Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aktivitas belajar di sekolah bagi seorang murid merupakan rutinitas wajib
yang selalu dilakukan mulai dari pagi hari hingga siang hari. Hal ini bukan tidak
mungkin akan menimbulkan kebosanan dalam diri siswa jika metode belajar yang
dipakai tidak dibungkus secara menarik. Apalagi jika kegiatan belajarnya hanya
difokuskan di dalam kelas. Siswa tidak akan berkembang  baik dari segi kognitif,
afektif maupun psikomotoriknya karena tidak ada hal lain yang mereka jumpai di
dalam kelas kecuali guru, teman kelas, meja, kursi,dan perlengkapan kelas lainnya.
Padahal jika kita lihat di luar sana sumber pengetahuan terbuka lebar untuk diraih.
Oleh karena itu disinilah pentingnya menggunakan lingkungan sebagai sumber
belajar yang lain. Lingkungan menyediakan pengetahuan faktual sehingga anak
tidak hanya berimajinasi akantetapi benar-benar mengalami.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan lingkungan belajar?
2. Mengapa kita perlu memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar?
3. Bagaimanakah cara memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar?

C. Tujuan
1. Mengetahui tentang lingkungan belajar
2. Mengetahui perlunya memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
3. Mengetahui cara memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar

D. Manfaat
1. Memberikan pengetahuan mengenai lingkungan belajar yang sesuai untuk
dimanfaatkan dalam pembelajaran
2. Membantu memaksimalkan lingkungan belajar yang belum dikelola dengan
baik
3. Mengubah mindset pendidik bahwa belajar tidak hanya terfokus di dalam
kelas

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Lingkungan Belajar
1. Pengertian
Lingkungan belajar adalah suatu tempat yang berfungsi sebagai wadah atau
lapangan terlaksananya proses belajar mengajar atau pendidikan. Tanpa adanya
lingkungan, pendidikan tidak dapat berlangsung.
Menurut Huta barat (1986) lingkungan belajar yaitu lingkungan yang alami
dan lingkungan sosial, lingkungan alami meliputi keadaan suhu dan kelembapan
udara, sedangkan lingkungan sosial dapat berwujud manusia. Menurut dun dan
dun (1999) kondisi belajar atau lingkungan belajar dpat mempengaruhi
konsentrasi dan penerimaan informsi bagi siswa, jadi lingkungan belajar adalah
lingkungan alami yang diciptakan oleh guru atau orang lain yang bisa menambah
konsentrasi siwa dan pengetahuan siswa secara efisien.
Proses pembelajaran bisa berlangsung pada banyak lingkungan yang
berbeda, tidak hanya terikat pada ruang kelas akan tetapi bisa pada lingkungan
umum seperti masjid, museum, lapangan dan juga bisa berlangsung di sarana dan
prasarana sekolahan.
2. Jenis
Dari semua lingkungan masyarakat yang dapat digunakan dalam proses
pendidikan dan pengajaran secara umum dapat dikategorikan menjadi tiga
macam lingkungan belajar yakni lingkungan sosial, lingkungan alam dan
lingkungan buatan.
a. Lingkungan sosial
Lingkungan belajar sebagai sumber belajar berkenaan dengan interaksi manusia
dengan kehidupan masyarakat, seperti organisasi sosial, adat dan kebiasaan, mata
pencaharian, kebudayaan, pendidikan, kependudukan,struktur pemerintahan,
agama dan sistem nilai. Lingkungan sosial tepat digunakan untuk mempelajari
ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan.

2
b. Lingkungan alam
Lingkungan alam berkenaan dengan segala sesuatu yang sifatnya alamiah seperti
keadaan geografis, iklim, suhu udara, musim, curah hujan, flora (tumbuhan),
fauna (hewan), sumber daya alam ( air, hutan, tanah, batu-batuan, dan lain-lain).
Lingkungan alam tepat digunakan untuk bidang studi ilmu pengetahuan alam.
c. Lingkungan buatan
Lingkungan buatan yakni lingkungan yang sengaja diciptakan atau dibangun
manusia untuk tujuan-tujuan tertentu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Lingkungan buatan antara lain irigasi atau pengairan, bendungan, taman, kebun
binatang, perkebunan, tenaga pembangkit listrik, dll.

