Abstrak
Menyimak merupakan proses menangkap pesan atau gagasan yang disajikan melalui ujaran.
Keterampilan menyimak merupakan dasar keterampilan dalam komunikasi lisan. Seperti yang
kita tahu bahwa keterampilan menyimak sangat penting bagi siswa karena merupakan pembuka
bagi keterampilan berbahasa yang lainya. Keterampilan ini bisa dilatih dengan menyimak teks
nonfiksi yang juga merupakan salah satu kompetensi yang harus dicapai bagi siswa sekolah
dasar. Ada berbagai anggapan yang muncul pada siswa sekolah dasar yang menganggap
kegiatan menyimak merupakan kegiatan yang tidak menarik, membosankan,dan menghabiskan
waktu, padahal manfaat dari kegiatan menyimak sangat penting bagi kehidupan manusia. Hal
ini menandakan bahwa pembelajaran menyimak teks nonfiksi merupakan salah satu
pembelajaran yang penting untuk dilaksanakan. Pentingnya pembelajaran menyimak teks
nonfiksi di sekolah dasar yaitu dapat melatih daya pikir siswa terhadap hal-hal yang telah
disimaknya. Semakin tinggi daya ingat siswa dalam menyimak maka semakin tinggi pula
kecerdasan siswa. Seperti halnya pada materi pembelajaran menyimak teks nonfiksi, untuk
mengetahui informasi dari berita, pidato, iklan, petunjuk, dialog dan iklan, siswa tidak sekedar
melihat berita di televisi saja, akan tetapi siswa juga harus menyimak dengan cermat segala
informasi yang telah diberitakan. Oleh karena itu, guru dituntut untuk mampu menghidupkan
suasana dalam kelas sesuai dengan karakteristik siswa sekolah dasar pada materi pembelajaran
menyimak teks nonfiksi.
1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Menyimak merupakan proses menangkap pesan atau gagasan yang disajikan
melalui ujaran. Keterampilan menyimak merupakan dasar keterampilan dalam
komunikasi lisan. Apabila kemampuan seseorang dalam menyimak kurang, dapat
dipastikan dia tidak dapat mengungkapkan topik yang didengar dengan baik. Dalam
pembelajaran di jenjang Sekolah Dasar, terdapat satu kompetensi yang harus dicapai
siswa yaitu menemukan pokok-pokok pikiran dari teks nonfiksi seperti pokok – pokok
berita, pidato, iklan, petunjuk, dialog dan iklan (apa, siapa, mengapa, dimana, kapan
dan bagaimana) yang didengar atau ditonton melalui radio/TV. Hal ini menandakan
bahwa pembelajaran menyimak teks nonfiksi merupakan salah satu pembelajaran yang
penting untuk dilaksanakan. Pentingnya pembelajaran menyimak teks nonfiksi di
Sekolah Dasar yaitu dapat melatih daya pikir siswa terhadap hal-hal yang telah
disimaknya. Semakin tinggi daya ingat siswa dalam menyimak maka semakin tinggi
pula kecerdasan siswa. Seperti halnya pada materi pembelajaran menyimak teks
nonfiksi, untuk mengetahui informasi dari berita, pidato, iklan,
petunjuk, dialog dan iklan, siswa tidak sekedar melihat berita di televisi saja, akan tetapi
siswa juga harus menyimak dengan cermat segala informasi yang telah diberitakan.
Konsentrasi penuh dalam menyimak teks nonfiksi merupakan hal utama dalam
menyimak. Hal tersebut terbukti bahwa siswa yang menyimak informasi dengan
cermat dan penuh konsentrasi maka informasi yang diperoleh juga lengkap, namun
sebaliknya siswa yang tidak menyimak informasi dengan cermat maka informasi yang
didapat juga tidak akan lengkap.
