Anda di halaman 1dari 18

KETERAMPILAN MENYIMAK TEKS NON FIKSI

BAGI SISWA SEKOLAH DASAR


Netta Adella Fianto
Email : nettaadella21@gmail.com

Abstrak
Menyimak merupakan proses menangkap pesan atau gagasan yang disajikan melalui ujaran.
Keterampilan menyimak merupakan dasar keterampilan dalam komunikasi lisan. Seperti yang
kita tahu bahwa keterampilan menyimak sangat penting bagi siswa karena merupakan
pembuka bagi keterampilan berbahasa yang lainya. Keterampilan ini bisa dilatih dengan
menyimak teks nonfiksi yang juga merupakan salah satu kompetensi yang harus dicapai bagi
siswa sekolah dasar. Ada berbagai anggapan yang muncul pada siswa sekolah dasar yang
menganggap kegiatan menyimak merupakan kegiatan yang tidak menarik, membosankan,dan
menghabiskan waktu, padahal manfaat dari kegiatan menyimak sangat penting bagi
kehidupan manusia. Hal ini menandakan bahwa pembelajaran menyimak teks nonfiksi
merupakan salah satu pembelajaran yang penting untuk dilaksanakan. Pentingnya
pembelajaran menyimak teks nonfiksi di sekolah dasar yaitu dapat melatih daya pikir siswa
terhadap hal-hal yang telah disimaknya. Semakin tinggi daya ingat siswa dalam menyimak
maka semakin tinggi pula kecerdasan siswa. Seperti halnya pada materi pembelajaran
menyimak teks nonfiksi, untuk mengetahui informasi dari berita, pidato, iklan, petunjuk,
dialog dan iklan, siswa tidak sekedar melihat berita di televisi saja, akan tetapi siswa juga
harus menyimak dengan cermat segala informasi yang telah diberitakan. Oleh karena itu, guru
dituntut untuk mampu menghidupkan suasana dalam kelas sesuai dengan karakteristik siswa
sekolah dasar pada materi pembelajaran menyimak teks nonfiksi.

Kata Kunci : Keterampilan Menyimak, Teks Nonfiksi, Sekolah Dasar

1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Menyimak merupakan proses menangkap pesan atau gagasan yang disajikan
melalui ujaran. Keterampilan menyimak merupakan dasar keterampilan dalam
komunikasi lisan. Apabila kemampuan seseorang dalam menyimak kurang, dapat
dipastikan dia tidak dapat mengungkapkan topik yang didengar dengan baik. Dalam
pembelajaran di jenjang Sekolah Dasar, terdapat satu kompetensi yang harus dicapai
siswa yaitu menemukan pokok-pokok pikiran dari teks nonfiksi seperti pokok –
pokok berita, pidato, iklan, petunjuk, dialog dan iklan (apa, siapa, mengapa, dimana,
kapan dan bagaimana) yang didengar atau ditonton melalui radio/TV. Hal ini
menandakan bahwa pembelajaran menyimak teks nonfiksi merupakan salah satu
pembelajaran yang penting untuk dilaksanakan. Pentingnya pembelajaran menyimak
teks nonfiksi di Sekolah Dasar yaitu dapat melatih daya pikir siswa terhadap hal-hal
yang telah disimaknya. Semakin tinggi daya ingat siswa dalam menyimak maka
semakin tinggi pula kecerdasan siswa. Seperti halnya pada materi pembelajaran
menyimak teks nonfiksi, untuk mengetahui informasi dari berita, pidato, iklan,
petunjuk, dialog dan iklan, siswa tidak sekedar melihat berita di televisi saja, akan
tetapi siswa juga harus menyimak dengan cermat segala informasi yang telah
diberitakan. Konsentrasi penuh dalam menyimak teks nonfiksi merupakan hal utama
dalam menyimak. Hal tersebut terbukti bahwa siswa yang menyimak informasi
dengan cermat dan penuh konsentrasi maka informasi yang diperoleh juga lengkap,
namun sebaliknya siswa yang tidak menyimak informasi dengan cermat maka
informasi yang didapat juga tidak akan lengkap.
Menyimak merupakan salah satu dari keempat keterampilan berbahasa yang
penting. Pada usia prasekolah (s.d. 5 tahun) kegiatan berbahasa yang paling banyak
dilakukan oleh seorang anak adalah menyimak dan berbicara. Pada usia ini, anak
berupaya keras mempelajari bahasa (melalui menyimak) dan mengaplikasikannya
dengan cara berbicara. Kegiatan menyimak dan berbicara merupakan kegiatan
berbahasa yang sangat dekat. Orang tidak akan memiliki modal berbicara kalau tidak
ada informasi yang telah diketahui (melaui proses menyimak) terlebih dahulu
(Rustam Effendi, 2016). Maka dari itu, keterampilan menyimak harus dikuasai
terlebih dahulu dibandingkan dengan keterampilan-keterampilan berbahasa yang lain.
Kegiatan menyimak dapat terlihat dari kehidupan sehari-hari yang dihadapkan dengan
berbagai kesibukan menyimak, misalnya dalam dialog antaranggota keluarga,
percakapan antarteman dan aktivitas pendidikan di sekolah (Tarigan, 2008:2).
Berbagai anggapan siswa sekolah dasar terhadap kegiatan menyimak
merupakan kegiatan yang tidak menarik, membosankan, dan menghabiskan waktu.
Kejenuhan siswa dalam menyimak terjadi karena siswa merasa dipaksa untuk
melakukan kegiatan menyimak. Padahal manfaat dari kegiatan menyimak sangat
penting bagi kehidupan manusia. Seperti halnya menyimak, dengan menyimak
informasi siswa dapat mengetahui segala hal yang terjadi di belahan dunia ini,
meliputi kasus-kasus yang sedang terjadi di berbagai negara, keanekaragaman suku
dan budaya yang terdapat di berbagai negara, beragam keajaiban dunia yang terdapat
di dunia dan berbagai jenis makhluk hidup yang terdapat di dunia.
Menurut Hermawan (2012: 34-35) dalam Prihatin (2017) memaparkan bahwa
banyak sekolah yang kurang meperhatikan pelajaran menyimak dibandingkan dengan
keahlian-keahlian komunikasi lainnya. Sejak dari taman kanak-kanak hingga SMU
umumnya siswa menerima pelajaran dan pelatihan dalam hal membaca dan menulis.
Setiap tahun terpaan terhadap keahlian membaca dan menulis terus berjalan. Begitu
juga terhadap keahlian dalam percakapan mendapat perhatian yang cukup besar.
Apabila dibandingkan dengan pelatihan dalam bidang membaca, menulis, dan
berbicara, maka pelatihan dalam bidang menyimak sangat kurang. Tentu saja keadaan
seperti ini sangat ironis mengingat 50% komunikasi manusia adalah menyimak.
Tarigan (1994:2) dalam kaitannya dengan pembelajaran menyimak di sekolah,
kegiatan menyimak sering kali diremehkan oleh siswa
Materi menyimak teks nonfiksi akan dapat membangkitkan minat siswa dalam
belajar. Sehingga siswa tidak merasa terbebani dalam mengikuti pembelajaran. Selain
itu guru juga lebih mudah mengetahui kemampuan siswa dalam mengingat informasi
dalam teks nonfiksi. Sehingga dalam menganalisis unsur-unsur penting yang terdapat
dalam teks, siswa yang cermat dalam menyimak teks nonfiksi akan dapat mengetahui
informasi secara jelas dan lengkap namun sebaliknya siswa yang tidak cermat dalam
menyimak teks nonfiksi juga tidak dapat memperoleh informasi dengan jelas dan
lengkap.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk menganalisis
keterampilan menyimak teks nonfiksi bagi siswa sekolah dasar. Karena penulis ingin
menganalisis sejauh mana keterampilan menyimak pada teks nonfiksi diantaranya
teks berita, pidato, iklan, petunjuk, dialog dan iklan yang diterapkan pada siswa
Sekolah Dasar.
1.2.Rumusan Masalah
1.2.1. Apa yang dimaksud dengan keterampilan menyimak?
1.2.2. Bagaimana struktur, fungsi, dan aspek kebahasaan teks nonfiksi sebagai
bahan untuk menyimak teks tulis maupun teks lisan?
1.2.3. Bagaimana langkah-langkah efektif untuk memfasilitasi keterampilan
menyimak bagi siswa sekolah dasar?
1.3. Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui apa itu keterampilan menyimak
1.3.2. Untuk memahami struktur, fungsi, dan aspek kebahasaan teks nonfiksi
sebagai bahan untuk menyimak teks tulis maupun teks lisan
1.3.3. Untuk mengetahui langkah-langkah efektif untuk memfasilitasi keterampilan
menyimak bagi siswa sekolah dasar
1.4. Manfaat
1.4.1. Untuk penulis
Sebagai bahan pembelajaran bagi penulis untuk lebih memahami mengenai
keterampilan menyimak teks nonfiksi.
1.4.2. Untuk pembaca
Memberikan informasi dan gambaran kepada pembaca mengenai
keterampilan menyimak cerita nonfiksi

