Anda di halaman 1dari 14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teoritis
1. Pengertian Menyimak

Menyimak merupakan suatu kegiatan mendengarkan informasi


berupa informasi lisan dan merupakan bagian dari interaksi dalam
berkomunikasi. Keterampilan menyimak merupakan keterampilan yang
sangat dibutuhkan manusia. Banyak pengetahuan, pengalaman yang
diperoleh seseorang melalui kegiatan menyimak. Tarigan (2008:31)
mengungkapkan bahwa menyimak adalah suatu proses kegiatan
mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian,
pemahaman, apresiasi, serta interprestasi untuk memperoleh informasi,
menangkap isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah
disampaikan sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.

Sedangkan menurut Dibia (2018:140) menyimak merupakan


bentuk komunikasi lisan yang bersifat reseftif. Menyimak dilakukan
dengan atensi dan intensi, pendengar juga harus memasang telinganya
dengan baik, memusatkan konsentrasi, dan menimbulkan sesuatu
kebutuhan untuk memperoleh informasi. Yunus Abidin (2012:93)
mengatakan menyimak merupakansalah satu keterampilan berbahasa yang
bersifat reseptif dan apresiatif. Reseptif berarti penyimak harus mampu
memahami apa yang terkandung dalam bahan simakan. Bersifat apresiatif
artinya bahwa menyimak menuntut pelibat untuk tidak hanya mampu
memahami pesan apa yang terkandung dalam bahan simakan tetapi lebih
jauh memberikan respons atas bahan simakan tersebut.

Kata menyimak dalam bahasa Indonesia memiliki kemiripan


makna dengan mendengar, dan mendengarkan. Menurut Haryadi dan
Zamsami (1997) dalam Ngalimun (2014:130), mendengar merupakan
salah satu kegiatan menangkap suara atau bunyi tanpa direncanakan oleh
yang melakukan kegiatan tersebut. Sedangkan menurut Moeliono (1989)
dalam Ngalimun (2014:130), mendengarkan memiliki unsur makna

7
8

mendengar karena orang mendengarkan menggunakan alat yang sama


dengan mendengarkan sesuatu dengan sungguh-sungguh. Kegiatan
menyimak dapat dilakukan seseorang dengan bunyi bahasa sasarannya,
sedangkan mendengar dan mendengarkan sasarannya dapat berupa bunyi
saja. Itulah salah satu ciri khas yang ada dalam kegiatan menyimak. Selain
itu, kegiatan menyimak dilakukan dengan sengaja, atau terencana,dan ada
usaha untuk memahami atau menikmati apa yang disimaknya.
Tarigan (1990) dalam Ngalimun (2014:131) mengatakan bahwa
hakikat menyimak adalah mendengarkan dan memahami isi bahan
simakan. Sedangkan menurut Hermawan (2012:33) bersifat pasif dan
spontan, sedangkan menyimak bersifat aktif. Menyimak menyangkut
proses dan interprestasi terhadap informasi yang datang. Jadi, menyimak
merupakan bentuk interaksi dalam berkomunikasi yang bertujuan untuk
memperoleh informasi lisan dengan penuh perhatian.
2. Tahap Menyimak
Dari pengalaman yang dilakukan terhadap kegiatan menyimak
pada para siswa sekolah dasar, menurut Ruth G. Strickland dalam Tarigan
(2008:31) menyimpulkan adanya sembilan tahap menyimak, yaitu sebagai
berikut: (a) menyimak berkala, (b) menyimak dengan perhatian dangkal,
(c) setengah menyimak, (d) menyimak serapan, (e) menyimak sekali-
sekali, (f) menyimak asosiatif, (g) menyimak dengan reaksi berkala, (h)
menyimak secara saksama, (i) menyimak secara aktif. Sedangkan menurut
Hermawan (2012: 36-43) dalam bukunya yang berjudul Menyimak
Keterampilan Berkomunikasi yang Terabaikan,mengatakan bahwa tahapan
dalam menyimak yaitu : (a) penerimaan, (b) pemahaman, (c)pengingatan
(d) pengevaluasian, dan (e) penanggapan.

