Sistim pembacaan
Sistem dengan indeks garis
Sistem dengan nonius
Sistem dengan micrometer
Sistem koinsidensi
Sistem digital
Ketelitiannya
Teodolit presisi/teliti, misal
Wild tipeT-3
Teodolit satu sekon, misal
Wild tipe T2
Teodolit puluhan sekon ,
misal Shokisa tipe TM-20
Teodolit satu menit, misal
Wild tip
Log In
Sign Up
TRIGONOMETRICAL LEVELLING
Uploaded by
Finni Alqorina
top 5%
1,215
ACARA IV TRIGONOMETRICAL LEVELLING I.
TUJUAN
1.
Menggunakan theodolite secara lebih fasih 2.
Menggunakan teodolite untuk menaksir tinggi objek
II.
ALAT DAN BAHAN
1.
Theodolite instrument 2.
Statif 3.
Yalon 4.
Kompas 5.
Meteran
III.
DASAR TEORI
Trigonometrical levelling adalah pengukuran ketinggian suatu objek dengan
memanfaatkan prinsip-prinsip trigonometri. Trigonometrical levelling pada
dasarnya adalah suatu cara atau metode dalam menentukan ketinggian atau beda
tinggi suatu titik dengan titik lain, dengan prinsip- prinsip pembacaan sudut
vertikal dan sudut horisontal terhadap titik yang akan ditentukan ketinggiannya
ataupun titik- titik yang akan ditentukan beda tingginya dengan titik lain.
Trigonometrical dapat dilakukan dengan menggunakan satu titik pengamatan
maupun dengan menggunakan dua titik pengamatan. Pada trigonometrical
dengan satu titik maupun dengan menggunakan dua titik pengamatan. Pada
trigonometrical denngan satu titik pengamatan hanya memerlukan pembacaan
sudut vertikal saja, sedangkan untuk trigonometrical dua titik pengamatan
diperlukan pembacaan sudut baik vertikal maupun horisontal. Disebut metode
memanjang lebih karena dalam teknisnya di lapangan posisi alat (dua)
diletakkan sedemikian rupa sehingga terkesan segaris (memanjang) antara objek
alat 1 dan alat 2. juga lebih mudah karena hanya menggunakan perhitungan
sudut vertikal saja. Dapat dilihat pada Gambar 6.1 berikut ini, alat pengukuran
diletakkan pada titik A dan titik D, sementara itu objek berada pada titik B.
Gambar 1 Sket
trigonometrical levelling
metode memanjang Perhitungan tinggi objek dilakukan dengan memanfaatkan
prinsip trigonometri. Adapun rumus-rumus perhitungannya adalah sebagai
berikut. Data lapangan harus
yang diambil antara lain adalah jarak AD, tinggi alat (hi), sudut α, dan sudut β.
Metode ini disebut metode segitiga karena posisi alat membentuk sudut /
segitiga terhadap obyek yang diukur beda tingginya. Pada Gambar 6.2 berikut
alat pengukuran diletakkan di titik P dan Q, sedangkan objek adalah titik B.
Gambar 2 Sket
trigonometrical levelling
dengan metode angular Tinggi objek sebenarnya dihitung pada masing-masing
alat pengukuran dengan cara sebagai berikut. Gambar 3 Ilustrasi dan cara
pengukuran tinggi objek dengan metode Angular