2. Kerangka Teoritis
2.1. Keterampilan Menyimak
Keterampilan adalah kemampuan dasar pada diri manusia yang harus dilatih,
diasah, serta dikembangkan secara terus menerus sehingga menjadi potensial dalam
melakukan sesuatu. Selain itu untuk mengembangkan keterampilan diperlukan proses
pengasahan akal atau pemikiran. Sehingga mendorong timbulnya keterampilan
khusus. Gordon (1994) mendefinisikan keterampilan sebagai sekumpulan kemampuan
dalam diri seseorang, yang diimplementasikan pada sistem pelaksanaan pekerjaan itu
secara lebih mudah serta efektif.
Menyimak merupakan kegiatan meresepsi, mengolah, serta menginterpretasi
suatu permasalahan dengan melibatkan panca indera seseorang. Menyimak
berhubungan dan bermanfaat dengan menyimak dan berbicara, menyimak dan
membaca, berbicara dan membaca, serta ekspresi lisan dan ekspresi tulis.
Berdasarkan pengertian di atas, keterampilan menyimak adalah kemampuan
dimana seseorang dapat meresepsi, mengolah serta menginterpretasi suatu
permasalahan dengan melibatkan panca indera.
2.2. Teks Nonfiksi Bahan Menyimak
2.2.1. Berita
Berita adalah informasi baru atau informasi mengenai sesuatu yang
sedang terjadi, disajikan lewat bentuk cetak, siaran, internet, atau dari mulut
ke mulut kepada orang ketiga atau orang banyak. Berita berisikan laporan atas
kejadian atau peristiwa yang sedang dan telah terjadi. Maka dari itu, berita
harus dimulai dengan fakta.
2.2.2. Pidato
Pidato merupakan kegiatan penyampaian gagasan, pikiran, informasi,
kepada khalayak ramai. Pidato biasanya dibawakan oleh seseorang yang
memberikan orasi dan pernyataan tentang suatu hal/peristiwa yang penting
dan patut diperbincangkan.
2.2.3. Petunjuk
Petunjuk adalah nasihat, ajaran, dan ketentuan-ketentuan yang patut
dituruti untuk melakukan, menggunakan, dan membuat sesuatu.
2.2.4. Dialog
Tarigan (1991: 149) menjelaskan dialog sederhana adalah pertukaran
pikiran atau pendapat mengenai suatu topik tertentu antara dua atau lebih
pembaca.
2.2.5. Iklan
Iklan adalah pesan atau berita yang bertujuan untuk membujuk
seseorang agar tertarik dengan sesuatu yang ditawarkan. Iklan disampaikan
melalui media massa seperti televisi, radio, surat kabar, dan internet.
2.3. Karakteristik Anak Sekolah Dasar
Anak sekolah dasar atau anak SD adalah mereka yang berumur antara 6-12
tahun atau biasa disebut dengan proses intelektual. Pengetahuan anak akan
berkembang pesat seiring dengan bertambahnya usia. Di samping itu keterampilan
yang dikuasai juga akan semakin beragam.
Pada periode ini minat anak terfokus pada semua hal yang bersifat dinamis
bergerak. Implikasinya anak cenderung untuk melakukan berbagai aktivitas yang
berguna pada proses perkembangannya nanti.
a. Karakteristik Siswa Kelas Rendah
Anak dengan usia 6-7 tahun dianggap sudah matang untuk masuk sekolah.
Menurut Notoatmodjo, siswa kelas rendah sekolah dasar mempunyai beberapa
karakteristik khusus, antara lain sebagai berikut.
1. Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan kesehatan pertumbuhan
jasmani dengan prestasi sekolah.
2. Siswa memiliki kecenderungan memuji diri sendiri.
3. Suka membanding-bandingkan diri dengan anak lain.
4. Anak pada masa ini, terutama umur 6-8 tahun, menghendaki nilai yang baik
tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau
tidak.
5. Tunduk pada peraturan-peraturan permainan yang ada di dalam dunianya.
6. Jika tidak bisa menyelesaikan suatu soal, maka soal itu tidak dianggap
penting.
b. Karakteristik Siswa Kelas Tinggi
Siswa Sekolah Dasar kelas tinggi juga mempunyai beberapa karakteristik
yang berbeda dengan kelas rendah. Berikut adalah beberapa karakteristik siswa
kelas tinggi.
1. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkrit.
2. Realistik serta memiliki rasa ingin tahu dan ingin belajar.
3. Menjelang akhir masa ini, siswa memiliki minat terhadap hal-hal atau mata
pelajaran khusus.
4. Pada umur 11 tahun anak memerlukan bantuan guru atau orang-orang dewasa
lainnya untuk menyelesaikan tugasnya dan memenuhi keinginannya. Di umur
ini umumnya anak mendapatkan tugas-tugas dengan beban dan menghadapi
tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha menyelesaikannya sendiri.
5. Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi sekolah.
6. Anak-anak gemar membentuk kelompok sebaya. Biasanya untuk bisa
bermain bersama-sama. Dalam permainan biasanya anak tidak lagi terikat
pada aturan permainan tradisional, melainkan mereka membuat peraturan
sendiri.