Selain itu, Dibia (2018:140), menyatakan tahap menyimak ada tiga


yaitu:
a) Tahap interpretasi, yaitu pendengar menafsirkan makna atau pesan
yang terkandung dalam informasi yang di dengar;
b) Tahap evaluasi yaitu pendengar membuat penilaian atas informasi
yang di dengar dan mengambil suatu keputusan;
c) Tahap reaksi, yaitu pendengar melakukan sesuatu tindak lanjut
sebagai bentuk respons atau tanggapan atas informasi yang didengar.
9

Adapun langkah-langkah dalam menyimak menurut Tarigan


(2008:14-15) yaitu, (1) menentukan makna, (2) memperagakan ekspresi,
(3) menyuruh mengulangi, (3) memberikan latihan ekstensif. Sedangkan
menurut Yunus Abidin (2012:104-109) mengatakan bahwa tahap
menyimak terdiri dari 3 tahap, yaitu sebagai berikut:
a) Tahap prasimak. Aktivitas siswa terdiri dari memprediksi cerita,
menebak cerita, curah pendapat, observasi gambar dan illustrasi,
arisan keinginan, pertanyaan pemandu, menyusun peta semantik,
memerankan adegan/tokoh, dan membongkar skemata.
b) Tahap menyimak. Aktivitas siswa terdiri dari mengisi peta konsep,
menangkap ide pokok, menjawab pertanyaan pemandu, diskusi ide
pokok, membedakan fakta dan opini, membangun peta cerita,
menyusun ide pokok menjadi kerangka karangan, menguji prediksi
dan membandingkan bahan simakan dengan wacana lain.
c) Tahap pascasimak. Kegiatan siswa dalam tahap ini adalahmenjawab
pertanyaan, meringkas atau menceritakan kembali, membuat cerita
versi sendiri, membuat komik sederhana, bermain peran,
mengubah/mentransformasi genre bahan simakan, membuat inti sari
dan membuat daftar istilah penting berdasarkan bahan simakan.

Tahap menyimak yang dikemukakan oleh Hermawan (2012:36)


yaitu : (a) Penerimaan (mendengar/memperhatikan); (b) pemahaman
(mempelajari/memaknai); (c) pengingatan (mengingat kembali); (d)
pengevaluasian (menilai/ mengkritisi); (e) penanggapan
(menjawab/memberikan umpan balik).
3. Ragam Menyimak
Menurut Tarigan (2008:38-59) mengatakan bahwa ragam
menyimak adalah sebagai berikut:
a) Menyimak Ekstensif
Menyimak ekstensif (extensive listening) adalah sejenis kegiatan
menyimak yang berhubungan dengan atau mengenai hal-hal yang
lebih umum dan lebih bebas terhadap suatu ujaran, tidak perlu di
bawah bimbingan langsung dari seorang guru. Menyimak ekstensif
ada 4 yaitu: menyimak sosial, menyimak sekunder, menyimak estetik,
menyimak pasif.
b) Menyimak Intensif
Kalau menyimak ekstensif lebih diarahkan pada menyimak bahasa
alamiah secara lebih bebas dan lebih umum serta tidak perlu di bawah
bimbingan langsung dari sang guru.Jenis-jenis yang termasuk
menyimak intensif ini, yaitu menyimak kritis, menyimak konsentratif,
10

menyimak kreatif, menyimak interogatif, menyimak eksploratif, dan


menyimak selektif.

