Anda di halaman 1dari 7

HASIL PERTANYAAN-PERTANYAAN DAN JAWABN DARI KELOMPOK LAIN

DARI PRESENTASI KELOMPOK 5 YANG BERJUDUL “PENGELOLAAN


KURIKULUM , SDM , GURU , SISWA DAN MASYARAKAT

NAMA ANGGOTA :

1. Maulidia putri(190410071)
( penyusun makalah , pembuat powerpoint , presentasi , menjawab pertanyaan dari
Dera aulia kelompok 3 , Nurhasanah kelompok 7 , dan Ade tasya kelompok 4)
2. Hilda faiza(190410107)
(penyusun makalah , pembuat poweroint , presentasi , menjawab pertanyaan dari Putri
melati sukma kelompok 10 , sinta wati kelompok 8)
3. Adelia dwi putri(190410077)
( penyusun makalah , pembuat power point , presentasi , menjawab pertanyaan dari
siti rosmaijar dari kelompok 9 , Rieke fitri wulan pitaloka dari kelompok 2 , dan
syahriani kusmawardani dari kelompok 6 )
4. Indah wahyuni(190410069)
( penyusun makalah , pembuat powerpoint , presentasi , dan menjawab pertanyaan
dari M. Rafyyaldi dari kelompok 1)

Pertanyaannya :

1. M. Rafyyaldi (190410087) dari kelompok 1


Jelaskan mengapa KTSP diberlakukan dalam pengembangan kurikulum
disekolah/madrasah diindonesia ?
Jawaban : Tujuan dari panduan penyusunan KTSP adalah untuk meningkatkan mutu
pendidikan, meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat, dan
meningkatkan kompetensi yang sehat. Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
yakni: Berpusat pada potensi, perkembangan, serta kebutuhan peserta didik dan
lingkungannya. Beragam dan terpadu. Tanggap terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni yang berkembang secara dinamis. Relevan dengan
kebutuhan. Menyeluruh dan berkesinambungan . Belajar sepanjang hayat. Dan
Seimbang antara kepentingan global, nasional dan local. Komponen dari KTSP adalah
tujuan dari pendidikan tingkat satuan pendidikan, acuan operasionalnya dalam
penyusunan, struktur dan muatan kurikulum serta kalender pendidikan. Selain
komponen KTSP di atas kedudukan silabus sangat diperlukan dalam kurikulum
karenan silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang
pengembangan kurikulum, yang mencakup kegiatan pembelajaran, pengelolaan
kurikulum berbasis sekolah, kurikulum dan hasil belajar, serta penilaian berbasis
kelas. Semua komponen-komponen dalam kurikulum saling berkaitan membentuk
kedudukan. Dalam pelaksanaan penyusunan KTSP perlu adanya analisis konteks dan
mekanisme penyusunan sehingga perangkat kurikulum menjadi sistematis.
2. Rieke fitri wulan pitaloka (190410089) dari kelompok 2
Jelaskan mengapa dalam kurun waktu tertentu kurikulum sekoloh (terutama
kurikulum pendidikan dasar/MI) harus selalu ditinjau kembali untuk
dikembangkan/diperbaharui ?
Jawaban : Dalam kurun waktu tertentu kurikulum sekolah harus selalu ditinjau
kembali untuk dikembangkan/diperbaharui dikarenakan sebuah tuntutan zaman yang
selalu berkembang dan mengharuskan seseorang yang hidup pada zaman itu mampu
menyesuaikannya. Dan pendidikan merupakan sebuah kunci untuk menghadapi
tuntutan zaman

3. Dera aulia ( 190410078) dari kelompok 3


kesempatan belajar apa yang efektif yang bertujuan untuk membina peerta didik
kearah perubahan tingkah laku ?
Jawaban : Perencanaan kurikulum , karena perencanaan kurikulum adalah
perencanaan kesempatan-kesempatan belajar yang dimaksud untuk membina siswa ke
arah perubahan tingkah laku yang diinginkan dan menilai sampai mana perubahan-
perubahan telah terjadi pada diri siswa.