3. Hasil dan Pembahasan


3.1. Keterampilan Menyimak
3.1.1. Pengertian Menyimak
Menyimak adalah proses menangkap bunyi-bunyi bahasa dengan
penuh perhatian serta menerima dan mengolahnya kembali menjadi suatu
informasi atau pengetahuan. Kata menyimak dalam bahasa Indonesia memiliki
kemiripan makna dengan mendengar. Perbedaan antara keduanya yaitu
dimana mendengar tidak ada unsur kesengajaan sedangkan menyimak terdapat
unsur kesengajaan untuk memeroleh informasi atau pengetahuan.
3.1.2. Tujuan Menyimak
Tujuan utama dari menyimak yaitu menangkap, memahami, atau
menghayati pesan, ide, gagasan yang tersirat dalam bahan simakan.
a. Mendapatkan Fakta
Pengumpulan fakta dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Kegiatan pengumpulan fakta atau informasi melalui menyimak dapat
berwujud dalam berbagai variasi. Misalnya mendengarkan radio,
televisi, penyampaian makalah dalam seminar, pidato ilmiah,
percakapan dalam keluarga, percakapan dengan tetangga, percakapan
dengan teman sekerja, sekelas dsb. Kegiatan pengumpulan fakta atau
informasi ini di kalangan pelajar dan mahasiswa banyak sekali
dilakukan melalui menyimak.
b. Menganalisis Fakta
Fakta atau informasi yang telah terkumpul perlu dianalisis.
Harus jelas kaitan antar unsur fakta, sebab dan akibat apa yang
terkandung di dalamnya. Apa yang disampaikan pembicara harus
dikaitkan dengan pengetahuan atau pengalaman menyimak dalam
bidang yang relevan.
c. Mengevaluasi Fakta
Tujuan ketiga dalam suatu proses menyimak adalah
mengevaluasi fakta-fakta yang disampaikan pembicara. Dalam situasi
ini penyimak sering mengajukan sejumlah pertanyaan seperti antara
lain :
1) Benarkah fakta yang diajukan?
2) Relevankah fakta yang diajukan?
3) Akuratkah fakta yang disampaikan?
d. Mendapatkan Inspirasi
Adakalanya orang menghadiri suatu konvensi, pertemuan
ilmiah atau jamuan tertentu, bukan untuk mencari atau mendapatkan
fakta. Mereka menyimak pembicaraan orang lain semata-mata untuk
tujuan mencari ilham. Penyimak seperti ini biasanya orang yang tidak
memerlukan fakta baru. Yang mereka perlukan adalah sugesti,
dorongan, suntikan semangat, atau inspirasi guna pemecahan masalah
yang sedang mereka hadapi. Mereka ini sangat mengharapkan
pembicara yang inspiratif, sugestif dan penuh gagasan orisinal.
Pembicaraan semacam ini dapat muncul dari tokoh-tokoh yang
disegani, dari direktur perusahaan, orator ulung, tokoh periklanan,
salesman dsb.
e. Menghibur Diri
Sejumlah penyimak datang menghadiri pertunjukan seperti
bioskop, sandiwara, atau percakapan untuk menghibur diri. Mereka ini
adalah orang-orang yang sudah lelah letih dan jenuh. Mereka perlu
penyegaran fisik dan mental agar kondisinya pulih. Karena itulah
mereka menyimak untuk tujuan menghibur diri. Sasaran yang mereka
pilih pun tertentu, misalnya menyimak pembicaraan cerita-cerita lucu,
banyolan percakapan pelawak, menonton pertunjukan yang kocak
seperti yang dibawakan Grup Srimulat.
f. Meningkatkan Kemampuan Berbicara
Tujuan menyimak yang lain yaitu untuk meningkatkan
keterampilan berbicara. Dalam hal ini penyimak memperhatikan
seseorang pembicara pada segi:
1. Cara mengorganisasikan bahan pembicaraan
2. Cara penyampaian bahan pembicaraan
3. Cara memikat perhatian pendengar
4. Cara mengarahkan perhatian pendengar
5. Cara menggunakan alat bantu seperti mikrofon, alat peraga, dsb.
6. Cara memulai dan mengakhiri pembicaraan
3.1.3. Tahap Menyimak
Tahap dalam proses menyimak seseorang akan dijelaskan pada uraian
berikut ini.
a. Tahap Mendengarkan
Pada tahap ini kita baru mendengar segala sesuatu yang
dikemukakan oleh pembicara dalam ujaran atas pembicaraannya. Jadi, kita
masih berada dalam tahap hearing.
Dari penjelasan tersebut tahap mendengarkan berarti pendengar
mendengarkan apa yang diucapkan pembicara, Misalnya di dalam kelas
pendidik menjelaskan kepada peserta didik.
b. Tahap Memahami
Tahap ini terjadi setelah kita mendengar maka akan ada keinginan
bagi kita untuk mengerti atau memahami dengan baik isi pembicaraan
yang disampaikan oleh pembicara. Kemudian, sampailah kita dalam tahap
understanding.
Dari penjelasan tersebut tahap memahami berarti pendengar
mengerti apa yang disampaikan pembicara, misalnya peserta didik
mengerti apa yang telah dijelaskan oleh pendidik.
c. Tahap menginterpretasi / menafsirkan
Penyimak yang baik, cermat, dan teliti belum puas jika hanya
mendengar dan memahami dengan baik isi ujaran sang pembicara, dia
ingin menafsirkan atau menginterpretasikan isi, butir-butir pendapat yang
terdapat dan tersirat dalam ujaran itu, dengan demikian, sang penyimak
telah tiba pada tahap interpreting.
Dari penjelasan tersebut tahap menginterpretasi berarti pendengar
menafsirkan atau melakukan maksud yang telah dipahami dari pembicara,
misalnya peserta didik melakukan tugas yang diperintahkan pendidik yang
sebelumnya telah dijelaskan.
d. Tahap menilai / mengevaluasi
Setelah memahami serta dapat menafsir atau menginterpretasikan
isi pembicaraan, penyimak pun mulailah menilai atau mengevaluasi
pendapat serta gagasan pembicara mengenai keunggulan dan kelemahan
serta kebaikan dan kekurangan pembicara, dengan demikian, sudah sampai
pada tahap evaluating.
Dari penjelasan tersebut tahap menilai/mengevaluasi berarti
menilai dari hasil interpreting baik mengenai keunggulan dan kelemahan.
Misalnya pendidik dan peserta didik membahas bersama sama apa yang
telah dikerjakan peserta didik.
e. Tahap menanggapi
Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam kegiatan menyimak.
Penyimak menyambut, mencamkam, menyerap serta menerima gagasan
atau ide yang dikemukakan oleh pembicara dalam ujaran atau
pembicaraannya, penyimak pun sampai pada tahap menanggapi
(responding).
Dari penjelasan tersebut tahap menanggapi berarti pembicara dan
pendengar dapat mengetahui hasil kegiatan menyimak, misalnya pendidik
dapat mengetahui hasil akhir pembelajaran di kelas mengerti atau tidak
mengerti.
3.1.4. Tahap Pembelajaran Menyimak
1. Tahap Pendahuluan (Pra Menyimak)
Pada tahap ini dilakukan persiapan kegiatan menyimak serta berbagai
usaha untuk meningkatkan minat siswa. Guru menjelaskan isi materi yang
akan diperdengarkan, siswa membaca artikel yang relevan, melihat foto
atau gambar. Selain itu, guru juga menerangkan pengetahuan latar
belakang yang dianggap penting seperti untuk apa kegiatan mendengar itu
dilakukan.
2. Tahap Kegiatan (Saat Menyimak)
Dalam kegiatan ini guru menyuruh siswa mendengarkan media audio
seperti kaset rekaman, video, suara asli, dan sebagainya. Cara menyuruh
mendengarkannya, seperti berapa kali mendengarnya, mendengar terus
menerus dari awal sampai akhir, atau menyuruh mendengar sambil
menghentikan rekaman/ucapan pada bagian-bagian tertentu yang telah
ditetapkan, hal ini berbeda-beda tergantung pada tingkat kemampuan
siswa, banyaknya materi, tujuan menyimak, dan sebagainya. Sehingga
untuk itu guru harus mempertimbangkan atau memberikan ketegasan
secara tepat mengenai kelas yang dipegangnya.
3. Tahap setelah kegiatan (Pasca Menyimak)
Pada kegiatan akhir ini diadakan tanya jawab tentang isi materi yang
barusan diperdengarkan, siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan
kesan-kesannya, atau menyimpulkan dari sudut isi materi. Lalu guru
mengadakan penjelasan atau kesimpulan akhir dengan cara menggunakan
lembaran foto copy yang berisi aspek-aspek tata bahasa, ungkapan-
ungkapan, keterampilan atau strategi menyimak.

