semakin langka.

3. Membuat segala sesuatunya menjadi lebih cepat.

4. Membawa manusia kearah lebih modern.

5. Menyadarkan kita akan keesaan Allah SWT.

6. Menjawab pertanyaan yang dari dulu diajukan oleh nenek moyang kita
melalui penelitian ilmiah.

Sedangkan dampak negatif dari adanya Iptek adalah sebagai berikut :

1. Dengan segala sesuatunya yang semakin mudah, menyebabkan orang –


orang menjadi malas berusaha sendiri.
2. Menjadi tergantung pada alat yang dihasilkan oleh IPTEK itu sendiri.

3. Melupakan keindahan alam.

4. Masyarakat lebih menyukai yang instan.

5. Dengan memanipulasi makanan yang ada, menyebabkan masyarakat


kurang gizi.
6. Kekhawatiran masyarakat terhadap IPTEK yang semakin maju
menyebabkan peradaban baru.
Sumber ilmu pengetahuan adalah alam. Alam adalah gudang inspirasi, ide,
dan motivasi untuk mengarahkan seseorang mencapai suatu peradaban yang
lebih tinggi. Dalam autobiografi seorang pelaut yang terkenal di zaman
dynasti China yaitu Laksamana Chengho (seorang jenderal) yang pernah
melakukan pelayaran ke Afrika dan Asia menyebutkan,

alam telah memberikan motivasi, semangat, dan arahan kepadanya untuk


melakukan penjelajahan ke dunia lain untuk menemukan hal-hal baru. Suatu
ide, gagasan, dan motivasi pada awalnya bersumber dari rasa keingintahuan
kita akan sesuatu hal. Rasa keingintahuan ini kemudian dirangsang oleh alam
melalui akal pikiran kita sehingga timbul suatu ide, motivasi, dan semangat
dalam diri. Rasa keingintahuan inilah yang mendasari untuk berkembangnya
ilmu dan pengetahuan.

B. Akal dan Wahyu dalam Islam

Akal adalah kelebihan yang diberikan Allah kepada manusia dibanding


dengan makhluk-makhluk-Nya yang lain. Dengannya, manusia dapat
membuat hal-hal yang dapat mempermudah urusan mereka di dunia.

Materi “aql” dalam al-Qur‟an terulang sebanyak 49 kali, kecuali satu,


semuanya datang dalam bentuk kata kerja seperti dalam bentuk ta‟qilun atau
ya‟qilun. Kata kerja ta‟qilun terulang sebanyak 24 kali dan ya‟qilun
sebanyak 22 kali, sedangkan kata kerja a‟qala, na‟qilu dan ya‟qilu masing-
masing satu kali (Qardawi, 1998: 19). Pengertian akal dapat dijumpai dalam
penjelasan ibnu Taimiyah (2001: 18). Lafadz akal adalah lafadz yang mujmal
(bermakna ganda) sebab lafadz akal mencakup tentang cara berfikir yang
benar dan mencakup pula tentang cara berfikir yang salah. Adapun cara
berfikir yang benar adalah cara berpikir yang mengikuti tuntunan yang telah
ditetapkan dalam syar‟a. Lebih lanjut, Ibnu Taimiyah dalam bukunya yang
berjudul Hukum Islam dalam Timbangan Akal dan Hikmah juga
menyinggung mengenai kesesuaian nash al-Qur‟an dengan akal, jika ada
pemikiran yang bertentangna dengan akal maka akal tersebutlah yang salah
karena mengikuti cara berpikir yang salah.

1. Definisi Akal

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, akal adalah daya pikir untuk
memahami sesuatu atau kemampuan melihat cara-cara memahami
lingkungannya. Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan akal adalah
gabungan dari dua pengertian di atas, yang disampaikan oleh ibn Taimiyah
dan menurut kamus, yakni daya pikir untuk memahami sesuatu, yang di
dalamnya terdapat kemungkinan bahwa pemahaman yang didapat oleh akal
bisa salah atau bisa benar. Untuk selanjutnya, dalam penelitian ini hanya
terbatas pada penggunaan kata akal.