B. Pentingnya Memanfaatkan Lingkungan Belajar


1. Peran Lingkungan
a. Lingkungan sebagai sasaran belajar.
Segala sesuatu di sekitar anak itu merupakan obyek untuk
dipelajari/diajarkan kepada anak, atau lingkungan sebagai sasaran belajar bagi
anak. Misalkan kita mempelajari tentang kurban, zakat, manasik haji, taharah.
Untuk mempelajari materi tersebut maka kita memerlukan hewan kurban,
manusia, benda zakat, atau lahan yang ada di lingkungan sekitar siswa yang
disetting seperti ka’bah.
b. Lingkungan sebagai sumber belajar
Beberapa sumber belajar misalnya guru, buku-buku, laboratorium, kebun
sekolah, tenaga ahli, lingkungan sekitar dan sebagainya. Lingkungan merupakan
sumber belajar yang tak habis-habisnya memberikan pengetahuan bagi anak.
Misalnya dalam mempelajari perilaku tercela maka kita dapat memanfaatkan
lingkungan yaitu lingkungan yang tercemar atau lingkungan sekolah yang kotor
sebagai salah satu akibat dari perilaku tercela.
c. Lingkungan sebagai sarana belajar.
Setiap proses belajar memerlukan sarana belajar, misal ruang kelas dengan
perabotnya, laboratorium dengan perlengkapannya, perpustakaan dan
sebagainya. Lingkungan sebagai sarana belajar yang baik, bahkan lingkungan
sekitar yang alami menyediakan bahan–bahan yang tidak usah dibeli, misalnya
untuk menunjukkan tanda-tanda kekuasaan allah maka kita bisa membawa murid
keluar kelas, kemudian mereka diminta untuk mengamati betapa banyak ciptaan

3
allah yang ada di dunia ini.Dengan demikian lingkungan merupakan sarana
belajar yang ekonomis. (Darmodjo, 1993)
2. Pentingnya Aktivitas Outdoor dalam Optimalisasi Perkembangan Anak
Melalui aktivitas di luar ruangan atau outdoor semua bagian perkembangan
anak dapat ditingkatkan. Hal ini terjadi karena aktivitas outdoor melibatkan
multiaspek perkembangan anak. Aktivitas outdoor lebih berperan dalam
mengintergasikan sensoris dan berbagai potensi yang dimiliki anak. Hal ini
termasuk perkembangan fisik, ketrampilan sosial, dan pengetahuan budaya, serta
perkembangan emosional dan intelaktual.
a. Perkembangan fisik
Aktivitas outdoor dapat menjadi tempat yang menunjang bagi berbagai
kegiatan dan kesemapatan belajar bagi anak-anak. Namun, bagi kebanyakan
anak, peran terpenting aktivitas outdoor adalah untuk merangsang perkambangan
serta partumbahan fisik. Melalui kegiatan fisik, anak-anak mendapatkan
kesempatan untuk menjadi lebih sosial, mempelajari peraturan-peraturan, belajar
kemandirian, mengembangkan rasa percaya diri, mengembangkan intelektualnya,
dan belajar menyelesaiakan permasalahan yang muncul.
Manfaat lain dari bermain di luar adalah anak-anak menjadi tahu dan
mengenal reaksi tubuh mereka sendiri saat bekerja dalam ruangan dan
membandingkannya dengan situasi ketika beraktivitas di luar.
b. Perkembangan keterampilan sosial dan pengetahuan budaya
Lingkungan di luar ruangan secara alami mendorong interaksi di antara
sesama anak ataupun di antara orang dewasa dan anak-anak. Dengan interaksi ini
maka keterampilan sosial mereka dapat terkembangkan. Mereka dapat
mengunjungi kantor pemadam kebakaran, kantor pos, museum, rumah yatim
piatu, ataupun rumah sakit. Dengan acara kunjungan ini anak-anak dapat
mengembangkan sikap empati serta mengenal fungsi dan manfaat
lingkungannya. Ia juga dapat mempelajari dan mengenal kondisi sosial-budaya
masyarakatnya. Ia dapat melihat, mengamati, mendengarkan pembicaraan orang
lain, mengenal etika ketika berhadapan dengan orang lalin, bertanya dan
mencoba perlengkapan yang ia temui.
c. Perkembangan emosional
Permainan di luar ruangan banyak memberikan peluang dan tantangan baru
bagi anak. Permasalahan yang dihadapi relatif lebih kompleks dari hari ke hari.