3.2.Struktur, Fungsi, dan Aspek Kebahasaan Teks Nonfiksi sebagai Bahan untuk
Menyimak Teks Tulis maupun Teks Lisan
3.2.1. Berita
Berita adalah salah satu produk jurnalistik yang mudah ditemui di
berbagai media, baik online, cetak, maupun televisi. Berita berisikan laporan
atas kejadian atau peristiwa yang sedang dan telah terjadi.
1. Struktur
a. Judul (headline)
Judul merupakan kata kunci yang mewakili keseluruhan isi
berita. Dalam teks berita, judul biasanya memuat tentang kejadian
yang akan dibahas. Judul yang menarik akan memungkinkan pembaca
tertarik terhadap berita yang disampaikan.
b. Teras berita (lead)
Teras berita atau lead adalah bagian yang penting dalam berita.
Lead terletak pada paragraf pertama dalam teks berita. Lead
mencakup inti dari keseluruhan isi berita. Lead juga menjadi salah
satu penentu bagi pembaca untuk melihat isi berita lebih lanjut.
c. Tubuh (body)/isi berita
Bagian ini merupakan inti dari berita. Tubuh berita merupakan
kelanjutan dari isi berita. Berita akan dibahas lebih rinci secara
keseluruhan pada bagian ini.
d. Penutup
Bagian ini berupa pernyataan atau kesimpulan akhir berita dan
juga salam penutup.
2. Unsur-unsur Berita
Unsur-unsur yang ada dalam berita yaitu apa (what), siapa (who),
di mana (where), kapan (when), mengapa (why), dan bagaimana (how)
atau bisa disingkat 5W+1H.
a. Unsur “apa” digunakan untuk menanyakan apa yang terjadi dalam
peristiwa atau dalam berita tersebut.
b. Unsur “siapa” digunakan untuk menanyakan siapa saja orang yang
terlibat dalam peristiwa tersebut.
c. Unsur “Di mana” digunakan untuk menanyakan tempat kejadian.
d. Unsur “Kapan” digunakan untuk menanyakan kapan peristiwa itu
terjadi.
e. Unsur “Mengapa” digunakan untuk menanyakan mengapa hal itu bisa
terjadi.
f. Unsur “bagaimana” digunakan untuk menanyakan bagaimana kejadian
itu terjadi. sebuah berita
3. Aspek Kebahaaan Berita
Kaidah kebahasaan teks berita harus sesuai kaidah jurnalistik.
Menurut Herman RN dalam buku Jurnalistik Praktis (2018), bahasa
jurnalistik adalah bahasa yang sederhana, mengutamakan pilihan kata
atau kalimat yang mudahdipahami oleh pembaca. Berikut kaidah
kebahasaan teks berita:
1. Verbatransitif, merupakan verba yang dapat diubah ke bentuk pasif.
2. Verbapewarta, verba yang mengindikasikan suatu percakapan.
Contohnya kata, ujar, gagas, tukas, ucap, tutur, dan sejenisnya.
3. Adverbia, kelas kata yang memberikan keterangan tempat, waktu,
suasana, ataucara.
4. Konjungsi, yaitu kata penghubung. Contohnya dan, atau, lalu,
kemudian, serta, dan sejenisnya.
5. Kutipan langsung, kalimat yang diucapkan narasumber dan ditulis
menggunakan tanda petik.
6. Kutipan tidak langsung, informasi dari nara sumber yang ditulis ulang
tanpa tanda petik. Penulis menggunakan kutipan tidak langsung agar
mempermudah pembaca memahami teks berita. Karena bahasa lisan
terkadang kurang dapat dipahami bila dituangkan begitu saja, tanpa
ada penyesuaian dengan ragam tulis.
7. Bahasa yang digunakan baku, sederhana, menarik, singkat, padat,
lugas, dan komunikatif.
8. Bahasa dalam teks berita harus netral atau obyektif.
9. Memuat bahasa denotatif atau arti sebenarnya. Bahasa yang digunakan
tidak boleh ambigu dan menimbulkan salah persepsi.
3.2.2. Pidato
Pidato adalah kegiatan menyampaikan pikiran secara lisan melalui cara
berbicara di depan banyak orang atau di depan umum.
1. Fungsi Pidato
Fungsi atau tujuan pidato yang utama adalah untuk
menyampaikan pikiran dari orang yang melakukan pidato. Selain itu,
pidato juga bisa berfungsi sebagai ajakan kepada orang yang
mendengarkan, misalnya pidato kebangsaan yang mengajak
pendengarnya bersama-sama berjuang untuk negara. Pidato juga dapat
digunakan untuk memberikan informasi kepada pendengarnya, agar
informasi itu lebih mudah dipahami. Dari pidato yang disampaikan,
pendengar juga bisa memahami pola pikir atau pendapat dari orang
melakukan pidato.
2. Struktur Pidato
1) Pembukaan Pidato
Pada bagian pembukaan pidato ini, orator akan menyampaikan
pembukaan berupa salam, ucapan syukur, hingga ucapan penghormatan.
Ucapan syukur biasanya disampaikan untuk mengungkapkan rasa syukur
karena orator dapat menyampaikan pidatonya di depan orang banyak.
Sedangkan ucapan penghormatan disampaikan untuk menghormati dan
menyapa orang-orang penting yang datang ke acara pembacaan pidato. Di
bagian pembukaan ini juga, orator biasanya akan menyampaikan
pendahuluan pidato. Saat menyampaikan pendahuluan pidato, orator akan
menyampaikan topik atau garis besar dari permasalahan yang akan
disampaikan dalam pidatonya.
2) Isi Pidato
Dalam sebuah pidato, bagian isi pidato merupakan bagian yang
paling penting. Isi pidato merupakan bagian yang paling penting karena
pada bagian inilah inti dari pidao yang ingin disampaikan dapat
tersampaikan dengan baik. Pada bagian isi pidato, orator juga akan
menyampaikan secara jelas dan detail tentang apa yang ingin
disampaikan. Isi dari pidato dapat berupa ajakan, hal yang dipikirkan oleh