Akal secara bahasa dari mashdar Ya‟qilu, „Aqala, „Aqlaa, jika dia menahan
dan memegang erat apa yang dia ketahui. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
berkata,
„Kata akal, menahan, mengekang, menjaga dan semacamnya adalah lawan
dari kata melepas, membiarkan, menelantarkan, dan semacamnya. Keduanya
nampak pada jisim yang nampak untuk jisim yang nampak, dan terdapat pada
hati untuk ilmu batin, maka akal adalah menahan dan memegang erat ilmu,
yang mengharuskan untuk mengikutinya. Karena inilah maka lafadz akal
dimuthlakkan pada berakal dengan ilmu. Syaikh Al Albani berkata,
“Akal menurut asal bahasa adalah At Tarbiyyah yaitu sesuatu yang
mengekang dan mengikatnya agar tidak lari kekanan dan kekiri. Dan tidak
mungkin bagi orang yang berakal tersebut tidak lari ke kanan dan kiri kecuali
jika dia mengikuti kitab dan sunnah dan mengikat dirinya dengan pemahaman
salaf.” Al Imam Abul Qosim Al Ashbahany berkata,
”akal ada dua macam yaitu : thabi‟i dan diusahakan. Yang thabi‟i adalah yang
datang bersamaan dengan yang kelahiran, seperti kemampuan untuk
menyusu, makan, tertawa bila senang, dan menangis bila tidak senang.
Kemudian seorang anak akan mendapat tambahan akal di fase kehidupannya
hingga usia 40 tahun. Saat itulah sempurna akalnya, kemudian sesudah itu
berkurang akalnya sampai ada yang menjadi pikun. Tambahan ini adalah akal
yang diusahakan.
Adapun ilmu maka setiap hari juga bertambah, batas akhir menuntut ilmu
adalah batas akhir umur manusia, maka seorang manusia akan selalu butuh
kepada tambahan ilmu selama masih bernyawa, dan kadang dia tidak butuh
tambahan akal jika sudah sampai puncaknya.
Hal ini menunjukan bahwa akal lebih lemah dibanding ilmu, dan bahwasanya
agama tidak bisa dijangkau dengan akal, tetapi agama dijangkau dengan ilmu.

2. Pemuliaan Islam Terhadap Akal

Islam sangat memperhatikan dan memuliakan akal, diantara hal yang


menunjukan perhatian dan penghormatan islam kepada akal adalah :
1. Islam memerintahkan manusia untuk menggunakan akal dalam rangka
mendapatkan hal-hal yang bermanfaat bagi kehidupannya.
Islam mengarahkan kekuatan akal kepada tafakkur (memikirkan) dan
merenungi

(tadabbur) ciptaan-ciptaan Allah dan syari‟at-syari‟atnya sebagaimana dalam


firmanNya,
Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadiaan) diri mereka?
Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya
melainkan dengan (tujuan) benar dan waktu yang telah ditentukan, Dan
sesungguhnya kebanyakan diantara manusia benar-benar ingkar akan
pertemuan dengan Tuhannya. (QS. Ar-Rum)
“ Dan dalam qishash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai
orangorang yang berakal”, (Al Baqarah : 184),
“Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan sholat pada
hari Jum‟at, maak bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan
tinggalkanlah jual beli. yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu
mengetahui. (QS.
Jumu‟ah : 9).

2. Islam melarang manusia untuk taklid buta kepada adat istiadat dan
pemikiranpemikiran yang bathil sebagaimana dalam firman Allah,
Dan apabila dikatakan kepada mereka, ”Ikutilah apa yang telah diturunkan
Allah,” mereka menjawab, “(tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang
telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami”, (Apakah mereka
akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka tidak mengetahui
sesuatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk? (QS. Al Baqarah : 170).

3. Islam memerintahkan manusia agar belajar dan menuntut ilmu


sebagaimana dalam firman Allah,
”Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang
untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama.”(QS. At Taubah :
122).
4. Islam memerintahkan manusia agar memuliakan dan menjaga akalnya, dan
melarang dari segala hal yang dapat merusak akal seperti khomr, Allah
berfirman, “Hai, orang-orang yang beriman sesungguhnya (meminum)
khamr, berjudi, (berkurban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah,
adalah termasuk perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah
perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. (Al Maidah,
90).