4. Ade tasya nurlita (190410020) dari kelompok 4


Jika kurikulum berubah/disempurnakan, apa yang harus dilakukan oleh guru?
Jawaban : Sebenarnya guru patut berbangga dan perfikir positif/optimistis, bukan
malah berpersepsi negatif, karena hal itu ada perubahan yang lebih baik. Namun bagi
mereka yang berfikir negatif atau pesimis, kurikulum KBK malah diartikan dengan
Kurikulum Bikin Kumet atau Kemeng. Sedangkan kurikulum KTSP dimaknai dengan
Kurikulum Tidak Siap Pakai. Itu lah kenyataannya, semua perubahan pasti ada
dampak positif dan negatifnya. Jika itu tidak ada, atau berjalan sendiri-sendiri maka,
suatu proses tidak mungkin berjalan. Sebagai contoh, menyalanya lampu listrik,
setrika, kulkas, komputer, televisi, dan lain sebagainya karena saling berjalan
bersamanya antara arus positif dan arus negatif.
Ada tiga kategori guru terhadap Perubahan kurikulum, yaitu:
1) Guru Responsive. Golongan niini, guru responsif terhadap pengembangan
kurikulum. Sikap guru responsive selalu melakukan uji coba atau semacam
eksperimen dalam pembelajarannya. Kelemahan sikap ini yaitu jika Guru ini
sering melakukan inovasi dan melaksanakan eksperimen dapat menimbulkan
kebingungan.
2) Guru Tradisional. Para guru yang lebih patuh pada kurikulum yang ada atau
sedang dilaksanakan tanpa berusaha melakukan usaha perubahan dan
perbaikan. Apa yang baik menurut pandangan guru adalah baik bagi semua
siswa. Sikap tradisional ini memiliki kelemahan, karena kenyataannya
perubahan terus berlangsung. Jika tidak mengikuti perubahan, maka akibatnya
sekolah atau madrasah ketinggalan dalam mempersiapkan siswa dan tidak
cocok dengan tuntutan masyarakat.
3) Guru Self-Confidence. para guru yang menentukan isi kurikulum bergantung
selera, atau minat dan kemampuan guru sendiri. Apa yang menjadi minat guru
dapat saja dimasukkan dalam kurikulum, sehingga pada akhirnya kurikulum
terus menerus ditambah, dilengkapi, pada gilirannya timbul
ketidakseimbangan dalam kurikulum. kelemahan Sikap ini terlalu menekan
pada minat dan kemampuan guru secara individual, akan menyebabkan
kurikulum itu menjadi terlalu berat bagi para siswa, sehingga akan disangsikan
keberhasilannya
5. syahriani kusmawardani (190410075) dari kelompok 6
Coba Jelaskan apa saja masalah yang terjadi pada kurikulum pendidikan di indonesia
dan bagaimana cara untuk mengatasi masalah tersebut ?
Jawaban : Kurikulum Indonesia Terlalu Kompleks.
Siswa akan terbebani dengan segudang materi yang harus dikuasainya. Siswa harus
berusaha keras untuk memahami dan mengejar materi yang sudah ditargetkan. Hal ini
akan mengakibatkan siswa tidak akan memahami seluruh materi yang diajarkan.
Siswa akan lebih memilih untuk mempelajari materi dan hanya memahami sepintas
tentang materi tersebut. Dampaknya, pengetahuan siswa akan sangat terbatas dan
siswa kurang mengeluarkan potensinya, daya saing siswa akan berkurang. Selain
berdampak pada siswa, guru juga akan mendapat dampaknya. Tugas guru akan
semakin menumpuk dan kurang maksimal dalam memberikan pengajaran. Guru akan
terbebani dengan pencapaian target materi yang terlalu banyak, sekalipun masih
banyak siswa yang mengalami kesulitan, guru harus tetap melanjutkan materi. Hal ini
tidak sesuai dengan peran guru.
1) Sering Berganti Nama.
Kurikulum di Indonesia sering sekali mengalami perubahan. Namun,
perubahan tersebut hanyalah sebatas perubahan nama semata. Tanpa
mengubah konsep kurikulum, tentulah tidak akan ada dampak positif dari
perubahan kurikulum Indonesia.

2) Kesulitan Guru dalam memahami Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar
(KD).
Kesulitan yang paling banyak dikeluhkan oleh para guru adalah mengenai
pemahaman tentang Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).

3) Guru Merasa Kurang Dilatih untuk Melaksanakan Kurikulum 2013 dalam


Kegiatan Pembelajarannya.
Para guru Sekolah Menengah Atas (SMA) merasa kebingungan karena semula
hanya tiga mata pelajaran saja yang menggunakan kurikulum 2013 yaitu
matematika, bahasa Indonesia, dan sejarah namun tiba-tiba kurikulum 2013
diterapkan untuk semua mata pelajaran padahal guru-guru lain selain
matematika, bahasa Indonesia, dan Sejarah belum dilatih bagaimana
menerapkan kurikulum 2013 pada mata pelajaran yang diampunya.

4) Belum Adanya Silabus Final Mengakibatkan Kesulitan dalam Pembuatan


RPP.
Selain itu, dokumen silabus final belum diterima oleh para guru, padahal
dalam pembuatan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dasarnya adalah
silabus

5) Keluhan Tentang Keterurutan Materi Pelajaran


Keluhan umum para guru di DIY ialah mengharapkan ada perbaikan dalam
susunan urutan pengajaran materi yang ada di buku ajar. “Banyak yang
menilai susunan urutan pengajaran materi tiap minggunya yang tercantum di
buku ajar perlu diperbaiki”. Keluhan ini paling banyak muncul dari para guru
SMA dan SMK.

SOLUSI :
Pada kenyataannya, karena adanya perbedaan kemampuan dan pengetahuan guru,
belum semua guru mampu mengembangkan kegiatan pembelajaran yang dapat
memfasilitasi siswa untuk mengamati fenomena yang terjadi yang berhubungan
dengan materi pelajarannya. Hal inilah salah satunya yang menjadi hambatan dalam
pelaksanaan kurikulum 2013. Oleh karena itu, sangat perlu bagi masing-masing
sekolah mengadakan kegiatan :
1) Mengubah paradigma dari pengajaran yang berbasis sistetik-materialistik
menjadi religius. Solusi ini menunjukan akan berkurangnya kemerosotan
moral. Dimana tidak akan ada lagi siswa cerdas yang tidak bermoral.
2) Mengubah konsep awal paradigma kurikulum menjadi alur yang benar untuk
mencapai suatu tujuan yang sebenarnya.
3) Melakukan pemerataan pendidikan melalui pemerataan sarana dan prasarana
ke sekolah terpencil, sehingga tidak akan ada lagi siswa di daerah terpencil
yang terbelakang pendidikan.
4) Menjalankan kurikulum dengan sebaik mungkin.
5) Membersihkan organ-organ kurikulum darin oknum-oknum tak bertanggung
jawab.
6) Lesson study ataupun workshop yang membahasa cara mengajarkan kegiatan
pembelajaran yang dimaksudkan dalam kurikulum 2013.
7) Lesson study merupakan satu upaya meningkatkan proses dan hasil
pembelajaran yang dilaksanakan secara kolaboratif dan berkelanjutan oleh
sekelompok guru. dengan berkolaborasi guru mampu mengembangkan
bagaimana siswa belajar dan bagaimana membelajarkan siswa. Selain itu
melalui lesson study guru dapat memperoleh pengetahuan dari guru lainnya
atau narasumber. Hal ini diperoleh melalui adanya umpan balik dari anggota
lesson study.
8) Pertemuan antar sekolah yang sudah menerapkan kurikulum 2013.
9) Dengan adanya forum ini akan terjalin tukar menukar pengalaman tentang
pelaksanaan kurikulum 2013 di masing-masing sekolah.

