Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH TUHAN DAN ALAM SEBAGAI SUMBER ILMU

PENGETAHUAN: AYAT QURANIYAH DAN KAWNIYAH

Dosen Pembimbing:

Dr. Irma Yusriani Simamora, MA

DISUSUN

KELOMPOK 4

Siti Zahra 0101222094

Ahmad Ivan Maulana 0101222115

Khairul Fajar 0101222086

Mata Kuliah : Wahdatul Ulum

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN

1444 H / 2022 M

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Masa Esa atas segala limpahan rahmat,
taufik, dan ilhamnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Makalah yang berjudul “Tuhan Dan Alam Sebagai Sumber Ilmu Pengetahuan:
Ayat Quraniyah Dan Kawniyah” ini disusun dalam rangka untuk menyelesaikan
tugas dari dosen kami, Ibu Dr. Irma Yusriani Simamora, MA. Selaku dosen
pengampu mata kuliah Wahdatul Ulum.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi dalam makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik lagi.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada pembaca untuk
memberikan masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah
ini.

Medan, 24 September 2022

Penulis

i
Daftar Isi

Kata Pengantar........................................................................................................i

Daftar Isi.................................................................................................................ii

BAB I Pendahuluan.................................................................................................1

Latar Belakang........................................................................................................1

Rumusan Masalah...................................................................................................2

Tujuan..................................................................................................................... 2

BAB II Pembahasan................................................................................................3

BAB III Penutup.....................................................................................................6

Kesimpulan.............................................................................................................6

Saran....................................................................................................................... 6

Daftar Pustaka.........................................................................................................7

ii
BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang

Ilmu sejatinya berasal dari Allah SWT. Dalam pemahamannya saat ini, di
masa post-modern di mana sains telah dikotomis, perlu untuk mengintegrasikan
pemahaman Al-Qur'an ke dalam ilmu-ilmu umum seperti sains, ekonomi, hukum,
kedokteran, politik, pendidikan dan sebagainya. Hubungan antara Al-Qur'an dan
ilmu pengetahuan ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Al-
Qur'an menghormati posisi pengetahuan dengan rasa hormat yang tidak
ditemukan dalam kitab suci lainnya. Al-Qur'an menyebutkan ratusan ayat yang
berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan sains yang merupakan salah satu isi
utama dari kandungan kitab suci Al-Qur'an. Muhammadiyah mengawali gerakan
dakwahnya dengan gerakan pendidikan yang sejak awal telah mengenalkan bahwa
ada dua macam ayat dari Allah SWT. Yakni, ayat qauliyah dan ayat kauniyah.

Ayat qauliyah adalah ilmu tentang Allah SWT berupa wahyu-Nya yang
tertuang dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah, sebagaimana dinyatakan oleh Allah
SWT dalam Q.S. Asy-Syura [42] ayat 51. Ayat Kauniyah adalah ilmu tentang
Allah SWT berupa alam semesta dengan segala hukum yang menyertainya,
sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S. Ar-Ra'd [13] ayat 3-4.

Perguruan Tinggi Muhammadiyah sejak awal sebagai lembaga pendidikan


memiliki tujuan akhir pendidikan dalam Islam adalah untuk menghasilkan
manusia yang baik, dan bukan pendekatan Al-Qur'an dalam sains seperti pada
peradaban barat; yaitu hanya warga negara yang baik.

Oleh karena itu, perlu dilakukan langkah-langkah yang secara epistemologis


menyuntikkan kembali nilai-nilai tauhid dan adab dalam bidang ilmu
pengetahuan. Meski dengan pendekatan yang berbeda, keduanya memiliki
semangat yang sama untuk mengerjakan proyek besar bersama. Perlu dilakukan
Islamisasi Ilmu dalam sistem pendidikan di negara-negara Muslim agar
pendidikan dapat mencerahkan umat. Para ilmuwan telah terbangun dari tidur
panjang dan telah mengubah teori mereka berkali-kali. Semua ini dilakukan

1
dalam rangka menyelaraskan hasil penelitian mereka dengan fakta-fakta yang
terungkap dalam Al-Qur'an dan hadits Nabi Muhammad.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Tuhan dan alam sebagai sumber ilmu
pengetahuan
2. Mengapa harus adanya keseimbangan antara tuhan dan alam sebagai
sumber ilmu pengetahuan

c. Tujuan
1. Mengenalkan Tuhan Dan Alam Sebagai Sumber Ilmu pengetahuan : Ayat
Qur’aniyah dan kauniyah
2. Menjelaskan Tuhan Dan Alam Sebagai Sumber Ilmu pengetahuan : Ayat
Qur’aniyah dan kauniyah

2
BAB II

Pembahasan

Tuhan Dan Alam sebagai Sumber Ilmu Pengetahuan (Ayat Qur'aniyah dan
Kawniyah)

Meskipun pengembangan ilmu pengetahuan dicapai melalui penelitian, dialog,


dan penalaran (nazhariyyah)1, namun tidak dapat disangkal bahwa sumber ilmu
adalah Allah Yang Maha Mengetahui. Seperti firman-Nya dalam Q.S Al-Ahqaf
ayat 23:

Dia (Hud) berkata, “Sesungguhnya ilmu (tentang itu) hanya pada Allah dan
aku (hanya) menyampaikan kepadamu apa yang diwahyukan kepadaku, tetapi aku
melihat kamu adalah kaum yang berlaku bodoh.” ( Al-Ahqaf:23)

Karena pengetahuan itu sendiri adalah sifat Allah yang kekal, suci, dan
universal, maka semua pengetahuan khusus datang dari-Nya sehingga hanya
Allah sumber pengetahuan.Allah adalah guru pertama yang darinya cahaya
pengetahuan (light of knowledge, nur al-ilmi) bersinar dengan cinta-Nya.