Menyimak merupakan salah satu dari keempat keterampilan berbahasa yang
penting. Menurut Pada usia prasekolah (s.d. 5 tahun) kegiatan berbahasa yang paling
banyak dilakukan oleh seorang anak adalah menyimak dan berbicara. Pada usia ini,
anak berupaya keras mempelajari Bahasa (bahasa) (melalui menyimak) dan
mengaplikasikannya dengan cara berbicara. Kegiatan menyimak dan berbicara
merupakan kegiatan berbahasa yang sangat dekat. Orang tidak akan memiliki modal
berbicara kalau tidak ada informasi yang telah diketahui (melaui proses menyimak)
terlebih dahulu (Rustam Effendi, 2016). Maka dari itu, keterampilan menyimak harus
dikuasai terlebih dahulu dibandingkan dengan keterampilan-keterampilan berbahasa
yang lain. Kegiatan menyimak dapat terlihat dari kehidupan sehari-hari yang
dihadapkan dengan berbagai kesibukan menyimak, misalnya dalam dialog
antaranggota keluarga, percakapan antarteman dan aktivitas pendidikan di sekolah
(Tarigan, 2008:2).
Berbagai anggapan siswa Sekolah Dasar (sekolah dasar) terhadap kegiatan
menyimak merupakan kegiatan yang tidak menarik, membosankan, dan menghabiskan
waktu. Kejenuhan siswa dalam menyimak terjadi karena siswa merasa dipaksa untuk
melakukan kegiatan menyimak. Padahal manfaat dari kegiatan menyimak sangat
penting bagi kehidupan manusia. Seperti halnya menyimak, dengan menyimak
informasi siswa dapat mengetahui segala hal yang terjadi di belahan dunia ini, meliputi
kasus-kasus yang sedang terjadi di berbagai negara, keanekaragaman suku dan budaya
yang terdapat di berbagai negara, beragam keajaiban dunia yang terdapat di dunia dan
berbagai jenis makhluk hidup yang terdapat di dunia.
Menurut Hermawan (2012: 34-35) dalam Prihatin (2017) memaparkan bahwa
banyak sekolah yang kurang meperhatikan pelajaran menyimak dibandingkan dengan
keahlian-keahlian komunikasi lainnya. Sejak dari taman kanak-kanak hingga SMU
umumnya siswa menerima pelajaran dan pelatihan dalam hal membaca dan menulis.
Setiap tahun terpaan terhadap keahlian membaca dan menulis terus berjalan. Begitu
juga terhadap keahlian dalam percakapan mendapat perhatian yang cukup besar.
Apabila dibandingkan dengan pelatihan dalam bidang membaca, menulis, dan
berbicara, maka pelatihan dalam bidang menyimak sangat kurang. Tentu saja keadaan
seperti ini sangat ironis mengingat 50% komunikasi manusia adalah menyimak.
Tarigan (1994:2) dalam kaitannya dengan pembelajaran menyimak di sekolah, kegiatan
menyimak sering kali diremehkan oleh siswa
Materi menyimak teks nonfiksi akan dapat membangkitkan minat siswa dalam
belajar. Sehingga siswa tidak merasa terbebani dalam mengikuti pembelajaran. Selain
itu guru juga lebih mudah mengetahui kemampuan siswa dalam mengingat informasi
dalam teks nonfiksi. Sehingga dalam menganalisis unsur-unsur penting yang terdapat
dalam teks, siswa yang cermat dalam menyimak teks nonfiksi akan dapat mengetahui
informasi secara jelas dan lengkap namun sebaliknya siswa yang tidak cermat dalam
menyimak teks nonfiksi juga tidak dapat memperoleh informasi dengan jelas dan
lengkap.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk menganalisis
keterampilan menyimak teks nonfiksi bagi siswa sekolah dasar. Karena penulis ingin
menganalisis sejauh mana keterampilan menyimak pada teks nonfiksi diantaranyateks
berita, pidato, iklan, petunjuk, dialog dan iklan yang diterapkan pada siswa Sekolah
Dasar.
1.2.Rumusan Masalah
1.2.1. Apa yang dimaksud dengan keterampilan menyimak?
1.2.2. Bagaimana struktur, fungsi, dan aspek kebahasaan teks nonfiksi sebagai bahan
untuk menyimak teks tulis maupun teks lisan?
1.2.3. Bagaimana langkah-langkah efektif untuk memfasilitasi keterampilan
menyimak bagi siswa sekolah dasar?