4
Bagi anak hal ini dapat menjadi pembelajaran yang baik. Dengan menguasai
banyak tantangan yang dihadapi di luar membuat anak-anak lebih
mengembangkan rasa percaya dirinya yang positif.
Rasa percaya terhadap diri sendiri dan orang lain dikembangkan melalui
pengalaman hidup yang nyata. Seseorang anak membutuhkan beberapa
keterampilan emosional yang harus ia penuhi, yaitu:
 Ia harus mengenal kemampuannya dan mengakui ketidakmampuannya
 Ia harus belajar meminta tolong dengan cara yang baik kepada orang lain saat
membutuhkannya
 Ia harus memiliki kepercayaan terhadap bantuan orang lain
 Ia harus menghargai bantuan tersebut dengan terimakasih

d. Perkembangan intelektual

Di luar ruangan anak-anak melakuakan proses belajar melalui interaksi


langsung dengan benda-benda ataupun ide-ide. Lingkungan di luar ruangan
memberi kesempatan kepada guru untuk membantu anak dan menguatkan
kembali konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya dengan contoh yang
lebih konkret dan nyata (riil), seperti warna, angka, bentuk dan ukuran.
Beberapa konsep dapat diajarkan secara alami di luar ruangan daripada di
dalam ruangan. Sebagai salah satu contoh misalnya tentang keajaiban alam dan
ilmu pengetahuan yang dapat diamati langsung oleh anak. Melalui lingkungan
belajar di luar ruangan, anak-anak dapat belajar mengamati serta menganalisis
situasi-situasi di luar ruangan. Mereka dapat mempertanyakan berbagai interaksi
dan perubahan alam, sehingga pengetahuan dasar mereka tentang sains dapat
berkembang pula. Manfaat lain yang diperoleh anak melaui lingkungan luar
adalah adanya kesempatan terbuka lebar yang membuat anak-anak
mengembangkan daya khayal serta kreativitasnya.
3. Keuntungan
Banyak keuntungan yang diperoleh dari kegiatan mempelajari lingkungan
dalam proses belajar antara lain:
a. Kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan siswa duduk di kelas
berjam-jam,sehingga motivasi belajar siswa akan lebih tinggi.
b. Hakikat belajar akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan dengan situasi
dan keadaan  yang sebenarnya atau bersifat alami

5
c. Bahan-bahan yang dapat dipelajari lebih kaya serta lebih factual sehingga
kebenarannya lebih akurat
d. Kegiaan belajar siswa lebih komprehensif dan lebih aktif sebab dapat
dilakukan dengan berbagai cara seperti mengamati, bertanya atau wawancara,
membuktikan atau mendemonstrasikan, menguji fakta, dan lain-lain.
e. Sumber belajar menjadi lebih kaya sebab lingkungan yang dapat dipelajari
bisa beraneka raga seperti lingkungan sosial, lingkungan alam, lingkungan
buatan, dan lain-lain.
f. iswa dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada di
lingkungannya, sehingga dapat membentuk pribadi yang tidak asing dengan
kehidupan di sekitarnya, serta dapat memupuk cinta lingkungan.