Sedangkan menurut Hermawan (2012:44-47) ragam atau jenis


menyimak adalah menyimak secara pasif, menyimak secara kritis dan
menyimak secara aktif. Mulyati (2017:2.21) mengatakan jenis atau ragam
menyimak ada tiga, yaitu menyimak komprehensif, menyimak kritis dan
menyimak apresiatif.
4. Tujuan Menyimak
Memang tujuan orang menyimak sesuatu itu beraneka ragam. Pada
dasarnya menyimak itu dapat dipandang dari berbagai segi, misalnya
sebagai sarana, sebagai suatu keterampilan berkomunikasi, sebagai seni,
sebagai proses, sebagai suatu responsi, dan sebagai pengalaman kreatif.
Berikut adalah tujuan menyimak menurut Tarigan (2008:60-61) : (a)
menyimak untuk belajar, (b) menyimak untuk menikmati, (c) menyimak
untuk mengevaluasi, (d) menyimak untuk mengapresiasi, (e) menyimak
untuk mengomunikasikan ide-ide, (f) menyimak untuk membedakan
bunyi-bunyi, (g) menyimak untuk memecahkan masalah, (h) menyimak
untuk meyakinkan dirinya.
Tujuan menyimak menurut Ngalimun (2014:16) adalah (a)
mendapatkan informasi, data dan fakta, (b) membedakan bunyi bahasa, (c)
mendapat model lafal, tekanan kata, pemenggalan kalimat, intonasi
kalimat, dan pola dasar kalimat yang baik, (d) memperlancar komunikasi,
(e) menunjang keterampilan berbicara dan membaca.
Sedangkan Tujuan menyimak menurut Dibia (2018:140) adalah
sebagai berikut: (a) mendapatkan fakta, (b) menganalisis fakta, (c)
mengevaluasi fakta, (d) mendapatkan inspirasi, ( e) menghibur diri, dan (f)
meningkatkan kemampuan berbicara. Mulyati (2017:2.21) mengatakan
tujuan menyimak ada tiga, yaitu: (a) memahami pesan, (b) mendengarkan
secara kritis, dan (c) mendengarkan untuk kesenangan.

5. Proses Menyimak
11

Menyimak adalah suatu kegiatan yang merupakan suatu proses.


Menurut Tarigan (2008:63) proses menyimak pun terdapat tahap-tahap,
antara lain:
a) Tahap mendengar dan memahami
b) Tahap menginterpretasi
c) Tahap mengevaluasi
d) Tahap menanggapi
6. Kemampuan Menyimak Siswa Sekolah Dasar
Pada tahun 1949 Tulare Country schools selesai menyusun sebuah
buku petunjuk mengenai keterampilan berbahasa yang berjudul “Tulare
Country Cooperative Language Arts Guide”. dalam Tarigan (2008:64-
65)yaitu:
1
Taman kanak-kanak (4 ⁄2 – 6 tahun):
a) Menyimak pada teman sebaya dalam kelompok-kelompok bermain;
b) Mengembangkan waktu perhatian yang amat panjang terhadap cerita
atau dongeng;
c) Dapat mengingat petunjuk-petunjuk dan pesan-pesan yang
1
sederhana. Kelas satu ( 5 ⁄2 – 7):
a) Menyimak untuk menjelaskan atau menjernihkan pikiran atau untuk
mendapatkan jawaban-jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan;
b) Dapat mengulangi secara tepat sesuatu yang telah didengarnya;
c) Menyimak bunyi-bunyi tertentu pada kata-kata dan lingkungan.
1
Kelas dua (6 ⁄2 - 8 tahun):
a) Menyimak dengan kemampuan memilih dan mengingat;
b) Membuat saran-saran, usul-usul, dan mengemukakan pertanyaan-
pertanyaan untuk mengecek pengertiannya;
c) Sadar akan situasi, kapan sebaiknya menyimak, kapan pula sebaliknya
tidak usah menyimak.
1
Kelas tiga dan empat (7 ⁄2 – 10 tahun):
a) Sungguh-sungguh sadar akan nilai menyimak sebagai suatu sumber
informasi dan sumber kesenangan;
b) Menyimak pada laporan orang lain, pita rekaman laporan mereka
sendiri, dan siaran-siaran radio dengan maksud tertentu serta dapat
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang bersangkutan dengan hal itu;
c) Memperlihatkkan keangkuhan dengan kata-kata atau ekpresi-ekspresi
yang tidak mereka pahami
1
maknanya.