3. Ruang Lingkup Akal Dalam Islam

Meskipun islam sangat memperhatikan dan memuliakan akal, tetapi tidak


menyerahkan segala sesuatu kepada akal, bahkan islam membatasi ruang
lingkup akal sesuai dengan
kemampuannya, karena akal terbatas jangkauannya, tidak akan mungkin bisa
menggapai hakekat segala sesuatu.
Maka Islam memerintahkan akal agar tunduk dan melaksanakan perintah
syar‟i walaupun belum sampai kepada hikmah dan sebab dari perintah itu.
Kemaksiatan yang pertama kali dilakukan oleh makhluk adalah ketika Iblis
menolak perintah Allah untuk sujud kepada Adam karena lebih
mengutamakan akalnya yang belum bisa menjangkau hikmah perintah Allah
tersebut dengan membandingkan penciptaannya dengan penciptaan Adam,
Iblis berkata: ”Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari
api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah..” (QS.Shaad ; 76).
Karena inilah islam melarang akal menggeluti bidang-bidang yang diluar
jangkauannya seperti pembicaraan tentang Dzat Allah, hakekat ruh, dan yang
semacamnya, Rasulullah bersabda,
”Pikirkanlah nikmat-nikmat Allah, janganlah memikirkan tentang Dzat Allah.

Allah berfirman,
Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah,”Roh itu termasuk
urusan Tuhanku,dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan
sedikit.”(QS.Al
Isra‟: 85).

Allah menyuruh kita untuk memaksimalkan kemampuan akal yang diberikan


pada kita. Salah satu cara, Ia menganjurkan pada kita untuk menuntut ilmu
setinggi – tingginya demi kemajuan umat bersama. Bahkan pernah dikatakan
dalam suatu hadits bahwa ada tiga peninggalan yang mampu menolong
manusia untuk terhindar dari api neraka yaitu amal jariyah, ilmu yang
bermanfaat dan do‟a anak sholeh. Dengan kata lain, Allah hendak
mengatakan bahwa ilmu sangatlah penting untuk kita, sebagai umat islam,
bukan hanya penting untuk kehidupan dunia, tetapi juga kehidupan akhirat.
Ilmu yang bermanfaat itu dapat kita bawa hingga ke akhirat kelak.
Firman Allah dalam QS. Ali Imran : 110, “Kamu adalah umat yang paling
baik (khaira ummah, umat pilihan), yang dilahirkan untuk kepentingan
manusia; menyuruh mengerjakan yang benar dan melarang membuat salah,
serta beriman kepada Allah. Sekranya orang-orang keturunan Kitab itu
beriman, sesungguhnya itu baik untuk mereka. Sebahagian mereka beriman,
tetapi kebanyakannya orangorang yang jahat”.
Sebenarnya umat yang menjadi pengamal wahyu Allah (Islam) memiliki
identitas (ciri, sibghah) yang jelas di antaranya menguasai ilmu pengetahuan.

Dalam mewujudkan keberadaannya ditengah masyarakat mereka menjadi


innovator dan memiliki daya saing serta memiliki imajinasi yang kuat
disamping kreatif dan memiliki pula inisiatif serta teguh dalam prinsip
(istiqamah, consern), bahkan senantiasa berfikir objektif dan mempunyai akal
budi.

C. Disiplin Ilmu Yang Dipelajari Dalam Islam

Disiplin Ilmu Yang Dipelajari Dalam Islam, meliputi:

1. Islam untuk disiplin ilmu filsafat, merupakan suatu tinjauan tentang


pendapatpendapat ilmiah. Filsafat ilmu adalah pembandingan atau
pengembangan pendapat-pendapat masa lampau terhadap pendapat-pendapat
masa sekarang yang didukung dengan bukti-bukti ilmiah.
Inti sari filsafat ilmu:

a. Kebenaran

b. Fakta

c. Logika

d. Konfirmasi

Fungsi filsafat ilmu:

a. Alat untuk menelusuri kebenaran segala hal-hal yang dapat disaksikan


dengan panca indra dan dapt diterangkan serta dinilai secara ilmiah.
b. Memberikan pengertian tentang cara hidup dan pandangan hidup.

c. Panduan tentang ajaran moral dan etika.

d. Sumber ilham dan panduan untuk menjalani berbagai aspek kehidupan.