C. Menggunakan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar


1. Prinsip umum penataan arena bermain outdoor
a. Memenuhi aturan keamanan
Keamanan merupakan hal utama yang harus diperhatikan oleh pihak sekolah.
Hal ini dilakukan untuk mengatisipasi kecelakaan yang dapat terjadi kapan
saja, dan di mana saja
b. Melindungi dan meningkatkan karakteristik alamiah anak
Pada umumnya anak-anak secara alamiah sangat menyukai aktivitas di luar
ruangan. Bagi anak situasidan kondisi apa pun dapat menjadi kegiatan yang
menarik. Melalui aktivitas ourdoor para guru diharapkan memahami
kebutuhan tersebut dan memfasilitasinya tanpa banyak melakukan intervensi.
c. Desain lingkungan luar kelas harus didasarkan pada kebutuhan anak
Sebagian profesional dalam bidang anak usia dini sepakat bahwa bermain
dapat meningkatkan berbgai aspek perkembangan (yakni fisik, kognitif, sosial
dan emosi) sekalipun penekanan ditempatkan pada berbagai aspek
perkembangan akan bervariasi tergantung pada focus dan prioritas program
yang diberlakukan
d. Secara estetis harus menyenangkan
Ruang outdoor harus menarik bagi semua indra. Hal ini akan berpengaruh
terhadap motivasi anak untuk beraktivitas, juga meningkatkan kepekaan rasa
anak dalam menyerap estetika.

6
2. Teknik Menggunakan Lingkungan sebagai Sumber Belajar
Ada beberapa cara bagaimana mempelajari lingkungan sebagai media dan
sumber belajar, yaitu:
a. Survey
Siswa mengunjungi lingkungan seperti masyarakat setempat untuk
mempelajari proses sosial, budaya, eonomi, kependudukan dan lain-lain.
Kegiatan belajar dilakukan siswa melalui observasi, wawancara dengan
berbagai pihak yang dipandang perlu, mempelajari data atau dokumen yang
ada, dan lain-lain. Hasilnya dicatat dan dilaporkan di sekolah untuk dibahas
bersama dan disimpulkan oleh guru dan siswa untuk melengkapi bahan
pengajaran.
b. Field trip atau karya wisata
Dalam pengertian pendidikan karyawisata adalah kunjungan siswa keluar
kelas untuk mempelajari objek tertentu sebagai bahan integral dari kegiatan
kurikuler di sekolah. Objek karyawisata harus relevan dengan bahan
pengajaran misalnya museum untuk pelajaran sejarah, kebun binatang untuk
pelajaran biologi, taman mini untuk pelajaran ilmu bumi dan kebudayaan,
peneropongan bintang di Lembang untuk fisika dan astronomi. Karyawisata
sebaiknya dilakukan pada akhir semester atau catur wulan dan dikaitkan
dengan keperluan pengajaran dari berbagai bidang studi secara bersama-sama
dan dibimbing oleh guru bidang studi yang bersangkutan.
c. Praktik lapangan
Praktik lapangan dilakukan oleh para siswa untuk memperoleh ketrampilan
dan kecakapan khusus. Misalnya siswa SPG diterjunkan ke sekolah dasar
untuk melatih kemampuan sebagai guru di sekolah. Siswa SMEA dikirimkan
ke perusahaan untuk mempelajari dan mempraktekkan pembukuan, akutansi
dan lain-lain.

d. Mengundang manusia sumber atau narasumber


Sekolah mengundang tokoh masyarakat ke sekolah untuk memberikan
penjelasan mengenai keahliannya di hadapan para siswa. Misalnya
mengundang dokter atau mantri kesehatan untuk menjelaskan berbagai
penyakit, petugas keluarga berencana untuk menjelaskan keluarga kecil,
petugas pertanian untuk  menjelaskan cara bercocok tanam, dan lain-lain.

