KETERAMPILAN BERBAHASA Bahasa Indonesia sebagai bahan pengajaran secara garis besar terdiri atas tiga komponen, yaitu: (1) kebahasaan (2) kemampuan berbahasa (3) kesastraan. Kompetensi behasaan terdiri atas dua aspek, yaitu (a) struktur kewacanaan, dan (b) kosakata. Kemampuan berbahasa terdiri atas empat aspek, yaitu (a) kemampuan mendengarkan/ menyimak, (b) kekmampuan membaca, (c) kekmampuan berbicara, dan (d) kemampuan menulis. Dalam praktik komunikasi yang nyata keempat keterampilan tersebut tidak berdiri sendiri melainkan perpaduan dari keempatnya. Yang dimaksud dengan pembelajaran bahasa indonesia dengan fokus keterampilan berbahasa adalah pembelajaran bahasa Indonesia yang ditekankan pada pengembangan salah satu kompetensi dasar dan keempat keterampilan berbahasa yanga ada.dengan demikian, dalam langkah- langkah pembelajaran semua kegiatan belajar mengajar bertumpu dan berfokus pada salah satu keterampilan berbahasa yang telah ditetapkan.
B. PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS SASTRA
Dalam kurikulum 2004 pembelajaran sastra tidak berdiri sendir, tetapi diintegrasikan atau dipadukan dengan kompetensi dasar yang lain, yaitu keterampilan berbahasa dan kebahasaan. Pada saat ini pembelajaran sastra ditekankan pada apresiasi sastra. Oleh karena itu, teori- teori sastra diajarkan dengan persentase yang sangat kecil, dan tentu saja semakin tinggi jenjang pendidikan siswa, teori- teori sastra itu perlu dijarkan sebagai bekal pengetahuan untuk mengapresiasi karya sastra.
C. TUJUAN DAN MANFAAT PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN
BERBAGAI FOKUS Adapun tujuan dan manfaat pembelajaran bahasa indonesia dengan berbagai fokus tersebut adalah agar siswa dapat mengembangkan kompetensi mana yang ditekankan, misalnya yang ditekankan adalah kompetensi dasar mendengarkan maka porsi untuk pembelajaran mendengarkan maka porsi untuk pembelajaran mendengarkan lebih banyak daripada keterampilan yang lain jika pembelajarannya ditekankan atau difokuskan pada sastra maka tujuannya adalah meningkatkan kemampuan siswa dalam mengapresiasi sastra.
KB2.MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Setiap pembelajaran keterampilan memiliki ciri-ciri tersendiri yang harus dikuasai guru. Sebagai guru yang profesional, dituntut untuk mengetahui masing-masing ciri (karakter) setiap pembelajaran keterampilan berbahasa (kompetensi dasar berbahasa), kompetensi dasar kebahasaan dan juga sastra. Hal yang tak kalah penting bagi guru bahasa adalah : (1) memahami betul karakteristik pembelajaran untuk masing-masing kompetensi; (2) memahami tuntutan kurikulum dan masyarakat; (3) menafsirkan secara kritis dan kreatif isi kurikulum; (4) memahami masing-masing kompetensi dalam pembelajaran BI di SD. Pembelajaran mendengarkan dan berbicara merupakan pembelajaran pertama yang dapat dilakukan guru pada pertemuan pertama baik kelas rendah maupun kelas tinggi. Pembelajaran mendengarkan pada kelas rendah dimaksudkan untuk mengetahui daya simak siswa, daya apresiasi siswa terhadap bunyi dan juga digunakan sebagai dasar mengungkapkan pengetahuan, kemampuan dan keberanian siswa dalam berbicara. Kedua keterampilan berbahasa, yakni mendengarkan dan berbicara merupakan kegiatan yang resiprokal, artinya, kegiatan tersebut saling mengisi. Adanya kegiatan berbicara jika ada yang mendengarkan dan sebaliknya. Pembelajaran membaca pada kelas rendah bertujuan untuk mengenalkan huruf, kata, kalimat sederhana pada anak. Sistem pembelajarannya dikenal dengan istilah membaca awal (membaca permulaaan), sedangkan pada kelas tinggi bertujuan agar anak memahami apa yang dibaca (membaca pemahaman). Untuk mencapai tujuan pembelajaran membaca dapat dilakukan dengan berbagai metode dan teknik. Untuk membaca di kelas rendah, misalnya pembelajaran membaca dapat dilakukan dengan metode langsung, metode eklektik, ataupun metode linguistik. Sedangkan untuk pembelajaran membaca pemahaman dapat menggunakan (1) teknik membaca sekilas (skimming), (2) teknik membaca memindai (scanning); dan (3) Teknik SQ3R. Pembelajaran menulis merupakan yang sering dinilai banyak orang belum berhasil. Untuk membuat seorang terampil menulis harus dimulai sejak dini. Agar memiliki keterampilan menulis, seseorang dituntut : 1) memiliki kemampuan mendengarkan (daya simak) yang tinggi; 2) gemar membaca; 3) kemampuan mengungkapkan apa yang disimak dan dibaca; dan 4) menguasai kaidah penulisan. Pembelajaran menulis pada kelas rendah (menulis permulaan) yang perlu ditanamkan pada siswa adalah 1) penguasaan tulisan (huruf); 2) penulisan kata; 3) penulisan kalimat sederhana; 4) kaidah penulisan, sedangkan pada kelas tinggi pembelajaran menulis menuntut anak untuk 1) menguasai teknik menulis, 2) menuangkan ide ke dalam tulisan; 3) mengembangkan ide yang dimilikinya; 4) mampu memilih kata, kalimat dan gaya dalam menulis. Menulis itu sendiri merupakan suatu proses. Sebagai suatu proses, menulis itu dilakukan secara bertahap, yaitu perencanaan menulis (prapenulis), penulisan, dan revisi (Mc.Crimmon, 1984:10 Akhadiah dkk., 1999:3-5).
A. MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS
KETERAMPILAN BERBAHASA Model pembelajaran Bi dengan fokus keterampilan berbahasa bukan berarti hanya mengajarkan salah satu jenis keterampilan berbahasa saja, akan tetapi keterampilan yang menjadi fokus mendapat penekanan bahkan mendapatkan porsi waktu yang lebih dari keterampilan lain yang tidak menjadi fokus. Setiap keterampilan berbahasa yang menjadi fokus merupakan kegiatan pembelajaran yang utama karena pembelajaran berangkat, tertuju, dan berakhir pada keterampilan yang menjadi fokus pembelajaran. Di samping pembelajaran difokuskan pada keterampilan berbahasa tertentu dan divariasikan dengan keterampilan yang lain, didalamnya juga terjadi pembelajaran kompetensi dasar kebahasaan.
B. MODEL PEMBELAJARAN BAHASA DENGAN FOKUS SASTRA
Pembelajaran sastra di SD/MI lebih pada menikmati karya sastra. Teori-teori sastra diajarkan dengan presentasi yang sangat kecil, tentu saja semakin tinggi jenjang pendidikan siswa, teori-teori sastra itu perlu diajarkan sebagai bekal pengetahuan siswa tentang sastra. Karena dengan mempelajari sastra dapat diperoleh hiburan, pendidikan, pengetahuan, teknologi, dan ragam budaya. Sastra memiliki tempat khusus dalam perkembangan anak. Karya sastra, yang dibacakan anak- anak dalam suasana yang penuh kehangatan dan pada kesempatan yang tepat dapat merupakan wahana bagi yang mereka mempelajari dunia sekitarnya. Dengan membaca sastra anak akan memperoleh nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Karya sastra dapat menolong anak-anak memahami dunia mereka,membentuk sikap positif, dan menyadari hubungan yang manusiawi. MODUL 8 PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS MEMBACA
KB 1. PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS MEMBACA
A. PENGERTIAN PEMBELAJARAN INDONESIA DENGAN FOKUS MEMBACA
Pemfokusan pembelajaran pada salah satu keterampilan ini menyangkut pemilihan materi, metode, dan teknik pembelajaran. Jika difokuskan pada menulis maka alokasi waktu untuk melatih menulis lebih banyak daripada keterampilan lainnya. Jadi yang dimaksud dengan pembelajaran bahasa indonesia dengan fokus membaca adalah pemebelajaran bahasa indonesia yang dipusatkan pada melatih keterampilan membaca.
B. TUJUAN PEMBELAJARAN MEMBACA DI KELAS RENDAH
Adapun tujuan membaca di SD kelas rendah dapat ditentukan atau dicari guru melalui pemahaman Kompetensi mata Pelajaran Bahasa Indonesia dan Sastra Indonesia yang tertera dalam peta Kompetensi untuk mata Pelajaran Bahasa Indonesia dan Sastra. Macam- macam pengajaran membaca yang dikemukakan oleh I Gusti Ngurah Oka (1983), seperti berikut ini: 1. Pengajaran membaca permulaan 2. Pengajaran membaca nyaring 3. Pengajaran membaca dalam hati 4. Pengajaran membaca pemahaman 5. Pengajaran membaca bahasa 6. Pengajaran membaca teknik
C. Tujuan Pembelajaran Membaca Di Kelas Tinggi
Menurut Tarigan membaca di kelas tinggi ini melatih siswa dalam keterampilan yang bersifat pemahaman yang mencakup aspek – aspek berikut. 1. Memahami pengertian sederhana 2. Memahami signifikansi atau makna 3. Evaluasi atau penilaian 4. Kecepatan membaca yang fleksibel
KB.2MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENAN FOKUS MEMBACA
A. MATERI, METODE, DAN TEKNIK PEMEBELAJARAN
BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS MEMBACA Macam- macam metode/ teknik pembelajaran membaca adalah, seperti berikut ini (Iing Sunarti dan Ida Nuhaida:1992) 1. Metode abjad/alfabet 2. Metode bunyi 3. Metode suku kata 4. Metode kata 5. Metode kalimat 6. Metode SAS
B. MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS MEMBACA
DI KELAS RENDAH Sebelum mengajar di depan kelas tentunya guru membuat persiapan tertulis. Sebelum diberlakukannya Kurikulum 2004, persiapan tertulis itu disebut Model Satuan Pelajaran yang disingkat MSP. MSP ini disususn untuk beberapa kali pertemuan.
C. MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS
MEMBACA DI KELAS TINGGI Pada hakikatnya model pembelajaran bahasa indonesia dengan fokus membaca di kelas tinggi sama dengan model pembelajaran di kelas rendah, yang berbeda hanya kompetensi yang ingin dikembangkan yang menyangkut pula materi pembelajarannya.