e. Sarana untuk mempertahankan, mendukung, menyerang, atau juga tidak
memihak terhadap pandangan filsafat lainnya. 2. Islam untuk disiplin ilmu
hukum, sosial, dan politik
Disini hukum berarti ilmu tentang kaidah atau normwissenschaft atau
sallenwissenschaft yaitu ilmu yang menelaah hukum sebagai kaidah atau
sistem kaidah-kaidah, dengan dogmatik hukum dan sistematik hukum. Dalam
arti ini hukum dilihatnya sebagai ilmu pengetahuan atau science yang
merupakan karya manusia yang berusaha mencari kebenaran tentang sesuatu
yang memiliki ciriciri, sistimatis, logis, empiris, metodis, umum dan
akumulatif.
Ilmu sosial (Inggris:social science) adalah sekelompok disiplin akademis
yang mempelajari aspek-aspek yang berhubungan dengan manusia dan
lingkungan sosialnya.
Ilmu ini berbeda dengan seni dan humaniora karena menekankan penggunaan
metode ilmiah dalam mempelajari manusia, termasuk metoda kuantitatif dan
kualitatif. Istilah ini juga termasuk menggambarkan penelitian dengan
cakupan yang luas dalam berbagai lapangan meliputi perilaku dan interaksi
manusia pada masa kini dan masa lalu.
Ilmu politik adalah salah satu ilmu tertua dari berbagai cabang ilmu yang
ada. Sejak orang mulai hidup bersama, masalah tentang pengaturan dan
pengawasan dimulai. Sejak itu para pemikir politik mulai membahas
masalahmasalah yang menyangkut batasan penerapan kekuasaan, hubungan
antara yang memerintah serta yang diperintah, serta sistem apa yang paling
baik menjamin adanya pemenuhan kebutuhan tentang pengaturan dan
pengawasan.
Jadi islam untuk disiplin ilmu hukum, sosial, dan politik adalah sebagai
pedoman untuk mengatur tata kehidupan manusia agar sesuai dengan kaidah
yang ada dalam agama islam.

3. Islam untuk disiplin ilmu kedokteran dan kesehatan

Hubungan kedokteran dengan islam sangat erat, mungkin kita sering


melupakan itu, banyak juga cara pengobatan yang luar biasa yang di ajarkan
islam dan terkait sekali dengan ilmu kedokteran, contoh orang yang sakit di
rumah sakit , terbaring, saraf-sarafnya yang kaku, saat di bacakan ayat suci al
qur'an maka saraf sarafnya akan kembali aktif melalui pendengarannya yang
mendengarkan bacaan al qur'an, begitu luar biasanya al qur'an yang hanya di
bacakan langsung bisa menjadi pengobatan, hal hal seperti ini seharusnya
juga disadari para dokter muslim, alangkah baik dan indahnya apabila semua
dokter bekerja dengan berlandaskan islam, sehingga setiap apa yang
dilakukannya, setiap yang di putuskannya tidak merugikan orang lain, contoh
kasus seorang dokter yang tidak mau melakukan operasi kepada pasien yang
belum menyelesaikan adminitrasi, ini sering sekali terjadi sehingga
merenggut nyawa si pasien, mungkin ini lah yang dikatakan sudah jauh dari
pedoman hidup kita yaitu Al qur'an, saya yakin mereka yang berpedoman
kepada Al qur'an tidak akan melakukan hal seperti itu . Untuk lebih
memperjelas bagaimana hubungan erat antara ilmu kedokteran dengan islam.
Menurut al-Qayyim, dia seorang dokter wajib berlaku sesuai dengan
duapuluh hal. Perlu dicatat bahwa butir ke 20 merupakan enam prinsip
pengobatan yang menentukan apakah dia seorang dokter atau tidak.

Pertama melakukan diagnosa mengenai jenis penyakit.

