Disusun Oleh:
Muhamad Yazid Gasal Putra
i
DAFTAR GAMBAR
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Metode
1
BAB II
LANDASAN TEORI
2
Gambar 2.1.1 Jenis Longsoran (Hoek & Bray,1981)
3
2.3. Geometri Lereng
Geometri lereng merupakan ukuran yang menyatakan tinggi, lebar dan
besar kemiringan lereng dan azimut dari dinding tersebut seperti pada
gambar 2.3.1 semakin tinggi dan semakin tajam sudut kemiringan lereng
akan semakin berpotensi menyebabkan longsor (Hoek dan Bray, 1981).
4
BAB III
Pada contoh kasus ini suatu lereng memiliki ketinggian (H) 12 m telah
digali dengan sudut lereng sebesar (ψ𝑓 ) 60 derajat. Batuan yang dipotong
merupakan batuan dengan bidang perlapisan yang menerus (persistent
bedding planes) dengan dip (ψ𝑝 ) 35 derajat terhadap penggalian, dengan dip
pada diatas crest (ψ𝑠 ) 0 derajat. Pada lereng ditemukan Tension Crack
dengan kedalaman (Z) 4,35 m dan terletak sejauh (b) 4 m dari crest,
terinfiltrasi air dengan ketinggian (Zw) 3 m di atas bidang gelincir. Parameter
kohesi sebesar (C) 25 kPa dan memiliki sudut gesek dalam (Φ) 37 derajat,
bobot isi batuan sebesar (𝛾𝑟 ) 26 kN/m3, dan bobot isi air sebesar (𝛾𝑤 ) 9,81
kN.m3.
Dari parameter yang telah diketahui dapat dilakukan analisis faktor
keamanan lereng dan hasilnya sebagai berikut:
1. Faktor keamanan lereng dengan parameter yang diberikan yaitu F = 1,25
2. Faktor keamanan lereng apabila tension crack terisi air yaitu F = 1,07
3. Menghitung faktor keamanan lereng apabila kondisinya kering F = 1,54
4. Faktor keamanan lereng apabila kohesi direduksi menjadi nol (0) akibat
getaran didekat lokasi peledakan, asumsikan lereng masih dalam kondisi
kering yaitu F = 1,08
5
3.2. Pembahasan
W = 26 [(0,596)(89,569) − (5,602)]
W = 1242,31 kN/m
6
b. Apabila tension crack dalam keadaan jenuh air zw= 4,35m
1
U= . 𝛾𝑤 . Zw (H + b. tan ψ𝑠 − 𝑍)𝑐𝑜𝑠𝑒𝑐 ψ𝑝
2
1
U = 2 . 9,81 . 𝟒, 𝟑𝟓 (12 + 4 tan 00 − 4,35) 𝑐𝑜𝑠𝑒𝑐 350
1
U = 2 . 9,81 . 3 (12 + 4 . 0 −4,35) 1,74345
U = 284,57 kN/m
V = 92,81 kN/m
333,5 +(1017,63−196,30−25,32)0,75355
FS = 712,56 + 36,165
FS = 1,2465 = 1,25
3.2.6. Menghitung Faktor Keamanan Lereng Apabila Tension Crack Terisi
Air Zw = 4,35 m
cA+ (W cos ψ𝑝 −𝑈−𝑉 sin ψ𝑝 )𝑡𝑎𝑛ϕ
FS =
𝑊 sin ψ𝑝 +𝑉 cos ψ𝑝
333,5 +(1017,63−284,57−53,23)0,75355
FS = 712,56 + 76,02
FS = 1,07
7
3.2.7. Menghitung Faktor Keamanan Lereng Apabila Kondisinya Kering Zw
= 0, jadi V = 0 dan U = 0
cA+ W cos ψ𝑝 −𝑡𝑎𝑛 ϕ
FS = 𝑊 sin ψ𝑝
FS = 1,54
3.2.8. Menghitung Faktor Keamanan Lereng Apabila Kohesi Direduksi
Menjadi Nol (0) Akibat Getaran Didekat Lokasi Peledakan,
Asumsikan Lereng Masih Dalam Kondisi Kering C = 0, Jadi A = 0
cA+ W cos ψ𝑝 −𝑡𝑎𝑛 ϕ
FS = 𝑊 sin ψ𝑝
0 + 1017,63 .tan 37
FS =
712,56
0 +1017,63 . 0,75355
FS = = 1,076 = 1,08
712,56
8
BAB IV
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kemantapan lereng tergantung pada besarnya gaya penahan dan
gaya penggerak yang terdapat pada bidang gelincirnya. Gaya penahan
adalah gaya yang menahan terjadinya suatu longsoran sedangkan gaya
penggerak merupakan gaya yang menyebabkan terjadinya longsoran.
Pada praktikum ini diberikan contoh kasus suatu lereng memiliki
ketinggian (H) 12 m telah digali dengan sudut lereng sebesar (ψ𝑓 ) 60
derajat. Batuan yang dipotong merupakan batuan dengan bidang
perlapisan yang menerus (persistent bedding planes) dengan dip (ψ𝑝 ) 35
derajat terhadap penggalian, dengan dip pada diatas crest (ψ𝑠 ) 0 derajat.
Pada lereng ditemukan Tension Crack dengan kedalaman (Z) 4,35 m dan
terletak sejauh (b) 4 m dari crest, terinfiltrasi air dengan ketinggian (Zw) 3
m di atas bidang gelincir. Parameter kohesi sebesar (C) 25 kPa dan
memiliki sudut gesek dalam (Φ) 37 derajat, bobot isi batuan sebesar (𝛾𝑟 )
26 kN/m3, dan bobot isi air sebesar (𝛾𝑤 ) 9,81 kN.m3.
Dari data-data yang diberikan dapat dilakukan analisis faktor
keamanan lereng tersebut dengan menghitung terlebih dahulu luas bidang
(A), gaya angkat oleh air (U), gaya tekan air dalam rekahan (V), berat blok
yang tergelincir (W). Kemudian dari parameter tersebut dapat dihitung
faktor keamanan lereng dan hasilnya sebagai berikut:
1. Faktor keamanan lereng dengan parameter yang diberikan yaitu F= 1,25
2. Faktor Keamanan Lereng Apabila Tension Crack Terisi Air yaitu F = 1,07
3. Menghitung Faktor Keamanan Lereng Apabila Kondisinya Kering
F= 1,54
4. Faktor Keamanan Lereng Apabila Kohesi Direduksi Menjadi Nol (0)
Akibat Getaran Didekat Lokasi Peledakan, Asumsikan Lereng Masih
Dalam Kondisi Kering yaitu F = 1,08
3.2. Saran
Berikut saran yang penulis dapat sampaikan sebagai berikut:
9
DAFTAR PUSTAKA
Aini, Q., 2018. Analisis Kestabilan Lereng Studi Kasus Kelongsoran Ruas Jalan Sicincin-
Malalak KM 27,6 Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam.
Matupang, A. & Iskandar, R., n.d. Perbandingan Antara Metode Limit Equilibrium dan
Metode Finite Element Dalam Analisa Stabilitas Lereng.
10