7
e. Melalui proyek pelayanan dan pengabdian pada masyarakat
Cara ini dilakukan apabila sekolah (guru dan siswa secara bersama-sama
melakukan kegiatan memberikan bantuan kepada masyarakat seperti
pelayanan, penyuluhan, partisipasi dalam kegiatan masyarakat, dan kegiatan
lain yang diperlukan. Misalnya para siswa membantu memberikan pelayanan
posyandu, perbaikan jembatan, jalan-jalan, kebersihan lingkungan, dan lain-
lain.
f. Night at school
Night at school adalah pintu gerbang untuk mengikuti asyiknya petualangan
belajar. Di saat anak kelas satu sudah merasa  nyaman berinteraksi di sekolah,
maka kini saatnya mereka mendapatkan suasana yang berbeda: berpisah
dengan orangtua selama semalam, dan tidur bersama teman-teman.
g. Homestay
Program ini mengantarkan anak-anak berinteraksi dengan kehidupan yang
sangat berbeda dengan kesehariannya. Selama tiga hari mereka bukan hanya
berpisah dengan keluarga dan merasakan suasana keluarga baru, tetapi juga
mengukuhkan suasana pedesaan, mengolah kemampuan beradaptasi, dan
menegakkan kemandirian. Di desa, anak-anak juga memperoleh kesempatan
yang segar untuk memupuk jiwa kepemimpinan, rasa percaya diri, dan
empati. Tidak ketinggalan muatan kurikulum juga dimasukkan dalam
kemasan program homestay.
h. Camping
Camping merupakan aktivitas yang menguji ketahanan fisik, mental, dan juga
emosi. Kerja sama tim, tanggungjawab, dan kepemimpinan anak-anak dilatih.
Tujuannya jelas yaitu melatih tanggungjawab dan kepemimpinan. Orangtua
diminta untuk menahan diri, dan lebih banyak memberikan kepercayaan
kepada anak-anak. Bantuan yang berlebihan berarti merebut kesempatan anak
untuk belajar. Game-game dirancang untuk membentuk kekompakan,
kepemimpianan, tanggungjawab dan kegigihan.
i. Supercamp
Kunci keberhasilan belajar adalah menguasai cara belajar. Di supercamp
anak-anak kelas 5 dan 6 dibimbing untuk mengidentifikasi gaya belajar yang
efektif bagi dirinya. Selama supercamp, anak mendapatkan pengalaman
tentang bagaimana mengelola dan memanfaatkan waktu. Mereka dilatih untuk
mengerjakan tugas dengan alokasi waktu yang jelas. Tujuan yang lebih besar
adalah agar anak mendapatkan insight bahwa sesungguhnya mereka adalah

8
pribadi yang unik dan hebat.Melalui berbagai kuis, anak-anak dituntun untuk
menemukan suasana yang bisa membantunya belajar. Selain itu, mereka juga
menelisik factor-faktor apa saja yang bisa mengganggu konsentrasinya.
3. Langkah dan Prosedur Penggunaan
Menggunakan lingkungan sebagai media dan sumber belajar dalam proses
pengajaran memerlukan persiapan dan perencanaan yang seksama dari guru,
yaitu:
a. Langkah persiapan
Ada beberapa prosedur yang harus ditempuh pada langkah persiapan yakni:
1) Guru dan siswa menentukan tujuan belajar yang diharapkan diperoleh para
siswa berkaitan dengan penggunaan lingkungan sebagai media dan sumber
belajar.
2) Tentukan objek yang harus dipelajar dan dikunjungi. Dalam menetapkan
objek kunjungan tersebut hendaknya diperhatikan relevansi dengan tujuan
belajar.
3) Menentukan cara belajar siswa pada saat kunjungan dilakukan. Misalnya
mencatat apa yang terjadi, mengamati suatu proses, bertanya atau wawancara.
Di samping itu ada baiknya siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan
setiap kelompok diberi tugas khusus dalam kegiatan belajarnya.
4) Guru dan siswa mempersiapkan perizinan jika diperlukan. Misalnya membuat
dan mengirimkan surat permohonan untuk mengunjungi objek tersebut agar
mereka dapat mempersiapkannya.
5) Persiapan teknis yang diperlukan untuk kegiatan belajar, seperti tata tertib di
perjalanan dan di temapat tujuan, perlengkapan belajar yang harus dibawa,
menyusun pertanyaan yang akan diajukan,kalau ada kamera untuk mengambil
foto, transportasi yang digunakan, biaya, makanan, atau perbekalan,
perlengkapan P3K.
6)
b. Langkah pelaksanaan
Pada langkah ini adalah menentukan kegiatan belajar di tempat tujuan sesuai
dengan rencana yang telah dipersiapkan.
1) Kegiatan belajar diawali dengan penjelasan petugas mengenai objek yang
dikunjungi
2) Para siswa mengajukan beberapa pertanyaan melalui kelompoknya masing-
masing supaya lebih hemat.
3) Semua siswa mencatat semua informasi yang diperoleh
4) Para siswa melihat dan mengamati objek yang dipelajari (para petugas
memberikan penjelasan berkaitan dengan cara kerja atau proses kerja)