6. Nurhasanah dari kelompok 7


bagaimana cara kita menilai yang berkemutuan dan kompetitif dari suatu kurikulum?
Jawaban : Penilaian merupakan kegiatan untuk belajar, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang diambil dalam
pengambilan keputusan. Penilaian dapat dilakukan selama proses pembelajaran. Dan
setelah pembelajaran selesai.
Menilai kurikulum dengan cara yang berkemajuan dan kompetetif pada kurikulum
yaitu :
1) Sahih maksudnya pesanan berdasarkan data yang mencerminkan kemampuan
yang ingin diukur
2) Objektif , hasil yang didasarkan pada kriteria yang jelas dan tidak boleh boleh
oleh subjektivitas penilai (guru)
3) Adil , biaya produksi yang tidak menguntungkan atau merugikan siswa hanya
karena mereka (bisa jadi) berkebutuhan khusus serta memiliki perbedaan latar
belakang agama, status sosial ekonomi, dan gender
4) terpadu , keputusan dikatakan mengurus prinsip ini, guru yang merupakan
salah satu komponen tidak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran
5) Transparan , di mana Kriteria PENILAIAN, Dan Dasar Pengambilan
Keputusan Yang digunakan DAPAT diketahui Oleh SEMUA parties Yang
berkepentingan
6) Menyeluruh dan berkesinambungan , mencakup segala aspek kompetensi
dengan menggunakan berbagai teknik yang sesuai. Dengan demikian akan
dapat menunjukkan perkembangan kemampuan siswa
7) Sistematis , Penilaian yang dilakukan oleh guru harus terencana dan dilakukan
secara bertahap dengan mengikuti langkah-langkah yang baku
8) Akuntabel , hasil yang proses dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan, baik
dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya
9) Edukatif , dilakukan untuk kepentingan dan kemajuan pendidikan siswa.

7. Sinta wati dari kelompok 8


Jelaskan manfaat dari pengelolaan hubungan sekolah guru siswa dan masyarakat bagi
peningkatan mutu pendidikan disekolah ?
Jawaban : Sekolah dan masyarakat merupakan dua jenis lingkungan yang berbeda,
namun keduanya tidak dapat dipisahkan bahkan saling membutuhkan khususnya
dalam upaya mendidik generasi muda. Berbagai persoalan yang dihadapi sekolah juga
merupakan bagian dari persoalan masyarakat. Hal ini membutuhkan team work
bidang kehumasan.
Melalui manajemen berbasis sekolah, administrasi hubungan dengan masyarakat
memegang peran penting. Komunikasi yang berkualitas antara sekolah dengan
masyarakat menjadi kunci penentu keberhasilan manajemen Humas ini. Jika
hubungan sekolah dengan masyarakat berjalan harmonis, dan dinamis maka proses
pendidikan dan pengajaran di sekolah diharapkan mampu mencapai visi dan misi
yang dicanangkan. Dengan demikian output sekolah akan semakin berkualitas dan
mampu menjawab kebutuhan dan tuntutan masyarakat.
Untuk mendukung hal tersebut beberapa saran dapat diajukan seperti: kemampuan
manajerial hubungan dengan masyarakat harus ditingkatkan, diperlukan publikasi dan
promosi dalam rangka menarik simpati dan mempublikasikan kelebihan sekolah,
meningkatkan peran public relation untuk mengeratkan hubungan sekolah dengan
masyarakat serta meningkatkan akuntabilitas berupa laporan pertanggungjawaban
berbagai kegiatan kepada masyarakat.

