Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH

“PEMBELAJARAN BAHASABINDONESIA DI SD/MI”

Diajukan Untuk Tugas Mata Kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia di SD

PDGK4204

Di susun oleh:

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)

UPBJJ – UT BANDAR LAMPUNG

TAHUN 2023
lOMoARcPSD|18780239

MODUL 7
Kegiatan Belajar 2

Model Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pembelajaran mendengarkan dan berbicara merupakan pembelajaran pertama yang dapat dilakukan
guru di kelas rendah maupun kelas tinggi. Karena guru perlu melakukan analisis kebutuhan awal
terhadap siswa-siswanya. Guru harus tahu latar belakang kemampuan berbahasa masing-masing siswa.
Dalam pembelajaran membaca di kelas rendah guru dituntut memberikan pelajaran secara verbal
sehingga anak dapat mengerti yang dipelajari, oleh karen itu guru harus dapat :

1. Memahami metode pembelajaran membaca kelas rendah


2. Memahami teori belajar bahasa kedua
3. Memilih media yang tepat
4. Memahami organisasi kelas bahasa yang komunikatif dan integratif

Sedangkan untuk kelas tinggi, anak diajak dapat memahani apa yang dibaca, oleh karena itu, guru
harus dapat :

1. Menguasai materi membaca


2. Menguasai berbagai metode dan teknik pembelajaran membaca
3. Menciptakan bahan membaca yang terkini dan sesuai dengan usia anak pada masingmasing
kelas
4. Memahami keinginan anak
5. Menjadikan anak gemar membaca

Untuk pembelajaran membaca pemahaman guru dapat menggunakan, (1) Teknik membaca
sekilas (skimming), (2) Teknik membaca memindai (scanning), dan (3) Teknik SQ3R. Yang perlu
dikuasai sebagai guru bahasa yang profesional adalah teknik apa yang harus digunakan. Pada
pembelajaran kelas awal atau membaca permulaan guru dapat menggunakan :

1. Teknik atau metode SAS


2. Metode global
3. Metode permainan
Sedangkan untuk kelas tinggi dalam membaca pemahaman guru dapat menggunakan teknik :
1. Membaca nyaring
2. Membaca ekstensif
3. Membaca intensif dengan teknik scamble
4. Membaca cepat
5. Membaca skimming
6. Membaca scanning
7. Membaca Teknik SQ3R
Untuk mengetahui seberapa jauh siswa dapat memahami apa yang telah dibaca, dapat
menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Siswa diberi pertanyaan tentang isi bacaan


2. Siswa membaca dalam batas waktu yang telah ditentukan
3. Tanya jawab tentang isi bacaan dan pertanyaan diusahakan berurutan sesuai isi bacaan
4. Jika siswa belum dapat menjawab pertanyaan, siswa disuruh mengulang membaca
5. Tanya jawab lagi dan jika sudah menjawab pertanyaan, siswa disuruh menyimpulkan isi bacaan
secara tertulis
6. Menceritakan kembali isi bacaan
7. Siswa disuruh mengidentifikasi kompetensi dasar kebahasaan yang ada dalam bacaan
8. Tanya jawab tentang hal-hal yang belum dimengerti siswa
Pembelajaran menulis merupakan pembelajaran yang sering dinilai banyak orang belum
berhasil. Agar memiliki keterampilan menulis seseorang dituntut :
1. Memiliki kemampuan mendengarkan (daya simak) yang tinggi
2. Gemar membaca
3. Kemampuan mengungkapkan apa yang disimak dan dibaca
4. Menguasai kaidah penulisan

Pembelajaran menulis pada kelas rendah (menulis permulaan) yang perlu ditanamkan pada
siswa adalah

1. Penguasaan tulisan (huruf)


2. Penulisan kata
3. Penulisan kalimat sederhana
4. Kaidah penulisan

Sedangkan pada kelas tinggi pembelajaran menulis menuntut anak untuk :

1. Menguasai teknik menulis


2. Menuangkan ide ke dalam tulisan
3. Mengembangkan ide yang dimilikinya
4. Mampu melilih kata, kalimat, gaya dalam menulis
Pelaksanaan pembelajarn menulis untuk kelas tinggi dapat dilakukan dengan teknik 1) diagram
pohon, 2) diagram lingkaran, 3) diagram piramida terbalik dan 4) tabel.

A. Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Dengan Fokus Keterampilan Berbahasa


1. Model Pembelajaran BI dengan Fokus Mendengarkan (Menyimak)
Dalam menyusun perencanaan untuk kelas rendah yang perlu diperhatikan adalah
kompetensi dasar, hasil belajar yang diharapkan, materi, kompetensi dasar kebahasaan, tema
dan keterpaduan dalam pembelajaran, baik terpadu lintas kurikulum bidang dan terpadu dalam
satu bidang studi.
lOMoARcPSD|18780239

2. Model Pembelajaran BI dengan Fokes Berbicara


Menurut Coles (1995) berbahasa lisan merupakan inti dari setiap kurikulum pengajaran.
Sebagian besar kegiatan belajar dan mengajar dilakukan melalui media komunikasi lisan.
Setiap pembelajaran hendaknya tidak menyebabkan siswa menjadi pendiam karena berbahasa
lisan merupakan katalisator untuk perubahan kognitif dan afektif, serta merupakan bagian
yang terpenting dalam perkembangan berpikir kritis.
3. Model Pembelajaran BI dengan Fokus Membaca
Membaca merupakan suatu proses untuk memahami makna suatu tulisan. Kemampuan
membaca merupakan kemampuan yang kompleks yang menuntut kerja sama antara sejumlah
kemampuan. Untuk dapat membaca suatu bacaan, seseorang harus dapat menggunakan
pengetahuan yang sudah dimilikinya.
4. Model Pembelajaran BI dengan Fokus Menulis
Menurut Pangestu (1996: 81) pembelajaran menulis diharapkan mampu mengarahkan
siswa ke usaha pengembangan sumber dayanya dan menjadikan pembelajaran menulis lebih
bermakna dan berharga bagi siswa.
Tujuan akhir pembelajaran menulis adalah agar siswa mampu mengekspresikan dan
menggeneralisasikan pengetahuan, pengalaman, serta kemampuan dalam tulisan.

B. Modul Pembelajaran Bahasa Dengan Indonesia Fokus Sastra

Pembelajaran bahasa Indonesia dapat pula difokuskan pada sastra. Dalam kurikulum 2004
pembelajaran sastra tidak berdiri sendiri, tetapi diintegrasikan atau dipadukan dengan kompetensi dasar
yang lain, yaitu keterampilan berbahasa dan kebahasaan, misalnya, pada kurikulum 2014 yang
berhubungan dengan pembelajaran sastra di SD kelas rendah adalah (1) mendengarkan dongeng, (2)
mendeklamasikan puisi atau syair lagu dan memerankan tokoh dongeng dalam pembelajaran berbicara,
(3) membaca penggalan cerita dan lain-lain, sedangkan untuk SD kelas tinggi, misalnya (1)
mendengarkan pembacaan teks drama, (2) memerankan drama pendek tanpa teks, (3) membaca cerita
rakyat, (4) mengubah puisi ke dalam bentuk prosa, dan lain-lain.
Berdasarkan contoh-contoh tersebut dapat ditafsirkan bahwa pembelajaran sastra di SD/MI
lebih pada menikmati karya sastra. Teori-teori sastra diajarkan dengan persentase yang sangat kecil,
tentu saja semakin tinggi jenjang pendidikan siswa, teori-teori sastra itu perlu diajarkan sebagai bekal
pengetahuan siswa tentang sastra.

Anda mungkin juga menyukai