Karena Allah adalah Zat Yang Maha Suci dan hanya dapat didekati melalui
dimensi yang suci, maka ilmu yang merupakan salah satu sifat-Nya juga memiliki
aspek kesucian atau berada di wilayah yang sakral. Begitu murninya ilmu Allah
sehingga tidak ada yang dapat berhubungan dengan ilmu ini kecuali dengan izin
dan petunjuk-Nya.

Selain sifatnya yang suci, ilmu Allah juga bersifat progresif, sejalan dengan
sifat-sifat-Nya yang lain. Oleh karena itu, ilmu dalam bidang uluhiyah tidak

1
Pencapaian ilmu melalui riiset ,dialog,dan perenungan ini disepakati manusia dengan segala
kemampuannya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, dan ini menjadi salah satu dasar
komitmen ilmiah di Universitas Silam Negeri Sumatera Utara

3
hanya sekedar pembahasan teoritis atau konseptual, lebih dari itu telah bergerak
menuju kesempurnaan aktualitas dan fitrahnya yang ada di alam semesta.

Sifat Allah secara eksplisit menunjukkan bahwa Dia adalah Yang Maha
Mengetahui (alimun). Ilmu pengetahuan bersifat integratif di sisi-Nya.
Kemahakuasaan Allah (qadirun) menyatu dengan Kemahatahuan-Nya. Sekaligus
ilmu-Nya menyatu dengan kebenaran, kasih sayang, keadilan, dan lain-lain milik
Allah SWT. Sejauh ini, dapat disimpulkan bahwa ilmu bersifat integratif di
hadapan Allah SWT.

Ketika ilmu dilimpahkan kepada petugas-Nya (para Rasul) ilmu menurut


sumbernya tetap integratif. Hal ini dapat dilihat, misalnya, dalam ayat-ayat
transmisi pengetahuan itu. Sebagaimana yang termaktub dalan Q.S Al-Baqarah
ayat 31

“Dia mengajarkan Adam semua nama-nama (benda), kemudian menampilkan


semuanya di hadapan malaikat, lalu mengatakan, 'Sebutkanlah kepada-Ku nama-
nama semua benda itu jika kamu memang benar orang-orang yang benar,'” ( Al-
Baqarah:31).

Abdullah Yusuf Ali ketika mengomentari ayat ini berkata: “Nama-nama


segala sesuatu dimaksudkan sebagai sifat benda dan karakteristiknya yang lebih
dalam dan segala sesuatu di sini termasuk perasaan”.2

Seluruh ayat ini memiliki makna batin.Satu hal yang dapat ditangkap dari
drama kosmik ini adalah bahwa integrasi sains dikaitkan dengan kebenaran, yang
mengandung makna bahwa integrasi sains tidak hanya horizontal, integrasi antar
berbagai disiplin ilmu, tetapi juga vertikal, integrasi sains dengan kebenaran dan

2
Abdullah Yusuf Ali,The Holly Qur’an, Texr Translation And Commentary.(USA: Amana
Corporatin,m 1989), Komentar 48.

4
sumbernya. dari pengetahuan itu sendiri.Sebagaimana Allah telah tunjukkan
dalam Al-Qur'an Surah Al-Hajj ayat 54:

“dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwa (Al-Qur'an)
itu benar dari Tuhanmu lalu mereka beriman dan hati mereka tunduk kepadanya.
Dan sungguh, Allah pemberi petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada
jalan yang lurus.” ( Al-Hajj ayat 54)

Ilmuwan muslim klasik umumnya menjadi panutan dalam penerapan integrasi


ilmu pengetahuan. Al-Kindi, Ibnu Sina, Al-Farabi, al-Razi, Al-Biruni, Ibnu
Miskawaih, al-Khawarijmi, Habibi, dan lain-lain, telah sampai pada bagaimana
ilmu pengetahuan dikembangkan dengan pendekatan integratif.

Filosofi, pendekatan, dan metode integratif yang digunakan oleh para


cendekiawan, filosof, dan ilmuwan Muslim menjadi pertimbangan penting bagi
Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara dalam merekonstruksi dan
menerapkan ilmu keislaman integratif.

5
BAB III

Penutup

A. Kesimpulan
1. Meskipun pengembangan ilmu pengetahuan dicapai melalui penelitian,
dialog, dan penalaran (nazhariyyah)3, namun tidak dapat disangkal bahwa
sumber ilmu adalah Allah Yang Maha Mengetahui.
2. Abdullah Yusuf Ali mengatakan bahwa “Nama-nama segala sesuatu
dimaksudkan sebagai sifat benda dan karakteristiknya yang lebih dalam
dan segala sesuatu di sini termasuk perasaan”
B. Saran

Kami menyadari tentu masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan


baik dari penulisan serta penyajian dalam Makalah ini, oleh sebab itu kami
mengharapkan masukan-masukan dari Dosen Pembimbing Serta teman-
teman guna kesempurnaan makalah yang akan datang.

6
Daftar Pustaka

Abdullah Yusuf Ali,The Holly Qur’an, Texr Translation And Commentary.(USA: Amana
Corporatin,m 1989), Komentar 48.

Al-Quran karim

Pencapaian ilmu melalui riiset ,dialog,dan perenungan ini disepakati manusia dengan
segala kemampuannya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, dan ini menjadi salah
satu dasar komitmen ilmiah di Universitas Silam Negeri Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai