Anda di halaman 1dari 6

TUGAS TUTORIAL 2

PDGK 4204/PENDIDIKAN BAHASA


INDONESIA DI SD

NAMA : LIA EKA SEPTIARINI


NIM : 858911353
KELASS : 7.B
PRODI : S-1 PGSD
UPBJJ : JEMBER
POKJAR : LUMAJANG

UNIVERSITAS TERBUKA
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TERBUKA
Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJ-UT) Jember
Jl. Kaliurang No. 2-A, Jember 68121
Telepon:0333-326444, Laman: www.jember.ut.ac.id
1. Padukan aspek keterampilan berbahasa dengan aspek sastra di kelas tinggi (kelas 6 SD)!
2. Penyusunan buku teks didasarkan pada pinsip berikut: (a) prinsip seleksi, (b) seleksi
gradasi , dan (c) prinsip repetisi, dan (d) prinsip repetisi W. F. Mackey (dalam Hanafi,
1981). Uraikan dengan singkat dan jelas empat prinsip penyusunan buku teks tersebut
dengan kalimatnya Anda sendiri!
3. Untuk keterampilan menulis di kelas 1 (kelas rendah), kurikulum 2004 menerapkan
standar kompetensi sebagai berikut. Siswa mampu menulis beberapa kalimat yang dibuat
sendiri dengan huruf lepas dan huruf sambung, menulis kalimat yang didiktekan guru,
dan menulis rapi menggunakan huruf sambung. Standar kompetensi ini diturunkan ke
dalam tujuh buah kompetensi dasar. Uraikan dengan jelas tujuh buah kompetensi dasar
yang dimaksud dengan standar masing-masing hasil belajar dan indikatornya!
4. Dalam pembelajaran membaca pemahaman untuk matapelajaran Bahasa Indonesia, Anda
boleh menggunakan tiga teknik, yaitu: (a) teknik membaca sekilas (skimming), teknik
membaca memindai scanning), dan (3) teknik SQ3R. Coba Anda uraikan dengan singkat
dan jelas strategi membaca cepat yang efektif dengan menggunakan teknik SQ3R!
5. Uraikan enam macam pengajaran membaca yang dikemukakan oleh I Gusti Ngurah Oka!
JAWAB
1. Dalam mengintegrasikan aspek keterampilan berbahasa dengan aspek sastra di kelas tinggi
(kelas 6 SD), terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan, antara lain:
- Membaca dan menganalisis karya sastra: Guru dapat memilih karya sastra yang
sesuai dengan tingkat kelas 6 SD dan meminta siswa untuk membaca
dan menganalisis karya sastra tersebut. Hal ini dapat membantu siswa
dalam meningkatkan kemampuan membaca dan memahami teks sastra.
- Menulis karya sastra: Guru dapat meminta siswa untuk menulis karya sastra,
seperti puisi atau cerpen, dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Hal
ini dapat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan menulis dan
mengapresiasi karya sastra.
- Mendengarkan dan memahami cerita rakyat: Guru dapat memilih cerita rakyat yang
sesuai dengan tingkat kelas 6 SD dan meminta siswa untuk mendengarkan
dan memahami cerita rakyat tersebut. Hal ini dapat membantu siswa
dalam meningkatkan kemampuan mendengarkan dan memahami cerita rakyat.
Dengan mengintegrasikan aspek keterampilan berbahasa dengan aspek sastra di kelas
tinggi (kelas 6 SD), siswa dapat meningkatkan kemampuan berbahasa dan memahami
karya sastra dengan lebih baik. Selain itu, pengintegrasian juga dapat
membuat pembelajaran lebih menarik dan bermakna bagi siswa. Dengan
mengintegrasikan aspek keterampilan berbahasa dengan aspek sastra, siswa dapat
memahami dan mengapresiasi sastra sambil mengembangkan keterampilan berbahasa
yang kuat. Integrasi ini juga membantu menjadikan pembelajaran lebih bermakna dan
menyenangkan bagi siswa.
2. Penyusunan buku teks didasarkan pada empat prinsip penting, yaitu:
a. Prinsip Seleksi : Prinsip ini mengacu pada pemilihan materi pembelajaran yang
relevan, penting, dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dalam penyusunan
buku teks, materi yang dipilih harus berkualitas dan relevan agar siswa dapat
memperoleh pemahaman yang mendalam tentang topik tersebut.
b. Prinsip Seleksi Gradasi : Prinsip ini berarti materi dalam buku teks harus
disusun dengan tingkat kesulitan yang bergradasi. Artinya, materi harus
disajikan secara bertahap, mulai dari yang sederhana hingga yang lebih
kompleks. Ini membantu siswa membangun pemahaman secara progresif dan
menghindari rasa kebingungan.
c. Prinsip Repetisi : Prinsip ini menekankan pentingnya pengulangan materi
dalam buku teks. Konsep atau informasi yang penting harus disajikan beberapa
kali dalam berbagai konteks untuk memastikan pemahaman yang kuat dan
retensi yang baik oleh siswa.
d. Prinsip Repetisi W. F. Mackey : Prinsip ini, yang dikembangkan oleh W. F.
Mackey, menunjukkan bahwa pengulangan dalam buku teks harus dilakukan
secara bijaksana. Artinya, pengulangan harus digunakan dengan tujuan yang
jelas untuk memperkuat pemahaman, bukan sekadar mengulang tanpa alas an
yang jelas. Pengulangan yang efektif dapat meningkatkan retensi dan
penguasaan materi oleh siswa.
Dengan mengikuti prinsip-prinsip ini dalam penyusunan buku teks, pembelajaran dapat
menjadi lebih efektif dan memudahkan siswa dalam memahami dan menguasai materi
pelajaran.

3. Standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk keterampilan menulis di kelas 1 (kelas
rendah) dalam Kurikulum 2004 terdiri dari tujuh buah kompetensi dasar. Berikut
adalah penjelasan dari masing-masing kompetensi dasar beserta indikatornya:
 Menulis beberapa kalimat yang dibuat sendiri dengan huruf lepas dan huruf
sambung.
Menulis beberapa kalimat dengan menggunakan huruf lepas dan huruf sambung.
Menulis kalimat dengan menggunakan kosakata yang sederhana dan sesuai dengan
konteks.
 Menulis kalimat yang didiktekan guru.
Menulis kalimat yang didiktekan guru dengan menggunakan huruf lepas dan
huruf sambung.
Menulis kalimat dengan menggunakan kosakata yang sederhana dan sesuai
dengan konteks.
 Menulis kalimat dengan menggunakan tanda baca titik.
Menulis kalimat dengan menggunakan tanda baca titik.
Menulis kalimat dengan menggunakan huruf lepas dan huruf sambung yang
benar dan rapi.
 Menulis kalimat dengan menggunakan tanda baca Tanya.
Menulis kalimat dengan menggunakan tanda baca tanya.
Menulis kalimat dengan menggunakan huruf lepas dan huruf sambung yang
benar dan rapi.
Dalam pembelajaran menulis di kelas 1 (kelas rendah), guru dapat menggunakan
indikator- indikator di atas sebagai acuan dalam menilai kemampuan menulis siswa.
Indikator- indikator tersebut mencakup kemampuan menulis kalimat dengan
menggunakan huruf lepas dan huruf sambung, tanda baca titik, koma, tanya, dan seru.
Selain itu, siswa juga diharapkan mampu menulis dengan rapi dan menggunakan
kosakata yang sederhana dan sesuai dengan konteks.
4. Teknik SQ3R adalah metode efektif untuk membantu siswa meningkatkan pemahaman
bacaan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. SQ3R adalah singkatan dari "Survey,
Question, Read, Recite, Review," dan berikut adalah uraian singkat dan jelas tentang
strategi membaca cepat yang efektif dengan menggunakan teknik SQ3R:
 Survey (Meneliti) : Tahap pertama adalah dengan meneliti atau melihat secara
cepat seluruh bacaan. Ini termasuk membaca judul, subjudul, daftar, gambar,
dan informasi penting lainnya yang ada di teks. Tujuannya adalah untuk
mendapatkan gambaran umum tentang bacaan dan memahami strukturnya.
 Question (Bertanya) : Setelah meneliti bacaan, langkah berikutnya adalah
mengajukan pertanyaan tentang apa yang ingin Anda pelajari dari bacaan
tersebut. Ini membantu Anda fokus pada tujuan membaca dan mencari jawaban
saat Anda membaca.
 Read (Membaca) : Selanjutnya, mulailah membaca teks dengan seksama.
Bacalah paragraf per paragraf, mencari jawaban atas pertanyaan yang telah
Anda buat pada langkah kedua. Berfokus pada bagian-bagian yang relevan dan
relevan dengan tujuan membaca Anda.
 Recite (Mengingat) : Setelah selesai membaca sebagian dari teks, cobalah
untuk merangkum apa yang telah Anda baca. Anda dapat melakukannya
dengan mengucapkan atau menulis ulang pokok-pokok informasi, konsep, atau
jawaban atas pertanyaan Anda. Ini membantu memperkuat pemahaman Anda.
 Review (Meninjau) : Terakhir, setelah Anda selesai membaca seluruh teks,
lakukan peninjauan keseluruhan. Periksa apakah Anda telah menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang Anda buat pada langkah kedua. Juga, periksa
pemahaman Anda terhadap isi bacaan secara keseluruhan.
Teknik SQ3R membantu siswa membaca dengan tujuan yang jelas, mempertahankan
informasi yang mereka baca, dan meningkatkan pemahaman. Dengan melakukan survey,
bertanya, membaca, mengingat, dan meninjau, siswa dapat membaca bahan pembelajaran
dengan lebih efektif dan efisien.

5. I Gusti Ngurah Oka mengemukakan enam macam pengajaran membaca yang dapat
diterapkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SD. Yaitu.
1. Pengajaran membaca permulaan.
2. Pengajaran membaca nyaring.
3. Pengajaran membaca dalam hati.
4. Pengajaran membaca pemahaman.
5. Pengajaran membaca Bahasa.
6. Pengajaran membaca teknik.

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SD, pengajaran membaca dapat dilakukan


dengan menggunakan enam macam pengajaran membaca yang dikemukakan oleh I Gusti
Ngurah Oka. Setiap pengajaran membaca memiliki tujuan dan fokus yang berbeda-beda,
namun secara keseluruhan bertujuan untuk membantu siswa dalam meningkatkan
kemampuan membaca dan memahami isi tuturan tertulis yang
dibacakan.

Anda mungkin juga menyukai