1. Mencari penyebab yang ada dibalik penyakit tersebut.

2. Memeriksa pasien untuk menentukan kalau-kalau tubuhnya mampu


mengatasi penyakit atau keadaannya lebih lemah disbanding penyakitnya
3. Memeriksa pasien, perilaku dan kondisinya

4. Meneliti peruzat-peruzat kondisi pasien

5. Mencari tahu umur pasien

6. Meneliti kebiasaannya dan apa yang terbiasa baginya

7. Mengingat pengaruh musim

8. Memasukkan kedalam pertimbangan tempat asal si pasien

9. Mempertimbangkan kondisi atmosfir pada saat dia terserang penyakit

10. mencari obat yang tepat dan sesuai


11. Meneliti keefektifan dan ukuran banyaknya obat

12. Dokter tidak saja bertujuan menyembuhkan penyakit, tetapi juga mencegah
apaapa yang lebih berat menjadi terjadi.
13. Memilih dan memberi resep dengan obat yang paling sederhana untuk
pengobatan, itu dibenarkan.
14. Dokter meneliti apakah penyakitnya dapat di obati atau tidak.

15. Dokter tersebut tidak boleh mengeluarkan dulu zat-zat busuk (beracun)
sebelum menjadi stabil dan matang
16. Dokter harus sangat luas pengetahuannya mengenai berbagai penyakit
jantung dan jiwa serta cara-cara untuk mengobati penyakit-penyakit
semacam itu.
17. Bersikap lembut dan sabar kepada orang sakit, seperti seorang yang lapang
dada dan lembut kepada anak kecil.
18. Dokter harus menggunakan berbagai jenis obat biasa dan obat batin,
sekalian dengan menggunakan mata hatinya.
19. Dokter harus membuat pengobatannya berkisar disekitar enam prinsip
utama, yang merupakan landasan dari profesinya. Pertama, dokter harus
memelihara kesehatan. Kedua, dia harus berupaya dan mengembalikan
kesehatan yang hilang. Ketiga, dokter harus menyembuhkan penyakit.
Keempat, setidaknya mengurangi beratnya penyakit. Kelima, dokter harus
mengabaikan mudarat yang lebih kecil dan mengobati yang lebih besar.
Keenam, dokter harus mengabaikan manfaat yang lebih kecil untuk
mendapatkan manfaat

yang lebih besar. Ilmu pengetahuan kedokteran berkisar di sekitar enam


prinsip dasar ini, dan dokter yang tidak berpegang kepada yang enam ini
bukanlah dokter. Allah-lah yang Maha Mengetahui.
Ringkasnya: seorang dokter harus kompeten (butir 17). Ia dituntut untuk
mampu membuat diagnosa dan penyebabnya (butir 1-2). ia harus melihat
pasiennya secara holistik. Ia bukan hanya mengobati jasmani tetapi juga
rohani (butir 3 – 10). Ia harus berempati, memahami penderitaan pasien (butir
18-19).
Dan akhirnya ia harus mengobati pasien dengan efektif dan efisien (butir 11-
16).

4. Islam untuk disiplin ilmu gizi


Allah berfirman yang artinya:
“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah
rizkikan kepadamu, dan bertaqwalah kepada Allah yang kamu beriman
kepada-Nya”. (QS. 5:8)
Selanjutnya makanan yang thayyib artinya yang baik, tentunya dari segi ilmu
makanan/gizi yaitu makanan yang cukup mengandung unsur-unsur gizi yang
dibutuhkan oleh tubuh, seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral
dan air.
Kita mengenal pola makanan 4 sehat 5 sempurna, yang terdiri
dari: a. Makanan pokok (nasi/jagung/ketela/sagu/roti/gandum
dll)
b. Lauk (ikan/daging/telur/tahu/tempe dll)
c. Sayur (daun ketela/daun pepaya/kembang turi/buah nangka muda dli)

d. Buah (pisang/pepaya/jeruk/duku/jambu/nangka dll)

e. Susu

Jenis makanan yang diperintahkan Allah sebagaimana ayat-ayat di atas telah


mengandung unsur-unsur gizi yang diperlukan oleh sel-sel tubuh kita seperti
karbohidrat, lemak, protein, mineral dan vitamin. Dengan memakan makanan
yang memenuhi unsur gizi ini (thayyib) diharapkan tubuh akan berada dalam
keadaan yang optimal sehingga daya pertahanan tubuh menjadi maksimal
dalam menolak segala macam penyakit seperti penyakit infeksi (Tifus, TBC,
Demam Berdarah, Desentri, Hepatitis dll), Penyakit Alergi (Asma, Gatal-
gatal, Pilek dll), Penyakit Degenerasi (Diabetes, Jantung koroner, Stroke,
Alzeimer dll), dan Penyakit Keganasan / Kanker (Payudara, Paru, Hati,
Prostat dIl).
5. Islam untuk disiplin ilmu pengetahuan alam dan teknologi
Islam adalah agama yang menjadi sumber inspirasi dan motivasi dalam hal
pengkajian berbagai fenomena alam.

Beberapa ilmuwan Muslim yang telah mengukir namanya dalam sejarah


Ilmu Pengetahuan Alam adalah merupakan bukti tentang bagaimana Islam
sebagai agama universal yang sangat konsen dengan pengembangan ilmu
pengetahuan dari zaman ke zaman. Agama Islam telah memberi pilihan dan
panduan kepada manusia tentang jalan hidup yang akan dilaluinya. Dengan
ilmu pengetahuan, manusia akan lebih bijaksana untuk menentukan pilihan-
pilihan hidup. Nabi

Muhammad SAW (Salallahu „Alaihi Wassalam) mengatakan bahwa “Ilmu


tanpa iman bencana, iman tanpa ilmu gelap”. Dengan demikian harus
dilakukan pengkajian fenomena alam dalam rangka pengembangan ilmu
pengetahuan alam dalam konteks mempertebal iman, takwa, da sikap
rohaniyah kepada Tuhan dengan berpijak pada sejarah bagaimana kejayaan
Islam dalam penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan sejak zaman
pertengahan hingga sekarang adalah merupakan kesinambungan dan
perubahan.
a. Menurut ahli sosiologi Manuel Castells sepertidikutip Capra (2004, 107)
mendefinisikan teknologi sebagai kumpulan alat, aturan dan prosedur yang
merupakan penerapan pengetahuan ilmiah terhadap suatu pekerjaan tertentu
dalam cara yang memungkinkan pengulangan. Teknologi bagai pisau bermata
dua. Memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positifnya dapat member
kemajuan dan kesejahteraan bagi manusia, sedangkan dampak negatifnya adanya
ketimpangan dalam kehidupan manusia yang dapat menimbulkan kehancuran
alam semesta.
6. Islam untuk disiplin ilmu ekonomi

Ilmu ekonomi berhubungan dengan soal bagaimana suatu barang atau jasa
diproduksi, misalnya teknik industri, manajemen atau pengembangan
sumberdaya baru. Islam tidak mengatur secara khusus tentang ilmu ekonomi.
Pilar Sistem Ekonomi Islam (SEI) meliputi:
a. konsep kepemilikan;

b. pengelolaan kepemilikan;

c. distribusi kekayaan di antara individu. Islam mengatur sedemikian rupa


kepemilikan yang memungkinkan individu untuk memuaskan kebutuhannya
seraya tetap menjaga hak-hak masyarakat. Islam membagi kepemilikan
menjadi 3: milikpribadi; milikumum; miliknegara.
7. Islam untuk disiplin ilmu pertanian

Mengkaitkan teknologi pertanian dan Islam bagi kami tidaklah hal yang
mudah. Hal ini disebabkan teknologi Pertanian merupakan ilmu pengetahuan
terapan sebagai cabang dari ilmu pertanian. Dalam Al Qur‟an perihal
pertanian banyak dibicarakan mulai dari macam tumbuhan hingga zakat yang
harus dikeluarkan.

Teknologi pertanian sendiri diartikan sebagai penerapan ilmu pengetahuan


dalam rangka pendayagunaan sumber daya alam (pertanian) untuk
kesejahteraan manusia.
8. Islam untuk disiplin ilmu pendidikan

Ilmu Pendidikan Islam adalah ilmu pendidikan yang berdasarkan Islam. Isi
ilmu adalah teori. Isi ilmu bumi adalah teori tentang bumi.
Maka isi Ilmu pendidikan adalah teori-teori tentang pendidikan, Ilmu
pendidikan Islam secara lengkap isi suatu ilmu bukanlah hanya teori, tetapi isi
lain juga ada ialah :
1. Teori.