orator, maupun imbauan yang ingin disampaikan kepada orang yang
mendengarkan.
3) Penutup
Setelah menyampaikan isi pidato, bagian terakhir pada strutur
pidato adalah penutup pidato. Bagian penutup berisi rangkuman dari
pidato yang sudah disampaikan dari isi pidato yang telah disampaikan.
Pada bagian penutup, juga disampaikan salam penutup, misalnya berupa
ucapan terima kasih kepada orang-orang yang sudah mendengarkan.
3. Aspek Kebahasaan Pidato
Kalimat yang mendominasi teks ini adalah kalimat pernyataan yang
berisi sebagai berikut.
1) Kalimat saran
Kalimat saran adalah kalimat yang berisi usul agar dapat
dipertimbangkan oleh orang lain. Kalimat saran pada umumnya
ditandai dengan penggunaan kata sebaiknya, seharusnya, dan lain-lain.
2) Kalimat ajakan
Kalimat ajakan berisi anjuran untuk diikuti oleh pendengar. Kalimat
ajakan bertujuan agar pendengar berbuat seperti yang dikehendaki
pemberi pidato. Kalimat ajakan pada umumnya ditandai dengan
penggunaan kata mari, marilah, ayo, mohon, tolong, dan sebagainya.
3) Kalimat arahan
Kalimat arahan merupakan kalimat yang bertujuan untuk
memberikan petunjuk kepada pembaca atau pendengar. Pada
umumnya, kalimat arahan ditandai dengan penggunaan kata harus.
3.2.3. Petunjuk
Prosedur adalah langkah demi langkah untuk melakukan sesuatu yang
disusun secara sistematis dan bertahap mulai dari awal sampai akhir. yang
memuat sifat-sifat tertentu atau suatu kebiasaan.
1. Tujuan Prosedur
Tujuan utama prosedur adalah menunjukkan dan menjelaskan tentang
cara atau langkah-langkah melakukan sesuatu dengan benar. Langkah-
langkah tersebut disusun secara berurutan agar mudah diikuti.
2. Struktur Teks Prosedur
Struktur teks prosedur ada tiga yaitu tujuan, material, dan langkah-
langkah. Berikut penjelasan lengkapnya masing-masing:
a. Tujuan, merupakan struktur pertama teks prosedur. Bagian tujuan ini
berisi tentang tujuan pembuatan teks prosedur tersebut serta hasil akhir
yang ingin dicapai jika sudah melakukan langkah demi langkah yang
diinstruksikan.
b. Material, merupakan bagian yang menginformasikan keperluan apa saja
yang dibutuhkan. Misalnya alat, bahan, atau material lainnya yang akan
digunakan selama proses berlangsung.
c. Langkah – langkah, merupakan tahapan yang harus diikuti untuk
memperoleh hasil akhir sesuai tujuan teks prosedur itu sendiri.
Langkah-langkah ini harus disusun secara berurutan mulai dari awal
sampai akhir, dan jangan sampai ada langkah yang terlewat.
3. Ciri-ciri Teks Prosedur
a. Berisi informasi. Bermaksud untuk menunjukkan atau menjelaskan
sesuatu kepada para pembaca.
b. Adanya langkah-langkah, proses atau tata cara yang harus dilakukan.
Biasanya disajikan dalam bentuk poin-poin bernomor. Namun dapat
juga berbentuk paragraf berurut.
c. Adanya batasan, larangan atau saran selama melaksanakan proses.
4. Aspek Kebahasaan Teks Prosedur
a. Menggunakan pola kalimat perintah atau kalimat imperatif agar
diikuti pembaca. Contohnya buatlah, bukakan, sirami, lipatlah, dan
lain-lain.
b. Menggunakan konjungsi atau kata hubung dalam mengurutkan
tahapan kegiatan. Contohnya kemudian, lalu, selanjutnya, berikutnya,
setelahitu, dan lain-lain.
c. Menggunakan kata kerja aktif. Contohnya membungkus, membuka,
menyiram, memilih, dan lain-lain.
d. Menggunakan kata keterangan dalam menyatakan waktu, tempat dan
cara secara akurat. Contohnya tajam, pagi hari, jam 08.00, dan lain-
lain.
3.2.4. Dialog Interaktif
Dialog interaktif merupakan dialog yang dilakukan di acara televisi
maupun radio atau forum-forum umum yang melibatkan peran pendengar
untuk ikut menanggapi dan juga menanyakan seputar isi pembicaraan dalam
dialog tersebut.
1. Fungsi Dialog Interaktif
Fungsi dialog interaktif yakni untuk membahas suatu masalah dengan
tujuan mendapatkan jalan keluar atau solusi dari masalah yang tersebut.
Dengan kita menyimak dialog interaktif yaitu kita tidak akan ketinggalan
informasi terkini mengenai berbagai hal atau masalah yang sedang hangat
dibicarakan di masyarakat.
2. Unsur-unsur Dialog Interaktif
a. What yang maksudnyadialog harus memiliki tema atau hal penting
mengenai hal apa yang akan dibahas.
b. Who, maksudnya yakni harus ada siapa saja orang yang akan
dilibatkan dalam dialog interaktif tersebut. Selain itu, unsur “Who” ini
juga menunjukkan bagaimana cara memilih narasumber yang akan
diajak untuk berdialog.
c. When, maksudnya yakni kapan dialog interaktif tersebut akan
dilakukan. Meliputi tanggal maupun jam pasti dialog tersebut
dijadwalkan.
d. Where, yakni dimana tempat diadakannya dialog interaktif tersebut.
e. Why, artinya mengapa dialog interaktif ini dirasa penting untuk
dilakukan.
f. How, yakni bagaimana proses dan juga hasil yang diharapkan dari
diadakannya dialog interaktif ini.
3. Ciri-ciri Dialog Interaktif
a) Dalam berdialog melibatkan banyak orang yakni tidak dilakukan
secara sendiri namun banyak pelaku yang terlibat dari dialog tersebut
baik langsung maupun tidak langsung.
b) Terdapat tanya jawab antara pewawancara dengan narasumber, agar
dialog berjalan lancar.
c) Dialog dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.
d) Biasanya dialog interaktif ditayangkan di acara televisi maupun radio.
4. Aspek Kebahasaan Dialog Interaktif
a. Banyak menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi
kronologis). Contoh: sebelum, sekarang, setelah itu, mula-mula,
kemudian.
b. Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu
peristiwa yang terjadi, seperti menyuruh, menobatkan,
menyingkirkan, menghadap, beristirahat.
c. Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang
dipikirkan atau dirasakan oleh tokoh. Contoh: merasakan,
menginginkan, mengharapkan, mendambakan, mengalami.
d. Menggunakan kata-kata sifat (descritive language) untuk
menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana. Kata-kata yang
dimaksud misalnya, rapi, bersih, baik, gagah, kuat.
3.2.5. Iklan
Iklan merupakan salah satu media promosi yang efektif dalam
memasarkan berbagai produk kepada konsumen karena daya jangkuannya
yang luas dan masif. tujuannya untuk memperkenalkan suatu produk, baik
barang maupun jasa kepada masyarakat, guna menarik perhatian masyarakat
untuk mengenali, membeli, hingga mengomsumsi atau menggunakan produk
yang diiklankan.
1. Unsur-unsur Iklan
a. Attention (perhatian). Iklan yang baik harus dapat menarik perhatian
masyarakat umum.
b. Interest (minat). Setelah mendapat perhatian, maka harus ditingkatkan
menjadi minat sehinga timbul rasa ingin tahu secara terperinci dalam
diri konsumen.
c. Desire (keinginan). Suatu cara mengerakan keinginan suatu
konsumen.
d. Conviction (rasa percaya). Untuk mendapat rasa percaya dalam diri
konsumen, maka sebuah iklan harus ditunjang berbagai kegiatan
peragaan seperti pembuktian atau sebuah kata – kata.
e. Action (tindakan). Tindakan merupakan suatu tujuan akhir dari
produsen untuk menarik konsumen agar membeli atau menggunakan
produk dan jasanya.
2. Aspek Kebahasaan
Iklan
a. Menggunakan slogan
Slogan ialah kalimat yang mudah diingat, menarik, dan
mencolok. Slogan biasanya berupa susunan kata tertentu yang
memberi penjelasan secara singkat terhadap suatu produk atau jasa
sehingga mudah diingat.
Misalnya:
Merdeka atau mati
Say no to drugs
b. Kalimat Persuasif
Maksudnya kalimat ini bertujuan meyakinkan serta membujuk
pembaca agar menerima gagasan penulis terhadap sesuatu. Ada
beberapa kalimat persuasif di iklan produk tersebut.
c. Memakai Subjek Orang Pertama
Biasanya, teks iklan akan menggunakan subjek orang pertama
atau tunggal / jamak Seperti aku, saya, dan kami, untuk mengganti
instansi pemasang iklan. Subjek yang dipakai di teks iklan itu ialah
subjek orang pertama jamak, yaitu kami.
3.3. Langkah-langkah Efektif Untuk Memfasilitasi Keterampilan Menyimak di
Sekolah Dasar
3.3.1. Teknik Pembelajaran Menyimak
Teknik pembelajaran adalah cara konkret yang dipakai saat proses
pembelajaran berlangsung. Teknik pembelajaran juga dapat diatikan sebagai
cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode
secara spesifik.
Menurut Jatiyasa (2012) memaparkan bahwa teknik atau cara
pengajaran menyimak di Sekolah Dasar dapat dilakukan secara variatif untuk
menghindari kesan yang monoton terhadap strategi mengajar guru di Sekolah
Dasar. Selain itu, melalui penggunaan Teknik menyimak yang beragam
menjadikan pembelajaran lebih menarik bagi siswa.
Adapun beberapa teknik menyimak yang dapat digunakan guru dalam
proses belajar mengajar di Sekolah Dasar, di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Simak – Ucap
Teknik ucapan-ucapan yang akan diperdengarkan dipersiapkan secara
cermat. Isi model ucapan dapat berupa fonem, kata, kata berimbuhan,
semboyan, dan puisi pendek. Model tersebut dapat dibacakan oleh guru
atau berupa rekaman suara guru atau suara orang lain. Model ini disimak
dan ditiru siswa.
2. Simak - Kerjakan
Model ucapan guru berisi kalimat perintah. Siswa mereaksi atas perintah
guru. Reaksi siswa itu berbentuk perbuatan.
3. Simak - Terka
Guru mempersiapkan deskripsi sesuatu benda tanpa menyebut nama
bendanya. Deskripsi itu disampaikan secara lisan kepada siswa. Kemudian
siswa diminta menerka nama benda itu.
4. Simak - Berantai
Guru membisikkan suatu pesan kepada seorang siswa. Siswa tersebut
membisikkan pesan itu kepada siswa kedua. Siswa kedua membisikkan
pesan itu kepada siswa ketiga. Begitu seterusnya. Siswa terakhir
menyebutkan pesan itu dengan suara jelas di depan kelas. Guru memeriksa
apakah pesan itu benar-benar sampai pada siswa terakhir atau tidak.
3.3.2. Metode Pembelajaran menyimak
1. Metode Simak-Ulang Ucap (metode Integratif)
Biasanya digunakan untuk memperkenalkan bunyi bahasa dan cara
pengucapannya. Mengintegrasikan keterampilan menyimak dan
berbicara. Metode ini biasanya digunakan pada kelas rendah atau sekolah
dasar. Metode ini masuk pada pembelajaran bahasa dan sastra dan lebih
condong pada ekspresi atau keterampilan berbicara.
Langkah-langkah metode simak-ulang ucap antara lain sebagai berikut.