a) Menyimak secara kritis terhadap kekeliruan-kekeliruan, dan


kesalahan-kesalahan, dan propaganda-propaganda, dan petunjuk-
petunjuk yang keliru;
b) Menyimak pada aneka ragam cerita puisi, rima dan kata-kata, dan
memperoleh kesenangan dalam menemui tipe-tipe baru.
12

7. Cara Meningkatkan Keterampilan Menyimak


Jika kemampuan menyimak dilatih dengan baik maka akan banyak
sekali manfaatnya di kehidupan sehari-hari, seperti salah satu tujuan
menyimak adalah untuk memperlancar komunikasi serta mendapatkan
fakta. Jadi akan lebih baik lagi apabila kemampuan menyimak
ditingkatkan di sekolah.

Untuk meningkatkan keterampilan menyimak, ada beberapa saran


yang dapat digunakan menurut Tarigan (2008:79) sebagai berikut:
a) Bersikaplah positif
b) Bertindaklah responsif
c) Mencegah gangguan-gangguan
d) Menyimak dan menangkap maksud pembicara
e) Mencari tanda-tanda yang akan datang
f) Mencari rangkuman pembicaraan terdahulu
g) Menilai bahan-bahan penunjang
h) Mencari petunjuk-petunjuk non verbal

Menurut Ngalimun (2014:133) strategi meningkatkan kemampuan


menyimak adalah:
a) Guru harus mendiskusikan etiket sopan santun dalam menyimak dan
perbedaan antara kritik yang konstruktif dan kritik negatif.
b) Siswa diberi kesempatan untuk menyimak berulang-ulang wacana
yang dijadikan materi pembelajaran menyimak, kemudian siswa yang
tergolong lemah dalam menyimak diberi tugas dalam mencari kata-
kata kunci dan tugas selanjutnya setelah mendengarkan sejumlah
frasa.
c) Setelah membacakan cerita atau dongeng, guru hendaknya
mengadakan diskusi mengenai bagian-bagian cerita atau dongeng
tersebut yang patut dipuji atau perlu diperbaiki.

Menurut Dibia (2018:142) untuk meningkatkan kemampuan


menyimak pada siswa sekolah dasar adalah menggunakan beberapa tehnik
yang perlu ditempuh, yaitu: (a) teknik Loci (Loci system), (b) teknik
penggabungan (Link system), (c) teknik Fonetik (Phonetic system), (d)
teknik penggolongan kategorial, (e) teknik pemenggalan, dan (f) teknik
konsentrasi.
Untuk meningkatkan kemampuan menyimak anak, selain
menggunakan tehnik menyimak dapat pula menggunakan metode. Dengan
13

adanya metode dalam pembelajaran menyimak diharapkan mampu


meningkatkan kemampuan menyimak siswa. Yunus Abidin (2012:110-
123) mengatakan bahwa metode dalam pembelajaran menyimak ada lima,
yaitu: (a) metode cox, (b) metode DLA (Directed Listening Acivity), (c)
metode DLTA (Directed Listening Thingking Activity, (d) metode KWL
(Know What Learned), (e) metode PORPE (Predict, Organize, Rehearse,
Practice, Evaluate).
Kelima metode tersebut merupakan metode yang disusun oleh para
ahli. Untuk itu guru secara kreatif dapat pula menciptakan metode
menyimak sendiri sebagai hasil memadukan berbagai aktivitas siswa,
yaitu: (a) metode rangsang visual kontekstual, (b) metode rangsang
imajinatif, (c) metode rangsang gagasan, (d) metode rangsang peran, dan
(e) metode rangsang tujuan.
Menurut Ngalimun (2014:18) metode menyimak ada sebelas,yaitu:
(a) Metode simak-ulang-ucap, (b) metode simak-kerjakan, (c) metode
simak-terka, (d) metode simak-tulis, (e) memperluas kalimat, (f) bisik
berantai, (g) menjawab pertanyaan, (h) identifikasi tema/kata
kunci/kalimat topik, (i) menyelesaikan cerita, (j) parafrase, dan (k)
merangkum.

8. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Menyimak


Menurut Hunt dalam Tarigan (2008:104), ada lima faktor yang
mempengaruhi menyimak, yaitu: (a) sikap, (b) motivasi, (c) pribadi, (d)
situasi kehidupan, (e)peranan dalam masyarakat. Sedangkan menurut
Webb dalam Tarigan (2008:104), faktor-faktor yang mempengaruhi
menyimak, yaitu:(a) pengalaman, (b) pembawaan, (c) sikap atau pendiria,
(d) motivasi, daya penggerak, prayojana, dan (e) perbedaan jenis kelamin
atau seks.
Logan dalam Tarigan (2008:105) juga berpendapat bahwa faktor-
faktor menyimak adalah sebagai berikut:(a) faktor lingkungan, yang
terdiri atas lingkungan fisik dan lingkungan sosial, (b) faktor fisik, (c)
faktor psikologi, dan (d) faktor pengalaman.
14

Dari pendapat ketiga tokoh diatas, dapat dibandingkan dan


disimpulkan bahwa faktor-faktor menyimak menurut Tarigan (2008:105)
adalah sebagai berikut:
a) Faktor Fisik
b) Faktor Psikologi
c) Faktor Pengalaman
d) Faktor Sikap
e) Faktor Motivasi
f)Faktor Jenis Kelamin
g) Faktor Lingkungan
h) Faktor Peranan Dalam Masyarakat

Menurut Hermawan (2012:49-51), faktor yang mempengaruhi


menyimak terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Ngalimun
(2014:132) mengatakan faktor kesulitan dalam menyimak ada 5, di
antaranya (a) latar belakang pengetahuan penyimak, (b) susunan informasi
yang kurang kronologis, (c) kelengkapan dan kejelasan informasi, (d)
pembicaraan di dalam teks yang menggunakan kata ganti lebih sulit dari
pada menggunakan kata benda, dan (5) sesuatu yang di deskripsikan dalam
teks yang disimak itu mengandung statis ataukah dinamis.

9. Indikator Kemampuan Menyimak


Menurut Hermawan (2012:33)menyimak menyangkut proses dan
interpretasi terhadap informasi yang datang. Jadi dalam menyimak diperlukan
konsentrasi, perhatian yang sungguh-sungguh, kesengajaan, pemahaman,
kesengajaan dan kehati-hatian.
a) Konsentrasi Siswa Saat Menyimak
Konsentrasi berarti mampu memusatkan perhatian. Menurut Abidin Yunus
(2012:96) ada tiga tujuan menyimak, yaitu untuk melatih konsentrasi siswa,
melatih daya paham, dan melatih daya kreatif siswa. Menyimak seharusnya
diorientasikan agar siswa benar-benar mampu memusatkan perhatian terhadap
bahan simakan yang diperdengarkan. Strategi menyimak mampu membuat siswa
aktif saat menyimak dan menuntut siswa untuk selalu berkonsentrasi selama
menyimak. Misalnya saat kegiatan menyimak siswa disuruh menuliskan ide
15

pokok cerita, membuat peta konsep bahan simakan, membuat prediksi terhadap
bahan simakan dan sebagainya.
b) Daya Ingat Siswa Terhadap Bahan Simakan
Apabila siswa dapat memahami apa yang disimaknya maka siswa akan
dengan mudah mengingat apa yang disimaknya. Untuk meningkatkan pemahaman
siswa terhadap apa yang disimaknya, menurut Abidin Yunus (2012:96) guru harus
menguasai benar strategi pemahaman saat menyimak, yaitu bertukar ide, beradu
argumen, menyusun respons terhadap isi bacaan, dan berbagai jenis kegiatan
lainnya. Tanpa strategi tersebut siswa hanya mampu memiliki kemampuan
menyimak yang semu, yaitu hanya mampu menjawab pertanyaan seputar bahan
simakan tanpa mengerti atau memahami bahan simakan.
Defenisi daya ingat menurut kamus lengkap psikologi adalah fungsi yang
terlibat dalam mengenang atau mengalami lagi pengalaman masa lalu. Daya ingat
merupakan kemampuan untuk memanggil kembali informasi yang telah
dipelajarinya dan yang telah disimpan dalam otak. Daya ingat seseorang tidak
terlepas dari kemampuan otaknya untuk menyimpan informasi. Faktor yang
Mempengaruhi Daya Ingat, proses mengingat atau memori menurut Ahmadi
(2004) yang dikutip dari skripsi Afriani Ade Putri, (2014) banyak dipengaruhi
oleh berberapa faktor yaitu :
a. Faktor Individu. Proses mengingat dipengaruhi dari dalam individu seperti
sifat, keadaan jasmani, keadaan rohani dan umur. Mengingat akan lebih
efektif apabila individu memiliki minat yang besar, motivasi yang kuat,
memiliki metode tertentu dalam pengamatan dan pembelajaran, dan
memiliki kondisi fisik dan kesehatan yang baik.
b. Faktor objek yang diingat. Sesuatu yang memiliki organisasi dan struktur
yang jelas, mempunyai arti, mempunyai keterkaitan dengan individu,
mempunyai intensitas rangsangan yang cukup kuat lebih mudah diingat
oleh seseorang.
c. Faktor Lingkungan. Proses mengingat akan lebih efektif apabila ada
lingkungan yang menunjang dan terhindar dari adanya gangguan-
gangguan.
16

10. Penilaian Menyimak

Nurgiyantoro (2010:107) mengatakan bahwa alat penilaian dapat


dibedakan menjadi dua, yaitu tes dan nontes. Kedua alat penilaian tersebut
dipergunakan untuk mendapatkan informasi atau data-data penilaian tentang
subjek belajar, yang dinilai secara berhasil guna jika dipakai secara tepat. Contoh
penilaian teknik nontes adalah kuesioner, pengamatan, wawancara, penugasan dan
portofolio

Penilaian kemampuan menyimak tentunya dilakukan secara lisan dengan


memberikan informasi untuk didengarkan oleh siswa. Kemampuan menyimak
diartikan sebagai kemampuan menangkap dan memahami bahasa atau informasi
secara lisan.

a. Langkah-langkah penilaian menyimak

Weir (1990) dalam jurnal Sumadi (2010) yang berjudul Penilaian Hasil
Pembelajaran Kemahiran Berbahasa Indonesia Dengan Pendekatan Komunikatif
mengatakan penilaian kemahiran menyimak terdiri dari tes menyimak intensif dan
tes menyimak ekstensif.
1) Menyimak intensif
Ada dua jenis tes menyimak intensif, yaitu dictation dan listening recall.
Prosedur penilaian menyimak dalam tes dikte (dictation) adalah (1) menyuruh
siswa untuk menyimak teks lisan dan pada saat yang bersamaan siswa
ditugasi untuk menuliskan teks lisan yang disimak itu; (2) mengoreksi
perbedaan teks tulis yang dihasilkan dengan teks lisan yang disimaknya; dan
(3) menskor dan memberikan nilai pada teks tulis yang dihasilkan siswa
berdasarkan kriteria tertentu.
Teknik dan prosedur penilaian Listening recall adalah (1) memperdengarkan
teks lisan kepada siswa; (2) memberikan “teks tulis” yang sama dengan teks
lisan yang baru diperdengarkan kepada siswa, tetapi teks tersebut dikosongkan
sehingga seperti cloze test dengan model selectivedeletion gap filling; (3) siswa
disuruh mengisi kata-kata yang dikosongkan. Jumlah isian benar yang
dilakukan siswa merupakan gambaran kemampuan menyimak ingatan
(listening recall) siswa tersebut.
2. Menyimak Ekstensif
17