8. Siti rosmaijar (190410054) dari kelompok 9


apakah didalam perkembangan kurikulum memiliki prinsip atau unsur - unsur tertentu
yang harus dikembangkan, jika ada jelaskan prinsip apa saja itu?
Jawaban :
1) Prinsip relevansi
Relevansi memiliki makna sesuai atau serasi. Jika mengacu pada prinsip
relevansi, setidaknya kurikulum harus memperhatikan aspek internal dan
eksternal. Secara internal, kurikulum memiliki relevansi antara komponen
kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi, dan evaluasi). Sedangkan secara
eksternal komponen itu memiliki relevansi dengan tuntutan sains danteknologi
(relevansi epistemologis), tuntutan dan potensi siswa (relevansi psikologis),
serta tuntutan dan kebutuhan pengembangan masyarakat (relevansi
sosiologis).
2) Prinsip fleksibilitas
Pengembangan kurikulum berupaya agar hasilnya fleksibel, fleksibel, dan
fleksibel dalam implementasinya, memungkinkan penyesuaian berdasarkan
situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta
kemampuan dan latar belakang siswa, peran kurikulum disini sangat penting
terhadap perkembangan siswa untuk itu prinsip fleksibel ini harus benar benar
diperhatikan sebagai penunjang untuk peningkatan mutu pendidikan. Dalam
prinsip fleksibilitas ini dimaksudkan bahwa, kurikulum harus memiliki
fleksibilitas. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang berisi hal- hal yang
solid, tetapi dalam implementasinya dimungkinkan untuk menyesuaikan
penyesuaian berdasarkan kondisi regional. Waktu dan kemampuan serta latar
belakang anak. Kurikulum ini mempersiapkan anak- anak untuk saat ini dan
masa depan. Kurikulum tetap fleksibel di mana saja, bahkan untuk anak-anak
yang memiliki latar belakang dan kemampuan yang berbeda, pengembangan
kurikulum masih bisa dilakukan.
3) Prinsip kontinuitas
Yakni adanya kesinambungan dalam kurikulum, baik secara vertikal, maupun
secara horizontal. Pengalaman belajar yang disediakan kurikulum harus
memperhatikan kesinambungan, baik yang di dalam tingkat kelas,
antarjenjang pendidikan, maupun antara jenjang pendidikan dan jenis
pekerjaan. Makna kontinuitas disini adalah berhubungan, yaitu adanya nilai
keterkaitan antara kurikulum dari berbagai tingkat pendidikan. Sehingga tidak
terjadi pengulangan atau disharmonisasi bahan pembelajaran yang berakibat
jenuh atau membosankan baik yang mengajarkan (guru) maupun yang belajar
(peserta didik). Selain berhubungan dengan tingkat pendidikan, kurikulum
juga diharuskan berhubungan dengan berbagai studi, agar antara satu studi
dapat melengkapi studi lainnya.23 Sedangkan fleksibilitas adalah kurikulum
yang dikembangkan tidak kaku dan memberikan kebebasan kepada guru
maupun peserta didik dalam memilih program atau bahan pembelajaran,
sehingga tidak ada unsur paksaan dalam menempuh program pembelajaran.
4) Prinsip efisiensi
Peran kurikulum dalam ranah pendidikan adalah sangat penting dan bahkan
vital dalam proses pembelajaran, ia mencakup segala hal dalam perencanaan
pembelajaran agar lebih optimal dan efektif. Dewasa ini, dunia revolusi
industri menawarkan berbagai macam perkembangan kurikulum yang
dilahirkan oleh para ahli dari dunia barat. Salah satu pengembangan kurikulum
yang dipakai oleh pemerintah Indonesia untuk mecapai sebuah cita-cita
bangsa yaitu mengoptimalkan kecerdasan anak-anak generasi penerus bangsa
untuk memilki akhlak mulia dan berbudi pekerti yang luhur.
5) Prinsip efektivitas
Mengembangkan kurikulum pendidikan perlu mempertimbangkan prinsip
efektivitas, yang dimaksud dengan efektivitas di sini adalah sejauh mana
rencana program pembelajaran dicapai atau diimplementasikan. Dalam prinsip
ini ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu: efektivitas mengajar guru dan
efektivitas belajar siswa.26 Dalam aspek mengajar guru, jika masih kurang
efektif dalam mengajar bahan ajar atau program, maka itu menjadi bahan
dalam mengembangkan kurikulum di masa depan, yaitu dengan mengadakan
pelatihan, workshop dan lain-lain. Sedangkan pada aspek efektivitas belajar
siswa, perlu dikembangkan kurikulum yang terkait dengan metodologi
pembelajaran sehingga apa yang sudah direncanakan dapat tercapai dengan
metode yang relevan dengan materi atau materi pembelajaran.
9. Putri melati sukma (190410055) dari kelompok 10
Jelaskan bagaimana perkembangan kurikulum di Indonesia ?
Jawaban : Sejarah kurikulum pendidikan di Indonesia kerap berubah setiap ada
pergantian Menteri Pendidikan, sehingga mutu pendidikan Indonesia hingga kini
belum memenuhi standar mutu yang jelas dan mantap. Dalam perjalanan sejarah sejak
tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada
tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, dan 2006. Perubahan tersebut
merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya,
ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan bernegara. Sebab, kurikulum
sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai
dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Semua kurikulum nasional
dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945,
perbedaanya pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam
merealisasikannya.

Anda mungkin juga menyukai