2. Penjelasan tentang teori itu.

3. Data yang mendukung tentang penjelasan itu.

9. Islam untuk disiplin ilmu sosiologi

Sebagai agama yang universal, ajaran Islam bersifat komprehensip dan global
dalam memberikan tuntunan kepada ummat manusia. Universalitas Islam
menunjukkan bahwa ajaran Islam berlaku universal, untuk seluruh umat
manusia di segala penjuru dunia sepanjang zaman. Universalitas Islam
memberikan peluang terbuka kepada umat Islam untuk beradaptasi di segala
bidang sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat yang terus berkembang,
sehingga ajaran Islam tidak pernah usang di makan zaman, tetap aktual
ditawarkan kepada segenap umat manusia di manapun dan kapanpun
waktunya. Hampir sebagian besar ayat-ayat al-Quran mengandung makna
global, sehingga ajaran Islam selalu aktual menghadapi arus globalisasi
sekalipun-yang sekarang ini banyak dibanggakan orang.
Ajaran fundamental Islam yang terangkum dalam rukun Islam dan rukun
Iman banyak berimplikasi sosial.

Syahadat misalnya, dalam konteks sosial, pernyataan pengakuan sangat


diperlukan: saksikanlah bahwa saya seorang muslim, minimal untuk
menunjukkan kepada kelompok masyarakat yang bermaksud mengajak
berbuat dosa, melakukan perbuatan maksiat atau menyimpang dari ajaran
Islam, agar tidak memaksakan kehendaknya mendukung perbuatan dosanya.
Inilah prinsip hidup bermasyarakat secara islami, saling membantu dan
menolong dalam hal kebaikan dan taqwa, bkan dalam maksiat dan dosa.
10. Islam untuk disiplin ilmu sejarah

Sejarah sebagai sebuah disiplin ilmu yang sistematis pertama kali disusun
oleh umat Islam. Merekalah yang pertama kali memandang sejarah sebagai
sumber ibrah dan pelajaran, untuk mengenal perjalanan waktu dan peristiwa
yang terjadi di dalamnya. Perspektif seperti ini diajarkan kepada mereka oleh
al-Qur'an dan Nabi Besar Muhammad Saw.

Al-Qur'an mengajarkan kepada umat Islam dasar dan metodelogi perjalanan


sejarah dan menetapkannya sebagai kisah perjalanan yang tersusun rapi
dengan berbagai ibrah dan pelajaran kehidupan. Kitab suci ini membawakan
kisah-kisah yang juga disinggung dalam kitab-kitab suci sebelumnya yang
terkadang dengan lebih rinci dan terkadang pula secara ringkas.

BAB III PENUTUP Kesimpulan

1. Pendidikan Islam masuk dalam disiplin ilmu dikarenakan telah memenuhi


persyaratan ilmu pengetahuan yaitu:
a. Pendidikan Islam mempunyai obyek material yaitu manusia sebagai peserta
didik.

b. Pendidikan Islam mempunyaimetode.

c. Pendidikan Islam mempunyaisistematika.

2. Perkembangan Sains dan Teknologi, Serta Karakteristik dan Sumbernya


mempunyai dampak positif dan negatif bagi agama islam.
3. Ada sebelas hal yang dipelajari dalam disiplin ilmu menurut islam yaitu:
dalam bidang ilmu filsafat, ilmu hukum sosial politik, ilmu kedokteran dan
kesehatan, ilmu gizi, ilmu pengetahuan alam dan teknologi, ilmu ekonomi,
ilmu pertanian, ilmu pendidikan, ilmu sosiologi, dan ilmu sejarah. Saran
1. Menjadikan Al Quran dan Al Sunnah sebagai pegangan hidup karena
keduanya merupakan sumber ilmu yang paling utama.
2. Sebagai umat islam kita harus selalu menggali ilmu pengetahuan yang
berguna bagi umat manusia.
3. Dapat mengaplikasikan ilmu yang di peroleh untuk kepentingan dan
kemaslahatan umat manusia.

DAFTAR PUSTAKA

http://id.scribd.com/doc/13780963/Ilmu-Pendidikan-Islam-sebagaidisiplin-
Ilmu http://asjanah.blogspot.com/2013/09/disiplin-ilmu-dalam-islam.html
http://inpasonline.com/new/disiplin-ilmu-dalam-islam-dan-problemstudi-
agama/

Anda mungkin juga menyukai