Ada tigateknik yang dapat digunakan untuk mengukur kemahiran menyimak


jenisini, yaitu (1) teknik tes bentuk pilihan ganda, (2) teknik tes bentuk
jawaban singkat dan (3) teknik transfer informasi. Prosedur penilaian
kemahiran menyimak bentuk pilihan ganda adalah (1) memperdengarkan teks
lisan kepada siswa dan siswa ditugasi untuk menyimaknya; (2) memberikan
sejumlah soal pilihan ganda (dapat dilakukan secara lisan dan dapat pula
dilakukan secara tertulis); dan (3) mengoreksi dan menilai jawaban siswa.
Teknik dan prosedur penilaian penilaian kemahiran menyimak ekstensif
dengan teknik transfer informasi adalah (1) memperdengarkan teks lisan
kepada siswa dan siswa ditugasi untuk menyimaknya; (2) menyuruh siswa
untuk menuangkan kembali isi teks lisan yang baru disimaknya secara lisan
dalam bentuk berbicara atau dalam bentuk tertulis dalam bentuk mengarang,
lalu (3) mengoreksi dan menilai wicaraatau karangan siswa.
b. Cara-cara menilai kemampuan menyimak
Mulyati (2017:6.33) mengatakan ada beberapa hal-hal yang harus
diperhatikan dalam melaksanakan penilaian menyimak, antara lain:
a) Penilaian dapat dilakukan melalui tes tertulis, tes kinerja, hasil karya siswa,
proyek dan portofolio.
b) Penilaian harus mencakup tiga aspek, pengetahuan, keterampilan dan sikap.
c) Penilaian mengacu pada indikator atau tujuan pembelajaran
d) Tidak bersifat diskriminasi, yaitu memberikan peluang yang adil kepada
semua siswa.

Berdasarkan pendapat Mulyati di atas dapat disimpulkan cara menilai


kemampuan siswa berdasarkan tes maupun nontes dengan cara sebagai berikut:
a) Menyiapkan bahan simakan yang menarik dan sesuai dengan kemampuan
siswa.
b) Membuat indikator penilaian yang sesuai dengan pengetahuan, keterampilan
dan sikap siswa saat menyimak.
c) Menyiapkan lembar tes untuk menilai pengetahuan siswa, dan lembar
observasi untuk menilai keterampilan serta sikap siswa selama pembelajaran
menyimak berlangsung.
d) Membuat petunjuk pengisian nilai siswa pada lembar tes dan lembar
observasi siswa.
18

e) Menghitung skor dan nilai siswa berdasarkan petunjuk yang sudah


disediakan.
Menurut Nurgiyantoro (2010:390-391) cara menilai kemampuan
menyimak yaitu dengan cara sebagai berikut:
a) Menentukan spek yang dinilai (bisa dibuat sendiri oleh guru)
b) Tingkat kefasihan atau tingkat penguasaan ditentukan 1-5 (bisa juga 1-4). Kita
tinggal mencentang tingkat kefasihan yang dicapai seorang peserta didik.
c) Penentuan tingkat kefasihan secara umum adalah sebagai berikut; skor 1:
kurang sekali; skor 2: kurang, ada sedikit unsur benar; skor 3: jumlah unsur
benar dan salah kurang lebih seimbang; skor 4: baik, ketepatan tinggi dengan
sedikit kesalahan; 5: baik sekali, tepat sekali, ketepatan tinggi dengan sedikit
kesalahan.
d) Skor diperoleh peserta tes dengan menjumlahkan seluruh skor
e) Nilai peserta tes diperoleh dengan cara: jumlah skor dibagi skor maksimal
dikali seratus (atau sepuluh).