1.3. Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui apa itu keterampilan menyimak
1.3.2. Untuk memahami struktur, fungsi, dan aspek kebahasaan teks nonfiksi sebagai
bahan untuk menyimak teks tulis maupun teks lisan
1.3.3. Untuk mengetahui langkah-langkah efektif untuk memfasilitasi keterampilan
menyimak bagi siswa sekolah dasar
1.4. Manfaat
1.4.1. Untuk penulis
Sebagai bahan pembelajaran bagi penulis untuk lebih memahami mengenai
keterampilan menyimak teks nonfiksi.
1.4.2. Untuk pembaca
Memberikan informasi dan gambaran kepada pembaca mengenai keterampilan
menyimak cerita nonfiksi
2. Kerangka Teoritis
2.1. Keterampilan Menyimak
Keterampilan adalah kemampuan dasar pada diri manusia yang harus dilatih,
diasah, serta dikembangkan secara terus menerus sehingga menjadi potensial dalam
melakukan sesuatu. Selain itu untuk mengembangkan keterampilan diperlukan proses
pengasahan akal atau pemikiran. Sehingga mendorong timbulnya keterampilan khusus.
Gordon (1994) mendefinisikan keterampilan sebagai sekumpulan kemampuan dalam
diri seseorang, yang diimpelementasikan pada sistem pelaksanaan pekerjaan itu secara
lebih mudah serta efektif.
Menyimak merupakan kegiatan meresepsi, mengolah, serta menginterpretasi
suatu permasalahan dengan melibatkan panca indera (indra) seseorang. Menyimak
berhubungan dan bermanfaat dengan menyimak dan berbicara, menyimak dan
membaca, berbicara dan membaca, serta ekspresi lisan dan ekspresi tulis.
Berdasarkan pengertian di atas, ketrampilan (keterampilan) menyimak adalah
kemampuan dimana seseorang dapat meresepsi, mengolah serta menginterpretasi suatu
permasalahan dengan melibatkan panca indera (indra)
2.2. Teks Nonfiksi Bahan Menyimak
2.2.1. Berita
Berita adalah informasi baru atau informasi mengenai sesuatu yang
sedang terjadi, disajikan lewat bentuk cetak, siaran, Internet (internet), atau dari
mulut ke mulut kepada orang ketiga atau orang banyak.
2.2.2. Pidato
Pidato meupakan (merupakan) kegiatan penyampaian gagasan, pikiran,
informasi, kepada khalayak ramai.
2.2.3. Petunjuk
Petunjuk adalah nasihat, ajaran, dan ketentuan-ketentuan yang patut
dituruti untuk melakukan, menggunakan, dan membuat sesuatu.
2.2.4. Dialog
Tarigan (1991: 149) menjelaskan dialog sederhana adalah pertukaran
pikiran atau pendapat mengenai suatu topik tertentu antara dua atau lebih
pembaca.
2.2.5. Iklan
Iklan adalah pesan atau berita yang bertujuan untuk membujuk
seseorang agar tertarik dengan sesuatu yang ditawarkan.
2.3. Karakteristik Anak Sekolah Dasar
Anak sekolah dasar atau anak SD adalah mereka yang berumur antara 6-12
tahun atau biasa disebut dengan proses intelektual. Pengetahuan anak akan berkembang
pesat seiring dengan bertambahnya usia. Di samping itu keterampilan yang dikuasai
juga akan semakin beragam.
Pada periode ini minat anak terfokus pada semua hal yang bersifat dinamis
bergerak. Implikasinya anak cenderung untuk melakukan berbagai aktivitas yang
berguna pada proses perkembangannya nanti.
a. Karakteristik Siswa Kelas Rendah
Anak dengan usia 6-7 tahun dianggap sudah matang untuk masuk sekolah.
Menurut Notoatmodjo, siswa kelas rendah sekolah dasar mempunyai beberapa
karakteristik khusus, antara lain sebagai berikut.
1. Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan kesehatan pertumbuhan
jasmani dengan prestasi sekolah.
2. Siswa memiliki kecenderungan memuji diri sendiri.
3. Suka membanding-bandingkan diri dengan anak lain.
4. Anak pada masa ini, terutama umur 6-8 tahun, menghendaki nilai yang baik
tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak.