9
5) Para siswa dalam kelompoknya mendiskusikan hasil-hasil belajarnya
6) Akhir kunjungan para siswa mengucapkan terimakasih kepada petugas dan
pimpinan objek tersebut
c. Tindak lanjut
Tindak lanjut dari kegiatan belajar melalui lingkungan adalah membahas dan
mendiskusikan hasil yang diperoleh siswa selama kegiatan berlangsung.
1) Setiap kelompok diminta melaporkan hasil-hasilnya untuk dibahas bersama.
2) Guru meminta kesan-kesan yang diperoleh siswa dari kegiatan belajar
tersebut, disamping menyimpulkan materi yang diperoleh dan dihubungkan
dengan bahan pengajaranbidang studinya.
3) Guru memberikan penilaian terhadap kegiatan belajar siswa dan hasil-hasil
yang dicapainya.
4) Proses pengajaran yang mengoptimalkan lingkungan sebagai media dan
sumber belajar dikenal dengan pendekatan ekologis.

10
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1. Lingkungan belajar adalah suatu tempat yang berfungsi sebagai wadah atau
lapangan terlaksananya proses belajar mengajar atau pendidikan.
2. Jenis  lingkungan belajar meliputi : lingkungan sosial, lingkungan alam,
dan lingkungan buatan.
3. Peran lingkungan belajar: lingkungan sebagai sasaran belajar, lingkungan
sebagai sumber belajar , dan lingkungan sebagai sarana belajar.
4. Pentingnya aktivitas outdoor dalam optimalisasi perkembangan anak : melalui
aktivitas di luar ruangan atau outdoor semua bagian perkembangan anak dapat
ditingkatkan. Hal ini termasuk perkembangan fisik, ketrampilan sosial, dan
pengetahuan budaya, serta perkembangan emosional dan intelaktual.
5. Keuntungan lingkungan sebagai sumber belajar:
a Kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan
b Hakikat belajar akan lebih bermakna
c Bahan-bahan yang dapat dipelajari lebih kaya serta lebih factual
d Kegiaan belajar siswa lebih komprehensif dan lebih aktif
e Sumber belajar menjadi lebih kaya
f Siswa dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada
di lingkungannya
6. Prinsip umum penataan arena bermain outdoor:
a. Memenuhi aturan keamanan
b. Melindungi dan meningkatkan karakteristik alamiah anak
c. Desain lingkungan luar kelas harus didasarkan pada kebutuhan anak
d. Secara estetis harus menyenangkan
7. Teknik menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar:
a. Survey
b. Field trip atau karya wisata
c. Praktik lapangan
d. Mengundang manusia sumber atau narasumber
e. Melalui proyek pelayanan dan pengabdian pada masyarakat
f. Night at school
g. Homestay
h. Camping
i. Supercamp
8. Langkah dan prosedur penggunaan:
a. Langkah persiapan

11
b. Langkah pelaksanaan
c. Tindak lanjut
B.  Saran
Para pendidik hendaknya tidak hanya membuat kegiatan pembelajaran
terfokus di kelas, akantetapi juga mengajak murid sesekali belajar di luar kelas.
Hal ini disamping untuk mengenalkan anak pada lingkungan sekitar juga
dimaksudkan untuk memberikan variasi metode mengajar yang menyenangkan.

12

Anda mungkin juga menyukai