Nilai = x 100

c. Jenis-jenis tes menyimak


Tes menyimak tidak hanya untuk mengetahui apakah seseorang
mendengarkan atau tidak, tetapi juga untuk mengukur kemampuan seseorang
memahami bahasa lisan yang didengarnya. Menurut Nurgiyantoro (2010:384), tes
kemampuan menyimak terdiri dari (1) tes kompetensi menyimak dengan memilih
jawaban (tes pemahaman wacana narasi, dan tes pemahaman wacana dialog), (2)
tes mengonstruksi jawaban. Jenis tes menyimak dapat disesuaikan dengan
tingkatannya, yaitu tes menyimak tingkat marjinal atau deskriptif, tes menyimak
tingkat apsresiatif, tes menyimak tingkat komprehensif, tes menyimak tingkat
kritis, dan tes menyimak tingkat terapis.
Sesuai dengan namanya tes mendengarkan, bahan tes yang diujikan
disampaikan secara lisan dan diterima siswa melalui sarana pendengaran. Menurut
Ariani, dkk (2009:24-25) modul KKG yang berjudul Pembelajaran Mendengarkan
penilaian mendengarkan atau menyimak dapat dilakukan dengan berbagai cara.
yaitu dengan (a) tes tingkat ingatan (tes bisa berbentuk tes objektif isian singkat
19

atau pilihan ganda); (b) tingkat pemahaman (bentuk teks yang digunakan adalah
esai ataupun bentuk objektif); (c) tes kemampuan menyimak tingkat penerapan
(butir tes yang terdiri dari pernyataan yang diperdengarkan dan gambar-gambar
sebagai alternatif jawaban yang terdapat di dalam lembar tugas); dan tes
kemampuan menyimak tingkat analisis ( tes tingkat analisis lebih kompleks dan
sulit dari pada butir tes pada tingkat pemahaman).

B. Kerangka Berfikir

Nilai rata-rata mata pelajaran bahasa Indonesia dalam keterampilan


menyimak di kelas IV masih relatif rendah, mengingat bahwa keterampilan
menyimak adalah dasar dari ketiga keterampilan lainnya yang saling berhubungan
dan saling berpengaruh untuk meningkatkan keterampilan berbicara, membaca
dan juga menulis, sehingga guru dan siswa harus mampu menjalin kerja sama
demi berlangsungnya proses menyimak, guru membuat suasana menyimak
semenarik mungkin, dan siswa memberi perhatian penuh dan apresiasi terhadap
bahan simakan dari guru agar kegagalan dalam kegiatan menyimak tidak terjadi
lagi serta motivasi guru dan siswa dapat meningkat lebih baik lagi dalam
menyimak. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengkaji lebih lebih lanjut
kemampuan siswa dalam hal menyimak. Penganalisisan dalam penelitian ini
dimulai dari memperdengarkan siswa bahan simakan yang menarik, meminta
siswa meringkas cerita yang dapat disimaknya, kemudian menghitung presentase
kemampuan menyimak siswa, selanjutnya menyimpulkan kemampuan siswa
dalam menyimak.

C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah diuraiakan
diatas, maka pertanyaan peneliti dalam penelitian ini adalah “ Bagaimana
kemampuan menyimak siswa kelas IV SD Negeri 068003 Perumnas Simalingkar
Medan Tahun Ajaran 2018/2019?”
20

D. Defenisi Operasional
1. Penelitian adalah, suatu kegiatan mengumpulkan dan menganalisis data
berupa fakta atau informasi dengan tujuan mengetahui sebab-akibat dari
sebuah permasalahan yang akan diteliti dan memberikan solusi terhadap
masalah tersebut.
2. Kemampuan adalah sebuah kesanggupan atau kekuatan melakukan
sesuatu hal. Kesanggupan yang dimaksud adalah kesanggupan dalam
menyimak pembelajaran lisan maupun tulisan.
3. Menyimak adalah suatu kegiatan mendengarkan informasi, berupa
informasi lisan dengan penuh perhatian dan merupakan bagian dari
interaksi dalam berkomunikasi.
4. Kemampuan menyimak adalah kesanggupan seseorang untuk melakukan
kegiatan mendengarkan informasi berupa informasi lisan dengan penuh
perhatian dan merupakan bagian dari interaksi dalam berkomunikasi.

Anda mungkin juga menyukai