1) Guru sebagai model pembelajaran membacakan atau memutar
rekaman bunyi bahasa tersebut, seperti fonem , kata mutiara, puisi
pendek dengan perlahan-lahan serta intonasi yang jelas dan tepat.
2) Siswa meniru ucapan guru. Peniruan ini dapat dilakukan secara
individu, kelompok atau klasikal.
3) Simak kerjakan (metode integratif)
2. Metode Simak Terka
Dapat masuk dalam bahasa dan sastra,
Langkah-langkah metode simak terka antara lain sebagai berikut.
Guru mempersiapkan deskripsi sesuatu benda tanpa menyebut namanya.
Deskripsi tersebut dikomunikasikan kepada siswa dan siswa
mendengarkan serta menerka benda apa yang dimaksud oleh guru.
Misal Guru mengatakan, “Bentuknya bulat, kecil, panjang serta lurus.
Bagian depan dibuat runcing, dapat digunakan untuk menulis”
Siswa : Pensil
3. Metode Simak Tulis
Langkah-langkah metode simak tulis antara lain sebagai berikut.
Metode simak tulis dikenal dengan dikte/imlak. Guru mempersiapkan
bahan-bahan yang akan didiktekan kepada siswanya. Siswa menulis apa
yang diucapkan oleh guru.
Misalnya sebagai berikut.
Guru : Tulislah kata/kalimat “Ini Mama ”
Siswa : Mendengarkan dengan cermat, kemudian menulis, “Ini Mama “
4. Metode Memperluas kalimat
Langkah-langkah metode memperluas kalimat antara lain sebagai berikut.
Guru mengucapkan kalimat sederhana. Siswa menirukan ucapan guru.
Guru mengucapkan kata atau kelompok kata. Siswa menirukan ucapan
guru. Selanjutnya siswa disuruh menghubungkan ucapan yang pertama dan
kedua sekaligus, sehingga menjadi kalimat yang panjang. Misalnya sebagai
berikut.
Guru : Kakak belajar
Menirukan kakak belajar (memerintahkan) menyambung kalimat
Siswa : Kakak belajar di kamar belajar
5. Metode Bisik Berantai
Langkah-langkah metode bisik berantai antara lain sebagai berikut.
Guru membisikkan kaliamat kepada seorang siswa. Siswa tersebut
membisikkan kalimat tersebut kepada siswa kedua, dan seterusnya
sampai anak terakhir. Guru memeriksa apakah kalimat pesan tersebut
sampai kepada siswa terakhir dengan benar.
6. Metode Menjawab Pertanyaan
Langkah-langkah metode menjawab pertanyaan antara lain sebagai
berikut.
Siswa-siswa yang merasa malu untuk membicarakan atau bercerita dapat
dibimbing dengan pertanyaan guru, sehingga siswa bersangkutan
menjawab pertanyaan guru. Pertanyaan yang ajukan dapat berupa
berbagai jenis pertananyaan sesuai dengan tema yang diajarkan.
Misalnya, untuk memperkenalkan diri siswa, guru dapat mengajukan
sejumlah pertanyaan kepada siswa mengenai nama orang tua, jumlah,
umur, jumlah keluarga dan sebagainya.
7. Metode Identifikasi Tema/Kalimat Topik/Kata
Kunci Langkah-langkah ;
Metode identifikasi tema, kalimat topik, dan kata kunci ini pada
prinsipnya sama. Perbedaannya terletak pada materi yang harus
diidentifikasi. Identifikasi tema untuk sebuah wacana/cerita. Siswa
disuruh menerka tema/topik/ judulnya. Kalimat topik untuk semua
paragraf. Sedangkan kata kunci untuk sebuah kalimat. Apabila hal ini
belum dapat dilaksanakan, guru dapat melatih siswa dengan cara
memberikan pertannyaan yang memancing ke arah pengidentifikasian
yang tepat. Hal ini juga baik untuk mengembangkan diskusi
kelas/kelompok, yang berarti pula memupuk kerjasama antarsiswa.
Contoh :Silakan mencari cerita sederhana yang terdiri dari beberapa
paragraf !
Ambil dalam satu paragraf untuk didiskusikan kalimat topiknya.Ambil
salah satu kalimat. Tentukan bersama siswa kata kuncinya, misalnya
kalimat ayah pulang dari kantor, kata kuncinya kalimat tersebut adalah
ayah pulang.
8. Metode Menyelesaikan Cerita
Langkah-langkah metode menyelesaikan cerita antara lain sebagai
berikut.
Guru bercerita siswa menyimak cerita tersebut dengan saksama. Guru
berhenti bercerita, ceritanya baru sebagian. Cerita dilanjutkan oleh anak
secara bergilir sampai cerita itu selesai sebagai suatu keutuhan. Cerita
seperti ini seolah memaksa siswa untuk menyimak dengan teliti jalan
ceritanya sambil menghayati cerita tersebut. Mengapa ? karena siswa
harus menyelesaikan cerita secara bergilir.
9. Metode Parafrase
Parafrase berarti alih bentuk, dalam pembelajaran bahasa, paraprase
biasanya diwujudkan dalam bentuk pengalihan bentuk puisi ke prosa atau
memprosakan sebuh puisi. Guru mempersiapkan puisi sederhana yang
sekiranya sesuai dengan karakteristik kelas yang dibelajarkan. Puisi
tersebut dibacakan kepada siswa dan siswa menyimak dengan saksama.
Pembacaan puisi tersebut hendaknya dengan jeda yang jelas dan intonasi
yang tepat. Setelah selesai siswa disuruh bercerita isi puisi dengan
bahasanya sendiri dalam bentuk prosa.
10. Metode Merangkum
Merangkum berarti menyingkat atau meringkas dari bahan yang telah
disimak. Dengan kata lain menyimpulkan bahan simakan secara singkat
dan kata-katanya sendiri. Siswa mencari intisari bahan yang disimaknya.
Bahan yang disimak sebaiknya wacana yang pendek dan sederhana sesuai
dengan tingkat kematangan anak.
11. Metode Langsung
Menyimak dengan ada informasi apa langsung disimak, menyimak
disaat itu juga tempat ia mendapat informasi.