5. Tunduk pada peraturan-peraturan permainan yang ada di dalam dunianya.
6. Jika tidak bisa menyelesaikan suatu soal, maka soal itu tidak dianggap penting.
b. Karakteristik Siswa Kelas Tinggi
Siswa sekolah dasar kelas tinggi juga mempunyai beberapa karakteristik
yang berbeda dengan kelas rendah. Berikut adalah beberapa karakteristik siswa
kelas tinggi.
1. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkrit.
2. Realistik serta memiliki rasa ingin tahu dan ingin belajar.
3. Menjelang akhir masa ini, siswa memiliki minat terhadap hal-hal atau mata
pelajaran khusus.
4. Pada umur 11 tahun anak memerlukan bantuan guru atau orang-orang dewasa
lainnya untuk menyelesaikan tugasnya dan memenuhi keinginannya. Di umur
ini umumnya anak mendapatkan tugas-tugas dengan beban dan menghadapi
tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha menyelesaikannya sendiri.
5. Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi sekolah.
6. Anak-anak gemar membentuk kelompok sebaya. Biasanya untuk bisa bermain
bersama-sama. Dalam permainan biasanya anak tidak lagi terikat pada aturan
permainan tradisional, melainkan mereka membuat peraturan sendiri.
5, Ketepatan dan kelengkapan bagian isi dan pembahasan (tampak benang merah
keilmiahannya), penataan paragraf, penulisan kalimat, penggunaan dan struktur kajian teoritis
dalam artikel.
Dalam aspek ke empat sudah sesuai namun ada beberapa ejaan yang masih salah.
5. Rekomendasi
Pada dasarnya, saran bertujuan untuk memperbaiki makalah yang telah disusun. Oleh
karena itu, dalam sub bab saran haruslah mengandung kata-kata harapan seperti “oleh karena
itu”, “alangkah baiknya”, “penulis berharap”, dan beberapa kata lainnya yang memiliki
maksud yang sama.
Berikut saran yang telah disunting
Rekomendasi
Menurut penulis, bagi calon guru sekolah dasar supaya mempelajari lebih dalam tentang
keterampilan menyimak. Serta lebih memahami dengan baik keterampilan menyimak.
Keterampilan menyimak sangat penting bagi siswa sekolah dasar. Keterampilan ini dapat
mempermudah siswa dalam melaksanakan pembelajaran. Keterampilan menyimak
merupakan dasar dari keterampilan-keterampilan lainnya. Oleh karena itu, penulis berharap
artikel ini dapat menambah wawasan mengenai keterampilan menyimak
Daftar Pustaka berupa nama penulis, judul tulisan, penerbit, identitas penerbit, dan tahun
terbit. Daftar pustaka berisi kutipan-kutipan dari batang tubuh artikel. Penulisan daftar pustaka
memiliki ketentuan salah satunya harus sesuai dengan urutan huruf abjad.
Berikut daftar pustaka yang telah disunting
DAFTAR PUSTAKA
Aminawati, Bangkit Filsafat. 2019. Ketrampilan Menyimak Pidato. (Diakses : selasa, 31-08-
2021/09.31)https://www.e-jurnal.com/2013/12/pengertian-berita-menurut-para-ahli.html
(Diakses : Selasa, 31-08-2021/ 10.04)
Daeng, Kembong and Amir, Johar and Hamsa, Akmal (2010). Pembelajaran Keterampilan
Menyimak. Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar, Makassar.
Herman, RN (2018) Jurnalistik Praktis. Banda Aceh : Syiah Kuala University Press.
Naibaho, Fromsiska (2015) Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Think Talk Write Dan
Minat Belajar Terhadap Kemampuan Menyimak Teks Berita Siswa Kelas Viii Smp Swasta
Free Methodist-1 Helvetia Tahun Pelajaran 2013/2014. Masters Thesis, UNIMED.
Setyaningsih, Dwi. 2019. Keterampilan Berbahasa Menyimak Kritis Ceramah dengan Metode
Kontekstual. Skripsi. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Prodi Pendidikan Bahasa
Indonesia Universitas Sebelas Maret. Diakses dari https://osf.io
Tarigan, Djago.1991. Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia 1. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Tinggi.
Thraboni, Gamal. 2020. Contoh Teks Berita beserta Strukturnya & Unsur 5W1H. (Diakses :
Selasa, 31-08-2021/ 11.46)