4. Simpulan dan Rekomendasi


4.1. Simpulan
Menyimak adalah proses menangkap bunyi-bunyi bahasa dengan penuh
perhatian serta menerima dan mengolahnya kembali menjadi suatu informasi atau
pengetahuan. Tujuan dari menyimak diantaranya yaitu untuk mendapatkan fakta,
menganalisis fakta, mengevaluasi fakta, mendapatkan inspirasi, menghibur diri,
maupun meningkatkan kemampuan berbicara. Tahap dalam menyimak diantaranya
mendengarkan, memahami, menafsirkan, mengevaluasi, dan menanggapi. Sedangkan
tahap dalam pembelajaran menyimak ada pra menyimak yaitu berupa persiapan
sebelum menyimak, saat menyimak yaitu saat kegiatan menyimak dilakukan, dan
pasca menyimak yaitu setelah melalukan kegiatan menyimak.
Teks nonfiksi bahan menyimak diantaranya yaitu berita, pidato, petunjuk,
dialog, dan juga iklan yang memiliki struktur, fungsi, dan aspek kebahasaan yang
berbeda-beda. Berita merupakan teks berupa informasi dari media masa, sedangkan
pidato dari pembicara, dialog melalui pembicaraan dua orang, prosedur
menginformasikan seputar langkah-langkah, dan iklan digunakan sebagai media
promosi. Bahan-bahan teks tersebut dapat digunakan sebagai pembelajaran
ketrampilan menyimak di sekolah dasar
Ada beberapa cara efektif untuk memfasilitasi keterampilan menyimak di
sekolah dasar diantaranya yaitu menggunakan teknik simak-ucap, simak-kerjakan,
simak-terka, dan simak-berantai. Untuk metode pembelajaranya yaitu metode
integratif, metode parafrase, metode merangkum, metode memperluas kalimat,
metode bisik berantai, metode meyelesaikan cerita, dan metode langsung.
4.2.Rekomendasi
1. Bagi guru sekolah dasar, alangkah baiknya supaya mempelajari lebih dalam
tentang keterampilan menyimak, hal tersebut sangat penting bagi siswa sekolah
dasar dalam meningkatkan keterampilannya sehingga mempermudah siswa dalam
melaksanakan pembelajaran untuk kedepannya karena keterampilan menyimak
merupakan dasar dari keterampilan-keterampilan lainnya.
2. Bagi calon guru sekolah dasar supaya memahami dengan baik pembelajaran
keterampilan menyimak sebagai bekal untuk mengajar pembelajaran keterampilan
menyimak di sekolah dasar

DAFTAR PUSTAKA

Tarigan, Djago.1991. Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia 1. Jakarta:


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan
Pendidikan Tinggi.

Naibaho, Fromsiska (2015) Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Think Talk


Write Dan Minat Belajar Terhadap Kemampuan Menyimak Teks Berita Siswa Kelas Viii
Smp Swasta Free Methodist-1 Helvetia Tahun Pelajaran 2013/2014. Masters Thesis,
UNIMED.

Daeng, Kembong and Amir, Johar and Hamsa, Akmal (2010). Pembelajaran
Keterampilan Menyimak. Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar, Makassar.

Herman, RN (2018) Jurnalistik Praktis. Banda Aceh : Syiah Kuala University Press.
Prihatin, Y. (2017). Problematika Keterampilan Menyimak Dalam Pembelajaran
Bahasa Indonesia, 5, 45-52.

Effendi, R. (2016). Keterampilan Menyimak di Sekolah Dasar, 2, 43-49.

Jatiyasa, W. (2012). Pengajaran Keterampilan Menyimak di Sekolah Dasar, 3, 57-67.

Setyaningsih, Dwi. 2019. Keterampilan Berbahasa Menyimak Kritis Ceramah dengan


Metode Kontekstual. Skripsi. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Prodi Pendidikan
Bahasa Indonesia Universitas Sebelas Maret. Diakses dari https://osf.io

Wibowo, Dwi Cahyadi. 2017. Tujuan Pembelajaran Menyimak.


http://dwicahyadiwibowo.blogspot.com/2017/04/tujuan-pembelajaran-menyimak.html
(Diakses : selasa, 31-082021/10.03)

Aminawati, Bangkit Filsafat. 2019. Ketrampilan Menyimak Pidato. (Diakses : selasa,


31-08-2021/09.31) https://www.e-jurnal.com/2013/12/pengertian-berita-menurut-para-
ahli.html (Diakses : Selasa, 31-08-2021/ 10.04)

Thraboni, Gamal. 2020. Contoh Teks Berita beserta Strukturnya & Unsur 5W1H.
(Diakses : Selasa, 31-08-2021/ 11.46)

Sapani, Suardi, dkk. 1997. Teori Pembelajaran Bahasa. Jakarta: Depdikbud.

http://eprints.undip.ac.id/58882/3/BAB_III.pdf.. (Diakses : Selasa, 31-08-2021)

DosenSosiologi.com (2020) Pengertian Keterampilan, Macam, dan Contohnya.


Diakses Selasa, 31-08-2021 dari https://dosensosiologi.com/pengertian-keterampilan/

Anda mungkin juga menyukai